Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
IV) Serangan terhadap Limited Atonement dan jawabannya.
1) Ayat-ayat
yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia / menebus dosa dunia.
Contoh
ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia:
a) Yoh 1:29
- “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia
berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”.
Lenski
(tentang Yoh 1:29): “‘World’
means the universe of men from Adam onward to the last babe born just before
the judgment breaks” (= ‘Dunia’ berarti
alam semesta dari manusia dari Adam ke depan sampai kepada bayi terakhir yang
dilahirkan persis sebelum penghakiman mulai).
b) Yoh 3:16
- “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
c) Yoh 4:42 - “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.
d) Yoh 6:33
- “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi
hidup kepada dunia.’”.
e) Yoh 6:51 - “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari
roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.
f) 1Yoh 2:1-2
- “(1) Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan
untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia”.
g) 1Yoh 4:14
- “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya
menjadi Juruselamat dunia”.
Jawaban
terhadap argumentasi ini:
a) Tak ada
alasan untuk menafsirkan bahwa ayat-ayat di atas menunjuk pada ‘Universal Atonement’ (= Penebusan
Universal), karena kata ‘dunia’, yang diterjemahkan dari kata bahasa
Yunani KOSMOS, mempunyai
banyak arti dalam Kitab Suci, yaitu:
1. Seluruh alam semesta.
Kis 17:24
- “Allah yang telah menjadikan bumi dan
segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam
kuil-kuil buatan tangan manusia”.
Kata yang diterjemahkan ‘bumi’ adalah KOSMOS. NIV/NASB: ‘the world’ (= dunia).
2. Bumi.
Yoh 13:1
- “Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa
saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya
demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya”.
3. Keduniawian.
a. Yak 4:4
- “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi
barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia
menjadikan dirinya musuh Allah”.
b. 1Yoh 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa
yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”.
4. Semua umat manusia di dunia ini.
Ro 3:19
- “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat
ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat
setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke
bawah hukuman Allah”.
5. Semua orang yang tidak percaya.
a. Yoh 15:18
- “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia
telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”.
b. 1Kor 11:32
- “Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita
dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama
dengan dunia”.
6. Semua orang non Yahudi.
Ro 11:12
- “Sebab jika pelanggaran mereka (bangsa Yahudi) berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa
lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka”.
Perhatikan bahwa pada bagian yang saya garis bawahi ada
2 kalimat paralel yang artinya sama. Dengan demikian ‘pelanggaran mereka’ diidentikkan dengan ‘kekurangan mereka’, dan ‘dunia’ diidentikkan dengan
‘bangsa-bangsa lain’.
7. Orang-orang
Yahudi yang tidak percaya.
Yoh 16:20 - “Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan
bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi
sukacita”.
Adam Clarke memberikan komentar tentang ayat ini dengan
kata-kata sebagai berikut: “It is very evident that our Lord uses the
word ‘world’, in several parts of this discourse of his, to signify the
unbelieving and rebellious Jews” (= Adalah jelas bahwa Tuhan kita
menggunakan kata ‘dunia’, dalam beberapa bagian dari percakapanNya ini, untuk
menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan bersifat memberontak)
- hal 634.
8. Semua orang yang percaya / pilihan.
a. Yoh 3:17
- “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.
b. Yoh 6:33
- “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang
memberi hidup kepada dunia”.
c. Yoh 6:51
- “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari
roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.
d. 2Kor 5:19
- “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.
Dalam
ayat-ayat ini, kalau ‘dunia’
diartikan ‘semua orang di dunia’,
maka akan menjadi Universalisme (ajaran yang
mengatakan bahwa pada akhirnya semua manusia akan masuk surga), yang jelas
merupakan suatu ajaran sesat. Karena itu, kata ‘dunia’ dalam ayat-ayat ini harus diartikan
‘orang percaya /
pilihan’.
Ayat lain
dimana kata ‘dunia’ harus diartikan ‘orang pilihan’ adalah ayat-ayat yang
mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Juruselamat
dunia’, seperti:
·
Yoh 4:42 - “dan mereka berkata
kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang
kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah
benar-benar Juruselamat dunia.’”.
·
1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat
dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia”.
Tentang
Yoh 4:42, John Owen memberi komentar: “A Saviour of men not saved is strange”
(= Seorang Juruselamat dari manusia yang tidak selamat merupakan sesuatu yang
aneh) - ‘The Works of John Owen’,
vol 10, hal 327.
Owen
sendiri mengatakan bahwa Kristus disebut ‘Juruselamat dunia’ karena tidak ada
Juruselamat lain di dunia ini (bdk. Kis 4:12), dan karena Kristus adalah
Juruselamat orang-orang pilihan di seluruh dunia (Owen, vol 10, hal 342).
Tentang Yoh 4:42 ini Calvin memberikan
penafsiran yang berbeda.
Calvin (tentang Yoh 4:42): “Again, when they
affirm that Jesus is ‘the Christ’ and
‘the Savior of the world,’ they
undoubtedly have learned this from hearing him. ... Christ testified that the
salvation, which he had brought, was common
to the whole world, that they might
understand more fully that it belonged to them also; for he did not call them
on the ground of their being lawful heirs, as the Jews were, but taught that he
had come to admit strangers into
the family of God, and to bring peace
to those who were far off, (Ephesians 2:17.)” [= Lagi, pada waktu mereka menegaskan bahwa Yesus
adalah ‘Kristus’ dan ‘Juruselamat dunia’, tak diragukan mereka mempelajari hal
ini karena mendengarnya dari Dia. ... Kristus menyaksikan bahwa keselamatan,
yang telah Ia bawa, adalah
umum bagi seluruh dunia, supaya mereka bisa mengerti dengan lebih penuh / lengkap bahwa
keselamatan itu kepunyaan mereka (orang-orang Samaria) juga; karena Ia tidak memanggil mereka berdasarkan
keberadaan mereka sebagai ahli-ahli waris yang sah, seperti orang-orang Yahudi,
tetapi mengajar bahwa Ia telah datang untuk menerima orang-orang asing ke dalam
keluarga Allah, dan untuk membawa damai kepada mereka yang jauh (Ef 2:17).].
Ef 2:17
- “Ia datang dan memberitakan damai
sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang
‘dekat’”.
b) Pembahasan
1Yoh 2:1-2.
1Yoh 2:1-2
- “(1) Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan
untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
Orang
Arminian menafsirkan bahwa:
1. Kata ‘kita’
menunjuk kepada ‘orang percaya’.
2. Kata ‘dunia’
menunjuk kepada ‘semua orang’.
Adam Clarke (tentang 1Yoh 2:2): “‘And not for ours only.’ It is not for us apostles
that he has died, nor exclusively for the Jewish people, but peri holou tou kosmou, for the whole world, Gentiles as well as
Jews, all the descendants of Adam. The apostle does not say that he died for
any select part of the inhabitants of the earth, or for some out of every
nation, tribe, or kindred; but for ALL MANKIND: and the attempt to limit this
is a violent outrage against God and his word” (= ‘Dan
bukan untuk dosa kita saja’. Bukan hanya untuk kita rasul-rasul bahwa Ia telah
mati, juga tidak secara exklusif untuk bangsa Yahudi, tetapi peri holou tou kosmou, ‘untuk seluruh dunia’, non Yahudi maupun
Yahudi, semua keturunan Adam. Sang rasul tidak mengatakan bahwa Ia mati untuk
bagian pilihan manapun dari penduduk bumi, atau untuk sebagian dari setiap
bangsa, suku bangsa, atau kaum; tetapi untuk semua
umat manusia: dan usaha untuk membatasi ini merupakan suatu penghinaan /
perkosaan yang hebat terhadap Allah dan firmanNya).
Lenski: “We understand κόσμος in the light of John 3:16 and think that it includes
all men, us among them, ... see 2 Pet. 2:1: the Lord bought even those who go
to hell. ‘The whole world’ includes all men who ever lived or will live” (= Kita mengerti KOSMOS dalam terang dari Yoh 3:16
dan berpikir / menganggap bahwa itu mencakup semua manusia, ‘kita’ di antara
mereka, ... lihat 2Pet 2:1: Tuhan membeli bahkan mereka yang pergi ke neraka.
‘Seluruh dunia’ mencakup semua manusia yang pernah hidup atau akan hidup).
2Pet 2:1 -
“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu
tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada
guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang
membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus
mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”.
Catatan: 2Pet 2:1
ini akan dijelaskan di belakang.
Tetapi
orang Calvinist / Reformed menafsirkan bahwa:
1. Kata ‘kita’
menunjuk kepada ‘orang percaya dari
bangsa Yahudi / orang Yahudi Kristen’.
2. Kata ‘dunia’
menunjuk kepada ‘orang percaya di
seluruh dunia (= elect)’.
R. C.
Sproul: “The biggest problem with
definite or limited atonement is found in the passage that the Scriptures use
concerning Christ’s death ‘for all’ or for the ‘whole world.’ The world for
whom Christ died cannot mean the entire human family. It
must refer to the universality of the elect (people from every tribe and
nation) or the inclusion of Gentiles in addition to the world of the Jews.
It was a Jew who wrote that Jesus did not die merely for our sins but for the
sins of the whole world. Does the word ‘our’ refer to ‘believers’ or to
‘believing Jews’?” [= Problem terbesar dengan penebusan tertentu atau
terbatas ditemukan dalam text yang digunakan Kitab Suci mengenai kematian
Kristus ‘untuk semua orang’ atau untuk ‘seluruh dunia’. ‘Dunia’ untuk siapa
Kristus mati tidak bisa berarti ‘seluruh umat manusia’. Itu harus menunjuk pada ‘keuniversalan dari orang pilihan’ (orang-orang
dari setiap suku dan bangsa) atau pemasukan dari orang-orang non Yahudi sebagai
tambahan kepada dunia orang-orang Yahudi. Adalah seorang Yahudi yang
menulis bahwa Yesus tidak mati semata-mata untuk dosa-dosa kita, tetapi untuk
dosa-dosa seluruh dunia. Apakah kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang-orang
percaya’ atau ‘orang-orang Yahudi yang percaya’?] - ‘Chosen by God’, hal 206-207.
Apa
dasarnya untuk mempercayai penafsiran Reformed tentang bagian ini?
1. Kita perlu tahu kepada siapa surat Yohanes
ini ditujukan.
Owen (hal
331) mengatakan bahwa sekalipun seluruh Kitab Suci ditujukan dan berguna bagi
seluruh gereja, tetapi ada bagian-bagian dari Kitab Suci yang ditujukan secara
khusus kepada orang-orang tertentu atau gereja-gereja tertentu, dan dengan
demikian mempunyai tujuan khusus berkenaan dengan orang-orang atau
gereja-gereja tersebut.
Surat
Yohanes yang pertama ini ditujukan kepada orang Yahudi Kristen.
John
Owen: “though we have nothing written
expressly denominating them to whom this epistle was primarily directed, ... by
clear and evident deduction, it may be made more than probable that it was
intended to the Jews, or believers of the circumcision” (= sekalipun kami
tidak mempunyai apa-apa yang menyatakan bagi siapa surat ini terutama
ditujukan, ... melalui deduksi yang jelas dan nyata bisa terlihat dengan jelas
bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang Yahudi, atau orang-orang percaya
dari golongan orang yang bersunat) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 331.
Alasannya:
a. Yohanes adalah rasul untuk orang
Yahudi.
Gal 2:9
- “Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas (Petrus) dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru
jemaat, berjabat tangan dengan aku (Paulus) dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang
yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat”.
Karena itu baik Yakobus (Yak 1:1) maupun
Petrus (1Pet 1:1) menuliskan suratnya kepada orang-orang Yahudi dalam
perantauan / penyebaran (dispersion);
sedangkan Paulus menuliskan surat-suratnya kepada orang-orang non Yahudi (Gentiles). Karena itu sangat besar
kemungkinannya bahwa rasul Yohanes menuliskan suratnya dengan orang-orang Yahudi
Kristen
sebagai tujuan utama.
b. 1Yoh 2:7
- kata-kata ‘perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya’ tidak
memungkinkan surat ini untuk non Yahudi, karena orang non Yahudi tidak
mempunyai perintah lama.
Kalau
memang Yohanes menujukan suratnya kepada orang Yahudi Kristen, maka jelas bahwa
kata ‘kita’
dalam 1Yoh 2:2 adalah rasul Yohanes bersama orang-orang Yahudi Kristen
tersebut.
1Yoh 2:1-2
- “(1) Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan
untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
John
Owen: “The opposition that the apostle
makes between us and the world in this very place is sufficient to manifest
unto whom he wrote. As a Jew, he reckoneth himself with and among the believing
Jews to whom he wrote, and sets himself with them in opposition to the residue
of believers in the world; and this is usual with this apostle, wherein how he
is to be understood, he declares in his Gospel, chap. 11:51,52” (=
Pertentangan yang dibuat oleh sang Rasul antara ‘kita’
dan ‘dunia’ di tempat ini adalah cukup untuk
menunjukkan bagi siapa ia menulis. Sebagai seorang Yahudi, ia menganggap dirinya
sendiri bersama dan di antara orang-orang Yahudi yang percaya, kepada siapa ia
menulis, dan mempertentangkan ‘dirinya sendiri bersama
mereka’ dengan ‘sisa orang-orang percaya di
dunia ini’; dan ini merupakan sesuatu yang biasa bagi sang rasul, dimana
ia harus dimengerti sebagaimana yang ia nyatakan dalam Injilnya, pasal
11:51-52) - ‘The Works of John Owen’,
vol 10, ‘The Death of Christ’, hal
331-332.
Yoh 11:51-52 - “(51)
Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada
tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan
untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”.
John
Owen: “‘He,’ saith he, ‘is the
propitiation for our sins,’ - that is, our sins who are believers of the Jews;
and lest by this assertion they should take occasion to confirm themselves in their
former error, he adds, ‘And not for ours only, but for the sins of the
whole world,’ or, ‘The children of God scattered abroad,’ as John 11:51-52, of
what nation, kindred, tongue, or language soever they were” (= ‘Ia’,
katanya, ‘adalah pendamaian untuk dosa-dosa kita’,
- yaitu, dosa-dosa kita yang adalah orang-orang percaya dari bangsa Yahudi; dan supaya
penegasan ini tidak menyebabkan mereka meneguhkan diri mereka sendiri dalam kesalahan mereka yang semula, ia menambahkan,
‘Dan bukan untuk dosa-dosa kita saja, tetapi
juga untuk dosa-dosa seluruh dunia’, atau,
‘Anak-anak Allah yang tercerai-berai’ seperti dalam Yoh 11:51-52, dari bangsa,
keluarga / kaum, bahasa apapun mereka itu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.
Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘kesalahan mereka yang semula’, adalah pandangan Yahudi / Yudaisme
yang mengatakan bahwa keselamatan hanyalah untuk bangsa Yahudi saja.
John
Owen: “So that we have not here an
opposition between the effectual salvation of all believers and the ineffectual
redemption of all others, but an extending of the same effectual redemption
which belonged to the Jewish believers to all other believers, or children of
God throughout the whole world” (= Dengan demikian di sini kita tidak
mempunyai suatu pertentangan / kontras antara ‘keselamatan yang efektif
dari semua orang percaya’ dan ‘penebusan yang tidak efektif dari semua
yang lain’, tetapi suatu perluasan dari penebusan yang sama-sama efektif
yang dimiliki ‘orang-orang Yahudi yang percaya’ kepada ‘semua orang percaya
yang lain’, atau anak-anak Allah di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.
2. Tujuan
Yohanes dengan bagian ini.
Tujuan
Yohanes dengan 1Yoh 2:2 itu adalah: menghibur orang percaya pada saat
mereka jatuh ke dalam dosa atau gagal dalam mentaati Firman Tuhan. Ini terlihat
dari dari ayat yang persis mendahuluinya yaitu 1Yoh 2:1.
1Yoh 2:1-2
- “(1) Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk
segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia”.
Jadi
adalah aneh kalau Yohanes tahu-tahu mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus
seluruh dunia. Jauh lebih cocok kalau ia berkata bahwa Kristus mati untuk semua
orang pilihan.
Dan
mengingat bahwa dari ‘seluruh dunia’
yang ditebus Kristus itu ternyata ada banyak yang dibinasakan / dihukum, maka
lebih-lebih lagi itu tidak merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kristen
yang jatuh ke dalam dosa itu.
John
Owen: “the aim and intention of the
apostle in these words, it is to give consolation to believers against their
sins and failings: .... if he should extend that whereof he speaks, namely, -
that Christ was a propitiation to all and every one, - I cannot conceive how
this can possibly make any thing to the end proposed, or the consolation of
believers; for what comfort can arise from hence to them, by telling them that
Christ died for innumerable that shall be damned?” (= tujuan dan maksud dari
sang rasul dengan kata-kata ini adalah untuk memberikan penghiburan kepada
orang-orang percaya terhadap dosa-dosa dan kegagalan / kejatuhan mereka: ...
jika ia memperluas hal tentang mana ia berbicara, yaitu, - bahwa Kristus
merupakan pendamaian bagi semua dan setiap orang, - saya tidak bisa mengerti
bagaimana ini bisa melakukan sesuatu bagi tujuan yang dimaksudkan, yaitu
penghiburan orang-orang percaya; karena penghiburan apa bisa muncul dari sini
bagi mereka, dengan memberitahu mereka bahwa Kristus telah mati untuk banyak
orang yang akan dihukum?) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 332-333.
3. Sekarang
kita membahas kata ‘pendamaian’
dalam 1Yoh 2:2.
1Yoh 2:1-2
- “(1) Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala
dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia”.
NASB/KJV: ‘Propitiation’. Artinya lihat catatan di
bawah.
NIV: ‘Atoning sacrifice’ (= Korban yang
menebus).
RSV: ‘Expiation’. Artinya lihat catatan di
bawah.
Catatan:
a. Kata ‘to propitiate’ artinya adalah:
·
‘to
cause to become favorably inclined’ (=
menyebabkan seseorang jadi mempunyai kecenderungan yang baik).
·
‘to
win or regain the good will of’ (=
memenangkan atau mendapatkan kembali maksud / kecenderungan yang baik).
·
‘to
appease’ (= menenangkan / meredakan
amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).
·
‘to
conciliate’ (= mendamaikan).
b. Kata ‘to expiate’ artinya adalah:
·
‘to
make satisfaction or atonement’ (=
membuat pemuasan atau penebusan).
·
‘to
appease’ (= menenangkan / meredakan
amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).
·
‘to
propitiate’. Artinya lihat di atas.
·
‘to
make amends or reparation for (wrongdoing or guilt)’ [= membayar kerugian atau melakukan perbaikan untuk
(tindakan salah atau kesalahan)].
·
‘to
atone for’ (= menebus untuk).
·
‘to
pay the penalty of’ (= membayar
hukuman dari).
Catatan: semua
definisi / arti ini saya ambil dari Webster’s New World
Dictionary (College Edition).
Kata
bahasa Yunaninya adalah HILASMOS yang merupakan suatu kata benda. Kata ini
hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru yaitu dalam 1Yoh 2:2 ini dan dalam
1Yoh 4:10 - “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”.
Kata
kerjanya, yaitu HILASKOMAI, juga digunakan hanya 2 x, yaitu dalam:
¨ Ibr 2:17 - “Itulah sebabnya, maka dalam segala
hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar
yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.
¨ Luk 18:13 - “Tetapi pemungut cukai itu berdiri
jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul
diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah
aku orang berdosa ini”.
Disamping
itu, Owen (hal 333) mengatakan bahwa ada suatu kata benda Yunani lain yang
mempunyai arti yang sama, yaitu HILASTERION, yang juga digunakan 2 x,
yaitu dalam:
* Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah
menjadi jalan
pendamaian karena
iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena
Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.
* Ibr 9:5 - “dan di atasnya kedua kerub kemuliaan
yang menaungi tutup
pendamaian. Tetapi
hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci”.
Dalam Ibr
9:5 ini kata tersebut diambil dari Kel 25:17 - “Juga engkau harus membuat tutup pendamaian
dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta
lebarnya”.
KJV/RSV/NASB:
‘a mercy-seat’ (= suatu pusat / kedudukan belas
kasihan).
NIV: ‘an atoning cover’ (= tutup pendamaian).
Dalam
bahasa Ibrani kata-kata ‘tutup pendamaian’ itu adalah CAPPORETH, yang
berasal dari kata dasar CAPHAR, yang artinya ‘to cover’ (= menutupi).
John
Owen: “This plate or mercy-seat was so
called because it was placed upon the ark, and covered it, as the wings of the
cherubim hovered over that; the mystical use hereof being to hide, as it were,
the law or rigid tenor of the covenant of works which was in the ark, God
thereby declaring himself to be pacified or reconciled, the cause of anger and
enmity being hidden” (= Pelat atau ‘pusat / kedudukan belas kasihan’ ini
disebut demikian karena itu ditempatkan di atas tabut perjanjian, dan
menutupinya, seperti sayap-sayap dari kerub-kerub ada di atasnya; arti simbolis
/ rohani dari hal ini adalah seakan-akan untuk menyembunyikan hukum Taurat atau
arti / kecenderungan yang keras dari perjanjian tentang perbuatan baik yang ada
di dalam tabut perjanjian, dengan cara demikian Allah menyatakan bahwa diriNya
sendiri ditenangkan atau diperdamaikan, dengan disembunyikannya penyebab
kemarahan dan permusuhan) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 333.
Bdk.
Kel 25:16-17 - “(16) Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh
hukum, yang akan
Kuberikan kepadamu. (17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian (CAPPORETH) dari
emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”.
Jadi
loh-loh batu bertuliskan 10 hukum Tuhan dimasukkan ke dalam tabut perjanjian
dan lalu ditutup dengan tutup pendamaian (CAPPORETH) itu, menyimbolkan tuntutan
hukum Taurat yang ditutup oleh Kristus.
Bdk.
Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (HILASTERION)
karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya,
karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa
kesabaranNya”.
Calvin
mempunyai pandangan yang serupa dengan pandangan John Owen. Dalam tafsirannya
tentang Kel 25:16-17 ini, Calvin berkata: “Yet I doubt not but that Moses alludes in
this word to a metaphorical meaning, for the law requires a covering to conceal
our transgressions. And it is probable that, when Paul calls Christ
HILASTERION, (Rom. 3:25,) and John HILASMON, (1John 2:2,) they both refer to
this figure, because God was propitiated towards believers by the covering of
the Law” [= Saya tidak meragukan bahwa dalam kata ini (maksudnya kata
CAPPORETH) Musa menunjuk secara tak
langsung pada arti kiasan, karena hukum membutuhkan tutup untuk menyembunyikan
pelanggaran-pelanggaran kita. Dan adalah mungkin bahwa pada waktu Paulus
menyebut Kristus HILASTERION (Ro 3:25), dan Yohanes menyebutNya HILASMON
(1Yoh 2:2), mereka berdua menunjuk pada gambaran ini, karena Allah
diperdamaikan dengan orang-orang percaya oleh penutupan hukum Taurat] - hal
156.
Catatan: kata HILASMOS sebetulnya sama dengan HILASMON.
Perbedaannya hanya karena letaknya yang berbeda dalam kalimat.
Calvin
melanjutkan: “For as long as the law stands forth before God’s face it subjects us
to His wrath and curse; and hence it is necessary that the blotting out of our
guilt should be interposed, so that God may be reconciled with us. Nor is it
without reason that David exclaims, after he has proclaimed the righteousness
of law, ‘Who can understand his errors?’ (Ps. 19:12.) Whence we gather that,
without a propitiation, the law does not bring us near to God, but accuses us
before Him” [= Karena selama hukum Taurat tampak di hadapan Allah, maka
hukum Taurat itu menyebabkan kita menjadi sasaran murka dan kutukNya; dan
karena itu adalah perlu bahwa penghapusan kesalahan kita diletakkan di
antaranya, sehingga Allah bisa diperdamaikan dengan kita. Juga bukan tanpa
alasan bahwa Daud berseru, setelah ia menyatakan kebenaran hukum Taurat, ‘Siapa
yang bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?’ (Maz 19:13). Dari mana kita
mendapatkan bahwa tanpa pendamaian, hukum Taurat tidak membawa kita dekat
kepada Allah, tetapi menuduh kita di hadapanNya] - hal 156.
Catatan:
Maz 19:13a versi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
Maz 19:13a
- “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?”.
KJV: ‘Who can
understand his errors?’ (= Siapa bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?).
RSV: ‘But
who can discern his errors?’ (= Tetapi siapa bisa mengenali
kesalahan-kesalahannya?).
NIV/NASB: ‘Who can discern his errors?’ (= Siapa bisa mengenali
kesalahan-kesalahannya?).
Dari semua
ini Owen lalu menyimpulkan: “HILASMOS and HILASTERION, both translated ‘a propitiation,’ ... do signify
that which was done or typically effected by the mercy-seat, namely, to
appease, pacify, and reconcile God in respect of aversation for sin. ... the
meaning being, to appease, or pacify, or satisfy God for sin, that it might not
be imputed to them towards whom he was so appeased. ... From all which it
appeareth that the meaning of the word HILASMOS, or ‘propitiation,’ which Christ is said to be, is
that whereby the law is covered, God appeased and reconciled, sin expiated, and
the sinner pardoned; whence pardon, and remission of sin is often placed as the
product and fruit of his blood-shedding, whereby he was a ‘propitiation,’ Matt.
26:28; Eph. 1:7; Col. 1:14; Heb. 9:22; Rom. 3:25, 5:9; 1John 1:7; 1Pet. 1:2;
Revelation 1:5” [= HILASMOS dan HILASTERION, keduanya diterjemahkan
‘pendamaian’, ... menunjukkan apa yang dilakukan atau diakibatkan secara
simbolis oleh pusat / kedudukan belas kasihan (tutup
pendamaian), yaitu menenangkan, meredakan
kemarahan, dan mendamaikan Allah berkenaan dengan penolakan karena dosa. ...
artinya adalah menenangkan, atau meredakan kemarahan, atau memuaskan Allah
untuk dosa, sehingga dosa itu tidak diperhitungkan kepada mereka terhadap siapa
Ia ditenangkan / diredakan kemarahanNya. ... Dari semua ini terlihat
bahwa arti dari kata HILASMOS, atau ‘pendamaian’, yang menunjuk kepada Kristus,
adalah hal dengan mana hukum ditutup, Allah ditenangkan
/ diredakan kemarahannya (dengan jalan dipenuhi tuntutanNya) dan diperdamaikan,
dosa ditebus / dipuaskan / dibayar hukumannya, dan orang berdosa itu diampuni;
dari mana pengampunan dosa sering diperkenalkan sebagai hasil dan buah dari
pencurahan darahNya, dengan jalan mana Ia menjadi ‘pendamaian’, Mat 26:28; Ef
1:7; Kol 1:14; Ibr 9:22; Ro 3:25; Ro 5:9; 1Yoh 1:7; 1Pet 1:2; Wah 1:5] - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, hal 334.
John
Owen: “From that which hath been said,
the sense of the place is evident to be, that Christ hath so expiated sin, and
reconciled to God, that the sinner is pardoned and received to mercy for his
sake, and that the law shall never be produced or brought forth for his
condemnation. Now, whether this can be tolerably
applied to the whole world (taking it for all and every man in the world), let
all the men in the world that are able judge. Are the sins of every
one expiated? Is God reconciled to every one? Is every sinner pardoned? Shall
no one have the transgression of the law charged on him? Why, then, is not
every one saved? Doubtless, all these are true of every believer, and of no one
else in the whole world. For them the apostle affirmed that Christ is a
propitiation; ... He is also a propitiation only by faith, Rom. 3:25; and
surely none have faith but the believers: and, therefore, certainly it is they
only throughout the world for whom alone Christ is a propitiation. Unto them
alone God says, ... ‘I will be propitious,’ - the great word of the new
covenant, Heb. 8:12, they alone being covenanters” [= Dari apa yang telah
dikatakan, artinya jelas adalah bahwa Kristus menebus dosa sedemikian rupa, dan
memperdamaikan dengan Allah, sehingga orang berdosa diampuni dan diterima pada
belas kasihan demi Dia, dan bahwa hukum Taurat tidak akan pernah dibuat atau
menimbulkan untuk penghukumannya. Sekarang, apakah
ini bisa diterapkan kepada seluruh dunia (diartikan sebagai semua dan setiap
manusia dalam dunia), biarlah semua orang pandai / mampu berpikir di dunia ini
menilai. Apakah dosa-dosa dari setiap orang ditebus? Apakah Allah
didamaikan dengan setiap orang? Apakah setiap orang berdosa diampuni? Apakah
tidak seorangpun dituntut karena pelanggaran hukum? Kalau demikian, mengapa
tidak setiap orang diselamatkan? Tidak diragukan, semua
ini benar untuk setiap orang percaya, dan tidak
untuk siapapun yang lain di seluruh dunia. Untuk orang-orang percaya
ini sang rasul menegaskan bahwa Kristus adalah pendamaian; ... Ia juga adalah
pendamaian oleh / karena iman, Ro 3:25; dan jelas bahwa tidak seorangpun
mempunyai iman kecuali orang-orang percaya: dan, karena itu, jelas bahwa hanya
mereka sajalah di seluruh dunia untuk siapa Kristus adalah pendamaian. Bagi
mereka sajalah Allah berkata: ... ‘Aku akan menaruh belas kasihan’, kata-kata
yang agung dari perjanjian yang baru, Ibr 8:12, hanya mereka sajalah
orang-orang yang termasuk dalam perjanjian] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334-335.
Ibr 8:12
- “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan (HILEOS) terhadap kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka”.
Kesimpulan
tentang kata ‘pendamaian’
dalam 1Yoh 2:2 ini:
Dalam
HILASMOS / pendamaian ini tercakup:
a. Hukum
ditutup / dipuaskan.
b. Allah
diperdamaikan dan ditenangkan / dipenuhi tuntutanNya.
c. Dosa ditebus
/ dibayar hukumannya.
d. Orang
berdosa diampuni.
Kalau
hal-hal ini ditujukan kepada ‘setiap orang di dunia’ maka akan menimbulkan
Universalisme.
4. Sekarang
kita membahas kata-kata ‘seluruh dunia’
dalam 1Yoh 2:2.
John
Owen: “The ‘whole world’ can signify no
more than ‘all nations,’ ‘all the families of the earth,’ ‘all flesh,’ ‘all
men,’ ‘all the ends of the world.’ These surely are expressions equivalent
unto, and as comprehensive of particulars as ‘the whole world;’ but now all
these expressions we find frequently to bear out believers only, but as of all
sorts, and throughout the world” (= Kata-kata ‘seluruh dunia’ artinya tidak
lebih dari pada ‘semua bangsa-bangsa’, ‘semua keluarga-keluarga di bumi’,
‘semua daging’, ‘semua manusia’, ‘segala ujung-ujung bumi / dunia’. Ini jelas
merupakan ungkapan yang sama dengan, dan mencakup sama banyaknya orang seperti
kata ‘seluruh dunia’; tetapi ungkapan-ungkapan tersebut sering menunjuk kepada
orang-orang percaya saja, tetapi dari semua jenis, dan di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
336.
Contoh:
a. Maz 98:3 - “Ia mengingat kasih setia dan kesetiaanNya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari
pada Allah kita”.
b. Maz 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.
c. Maz 72:11b - “dan segala bangsa menjadi hambanya!”.
d. Yoel 2:28a / Kis 2:17a - “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa
Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua
manusia”.
e. Luk 3:6 - “dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.’”.
Bandingkan juga dengan Wah 5:9-10 - “(9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian
baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku
dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10)
Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’”.
Owen menambahkan bahwa kata-kata ‘seluruh dunia’ bisa menunjuk pada ‘semua orang yang tidak percaya / reprobate’,
seperti dalam:
·
Wah 12:9
- “Dan naga besar itu, si ular tua, yang
disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke
bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”.
·
1Yoh 5:19
- “Kita tahu, bahwa kita berasal dari
Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”.
Owen lalu berkata: kalau demikian, mengapa kata-kata ‘seluruh dunia’ itu tidak bisa dipakai
untuk menunjuk pada sebaliknya, yaitu ‘semua
orang percaya / pilihan’? Ia lalu memberi contoh Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu
berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu
mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya”.
Owen lalu menyimpulkan tentang kata-kata ‘seluruh dunia’ ini sebagai berikut: “there is nothing at all in the words themselves that
should enforce any to conceive that all and every man in the world are denoted
by them, but rather believers, even all that did or should believe, throughout
the whole world, in opposition only to believers of the Jewish nation” (= tidak
ada apapun sama sekali dalam kata-kata itu sendiri yang mengharuskan siapapun
untuk memahaminya sebagai semua dan setiap orang dalam
dunia, tetapi harus dipahami sebagai orang-orang
percaya, yaitu mereka yang sudah percaya atau akan percaya, di seluruh dunia,
dikontraskan dengan orang-orang percaya dari bangsa
Yahudi saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
337.
John
Owen: “‘The whole world,’ then, in this
place, is the whole people of God (opposed to the Jewish nation), scattered abroad throughout the
whole world” [= Maka, ‘seluruh dunia’ di tempat ini, adalah seluruh umat Allah (dikontraskan dengan bangsa Yahudi), yang tersebar di seluruh dunia] -
‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
337-338.
Calvin (tentang
Yoh 1:29): “And
when he says, ‘the sin OF THE
WORLD,’ he extends this favor indiscriminately to the whole human race; that
the Jews might not think that he had been sent to them alone” (= Dan ketika ia berkata, ‘dosa dunia’, ia
memperluas kebaikan ini secara tak pandang bulu kepada seluruh umat manusia;
supaya orang-orang Yahudi tidak berpikir bahwa Ia telah diutus kepada mereka
saja).
Calvin (tentang 1Yoh 2:2): “Here a question may be raised,
how have the sins of the whole world been expiated? I pass by the dotages of
the fanatics, who under this pretense extend salvation to all the reprobate,
and therefore to Satan himself. Such a monstrous thing deserves no refutation.
They who seek to avoid this absurdity, have said that Christ suffered
sufficiently for the whole world, but efficiently only for the elect. This
solution has commonly prevailed in the schools. Though then I allow that what
has been said is true, yet I deny that it is suitable to this passage; for the
design of John was no other than to make this benefit common to the whole
Church. Then under the word all or
whole, he does not include the reprobate, but designates those who should
believe as well as those who were then scattered through various parts of the
world. For then is really made evident, as it is meet, the grace of Christ,
when it is declared to be the only true salvation of the world” (= Di sini bisa ditanyakan, bagaimana
dosa dari seluruh dunia telah ditebus? Saya mengabaikan kebodohan dari
orang-orang fanatik, yang dengan alasan ini meluaskan keselamatan kepada semua
orang reprobate / orang yang
ditentukan untuk binasa, dan karena itu kepada Setan sendiri. Hal yang
mengerikan seperti itu tidak layak mendapatkan bantahan. Mereka yang berusaha
untuk menghindari hal yang menggelikan ini, telah berkata bahwa Kristus
menderita secara cukup untuk seluruh dunia, tetapi secara efisien hanya untuk
orang pilihan. Penyelesaian / solusi ini telah berlaku secara umum di
sekolah-sekolah / aliran-aliran. Sekalipun saya mengakui bahwa apa yang telah
dikatakan itu adalah benar, tetapi saya menyangkal bahwa itu cocok untuk text
ini; karena tujuan Yohanes tidak lain dari membuat keuntungan
/ manfaat ini berlaku untuk seluruh Gereja. Jadi dalam kata ‘semua’ atau ‘seluruh’, ia tidak memasukkan
orang-orang reprobate / orang yang
ditentukan untuk binasa, tetapi menunjuk mereka yang percaya dan mereka yang
pada saat itu tersebar di berbagai bagian dunia).
Dari
pembahasan 4 point di atas ini terlihat dengan jelas bahwa penafsiran
Reformedlah yang benar. Dan dengan penafsiran ini maka 1Yoh 2:2 tidaklah
bertentangan dengan doktrin ‘Limited
Atonement’ (= Penebusan Terbatas).
c) Pembahasan
Yoh 3:16.
Yoh 3:16
- “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
1. Pembahasan tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini.
Penafsiran Arminian pada umumnya: ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua
dan setiap orang dalam dunia’. Dengan demikian maka Yoh 3:16 ini akan
mendukung Universal Atonement (=
Penebusan Universal), karena kasih kepada ‘dunia’
inilah yang menyebabkan Allah menyerahkan AnakNya yang tunggal / memberikan
penebusan.
Lenski
(tentang Yoh 3:16): “The
universality already expressed in the title ‘the Son of man’ (1:51; 3:14) and
in ‘everyone who believes’ (v. 15), is brought out with the most vivid clearness
in the statement that God loved ‘the world,’ τὸν κόσμον,
the world of men, all men, not one excepted. To insert a limitation, either
here or in similar passages, is to misinterpret. We know of nothing more
terrible than to shut out poor dying sinners from God’s love and redemption.
But this is done by inserting a limiting word where Jesus and the Scriptures
have no such word” [=
Ke-universal-an sudah dinyatakan dalam
gelar ‘Anak Manusia’ (1:51; 3:14)
dan dalam ‘setiap orang yang percaya’ (ay 15), ditunjukkan dengan kejelasan
yang paling hidup dalam pernyataan bahwa Allah mengasihi ‘dunia’, TON KOSMON, dunia dari manusia, semua manusia, tak seorangpun
dikecualikan. Memasukkan suatu pembatasan, atau di sini atau dalam
text-text yang serupa, adalah menafsirkan secara salah. Kita tidak tahu tentang
apapun yang lebih mengerikan / buruk dari pada mencegah orang-orang berdosa
yang malang dari kasih Allah dan penebusan. Tetapi ini dilakukan dengan
memasukkan suatu kata yang membatasi dimana Yesus dan Kitab Suci tidak
mempunyai kata seperti itu].
Pulpit Commentary: “This
world cannot be the limited ‘world’ of the Augustinian, Calvinian interpreters
- the world of the elect; it is that ‘whole world’ of which St. John speaks in
1John 2:2. ‘God will have all men to be saved’ (1Tim. 2:4). Calvin himself says, ‘Christ
brought life, because the heavenly Father loves the human race, and wishes that
they should not perish.’” [= ‘Dunia’ ini tidak
bisa adalah ‘dunia yang terbatas’ dari penafsir-penafsir Augustinianisme dan
Calvinisme - ‘dunia dari orang-orang pilihan’; itu adalah ‘seluruh dunia’
tentang mana Yohanes berbicara dalam 1Yoh 2:2. ‘Allah menghendaki supaya
semua orang diselamatkan’ (1Tim 2:4). Calvin
sendiri mengatakan,
‘Kristus membawa kehidupan karena Bapa surgawi mengasihi umat manusia, dan menginginkan supaya mereka tidak binasa’] - hal 123.
Catatan: Calvin memang mengatakan kata-kata
itu, tetapi:
· dalam kata-kata / tafsirannya selanjutnya
berkenaan dengan Yoh 3:16, Calvin berkata: “And the words of Christ mean nothing else,
when he declares the cause to be in the love of God. For if we wish to ascend
higher, the Spirit shuts the door by the mouth of Paul, when he informs us that
this love was founded on the purpose
of his will, (Ephesians 1:5.)” [= Dan kata-kata
Kristus tidak berarti selain, pada waktu Ia menyatakan penyebabnya sebagai ada
dalam kasih Allah. Karena jika kita mau naik lebih tinggi, Roh menutup pintu
oleh mulut Paulus, pada waktu ia memberi kita informasi bahwa kasih ini
didasarkan pada rencana dari kehendakNya (Ef 1:5)].
Ef 1:5 - “Dalam kasih Ia telah
menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya,
sesuai dengan kerelaan kehendakNya”.
Jelas bahwa kasih yang dibicarakan oleh
Calvin berhubungan dengan ‘election’
(= pemilihan).
· dalam tafsirannya
tentang Yoh 17:23 ia mengatakan bahwa ‘Allah
tidak mengasihi siapapun kecuali dalam Kristus’.
Yoh 17:23 - “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna
menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”.
Calvin
(tentang Yoh 17:23): “‘And hast loved them.’ He means that it is a very striking
exhibition, and a very excellent pledge, of the love of God towards believers,
which the world is compelled to feel, whether it will or not, when the Holy
Spirit dwelling in them sends forth the rays of righteousness and holiness.
There are innumerable other ways, indeed, in which God daily testifies his
fatherly love towards us, but the mark of adoption is justly preferred to them
all. He likewise adds, ‘and hast loved
them, As THOU HAST LOVED ME.’ By these words he intended to point out
the cause and origin of the love; for the particle ‘as,’ means ‘because,’ and
the words, ‘AS thou hast loved me,’ mean,
‘BECAUSE thou hast loved me;’ for
to Christ alone belongs the title of ‘Well-beloved,’
(Matthew 3:17; 17:5.) Besides, that love which the heavenly Father bears
towards the Head is extended to all the members, so that he loves none but
in Christ” [= ‘Dan telah mengasihi mereka’. Ia
memaksudkan bahwa itu merupakan suatu pertunjukan yang sangat menyolok, dan
suatu tanda / janji / jaminan yang sangat bagus, tentang kasih Allah terhadap
orang-orang percaya, yang dunia dipaksa untuk merasakan, apakah dunia mau atau
tidak, pada waktu Roh Kudus yang diam di dalam mereka, mengeluarkan /
menghasilkan sinar-sinar dari kebenaran dan kekudusan. Memang ada cara-cara
lain dalam mana Allah setiap hari menyaksikan kasih kebapaanNya kepada kita,
tetapi tanda dari adopsi secara benar diletakkan di depan semua yang lain. Ia juga
menambahkan, ‘dan telah mengasihi mereka, seperti
Engkau telah mengasihi Aku’. Dengan kata-kata ini Ia bermaksud untuk
menunjukkan penyebab dan asal usul dari kasih itu; karena partikel ‘as / seperti’ berarti ‘karena’, dan
kata-kata ‘seperti engkau telah mengasihi Aku’, berarti ‘karena
Engkau telah mengasihi Aku’; karena gelar ‘kekasih’ hanya merupakan milik
Kristus saja (Mat 3:17; 17:5). Disamping itu, kasih yang Bapa surgawi
tunjukkan terhadap Kepala diperluas kepada semua anggota-anggota, sehingga Ia
mengasihi tak seorangpun kecuali (yang ada) di dalam Kristus].
Catatan: kata-kata yang saya
garis-bawahi itu menunjukkan bahwa Calvin menganggap bahwa Allah hanya
mengasihi orang-orang yang percaya!
Calvin
lalu melanjutkan dengan berkata sebagai berikut: “Yet this gives rise to some appearance of
contradiction; for Christ, as we have seen elsewhere, declares that the
unspeakable love of God towards
the world was the reason why he gave his only-begotten Son, (John 3:16.) If the cause must go before the effect, we infer that God the
Father loved men apart from
Christ; that is, before he was appointed to be the Redeemer. I reply, in that, and similar passages, love denotes the mercy with which God
was moved towards unworthy persons, and even towards his enemies, before he
reconciled them to himself. It is, indeed, a wonderful goodness of God, and
inconceivable by the human mind, that, exercising benevolence towards men whom
he could not but hate, he removed the cause of the hatred, that there might be
no obstruction to his love. And, indeed, Paul informs us that there are two
ways in which we are loved in
Christ; first, because the Father ‘chose
us in him before the creation of the world,’ (Ephesians 1:4;) and, secondly, because in Christ God hath reconciled us to himself, and
hath showed that he is gracious to us, (Romans 5:10.) Thus we are at the same
time the enemies and the friends of God, until, atonement having been made for
our sins, we are restored to favor with God. But when we are justified by
faith, it is then, properly, that we begin to be loved by God, as children by a father. That love by which Christ was appointed to
be the person, in whom we should be freely chosen before we were born, and
while we were still ruined in Adam, is hidden in the breast of God, and far
exceeds the capacity of the human mind. True, no man will ever feel that God is
gracious to him, unless he perceives that God is pacified in Christ. But as all
relish for the love of God vanishes when Christ is taken away, so we may safely
conclude that, since by faith we are ingrafted into his body, there is no
danger of our falling from the love of
God; for this foundation cannot be overturned, that we are loved, because the Father hath loved his Son” [= Tetapi ini menimbulkan apa yang kelihatannya
seperti kontradiksi, karena Kristus, seperti telah kita lihat di tempat lain,
menyatakan bahwa kasih yang tak terkatakan dari Allah kepada dunia adalah
alasan mengapa Ia memberikan Anak TunggalNya, (Yoh 3:16).
Jika penyebabnya harus berjalan di depan akibatnya, kami menyimpulkan bahwa
Allah Bapa mengasihi manusia terpisah dari Kristus;
artinya / yaitu, sebelum Ia ditetapkan menjadi Penebus.
Saya menjawab bahwa dalam text itu, dan text-text lain yang mirip, kasih
merupakan belas kasihan dengan mana Allah digerakkan kepada / menuju
orang-orang yang tidak layak, dan bahkan kepada / menuju musuh-musuhNya,
sebelum Ia memperdamaikan mereka dengan diriNya sendiri. Ini memang merupakan
kebaikan yang sangat bagus dari Allah, dan tak terbayangkan oleh pikiran
manusia, bahwa dengan menjalankan kebaikan terhadap manusia, yang hanya bisa Ia
benci, Ia menyingkirkan penyebab kebencian itu, supaya di sana tidak ada
halangan bagi kasihNya. Dan memang, Paulus memberi kita informasi bahwa di
sana ada dua jalan dalam mana kita dikasihi dalam Kristus; pertama, karena Bapa ‘memilih kita
dalam Dia sebelum dunia dijadikan’, (Ef 1:4); dan kedua, karena dalam Kristus Allah
telah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri, dan telah menunjukkan bahwa
Ia murah hari kepada kita, (Ro 5:10). Jadi, kita pada saat yang sama adalah
musuh dan sahabat dari Allah, sampai, penebusan yang telah dibuat untuk
dosa-dosa kita, kita dipulihkan / dikembalikan pada kesenangan Allah. Tetapi pada waktu kita
dibenarkan oleh iman, pada saat itulah, secara tepat / benar, kita mulai
dikasihi oleh Allah, sebagai anak-anak oleh seorang bapa. Kasih itu, dengan
mana Kristus ditetapkan sebagai pribadi, dalam siapa kita harus dipilih dengan
cuma-cuma sebelum kita dilahirkan, dan sementara kita tetap ada dalam
kehancuran dalam Adam, tersembunyi dalam dada Allah, dan jauh melebihi
kapasitas dari pikiran manusia. Memang benar, tak seorangpun pernah
merasakan bahwa Allah itu murah hati kepadanya, kecuali ia merasakan bahwa
Allah ditenangkan dalam Kristus. Tetapi karena semua jejak / petunjuk untuk
kasih Allah hilang pada waktu Kristus diambil, demikian juga kita bisa dengan
aman menyimpulkan bahwa, karena oleh iman kita dicangkokkan ke dalam tubuhNya,
di sana tidak ada bahaya tentang kejatuhan kita dari kasih Allah; karena
fondasi ini tidak bisa dibalikkan, bahwa kita dikasihi, karena Bapa telah
mengasihi AnakNya].
Catatan: kalau kita melihat
kutipan di atas ini, dimana Calvin menghubungkan dengan Yoh 3:16, maka
kelihatannya harus disimpulkan bahwa dalam Yoh 3:16 itu Calvin tetap memaksudkan
‘dunia orang-orang pilihan’. Semua orang-orang pilihan sudah dikasihi, dengan kasih
yang tersembunyi dalam dada Bapa. Nanti pada waktu orang-orang itu percaya
kepada Kristus, barulah orang-orang itu bisa merasakan kasih Allah itu.
· dalam tafsirannya tentang Yoh 16:27, Calvin
berkata: “God loves men in a secret way, before they are called, if they are among the elect; for he loves his own
before they are created” (= Allah mengasihi manusia secara rahasia, sebelum
mereka dipanggil, jika mereka termasuk orang-orang
pilihan; karena Ia mengasihi milikNya sebelum mereka diciptakan)
- hal 158.
Barnes’ Notes: “‘The
world’. All mankind. It does not mean any particular part of the world, but man
as man - the race that had rebelled, and that deserved to die. See John 6:33;
17:21. ... He tasted ‘death for every man,’ Heb. 2:9. He ‘died for all,’ (2Cor.
5:15). ‘He is the propitiation for the sins of the whole world,’ 1John 2:2”
[= ‘Dunia’. Semua umat manusia. Itu tidak berarti sebagian tertentu dari dunia
tetapi manusia sebagai manusia - umat manusia yang telah memberontak, dan yang
layak untuk mati. Lihat Yoh 6:33; 17:21. ... Ia merasakan ‘kematian untuk
setiap orang’, Ibr 2:9. Ia ‘mati bagi semua orang’ (2Kor 5:15). ‘Ia adalah
pendamaian ... untuk dosa seluruh dunia’, 1Yoh 2:2] - hal 278.
Catatan: saya berpendapat bahwa
penafsiran-penafsiran Arminian di atas ini dangkal sekali. Ayat-ayat yang
mereka gunakan untuk mendukung pandangannya, kalau dibahas secara mendalam,
sama sekali tidak mendukung, tetapi sebaliknya menentang, penafsiran mereka.
Yoh 6:33 Yoh 17:21 1Yoh 2:2 sudah saya bahas di depan, sedangkan 1Tim 2:4 Ibr 2:9
2Kor 5:15 akan saya bahas di belakang.
Penafsiran Reformed tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini bermacam-macam:
a. Kata ‘dunia’
menunjuk pada ‘hal-hal yang bertentangan
dengan Allah’.
John
Murray: “Our present interest is
particularly the object, ‘the world’. In the usage of John this term is often used in an ethical or qualitative sense,
the world as sinful, estranged and alienated from God, resting under his wrath
and curse, the world, indeed, as detestable
because it is the contradiction of all that is holy, good, righteous, true, and
loving - the contradiction, therefore, of God. It is not the denotative
extent that is in view but the character. ... It is
what God loved in respect of its character that throws into relief the
incomparable and incomprehensible love of God. ... God loved what is the
antithesis of himself” (= Perhatian kita saat ini secara khusus
adalah obyeknya, ‘dunia’. Dalam penggunaan Yohanes istilah
ini sering digunakan dalam arti etika / moral atau kwalitet, dunia sebagai
berdosa, jauh dan terasing dari Allah, berada di bawah murka dan kutukNya, dan
bahkan dunia yang menjijikkan karena itu
bertentangan dengan semua yang kudus, baik, adil, benar, dan kasih - dan karena
itu bertentangan dengan Allah. Bukan luasnya yang dipersoalkan, tetapi
sifatnya. ... Adalah apa yang Allah kasihi
berkenaan dengan karakternyalah yang menggambarkan kasih Allah yang tidak ada
bandingannya dan yang tak dapat dimengerti itu. ... Allah mengasihi apa yang
bertentangan dengan diriNya sendiri) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 78-79.
Catatan: saya sukar
untuk menerima penafsiran ini. Bandingkan dengan kata-kata William Hendriksen
di bawah ini.
William
Hendriksen (tentang Yoh 3:16): “here
mankind is not viewed as the realm of evil, breaking out into open hostility to
God and Christ ..., for God does not love evil” (= di sini manusia / umat manusia tidak dipandang sebagai dunia
kejahatan, berkobar / meletus ke dalam permusuhan terbuka kepada Allah dan
Kristus ..., karena Allah tidak mengasihi kejahatan).
b. Kata ’dunia’
artinya adalah ‘Yahudi + non Yahudi’.
William Hendriksen: “By
reason of the context and other passages in which a similar thought is
expressed ..., it is probable that also here in 3:16 the term indicates ‘fallen
mankind in its international aspect’: men from every tribe and nation; not only
Jews but also Gentiles” (= Berdasarkan kontext dan text-text lain dalam
mana pemikiran serupa dinyatakan ..., adalah mungkin bahwa juga di sini dalam
3:16 istilah ‘dunia’ itu menunjuk kepada ‘umat
manusia yang jatuh dalam aspek internasionalnya’:
manusia dari setiap suku dan bangsa; bukan
hanya Yahudi tetapi juga non Yahudi) - hal 140.
Leon Morris (NICNT): “The
Jews was ready enough to think of God as loving Israel, but no passage appears
to be cited in which any Jewish writer maintains that God loved the world”
(= Orang-orang Yahudi cukup siap untuk berpikir bahwa Allah mengasihi Israel, tetapi tidak ada
kutipan dari penulis-penulis Yahudi yang mengatakan bahwa Allah mengasihi dunia) - hal 229.
Matthew Poole: “‘the
world,’ that is, Gentiles as well as Jews. ... Our evangelist useth to take
down the pride of the Jews, who dreamed that the Messiah came only for the
benefit of the seed of Abraham, not for the nations of the world, he only came
to destroy them” (= ‘dunia’, yaitu
orang-orang non Yahudi maupun orang-orang Yahudi. ...
Penginjil kita menggunakannya untuk menghancurkan kesombongan orang-orang
Yahudi, yang berkhayal bahwa Mesias datang hanya untuk keuntungan dari keturunan Abraham, bukan untuk
bangsa-bangsa dari dunia. Untuk mereka Ia datang hanya untuk menghancurkan) - hal 292.
c. Ada juga yang menafsirkan bahwa kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja.
Catatan: sebetulnya
arti ke 2 dan ke 3 di atas ini sama saja.
Arthur
W. Pink: “‘KOSMOS’
has at least seven clearly defined different meanings in the New Testament. It
may be asked, Has then God used a word thus to confuse and confound those who
read the Scriptures? We answer, No! nor has He written His Word for lazy people
who are too dilatory, or too busy with the things of this world, or, like
Martha, so much occupied with ‘serving’, they have no time and no heart to
‘search’ and ‘study’ Holy Writ! Should it be asked further, But how is a
searcher of the Scriptures to know which of the above meanings the term ‘world’
has in any given passage? The answer is: This may be ascertained by a careful
study of the context, by diligently noting what is predicated of ‘the world’ in
each passage, and by prayerfully consulting other parallel passages to the one
being studied. ... ‘the world’ in John 3:16 refers to the world of believers
(God’s elect)” [= ‘KOSMOS’ sedikitnya mempunyai 7 arti yang berbeda dalam
Perjanjian Baru. Bisa dipertanyakan: kalau demikian apakah Allah menggunakan
sebuah kata untuk membingungkan dan mengacaukan mereka yang membaca Kitab Suci?
Kami menjawab: Tidak! tetapi Ia juga tidak menuliskan
FirmanNya untuk orang-orang malas yang terlalu cenderung untuk menunda, atau
terlalu sibuk dengan hal-hal dunia ini, atau, seperti Marta, yang begitu
sibuk ‘melayani’ sehingga tidak mempunyai waktu untuk menyelidiki dan
mempelajari Kitab Suci! Jika ditanyakan lebih lanjut: Tetapi bagaimana seorang penyelidik Kitab Suci bisa tahu mana dari
arti-arti di atas yang harus diambil untuk istilah ‘dunia’ dalam satu text
tertentu? Jawabannya adalah: Ini bisa diketahui dengan pasti dengan menyelidiki
kontexnya dengan teliti, dengan memperhatikan apa yang disebut ‘dunia’ dalam
setiap text, dan dengan membandingkan dengan text-text lain yang paralel dengan
text yang sedang dipelajari, sambil banyak berdoa. ... ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 menunjuk kepada ‘dunia orang-orang
percaya’ (orang-orang pilihan Allah)] - ‘The Sovereignty of God’,
(AGES) - hal 224-225 (Appendix 3).
Pembahasan
John Owen tentang Yoh 3:16.
John
Owen: “The second thing controverted is
the object of this love, pressed by the word ‘world;’ which our adversaries
would have to signify all and every man; we, the elect of God scattered abroad
in the world, with a tacit opposition to the nation of the Jews, who alone,
excluding all other nations (some few proselytes excepted), before the actual
exhibition of Christ in the flesh, had all the benefits of the promises
appropriated to them, Rom. 9:4; in which privilege now all nations were to have
an equal share” [= Hal kedua yang diperdebatkan adalah obyek dari kasih ini, yaitu kata ‘dunia’; yang oleh
lawan-lawan kita (orang Arminian) diartikan sebagai ‘semua dan setiap orang’; sedangkan kami
mengartikan sebagai ‘orang-orang pilihan Allah yang tersebar secara luas dalam
dunia’, dengan suatu kontras yang tidak disebutkan dengan bangsa Yahudi,
yang sebelum inkarnasi Kristus, dibedakan dengan semua bangsa-bangsa lain
(kecuali beberapa orang-orang yang di-yahudi-kan), dalam hal mereka mempunyai
semua keuntungan dari janji-janji yang cocok bagi mereka, Ro 9:4; tetapi
sekarang hak tersebut telah dimiliki secara sama oleh semua bangsa lain] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
325.
John
Owen: “By the ‘world,’ we understand
the elect of God only” (= Dengan kata ‘dunia’, kami menafsirkannya sebagai orang-orang pilihan Allah saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
321.
Apa
argumentasi yang diberikan oleh Owen?
· Kata ‘dunia’
dalam Yoh 3:16 dan kata ‘dunia’
dalam Yoh 3:17, artinya harus sama. Padahal kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17 tidak mungkin diartikan ‘semua manusia dalam dunia ini’, tetapi
harus diartikan ‘orang pilihan di
seluruh dunia’.
Yoh 3:17
- “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”.
Catatan: kata ‘nya’
yang saya garis bawahi seharusnya adalah ‘dunia’.
Jadi, dalam ayat ini seharusnya ada 3 x kata ‘dunia’. Yang saya bicarakan di sini adalah kata ‘dunia’ yang saya garis bawahi (kata
yang kedua dan ketiga), bukan kata ‘dunia’
yang tidak saya garis bawahi (kata yang pertama).
· Owen (hal 322) juga mengatakan: kalau Allah
mengasihi semua orang sehingga menyerahkan AnakNya untuk mati bagi mereka
semua, mengapa hal ini tidak tercapai (dalam arti orang-orang itu tidak
selamat)? Mengapa hal ini bisa terhalang sehingga tidak menghasilkan apa yang
diinginkan? Mengapa Allah tidak menggunakan kuasaNya untuk menggenapi /
melaksanakan keinginanNya?
· Owen (hal 324-325) menghubungkan dengan Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang
menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan
segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.
Ro 8:32
ini menunjukkan bahwa kasih, yang menyebabkan Allah menyerahkan Kristus bagi
kita, adalah kasih yang sama, yang menyebabkan Allah mengaruniakan segala
sesuatu kepada ‘kita’.
Padahal dalam Ro 8:32 ini kata ‘kita’ jelas menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ (bandingkan
dengan Ro 8:33 - “Siapakah yang
akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”.
· Owen (hal 328) juga mengatakan bahwa kalau Allah
memang mengasihi semua orang di dunia ini, mengapa Ia tidak menyatakan Yesus
Kristus kepada semua orang di dunia? Mengapa Ia justru mengatur sehingga ada
orang-orang yang sama sekali tidak pernah mendengar tentang Kristus?
Bdk. Kis
16:6-12 - “(6) Mereka melintasi tanah
Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah
mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus
tidak mengizinkan mereka. (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai
di Troas. (9) Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada
seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru
kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ (10) Setelah
Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk
berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah
telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
(11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan
keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; (12) dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu
kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari”.
Owen (hal
328) lalu mengatakan bahwa orang yang mempercayai bahwa kata ‘dunia’ berarti ‘semua dan setiap manusia di dunia ini’, harus mempercayai dan
menerima hal-hal di bawah ini:
¨
Sebagian orang dikasihi dan juga dibenci
oleh Allah dari kekekalan.
Mungkin
kata ‘dikasihi’ ia dapatkan dari
Yoh 3:16 (menurut penafsiran Arminian), sedangkan kata ‘dibenci’ ia dapatkan dari providensia
Allah yang mengatur sehingga orang-orang tertentu sama sekali tidak pernah
mendengar Injil, atau dari fakta bahwa ada orang-orang yang sekalipun mendengar
Injil tetapi tidak diberi kasih karunia untuk bisa percaya.
¨
Kasih Allah kepada banyak orang menjadi
tidak berbuah dan sia-sia.
¨
Anak Allah diberikan kepada mereka yang:
* Tidak pernah mendengar tentang Dia.
* Tidak diberi kuasa untuk percaya kepadaNya.
¨
Allah bisa berubah dalam kasihNya, atau
Allah tetap mengasihi mereka yang ada dalam neraka (ingat bahwa pada saat Yesus
mati, sudah ada orang-orang yang mati dalam dosa, dan karena itu pasti ada
dalam neraka).
¨ Allah tidak memberi ‘segala sesuatu’ kepada mereka
bagi siapa Ia memberikan AnakNya, dan ini bertentangan dengan Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya
bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama
dengan Dia?”.
¨
Allah tidak tahu sebelumnya siapa yang
akan percaya dan diselamatkan.
John
Owen: “unless, I say, all these
blasphemies and absurdities be granted, it cannot be maintained that by the
‘world’ here is meant all and every one of mankind, but only men in common
scattered throughout the world, which are the elect” (= kecuali semua
hujatan dan hal-hal menggelikan ini dianggap benar, maka tidak bisa dipertahankan bahwa kata ‘dunia’ di sini berarti semua
dan setiap orang dari umat manusia, tetapi hanya
orang-orang yang tersebar di seluruh dunia, yang adalah orang-orang pilihan)
- ‘The Works of John Owen’, vol 10,
hal 328.
Satu
argumentasi lagi yang bisa diberikan untuk mendukung tafsiran ini adalah adanya
kata ‘karena’ di awal Yoh 3:16,
yang jelas menunjukkan adanya hubungan antara Yoh 3:16 dengan ayat
sebelumnya, yaitu Yoh 3:15. Padahal Yoh 3:14-15 berbunyi sebagai
berikut: “(14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal”.
Saya kira ini adalah sesuatu yang sangat
penting, karena Yoh 3:15 sudah berbicara tentang ‘setiap orang yang percaya’ yang beroleh hidup
yang kekal. Jadi kontexnya berbicara tentang ‘orang
percaya’.
Sekarang,
kalau kita mau menerima penafsiran ini, yang mengatakan bahwa kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini
menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’
saja, maka bagaimana sikap Allah terhadap ‘orang-orang non pilihan’ (reprobate)?
Arthur
W. Pink: “The wicked God pities (see Matt.
18:33). Unto the unthankful and evil God is ‘kind’ (see Luke 6:35). The vessels
of wrath He endures ‘with much long-suffering’ (see Rom. 9:22). But ‘His own’
God ‘loves’!!” [= Terhadap orang-orang jahat Allah berbelas
kasihan (lihat Mat 18:33). Kepada orang-orang yang tidak tahu berterima
kasih dan jahat Allah itu ‘baik’ (lihat
Luk 6:35). Terhadap benda-benda kemurkaannya Allah ‘menaruh kesabaran yang besar’ (lihat Ro 9:22). Tetapi
terhadap ‘orang-orang kepunyaanNya’ Allah ‘mengasihi’!!]
- ‘The Sovereignty of God’, (AGES),
hal 225 (Appendix 3).
John
Murray, seorang ahli theologia Reformed, tidak setuju dengan penafsiran di
atas. Ia membahas beberapa ayat yang memerintahkan kita meneladani Allah dengan
mengasihi orang-orang jahat, yaitu:
· Mat 5:44-48 - “(44) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu. (45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar. (46) Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (47) Dan apabila
kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari
pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat
demikian? (48) Karena itu haruslah
kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.
· Luk 6:27-28,35-36 - “(27) Tetapi kepada
kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik
kepada orang yang membenci kamu; (28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk
kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. ... (35) Tetapi kamu, kasihilah
musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik
terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang
jahat. (36) Hendaklah kamu murah hati, sama
seperti Bapamu adalah murah hati”.
Bandingkan
kedua text di atas dengan Kis 14:16-17 yang berbunyi: “(16) Dalam zaman yang
lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan
diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan
memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan
kegembiraan”, yang
menunjukkan bahwa Allah memang baik / kasih kepada orang-orang jahat tersebut,
dan tetap memberkati mereka.
John
Murray: “It would be impossible to make
such a disjunction between God’s kindness and mercy, on the one hand, which are
expressly stated to be the pattern of our conduct, and love, with the result
that, while kindness and mercy to the ungodly are predicated of God, yet love
is not. In both passages love has the priority in exhortation and the character
of God has primacy as the pattern by which we are to be directed. Are we to say
that the love of God is to be excluded from the divine pattern while kindness
and mercy are to be included? This would be exegetical violence amounting to
monstrosity” (= Tidak mungkin membuat pemisahan
seperti itu antara ‘kebaikan dan belas kasihan Allah’ yang dinyatakan
secara jelas sebagai pola dari tingkah laku kita pada satu sisi, dan ‘kasih’, sehingga mengakibatkan bahwa Allah dikatakan
‘baik dan berbelas kasihan’ kepada orang-orang jahat, tetapi ‘tidak mengasihi’
mereka. Dalam kedua text, kasih mempunyai prioritas dalam nasehat, dan
karakter / sifat Allah mempunyai keunggulan / keutamaan sebagai pola, dengan
mana kita dipimpin. Apakah kita mau mengatakan bahwa pola ilahi tidak mencakup
kasih Allah tetapi hanya mencakup kebaikan dan belas kasihan? Ini merupakan
suatu pemaksaan yang tidak benar dalam melakukan exegesis sehingga menjadi sesuatu
yang sangat aneh) - ‘Collected
Writings of John Murray’, vol 1, hal 67.
Kata-kata Murray ini memang perlu diperhitungkan,
tetapi:
¨ kalau kita
memperhatikan Mat 5:44-48 dan Luk 6:27-28,35-36 di atas, tidak ada
kata-kata yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi orang-orang yang ditentukan
untuk binasa. Kalau demikian, apakah Allah tidak mengasihi orang-orang jahat?
Tentu saja ya, karena bukanlah kita sebagai orang-orang pilihan / percaya juga
adalah orang-orang jahat yang sebetulnya tidak layak dikasihi? Tetapi Allah
mengasihi kita! Dan ini harus kita teladani!
¨ saya berpendapat
bahwa ada ayat lain yang harus dipertimbangkan, yaitu Ro 9:13 - “seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub
(elect), tetapi membenci Esau (reprobate).’”.
Tetapi tentang ayat ini perlu diingat juga
bahwa dalam bahasa Kitab Suci, kata ‘membenci’
seringkali harus diartikan ‘kurang
mengasihi’. Ini bisa kita dapatkan kalau kita membandingkan Luk 14:26
dengan Mat 10:37.
Luk 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci
bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.
Mat 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi
anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.
Bdk. Kej 29:30-31 - “(30) Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada
Lea. Demikianlah ia
bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi. (31) Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukaNyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul”.
KJV: ‘(30)
And he went in also unto Rachel, and he
loved also Rachel more than Leah, and
served with him yet seven other years. (31) And when the LORD saw that Leah was hated, he opened her womb: but Rachel was barren’ (= Dan ia
menghampiri Rahel juga, dan ia mencintai Rahel juga lebih dari pada Lea, dan melayaninya
tujuh tahun lagi. Dan ketika TUHAN melihat bahwa Lea
dibenci, Ia membuka kandungannya: tetapi Rahel mandul).
Tetapi bagaimanapun juga, dalam Ro 9:13
itu kelihatannya kata ‘membenci’ memang harus diartikan sebagai ‘membenci’.
Bdk. Mal 1:2-4 - “(2) ‘Aku mengasihi kamu,’ firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan
cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?’ ‘Bukankah Esau itu kakak Yakub?’
demikianlah firman TUHAN. ‘Namun Aku mengasihi Yakub, (3) tetapi membenci Esau.
Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya
Kujadikan padang gurun.’ (4) Apabila Edom berkata: ‘Kami telah hancur, tetapi
kami akan membangun kembali reruntuhan itu,’ maka beginilah firman TUHAN
semesta alam: ‘Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang
akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka
sampai selama-lamanya.’”.
Saya ingin menambahkan sendiri satu ayat lagi yang harus
diperhitungkan, yaitu Mark 10:21 - “Tetapi
Yesus memandang dia dan menaruh kasih
kepadanya, lalu berkata
kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di
sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.
Pemuda kaya yang datang kepada Yesus itu jelas bukan
orang percaya, tetapi Yesus mengasihinya. Perlu juga diperhatikan bahwa kata ‘menaruh kasih’ diterjemahkan dari kata Yunani EGAPESEN,
yang jelas kata dasarnya adalah AGAPAO.
Tetapi tentang ayat ini ada 2 hal yang juga perlu
diperhatikan, yaitu:
· pemuda kaya itu
belum tentu termasuk seorang reprobate
(= orang yang ditentukan binasa), karena sekalipun memang pada saat itu ia
menolak untuk percaya / mengikut Yesus, tetapi siapa tahu bahwa di kemudian
hari ia bertobat?
· kita juga tidak tahu
apakah pada waktu dikatakan bahwa Yesus mengasihi pemuda kaya itu, Yesus
ditinjau sebagai Allah atau manusia.
Jown Owen
menafsirkan ‘kasih Allah’ ini dengan cara yang sangat berbeda.
John
Owen: “By ‘love’ in this place, all our
adversaries agree that a natural affection and propensity in God to the good of
the creature, lost under sin, in general, which moved him to take some way
whereby it might possibly be remedied, is intended. We, on the contrary, say
that by ‘love’ here is not meant an inclination or propensity of his nature,
but an act of his will (where we conceive his love to be seated), and eternal
purpose to do good to man, being the most trancendent and eminent act of God’s
love to the creature” [= Untuk kata ‘kasih’ di
tempat ini, semua musuh-musuh kita setuju bahwa yang dimaksudkan adalah suatu
perasaan lembut yang alamiah dan kecenderungan dalam Allah bagi kebaikan
makhluk ciptaanNya, yang terhilang di bawah dosa, secara umum, yang
menggerakkanNya untuk mengambil jalan dengan mana itu memungkinkan diperbaiki.
Sebaliknya kami mengatakan bahwa ‘kasih’ di sini tidak
berarti suatu kecenderungan atau kecondongan untuk berbuat baik, tetapi suatu
tindakan dari kehendakNya (yang merupakan kedudukan dari kasihNya menurut
pemahaman kami), dan rencana / tujuan kekal untuk melakukan kebaikan kepada
manusia, yang merupakan tindakan yang paling luar biasa dan menonjol dari kasih
Allah kepada makhluk ciptaanNya] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 321.
Inti dari
kata-kata Owen ini adalah: orang Arminian menganggap kasih Allah sebagai suatu
perasaan, tetapi ia menganggap kasih Allah sebagai suatu tindakan yang
didasarkan atas kehendak / rencana Allah.
Di bagian
lain dari bukunya John Owen berkata: “... of reprobate persons, hated of God from
eternity; ...” (= ... tentang orang-orang yang ditentukan untuk binasa,
dibenci Allah dari kekekalan; ...) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 354.
John Calvin: “what I teach stands firm: that the reprobate
are hateful to God, and with very good reason. For, deprived of his Spirit,
they can bring forth nothing but reason for cursing.” (= apa yang saya ajarkan berdiri teguh: bahwa orang-orang reprobate
dibenci Allah, dan dengan alasan yang baik. Karena, terpisah dari RohNya,
mereka tidak bisa mengeluarkan apapun kecuali alasan untuk kutukan)
- ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no 17.
2. Pembahasan
kata-kata ‘setiap orang yang percaya’.
Orang
Arminian menganggap bahwa kata ‘setiap
orang’ [KJV: ‘whosoever’ (= barangsiapa)] merupakan sebagian dari
orang-orang yang menjadi obyek kasih Allah, sedangkan obyek dari kasih Allah
adalah semua orang.
Tetapi
Owen (hal 328-329) lalu berargumentasi: kalau demikian, ada pembatasan dari buah dari kasih Allah. Lalu
pembatasan itu tergantung kepada apa / siapa? Menurut Owen ada 2 kemungkinan:
a. Tergantung
kepada orang itu sendiri.
Kalau ini
yang dipilih, maka akan bertentangan dengan 1Kor 4:7 - “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang
tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau
memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”.
Catatan:
bagian yang saya garis-bawahi salah terjemahan.
KJV: ‘For
who maketh thee to differ from another? and what hast thou that thou didst
not receive? now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou
hadst not received it?’ (= Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari
yang lain? dan apa yang engkau punyai yang tidak engkau terima? sekarang,
jika engkau memang menerimanya, mengapa engkau bermegah seakan-akan engkau
tidak menerimanya?).
b. Tergantung
pada kehendak Allah.
Kalau demikian, maka Yoh 3:16
menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang tetapi Allah membatasi sehingga
hanya sebagian dari mereka yang merasakan buah dari kasihNya.
John Owen: “To
what end, then, I pray, did he love those other some?” (= Maka
saya bertanya: apa tujuannya Ia mengasihi sebagian yang lain itu?) - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, hal 329.
Owen lalu menambahkan bahwa kalau pembatasan
ini tergantung kehendak / rencana Allah, maka penebusan universal tidak
mempunyai landasan pada kehendak Allah.
John
Owen: “Seeing that these words, ‘that
whosoever believeth,’ do peculiarly point out the aim and intention of God in
this business, if it do restrain the object beloved, then the salvation of
believers is confessedly the aim of God in this business, and that
distinguished from others; and if so, the general ransom is an empty sound,
having no dependence on the purpose of God, his intention being carried out in
the giving of his Son only to the salvation of believers, and that
determinately, unless you will assign unto him a nescience of them that should
believe” (= Melihat bahwa kata-kata ‘supaya barangsiapa / setiap orang yang
percaya’ menunjukkan secara khusus tujuan dan maksud dari Allah dalam urusan
ini, jika itu memang membatasi obyek yang dikasihi, maka keselamatan dari
orang-orang percaya diakui sebagai tujuan Allah dalam urusan ini, dan itu
dibedakan dari yang lain; dan jika demikian, penebusan umum / universal
merupakan suatu bunyi yang kosong, yang tidak mempunyai ketergantungan pada
rencana Allah, karena tujuanNya yang dilaksanakan dengan memberikan AnakNya
hanyalah bagi keselamatan orang-orang percaya, dan itu merupakan sesuatu yang
pasti, kecuali engkau menganggap Ia tidak tahu tentang siapa yang akan percaya)
- ‘The Works of John Owen’, vol 10,
hal 329.
John
Owen: “God gave not his Son, - 1. For them who never do
believe; 2. Much less for them who never hear of him, and so evidently
want means of faith; 3. For them on whom he hath determined not to bestow
effectual grace, that they might believe” (= Allah tidak memberikan AnakNya, - 1. Untuk mereka
yang tidak pernah percaya; 2. Lebih-lebih lagi untuk mereka yang tidak
pernah mendengar tentang Dia, dan dengan demikian tidak mempunyai jalan untuk
beriman; 3. Untuk mereka bagi siapa Ia telah menentukan untuk tidak
memberikan kasih karunia yang efektif supaya mereka bisa percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
329.
Disamping
itu, saya berpendapat bahwa sebetulnya dalam persoalan ini, terjemahan ‘setiap orang’ dari Kitab Suci
Indonesia lebih benar dari pada terjemahan ‘whoever’
/ ‘whosoever’ / ‘barangsiapa’ dari Kitab Suci bahasa Inggris.
Yoh 3:16
- “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal”.
KJV: ‘For God so
loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever
believeth in him should not
perish, but have everlasting life’ (= Karena Allah begitu mengasihi dunia,
sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak
binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal).
RSV: ‘For God so
loved the world that he gave his only Son, that whoever
believes in him should not
perish but have eternal life’ (= Karena Allah begitu mengasihi dunia
sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak
binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal).
John
Owen: “i[na pa~v oJ pisteu>wn,
- ‘that whosoever believeth,’ or ‘that every believer.’” (= HINA PAS HO
PISTEUON, - ‘supaya barangsiapa percaya’,
atau ‘supaya setiap orang percaya’) - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, hal 328.
Kata
Yunani PAS sebetulnya artinya adalah ‘setiap
orang’.
Juga kata ‘yang’ sebetulnya tidak ada, karena
terjemahan hurufiahnya adalah: ‘that
everyone believing’ (= supaya setiap orang percaya). Jadi, ‘setiap orang
percaya’ ini tidak menunjuk kepada sebagian dari obyek yang dikasihi
Allah, untuk siapa Ia memberikan AnakNya, tetapi menunjuk kepada seluruh
obyek kasih Allah tersebut.
Dengan
demikian, Yoh 3:16 artinya adalah: Karena begitu besar kasih Allah terhadap
orang-orang pilihan sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal,
supaya setiap orang percaya (= orang-orang pilihan itu) tidak binasa tetapi
memperoleh hidup yang kekal.
d) Pembahasan
Yoh 3:17.
Yoh 3:17
- “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.
Catatan:
dalam Yoh 3:17 ini sebetulnya kata ‘dunia’
muncul 3 x, tetapi kata ‘dunia’
yang ketiga diterjemahkan menjadi ‘nya’
dalam Kitab Suci Indonesia. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini.
KJV: ‘For God sent
not his Son into the world to condemn the world; but that the world through him might be saved’ (= Karena Allah
tidak mengutus AnakNya ke dalam dunia untuk menghukum dunia; tetapi supaya dunia bisa diselamatkan
melalui Dia).
Owen (hal 342) berpendapat bahwa:
1. Kata ‘dunia’ yang pertama
menunjuk pada ‘bumi’ atau ‘sebagian dari bumi’.
2. Kata ‘dunia’ yang kedua bisa
menunjuk kepada ‘semua manusia’
tetapi bisa juga menunjuk hanya kepada ‘orang-orang
pilihan’.
3. Kata ‘dunia’ yang ketiga pasti
menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’.
Owen menambahkan bahwa tidak mungkin Allah mengutus
AnakNya ke dalam dunia dengan maksud untuk menyelamatkan semua manusia di dunia
ini, karena Luk 2:34 mengatakan
bahwa Kristus ditentukan untuk menjatuhkan sebagian orang.
Luk 2:34
- “Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
‘Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan
atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan”.
John
Owen: “Christ was appointed for the
fall of some, Luke 2:34, and, therefore, not that all and every one might be
saved. ... The end of Christ’s actual exhibition and sending in the flesh is
not opposite to any of God’s eternal decrees, which were eternally fixed
concerning the condemnation of some for their sins” (= Kristus ditentukan
untuk kejatuhan dari sebagian orang, Luk 2:34, dan karena itu, bukan supaya
semua dan setiap orang bisa diselamatkan. ... Tujuan dari penampilan dan
pengiriman Kristus dalam daging tidaklah bertentangan dengan yang manapun dari
ketetapan-ketetapan kekal Allah, yang telah ditetapkan secara kekal berkenaan
dengan penghukuman dari sebagian orang karena dosa-dosa mereka) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
342.
Dalam tafsirannya tentang Luk 2:34 ini William
Hendriksen berkata: “Simeon now invoked God’s blessing on Joseph and Mary. Having done
this, he addressed to Mary words that must have startled her. In substance he
told her that her child would become the great divider; not, however, that
events would simply turn out that way, but that in God’s plan it had been so
decided” (= Sekarang Simeon meminta berkat Allah bagi Yusuf dan Maria.
Setelah melakukan hal ini, ia menujukan kepada Maria kata-kata yang pasti
mengejutkannya. Pada hakekatnya, ia mengatakan kepadanya bahwa Anaknya akan
menjadi pemisah yang besar; bukan sekedar bahwa hal itu akan terjadi, tetapi
bahwa dalam rencana Allah sudah ditetapkan demikian) - hal 170.
Sedangkan
Calvin berkata: “The meaning is, that he was divinely appointed to cast down and
destroy many. But it must be observed, that the ruin of unbelievers results
from their striking against him” (= Artinya adalah bahwa Ia ditetapkan
secara ilahi untuk membuang dan menghancurkan banyak orang. Tetapi harus
diperhatikan bahwa kehancuran orang-orang yang tidak percaya diakibatkan oleh
perlawanan mereka terhadap Dia) - hal 148.
Bandingkan dengan 1Pet 2:4-8 - “(4) Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang
oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. (5) Dan
biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang
karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (6) Sebab ada tertulis dalam Kitab
Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan
dipermalukan.’ (7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi
mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan
suatu batu sandungan.’ (8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat
kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”.
e) Pembahasan
2Kor 5:19.
2Kor 5:19 - “Sebab
Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami”.
Sebetulnya dilihat dari ayat ini saja sudah terlihat
bahwa ‘dunia’ di sini tidak mungkin
menunjuk kepada ‘semua manusia di dunia’,
karena kalau ditafsirkan demikian, maka ayat ini akan menghasilkan ajaran
Universalisme.
Tetapi supaya menjadi makin jelas tentang apa yang
dimaksud dengan ‘dunia’ dalam
2Kor 5:19, mari kita membaca kontexnya, mulai ay 18 sampai dengan ay 21.
2Kor 5:18-21 - “(18)
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada
kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada
kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah
menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
John
Owen: “They who are called the ‘world,’ verse 19, are termed ‘us,’
verse 18, ‘He hath reconciled us to himself by
Jesus Christ;’ as also verse 21, where
they are farther described by Christ’s being ‘made sin for them,’ and their being
‘made the righteousness of God in him.’ Are these things true of all in the world?” (= Mereka yang disebut ‘dunia’ dalam ay 19, disebut dengan istilah ‘kita’ dalam ay 18, ‘Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan
kita dengan diriNya’; dan juga
ay 21, dimana digambarkan lebih jauh bahwa Kristus ‘dibuat menjadi dosa
untuk mereka’, dan mereka ‘dibenarkan oleh Allah dalam Dia’. Apakah hal-hal ini benar untuk semua orang dalam dunia?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339.
Catatan: saya tak
tahu dari mana Owen menggunakan kata ‘them’ (= mereka),
karena dalam ay 21 semua versi Alkitab juga menggunakan kata ‘us’ (= kita). Kata ‘them’ (= mereka)
ada dalam ay 19.
Owen
menambahkan: “If this text may receive any light from what is antecedent and
consequent unto it, - if the word any interpretation from those expressions
which are directly expository of it, - by the ‘world’ here can be meant none
but ‘elect believers’” (= Jika text ini boleh menerima terang dari ayat
sebelumnya dan sesudahnya, - jika kata itu bisa menerima penafsiran dari
ungkapan-ungkapan yang merupakan penjelasan langsung tentangnya, - maka kata
‘dunia’ di sini tidak bisa berarti lain selain ‘orang-orang percaya yang adalah
orang-orang pilihan’) - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, hal 339.
2) Ayat-ayat
yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk semua orang / setiap orang.
John Owen: “The second argument, wherewith our
adversaries make no less flourish than with the former, is raised from those
places of Scripture where there is mention made of all
men and every man, in the business of
redemption. With these bare and naked words, attended with swelling, vain
expressions of their own, they commonly rather
proclaim a victory than study how to prevail” (= Argumentasi yang
kedua, dengan mana musuh-musuh kita tumbuh dengan subur, sama seperti dengan
argumentasi yang terdahulu, didapatkan dari tempat-tempat dalam Kitab Suci
dimana disebutkan tentang ‘semua orang’ dan ‘setiap orang’, dalam pekerjaan penebusan. Dengan
kata-kata telanjang ini, disertai dengan pernyataan-pernyataan yang sombong dan
sia-sia dari mereka sendiri, mereka secara umum
lebih memproklamirkan suatu kemenangan dari pada belajar bagaimana untuk menang)
- ‘The Works of John Owen’, vol 10,
hal 343.
Contoh
ayat-ayat yang dipakai dalam argumentasi kedua ini:
· 2Kor 5:14,15 - “(14) Sebab kasih
Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang
sudah mati untuk semua
orang, maka mereka
semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka”.
· 1Tim 2:3-6 - “(3)
Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6)
yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan”.
· Tit 2:11 - “Karena kasih karunia Allah yang
menyelamatkan semua
manusia sudah nyata”.
· Ibr 2:9 - “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang
singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus,
kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia”.
· 2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya,
sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar
terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat”.
· Satu ayat lain yang mirip dengan ayat-ayat di atas ini
adalah Kol 1:20 - “dan
oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada
di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”.
Jawaban
terhadap argumentasi ini:
a) Dalam Kitab
Suci, kata ‘semua’ tidak selalu
berarti ‘semua’; seringkali artinya
adalah ‘semua elect / orang dalam Kristus’.
Ini sebetulnya juga berlaku dalam
pembicaraan sehari-hari. Misalnya kalau dalam suatu kelas saya berkata: ‘Semua
diam!’, maka tentu saya tidak memaksudkan semua orang dalam dunia tanpa kecuali,
tetapi hanya memaksudkan ‘semua orang yang ada di dalam kelas’. Jadi, kata
‘semua’ harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya!
Dalam
semua ayat-ayat di bawah ini, kalau kata ‘semua’ betul-betul diartikan ‘semua’,
maka ini akan menjadi ajaran Universalisme.
1. Yoh 12:32
- “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari
bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepadaKu”.
Calvin (tentang Yoh 12:32): “‘I will draw all men to myself.’ The word ‘all,’ which he employs, must be
understood to refer to the children of God, who belong to his flock. Yet I
agree with Chrysostom, who says that Christ used the universal term, all, because the Church was to be
gathered equally from among Gentiles and Jews, according to that saying, ‘There
shall be one shepherd, and one sheepfold,’ (John 10:16.)” [= ‘Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu’. Kata ‘semua’, yang ia gunakan, harus dimengerti menunjuk
kepada anak-anak Allah, yang termasuk
dalam kawanan dombaNya. Tetapi saya setuju dengan Chrysostom, yang mengatakan bahwa Kristus menggunakan istilah universal, ‘semua’, karena Gereja
harus dikumpulkan secara sama dari orang-orang non Yahudi dan dari orang-orang
Yahudi, sesuai dengan kata-kata ‘mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala’, (Yoh 10:16).].
Dalam penafsiran tentang Yoh 12:32
ini, bahkan Adam Clarke, yang adalah seorang Arminian, juga menafsirkan seperti
Calvin, dan menganggap bahwa kata-kata ‘semua
orang’ di sini menunjuk kepada orang Yahudi dan orang non Yahudi.
Adam Clarke (tentang Yoh 12:32): “‘I,
if I be lifted up from the earth, will draw all men unto me.’ After I shall
have died and risen again, by the preaching of my word and the influence of my
Spirit, I shall attract and illuminate both Jews and
Gentiles” (= Aku, jika Aku ditinggikan dari bumi, akan menarik
semua orang kepadaKu’. Setelah Aku mati dan bangkit lagi, oleh pemberitaan
firmanKu dan pengaruh dari RohKu, Aku akan menarik dan mencerahi baik orang Yahudi maupun orang non Yahudi).
Tetapi Lenski, yang juga adalah seorang Arminian, memberikan penafsiran
yang berbeda dengan yang diberikan oleh Adam Clarke.
Lenski (tentang Yoh 12:32): “This is the drawing exerted by grace through the means
of grace (Word and Sacrament), alike in effectiveness and seriousness for
all men, not in any way limited on God’s part. Yet here, as in 6:37; 6:44;
10:16; 11:52, and other connections, Jesus is
speaking of this universal and unlimited grace only in so far as it succeeds in
actually drawing men from the world to himself. All are alike drawn, but by their perverse
obduracy many nullify all the power of grace and harden themselves in unbelief
(Matt. 23:37), while others, in equal sin and guilt, are converted by this same
power of grace. Why some are thus lost and
others won, all being under the same grace, constitutes a mystery insoluble by
our minds, about which we know only this, that those who are lost are lost
solely by their own guilt, while those who are won are won solely by divine
grace” [= Ini adalah tarikan digunakan oleh kasih karunia dan cara / jalan
kasih karunia (Firman dan Sakramen), sama dalam ke-efektif-annya dan
ke-serius-annya untuk semua orang, tidak dibatasi dengan cara apapun dari pihak
Allah. Tetapi di sini, seperti dalam Yoh 6:37; 6:44; 10:16; 11:52, dan
hubungan-hubungan yang lain, Yesus sedang berbicara
tentang kasih karunia yang bersifat universal dan tak terbatas ini hanya sejauh
itu berhasil dalam betul-betul menarik orang-orang dari dunia kepada diriNya
sendiri. Semua
orang ditarik secara sama, tetapi oleh kekerasan hati mereka yang suka
menentang, banyak orang meniadakan / menghapuskan semua kuasa dari kasih
karunia dan mengeraskan diri mereka sendiri dalam ketidak-percayaan (Mat
23:37), sedangkan orang-orang lain, dalam dosa dan kesalahan yang sama /
setara, dipertobatkan oleh kuasa dari kasih karunia yang sama. Mengapa sebagian terhilang dan yang lain dimenangkan
seperti itu, padahal semua ada di bawah kasih karunia yang sama, merupakan
suatu misteri yang tidak bisa dipecahkan oleh pikiran kita, tentang mana kita
hanya mengetahui hal ini, bahwa mereka yang terhilang, terhilang semata-mata
oleh kesalahan mereka sendiri, sedangkan mereka yang dimenangkan, dimenangkan
semata-mata oleh kasih karunia ilahi].
Yoh 6:37,44 - “(37) Semua
yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang
kepadaKu, ia tidak akan Kubuang. ... (44) Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku,
dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman”.
Yoh 10:16 - “Ada lagi padaKu
domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun
juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan
dengan satu gembala”.
Yoh 11:52 - “dan bukan untuk
bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak
Allah yang tercerai-berai”.
Mat 23:37 - “‘Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang
yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama
seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu
tidak mau”.
Ada beberapa hal yang ingin saya berikan sebagai jawaban terhadap
tafsiran Lenski di atas:
a. Kata ‘menarik’ yang digunakan dalam Yoh 12:32 ini dalam bahasa
Yunani adalah HELKUO, dan hanya muncul 7 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 6:44
Yoh 12:32
Yoh 18:10 Yoh 21:6 Yoh 21:11 Kis 16:19 Kis 21:30 Yak 2:6. Dan dalam setiap kasus dari 7
kasus ini tak satupun penarikan itu gagal untuk menarik! Jadi, kalau dalam
Yoh 12:32 dikatakan bahwa kuasa kasih karunia menarik tetapi gagal karena
sikap tegar tengkuk dari orang yang ditarik, itu merupakan omong kosong. Lenski
mengatakan Allahnya serius dalam menarik, tetapi manusia bisa menahan /
menolak! Seakan-akan ada pertandingan tarik tambang, antara Allah melawan
manusia, dan manusianya yang menang! Betul-betul menggelikan!
Catatan: bagian ini
akan saya jelaskan secara lebih mendetail
dalam pembahasan point ke 4 dari TULIP yaitu Irresistible Grace (= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak).
b. Lenski
mengatakan bahwa tarikan dari kuasa kasih karunia itu sama efektifnya
maupun seriusnya terhadap semua orang, tetapi hasilnya bisa berbeda. Ini
merupakan pernyataan yang kontradiksi, karena kalau efektif, pasti berhasil!
c. Lenski
mengatakan bahwa tarikannya sama efektifnya maupun seriusnya, dan tak ada beda
sama sekali antara penarikan terhadap satu orang dan orang yang lain. Juga
orang-orang yang ditarik sama dalam dosa dan kesalahannya. Tetapi hasilnya bisa
berbeda, ada yang dimenangkan dan ada yang terhilang. Ini ia katakan sebagai
suatu misteri yang tak bisa dipecahkan. Dan ia menambahkan bahwa hanya satu hal
yang bisa dipastikan, yaitu bahwa mereka yang terhilang, terhilang oleh
kesalahan mereka sendiri, dan mereka yang dimenangkan, dimenangkan semata-mata
oleh kasih karunia Allah. Menurut saya, ini semua merupakan kontradiksi! Dalam
hal ini hanya ada dua kemungkinan:
(1)Kalau Allahnya bekerja secara sama dalam diri
setiap orang, lalu ada yang dimenangkan dan ada yang terhilang, maka orang yang
dimenangkan lebih baik dari orang yang terhilang, dan ini boleh dikatakan
merupakan ajaran sesat ‘keselamatan karena perbuatan baik’!
(2)Kalau orangnya sama jahatnya, dan ada yang
dimenangkan dan ada yang terhilang, maka harus disimpulkan bahwa Allah bekerja
secara berbeda terhadap orang-orang itu. Ini boleh dikatakan merupakan ajaran
Calvinisme.
Kesimpulan
saya: sebetulnya Lenski hanya bisa memilih, mau menerima ajaran sesat ‘keselamatan
karena perbuatan baik’, atau menerima Calvinisme. Ia menolak semua itu, dengan
dalih bahwa itu merupakan suatu misteri yang tidak bisa dipecahkan!
2. Kis 2:17-18
- “(17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah
firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan
bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan perempuan akan
Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat”.
Kata ‘manusia’
di sini secara hurufiah adalah ‘daging’ (KJV: ‘flesh’). Dalam bahasa
Yunani digunakan kata SARX yang artinya memang ‘daging’. Jadi, kalau ini mau
diartikan semua manusia, akan berarti bahwa Roh Kudus dicurahkan bukan hanya
kepada orang percaya tetapi juga kepada orang yang tidak percaya! Ini jelas
mustahil, karena Kitab Suci secara sangat jelas mengatakan bahwa dalam jaman
Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan hanya kepada semua orang percaya saja.
Bandingkan dengan:
·
Yoh
7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam
hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh
yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepadaNya; sebab Roh itu
belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.
·
Kis
2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.
·
Ef 1:13
- “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu
telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu
juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.
Calvin
(tentang Kis 2:17): “‘Upon all flesh.’ It appeareth, by that which followeth, of
what force this generality is; for, first, it is set down generally, ‘all flesh;’ after that the partition
is added, whereby the prophet doth signify that there shall be no difference of
age or kind, but that God admitteth all, one with another, unto the partaking
of his grace. It is said, therefore, ‘all
flesh,’ because both young and old, men and women, are thereby signified” (= ‘Kepada semua daging / manusia’. Terlihat dengan
jelas, oleh apa yang mengikutinya, tentang / dari apa kelompok orang yang umum
ini; karena, mula-mula itu diletakkan secara umum, ‘semua daging’; setelah itu
sekat / dinding pemisah ditambahkan, dengan mana sang nabi memberitahukan bahwa
di sana tidak ada perbedaan tentang umur atau jenis, tetapi bahwa Allah
menerima semua, satu dengan yang lain, pada pengambilan bagian dari kasih
karuniaNya. Karena itu, dikatakan, ‘semua daging / manusia’, karena baik muda
dan tua, laki-laki dan perempuan, dimaksudkan dengan itu).
Penjelasan: kata-kata Calvin di atas ini agak sukar
untuk dimengerti, dan karena itu saya ingin menjelaskannya dengan kata-kata
saya sendiri. Ia memaksudkan bahwa setelah kata-kata ‘semua daging / manusia ‘
itu muncul, lalu dinyatakan berbagai-bagai jenis orang (ay 17b-18), yaitu ‘anak-anakmu laki-laki’, ‘anak-anakmu perempuan’, ‘teruna-terunamu’, ‘orang-orangmu yang tua’,
‘hamba-hambaKu laki-laki’ dan ‘hamba-hambaKu
perempuan’. Jadi, yang dimaksudkan dengan ‘semua
daging / manusia’ ini adalah manusia dari bermacam-macam / semua jenis.
Calvin melanjutkan lagi, tetapi
kata-katanya lebih ruwet lagi, sehingga di bawah saya berikan tanpa terjemahan,
dan di sini saya memberikannya dengan kata-kata saya. Dalam jaman Perjanjian
Lama Roh Kudus sudah ada dan sudah diberikan kepada manusia, tetapi hanya
kepada sedikit manusia, yaitu golongan-golongan tertentu saja, seperti imam,
nabi, dan raja. Jaman Perjanjian Baru sangat kontras dengan itu, karena dalam
jaman Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan kepada semua orang percaya tanpa
pandang bulu. Karena itu digunakan istilah ‘semua
daging / manusia’.
Calvin (tentang Kis
2:17): “yet
here may a question be moved, why God doth promise that unto his people, as
some new and unwonted good thing, which he was wont to do for them from the
beginning throughout all ages; for there was no age void of the grace of the
Spirit. The answer of this question is set down in these two sentences: ‘I will
pour out,’ and, ‘Upon all flesh;’ for we must here note a double contrariety,
between the time of the Old and New Testament; for the pouring out (as I have
said) doth signify great plenty, when as there was under the law a more scarce distribution;
for which cause John also doth say that the Holy Ghost was not given until
Christ ascended into heaven. ‘All
flesh’ doth signify an infinite multitude, whereas God in times past did
vouchsafe to bestow such plenty of his Spirit only upon a few”.
Lenski, yang adalah seorang Arminian, juga mengartikan
sebagai semua orang percaya di seluruh dunia.
Lenski: “‘Upon all flesh’ is universal
but not absolute; v. 38 shows both, ‘everyone’ may receive the Holy
Spirit but only by repentance and faith” (= ‘ke atas semua
daging’ bersifat universal tetapi tidak mutlak; ay 38 menunjukkan
keduanya ‘setiap orang’ bisa menerima Roh Kudus tetapi hanya oleh pertobatan
dan iman).
Kis 2:38 - “Jawab
Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi
dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu
akan menerima karunia Roh Kudus”.
3. Maz 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik
kepada TUHAN; dan segala
kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.
KJV: ‘All the ends of the world shall remember and turn unto the LORD: and all the kindreds of the
nations shall worship before thee’ (= Semua ujung-ujung bumi akan mengingat dan
kembali kepada TUHAN; dan semua keluarga dari bangsa-bangsa akan menyembah di
hadapanMu).
Kalau dibaca lebih banyak, maka akan lebih menyolok
lagi.
Maz 22:28-32 - “(28)
Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya. (29) Sebab Tuhanlah
yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (30) Ya, kepadaNya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapanNya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat
menyambung hidup. (31) Anak-anak cucu akan beribadah kepadaNya, dan akan menceritakan tentang
TUHAN kepada angkatan yang akan
datang. (32) Mereka akan
memberitakan keadilanNya kepada bangsa yang akan lahir
nanti, sebab Ia telah
melakukannya”.
Catatan:
a. Kata-kata ‘orang sombong’ diterjemahkan secara sama oleh RSV, tetapi KJV/ASV
menterjemahkan ‘fat’ (= gemuk), dan
NIV menterjemahkan ‘the rich’ (=
orang kaya), dan NASB/NKJV menterjemahkan ‘the
prosperous’ (= orang yang makmur). Kata-kata ini menunjuk kepada
orang-orang yang kaya / berkedudukan tinggi.
b. Lalu ‘semua
orang yang turun ke dalam debu’ dan ‘orang
yang tidak dapat menyambung hidup’ (ay 30b) diartikan oleh Calvin sebagai
orang yang begitu rendah / hina sehingga kelihatannya seperti orang mati.
Penafsir-penafsir lain (Clarke, Barnes) menafsirkan ini sebagai orang-orang
yang sekarat.
c. Jelas bahwa text ini menunjuk
pada semua jenis / kelompok manusia.
Calvin
(tentang Maz 22:29): “If
it is objected, that the whole world has never yet been converted, the solution
is easy. A comparison is here made between that remarkable period in which God
suddenly became known every where, by the preaching of the gospel, and the
ancient dispensation, when he kept the knowledge of himself shut up within the
limits of Judea. Christ, we know, penetrated with amazing speed, from the east
to the west, like the lightning’s flash, in order to bring into the Church the
Gentiles from all parts of the world” (= Jika ada
keberatan, bahwa seluruh dunia belum dipertobatkan, penyelesaiannya mudah.
Suatu perbandingan dibuat di sini antara periode yang hebat /
luar biasa dalam mana Allah tiba-tiba menjadi dikenal dimana-mana, oleh
pemberitaan Injil, dan jaman kuno, pada waktu Ia menjaga
pengetahuan tentang diriNya sendiri tertutup di dalam batasan-batasan dari
Yudea. Kita tahu bahwa Kristus menembus dengan kecepatan yang mengherankan,
dari Timur ke Barat, seperti cahaya petir, untuk membawa ke dalam Gereja
orang-orang non Yahudi dari semua bagian dari dunia).
John
Owen: “The whole strength of this
argument lies in the ambiguity of the word ‘all,’ which being of various
significations, and to be interpreted suitably to the matter in hand and the
things and persons whereof it is spoken, ... That ‘all’ or ‘all men’ do not
always comprehend ‘all and every man that were, are, or shall be,’ may be made
apparent by near five hundred instances from the Scripture” (= Seluruh
kekuatan dari argumentasi ini terletak dalam arti yang tidak pasti dari kata
‘semua’, yang mempunyai bermacam-macam arti, dan harus ditafsirkan sesuai
dengan persoalan yang sedang ditangani dan hal-hal dan orang-orang yang
dibicarakan, ... Bahwa ‘semua’ atau ‘semua orang’ tidak selalu berarti ‘semua
dan setiap orang, yang dahulu ada, sedang ada, atau akan ada’ bisa dibuat jelas
oleh hampir 500 contoh-contoh dari Kitab Suci) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 344.
Arthur W. Pink: “In
Scripture the word ‘all’ (as applied to humankind) is used in two senses -
absolutely, and relatively. In some passages it means ‘all without exception’;
in others it signifies ‘all without distinction’. Which of these meanings it
bears in any particular passage must be determined by the context and decided
by a comparison of parallel scriptures” [= Dalam Kitab Suci kata ‘semua’
(pada saat diterapkan kepada umat manusia) digunakan dalam 2 arti, secara
mutlak dan secara relatif. Dalam text-text
tertentu kata itu berarti ‘semua tanpa perkecualian’; dalam text-text yang
lain kata itu menunjuk ‘semua tanpa perbedaan’. Yang mana dari arti-arti ini yang dikandung oleh text
tertentu harus ditentukan oleh kontextnya dan diputuskan oleh perbandingan dari
bagian-bagian Kitab Suci yang paralel] - ‘The Sovereignty of God’, hal 65.
Adam Clarke (tentang Maz 22:28): “The Gospel shall be preached to every nation under heaven; and all the kindred of nations, mishpchowt,
the families of the nations: not only the nations of the world shall receive
the Gospel as a revelation from God, but each family shall embrace it for their
own salvation. They shall worship before Jesus the Saviour, and through him
shall all their praises be offered unto God” (= Injil akan diberitakan
kepada setiap bangsa di bawah langit; dan semua keluarga dari bangsa-bangsa, mishpchowt,
keluarga-keluarga dari bangsa-bangsa: bukan hanya bangsa-bangsa dari dunia akan
memeluk / mempercayai Injil sebagai suatu penyataan / wahyu dari
Allah, tetapi setiap keluarga akan memeluk /
mempercayainya untuk keselamatan mereka sendiri. Mereka akan menyembah di hadapan Yesus sang Juruselamat, dan
melalui Dia semua pujian mereka akan diberikan kepada Allah).
Catatan:
ini jadi Universalisme!
b) Pembahasan Ro 5:18.
Ro 5:18
- “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh
penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.
Sebetulnya
dibaca sepintas lalu saja sudah terlihat bahwa kata-kata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya garis bawahi) tidak mungkin
betul-betul diartikan ‘semua orang’,
karena kalau diartikan demikian akan menimbulkan Universalisme.
Adam Clarke (tentang Ro 5:18): “The mercy of
God, in Christ Jesus, shall have its due also; and therefore all could be put
into a saved (salvable)
state here” [= Belas kasihan Allah, dalam Kristus
Yesus, juga akan mendapatkan haknya; dan karena itu semua orang bisa diletakkan
ke dalam suatu keadaan selamat (bisa diselamatkan) di sini].
Catatan: ini jelas
membengkokkan kata-kata ayat itu. Ro 5:18 mengatakan ‘oleh satu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh
pembenaran untuk hidup’. Clarke mengubahnya menjadi ‘keadaan selamat (bisa
diselamatkan)’! ‘Selamat’ sangat berbeda
dengan ‘bisa diselamatkan’!
John Owen
mengutip penafsiran seorang yang bernama Thomas More dalam bukunya yang
berjudul ‘Universality of Grace’ /
‘Ke-universal-an Kasih Karunia’ (chap. viii, p. 41) yang berkata sebagai
berikut: “That Adam, in his first sin and transgression, was a public person, in
the room and place of all mankind, by virtue of the covenant between God and
him; so that whatever he did therein, all were alike sharers with him. So also
was Christ a public person in his obedience and death, in the room and place of
mankind, represented by him, even every one of the posterity of Adam” (=
Bahwa Adam, dalam dosa dan pelanggaran pertamanya, merupakan seorang wakil,
dalam ruangan dan tempat dari seluruh umat manusia,
berdasarkan atas perjanjian antara Allah dengan dia; sehingga apapun yang ia
lakukan di dalamnya, semua orang secara sama adalah pengambil-pengambil bagian
dengan dia. Demikian juga Kristus adalah seorang wakil dalam ketaatan dan
kematianNya, dalam ruangan dan tempat dari umat manusia, diwakili olehNya,
bahkan setiap orang dari keturunan Adam)
- ‘The Works of John Owen’, vol 10,
hal 354.
Catatan: ini jelas
merupakan pandangan Arminian / ‘Universal
Atonement’ (= Penebusan Universal).
John Owen
menjawab sebagai berikut: “To that which concerneth Adam, we grant he
was a public person in respect of all his that were to proceed from him by
natural propagation; that Christ also was a public person in the room of his,
and herein prefigured by Adam. But that Christ, in his obedience, death, and
sacrifice, was a public person, and stood in the room and stead of all and
every one in the world, of all ages and times (that is, not only of his elect
and those who were given unto him of God, but also of reprobate persons, hated
of God from eternity; of those whom he never knew, concerning whom, in the days
of his flesh, he thanked his Father that he had hid from them the mysteries of
salvation; whom he refused to pray for; who were, the greatest part of them,
already damned in hell, and irrevocably gone beyond the limits of redemption,
before he actually yielded any obedience), is to us such a monstrous assertion
as cannot once be apprehended or thought on without horror or detestation”
[= Mengenai Adam, kami mengakui bahwa ia adalah seorang wakil dari semua orang yang akan keluar darinya oleh perkembang-biakan
alamiah; bahwa Kristus juga adalah wakil dalam ruang lingkupNya, dan di
dalam ini dibayangkan sebelumnya oleh Adam. Tetapi
bahwa Kristus, dalam ketaatan, kematian dan pengorbananNya, merupakan seorang
wakil, dan menggantikan / mewakili semua dan setiap orang dalam dunia, dari
semua jaman dan waktu {yaitu, bukan hanya orang-orang pilihanNya dan mereka
yang diberikan kepadaNya oleh Bapa, tetapi juga orang-orang yang ditentukan
untuk binasa, yang dibenci oleh Allah dari kekekalan; mereka yang tidak pernah
dikenalNya, mengenai siapa, pada masa hidupNya dalam daging, Ia bersyukur
kepada BapaNya bahwa Ia telah menyembunyikan dari mereka misteri keselamatan (Mat 11:25);
untuk siapa Ia menolak untuk berdoa (Yoh 17:9,20); yang sebagian besar sudah dihukum di dalam neraka, dan sudah pergi
melampaui batasan penebusan dan tidak bisa ditarik kembali, sebelum Ia
betul-betul melakukan ketaatan apapun}, bagi kami merupakan penegasan yang
mengerikan / sangat salah sehingga tidak bisa dipahami / dilihat atau
dipikirkan tanpa rasa muak atau jijik] - ‘The Works of John Owen’,
vol 10, hal 354.
c) Pembahasan 1Kor 15:22.
1Kor 15:22
- “Karena sama seperti semua orang
mati dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Catatan:
kata-kata yang saya coret itu seharusnya tidak ada.
Sama seperti dalam kasus Ro 5:18 di atas, kata-kata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya beri garis bawah ganda)
tidak mungkin diartikan betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’, karena kalau diartikan demikian, akan menimbulkan
ajaran Universalisme.
Bahkan Lenski sendiri, yang adalah seorang Arminian,
menafsirkan bahwa kata-kata ‘semua
orang’ yang pertama betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’, tetapi
kata-kata ‘semua orang’ yang kedua,
menunjuk hanya kepada ‘orang-orang percaya’ saja.
John Owen membahasnya lebih jauh dengan memperhatikan
kontexnya.
John
Owen: “‘All,’ then, who by virtue of
the resurrection of Christ shall be made alive, are all those who are partakers
of the nature of Christ; who, verse 23, are expressly called ‘they that are
Christ’s’ and of whom, verse 20, Christ is said to be the ‘first-fruits;’ and
certainly Christ is not the first-fruits of the damned” (= Maka ‘semua’,
yang karena kebangkitan Kristus akan dihidupkan, adalah semua mereka yang
mengambil bagian dalam sifat / keadaan Kristus; yang dalam ay 23 secara jelas
disebut ‘mereka yang menjadi milik Kristus’ dan tentang siapa dalam ay 20
dikatakan bahwa Kristus adalah ‘buah sulung / pertama’; dan pasti Kristus bukan
merupakan buah sulung / pertama dari orang-orang yang dihukum) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal
352-353.
1Kor 15:20-23
- “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena
satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu
orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula
semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus
sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya
pada waktu kedatanganNya”.
KJV: ‘(20) But now
is Christ risen from the dead, and become the firstfruits of them that
slept. (21) For since by man came death, by man came also the resurrection of
the dead. (22) For as in Adam all die, even so in Christ shall all be made
alive. (23) But every man in his own order: Christ the firstfruits;
afterward they that are Christ’s at his coming’ [= (20) Tetapi
sekarang Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, dan menjadi buah
sulung dari mereka yang telah mati. (21) Sebab karena oleh manusia datang
kematian, oleh manusia juga datang kebangkitan dari antara orang mati. (22)
Karena sebagaimana dalam Adam semua mati, demikian juga dalam Kristus semua
akan dihidupkan. (23) Tetapi setiap orang menurut urutannya sendiri: Kristus
sebagai buah sulung / pertama; setelah itu mereka yang adalah milik
Kristus pada kedatanganNya].
d) Pembahasan 2Kor 5:14-15.
2Kor 5:14-15
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah
mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka”.
Penafsiran Arminian.
Barnes’ Notes (tentang 2Kor 5:14): “The
phrase ‘for all,’ (uper panton,) obviously means
for all mankind; for every man. This is an exceedingly important expression in regard
to the extent of the atonement which The Lord Jesus made, ... it demonstrates
also that the atonement was general, and had, in itself considered, no
limitation, and no particular reference to any class or condition of men, and
no particular applicability to one class more than to another. There was
nothing in the nature of the atonement that limited it to any one class or
condition; there was nothing in the design that made it, any more applicable to
one portion of mankind than to another” [= Ungkapan ‘untuk semua’ (HUPER PANTON), jelas
berarti untuk semua umat manusia; untuk setiap orang. Ini merupakan suatu ungkapan / pernyataan yang sangat
penting berkenaan dengan luas dari penebusan
yang dibuat oleh Tuhan Yesus, ... itu juga
menunjukkan bahwa penebusan adalah umum, dan ditinjau dalam dirinya sendiri, tidak mempunyai batasan, dan tidak mempunyai hubungan khusus dengan golongan atau
kondisi / syarat apapun dari manusia, dan tidak ada kecocokan khusus untuk satu
golongan lebih dari untuk golongan yang lain. Tidak ada apapun dalam sifat
dasar dari penebusan yang membatasinya pada satu golongan atau kondisi / syarat
manapun; tidak ada apapun dalam rancangan yang membuatnya, lebih dapat dipakai
pada satu bagian dari umat manusia dari pada bagian umat manusia yang lain] - hal 851.
Catatan:
Albert Barnes bukan Arminian murni, bahkan ia lebih condong pada Calvinisme
dari pada pada Arminianisme. Dari 5 points Calvinisme ia hanya menolak point ke
3 tentang ‘Limited Atonement’ (=
Penebusan Terbatas) ini.
Adam Clarke (tentang 2Kor 5:14): “‘If one died for all, then were all dead.’ The
first position the apostle takes for granted; namely, that Jesus Christ died
for all mankind. This no apostolic man nor
primitive Christian ever did doubt or could doubt” (= ‘Jika
satu orang sudah mati untuk semua, maka semua orang sudah mati’. Posisi pertama yang dianggap pasti oleh sang rasul, yaitu
bahwa Yesus Kristus telah mati untuk semua umat manusia. Ini tak seorang rasul atau orang Kristen primitif / awal
pernah meragukan atau bisa meragukan).
Penafsiran Reformed.
Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang text ini:
2Kor 5:14-15
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka
mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
1. 2Kor 5:14
- “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti,
bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati”.
Kata ‘mati’
yang ditujukan untuk ‘semua orang’ /
‘mereka’ di sini, jelas tidak
menunjuk pada kematian jasmani, tetapi kematian rohani. Dan
kematian rohani ini bukan dalam arti ‘mati
dalam dosa’ tetapi ‘mati
terhadap dosa’.
Baik Albert Barnes, Adam Clarke, maupun
Lenski, menafsirkan bahwa ‘mereka semua sudah mati’ berarti ‘semua
manusia mati dalam dosa’.
Lenski (tentang 2Kor 5:14): “Christ died for all men with two mighty results: the one that all died; the other that all who live
should live for him” (= Kristus mati
untuk semua orang dengan dua hasil / akibat yang hebat: yang satu supaya semua
orang mati; yang lain supaya semua orang yang hidup, hidup bagi
Dia).
Perhatikan kata-kata Lenski yang saya garis-bawahi.
Menurut saya ini penafsiran yang tidak masuk akal. Apakah Kristus mati SUPAYA
semua orang mati / berdosa???? Bukankah itu terbalik??? Seharusnya ‘karena
semua orang berdosa maka Kristus mati’. Jelas bahwa kata-kata ‘mereka semua sudah mati’ tidak bisa
diartikan seperti penafsiran Arminian ini, yaitu ‘mati dalam dosa’. Seharusnya
diartikan seperti penafsiran Reformed, yaitu ‘mati terhadap dosa’.
John
Owen: “All those of whom the apostle
treats are proved to be dead, because Christ died for them: ... What death is
it which here is spoken of? Not a death natural, but
spiritual; ... not that which is in sin, but that which is unto
sin” (= Semua mereka yang dibicarakan oleh sang rasul dibuktikan
sebagai mati, karena Kristus telah mati untuk mereka: ... Kematian apa yang
dibicarakan di sini? Bukan kematian alamiah, tetapi
kematian rohani; ... bukan kematian dalam dosa, tetapi kematian terhadap
dosa) - ‘The Works of John
Owen’, vol 10, hal 351.
Calvin
(tentang 2Kor 5:14-15): “‘If one died for all.’ This design is to be carefully kept in
view - that ‘Christ died for us, that
we might die to ourselves.’ The exposition is also to be carefully
noticed - that to ‘die to ourselves is
to live to Christ;’ or if you would have it at greater length, it is to
renounce ourselves, that we may live
to Christ; for Christ redeemed us with this view - that he might have us
under his authority, as his peculiar possession” (= ‘Jika satu orang sudah mati untuk semua orang’. Rancangan
ini harus terus diperhatikan - bahwa ‘Kristus telah mati untuk kita, supaya kita bisa mati bagi diri kita sendiri’. Exposisi / penjelasannya juga harus diperhatikan
dengan seksama - bahwa ‘mati bagi diri kita
sendiri adalah hidup bagi Kristus’;
atau jika engkau menginginkannya dengan lebih panjang / lebih jelas, itu adalah menyangkal diri kita sendiri,
sehingga kita bisa hidup bagi Kristus;
karena Kristus menebus kita dengan pandangan ini - supaya Ia bisa memiliki kita
di bawah otoritasNya, sebagai milikNya yang khusus).
Jadi
berbeda dengan penafsiran Arminian, yang membedakan ay 14b dan ay 15nya, maka
penafsiran Calvin menganggap bahwa ay 15 merupakan penjelasan lebih lanjut
dari ay 14b.
2Kor 5:14-15
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika
satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus
telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Catatan:
bagian yang saya beri garis bawah ganda merupakan penjelasan dari bagian yang
saya beri garis bawah tunggal.
Karena itu kata-kata ‘semua orang’ ini hanya bisa menunjuk kepada orang-orang percaya.
2. 2Kor 5:15
- “Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka”.
Kata-kata ‘semua
orang’ menunjuk kepada orang-orang yang sama dengan kata ‘mereka’, untuk siapa Kristus
dibangkitkan (ay 15 akhir). Dan kalau Kristus dibangkitkan untuk ‘mereka’,
maka ‘mereka’ pasti dibenarkan (Ro 4:25). Karena itu, ini pasti menunjuk kepada
‘orang-orang yang percaya’.
John
Owen: “The resurrection of Christ is
here conjoined with his death: ‘He died for them, and rose again.’ Now, for
whomsoever Christ riseth, he riseth for their ‘justification,’ Rom. 4:25; and
they must be justified, chap. 8:34. Yea, our adversaries themselves have always
confessed that the fruits of the resurrection of Christ are peculiar to
believers” (= Di sini kebangkitan Kristus digabungkan dengan kematianNya: ‘Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka’. Sekarang, untuk siapapun Kristus
bangkit, Ia bangkit untuk ‘pembenaran’ mereka, Ro 4:25; dan mereka harus
dibenarkan, pasal 8:34. Ya, musuh-musuh kita sendiri selalu mengaku bahwa buah-buah
dari kebangkitan Kristus merupakan sesuatu yang khas untuk orang-orang percaya)
- ‘The Works of John Owen’, vol 10,
hal 351.
Ro 4:25 - “yaitu
Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita”.
KJV: ‘and was
raised again for our justification’ (= dan dibangkitkan untuk pembenaran kita).
Ro 8:34
- “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit,
yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.
3. Kontext juga
menunjukkan bahwa orang-orang ini menunjuk kepada orang-orang percaya /
pilihan.
2Kor 5:14-21
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka
semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka
yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang
telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi
menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai
Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian.
(17) Jadi siapa yang
ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang. (18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan
pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus
kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Orang-orang
yang hidup bagi Kristus, yang dibicarakan oleh Paulus dalam ay 15 ini
adalah:
a. Orang-orang
yang telah menjadi ciptaan baru (ay 17).
b. Orang-orang
yang diperdamaikan dengan Allah (ay 18).
c. Orang-orang
terhadap siapa Allah tidak memperhitungkan pelanggarannya (ay 19).
d. Orang-orang
yang dibenarkan oleh Allah (ay 21).
Karena
itu, ini pasti menunjuk kepada orang-orang percaya saja.
e) Pembahasan 1Tim 2:3-6.
1Tim 2:3-6
- “(3) Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara
Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan
diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia:
itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
Adam Clarke (tentang 1Tim 2:4): “Because he wills the salvation of all men; therefore,
he wills that all men should be prayed for. In the face of such a declaration,
how can any Christian soul suppose that God ever unconditionally and eternally
reprobated any man?” (= Karena Ia menghendaki
keselamatan dari semua orang; karena itu, Ia menghendaki bahwa semua
orang harus didoakan. Menghadapi suatu pernyataan
seperti itu, bagaimana jiwa Kristen manapun bisa menganggap bahwa Allah pernah,
secara tak bersyarat dan secara kekal, menentukan binasa orang manapun?).
Adam Clarke (tentang 1Tim 2:6): “As God is the God and
father of all (for there is but one God, 1 Tim 2:5), and Jesus Christ the
mediator of all, so he gave himself a ransom for all; i.e., for all that God
made, consequently for every human soul; unless we could suppose that there are
human souls of which God is not the Creator; for the argument of the apostle is
plainly this: 1. There is one God; 2. This God is the Creator of all; 3. He has
made a revelation of his kindness to all; 4. He will have all men to be saved,
and come unto the knowledge of the truth; and 5. He has provided a Mediator for
all, who has given himself a ransom for all. As surely as God has
created all men, so surely has Jesus Christ died for all men. This is a truth
which the nature and revelation of God unequivocally proclaim” [= Karena
Allah adalah Allah dan Bapa dari semua orang (karena disana hanya ada satu
Allah, 1Tim 2:5), dan Yesus Kristus Pengantara dari semua orang, maka Ia
menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua
orang; yaitu, untuk semua orang yang
Allah buat / cipta, dan karena itu untuk setiap
jiwa manusia; kecuali kita menganggap bahwa ada jiwa-jiwa manusia
tentang siapa Allah bukan Penciptanya; karena argumentasi dari sang rasul jelas
adalah ini: 1. Di sana ada satu Allah; 2. Allah ini adalah Pencipta dari semua
orang; 3. Ia telah membuat wahyu / penyataan dari kebaikanNya kepada semua
orang; 4. Ia menghendaki semua orang diselamatkan, dan datang pada pengetahuan
tentang kebenaran; dan 5. Ia telah menyediakan seorang Pengantara untuk semua
orang, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan untuk semua orang. Sama pastinya seperti Allah telah menciptakan semua orang,
demikian juga pastinya Yesus Kristus mati untuk semua orang. Ini
adalah suatu kebenaran yang alam dan wahyu Allah nyatakan dengan tegas].
Catatan: saya tak
mengerti, Clarke mendapatkan point ke 2 dan ke 3 itu dari mana, karena textnya
sama sekali tak mempersoalkan bahwa Allah adalah Pencipta, maupun bahwa Allah
telah mewahyukan kebaikanNya kepada semua orang.
Padahal
perhatikan tafsirannya tentang kata ‘tebusan’
dalam 1Tim 2:6.
Adam Clarke (tentang 1Tim 2:6): “The word lutron signifies a ransom paid for
the redemption of a captive; and antilutron,
the word used here, and applied to the death of Christ, signifies that
ransom which consists in the exchange of one person for another, or the
redemption of life by life;” (= Kata LUTRON berarti suatu tebusan yang dibayarkan
untuk penebusan dari seorang tawanan; dan ANTILUTRON, kata yang digunakan di
sini, dan diterapkan pada kematian Kristus, berarti tebusan
itu yang terdiri dari pertukaran satu orang dengan orang yang lain, atau
penebusan dari nyawa dengan nyawa).
Kalau ini
makna dari ‘tebusan’ dan Yesus Kristus memberikan ‘tebusan’ untuk semua orang,
maka ini harus menjadi ajaran Universalisme, yang jelas adalah ajaran sesat!
Lenski
(tentang 1Tim 2:4): “It is
a severe indictment when in his Commentary Calvin says regarding this passage
that all who use it to oppose his doctrine of absolute predestination ‘are
subject to puerile hallucination,’ that Paul means that no people or class of
men are excluded from salvation ..., that Paul is speaking only of the
different races of men and not of individuals as such, and that he also wishes
the class of kings and rulers to be included. But this is a universal statement
of the Scriptures. ... The truth that God wants all men to be saved is
corroborated by the fact that Christ ‘gave himself a ransom for all’ (v. 6), and that God
provides the efficacious means of grace and salvation for all. The passive ‘to
be saved’ certainly does not mean to be saved by somebody else than ‘our Savior
God.’ ... When men reject this blessed universal will which also includes them
(Matt. 23:37), the subsequent will sends them to judgment and to perdition:
Matt. 23:38; Mark 16:16. The dogmaticians do not divide the will of God nor
assert that God has two wills; they divide only the objects with which God’s will
deals as the Scriptures themselves do”
[= Merupakan suatu tuduhan yang keras pada waktu dalam tafsirannya Calvin berkata berkenaan dengan text ini bahwa semua
orang yang menggunakannya untuk menentang doktrinnya tentang predestinasi
mutlak ‘ada di bawah kendali dari halusinasi yang kekanak-kanakan’, bahwa Paulus memaksudkan bahwa tak ada bangsa atau golongan orang
dikeluarkan dari keselamatan ..., bahwa Paulus sedang berbicara hanya tentang
bangsa-bangsa yang berbeda dari manusia dan bukan tentang individu-individu,
dan bahwa ia juga menginginkan golongan dari raja-raja dan penguasa-penguasa /
pembesar-pembesar dimasukkan. Tetapi ini adalah suatu pernyataan universal dari Kitab Suci. ... Kebenaran bahwa Allah menghendaki semua orang
diselamatkan dikuatkan oleh fakta bahwa Kristus ‘menyerahkan diriNya sendiri
sebagai tebusan bagi semua orang’ (ay 6), dan bahwa Allah menyediakan cara
kasih karunia yang efektif dan
keselamatan bagi semua orang. Bentuk pasif ‘diselamatkan’ pasti tidak berarti
diselamatkan oleh seseorang lain dari pada ‘Allah Juruselamat kita’. ... Pada
waktu manusia menolak kehendak universal yang
diberkati ini, yang juga mencakup mereka (Mat 23:37), kehendak
yang berikut / sesudahnya akan mengirimkan mereka pada penghakiman dan
kehncuran / neraka: Mat 23:38; Mark 16:16. Ahli-ahli
dogmatik tidak membagi kehendak Allah ataupun menegaskan bahwa Allah mempunyai
2 kehendak; mereka hanya membagi obyek yang ditangani oleh kehendak
Allah seperti yang Kitab Suci sendiri lakukan].
Mat 23:37-38
- “(37) ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau
yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus
kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk
ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38)
Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Mark 16:16
- “Siapa yang percaya dan dibaptis akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”.
Catatan:
1. Saya
menganggap Lenski tidak menjawab argumentasi Calvin yang mengatakan bahwa text
ini bukan berbicara tentang individu-individu tetapi tentang golongan-golongan
manusia (bagian yang saya beri garis bawah tunggal). Tetapi ia langsung
menegaskan, tanpa argumentasi, bahwa ini adalah pernyataan yang sifatnya
universal (bagian yang saya beri garis bawah ganda).
2. Di bagian
bawah dari kutipan dari Lenski di atas, ia menolak adanya dua kehendak Allah,
tetapi menunjukkan bahwa Allah bisa mengubah kehendakNya yang ditolak oleh
manusia itu.
3. Lenski
berkata “Allah menyediakan cara kasih karunia yang efektif
dan keselamatan bagi semua orang”. Kalau efektif, itu pasti berhasil; dan
ini menjadi Universalisme, yang merupakan ajaran
sesat!
Lenski
(tentang 1Tim 2:4): “The
fact that God, our Savior, wants all men to be saved and come to realization of
truth is the reason that our praying for all men is excellent and acceptable in
his sight” (= Fakta bahwa Allah, Juruselamat kita, menghendaki semua orang diselamatkan dan sampai
pada realisasi tentang kebenaran adalah alasan bahwa doa kita untuk semua orang adalah sangat bagus dan diterima /
diperkenan di hadapanNya).
Catatan: kalau
kata-kata ‘semua orang’ diartikan
seperti penafsiran Calvin, yaitu ‘semua golongan orang’, maka baik doa
kita untuk ‘semua orang’, maupun kehendak Allah untuk menyelamatkan ‘semua
orang’, harus diartikan sesuai dengan penafsiran itu.
Sekarang
kita akan melihat pembahasan John Owen, tetapi sebelumnya, mari kita melihat
dulu kontext dari text yang dibahas secara keseluruhan.
1Tim 2:1-6
- “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar,
agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan
kehormatan. (3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah,
Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua
orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5)
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah
menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu
kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
Catatan: perhatikan
ada 3 x kata-kata ‘semua orang /
manusia’ dalam text ini, yaitu dalam ay 1, ay 4, ay 6. Sebetulnya untuk ay
6, hanya ada kata ‘semua’; kata ‘orang / manusia’ tidak ada. Tetapi
dalam ay 1 dan ay 4 kata ‘orang’
memang ada.
Ada 2 hal
yang dibahas oleh John Owen:
1. Apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di
sini.
John Owen
mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2 kemungkinan
arti, yaitu:
a. Rencana
kekal dari Allah.
b. Perintah
Allah.
Catatan: tak ada
yang menganggap bahwa Allah punya 2 kehendak seperti yang dituduhkan oleh
Lenski. Yang ada adalah: kalau kata-kata ‘kehendak Allah’ itu muncul, maka ada
2 kemungkinan arti. Sebetulnya ada kemungkinan arti yang ketiga, yaitu hal
yang, kalau terjadi, menyenangkan Allah.
Kalau dari
2 arti di atas kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini adalah sebagai
berikut: Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan cara-cara dengan
mana mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat ini menjadi sama
seperti Kis 17:30 - “Dengan tidak memandang lagi zaman
kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di
mana-mana semua mereka harus bertobat”.
KJV: ‘And the
times of this ignorance God winked at; but now commandeth all men every
where to repent’ (= Allah pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini;
tetapi sekarang memerintahkan semua orang di mana-mana untuk bertobat).
John Owen
sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak
Allah’ menunjuk pada ‘rencana kekal
dari Allah’. Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4 itu
merupakan dasar / landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2. Bdk.
1Yoh 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita
kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu
kepadaNya menurut
kehendakNya”.
Kalau
diambil arti ke 3, maka itu tak bertentangan dengan predestinasi maupun ‘Limited Atonement’ (= Penebusan
Terbatas).
2. Siapa ‘semua
orang’ / ‘semua manusia’ di
sini.
Jelas
bahwa ‘semua orang / manusia’ di
sini tidak berarti betul-betul ‘semua
dan setiap orang di seluruh dunia’, karena:
a. Paulus
sendiri menggunakan kata-kata ‘semua
orang’ dalam ay 1. Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk
jelasnya lihat 1Tim 2:1-2 secara keseluruhan: “(1) Pertama-tama aku
menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan
tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.
John Owen menyimpulkan dari sini
(hal 346) bahwa yang dimaksud dengan ‘semua
orang’ adalah ‘orang-orang dari
semua jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
Calvin juga menafsirkan secara sama.
Calvin
(tentang 1Tim 2:4): “the
Apostle simply means, that there is no people and no rank in the world that is
excluded from salvation; because God wishes that the gospel should be
proclaimed to all without exception. Now the preaching of the gospel gives
life; and hence he justly concludes that God invites all equally to partake
salvation. But the present discourse relates to classes of men, and not to
individual persons; for his sole object is, to include in this number princes
and foreign nations. That God wishes the doctrine of salvation to be enjoyed by
them as well as others, is evident from the passages already quoted, and from
other passages of a similar nature” (= sang Rasul hanya
memaksudkan, bahwa disana tidak ada bangsa atau rangking / pangkat di
dunia yang dikeluarkan dari keselamatan; karena Allah menginginkan supaya
injil diproklamirkan kepada semua orang tanpa kecuali. Pemberitaan injil
memberikan kehidupan; dan karena itu ia secara benar menyimpulkan bahwa Allah
mengundang semua orang secara sama untuk mengambil bagian dalam keselamatan. Tetapi pembicaraan sekarang
ini berhubungan dengan semua golongan manusia, dan bukan dengan pribadi-pribadi
/ individu-individu; karena satu-satunya obyeknya adalah, mencakup
dalam bilangan / jumlah ini pangeran-pangeran dan bangsa-bangsa asing. Bahwa Allah ingin
doktrin keselamatan untuk dinikmati oleh mereka maupun oleh orang-orang lain,
adalah jelas dari text yang sudah dikutip, dan dari text-text lain yang
sifatnya mirip).
Bdk.
1Tim 2:1-2 - “(1) Pertama-tama aku
menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2)
untuk raja-raja dan untuk semua
pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”.
Di sini
Paulus menyuruh berdoa bukan hanya untuk orang-orang yang baik kepada mereka,
tetapi juga kepada raja dan pembesar, yang biasanya dibenci oleh orang-orang
Kristen, karena golongan orang ini menindas mereka. Dan mengingat saat itu
Israel dijajah Romawi, maka jelas bahwa raja-raja dan pembesar-pembesar itu
adalah orang-orang Romawi / non Yahudi.
Bandingkan
perintah Paulus untuk mendoakan penggede-penggede non Yahudi ini dengan Yer
29:7 - “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku
buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah
kesejahteraanmu”.
Catatan: ‘kota’ yang dimaksudkan
adalah ‘Babel’.
Calvin
(tentang 1Tim 2:5): “as
there is one God, the Creator and Father of all, so he says that there is but
one Mediator, through whom we have access to the Father; and that this Mediator
was given, not only to one nation, or to a small number of persons of some
particular rank, but to all; because the fruit of the sacrifice, by which
he made atonement for sins, extends to all. ... The universal term ‘all’
must always be referred to classes of men, and not to persons; as if he had
said, that not only Jews, but Gentiles also, not only persons of humble rank,
but princes also,
were redeemed by the death of Christ” [= sebagaimana disana ada
satu Allah, Pencipta dan Bapa dari semua orang, demikian juga ia berkata bahwa
disana hanya ada satu Pengantara, melalui siapa kita mendapatkan jalan masuk
kepada Bapa; dan bahwa Pengantara ini diberikan, bukan hanya bagi satu bangsa, atau bagi sejumlah kecil orang-orang
dari kedudukan tertentu, tetapi bagi semua; karena buah dari korban, dengan
mana Ia membuat penebusan untuk dosa-dosa, diperluas kepada semua. ... Istilah
universal ‘semua’ harus selalu dihubungkan dengan golongan-golongan
manusia, dan bukan kepada
pribadi-pribadi; seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa bukan hanya orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang non Yahudi,
bukan hanya orang-orang dari kedudukan rendah, tetapi juga pangeran-pangeran,
ditebus oleh kematian Kristus].
b. Kita diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal dari antara ‘semua orang’ itu pasti ada orang-orang
yang ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa yang membawa maut, tentang
siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa (Owen, hal 346) .
1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak
mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut.
Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus
berdoa”.
c. ‘Semua orang yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh pengetahuan akan kebenaran’
(ay 4b).
Padahal
Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak
menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.
Ini terlihat dari:
·
Maz 147:19-20 - “(19) Ia memberitakan
firmanNya kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNya kepada Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian kepada segala
bangsa, dan hukum-hukumNya tidak mereka kenal. Haleluya!”.
·
Kis 14:16,30 - “(16) Dalam zaman yang
lampau Allah membiarkan
semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, ... (30) Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia,
bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”.
·
Kol 1:26
- “yaitu rahasia
yang tersembunyi dari abad ke abad
dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”.
·
Mat 11:25-26
- “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus:
‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada
orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu”.
·
Mat 13:10-17 - “(10) Maka datanglah
murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada
mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia
Kerajaan Sorga,
tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun
juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam
perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan
sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah
nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak
mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati
bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat
tertutup; supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu
karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya banyak
nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”.
Owen (hal
347) juga mengatakan bahwa ‘semua
manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata ‘semua orang’ dalam 1Tim 2:1b,4.
Dan Owen lalu menyimpulkan bahwa ‘semua
manusia’ di sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’, dan ia
membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan sebagai ayat penafsir dari
1Tim 2:6 ini.
Wah 5:9
- “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak
menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan
kaum dan bangsa”.
f) Pembahasan tentang 1Tim 4:10.
1Tim 4:10
- “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah
yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.
1. Penafsiran Arminian tentang 1Tim 4:10.
Adam Clarke: “‘Who
is the Saviour of all men’. Who has provided salvation for the whole human
race, and has freely offered it to them in his word and by his Spirit.
‘Specially of those that believe’. What God intends for ALL, he actually gives
to them that believe in Christ, who died for the sins of the world, and tasted
death for every man. As all have been purchased by his blood so all may
believe; and consequently all may be saved. Those that perish, perish through
their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang
telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat
manusia, dan telah
menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh RohNya.
‘Khususnya dari mereka yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia betul-betul
memberikannya kepada mereka yang percaya kepada Kristus, yang mati untuk
dosa-dosa dunia, dan merasakan kematian untuk setiap orang. Karena semua telah dibeli oleh
darahNya maka semua bisa percaya; dan karena itu semua bisa diselamatkan. Mereka yang binasa,
binasa karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603.
Keberatan:
kalau Allah hanya menyediakan keselamatan itu tetapi orang-orang itu tidak
menerimanya (tidak percaya kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut
sebagai Juruselamat mereka?
Lenski: “All that we have said regarding ‘Savior’ in
1:1 and 2:3 might be repeated here. He wants all men to be saved (2:3) and is
thus called ‘Savior of all men.’ We know why so many are not saved (Matt.
23:37). Therefore Paul adds: ‘especially of believers’ just as in 1:1 he says
‘our Savior,’ and in 2:3: ‘he wants all men to come to realization of truth.’
This does not mean that his will to save some men is stronger than his will to
save others, or that there is a duality in God’s antecedent will (Calvin). Μάλιστα, ‘especially,’ pertains to ‘believers’ because God’s
good and gracious saving will is being accomplished in them and is not
frustrated by obdurate unbelief. Paul is thinking not only of the believers
already brought to a realization of the saving gospel truth, to godliness and
to its sure and certain promise, but also of all believers of the future” [= Semua yang telah kami katakan berkenaan dengan
‘Juruselamat’ dalam 1:1 dan 2:3 bisa diulang di sini. Ia
menginginkan semua manusia diselamatkan (2:3) dan karena itu disebut
‘Juruselamat semua manusia’. Kita tahu mengapa
begitu banyak orang tidak diselamatkan (Mat 23:37). Karena itu, Paulus
menambahkan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ sama seperti dalam 1:1 ia
berkata ‘Juruselamat kita’, dan dalam 2:3: ‘Ia menghendaki semua orang
memperoleh pengetahuan akan kebenaran’. Ini tidak
berarti bahwa kehendakNya untuk menyelamatkan sebagian orang lebih kuat dari
pada kehendakNya untuk menyelamatkan orang-orang lain, atau bahwa di sana ada
suatu dualisme dalam kehendak Allah yang mendahului (Calvin). Μάλιστα (MALISTA), ‘terutama / khususnya’, menyinggung ‘orang-orang
percaya’ karena kehendak yang baik dan murah hati yang menyelamatkan dari Allah
sedang digenapi dalam mereka dan tidak digagalkan oleh ketidak-percayaan yang
keras kepala. Paulus sedang
memikirkan bukan hanya tentang orang-orang percaya yang sudah dibawa kepada
suatu realisasi tentang kebenaran injil yang menyelamatkan, pada kesalehan dan
pada janji yang pasti, tetapi juga tentang semua orang-orang percaya dari masa
yang akan datang].
1Tim 1:1 -
“Dari Paulus, rasul Kristus Yesus
menurut perintah Allah, Juruselamat kita,
dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,”.
1Tim 2:3-4
- “(3) Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”.
Mat 23:37
- “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang
membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama
seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu
tidak mau”.
2. Penafsiran Reformed tentang 1Tim 4:10.
Tentang
1Tim 4:10 ini, John Owen berkata:
“That God
the Father is often called Saviour I showed before, and that he is here
intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear from
the matter in hand, which is the protecting providence of God, general
towards all, special and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah Bapa sering disebut Juruselamat telah saya
tunjukkan sebelumnya, dan bahwa di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang
disetujui oleh semua penafsir yang sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas
dari persoalan yang sedang kita tangani, yang merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum bagi semua
orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The Works of
John Owen’, vol 10, ‘The Death of
Christ’, hal 190.
John Owen
melanjutkan: “For the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ the
mediator; and for the predicate, it is a providential preservation, and
not a purchased salvation that is intimated; - that is, the providence of
God protecting and governing all, but watching in an especial manner for the
good of them that are his” (= Untuk subyeknya,
‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat
providensial, dan bukan menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; - yaitu, providensia Allah yang melindungi dan memerintah
semua, tetapi menjaga dengan cara yang khusus demi kebaikan mereka yang
adalah milikNya) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, ‘The
Death of Christ’, hal 191.
Jadi ada 2
hal yang ditekankan oleh John Owen dalam kedua kutipan di atas, yaitu:
a. Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus
tetapi Bapa.
b. Kata
‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam persoalan keselamatan rohani,
tetapi keselamatan jasmani / duniawi.
Calvin
mempunyai pandangan / penafsiran yang sama dengan Owen.
Calvin: “the word swthr is here a general term, and denotes one who defends
and preserves. He means that the kindness of God extends to all men” [= kata swthr (SOTER -
Juruselamat) di sini merupakan suatu
istilah yang bersifat umum, dan menunjuk pada seseorang yang mempertahankan / membela dan
memelihara. Ia memaksudkan bahwa kebaikan Allah menjangkau semua
manusia] - hal 112.
Calvin: “The word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its proper and
strict meaning, in regard to the eternal salvation which God promises to his
elect, but it is taken for one who delivers and protects. ... In this sense he
is called ‘the Saviour of all men;’ not in regard to the spiritual salvation of
their souls, but because he supports all his creatures. In this way, therefore,
our Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends to the most
wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini tidak diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan
dengan keselamatan kekal yang dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya,
tetapi menunjuk
kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam arti ini
Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan
berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka, tetapi
karena Ia menyokong
semua makhluk ciptaanNya. Dengan cara ini Tuhan kita adalah
Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang
paling jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112 (footnote).
William
Hendriksen memberikan bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban
dari pihaknya, yaitu:
a. Allah adalah
Juruselamat dari semua manusia, dalam arti bahwa pada akhirnya Ia betul-betul
menyelamatkan semua manusia (Universalisme).
Bantahannya:
· Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.
· Kata-kata ‘terutama
mereka yang percaya’ pada akhir dari 1Tim 4:10 itu menjadi tidak ada
artinya.
1Tim 4:10
- “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang
percaya”.
b. Allah
betul-betul memberikan keselamatan kepada semua golongan
manusia.
Bantahannya: ini juga tak sesuai dengan kata-kata ‘terutama mereka
yang percaya’ pada akhir dari ayat ini.
c. Allah
menginginkan / menghendaki keselamatan semua manusia, tetapi kehendakNya
digagalkan oleh ketidak-percayaan. Ini merupakan tafsiran Arminian, seperti
yang diberikan oleh Adam Clarke dan Lenski di atas.
Bantahannya:
· text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat,
berarti seharusnya Ia betul-betul menyelamatkan.
· kehendak / rencana Allah tidak mungkin gagal (bdk.
Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27 Yes 46:10-11).
d. Allah mampu menyelamatkan semua manusia; tetapi hanya
orang-orang percaya yang betul-betul Ia selamatkan.
Bantahannya: text itu mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat
semua manusia [Lit: ‘who is the
Saviour of all men’ (= yang adalah Juruselamat semua manusia)],
bukannya sekedar mampu menyelamatkan
semua manusia.
Lalu
Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti
dari kata ‘Juruselamat’, dan ia lalu menunjukkan
sederetan ayat-ayat yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa
Yunani) menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:
¨ Hak 3:9 - “Lalu berserulah orang Israel kepada
TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”.
¨ Neh 9:27 - “Lalu Engkau menyerahkan mereka ke
tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan
mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih
sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”.
¨ Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk
menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu”.
¨ Ul 32:15 - “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan
menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun - dan ia
meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung
batu keselamatannya [Lit: ‘the rock of
his Saviour’ (= batu
karang Juruselamatnya)]”.
Catatan: perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata SOTER
(= Juruselamat) tidak digunakan dalam hubungannya dengan keselamatan rohani / hidup yang kekal, tetapi dalam
hubungannya dengan keselamatan jasmani / duniawi /
sementara.
Ayat-ayat
lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yes 43:3,11 Yes 45:15,21
Yes 49:26 Yes 60:16 Yer 14:8
Hos 13:4.
Hendriksen
juga mengatakan bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia
telah menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam:
* Maz 25:5 - “Bawalah aku berjalan dalam
kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’ (= Engkau adalah Allah Juruselamatku)],
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
* Maz 106:21 - “Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang
besar di Mesir”.
Tetapi Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka’ (1Kor 10:5).
William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was
the Saviour or Soter of all, but especially of those who believed. With the
latter, with them alone, he was ‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam arti tertentu Ia adalah Juruselamat atau SOTER
dari semua, tetapi terutama dari mereka yang percaya. Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155.
Hendriksen
juga menyoroti Yes 63:8-10 - “(8) Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh,
merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi
Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia
sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam
kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama
zaman dahulu kala. (10) Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh
mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.
Ayat ini
juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang yang dibicarakan itu mempunyai Allah sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani),
tetapi mereka tidak diselamatkan (secara rohani).
Hendriksen
lalu menyimpulkan: “According
to the Old Testament, then, God is Soter not only of those who enter his
everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all
those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi,
menurut Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat) bukan
hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam
arti tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara] - hal 155.
Ia
menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
kebaikan Allah ditunjukkan kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan
tanaman (Maz 36:7 Maz 104:25-28 Maz 145:9,16,17 Yun 4:10-11 Mat 5:45
Luk 6:35 Kis 17:25,28).
William Hendriksen: “In
the New Testament this teaching is continued, ... He preserves,
delivers, and in that sense ‘saves,’ and that ‘saving’ activity is by no means
confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not only
Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan dalam arti itu
‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak terbatas
pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran
yang berbahaya ke Roma, Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua
mereka yang ada bersama dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155.
Bdk. Kis
27:22,31,44 - “(22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran
ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang
akan binasa, kecuali
kapal ini. ... (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan
prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ ... (44) dan supaya orang-orang
lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal.
Demikianlah mereka semua selamat
naik ke darat”.
William Hendriksen: “This
is really all that is needed in clarification of our present passage, 1Tim
4:10. What the apostle teaches amounts, accordingly, to this, ‘We have our hope
set on the living God, and in this hope we shall not be disappointed, for not
only is he a kind God, hence the Soter (Perserver, Deliverer) of all men,
showering blessings upon them, but he is in a very special sense the Soter
(Savior) of those who by faith embrace him and his promise, for to them he
imparts salvation, everlasting life in all its fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan
dalam penjelasan tentang text kita saat ini, 1Tim 4:10. Apa yang diajarkan oleh
sang rasul adalah ini: ‘Kami meletakkan pengharapan kami pada Allah yang hidup,
dan dalam pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena Ia bukan hanya
merupakan Allah yang baik, yang merupakan SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari semua orang, yang
mencurahkan berkatNya kepada mereka, tetapi dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER
(Juruselamat) dari mereka yang dengan
iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada
mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156.
Kesimpulan: kata SOTER bisa menunjuk pada
Juruselamat dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama,
Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua Allah hanyalah SOTER dari
orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata ‘terutama
mereka yang percaya’.
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung Universal Atonement (= Penebusan
Universal) ataupun menentang Limited
Atonement (= Penebusan terbatas).
g) Tit 2:11
- “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata”.
Catatan: ayat ini diterjemahkan secara
berbeda-beda.
KJV: ‘For the grace of God that bringeth salvation
hath appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa
keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
RSV: ‘For the grace of God has appeared for the
salvation of all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul / tampak
untuk keselamatan semua orang).
NIV: ‘For the grace of God that brings salvation
has appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa
keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
NASB: ‘For the grace of God has appeared, bringing
salvation to all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul / tampak,
membawa keselamatan bagi semua orang).
Dari terjemahan KJV / NIV tak terlihat bahwa Allah
menyelamatkan semua orang, tetapi hanya bahwa keselamatan itu muncul / tampak
(= ditawarkan) kepada semua orang, sehingga jelas bahwa ayat ini tidak
bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas).
Adam Clarke: “Literally translated, the words stand thus: ‘For the
grace of God, that which saves, hath shone forth upon all men.’ Or, as it is
expressed in the margin of our King James Version: ‘The grace of God, that
bringeth salvation to all men, hath appeared.’ Since God’s grace signifies
God’s favour, any benefit received from him may be termed God’s grace. In this
place, and in Col 1:6, the Gospel, which points out
God’s infinite mercy to the world, is termed the grace of God; for it is not
only a favour of infinite worth in itself, but it announces that greatest gift
of God to man, the incarnation and atoning sacrifice of Jesus Christ. Now it
cannot be said, except in a very refined and spiritual sense, that this Gospel
had then appeared to all men; but it may be well said that it bringeth
salvation to all men; this is its design; and it was to taste death for every
man that its author came into the world. There is a beauty and energy in the
word epephanee, hath shined
out, that is rarely noted; it seems to be a metaphor taken from the sun. As by
his rising in the east and shining out, he enlightens, successively, the whole
world; so the Lord Jesus, who is called the Sun of righteousness, Mal 4:2,
arises on the whole human race with healing in his wings. And as the
light and heat of the sun are denied to no nation nor individual, so the grace
of the Lord Jesus, this also shines out upon all; and God designs that all
mankind shall be as equally benefited by it in reference to their souls, as
they are in respect to their bodies by the sun that shines in the firmament of
heaven. But as all the parts of the earth are not immediately illuminated, but
come into the solar light successively, not only in consequence of the earth’s
diurnal revolution round its own axis, but in consequence of its annual
revolution round its whole orbit; so this Sun of righteousness, who has shined
out, is bringing every part of the habitable globe into his divine light; that
light is shining more and more to the perfect day; so that gradually and
successively he is enlightening every nation, and every man; and, when his
great year is filled up, every nation of the earth shall be brought into the
light and heat of this unspotted, uneclipsed, and eternal Sun of righteousness
and truth. Wherever the Gospel comes, it brings salvation - it offers
deliverance from all sin to every soul that hears or reads it. As freely as the
sun dispenses his genial influences to every inhabitant of the earth, so freely
does Jesus Christ dispense the merits and blessings of his passion and death to
every soul of man. From the influences of this spiritual Sun no soul is
reprobated anymore than from the influences of the natural sun. In both cases,
only those who willfully shut their eyes, and hide themselves in darkness, are
deprived of the gracious benefit” (= Diterjemahkan secara hurufiah,
kata-katanya adalah demikian: ‘Karena kasih karunia Allah, itu yang
menyelamatkan, telah bersinar / memancar kepada semua orang’. Atau, seperti
dinyatakan di catatan tepi dari KJV kita: ‘kasih karunia Allah, yang membawa
keselamatan kepada semua orang, telah tampak / muncul’. Karena kasih karunia
Allah menunjukkan kebaikan Allah, manfaat apapun yang diterima dari Dia bisa
disebut kasih karunia Allah. Di tempat ini, dan dalam
Kol 1:6, Injil, yang menunjukkan belas kasihan yang tak terbatas dari Allah
kepada dunia, disebut kasih karunia Allah; karena itu bukan hanya suatu
kebaikan yang nilainya tak terbatas dalam dirinya sendiri, tetapi itu
mengumumkan karunia terbesar dari Allah kepada manusia itu, inkarnasi dan
korban penebusan dari Yesus Kristus. Tak bisa
dikatakan, kecuali dalam arti yang sangat diperhalus dan rohani, bahwa Injil
ini pada saat itu sudah muncul / tampak kepada semua orang; tetapi bisa
dikatakan dengan baik bahwa Injil itu membawa keselamatan kepada semua orang;
ini adalah rancangan dari Injil; dan adalah
untuk mencicipi kematian untuk setiap oranglah Penciptanya datang ke dalam
dunia. Di sini ada suatu keindahan
dan kekuatan dalam kata EPEPHANEE, telah bersinar / memancar, yang jarang
diperhatikan; itu kelihatannya merupakan suatu kiasan yang diambil dari
matahari. Seperti terbitnya dan memancarnya
matahari di Timur dan, ia menerangi seluruh dunia secara berurutan; demikianlah
Tuhan Yesus, yang disebut Surya kebenaran, Mal 4:2, muncul kepada seluruh umat
manusia dengan kesembuhan pada sayapNya. Dan seperti terang dan panas dari
matahari tidak ditahan dari bangsa atau individu manapun, demikian juga kasih
karunia dari Tuhan Yesus, ini juga bersinar kepada semua orang; dan Allah
merancang supaya seluruh umat manusia akan mendapatkan manfaat secara sama
olehnya berkenaan dengan jiwa mereka, seperti mereka mendapat manfaat
berkenaan dengan tubuh mereka oleh matahari yang bersinar di cakrawala dari
langit. Tetapi seperti tidak semua bagian dari bumi diterangi dengan segera,
tetapi datang pada sinar matahari berturut-turut, bukan hanya dalam konsekwensi
dari perputaran tiap hari pada porosnya, tetapi dalam konsekwensi dari
perputaran tahunan sekeliling orbitnya; demikian juga Surya kebenaran ini, yang
telah bersinar, sedang membawa setiap bagian dari dunia yang dihuni kepada
terang ilahiNya; sehingga terang itu bersinar makin lama makin terang sampai
tengah hari; sehingga perlahan-lahan dan berturut-turut, Ia sedang menerangi
setiap bangsa, dan setiap orang; dan pada waktu tahunNya yang agung dipenuhi,
setiap bangsa dari bumi akan dibawa ke dalam terang dan panas dari Surya
kebenaran yang tak berbercak, tak tertutup dan kekal ini. Dimanapun Injil datang,
itu membawa keselamatan - itu menawarkan pembebasan dari semua dosa kepada
setiap jiwa yang mendengar atau membacanya. Seperti bebasnya
matahari membagikan pengaruhnya yang ramah / periang kepada setiap penduduk
bumi, demikian juga Yesus Kristus membagikan jasa / manfaat dan berkat dari
penderitaan dan kematianNya kepada setiap jiwa manusia. Dari pengaruh dari Surya rohani ini tak ada jiwa yang ditentukan binasa
seperti tak ada jiwa yang tidak mendapat pengaruh dari matahari alamiah.
Dalam kedua kasus, hanya mereka yang secara
sengaja menutup mata mereka, dan menyembunyikan diri mereka sendiri dalam
kegelapan, tidak mendapatkan manfaat yang penuh kasih karunia).
Kol 1:6 - “yang
sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian
juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya”.
Mal 4:2 - “Tetapi
kamu yang takut akan namaKu, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak
lembu lepas kandang”.
Tanggapan saya:
1. Dengan ilustrasi seperti itu, bagaimana Adam
Clarke menjelaskan fakta, dalam Alkitab maupun dalam kehidupan sekarang ini,
tentang banyak sekali orang, yang sampai mati tak pernah mendengar Injil?
Clarke kelihatannya juga memikirkan hal ini, dan ia
berusaha memecahkan problem ini dengan berkata sebagai berikut: “Light being created, and in a certain measure
dispersed, at least three whole days before the sun was formed; (for his
creation was a part of the fourth day’s work;) so, previously to the incarnation
of Christ, there was spiritual light in the world; for he diffused his beams
while his orb was yet unseen. And even now, where by the preaching of his
Gospel he is not yet manifested, he is that true light which enlightens every
man coming into the world; so that the moral world is no more left to absolute
darkness, where the Gospel is not yet preached, than the earth was the four
days which preceded the creation of the sun, or those parts of the world are
where the Gospel has not yet been preached” [= Terang diciptakan, dan dalam ukuran
tertentu disebarkan, sedikitnya 3 hari penuh sebelum matahari dibentuk; (karena
penciptaan matahari merupakan sebagian dari pekerjaan pada hari keempat);
demikian juga sebelum inkarnasi Kristus, disana ada terang rohani dalam dunia;
karena Ia menyebarkan sinarNya sementara bulatan bumiNya belum terlihat. Dan
bahkan sekarang, dimana oleh pemberitaan InjilNya Ia belum dinyatakan, Ia
adalah terang yang sejati itu, yang menerangi setiap orang yang datang ke dalam
dunia; sehingga dunia moral tidak ditinggalkan dalam kegelapan mutlak, dimana
Injil belum diberitakan, sama seperti bumi ada selama 4 hari yang mendahului
penciptaan matahari, atau bagian-bagian dari dunia itu dimana Injil belum
diberitakan].
Jawaban saya:
Ini adalah penyamaan dari dua hal yang sama sekali tidak
sama dan merupakan pengalegorian yang tidak pada tempatnya!
Memang sebelum inkarnasi, ada terang dari hukum Taurat,
sehingga orang-orang yang mempunyai hukum Taurat, bisa saja selamat. Tetapi
bagaimana dengan orang-orang yang tidak punya hukum Taurat? Mereka memang
mempunyai hukum hati nurani, tetapi bisakah ‘terang itu’ menyelamatkan?
Mustahil! Karena Ro 2:12 berbunyi: “Sebab
semua orang yang berdosa tanpa hukum
Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan
semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat”.
Dan keadaan ini (adanya banyak orang yang sampai mati
tidak pernah mendengar Injil) akan berlangsung sampai kedatangan Kristus yang
keduakalinya. Tetapi bagaimana dengan Mat 24:14?
Mat 24:14 - “Dan Injil
Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia
menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
Ayat ini tidak bisa ditafsirkan secara mutlak, bahwa
Kristus baru akan datang kalau setiap orang sudah mendengar Injil. Ayat ini
hanya bisa diartikan bahwa secara umum Injil sudah diberitakan di semua
negara dan bangsa.
2. Dalam dua kalimat yang terakhir, ia
menganggap bahwa siapapun yang tidak mendapatkan manfaat dari Injil, itu adalah
karena kesalahan mereka sendiri, yang menutup mata mereka sendiri, bukan
karena mereka ditentukan untuk binasa (reprobate). Tetapi dalam kasus orang
yang sampai mati tak pernah mendengar Injil, jelas bahwa mereka tidak mendapat
manfaat dari Injil bukan karena mereka sengaja menutup mata! Berapapun lebarnya
mereka membuka mata mereka, mereka tak akan mendapatkan manfaat dari injil,
yang tidak pernah sampai ke mata / telinga mereka!
Ro 10:13-14,17 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
(14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya
kepada Dia? Bagaimana mereka
dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada
yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman
timbul dari pendengaran, dan pendengaran
oleh firman Kristus”.
3. Pada bagian yang saya beri garis bawah ganda,
Clarke mula-mula mengatakan ‘membawa
keselamatan’ tetapi lalu mengubahnya menjadi ‘menawarkan
pembebasan’. Padahal dua istilah ini sangat berbeda!
4. Clarke menggunakan ayat ini untuk menentang,
baik predestinasi maupun penebusan terbatas. Tetapi kalau ayat-ayat ini
diterjemahkan seperti dalam KJV / NIV, tentu saja dengan penafsiran bahwa
kata-kata ‘all men’ (= semua orang)
tidak dimutlakkan, maka ayat ini tidak menentang kedua doktrin Reformed /
Calvinisme ini!
Lenski: “Here is the universality of this saving grace, which
is in direct contradiction to Calvin’s limited grace” (= Di sini ada
ke-universal-an dari kasih karunia yang menyelamatkan, yang ada dalam
kontradiksi langsung dengan kasih karunia yang terbatas dari Calvin).
Padahal di bagian awal dari tafsirannya tentang ayat ini
Lenski mengakui bahwa text dari ayat ini membicarakan golongan-golongan
manusia.
Lenski: “This summary of ‘the teaching’ presents the salvation
purchased and won for all men, ... Paul reserves this summary until the last
because it is not pertinent only to ‘slaves’ (v. 9), for he admonishes all the different classes of
Christians to do good works. He speaks of slaves only as being one of these
classes; nor can this gospel summary be restricted to slaves” [= Ringkasan dari ‘pengajaran’ ini menyajikan
keselamatan yang telah dibeli dan dimenangkan untuk semua orang, ... Paulus
mencadangkan ringkasan ini sampai akhir karena itu berhubungan bukan hanya
dengan ‘budak-budak / hamba-hamba’ (ay 9), karena ia menasehati semua
golongan-golongan yang berbeda dari orang-orang Kristen untuk melakukan
perbuatan / pekerjaan baik. Ia berbicara tentang budak-budak / hamba-hamba
sebagai salah satu dari golongan-golongan ini; juga ringkasan Injil ini tidak
bisa dibatasi kepada budak-budak / hamba-hamba].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar