Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
Pendahuluan:
Jaman sekarang yang banyak didengar
tentang Allah adalah bahwa Allah itu kasih dan karena itu selalu memberi berkat berlimpah-limpah, baik berkat
jasmani maupun berkat rohani. Tetapi hari ini saya justru akan membahas tentang
kutuk dari Allah kepada manusia!
I) Kutuk.
1) Mengapa Allah bisa mengutuk?
Allah
yang maha kasih bisa mengutuk, karena Ia juga adalah mahasuci dan mahaadil!
Jangan sampai saudara terlalu menekankan kasih Allah, sehingga mengabaikan
keadilan dan kesucian Allah! Penekanan satu kebenaran secara berlebihan
sehingga mengabaikan kebenaran yang lain, menyebabkan terjadinya ajaran sesat.
2) Dosa selalu menyebabkan kutuk.
a) Ini terlihat dari
banyak ayat Kitab Suci, seperti:
·
Kej 3:14,17 - ular dan tanah dikutuk gara-gara dosa.
·
Kej 4:11-12 - Kain dikutuk karena membunuh Habel.
·
Kej 9:25 - Kanaan dikutuk.
· Orang yang berzinah dikutuk. Bil 5:11-31 - “(11) TUHAN
berfirman kepada Musa: (12) ‘Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah
kepada mereka: Apabila isteri seseorang berbuat serong dan tidak setia terhadap
suaminya, (13) dan laki-laki lain tidur dan bersetubuh dengan perempuan itu,
dengan tidak diketahui suaminya, karena tinggal rahasia bahwa perempuan itu
mencemarkan dirinya, tidak ada saksi terhadap dia, dia tidak kedapatan, (14)
dan apabila kemudian roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi
cemburu terhadap isterinya, dan perempuan itu memang telah mencemarkan dirinya,
atau apabila roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu
terhadap isterinya, walaupun perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, (15) maka
haruslah orang itu membawa isterinya kepada imam. Dan orang itu harus membawa
persembahan karena perempuan itu sebanyak sepersepuluh efa tepung jelai, yang
ke atasnya tidak dituangkannya minyak dan yang tidak dibubuhinya kemenyan,
karena korban itu ialah korban sajian cemburuan, suatu korban peringatan yang
mengingatkan kepada kedurjanaan. (16) Maka haruslah imam menyuruh perempuan itu
mendekat dan menghadapkannya kepada TUHAN. (17) Lalu imam harus membawa air
kudus dalam suatu tempayan tanah, kemudian harus memungut debu yang ada di
lantai Kemah Suci dan membubuhnya ke dalam air itu. (18) Apabila imam sudah
menghadapkan perempuan itu kepada TUHAN, haruslah ia menguraikan rambut
perempuan itu, lalu meletakkan korban peringatan, yakni korban sajian
cemburuan, ke atas telapak tangan perempuan itu, sedang di tangan imam haruslah
ada air pahit yang mendatangkan kutuk. (19) Maka haruslah imam menyumpah
perempuan itu dengan berkata kepadanya: Jika tidak benar ada laki-laki yang
tidur dengan engkau, dan jika tidak engkau berbuat serong kepada kecemaran,
padahal engkau di bawah kuasa suamimu, maka luputlah engkau dari air pahit yang
mendatangkan kutuk ini; (20) tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa
suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari suamimu
sendiri bersetubuh dengan engkau - (21) dalam hal ini haruslah imam menyumpah
perempuan itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan
itu -maka TUHAN kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah
bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu, (22) sebab air
yang mendatangkan kutuk ini akan masuk ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan
perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan haruslah perempuan itu berkata: Amin,
amin. (23) Lalu imam harus menuliskan kutuk itu pada sehelai kertas dan
menghapusnya dengan air pahit itu, (24) dan ia harus memberi perempuan itu
minum air pahit yang mendatangkan kutuk itu, dan air itu akan masuk ke dalam
badannya dan menyebabkan sakit yang pedih. (25) Maka haruslah imam mengambil
korban sajian cemburuan dari tangan perempuan itu lalu mengunjukkannya ke
hadapan TUHAN, dan membawanya ke mezbah. (26) Sesudah itu haruslah imam
mengambil segenggam dari korban sajian itu sebagai bagian ingat-ingatannya dan
membakarnya di atas mezbah, kemudian memberi perempuan itu minum air itu. (27)
Setelah terjadi demikian, apabila perempuan itu memang mencemarkan dirinya
dan berubah setia terhadap suaminya, air yang mendatangkan sumpah serapah itu
akan masuk ke badannya dan menyebabkan sakit yang pedih, sehingga perutnya
mengembung dan pahanya mengempis, dan perempuan itu akan menjadi sumpah kutuk
di antara bangsanya. (28) Tetapi apabila perempuan itu tidak mencemarkan
dirinya, melainkan ia suci, maka ia akan bebas dan akan dapat beranak.’ (29)
Itulah hukum tentang perkara cemburuan, kalau seorang perempuan telah berbuat
serong dan mencemarkan dirinya, padahal ia di bawah kuasa suaminya, (30) atau
kalau roh cemburu menguasai seorang laki-laki, sehingga ia cemburu terhadap
isterinya; ia harus menghadapkan perempuan itu kepada TUHAN dan imam haruslah
melaksanakan seluruh hukum ini kepada perempuan itu. (31) Laki-laki itu akan
bebas dari pada salah, tetapi perempuan itu haruslah menanggung akibat
kesalahannya”.
·
Ul 27:15-26 - sederetan dosa yang menyebabkan kutuk.
·
Ul 28:15-46 - macam-macam kutuk karena dosa / ketidaktaatan.
·
Hakim 5:23 - kota
Meros dikutuk karena tidak ikut berperang.
· Amsal 3:33 - “Kutuk TUHAN ada di dalam
rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkatiNya”.
·
Mal 2:2 - “Jika kamu
tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk
menghormati namaKu, firman TUHAN semesta alam, maka Aku akan mengirimkan
kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk,
dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak memperhatikan”.
·
Gal 1:6-9 - nabi palsu dikutuk oleh Paulus.
·
Mat 25:41 - ‘kambing-kambing’ yang akan masuk neraka
dikutuk.
b) Ini terlihat juga
dari ay 10b yang mengutip dari Ul 27:26.
1. Perbandingan ay 10b dengan
Ul 27:26.
Ay 10b: “Terkutuklah (setiap) orang yang tidak setia
melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat”.
Catatan: seharusnya dalam ay 10b ini ada
kata ‘setiap’.
Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: “Cursed is everyone
who does not continue to do everything written in the Book of the Law” (= Terkutuklah setiap orang yang tidak terus
melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Hukum Taurat).
Ul 27:26: “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan
hukum Taurat ini dengan perbuatan”.
Bedanya
adalah:
·
dalam ay 10b ini, Paulus mengatakan ‘kitab hukum Taurat’.
Maksudnya
untuk menekankan seluruh hukum Taurat.
· dalam ay 10b ini, Paulus mengatakan / menambahkan
kata-kata ‘segala sesuatu’.
Dalam
KJV/NKJV, Ul 27:26 mengandung kata ‘all’ (= semua), sedangkan dalam RSV/NIV/NASB,
Ul 27:26 tidak mempunyai kata itu. Dalam semua manuscript bahasa Ibrani,
Ul 27:26 tidak mengandung kata ‘all’, sehingga ada yang menganggap bahwa
pengcopy Kitab Suci sengaja membuang kata ini, supaya tidak terlihat bahwa kita
harus taat secara sempurna baru tidak terkutuk. Tetapi ada 6 manuscript non
Ibrani, termasuk Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani), dimana Ul 27:26 mengandung kata ‘all’.
Dari
semua ini bisa disimpulkan adanya beberapa kemungkinan:
¨
Ul 27:26 ini di dalam autographnya (= manuscript aslinya) memang mengandung kata ‘all’.
¨
Bisa juga bahwa sebetulnya Ul 27:26 memang tidak
mengandung kata ‘all’, tetapi karena
dalam Ul 28:1,15 ada kata ‘all’,
maka Paulus menambahkan kata itu pada waktu mengutip Ul 27:26.
Ul 28:1,15
- “(1)
‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan
setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka
TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. ... (15)
‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu
dan mencapai engkau”.
¨
Atau, Paulus menafsirkan
bahwa Ul 27:26 itu maksudnya adalah ‘all the words of the law’ (= semua
kata-kata hukum Taurat). Ingat bahwa kalau penulis Perjanjian Baru menafsirkan
Perjanjian Lama pada saat mereka menuliskan Firman Tuhan / Kitab Suci,
maka tafsiran mereka infallible (=
tidak bisa salah), karena mereka diilhami oleh Roh Kudus!
2. Dalam ay 10b ini ada 2 hal yang
ditekankan oleh Paulus:
·
‘setia melakukan’ [NIV: continue to do (= terus melakukan)].
Mungkin
tidak sukar untuk mentaati hukum Tuhan kalau hanya kadang-kadang saja. Tetapi
bagaimana kalau harus terus menerus mentaatinya?
Bayangkan
apakah saudara bisa terus menerus jujur / tak berdusta, selalu
sabar, selalu rendah hati, selalu rajin, selalu hormat
kepada orang tua, selalu memberitakan Injil dalam setiap kesempatan, terus
tekun / rajin dalam saat teduh (setiap hari), selalu setia dan mengasihi
istri / suami, selalu menghindari perzinahan, dsb.
Kalau
tidak bisa, maka ay 10b ini menyatakan saudara sebagai orang terkutuk!
·
‘segala sesuatu’ (NIV: everything).
Ini
menunjukkan bahwa setiap dosa menyebabkan kita terkutuk, tidak peduli apakah
itu adalah:
* dosa besar (berzinah, punya PIL atau WIL) atau dosa kecil /
remeh (seperti berdusta, terlambat datang dalam kebaktian, malas dsb).
* dosa aktif (dimana kita melakukan apa yang dilarang oleh
Tuhan) atau dosa pasif (dimana kita tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh
Tuhan).
*
dosa sengaja atau dosa yang tidak disengaja, dsb.
Dalam
kontex jaman sekarang, dimana Perjanjian Baru sudah ada, maka ini jelas
mencakup hukum-hukum Perjanjian Baru seperti kasihilah musuhmu (Mat 5:44),
larangan perzinahan dalam hati / pikiran (Mat 5:28), dsb!
Kalau 2 hal di atas ini digabungkan,
maka maksudnya adalah: kalau seseorang tidak dengan setia / terus menerus
mentaati semua Firman Tuhan, maka ia adalah
orang yang terkutuk. Ini jelas menunjukkan bahwa semua manusia pasti adalah
orang terkutuk!
Bdk.
Yoh 7:49 - “Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal
hukum Taurat, terkutuklah mereka!’”.
Ini
adalah kata-kata dari para tokoh Yahudi tentang orang-orang Yahudi awam.
Mengapa mereka berkata demikian? Karena ‘tidak mengenal hukum
Taurat’, berarti ‘tidak melakukan hukum
Taurat’, dan ‘tidak melakukan hukum
Taurat’ berarti ‘terkutuk’ (Ul
27:26).
Tetapi
para tokoh Yahudi itu lupa bahwa sekalipun mereka mengenal hukum Taurat, tetapi
mereka juga adalah orang terkutuk, karena tidak seorangpun bisa taat secara
sempurna, dan ketidak-taatan sedikit
saja sudah menyebabkan terkutuk (Ul 28:1,15-dst; Gal 3:10b).
3) ‘Terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah.
Ingat
bahwa ‘terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah. Sekalipun bisa
terjadi, tetapi tidak selalu keadaan terkutuk itu dimanifestasikan dalam bentuk
penderitaan atau hal-hal tidak enak yang lainnya. Jadi jangan bayangkan bahwa
orang yang terkutuk itu pasti akan menderita AIDS, jatuh bangkrut,
hancur dalam study / pekerjaannya, berantakan keluarganya, dsb.
Sejalan
dengan hal itu, maka kata ‘berbahagialah’ [bahasa Inggrisnya: ‘blessed’ (= diberkatilah)] juga merupakan suatu kondisi di
hadapan Allah, yang tidak selalu dimanifestasikan dengan pemberian kekayaan,
kesehatan dan berkat-berkat jasmani lainnya (bdk. Mat 5:10-12 1Pet 4:14).
Karena
itu bisa saja untuk sementara waktu, keadaan terkutuk itu tidak mempunyai
perwujudan yang terlalu berarti dalam hidup kita. Karena itu bisa saja
seseorang hidup dalam perzinahan, tetapi hidupnya sehat, pekerjaan dan uang
lancar, dsb. Karena itu kalau hidup saudara baik-baik saja (pekerjaan / study,
keuangan, kesehatan, dsb), jangan terlalu cepat beranggapan bahwa saudara tidak
terkutuk di hadapan Tuhan. Pokoknya ada dosa, tidak peduli betapa enaknya dan
betapa tidak menderitanya hidup saudara, saudara sebetulnya adalah orang
terkutuk di hadapan Allah!
Bandingkan
ini dengan cerita Lazarus dan orang kaya; menurut saudara yang mana yang
terkutuk, dan yang mana yang diberkati?
Dalam
Luk 8:32 permintaan / doa setan-setan untuk masuk ke dalam babi-babi
dikabulkan, sedangkan dalam Luk 8:38-39 permintaan / doa dari orang yang
disembuhkan itu ditolak. Tetapi yang mana dari mereka yang diberkati, dan yang
mana yang dikutuk?
4) Orang yang mau selamat karena perbuatan baik
berada di bawah kutuk.
Ay 10a:
“Karena
semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk”.
a) Kata-kata ‘orang, yang
hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ (ay 10a) menunjuk pada orang yang percaya pada
keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan.
Kata-kata
‘yang
hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ ini oleh NASB diterjemahkan ‘are
of the works of the Law’ (= adalah dari pekerjaan hukum Taurat).
NIV
menterjemahkan ay 10a: ‘who rely on
observing the law’ (= yang bersandar pada kepatuhan pada hukum Taurat).
Golongan
ini kontras dengan golongan orang dalam ay 9 yang ‘hidup dari iman’ [NASB: ‘are
of faith’ (= adalah dari iman)].
Jadi
ay 9 dan ay 10a mengkontraskan 2 golongan, yaitu:
·
orang yang percaya pada keselamatan karena iman (ay 9).
·
orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik
(ay 10).
Ay 10a
ini secara explicit mengatakan bahwa orang-orang yang berusaha untuk
menyelamatkan diri mereka sendiri melalui perbuatan baik adalah orang-orang
yang terkutuk.
b) Tadi sudah kita
lihat bahwa orang yang berbuat dosa adalah orang terkutuk. Ini memang tidak
aneh. Tetapi sekarang dikatakan bahwa orang yang mau selamat karena perbuatan
baik / ketaatan, adalah orang yang ada di bawah kutuk. Ini aneh! Orang itu,
karena ingin selamat, lalu berbuat baik dan mentaati hukum Taurat / Firman
Tuhan. Bukankah itu baik? Tetapi Firman Tuhan justru berkata bahwa orang
seperti itu adalah orang yang ada di bawah kutuk (ay 10a)! Mengapa demikian?
1. Karena tidak ada
orang yang bisa taat sempurna (bahkan sebetulnya tak ada orang yang bisa taat
sedikitpun), sedangkan ketidaktaatan sedikit saja sudah menyebabkan seseorang
menjadi terkutuk (ay 10b).
Bandingkan
dengan ajaran Roma Katolik yang mengatakan bahwa saints (= orang-orang suci) bukan hanya bisa mencapai standard
Allah, tetapi bahkan bisa melebihinya! Kalau ajaran ini benar, maka seluruh
argumentasi Paulus di sini harus dibuang!
Bandingkan
juga dengan ajaran-ajaran gereja-gereja sesat lain yang mengajarkan keselamatan
karena perbuatan baik, seperti Saksi Yehuwa, dsb.
2. Karena hukum
Taurat tidak menyediakan / memberikan pengampunan dosa. Baca ay 10,11a,12b
yang sedikitpun tidak berbicara tentang pengampunan dosa. Bandingkan juga
dengan Ibr 10:1-4 - “(1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan
saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu
sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus
dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang
mengambil bagian di dalamnya. (2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak
mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar
lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (3) Tetapi justru
oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (4)
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan
dosa”.
Ini
menunjukkan bahwa upacara pengorbanan dalam Perjanjian Lama sebetulnya juga
tidak memberikan pengampunan dosa. Sebaliknya Firman Tuhan berkata bahwa hukum
Taurat membangkitkan murka.
Ro 4:15 -
“Karena
hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat,
di situ tidak ada juga pelanggaran”.
3. Karena Firman Tuhan berkata bahwa orang benar
hidup oleh iman.
Ay 11
- “Dan
bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum
Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”.
Hab 2:4
- “Sesungguhnya,
orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar
itu akan hidup oleh percayanya”.
Ro 1:17
- “Sebab
di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”.
Padahal
dasar hukum Taurat bukanlah iman tetapi ketaatan.
Ay 12
- “Tetapi
dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup
karenanya”.
Im 18:5
- “Sesungguhnya
kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya,
akan hidup karenanya; Akulah TUHAN”.
Penerapan:
Apakah
saudara termasuk orang yang dibaptis, pergi ke gereja, melayani, memberi
persembahan, berdoa, belajar Firman Tuhan, membuangi dosa, mentaati Firman
Tuhan dengan tujuan supaya selamat / masuk surga? Kalau ya, maka saudara
adalah orang terkutuk! Saudara bukan hanya ‘tidak
dijamin selamat’,
tetapi bahkan ‘dijamin tidak selamat’! Saudara bukan hanya ‘tidak djamin
masuk surga’
tetapi sebaliknya saudara ‘dijamin masuk neraka’!
Ini
semua kedengaran mengerikan! Siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Tidak ada!
Jadi semua orang adalah orang terkutuk. Dan kalau kita mau berbuat baik /
mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat, kita juga terkutuk! Tidak
ada jalan keluar! Betulkah tidak ada? Pada saat ini kita boleh merenungkan
suatu kabar baik bagi setiap orang yang terkutuk di hadapan Allah! Kabar baik
apa itu?
II) Kristus menebus kita
dari kutuk hukum Taurat (ay 13).
Pada
waktu Kristus mati di atas kayu salib, Ia telah menebus kita dari kutuk hukum
Taurat. Pada saat itu, Dia yang tidak berdosa (dan karenanya tidak layak
menerima kutuk!), telah menjadi kutuk karena kita.
Ay 13:
“Kristus
telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena
kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Paulus
bisa berkata bahwa Kristus telah menjadi kutuk, berdasarkan Ul 21:23 yang
ia kutip dalam ay 13b. Sekarang mari kita membandingkan kedua text
tersebut.
Ul 21:22-23 -
“(22)
‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia
dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka
janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi
haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang
digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.
Ay 13:
“Kristus
telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena
kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Catatan: Kitab Suci Indonesia menggunakan kata
‘kayu
salib’
dalam ay 13b dan ‘tiang’ dalam Ul 21:22-23. Tetapi baik dalam ay 13b
maupun dalam Ul 21:22-23 kedua kata itu diterjemahkan sama, yaitu ‘tree’ (= pohon) oleh KJV, RSV, NIV, NASB, NKJV.
Memang
dalam Perjanjian Lama tidak dikenal hukuman salib, sehingga Ul 21:23 sebetulnya
tidak menunjuk pada penyaliban, tetapi menunjuk pada orang yang dihukum mati
pada sebuah tiang (digantung), atau orang yang setelah dihukum mati lalu
mayatnya digantungkan pada sebuah tiang (bdk. Yos 8:29 Yos 10:26-27).
Tetapi
Ul 21:23 ini tentu juga berlaku terhadap penyaliban. Ini terbukti dari:
· adanya permintaan orang-orang Yahudi untuk menurunkan mayat
Yesus dan kedua penjahat sebelum hari gelap (Yoh 19:31). Ini jelas untuk
mentaati perintah Tuhan dalam Ul 21:22-23 itu.
· kata-kata Paulus dalam ay 13, mengutip Ul 21:23
ini, dan menerapkannya kepada penyaliban Kristus.
Karena Kristus ingin menebus kita dari
kutuk hukum Taurat, maka kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara
penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban!
Memang
sebetulnya kalau Kristus mati melalui hukuman gantung, maka Ia memang mengalami
kematian yang terkutuk. Tetapi hukuman gantung tidak memenuhi satu persyaratan
lain, yaitu kematianNya haruslah kematian yang berdarah. Mengapa harus
demikian? Karena type-type tentang Kristus dalam Perjanjian Lama adalah hal-hal
yang berdarah, seperti binatang untuk korban dosa, domba Paskah, dsb. Jadi,
satu-satunya kematian yang bisa dialami oleh Kristus, kalau Ia mau menjadi
Penebus dan pemikul kutuk kita, adalah kematian melalui salib.
Saya
pernah menonton sebuah film dimana ada orang yang berkata: andaikata Kristus
hidup pada abad 20, maka orang kristen tidak akan berkalungkan salib,
tetapi sebuah kursi listrik kecil! Ini omong kosong yang bodoh dari orang yang
tidak mengerti theologia! Kristus tidak bisa mati dengan cara dipenggal,
dirajam, ditembak, melalui kamar gas ataupun kursi listrik. Ia harus mati
melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Ia
tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita! Apa sebabnya orang-orang
Yahudi memilih penyaliban (Mat 27:22-23)? Mengapa mereka tidak memilih
perajaman seperti yang mereka lakukan terhadap Stephanus (Kis 7:58-60)?
Jelas bahwa Allah ikut bekerja supaya Yesus mati melalui penyaliban, dan dengan
demikian Ia bisa memikul kutuk kita!
III) Keselamatan / pembenaran karena iman.
Karena
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka sekarang kita bisa
diselamatkan / dibenarkan dengan sangat mudah, yaitu hanya dengan iman /
percaya kepada Kristus.
Ay 11b
- “karena:
‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”.
Ay 14b
- “oleh
iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.
Ay 7,9
- “(7)
Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak
Abraham. ... (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati
bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu”.
Ay 24,26
- “(24)
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman. ... (26) Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena
iman di dalam Yesus Kristus”.
Gal 2:16
- “Kamu
tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu
kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh
karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat.
Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum
Taurat”.
Bagi saudara yang belum pernah
sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, sadarilah bahwa saudara adalah orang
terkutuk di hadapan Allah. Kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus
Kristus, maka dengarlah nubuat Kristus tentang sikap dan kata-kataNya kepada
orang terkutuk: “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya” (Mat 25:41).
Tetapi sebaliknya, kalau saudara mau percaya
kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka pada akhir jaman
saudara akan mendengar kata-kata: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh
BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”
(Mat 25:34).
Jadi,
hanya kalau saudara mau datang dan percaya kepada Kristus maka saudara akan
dibebaskan dari kutuk itu dan luput dari api neraka yang kekal itu. Maukah
saudara percaya kepada Kristus?
Bagi
saudara yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, berbahagialah
saudara karena saudara bukan lagi orang terkutuk, karena jasa Kristus yang
sudah memikul kutuk itu di kayu salib. Karena itu:
·
Hiduplah dalam kasih, pujian, syukur, dan penyerahan yang
lebih besar kepada Kristus yang sudah rela memikul kutuk saudara.
·
Beritakanlah Injil kepada banyak orang di luar, yang masih
ada di bawah kutuk, supaya mereka mau percaya kepada Yesus Kristus dan
dibebaskan dari kutuk itu!
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar