Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
Wahyu 14:9-13
Dalam
iklan / berita dukacita di koran, sering ditulis R.I.P (= rest in peace / istirahat dalam damai). Hari ini saya akan membahas
tentang R.I.H. (= rest in heaven /
istirahat di surga).
I)
Istirahat di surga.
1) Ada
banyak kejemuan / kebosanan dalam hidup orang kristen.
Pada
waktu kita pertamakali percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka
kita mengalami sukacita dan damai, kebahagiaan yang luar biasa. Tetapi dalam
hidup kita selanjutnya sebagai orang kristen, seringkali kita menjadi jemu /
bosan.
a) Mungkin
bosan terhadap Firman Tuhan.
Amsal 3:11
- “Hai anakku, janganlah
engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya”.
Bosan
terhadap Firman Tuhan itu mempunyai penyebab bermacam-macam:
1. Orangnya
memang belum kristen sungguh-sungguh, seperti tanah berbatu dari Mat 13,
juga seperti orang-orang dalam Yoh 6:66.
2. Orangnya
tidak menerapkan apa yang dipelajari. Ini bisa berbentuk:
·
ketidak-taatan / dosa.
Yoh 8:31-32
- “(31) Maka kataNya kepada
orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam
firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.
Kalau
kita tetap dalam firman, artinya bukan cuma mendengar tetapi juga
melaksanakannya, maka kita akan mengetahui kebenaran. Artinya Tuhan akan
menambah pengetahuan kita, sehingga setiap belajar Firman Tuhan kita mendapat
sesuatu. Tetapi kalau kita tidak tetap dalam firman, kita tidak mendapatkan
tambahan pengertian, dan itu menyebabkan kita menjadi bosan.
·
tidak mau melayani / memberitakan Injil.
Ini
juga suatu ketidak-taatan, sehingga berlaku seperti yang baru kita bahas di
atas. Tetapi disamping itu, kalau kita belajar Firman Tuhan dan kita tidak
menggunakannya untuk melayani orang lain, maka kita juga akan merasa Firman
Tuhan yang dipelajari itu tidak ada gunanya. Ini juga menyebabkan kita akhirnya
bosan. Tetapi kalau kita menggunakannya, kita melihat bahwa Firman Tuhan itu
memang berguna, dan ini memotivasi kita untuk belajar dengan lebih rajin /
tekun.
b) Mungkin
bosan dalam berdoa.
Luk 18:1
- “Yesus
mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus
selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”.
Dalam
Luk 18:1 ini dikatakan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak
jemu-jemu. Secara implicit ini
menunjukkan bahwa orang kristen sering jemu / bosan dalam berdoa, khususnya
kalau doa tidak dijawab / dikabulkan sampai lama. Mungkin doa untuk pertobatan
keluarga, untuk problem keluarga, untuk problem study, untuk suatu problem
tertentu dalam hidup saudara, untuk minta jodoh, untuk perkembangan gereja,
dsb.
c) Mungkin jemu / bosan dalam berperang /
melayani.
1Kor 15:58
- “Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah
selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
Dalam
1Kor 15:58 ini Paulus mengatakan supaya kita selalu giat dalam pekerjaan
Tuhan. Secara implicit ini juga
menunjukkan bahwa orang kristen bisa jemu / bosan dalam pelayanan sehingga
berhenti melayani. Memang kalau saudara belum pernah melayani Tuhan secara
serius, maka saudara tidak akan pernah mengalami hal ini! Tetapi kalau saudara
sudah betul-betul terjun dalam pelayanan secara serius, dan merasakan betapa
banyak serangan setan, problem dalam pelayanan, kegagalan / ketidak-majuan /
ketidak-suksesan pelayanan, gegeran dalam pelayanan dsb, maka saudara mungkin
sekali pernah mengalami rasa jemu / bosan dalam melayani Tuhan!
d) Mungkin bosan / jemu dalam berbuat
baik.
2Tes 3:13
- “Dan
kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik”.
Dari
adanya dorongan ini sudah terlihat bahwa merupakan sesuatu yang sangat
memungkinkan untuk jemu / bosan dalam hal berbuat baik. Lebih-lebih kalau
setelah berbuat baik kita bukannya dihargai, tetapi disalah-mengerti, atau
dibalas dengan kejahatan, difitnah dsb!
·
kita baru akan
menuai kalau kita bertekun.
Gal 6:9-10
- “(9)
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. (10) Karena
itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada
semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman”.
·
setiap kali kita
tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip dan menggoda.
Kej 4:7
- “Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau
tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau,
tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’”.
·
Orang dunia tidak
jemu berbuat jahat.
2Pet 2:14 - “Mata
mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa.
Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam
keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!”.
·
Tuhan
juga jemu kalau melihat umatNya berbuat dosa.
Maz 95:10 - “Empat
puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kataKu: ‘Mereka suatu bangsa
yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu.’”.
e) Mungkin
jemu / bosan dalam melawan dosa / godaan setan / dunia / kelemahan daging.
Ibr 12:1-4
- “(1)
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (2)
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin
kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan
bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah
selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap
diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan
putus asa. (4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai
mencucurkan darah”.
Begitu
banyaknya kelemahan / dosa kita dan begitu condongnya daging kita kepada dosa,
dan begitu hebatnya pencobaan / godaan setan, sehingga kita terus jatuh bangun
dalam dosa, sehingga kita menjadi putus asa / jemu dalam melawan dosa / godaan
setan itu.
f) Mungkin bosan / jemu dalam menderita.
Ayub 10:1 - “Aku
telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara
dalam kepahitan jiwaku”.
Ibr 10:32-39
- “(32)
Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak
menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, (33) baik
waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu
mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. (34)
Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman
dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab
kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap
sifatnya. (35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena
besar upah yang menantinya. (36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
(37) ‘Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang,
sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya. (38) Tetapi orangKu yang
benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak
berkenan kepadanya.’ (39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang
mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang
beroleh hidup”.
Ini
juga secara implicit menunjukkan
bahwa orang kristen bisa jemu dalam mengalami penderitaan, sehingga ingin berhenti
ikut Tuhan!
2) Ada
saat dimana semua kejemuan / kebosanan itu tidak perlu lagi, yaitu pada saat
kita mati dan masuk ke surga.
Wah 14:13
- “Dan
aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ‘Berbahagialah orang-orang
mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata
Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena
segala perbuatan mereka menyertai mereka.’”.
a) ‘mati dalam
Tuhan’ (ay 13).
Hanya
ada 2 macam ‘mati’, yaitu ‘mati dalam Tuhan’
dan ‘mati
dalam dosa’.
Kalau
dalam hidup ini saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan
saudara (bukan sekedar sebagai dokter, pemberi berkat / kekayaan dsb), maka
pada saat saudara mati, saudara akan ‘mati
dalam Tuhan’. Tetapi kalau saudara tidak mau
percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara (apakah saudara sama
sekali bukan kristen, atau kristen KTP) maka saudara akan ‘mati dalam dosa / kesalahan’
(Yoh 8:24 Yeh 3:18).
Kalau
saat ini saudara mati, kematian yang bagaimana yang menjadi kematian saudara? ‘Mati dalam
Tuhan’, atau ‘mati dalam dosa /
kesalahan’?
b) ‘sejak sekarang ini’
(ay 13).
Ini
tidak berarti bahwa orang yang mati dalam Tuhan sebelum saat Yohanes menerima
wahyu ini, tidak berbahagia.
Artinya
adalah: sejak mereka mati, mereka berbahagia karena mereka bisa ‘beristirahat
dari jerih lelah mereka’.
c) ‘istirahat dari jerih lelah
mereka’ (ay 13 bdk. Ayub 3:17b).
1. Setan / iblis (Wah 20:10).
Kalau
saudara betul-betul adalah orang kristen sejati, tentunya saudara mengalami
banyak penderitaan / pencobaan dari setan, dan ini seharusnya membuat saudara
benci sekali kepada setan. Di surga nanti tidak ada lagi setan / Iblis, karena
ia / mereka sudah dilemparkan ke dalam neraka. Karena itu tidak akan ada lagi
godaan / pencobaan, sehingga saudara betul-betul mengalami istirahat dari musuh
besar ini!
2. Nabi palsu (Wah 20:10b).
Dalam
dunia ini kita juga sering dibuat jengkel, bahkan muak, oleh ajaran dan
kemunafikan para nabi palsu. Tetapi nanti di surga mereka semua juga tidak ada,
karena mereka akan mengikuti bapa mereka (yaitu setan) dan pergi ke neraka
selama-lamanya, dan kita betul-betul akan mengalami istirahat dari peperangan
melawan pelayan-pelayan setan ini!
3. Orang
kafir / tak beriman / orang brengsek (Wah 20:15
Wah 21:8 Ayub 3:17a Gal 5:21
Ef 5:5).
Dalam
hidup saudara sekarang ini pasti saudara sering mengalami kejengkelan atau
bahkan penderitaan karena tindakan dari orang kafir / tak beriman / orang yang
jahat. Mungkin ada orang-orang yang menindas saudara, memeras saudara, memukuli
/ menganiaya saudara, memfitnah saudara, dsb. Tetapi di surga nanti, semua
orang-orang jahat / tidak beriman ini tidak ada lagi, karena anak-anak setan
ini harus mengikuti bapa mereka untuk masuk ke dalam neraka selama-lamanya.
Karena itu di surga saudara betul-betul mengalami istirahat dari orang-orang
ini.
4. Dosa (Ibr 12:23).
a. Orang
di sekitar kita tidak lagi bisa berbuat dosa / menyakiti kita dengan dosa
mereka. Sekarang / dalam hidup ini, bahkan dalam gerejapun kita sering jemu,
karena orang kristen tetap berdosa! Tetapi nanti di surga, semua orang kristen
disempurnakan, sehingga tidak ada lagi dosa.
b. Kita
sendiri tidak lagi bisa berdosa (non posse peccare). Dosa sering menyakitkan
bagi diri kita (bdk. Ro 7:17-24), dan juga mengundang hajaran Tuhan
(Ibr 12:7-11) yang jelas bisa menyakitkan sekali. Tetapi di surga nanti
semua itu tidak ada lagi! Semua dosa yang kita lakukan di dunia sudah dihapus
oleh darah Kristus, dan kita tidak bisa berbuat dosa lagi!
5. Maut / kematian (Wah 20:14 Wah 21:4
Luk 20:36 1Kor 15:26).
Dalam
dunia ini, sebagai orang kristen kita tidak takut pada maut / kematian, karena
kematian berarti pintu gerbang menuju surga. Tetapi bagaimanapun kita sering
menguatirkan kalau kematian datang pada orang yang kita cintai, apalagi kalau
orang itu belum percaya kepada Yesus. Kita bahkan sering dibuat sedih /
berkabung karena kematian dari orang yang kita cintai itu. Tetapi nanti di
surga tidak ada lagi maut!
6. Air
mata, perkabungan, ratap tangis (Wah 7:17
Wah 21:4). Demikian juga dengan derita, lapar, haus (Wah 7:16).
Penderitaan
apa di dunia ini yang sering menyiksa / menyedihkan saudara? Problem suami /
istri yang menyeleweng? Problem perceraian? Problem anak? Problem ekonomi /
pekerjaan? Problem study? Problem dalam mendapatkan jodoh? Problem kesehatan?
Problem karena tidak dimengerti orang di sekitar saudara? Semua problem yang
selama ini menyiksa saudara dan sering membuat saudara harus mencucurkan air
mata, tidak ada lagi di surga dan saudara betul-betul mengalami istirahat dari
semua itu!
Tidak
adanya hal-hal ini di surga menyebabkan ada kelegaan yang luar biasa di surga
dan kita betul-betul bisa beristirahat!
Tetapi
sementara saudara belum masuk ke surga, perhatikan ay 12 - “Yang penting di
sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan
iman kepada Yesus”.
Ayat
ini berbicara tentang ‘ketekunan orang-orang kudus’.
Jangan kepingin mati kalau memang belum waktunya mati. Sebaliknya bertekunlah
dalam perang melawan setan dan dosa, dalam pelayanan, doa, berbuat baik, dsb!
Kalau waktunya tiba, istirahat di surga menanti saudara! Dan istirahat
merupakan sesuatu yang paling bisa dinikmati / dirasakan oleh orang yang
bekerja keras sampai lelah! Yang malas-malasan tidak / kurang bisa menikmati!
Jadi, bertekunlah!
II)
Tidak ada istirahat di neraka.
Kalau
tadi kita sudah melihat bahwa orang yang percaya akan mengalami / mendapatkan
istirahat di surga, maka mari sekarang kita mempelajari tentang orang yang
tidak percaya.
Orang
yang tidak percaya kepada Yesus digambarkan sebagai ‘orang yang menyembah
binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada
tangannya’ (ay 9b,11b).
Kalau
saudara mau mengerti hal ini saudara harus mempelajari Wah 13:1-18. Di sini
digambarkan dua binatang:
1) Binatang yang keluar dari dalam laut.
Wah 13:1-2
- “(1)
Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk
sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh
mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (2) Binatang yang kulihat
itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga
itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar”.
Binatang
ini digambarkan sebagai monster yang menakutkan, dan ini menggambarkan
penganiayaan terhadap orang kristen / gereja oleh orang-orang anti Kristen yang
mempunyai kekuasaan duniawi (13:2b).
2) Binatang yang keluar dari dalam bumi.
Wah 13:11-14
- “(11)
Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk
dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
(12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan
matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang
pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13) Dan ia mengadakan tanda-tanda
yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua
orang. (14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda,
yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang
itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung
untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu”.
Berbeda
dengan binatang yang keluar dari dalam laut tadi, binatang ini digambarkan ‘bertanduk dua
seperti anak domba’, tetapi ‘ia berbicara
seperti seekor naga’. Ini menggambarkan
nabi-nabi palsu yang mirip seperti orang kristen (bertanduk dua seperti anak
domba) - bdk. Mat 7:15, yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat (berbicara
seperti seekor naga) dan mengadakan mujijat-mujijat palsu (Wah 13:13-14).
Kalau
menggunakan binatang yang pertama tadi setan ingin menundukkan manusia dengan
kekerasan, maka dengan menggunakan binatang kedua ini setan ingin menundukkan
manusia dengan tipu daya. Kalau binatang pertama menunjukkan kekuatan / kuasa
dari setan, maka binatang kedua ini menunjukkan pikiran dari setan yang begitu
cerdik / licik!
Apakah
saudara tidak mau sungguh-sungguh ikut Yesus karena takut pada penganiayaan?
Itu berarti saudara menyembah binatang pertama. Apakah saudara tunduk kepada
setan karena ajaran sesat / mujijat palsu? Itu berarti bahwa saudara menyembah
binatang kedua. Ajaran sesat itu macamnya banyak, tidak harus menyangkal Allah
Tritunggal / keilahian Kristus, seperti yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa.
Kalau dalam pikiran saudara ada pemikiran bahwa:
· dalam hidup ini
uang / kesenangan-kesenangan duniawi, sex, dsb, adalah yang terpenting!
· dunia lebih penting
dari Tuhan / rohani.
maka
sebetulnya saudara juga sudah menyembah binatang kedua ini!
Sekarang
mari kita perhatikan nasib / keadaan dari orang yang tidak percaya kepada Yesus
/ orang yang menyembah binatang ini, dalam dunia ini, dan dalam dunia yang akan
datang:
a) Bagaimana hidup mereka dalam dunia ini?
Karena
mereka mau menyembah binatang / patung, maka dalam hidup mereka di dunia ini
mereka tidak mengalami apa yang dialami oleh orang kristen, seperti yang
digambarkan dalam Wah 13:7,15b,17 - “(7) Dan ia diperkenankan
untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka;
dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
... (15b) ... semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
... (17) dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain
dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan
namanya”.
Dibanding
dengan hidup orang kristen, sekalipun mereka tetap punya penderitaan, baik
jasmaniah (penyakit, problem, kematian orang yang dicintai, dsb) maupun
batiniah (kegelisahan, tidak ada damai / sukacita, kekuatiran, kesumpekan dsb),
tetapi hidup mereka relatif enak.
·
mereka tidak pernah
sedih karena dosa.
·
mereka tidak
berperang melawan setan / dosa.
·
mereka tidak pernah
mengalami derita yang timbul dari pelayanan.
·
mereka tidak pernah
mengalami derita yang timbul karena berbuat baik, memikul salib, dsb.
·
mereka bisa
mendapatkan banyak kekayaan dengan cara kotor.
·
dengan kekayaan
mereka, mereka bisa menikmati banyak kesenangan dunia yang bersifat dosa.
·
dsb.
b) Bagaimana nasib / keadaan mereka dalam dunia
yang akan datang / kekekalan?
14:9-11
- “(9)
Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan
suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan
menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, (10) maka ia akan minum
dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya;
dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata
malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. (11) Maka asap api
yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam
mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang
serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.’”.
1. 14:10a:
‘ia
akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam
cawan murkaNya’.
Dalam
dunia mereka juga merasakan penderitaan / murka Allah, tetapi murka Allah dalam
dunia masih dicampur dengan kasih karunia / belas kasihan! Tetapi nanti di
neraka, mereka mengalami murka Allah yang murni, tanpa campuran!
Kalau
saudara mau mendapatkan sedikit gambaran tentang betapa hebat dan mengerikannya
murka Allah itu, maka lihatlah kepada Yesus pada waktu ada di taman Getsemani.
Dikatakan bahwa Yesus sampai takut (Mark 14:33). Karena apa? Karena Ia
tahu Ia akan mengalami murka Allah ini!
William
Hendriksen mengomentari peristiwa ini dengan berkata: “Did he, perhaps,
here in Gethsemane see this tidal wave of
God’s wrath because of our sin coming?” [=
Mungkinkah Ia, disini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (=
tsunami) murka Allah karena dosa kita?].
Kalau
Yesus, yang selama hidupnya tidak pernah takut menghadapi apapun / siapapun,
pada saat ini bisa takut dalam menghadapi murka Allah itu, bisakah saudara
bayangkan kalau murka Allah itu menimpa saudara? Jangan sekali-kali menganggap
remeh neraka / hukuman / murka Allah, apalagi membuatnya sebagai bahan guyonan
/ lelucon. Murka / hukuman Allah itu sama sekali tidak lucu, tetapi sebaliknya
sangat mengerikan!
2. 14:10b:
‘ia akan disiksa dengan api
dan belerang’.
Lihat
juga ay 11: “Maka asap api
yang menyiksa mereka itu naik ke atas selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak
henti-hentinya disiksa”.
KJV/RSV/NIV/NASB:
no rest (= tidak ada istirahat).
Saksi
Yehuwa tidak percaya neraka. Lalu bagaimana dengan ayat ini? Kalau orang
berdosa hanya dimusnahkan, untuk apa ada ‘api dan belerang’?
Apa artinya ‘siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa’?
Siapa yang tidak percaya neraka, ia justru akan sampai di sana , dan pada saat itu ia akan percaya
neraka, tetapi sudah terlambat!
3. 14:10c:
‘di
depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba’.
Ini
menunjukkan apa? Dari surga bisa melihat ke neraka, dan demikian juga sebaliknya
(bdk. Luk 16:23 - orang kaya bisa melihat Lazarus duduk di pangkuan
Abraham / bersandar di dada Abraham).
Ini
merupakan bagian dari siksaan mereka dan ini menambah beratnya siksaan yang
mereka alami!
Illustrasi:
Kalau semua orang miskin, maka orang miskin tidak terlalu menderita. Tetapi
kalau orang miskin hidup di antara orang kaya, dan hanya bisa ngiler melihat
orang kaya menikmati kekayaannya, maka itu tentu menambah penderitaannya!
Mungkin
orang-orang di neraka itu akan berpikir / berkata:
·
Itu orang-orang
kristen yang dulu gerejanya saya hancurkan. Andaikata saja aku bukannya
menentang dan merusak gereja itu tetapi masuk ke gereja itu dan percaya Yesus,
aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama mereka.
·
Itu dulu orang yang
menginjili aku, tetapi aku tidak mau percaya. Andaikata saja aku percaya, aku
pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia!
·
Itu dulu pendeta
yang berkhotbah dan menginjili aku dan menasehati aku untuk tidak mengutamakan
kekayaan dan keduniawian, tetapi aku tolak, karena aku lebih cinta kepada dunia
/ kekayaan. Andaikata saja aku terima, aku pasti tidak akan menderita seperti
ini di neraka tetapi ada di sana
bersama dengan dia!
· Itu dahulu pendeta
yang khotbahnya begitu keras dalam menegur dosa dan menginjil, sehingga aku
menjadi marah kepadanya dan tidak mau mendengarnya. Andaikata saja aku mau
merendahkan diri dan mendengarnya dan percaya kepada Yesus, aku pasti tidak
akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia!
·
Itu pendeta yang
berkhotbah dan mengatakan bahwa yang penting bukan gereja / baptisan /
perbuatan baik, tetapi iman kepada Yesus. Tetapi aku abaikan, karena aku anggap
bahwa ada di gereja, dibaptis dsb, sudah menjadikan aku cukup baik untuk masuk
surga. Andaikata saja aku mau mendengarnya dan percaya kepada Yesus, aku pasti
tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia.
·
Itu jemaat GKRI
GOLGOTA yang kecil / melarat yang aku tolak karena aku lebih senang dengan
gereja yang besar sekalipun sesat. Andaikata saja aku ikut gereja itu dan
percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, aku pasti tidak akan menderita
seperti ini di neraka tetapi ada di sana
bersama dengan mereka.
Tetapi
semua ini adalah ‘andaikata’ yang sia-sia /
tidak mungkin terjadi! Mereka ‘ngiler’
selama-lamanya melihat orang kristen di surga! Di dunia Lazarus ngiler melihat
kenikmatan orang kaya, tetapi dalam kekekalan orang kayanyalah yang ngiler
melihat kenikmatan Lazarus di surga! Pikirkan: mau ngiler sekarang atau ngiler
nanti?
Penutup
/ kesimpulan:
Jadi,
kalau orang percaya mengalami penderitaan hebat di dunia tetapi lalu bisa
mengalami rest in heaven (= istirahat
di surga), maka orang yang tidak percaya kepada Yesus mengalami penderitaan
yang relatif lebih ringan di dunia, tetapi lalu mengalami penderitaan yang luar
biasa hebatnya secara kekal / tanpa istirahat di neraka (no rest in hell).
Hanya
ada 2 pilihan bagi saudara:
1) Percaya
kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, mengalami banyak penderitaan di dunia,
tetapi mengalami rest in heaven!
2) Tidak
percaya kepada Yesus, relatif enak di dunia, tetapi mengalami no rest in hell!
Yang mana yang saudara pilih?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar