Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
YOHANES 14:16-18
Hari ini adalah hari Pentakosta, hari dimana
kita memperingati turunnya Roh Kudus. Dalam ay 16 Roh Kudus disebut
dengan istilah ‘Penolong’, dalam bahasa Yunaninya adalah PARAKLETOS.
I) Sebutan
PARAKLETOS.
1) Sebutan
PARAKLETOS ini juga digunakan untuk Kristus dalam 1Yoh 2:1.
Di sini Kitab Suci Indonesia
menterjemahkan dengan istilah ‘Pengantara’, tetapi NASB/KJV/RSV/NKJV
menterjemahkan ‘advocate’ (= Pengacara
/ Pembela).
2) Roh
Kudus disebut ‘Penolong (PARAKLETOS)
yang lain’
(ay 16).
Ada 2 kata bahasa Yunani yang
berarti ‘yang lain’ (= another),
yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.
W. E. Vine dalam bukunya yang
berjudul ‘An Expository Dictionary of New
Testament Words’ mengatakan sebagai berikut:
“ALLOS
... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a
different sort”
(= ALLOS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk
pada yang lain dari jenis yang berbeda).
Illustrasi: Di sini ada 1 gelas Aqua. Kalau
saya menginginkan 1 gelas Aqua ‘yang lain’, yang sama dengan yang ada di sini,
maka saya akan menggunakan kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki 1 gelas ‘yang
lain’, yang berbeda
dengan yang ada di sini, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan kata
HETEROS, bukan ALLOS.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang
lain’ dalam
Yoh 14:16 bukanlah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah
HETEROS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh
Kudus, sehingga bisa saja Yesusnya sabar sedangkan Roh Kudusnya tidak, atau
Yesus adalah Allah dan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan.
Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa
Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS yang lain dari pada Yesus, tetapi
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.
Karena itu dalam komentarnya tentang
ayat ini William Hendriksen mengatakan tentang Roh Kudus sebagai berikut: “He
is another Helper, not a different Helper. The word another
indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus
is a person, the Holy Spirit must also be a person” (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan
Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang
seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi,
jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi).
William Hendriksen melanjutkan
dengan berkata: “For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit,
too, must be divine”
(= Dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga
harus bersifat ilahi / adalah Allah).
Kesimpulan: sama seperti Yesus, Roh Kudus
adalah Allah, dan Roh Kudus adalah seorang pribadi. Ini penting untuk saudara
camkan khususnya pada waktu menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa, yang menganggap Roh
Kudus hanya sebagai ‘kuasa Allah’, dan dengan demikian tidak mempercayai
keilahian maupun kepribadian Roh Kudus.
3) Arti
dari kata PARAKLETOS.
Kata PARAKLETOS muncul 5 x dalam
Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 14:16
Yoh 14:26 Yoh 15:26 Yoh 16:7
1Yoh 2:1, dan diterjemahkan secara berbeda-beda oleh versi Kitab
Suci yang berbeda.
Yoh 14:16 Yoh 14:26 Yoh 15:26 Yoh 16:7 1Yoh 2:1
KS Ind Penolong Penghibur Penghibur Penghibur Pengantara
NASB Helper Helper Helper Helper Advocate
NKJV Helper Helper Helper Helper Advocate
KJV Comforter Comforter Comforter Comforter Advocate
RSV Counselor Counselor Counselor Counselor Advocate
NIV Counselor Counselor Counselor Counselor One who
speaks
in
our
defense
Keterangan / terjemahan:
Helper =
Penolong.
Comforter =
Penghibur.
Counselor =
Penasehat.
Advocate =
Pengacara / Penasehat hukum.
One who speaks in our defense = seseorang yang berbicara untuk membela kita.
Arti kata PARAKLETOS sebenarnya
adalah ‘orang yang dipanggil untuk membantu kita’. Dalam hal hukum, ini menunjuk pada
‘pengacara / penasehat hukum / pembela’, dan dalam hal sehari-hari ini
menunjuk pada ‘penasehat / penghibur / penolong’.
II) Roh Kudus
sebagai Pengacara dan Penghibur.
A) Ada
yang beranggapan bahwa arti terkuat dari kata PARAKLETOS adalah ‘pengacara
/ pembela’.
1) Perlu diketahui bahwa sekalipun Roh Kudus
disebut sebagai Pengacara / Pembela kita, tetapi Roh Kudus tidak menjadi Pengacara
/ Pembela bagi kita terhadap tuduhan dari Allah / hukum Tuhan. Untuk tuduhan
ini, Yesuslah Pengacara / Pembelanya.
1Yoh 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara (=
PARAKLETOS) pada
Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil”.
Jadi, setiap kali Allah melihat kita
berdosa, dan menuduh / menganggap kita melanggar hukum, maka Yesus akan
berkata: ‘Bapa, Aku telah mati disalib untuk menebus dosa itu’. Ini menyebabkan Bapa tidak bisa
lagi menuduh kita / orang percaya!
Catatan: awas, jangan menjadikan ini sebagai alasan
untuk sembarangan berbuat dosa (mentang-mentang mempunyai Yesus sebagai
Pengacara). Baca 1Yoh 2:1 itu sekali lagi, maka saudara akan melihat bahwa
pada bagian awalnya rasul Yohanes melarang kita berbuat dosa, dan baru setelah
itu ia mengatakan bahwa kalau kita (toh) berbuat dosa / jatuh ke dalam dosa,
kita mempunyai Yesus sebagai Pengacara / Pembela.
2) Roh Kudus menjadi Pengacara / Pembela bagi kita terhadap dunia, yaitu
pada saat kita diejek, diserang, dianiaya dsb. Sebetulnya Ia bukan menjadi
Pengacara bagi kita tetapi Ia menjadi Pengacara di dalam diri kita
dengan memberikan kata-kata kepada kita untuk melakukan pembelaan terhadap
serangan dari dunia. Bdk.
Mat 10:18-20 / Luk 21:14-15
Kis 2:13-40 Kis 4:8-13 Kis 6:9-10.
3) Roh Kudus menjadi Pengacara di dalam diri
kita menghadapi tuduhan setan.
Salah satu nama dari Setan dalam
Kitab Suci adalah DIABOLOS.
Catatan: Dari kata DIABOLOS itulah diturunkan kata
bahasa Inggris ‘devil’, yang berarti ‘an accuser’ (= penuduh, pendakwa) atau ‘a slanderer’ (= pemfitnah).
Setan memberikan bermacam-macam
dakwaan:
a) Setan mendakwa manusia di hadapan Allah
(Ayub 1:6-11 2:1-5 Wah 12:9-10 Zakh 3:1-dst).
b) Setan mendakwa Allah di depan manusia
(Kej 3:1-5).
Karena itu kalau dalam hati /
pikiran saudara muncul suatu pemikiran yang jelek tentang Allah (misalnya bahwa
Allah tidak peduli kepada saudara, Allah tidak kasih, Allah benci kepada
saudara, dsb), sadarilah bahwa setan sedang mendakwa Allah dalam pikiran
saudara. Maukah saudara percaya kepada setan, yang adalah bapa segala dusta?
c) Setan mendakwa manusia di dalam hatinya
sendiri.
Memang ‘tuduhan berdosa’ dalam hati
kita bisa datang dari Allah. Tetapi bisa juga datang dari setan. Bagaimana
membedakannya? Kalau datang dari Allah, pasti akan hilang begitu kita bertobat
dan mengakui dosa dengan sungguh-sungguh, karena tujuan Tuhan menuduh kita
adalah untuk mempertobatkan kita. Tetapi kalau datang dari setan, maka hal ini
tidak akan hilang sekalipun kita sudah menyesali dosa / bertobat, karena tujuan
setan adalah untuk menghancurkan kita.
Tuduhan setan ini menyebabkan orang
yang sudah betul-betul menyesali / bertobat dari dosanya, tetap merasa sedih,
dan bahkan bisa ‘binasa dalam kesedihan’ (bdk. 2Kor 2:5-11 2Kor 7:10 Mat 27:3-5).
Warren W. Wiersbe mengatakan:
“See
how subtle and merciless Satan really is. Before we sin - while he is tempting
us - he whispers, ‘You can get away with this!’
Then after we sin, he shouts at us, ‘You will never get away with
this!’” (= Lihatlah
betapa licik dan tak-berbelas-kasihannya setan itu. Sebelum kita berbuat dosa -
pada saat ia masih mencobai kita - ia berbisik, ‘Kamu bisa meloloskan diri
dengan ini!’. Lalu setelah kita berbuat dosa, ia berteriak pada kita, ‘Kamu
tidak akan pernah lolos dengan ini!’).
Tuduhan / dakwaan setan terhadap
orang yang sudah mengakui dan menyesali dosanya ini menyebabkan orang itu
merasakan ‘guilty feeling’ (=
perasaan bersalah) yang tidak semestinya. Ini khususnya sering muncul pada
saat:
·
berdoa
/ bersaat teduh.
·
mau
mengikuti Perjamuan Kudus!
·
melayani
Tuhan.
Setan akan mendakwa kita sedemikian
rupa sehingga sekalipun kita sudah mengakui dosa dan menyesalinya dengan
sungguh-sungguh, kita lalu merasa tidak layak untuk berdoa / bersekutu dengan
Tuhan, ikut Perjamuan Kudus, maupun melayani Tuhan. Dakwaan seperti ini bisa
membuat kita sangat menderita / putus asa, dsb.
Terhadap dakwaan semacam inilah Roh
Kudus berperan sebagai Pembela / Pengacara. Ia mengingatkan kita akan kasih
Allah yang menyebabkanNya selalu mau mengampuni kita dan akan penebusan yang
sempurna yang dilakukan oleh Kristus bagi kita. Pembelaan dari Pengacara kita
ini membuat kita bisa mengatasi tuduhan setan.
B) Ada
beberapa penafsir yang menganggap bahwa arti yang paling kuat dari kata
PARAKLETOS adalah ‘Penghibur’.
Ini terlihat dari kontex
Yoh 14:16-18 Yoh 15:18-27 Yoh 16:6-7 yang menunjukkan bahwa Roh
Kudus diberikan kepada mereka dalam penderitaan dan kesedihan mereka.
Roh Kudus menghibur kita dari apa?
1) Dari
kesukaran / penderitaan.
a) Bahwa Roh Kudus diutus untuk menjadi
Penghibur bagi kita, secara implicit
menunjukkan bahwa dalam hidup orang kristen pasti ada banyak problem,
penderitaan, dan kesedihan.
Karena itu jelaslah bahwa ajaran
populer jaman sekarang yang mengatakan bahwa kalau kita ikut Tuhan segala
sesuatu akan beres, segala penyakit akan sembuh, kita akan kaya dan sukses,
dsb, adalah omong kosong! Kalau ajaran ini benar, maka kita tidak membutuhkan
Roh Kudus sebagai Penghibur!
b) Penghiburan dari Roh Kudus ini tidak tergantung
pada sikon.
Ini bisa kita alami dalam keadaan
sakit, susah, miskin, menderita, mengalami problem, kegagalan, kesepian, patah
hati, dsb. Ini memungkinkan orang kristen tetap bersukacita dan mempunyai damai
di tengah-tengah penderitaan / kesukaran.
c) Tujuan Roh Kudus dalam menghibur kita.
Kalau kita mengalami penderitaan /
problem, lalu Roh Kudus menghibur kita, tujuannya bukan sekedar untuk kita,
tetapi juga untuk orang lain. Seperti dikatakan seseorang:
“God
does not comfort us to make us comfortable, but to make us comforters” (= Allah tidak menghibur kita supaya kita merasa
nyaman, tetapi supaya kita menjadi penghibur). Bdk.
2Kor 1:3-6.
Karena itu kalau kita menerima
penghiburan, kita harus membagikan / men-sharing-kan
penghiburan itu.
2) Dari
dosa yang sudah kita akui / sesali.
Ini berhubungan dengan tuduhan setan
yang sudah di bahas di atas. Roh Kudus bukan hanya membela secara hukum tetapi
juga menghibur kita untuk mengatasi semua itu dan kembali pada sukacita dan
damai yang semula.
3) Tetapi bagaimana dengan dosa yang masih kita
pegangi dengan sadar dan dengan sikap tegar tengkuk?
Dalam hal ini, Roh Kudus tidak
menghibur kita dengan:
a) Menutup-nutupi dosa, atau dengan memberikan
alasan untuk membenarkan dosa itu.
Karena itu, kalau saudara berbuat
dosa, dan lalu dalam pikiran saudara muncul berbagai macam alasan untuk
membenarkan dosa itu, sehingga saudara lalu merasa ‘terhibur’, sadarilah bahwa
ini bukan hiburan dari Roh Kudus! Ini pasti datang dari setan!
Misalnya:
· saudara
marah kepada seseorang, lalu saudara merasa bahwa kemarahan itu adalah dosa.
Tetapi lalu muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Tetapi
aku marah karena dia kurang ajar’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara.
· saudara
berzinah, lalu merasakan adanya perasaan bersalah. Tetapi lalu muncul suara
dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Yang
salah adalah istriku. Dia tidak menjaga badan / penampilan sehingga aku tidak
berminat kepadanya dan terpaksa berzinah’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara.
·
saudara
berdusta kepada seseorang, lalu saudara merasakan adanya perasaan bersalah.
Tetapi lalu muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Tetapi
kamu kan masih hidup di dunia, dan hidup di dunia ini tidak mungkin bisa
melakukan Firman Tuhan 100 %’, atau, ‘Bukan kamu saja, tetapi semua orang juga berdusta’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara.
· saudara
tidak memberikan persembahan persepuluhan, dan saudara lalu merasa bersalah.
Tetapi lalu muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata: ‘Tetapi
penghasilanku tidak cukup. Kalau aku memberikan persembahan persepuluhan, akan
lebih tidak cukup lagi. Tuhan toh tak mau aku hutang atau jadi pengemis,
bukan?’, dan suara
ini ‘menghibur’ saudara.
‘Penghiburan’ semacam ini bukan
datang dari Roh Kudus tetapi dari setan! Tujuannya supaya saudara tidak
bertobat dari dosa itu.
b) Memberikan
kambing hitam, seperti roh marah, roh dusta, dsb.
Jaman ini banyak orang yang berkata
bahwa kalau kita marah itu karena adanya roh kemarahan, kalau kita berzinah itu
karena adanya roh perzinahan, dsb. Sekalipun saya percaya bahwa setan memang
selalu menggoda kita untuk berbuat dosa, tetapi saya juga percaya bahwa kalau
kita jatuh ke dalam dosa, kita tetap bertanggung jawab! Kita tidak boleh
melemparkan tanggung jawab itu kepada setan seakan-akan hanya dia yang salah
sedangkan kita tidak.
Memang kalau kita bisa mendapatkan
kambing hitam, kita akan merasa ‘terhibur’. Tetapi lagi-lagi kita perlu tahu
bahwa hiburan seperti itu pasti bukan dari Roh Kudus tetapi dari setan!
c) Meremehkan
dosa.
‘Hiburan’ yang lain adalah dengan
meremehkan dosa yang baru kita lakukan. Hiburan seperti ini juga bukan datang
dari Roh Kudus, tetapi dari setan! Memang dosa itu ada tingkat-tingkatnya, ada
yang berat (seperti berzinah, membunuh, menyembah berhala, dsb) dan ada yang
ringan (seperti berdusta, iri hati, dsb), tetapi ingat bahwa dosa yang
ringanpun upahnya adalah maut (Ro 6:23), sehingga tidak pernah boleh
diremehkan.
Juga ingat bahwa kesengajaan
memperberat dosa (Luk 12:47-48). Karena itu dosa ringan, yang dilakukan
dengan sengaja, akan diperhitungkan lebih berat.
d) Menyembunyikan
kebenaran yang ‘mengganggu’ kita.
Saudara mungkin pernah mendengar
kata-kata ‘truth hurts’ (= kebenaran
menyakitkan). Kalau ada dosa dalam hidup saudara dan lalu saudara mendengar
Firman Tuhan yang membahas dosa itu, maka saudara bisa merasa ‘sakit’. Saudara
akan lebih ‘terhibur’ kalau saudara melupakan Firman Tuhan yang ‘mengganggu’
itu.
Inipun bukan penghiburan dari Roh
Kudus!
Apa alasannya untuk beranggapan
bahwa hal-hal di atas tidak mungkin datang dari Roh Kudus? Karena Roh Kudus
juga mempunyai tugas-tugas lain, yaitu:
·
mengajar
kebenaran (Yoh 14:26).
·
menginsafkan
dosa (Yoh 16:8).
·
memimpin
ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13).
Pikirkan apakah hal-hal ini bisa
sesuai dengan point a-d di atas?
Charles Haddon Spurgeon:
¨ “The
Spirit of God never comforted a man in his sin. Disobedient Christians must
not expect consolation; the Holy Spirit sanctifies, and then consoles” (= Roh Allah tidak pernah menghibur seseorang di
dalam dosanya. Orang Kristen yang tidak taat tidak boleh mengharapkan
penghiburan; Roh Kudus menguduskan, dan baru setelah itu menghibur) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol IX, hal 29-30.
Jadi selama dosa dipertahankan
dengan sikap tegar tengkuk, tidak bisa diharapkan adanya penghiburan yang
sejati. Kalau ada penghiburan, itu pasti palsu, dan bukan dari Roh Kudus.
¨ “He
does not comfort us as a fond mother may please her wayward child by yielding
to its foolish wishes”
(= Ia tidak menghibur kita seperti seorang ibu yang terlalu mengasihi, yang
ingin menyenangkan anaknya yang tidak patuh / suka melawan, dengan menyerah /
menuruti keinginannya yang bodoh) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’ , vol IX, hal 30.
Jadi jangan saudara berharap bahwa
Roh Kudus ‘mengubah’ Firman Tuhan dan menyesuaikannya dengan keinginan saudara
yang bodoh, sehingga Ia lalu membiarkan saudara untuk terus hidup di dalam
dosa.
¨ “Do
not expect to get comfort by merely running to sweet texts, or listening to
pleasing preachers who give you nothing but cups of sugared doctrine, but
expect to find comfort through the holy, reproving, humbling, strengthening,
sanctifying processes which are the operation of the Divine Paraclete” (= Jangan mengharapkan untuk mendapatkan penghiburan
semata-mata dengan berlari kepada text-text yang manis, atau dengan
mendengarkan pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak memberimu apa-apa selain
doktrin yang dimaniskan, tetapi berharaplah untuk menemukan penghiburan
melalui proses-proses yang kudus, yang menegur / memarahi, yang merendahkan,
yang menguatkan, yang menguduskan, yang merupakan pekerjaan dari Parakletos
ilahi) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ ,
vol IX, hal 30.
Perhatikan kata-kata ini! Ayat-ayat
Kitab Sucipun bisa disalah-gunakan untuk menghibur kita di dalam dosa.
Misalnya: saudara berbuat suatu dosa, lalu dalam Saat Teduh / Kebaktian saudara
mendapatkan Firman Tuhan yang menunjukkan penyertaan Tuhan seperti Maz 23
atau Ibr 13:5 dsb, dan saudara lalu merasa bahwa Tuhan tidak apa-apa dengan
dosa saudara.
Kalau ayat-ayat Kitab Suci saja bisa
disalah-gunakan seperti itu, lebih-lebih khotbah-khotbah yang dibuat oleh
nabi-nabi palsu memang untuk menyenangkan pendengarnya (bdk. 2Tim 4:3-4).
Kesimpulan /
Penutup:
Roh Kudus begitu penting bagi kita, dan karena
itu, pada hari Pentakosta ini mari kita bersyukur dan memuji Tuhan atas
karuniaNya yang begitu hebat bagi kita, yaitu Roh Kudus.
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar