Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
LUKAS
7:36-50
I) Peristiwa yang mendahului perumpamaan (ay 36-39).
1) Simon, seorang Farisi, mengundang Yesus untuk
makan di rumahnya (ay 36,40).
Dari
sini, dan dari sebutan ‘guru’ dalam ay 40, terlihat dengan jelas bah-wa
Simon, berbeda dengan kebanyakan orang Farisi pada saat itu, tidak memusuhi
ataupun membenci Yesus maupun ajaranNya.
Tetapi,
kalau kita melihat seluruh bacaan hari ini, terlihat juga bahwa Simon bukanlah
orang yang percaya / mengasihi / menghormati Yesus.
Jadi,
bolehlah dikatakan bahwa Simon bukanlah orang yang anti Yesus maupun pro Yesus.
Ia adalah orang yang ‘netral’.
Penerapan:
Apakah
saudara adalah orang yang ‘netral’ seperti Simon? Apakah saudara puas dengan
keadaan saudara sebagai seorang ‘simpatisan kristen’ yang tidak sungguh-sungguh
percaya dan mengasihi Yesus? Apakah saudara puas dengan keadaan saudara sebagai
orang yang pergi ke gereja, tetapi dalam hati tidak sungguh-sungguh percaya dan
mengasihi Yesus? Kalau ya, perhatikan Mat 12:30 dimana Yesus berkata: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa
tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.
Di sana Yesus dengan jelas
berkata bahwa tidak ada orang ‘netral’ dalam hubungannya dengan Yesus! Pokoknya
kalau saudara bukan kawan Yesus, itu berarti saudara adalah lawan Yesus. Kalau
saudara tidak betul-betul pro Yesus dengan segenap hati dan jiwa saudara, maka
Yesus menganggap bahwa saudara adalah orang yang anti Yesus! Karena itu,
cepatlah bertobat dan datang kepada Yesus dengan sung-guh-sungguh, dan menerima
Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
2) Yesus datang memenuhi undangan Simon itu dan
Ia lalu ‘duduk makan’ (ay 36b).
Jangan
bayangkan bahwa Yesus duduk makan dengan cara dan posisi yang sama sperti kalau
kita duduk makan. Kalau Yesus duduk makan sama seperti kalau kita duduk makan,
maka jelas bahwa tidak mungkin perempuan yang berdiri di belakang Yesus
itu bisa berada dekat dengan kaki Yesus, dan bisa membasahi kaki Yesus dengan
air matanya, menye-kanya dengan rambutnya, menciuminya, dsb (ay 38).
Terjemahan
‘duduk makan’ itu sebetulnya tidak tepat.
NIV /
NASB (ay 36b): ‘reclined at the
table’ (= bersandar pada meja).
NASB
(ay 37): ‘he was reclining at the
table’ (= ia sedang bersandar pada meja).
Jadi,
posisi Yesus pada saat itu adalah sebagai berikut: Ia bukan duduk pada sebuah
kursi, tetapi pada semacam bangku / sofa panjang yang tidak mempunyai sandaran.
Kedua belah kakiNya ada di atas bangku itu, di sebelah kanan badanNya,
tubuhNya miring ke sebelah kiri dan siku kiriNya disandarkan pada meja, dan
tangan kanan bebas untuk makan. Kedua lutut ditekuk, dan kedua telapak kaki
menghadap ke belakang.
Dengan
posisi semacam ini, maka ay 38 itu bisa terjadi, dimana sekalipun
perempuan itu posisinya ada di belakang Yesus, ia tetap bisa membasahi kaki
Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya, men-ciuminya, dsb.
3) Pada saat Yesus sedang makan itu, datanglah
seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ia menangis dan
membasahi kaki Ye-sus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya,
menciuminya dan meminyakinya dengan minyak wangi (ay 37b-38).
a) Siapakah perempuan
ini?
·
Ada yang mengatakan bahwa ia adalah Maria
dari Betania, yaitu saudara Marta dan Lazarus. Tetapi perlu dicamkan bahwa
sekali-pun Maria dari Betania pernah mengurapi Yesus dalam peristiwa yang
serupa (bdk. Mat 26:6-13
Mark 14:3-9
Yoh 12:1-8), tetapi peristiwa itu berbeda dengan peristiwa di sini.
Mat 26:6-13 / Mark 14:3-9 / Yoh 12:1-8 tidak paralel / tidak sama dengan
Luk 7:36-50!
Memang pemilik rumah dalam Matius
maupun Lukas namanya adalah sama yaitu ‘Simon’, tetapi perlu diingat bahwa nama
‘Simon’ adalah nama yang umum, dan disamping itu dalam Matius ia disebut
sebagai ‘Simon si kusta’, sedangkan dalam Lukas, ia adalah seorang Farisi.
Perbedaan-perbedaan yang lain adalah
sebagai berikut:
*
dalam Lukas perempuan yang mengurapi ditekankan sebagai
perempuan berdosa, dalam Matius tidak.
*
dalam Lukas ada dialog antara Yesus dengan Simon, dalam
Matius tidak.
*
dalam Lukas, yang mengkritik tindakan perempuan itu adalah
Simon, dan ia mengkritik dalam hatinya. Sedangkan dalam Matius, yang mengkritik
adalah murid-murid, dan mereka mengkritik dengan ucapan.
*
dalam Lukas, kritikannya adalah karena Yesus yang adalah
seorang nabi mau diurapi oleh seorang perempuan berdosa. Sedangkan dalam
Matius, kritikannya adalah karena peng-urapan dengan minyak wangi yang mahal
itu dianggap sebagai suatu pemborosan.
Kesimpulannya: sekalipun 2 cerita ini mirip, tetapi
sebetulnya me-rupakan 2 cerita yang berbeda!
· Ada juga yang menganggap bahwa perempuan
ini adalah Maria Magdalena (bdk. Luk 8:2). Tetapi sedikitpun tidak ada
dasar untuk beranggapan seperti itu.
Jadi,
sebetulnya kita tidak bisa tahu siapa perempuan ini. Yang jelas ia adalah
seseorang yang terkenal sebagai seorang yang berdosa (ay 36). Dari istilah
itu ada yang menganggap bahwa ia adalah se-orang pelacur, tetapi inipun belum
tentu benar, karena Kitab Suci biasanya menyebut pelacur secara
terang-terangan.
b) Sebagai orang yang
terkenal sebagai orang berdosa, maka pasti ada halangan bagi perempuan itu
untuk datang dan melakukan tindakan kasih kepada Yesus, yang saat itu dianggap
sebagai nabi yang hebat. Ingat bahwa pada jaman itu batasan antara orang
berdosa dan orang saleh sangat kuat (bdk. Mat 9:11 Luk 15:1-2).
Tetapi
perempuan itu berani menerjang semua halangan itu dan tetap melakukan tindakan
kasihnya kepada Yesus.
Penerapan:
Kalau
saudara mau melakukan tindakan kasih kepada Tuhan, baik dalam bentuk berbakti,
belajar Firman Tuhan, berdoa, melayani, memberitakan Injil, memberikan
persembahan dsb, ingatlah bahwa setan pasti akan memberikan halangan. Halangan
itu bisa diberikan oleh setan melalui bermacam-macam hal / orang, misalnya:
hujan, problem, kesibukan, istri / suami / keluarga, diri saudara sendiri. Persoalannya
adalah: beranikah / maukah saudara menerjang halangan itu dan tetap melakukan
tindakan kasih saudara?
c) Perempuan itu
meminyaki Yesus dengan menggunakan minyak wangi, yang tentu saja mahal
harganya. Dan ia menggunakannya bukan pada kepala Yesus tetapi pada kaki Yesus.
Memang,
kalau seseorang betul-betul mengasihi Yesus, ia akan mau mempersembahkan apapun
juga, seakan-akan itu sesuatu yang tidak berharga. Bagaimana dengan saudara?
Apakah saudara masih sering merasa sayang dalam mempersembahkan sesuatu kepada
Tuhan? Renungkanlah hal ini: kalau Yesus, dengan tidak menyayangi nyawa-Nya
sendiri, rela mati bagi saudara, pantaskah saudara merasa sa-yang untuk
mempersembahkan sesuatu bagi Dia?
4) Melihat apa yang dilakukan oleh perempuan
itu, Simon berkata dalam hati (ay 39).
a) Simon merendahkan
perempuan berdosa itu dan menganggapnya tidak layak datang kepada Yesus.
· Secara implicit ini menunjukkan bahwa ia menganggap dirinya
sendiri layak datang kepada Yesus. Anggapan seperti ini bisa timbul karena
kesombongan dan kurangnya ia mengintrospeksi dirinya sendiri. Orang yang merasa
dirinya layak datang kepada Tuhan, sebetulnya justru adalah orang yang paling
tidak layak untuk datang kepada Tuhan! Bdk. Luk 18:9-14.
· Ini menunjukkan bahwa ia tidak melihat Yesus sebagai
pengantara antara Allah dengan manusia yang berdosa. Matanya buta ter-hadap
misi Yesus untuk mendamaikan orang berdosa dengan Allah.
· Sekalipun Simon menolak perempuan itu, tetapi Yesus sendiri
menerima perempuan itu (ay 37-38
bdk. Yoh 6:37 Luk 5:31-32).
Karena
itu, kalau saudara merasa bahwa saudara adalah orang yang sangat berdosa dan
kotor, janganlah peduli bahwa manusia lain menganggap saudara tidak layak
datang kepada Yesus. Yesus sendiri mau menerima saudara, asal saudara mau
datang kepadaNya!
b) Tadinya Simon
meragukan kenabian Yesus, dan mungkin ia meng-undang Yesus untuk memastikan hal
itu. Sekarang ia menjadi yakin bahwa Yesus bukan nabi. Alasannya:
·
seorang nabi pasti tahu kalau perempuan itu adalah perempuan
berdosa.
Perlu
diingat bahwa pandangan Simon ini tidak benar! Seorang nabi tidak maha tahu.
Memang kadang-kadang nabi bisa tahu apa yang ada dalam hati manusia (bdk.
Kis 5:1-11 1Raja-raja 14:6),
tetapi tidak selalu demikian (bdk. Yos 9:1-27 2Sam 16:1-4 19:24-30).
·
kalau Yesus tahu bahwa perempuan itu adalah perempuan yang
berdosa, Yesus pasti menolaknya. Tetapi kenyataannya, Yesus membiarkan
perempuan berdosa itu menciumi kakiNya dsb.
Dari
sini bisa kita lihat bahwa kesimpulan Simon bahwa Yesus bukan nabi, timbul dari
pengertian-pengertian yang salah yang ada dalam diri Simon! Ini secara jelas
menunjukkan bahwa pengertian yang salah yang ada dalam diri kita akan
berkembang makin lama makin sesat! Mengapa? Karena di atas suatu pengertian
yang salah, kita akan membangun pengertian lain yang lebih salah lagi. Ini sama
seperti suatu rumah yang miring fondasinya, akan menyebabkan seluruh rumah
menjadi miring.
Karena
itu janganlah membiarkan diri saudara dalam keadaan tidak mengerti atau salah
mengerti tentang Kitab Suci / kebenaran! Rajin dan tekunlah dalam belajar
Firman Tuhan / datang dalam Pemahaman Alkitab dan banyaklah / seringlah berdoa
supaya Tuhan memberikan pengertian yang benar kepada saudara dan membuang semua
pengertian yang salah yang ada pada saudara!
II) Perumpamaan Yesus dan penerapannya (ay 40-50).
1) Dari sini terlihat bahwa Yesus adalah Allah
sendiri, karena:
a) Yesus mahatahu.
·
Ia tahu hati / pikiran Simon.
Perumpamaan
dalam ay 40-50 ini diberikan karena Yesus tahu apa yang Simon katakan
dalam hatinya dalam ay 39!
·
Ia tahu bahwa perempuan itu adalah perempuan berdosa.
Ini
terlihat dari:
*
ay 41: ia digambarkan sebagai orang yang berhutang 500
dinar.
*
ay 47: ‘dosanya yang banyak’.
Penerapan: Mungkin tidak ada orang yang tahu
dosa-dosa sau-dara, tetapi Yesus tahu semua itu! Karena itu bertobatlah sebelum
terlambat!
b) Yesus mengampuni
dosa (ay 48-50).
Hanya
Allah yang bisa mengampuni dosa. Tetapi Yesus bisa meng-ampuni dosa. Ini
terbukti dalam Luk 5:17-26! Ini membuktikan bahwa Ia memang adalah Allah
sendiri!
Penerapan:
Kalau
saudara sadar akan keberdosaan saudara, itu bagus, tetapi belum cukup!
Datanglah kepada Yesus dan terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Penebus
saudara. Ia bisa dan mau mengampuni dosa saudara, betapapun banyaknya dosa
saudara itu!
c) Tindakan kasih
perempuan berdosa itu dilakukan sebagai balasan atas pengampunan dosa yang Tuhan
berikan kepada dia. Tetapi tindakan kasih itu ia lakukan kepada Yesus,
dan Yesus menerimanya! Ini menunjukkan 2 kemungkinan:
· Yesus adalah orang yang kurang ajar, karena mau menerima
sesuatu yang seharusnya diberikan kepada Allah.
·
Yesus memang adalah Allah sendiri.
Yang
mana dari 2 kemungkinan ini yang saudara terima?
Penerapan:
Yesus
bukanlah sekedar orang baik, nabi dsb, tetapi juga adalah Allah sendiri! Kalau
saudara tidak percaya, menentang, bersikap acuh tak acuh kepada Yesus, itu
berarti saudara tidak percaya, menentang, bersikap acuh tak acuh kepada Allah
sendiri! (bdk. Luk 10:16b Yoh
5:23b Yoh 15:23).
Luk
10:16b - “Barangsiapa menolak Aku, ia
menolak Dia yang mengutus Aku”.
Yoh 5:23b - “Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak
menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.
Yoh 15:23 - “Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga BapaKu”.
Karena
itu, percayalah, ikutlah, kasihilah, sembahlah, taatilah, dan muliakanlah
Yesus!
2) Perumpamaan Yesus (ay 41-43).
a) Ada 2 orang yang berhutang.
Hutang
disini jelas menggambarkan dosa.
Kitab
Suci mengatakan tidak ada orang yang tidak berdosa (Ro 3:10-12,23). Karena itu,
bagaimanapun baiknya kehidupan saudara, sadari-lah bahwa saudara adalah orang
yang berdosa!
b) Hutang dari 2
orang ini berbeda; yang satu banyak (500 dinar) yang lain sedikit (50 dinar).
Tetapi ada satu hal yang sama, yaitu mereka sama-sama tidak bisa membayar
hutangnya (ay 42)!
Memang
dalam dunia ini, secara relatif ada orang yang dosanya banyak, dan ada
orang yang dosanya sedikit. Tetapi tidak ada orang yang bisa membayar hutang
dosanya! Apakah saudara adalah orang yang sangat bejad atau orang yang relatif
baik, sadarilah satu hal ini: saudara
tidak bisa membayar hutang dosa saudara! Perbuatan baik, ibadah, atau
apapun juga yang saudara lakukan tidak bisa membayar hutang dosa saudara!
Tetapi Kristus sudah mati di atas kayu salib untuk membayar hutang dosa
saudara. Karena itu datanglah dan percayalah kepada Dia! Kalau tidak, saudara
akan harus membayar hutang saudara di neraka secara kekal!
c) Hutang kedua orang
itu dihapuskan (ay 42).
Kata
‘menghapuskan’ oleh Kitab Suci bahasa Inggris diterjemahkan ‘forgave’ (= mengampuni).
Dalam
perumpamaan ini tak dijelaskan bagaimana caranya sehingga pelepas uang itu bisa
menghapuskan hutang / mengampuni dosa kedua orang itu, sehingga kelihatannya ia
bisa menghapuskan hutang dengan gampang. Tetapi dalam bagian-bagian yang lain,
Kitab Suci menjelaskan bahwa untuk bisa menghapuskan / mengampuni dosa manusia,
Allah harus menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus, dan mati di atas kayu
salib untuk menebus dosa manusia. Mengapa harus demikian? Tidak bisakah Allah
mengampuni dosa manusia begitu saja (tanpa salib)? Jawabnya adalah tidak bisa,
karena kalau demikian maka tuntutan keadilan Allah tidak terpenuhi! Dengan
adanya salib, maka terlihat bahwa Allah itu adil (karena Ia meng-hukum dosa),
dan juga bahwa Allah itu kasih (karena Ia sendirilah yang menanggung hukuman
itu di kayu salib sehingga kita tidak terkena hukuman itu).
d) Ternyata kasih
dari kedua orang itu berbeda.
Yang
tadi hutangnya lebih banyak, sekarang mengasihi dengan kasih yang lebih besar!
Ini adalah sesuatu yang logis. Makin besar dosa seseorang, makin besar kasihnya
kepada Tuhan pada saat ia men-dapatkan pengampunan dosa.
Yang
perlu dipersoalkan ialah: ada orang yang dosanya banyak, tetapi mengira
bahwa dosanya sedikit. Bagaimana kasih mereka kepa-da Tuhan pada saat dosanya
diampuni? Tentu saja kasihnya sedikit.
Dari
sini kita tahu bahwa adalah sesuatu yang penting bagi semua orang, bahkan bagi
orang kristen sekalipun, untuk menjadi orang yang sadar akan semua
dosa-dosanya.
Untuk
bisa makin sadar akan dosa, maka:
·
berdoalah supaya Tuhan membukakan mata saudara sehingga
saudara makin sadar akan banyaknya dosa saudara. Ingat bahwa salah satu fungsi
Roh Kudus adalah menyadarkan kita akan dosa kita (Yoh 16:8).
·
banyaklah belajar / membaca / mendengar Firman Tuhan, karena
salah satu fungsi dari Firman Tuhan ialah menyadarkan kita akan dosa kita
(Ro 3:20 2Tim 3:16).
Sekalipun
saudara sudah berdoa supaya Tuhan menunjukkan dosa saudara, saudara tidak akan
sadar akan dosa-dosa saudara kalau saudara tidak belajar Firman Tuhan, karena
Tuhan memang bekerja untuk menyadarkan dosa kita menggunakan Firman Tuhan.
Karena
itu, maulah banyak mengisi diri saudara dengan Firman Tuhan, bukan hanya yang
enak-enak saja, tetapi juga yang keras / menegur saudara!
3) Yesus menerapkan perumpamaan itu (ay 44-47).
a) Mula-mula Yesus
membandingkan Simon dengan perempuan itu (ay 44-46). Dari bagian ini terlihat
beberapa hal:
· Sekalipun Simon sendiri, dan juga mayoritas manusia saat
itu, menganggap Simon jauh lebih baik dari perempuan itu, tetapi Yesus
beranggapan sebaliknya!
Sekalipun
Simon mengundang Yesus dan menyebutNya ‘guru’, tetapi jelas bahwa ia tidak
menghormati ataupun mengasihi Yesus. Ia pasti mengundang Yesus dengan motivasi
yang salah!
Penerapan: Kalau saudara melakukan suatu
tindakan kasih bagi Tuhan, maka perhatikanlah apakah motivasi saudara
betul-betul adalah kasih kepada Tuhan? Misalnya kalau saudara pergi ke gereja
atau memberikan persembahan; apa motivasi saudara? Karena kebiasaan? Supaya
dilihat orang? Supaya diberkati Tuhan atau karena takut dihukum / tidak
diberkati Tuhan? Atau betul-betul karena saudara mengasihi Tuhan?
· Yesus memperhatikan tindakan kasih yang dilakukan oleh
perem-puan itu, dan Yesus juga memperhatikan tindakan kasih yang tidak
dilakukan oleh Simon, yaitu:
*
tidak memberi air pembasuh kaki (bdk. Kej 18:4 24:32
Hakim-hakim 19:21).
*
tidak memberi ciuman (bdk. Kej 29:13 Kel 18:7).
*
tidak mengurapi kepala dengan minyak (bdk. Maz 23:5).
Penerapan: Jadi, Yesus bukan hanya memperhatikan
tindakan kasih yang kita lakukan, tetapi juga tindakan kasih yang tidak kita
lakukan (bdk. Mat 25:31-46 dimana ‘kambing-kambing’ itu dihukum karena
tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan).
Karena
itu, janganlah terlalu cepat puas dengan hal-hal yang sudah saudara lakukan
bagi Tuhan. Pikirkanlah hal-hal lain yang sebetulnya bisa saudara lakukan bagi
Tuhan, tetapi selama ini belum saudara lakukan, dan lakukanlah hal-hal itu!
Misalnya:
Þ
tetap berbakti sekalipun hujan.
Þ
datang secara rajin dalam Pemahaman Alkitab.
Þ
datang secara rajin dalam Persekutuan Doa.
Þ
menaikkan doa syafaat / doa untuk orang lain, baik gereja,
pendeta, maupun orang kristen yang lain.
Þ
memberikan persembahan perpuluhan.
Þ
melayani Tuhan.
Þ
memberitakan Injil.
b) Dari perbandingan
itu, Yesus lalu menyimpulkan (ay 47).
· Ay 47a: ‘Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab
ia telah banyak berbuat kasih’.
Sekalipun
kata-kata ay 47a ini kelihatannya menunjukkan bahwa perempuan itu diampuni
karena ia banyak berbuat kasih, tetapi jelas bahwa arti sebenarnya tidaklah
demikian. Arti sebenarnya ialah: ia telah diampuni dari dosanya yang banyak,
dan karena itu ia banyak berbuat kasih. Mengapa harus ditafsirkan begitu?
*
karena seluruh Kitab Suci menentang ajaran salvation by works (= keselamatan karena
perbuatan baik / ketaatan). Bandingkan dengan Ef 2:8-9 Gal 2:16,21 Ro 3:27-28
Kis 15:1-21.
*
Perumpamaan Yesus dalam ay 41-43 itu menunjukkan bahwa
hutangnya dihapuskan lebih dulu, barulah orangnya berbuat kasih!
*
Ay 48 bukanlah pertama kalinya pengampunan dosa itu
dibe-rikan. Ay 48 hanya merupakan peneguhan dari pengampunan dosa yang
sudah diberikan sebelum perempuan berdosa itu melakukan tindakan kasihnya.
*
Ay 50 mengatakan ‘imanmu
(bukan ‘kasihmu’!) telah menyela-matkan engkau’!
Dari
semua ini jelaslah bahwa rumus yang sebenarnya adalah:
Iman ® pengampunan / keselamatan ® kasih / tindakan kasih.
·
Ay 47b: ‘Tetapi orang
yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih’.
Tadi
dalam ay 44-46, Yesus membandingkan Simon dengan perempuan yang berdosa
itu. Lalu dalam ay 47a Yesus menarik kesimpulan tentang perempuan berdosa
itu. Maka seharusnya dalam ay 47b Yesus menarik kesimpulan tentang Simon.
Tetapi
ternyata dalam ay 47b ini Yesus tidak menggunakan kata ‘Simon / engkau’,
tetapi ‘orang’. Ada
2 kemungkinan arti:
*
‘Orang’ di sini adalah Simon, dan kalau demikian, maka
kata-kata ‘sedikit diampuni’ dan ‘sedikit berbuat kasih’ hanyalah bahasa halus
untuk mengatakan ‘tidak diampuni’ dan ‘tidak berbuat kasih’.
*
‘Orang’ di sini bukanlah Simon. Orang itu sedikit diampuni,
dan karenanya ia hanya sedikit berbuat kasih. Sedangkan untuk Simon, yang tidak
berbuat kasih, Yesus tidak menjelaskan karena sudah cukup jelas. Simon jelas
tak diampuni!
Penutup:
Kalau saudara mau tahu apakah diri
saudara (Catatan: ini juga bisa diterapkan pada orang lain, sekalipun ini sukar
karena kita seringkali tidak bisa tahu motivasi orang lain) betul-betul adalah
orang kristen yang sudah selamat dan sudah diampuni, maka periksalah kasih /
tindakan kasih saudara:
· Bagaimana keaktifan saudara dalam Kebaktian, Pemahaman
Alkitab, Per-sekutuan Doa, dan acara-acara gereja yang lain?
·
Bagaimana kehidupan doa dan saat teduh saudara?
·
Bagaimana ketaatan saudara kepada Tuhan / Firman Tuhan?
·
Bagaimana keaktifan saudara dalam melayani Tuhan dan
memberitakan Injil?
· Apakah saudara sudah mempersembahkan persembahan yang
selayaknya seperti yang diajarkan oleh Firman Tuhan?
·
Bagaimana penyangkalan diri saudara dan kerelaan saudara
berkorban bagi Tuhan?
· Dan yang terpenting apakah dalam melakukan tindakan kasih
itu, motivasi saudara betul-betul adalah kasih kepada Tuhan?
Kalau dalam diri / hidup saudara tidak
ada kasih / tindakan kasih kepada Tuhan, maka sadarilah bahwa saudara bukanlah
orang kristen yang sejati! Saudara belum selamat dan belum diampuni
dosa-dosanya. Karena itu bertobatlah dan datanglah kepada Yesus dan terimalah
Ia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
Kalau dalam diri / hidup saudara sudah
ada kasih / tindakan kasih kepada Tuhan, maka saudara betul-betul adalah orang
kristen yang sudah selamat / diampuni dosa-dosanya. Maka tingkatkanlah kasih /
tindakan kasih itu!
Sesuatu yang sangat menarik bagi saya
ialah: perempuan berdosa itu melakukan tindakan kasih yang luar biasa,
sekalipun ia tidak tahu bahwa untuk mengampuni dosa-dosanya Yesus harus
menderita dan mati di atas kayu salib (karena saat itu salib belum terjadi).
Kita yang hidup pada masa ini, tahu bahwa untuk mengampuni kita, Yesus harus
menderita dan mati di atas kayu salib. Dan karena itu sudah seharusnyalah kalau
kasih / tindakan kasih kita kepada Tuhan melebihi kasih / tindakan kasih
perempuan itu kepada Tuhan! Karena itu, maukah saudara meningkatkan kasih /
tindakan kasih saudara kepada Tuhan?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar