Kesucian dan keadilan Allah
menyebabkan Ia harus / pasti melakukan peng-hakiman.
I) Penghakiman dimulai dalam gereja.
1) Kata-kata ‘sekarang telah
tiba saatnya penghakiman dimulai’ (ay 17) menunjukkan bahwa
yang dimaksud di sini bukanlah penghakiman terakhir pada akhir jaman nanti,
tetapi penghakiman sekarang di dunia ini.
2) Sekarang perhatikan kata-kata ‘pada
rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika
penghakiman itu dimulai pada kita’ (ay 17).
Kata-kata ‘Rumah
Allah’ jelas menunjuk kepada ‘gereja’, dan kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang
kristen’. Jadi bagian ini mengatakan bahwa orang kristen / gereja akan dihakimi
lebih dulu oleh Allah. Bdk. Yeh 9:6b.
Kadang-kadang
Tuhan memulai penghakiman terhadap orang di luar gereja seperti dalam
Zef 3:6-7, dengan tujuan supaya anak-anakNya menjadi takut dan lalu
mentaatiNya. Tetapi kadang-kadang, dan mungkin pada umumnya, terjadi
sebaliknya, dimana Allah menghakimi gereja / orang kristen lebih dulu, seperti
yang dikatakan dalam ay 17 ini. Mengapa?
Calvin: “For though God is the judge of
the whole world, yet he would have his providence to be especially acknowledged
in the government of his own church” (= Karena
sekalipun Allah adalah hakim dari seluruh dunia, tetapi Ia menginginkan bahwa
providensiaNya diakui khususnya dalam peme-rintahan gerejaNya sendiri)
- hal 138.
3) Pada waktu Tuhan menghakimi gereja, maka
perlu diketahui bahwa Ia bersikap berbeda terhadap 2 golongan yang ada dalam
gereja.
a) Terhadap
orang kristen KTP, Tuhan bisa betul-betul menghukum.
Jadi
mereka ini bisa saja mengalami hal-hal yang betul-betul mem-bawa kerugian bagi
mereka (ingat bahwa Ro 8:28 hanya berlaku untuk orang kristen sejati). Bisa
saja mereka mengalami hal-hal yang begitu berat, sehingga menjadi gila, murtad,
bunuh diri dsb. Atau Tuhan membunuh mereka dan lalu membuang mereka ke dalam
neraka.
Atau
Tuhan bisa juga membiarkan orang-orang kristen KTP ini untuk sementara, dan
nanti menghukum mereka bersama dengan ‘orang dunia’ pada akhir jaman / pada
saat mereka mati. Bandingkan ini dengan Mat 13:28-30 dimana lalang
dibiarkan sampai ‘musim menuai’ yang jelas menunjuk pada akhir jaman (Mat 13:39b),
dan baru dibakar pada saat itu (Mat 13:40).
b) Terhadap
orang kristen sejati.
1. Tuhan tidak bisa membuang
mereka ini ke dalam neraka, atau menghancurkan keselamatan mereka.
Ini terlihat
dari kata-kata ‘orang benar hampir-hampir tidak
dise-lamatkan’ (ay 18).
‘Orang benar’
menunjuk kepada orang yang dibenarkan karena iman kepada Kristus
(Ro 3:24 Ro 5:1,9). Sekalipun
dalam faktanya hidup mereka tidak benar secara murni, tetapi mereka haruslah
berjuang untuk hidup suci / benar (1Yoh 2:6).
Kata-kata
‘hampir-hampir tidak diselamatkan’ menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin tidak
selamat! Bdk. Mat 24:24.
Saya cuma mau
menekankan yang ketiga: tidak ada orang kristen masuk neraka!
2. Tuhan tidak bisa betul-betul menghukum.
Bahwa orang
percaya tidak bisa dihukum, terlihat jelas dari Ro 8:1 yang berbunyi: “Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.
Mengapa? Karena
semua hukuman sudah ditanggung oleh Kristus di atas kayu salib.
Charles
Haddon Spurgeon: “Memory
looks back on past sins with deep sorrow for the sin, but yet with no dread of
any penalty to come; for Christ has paid the debt of His people to the last jot
and tittle, and received the divine receipt; and unless God can be so unjust
as to demand double payment for one debt, no soul for whom Jesus died as a
substitute can ever be cast into hell. It seems to be one of the very
principles of our enlightened nature to believe that God is just; we feel that
it must be so, and this gives us our terror at first; but is it not marvelous
that this very same belief that God is just, becomes afterwards the pillar of
our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and without a
substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is punished for
me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in Christ, can never be
punished” (= Ingatan melihat ke belakang
kepada dosa-dosa yang lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa, tetapi tanpa
rasa takut terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah membayar
hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah menerima
kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar
sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa, untuk
siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke dalam neraka.
Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah diterangi untuk
percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa haruslah demikian, dan
ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi tidakkah merupakan sesuatu
yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang sama bahwa Allah itu adil / benar,
setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak dari keyakinan dan damai kita! Jika
Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang
pengganti, harus dihukum; tetapi Yesus telah menggantikan saya dan dihukum
untuk saya; dan sekarang, jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang
berdosa, berdiri dalam Kristus, tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25,
morning.
3. Tuhan tidak bisa memberikan
sesuatu yang nantinya akan betul-betul merugikan anak-anakNya ini.
Awas, ini tidak
berarti bahwa orang kristen tidak bisa mengalami hal yang tidak enak. Orang
kristen bisa mengalami penderitaan apapun selama Tuhan melihat / menganggap
bahwa penderitaan itu nanti akan membawa kebaikan baginya.
Ro 8:28 - “Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.
Enak ya jadi
orang kristen yang sejati? Karena itu jadilah kristen yang sejati! Jangan
sekedar datang ke gereja, dibaptis, dsb, tetapi tidak sungguh-sungguh percaya
kepada Kristus! Percayalah dan terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara.
Sekarang kita
kembali pada penghakiman Allah terhadap anak-anakNya ini. Apa yang dilakukan
oleh Allah pada waktu menghakimi orang kristen sejati dalam gereja ini? Allah
‘cuma’ menghajar / mendisiplin dalam kasih, demi kebaikan mereka.
Pulpit
Commentary: “We are not to
think of condemnatory judgment, but rather of the corrective judgment referred
to in 1Cor. 11:32, ‘But when we are judged, we are chastened of the Lord, that
we should not be condemned with the world” (= Kita tidak
boleh berpikir tentang penghakiman yang menghukum, tetapi tentang penghakiman
yang memperbaiki / mengoreksi yang ditunjukkan dalam 1Kor 11:32, ‘Tetapi
kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan
dihukum bersama-sama dengan dunia’) - hal 204.
Ibr 12:6-11
- “karena
Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya
sebagai anak.’ Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu
seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi,
jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang
sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian
bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita
beroleh bagian dalam kekudusanNya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya”.
Dari Ibr
12:6-11 ini terlihat dengan jelas bahwa hajaran / pendisiplinan itu diberikan
oleh Tuhan untuk menyucikan kita sebagai anak-anakNya.
Alan M.
Stibbs (Tyndale): “in
so far as those who become Christians need purgatorial cleansing before they
can share the heavenly glory, it is meted out to them, not in some intermediate
state, but in this life” (= dalam persoalan dimana mereka
yang menjadi orang Kristen membutuhkan penyucian sebelum mereka bisa
mendapatkan kemuliaan surgawi, itu diberikan kepada mereka, bukan antara saat
mereka mati dan kedatangan kedua dari Kristus, tetapi dalam hidup ini)
- hal 163-164.
Tetapi
sekalipun semua hajaran / pendisiplinan itu bertujuan baik jangan anggap remeh
hajaran / pendisiplinan Tuhan ini. Kalau tadi saya menunjukkan ‘segi enak’ dari kata-kata ‘hampir-hampir
tidak diselamatkan’, dimana kata-kata itu menunjukkan bahwa orang
kristen yang sejati tidak bisa kehilangan keselamatannya, maka sekarang saya
akan menunjukkan ‘segi tidak enaknya’
dari kata-kata itu. Kata-kata itu juga menunjukkan betapa beratnya ikut Kristus
sampai akhir, dan betapa hebatnya pendisiplinan Tuhan atas diri mereka.
Calvin: “Absurd, then, are those
interpreters who think that we shall be hardly and with difficulty saved, when
we shall come before God in judgment; for it is the present and not the future
time that Peter refers to; nor does he speak of God’s strictness or rigour, but
shews how many and what arduous difficulties must be surmounted by the
Christian before he reaches the goal” (= Maka, para
penafsir itu menggelikan, yang ber-pendapat bahwa kita akan hampir tidak
diselamatkan dan akan disela-matkan dengan sukar, pada waktu kita dalam di
hadapan Allah dalam penghakiman; karena Petrus menunjuk tentang masa sekarang
dan bukannya tentang masa yang akan datang; juga ia tidak berbicara tentang
keketatan dan kekerasan Allah, tetapi menunjukkan betapa banyak dan berat
kesukaran-kesukaran harus diatasi oleh orang Kristen sebelum ia mencapai tujuan)
- hal 141.
Barnes’
Notes: “By the question
which he employs, he admits that the righteous are saved with difficulty, or
that there are perils which jeopard their salvation, and which are of such a
kind as to make it very near not to happen. They would indeed be saved, but
it would be in such a manner as to show that the circumstances were such as to
render it, to human appearances, doubtful and problematical”
(= Melalui pertanyaan yang ia gunakan, ia mengakui bahwa orang benar diselamatkan
dengan sukar, atau bahwa ada bahaya-bahaya yang membahayakan keselamatan
mereka, dan yang adalah sedemikian rupa sehingga menyebabkannya hampir tidak
terjadi. Mereka memang akan diselamatkan, tetapi itu akan terjadi dengan
cara sedemikian rupa sehingga, menurut pandangan manusia, keadaan akan menjadi
meragukan dan penuh problem) - hal 1432
Pulpit
Commentary: “the righteous are
‘scarcely saved.’ Not that their salvation is for a moment doubtful; Christ is
able to save even to the uttermost all who come to God by him. But salvation is
a great and difficult work; we are bidden to work out our salvation with fear
and trembling; and, work as we may, we could not work it out for ourselves,
were it not that God worketh in us ‘both to will and to do of his good
pleasure.’ The righteous is scarcely saved, because his enemies are so many
and so strong, and he so weak and sinful; temptations swarm around him, and
there are sinful lusts within his heart to which those temptations address
themselves” (= orang benar ‘hampir-hampir
tidak diselamatkan’. Bukan bahwa keselamatan mereka diragukan untuk saat yang
pendek sekalipun; Kristus sanggup menyelamatkan sepenuhnya semua yang datang
kepada Allah melalui Dia. Tetapi keselamatan adalah pekerjaan yang besar dan sukar;
kita diminta untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar /
gemetar; dan sekalipun kita mengerjakannya, kita tidak pernah bisa
mengerjakannya untuk diri kita sendiri, andaikata bukan Allah yang berkerja
dalam diri kita ‘untuk menghendaki dan untuk melakukan menurut kerelaanNya’. Orang
benar hampir tidak selamat, karena musuh-musuhnya begitu banyak dan begitu
kuat, dan ia begitu lemah dan berdosa; pencobaan-pencobaan mengerumuninya, dan
ada nafsu-nafsu berdosa dalam hatinya terhadap mana pencobaan-pencobaan itu
ditujukan) - hal 182.
Contoh menyolok
tentang hebatnya pendisiplinan Tuhan ini adalah dalam kasus nabi Yunus, yang
ditelan ikan dan dibiarkan ada dalam perut ikan selama 3 hari. Karena itu kalau
saudara adalah orang kristen sejati, maka janganlah meremehkan dosa. Sebaliknya
kuduskan diri saudara dari segala dosa, seperti dusta, perzinahan, pikiran
cabul, rokok, fitnah, kecintaan pada uang / dunia, dan juga dari dosa-dosa
pasif seperti tidak melayani / memberitakan Injil, kurang berdoa, malas belajar
Firman Tuhan, membolos dari kebaktian, dsb.
Pulpit
Commentary: “God hates sin; he
hates it most in those who are nearest to him. ... the sins of Christians,
committed against light and against knowledge, are more grievous than the sins
of those who know not the gospel” (= Allah membenci
dosa; Ia membencinya paling hebat dalam mereka yang paling dekat dengan Dia.
... dosa-dosa orang Kristen, dilakukan terhadap terang dan pengetahuan, adalah
lebih menyedihkan dari pada dosa-dosa dari mereka yang tidak mengenal injil)
- hal 182.
Juga, karena
kontex dari 1Pet 4:17-18 itu adalah orang kristen yang menderita, bahkan
yang menderita demi Kristus (1Pet 4:12-16), maka adanya penghakiman kepada
gereja ini menyebabkan kita:
· tidak boleh mundur, kecewa, dsb. Ingat ini juga
sikap yang berdosa, yang akan dihakimi oleh Tuhan.
· tidak boleh meniru orang-orang jahat, karena
pada akhirnya ini akan dihakimi lebih berat lagi.
II) Penghakiman terhadap orang dunia.
1) Tadi dikatakan bahwa Tuhan memulai
penghakiman dalam gereja; dan sementara itu Ia belum menghakimi orang dunia /
orang non kristen.
Sementara Tuhan
menghakimi gereja dan belum menghakimi dunia, maka orang dunia, sekalipun
sangat berdosa, kelihatannya bisa hidup enak dan bahkan makin lama makin jaya.
Kesehatan, keuangan, bisnis / pekerjaan, study, keluarga, pacaran, dsb, semua
bisa saja berjalan lancar.
Ini lalu bisa
kelihatan sangat tidak adil. Orang kristen yang sekalipun berusaha taat, tetapi
tetap mempunyai dosa, sehingga dihajar oleh Tuhan sehingga bisnis / ekonominya
berantakan, kesehatannya memburuk, keluarganya kacau, dsb. Sedangkan orang
dunia yang sama sekali tidak peduli Tuhan, dan hidup dalam dosa semaunya
sendiri, justru kelihatannya hidup enak. Ini yang digambarkan dalam Maz 73 Yer 12:1-2
Luk 16:19-21 (Lazarus dan orang kaya).
Tetapi orang
dunia yang hidup enak ini harus hati-hati, karena Kitab Suci mengatakan bahwa
semua ini menunjukkan mereka ‘disimpan untuk hari penghakiman’.
2Pet 2:9-10a
- “maka
nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu
menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, terutama
mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang
menghina pemerintahan Allah”.
Bdk. juga dengan
Maz 73:18-20 Maz 37:1-2.
Calvin: “God so regulates his judgments
in this world, that he fattens the wicked for the day of slaughter”
(= Allah mengatur penghakimanNya dalam dunia ini sedemikian rupa, sehingga Ia
menggemukkan orang jahat untuk hari penyembelihan) - hal 139.
2) Lambat atau cepat, kalau orang dunia itu
tidak bertobat / datang dan percaya kepada Kristus, maka Tuhan akan menghakimi
mereka. Pada waktu Petrus berbicara tentang penghakiman Tuhan kepada orang di
luar gereja, ia memaksudkan penghakiman pada akhir jaman.
Pada penghakiman
akhir jaman, kecuali saudara mempunyai Kristus sebagai Juruselamat / Penebus
dosa, maka saudara tidak ada harapan untuk selamat, dan harus membayar sendiri
dosa-dosa saudara!
Pulpit
Commentary: “But if the
righteous is scarcely saved, what hope of salvation have the careless and the
slothful?” (= Tetapi jika orang benar
hampir-hampir tidak diselamatkan, harapan keselamatan apa yang dimiliki oleh
orang yang ceroboh dan malas?) - hal 182.
Bandingkan ini
dengan ay 18: “Dan jika orang benar hampir-hampir
tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang
berdosa?”.
Bandingkan juga
dengan Ef 2:12 yang berbunyi: “bahwa waktu itu kamu tanpa
Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia”.
Dalam Ef 2:12
ini orang kafir disebut ‘tanpa Kristus’, ‘tanpa pengharapan’, dan ‘tanpa
Allah’.
Memang ‘tanpa
Kristus’ sama dengan ‘tanpa Allah’ (1Yoh 2:23), dan karena itu jelas juga sama
dengan ‘tanpa pengharapan’.
Mengomentari Ef
2:12 ini Calvin berkata:
“for him that is without Christ, there remains nothing but destruction”
(= untuk dia yang tanpa Kristus, tidak ada yang tertinggal / tersisa selain
penghancuran / pembinasaan) - hal 233.
Mengapa orang
yang tidak mempunyai Kristus ini tidak mempunyai harapan? Karena:
·
semua mereka adalah orang berdosa, bahkan sangat
berdosa (Ro 3:10-18,23).
·
Allah itu suci dan adil, sehingga Ia membenci
dosa dan pasti menghukum orang berdosa.
Nahum 1:3
- “TUHAN
itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari
hukuman orang yang bersalah”.
·
perbuatan baik mereka tidak bisa menutupi /
menebus dosa mereka.
Gal 2:16a
- “Kamu
tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.
Gal 2:21b
- “...
sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Cynddylan
Jones: “You might as well
try to cross the Atlantic in a paper boat as to get to heaven by your own good
works” (= Kamu boleh mencoba
menyeberangi lautan Atlantik dengan perahu kertas; itu sama seperti kalau kamu
mencoba untuk masuk ke surga dengan perbuatan baikmu).
3) Pada waktu Tuhan menghakimi orang di luar
gereja, maka lagi-lagi Ia berhadapan dengan 2 golongan orang dunia:
a) Orang
yang tidak pernah mendengar Injil.
Ini
tetap akan dihukum secara kekal (Ro 10:13-14
Ro 2:12).
b) Orang
yang pernah mendengar Injil tetapi tidak mau percaya.
Ini
dihukum lebih berat lagi (bdk. Luk 12:47-48).
4) Hukuman
Tuhan kepada orang-orang ini sangat mengerikan.
Ini terlihat dari:
a) Kristuspun jadi takut (Mat
26:38-39 Mark 14:34-36 Luk 22:41-44).
William
Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Mark 14:33, berkata:
“Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God's wrath because of
our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, di sini di
Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (= tsunami) murka Allah karena
dosa kita?].
Renungkan:
bahwa Yesus bisa takut melihat murka Allah itu, menunjukkan secara jelas
betapa hebatnya dan mengerikannya murka Allah atas dosa-dosa kita itu!
b) Orang-orang lebih ingin
ditimbun gunung dari pada menghadapi murka Allah itu (Luk 23:30 Wah 6:15-16).
c) Hukuman di neraka digambarkan
oleh Kitab Suci dengan api, ulat bangkai, kegelapan yang paling pekat (Wah
21:8 Mark 9:43-48 Mat 22:13).
d) Begitu beratnya hukuman itu
sehingga Petrus tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, dan ia hanya
memberikan pertanyaan:
· ‘bagaimanakah kesudahannya dengan
mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?’ (ay 17b).
·
‘apakah yang akan terjadi dengan
orang fasik dan orang berdosa?’ (ay 18b).
KJV/Lit: ‘where shall the ungodly and the sinner
appear?’ (= dimana orang jahat dan berdosa akan muncul?).
Barnes’
Notes: “where will they
appear? I answer, (a) they will appear somewhere. They will not cease to exist
when they pass away from this world. Not one of them will be annihilated; and
though they vanish from the earth, and will be seen here no more, yet they will
make their appearance in some other part of the universe. (b) They will appear
at the judgment-seat, as all others will, to receive their sentence according
to the deeds done in the body. It follows from this ... that there will be a
state of future punishment, ... that the punishment of the wicked will be
eternal, for it is the opposite of what is meant by ‘saved’. The time will
never come when it will be said that they are ‘saved’! But if so, their
punishment must be eternal!” [= dimana mereka akan muncul?
Saya menjawab, (a) mereka akan muncul di suatu tempat. Mereka tidak akan
berhenti ada pada waktu mereka meninggalkan dunia ini. Tidak seorangpun dari
mereka akan dimusnahkan / dihapuskan keberadaannya; dan sekalipun mereka hilang
dari dunia, dan tidak akan terlihat di sini lagi, tetapi mereka akan muncul di
bagian lain dari alam semesta. (b) Mereka akan muncul di kursi-penghakiman,
sama seperti orang-orang lain, untuk menerima hukuman sesuai dengan
tindakan-tindakan yang dilakukan di dalam tubuh. Dari sini terlihat ... bahwa
di sana akan ada suatu keadaan dari hukuman yang akan datang, ... bahwa hukuman
orang jahat akan kekal, karena itu adalah lawan kata dari apa yang dimaksud
dengan ‘selamat / diselamatkan’. Tidak pernah akan datang waktu dimana akan
dikatakan bahwa mereka ‘selamat / diselamatkan’! Tetapi jika demikian, hukuman
mereka haruslah kekal!] - hal 1433.
Catatan:
Orang fasik dan orang berdosa ini mencakup semua orang yang tidak percaya
kepada Kristus, bukan hanya penjahat, pemerkosa, dsb.
e) Dalam 1Pet 4:17-18 itu Petrus
sebetulnya melakukan perbandingan.
Kalau orang
benar saja, pada waktu dihakimi oleh Allah, harus mengalami hal-hal yang sangat
berat, sehingga dikatakan ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’, bagaimana jadinya
dengan orang dunia yang berdosa dan tidak mempunyai Juruselamat / Penebus dosa?
Pulpit
Commentary: “What fires of
discipline, and what deep waters of sorrow, they have to go through to enter
the kingdom! If this is what God’s children endure, what of those who are not
his? If so heavy is the hand of chastening, educating love, what will the hand
of judgment and wrath be!” (= Alangkah hebatnya api
pendisiplinan, dan air kesedihan yang harus mereka lalui untuk masuk ke dalam
kerajaan. Jika ini adalah apa yang harus ditanggung oleh anak-anak Allah,
bagaimana dengan mereka yang bukan milikNya? Jika begitu berat tangan kasih
yang menghajar dan mendidik, bagaimana wujudnya tangan penghakiman dan
kemurkaan nanti?) - hal 194.
Pulpit
Commentary: “‘If it begin first
at us,’ says Peter, referring to himself and the persecuted to whom he wrote.
It was only to begin first at them; it was not to stay with them. It was to
pass on to them that obeyed not the gospel of God - and how? We may understand,
with increasing severity; for the question is ominously asked, ‘What shall be
the end of them that obey not the gospel of God?’ They experienced the
beginnings of the storm: what would be their experience upon whom the storm,
gathering volume as it proceeded, at last burst in all its fury?”
(= ‘Jika itu dimulai pertama-tama pada kita’, kata Petrus, menunjuk kepada
dirinya sendiri dan orang-orang yang dianiaya kepada siapa ia menulis. Itu
hanya dimulai pertama-tama pada mereka; itu tidak akan tetap tinggal pada
mereka. Itu akan diberikan kepada mereka yang tidak mentaati injil Allah - dan
bagaimana? Kita boleh mengerti, dengan kekerasan yang bertambah / lebih hebat;
karena pertanyaannya ditanyakan sebagai suatu ancaman, ‘Bagaimanakah
kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?’. Mereka mengalami
permulaan dari badai: bagaimana pengalaman mereka terhadap siapa badai itu,
yang mengumpulkan kekuatan pada waktu ia berlanjut, pada akhirnya meledak
dengan seluruh kemarahannya?) - hal 205.
5) Karena itu, kalau saudara bukan orang
kristen, dan bahkan juga kalau saudara adalah orang kristen KTP, cepatlah
bertobat dengan datang dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara!
Kesimpulan / penutup.
Adanya penghakiman Allah ini
menyebabkan:
·
kita yang sudah percaya harus menguduskan diri,
jangan mundur dari Tuhan, jangan meniru orang dunia.
·
yang belum percaya, cepatlah percaya sebelum
terlambat!
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar