Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
LUKAS 24:50-53
I) Tempat dimana Yesus naik ke surga.
Ay 50: ‘Yesus membawa mereka ke luar
kota sampai dekat Betania’.
Tetapi dalam
Kis 1:12 dikatakan: ‘Maka
kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun,
yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem’. Kis 1:12
ini menceritakan peristiwa yang terjadi persis setelah Yesus naik ke surga, dan
karena itu ayat ini jelas menunjukkan bahwa tempat dimana Yesus naik ke surga
itu adalah Bukit Zaitun.
Ini bukan
kontradiksi, karena ay 50 itu bukan berkata ‘Betania’ tetapi ‘dekat Betania’. NIV: ‘the vicinity of Bethany’ (= daerah
sekitar Betania). Betania memang terletak di lereng sebelah Timur bukit Zaitun.
Matthew
Henry: “Whence he
ascended: from Bethany, near Jerusalem, adjoining to the mount of Olives. There
he had done eminent services for his Father’s glory, and there he entered upon
his glory. There was the garden in which his sufferings began, there he was in
his agony; and Bethany signifies the house of sorrow. Those that would go to
heaven must ascend thither from the house of sufferings and sorrow, must go by
agonies to their joys”
(= Dari mana Ia naik: dari Betania, dekat Yerusalem, berbatasan / berdampingan
dengan bukit Zaitun. Di sana Ia telah melakukan pelayanan-pelayanan yang
terkenal untuk kemuliaan BapaNya, dan di sana Ia masuk kepada kemuliaanNya. Di
sana ada taman dimana penderitaanNya mulai, di sana Ia ada dalam penderitaanNya
yang mendalam; dan Betania berarti ‘rumah kesedihan’. Mereka yang mau pergi ke
surga harus naik ke sana dari rumah penderitaan dan kesedihan, harus pergi oleh
penderitaan-penderitaan kepada sukacita mereka).
II) Kenaikan Kristus ke surga.
1) Hanya murid-muridNya yang melihat Ia naik ke
surga.
Matthew Henry:
“Who were the
witnesses of his ascension: He led out his disciples to see him. Probably, it
was very early in the morning that he ascended, before people were stirring;
for he never showed himself openly to all the people after his resurrection,
but only to chosen witnesses”
(= Siapa saksi-saksi dari kenaikanNya: Ia membimbing murid-muridNya keluar
untuk melihat Dia. Mungkin, Ia naik ke surga pada dini hari, sebelum
orang-orang keluar; karena Ia tidak pernah menunjukkan diriNya secara terbuka
kepada semua orang setelah kebangkitanNya, tetapi hanya kepada saksi-saksi
pilihan).
Calvin: “Now as he did not, after his
resurrection, appear indiscriminately to all, so he did not permit all to be
the witnesses of his ascension to heaven; for he intended that this mystery of
faith should be known by the preaching of the gospel rather than beheld by the
eyes” (= Sebagaimana setelah kebangkitanNya
Ia tidak menunjukkan diriNya kepada semua orang, demikian juga Ia tidak
mengijinkan semua orang menjadi saksi-saksi kenaikanNya ke surga; karena Ia
menghendaki bahwa misteri iman ini diketahui melalui pemberitaan Injil dan
bukannya dengan dilihat dengan mata).
2) Saat kenaikan Yesus ke surga.
Adam Clarke:
“This was forty days
after his resurrection, Acts 1:3, during which time he had given the most
convincing proofs of that resurrection, not only to the apostles, but to many
others - to upwards of five hundred at one time, 1 Cor. 15:6” (= Ini terjadi 40 hari setelah
kebangkitanNya, Kis 1:3, dalam waktu mana Ia telah memberikan bukti-bukti yang
paling meyakinkan tentang kebangkitan itu, bukan hanya kepada rasul-rasul,
tetapi kepada banyak orang-orang lain - sampai kepada 500 orang pada satu saat,
1Kor 15:6).
Kis 1:3 - “Kepada mereka Ia menunjukkan
diriNya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda Ia
membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia
berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan
Allah”.
NIV: ‘and gave many
convincing proofs that he was alive’ (= dan memberikan banyak
bukti-bukti yang meyakinkan bahwa Ia hidup).
KJV/Lit: ‘To whom also he shewed
himself alive after his passion by many infallible proofs’ (= Kepada
siapa Ia juga menunjukkan diriNya sendiri hidup setelah penderitaanNya oleh banyak
bukti-bukti yang tidak bisa salah).
Pembuktian
kebangkitan ini lagi-lagi berfungsi untuk memperlengkapi murid-murid dalam hal
iman. Kepercayaan terhadap kebangkitan Yesus dari antara orang mati, atau
kepercayaan bahwa Yesus hidup selama-lamanya adalah sesuatu yang sangat penting
bagi orang yang memberitakan Injil.
1Kor 15:6 -
“Sesudah itu Ia
menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan
dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah
meninggal”.
3) Sikap / posisi Yesus pada saat Ia naik ke
surga.
Ay 50b-51a
- “Di
situ Ia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang
memberkati mereka, Ia berpisah dengan mereka dan terangkat ke sorga”.
Ayat ini
menunjukkan bahwa Yesus sedang memberkati murid-muridNya (dengan tangan
terangkat) ketika Ia terangkat ke sorga.
Beberapa hal
yang bisa kita pelajari:
a) Memberkati adalah hal yang
biasa Ia lakukan terhadap murid-muridNya, dan Ia selalu melakukan hal itu.
Charles
Haddon Spurgeon:
“He lifted his hands to bless his
disciples again because he had always been blessing them; and he will continue
to bless us, brethren, because he has blessed us in the past, and he changes
not” (= Ia mengangkat tanganNya untuk
memberkati murid-muridNya lagi karena sampai saat itu Ia sudah selalu
memberkati mereka; dan Ia akan terus memberkati kita, saudara-saudara, karena
Ia telah memberkati kita di masa yang lalu, dan Ia tidak berubah) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’,
vol 4, hal 416.
Penerapan:
Kalau saudara
adalah orang kristen yang sungguh-sungguh, maka sadarilah dan percayalah bahwa
Yesus selalu memberkati saudara. Apakah
saudara mengalami hal yang enak atau sedang menderita, apakah saudara sedang
dalam keadaan sehat atau sakit, apakah saudara sedang mempunyai banyak uang
atau dalam kemiskinan, percayalah bahwa Ia selalu memberkati saudara. Apapun
hal yang tidak enak yang saudara alami itu, merupakan berkat yang terselubung,
yang pasti akan membawa kebaikan bagi saudara, sesuai dengan janji Tuhan dalam
Ro 8:28 yang berbunyi:
“Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.
Memang pada
waktu kita mengalami penderitaan, apalagi yang bertumpuk-tumpuk dan
berlarut-larut, kita sering berpikir bahwa Allah tidak peduli kepada kita dan
bahkan menentang kita. Ada sebuah contoh yang indah tentang hal ini. Untuk itu
perhatikan kata-kata Yakub dalam Kej 42:36b yang berbunyi: ‘Aku inilah yang menanggung
segala-galanya’. Ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan
bahasa Inggris di bawah ini.
NIV: ‘Everything is against me’ (= Segala
sesuatu menentang aku).
KJV/NASB: ‘all these things are against me’ (=
Semua hal ini menentang aku).
Pulpit
Commentary: “So God’s
providences are often misinterpreted by his saints”
(= Demikianlah providensia Allah sering disalahmengerti / disalah-tafsirkan
oleh orang-orang kudusNya).
Adam Clarke:
“All these things are against me,
said poor desponding Jacob; whereas, instead of being against him, all
these things were for him” (= Semua hal-hal
ini menentang aku, kata Yakub yang putus asa; padahal semua hal-hal itu
bukannya menentang dia, tetapi untuk dia).
Memang, kalau
saudara adalah seorang anak Tuhan yang sungguh-sungguh, maka Tuhan tidak pernah
dan tidak akan pernah bekerja menentang saudara. Sebaliknya Ia selalu
bekerja untuk saudara! Bdk. Ro 8:28 (KJV): “...
all things work together for good to them that love God”
(= ... segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Allah).
b) Saat itu, Ia memberkati
murid-muridNya dengan otoritas yang baru.
Spurgeon
mengatakan bahwa pada hari Raya Pendamaian, kalau Imam Besar sudah selesai
dengan semua upacara pengorbanan maka ia lalu mengangkat tangannya untuk
memberkati bangsa Israel. Berkat ini hanya bisa diberikan pada waktu penebusan
/ pendamaian sudah selesai dilakukan.
Demikian juga
kalau pada saat mau naik ke surga Yesus mengangkat tangan untuk memberkati
murid-muridNya, Ia memberkati sebagai Imam Besar yang telah selesai melakukan
pendamaian / penebusan, karena Yesus memang baru saja menyelesaikan penebusan
di kayu salib.
c) Berkat ini diberikan kepada
murid-muridNya.
Memang karena
adanya Common Grace (= kasih karunia
yang bersifat umum) maka ada berkat untuk semua orang di dunia (ini tentu tidak
mencakup pengampunan dosa, keselamatan, pengudusan dsb, tetapi hanya mencakup
berkat-berkat jasmani saja!).
Tetapi perlu
diingat akan adanya berkat khusus yang hanya diberikan kepada orang percaya /
orang pilihanNya.
Sebelum Yesus
disalibkan, Yesus berdoa hanya untuk:
1. Murid-muridNya / orang-orang yang sudah percaya
kepadaNya.
Yoh 17:9 -
“Aku
berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang
telah Engkau berikan kepadaKu”.
2. Orang-orang yang akan percaya kepadaNya.
Yoh 17:20
- “Dan
bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang
percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka”.
Sekarang,
setelah bangkit dari antara orang mati, dan pada saat Ia akan naik ke surga,
Yesus memberikan berkat yang hanya ditujukan untuk murid-muridNya!
Penerapan:
Karena itu, kalau saat ini saudara masih ada di luar Kristus, datanglah kepada
Kristus, supaya saudarapun menerima berkat khusus ini! Percayalah bahwa
kesenangan dunia manapun tidak dapat dibandingkan dengan berkat khusus ini!
d) Kalau Yesus memberkati
saudara, maka saudara pasti akan diberkati / betul-betul akan diberkati.
Bileam saja,
kalau ia memberkati maka orang yang diberkati akan betul-betul diberkati
(Bil 22:6). Lebih-lebih kalau Yesus Kristus memberkati, pastilah orang
yang diberkati betul-betul diberkati, karena tidak ada kuasa di surga atau di bumi
atau di neraka yang bisa membalikkan berkat yang Ia berikan.
Setan dan
anak-anaknya boleh saja berusaha mempersulit hidup kita, tetapi kesulitan yang
mereka timbulkan itupun pada akhirnya akan membawa kebaikan bagi kita (bdk. Ro 8:28)!
Memang mereka tidak mungkin bisa membalikkan berkat yang Tuhan berikan kepada
kita!
e) Pemberian berkat di saat
Yesus sudah menyelesaikan seluruh pelayananNya dan akan meninggalkan dunia ini
untuk kembali ke surga, adalah suatu hal yang cocok untuk dilakukan oleh
Kristus.
Dengan berkat
ini seolah-olah Ia berkata: ‘Ini
adalah ringkasan dari seluruh hidupKu; Aku hidup untuk memberkati engkau. Ini
adalah tujuan akhir dari pengajaranKu, pelayananKu, dan kematianKu, yaitu
supaya Aku memberkati engkau’.
f) Tangan yang diangkat untuk
memberkati murid-murid itu adalah tangan yang berlubang bekas paku. Ini
menunjukkan harga yang harus Ia bayar untuk bisa memberikan berkat kepada kita.
Charles
Haddon Spurgeon:
“You are blessed, brother, by the
Lord Jesus Christ, but the blessing is given to you by Christ’s pierced hand.
Had he never suffered, you could never have been saved”
(= Engkau diberkati, saudara, oleh Tuhan Yesus Kristus, tetapi berkat itu
diberikan kepadamu oleh tangan Kristus yang berlubang bekas paku. Andaikata Ia
tidak pernah menderita, engkau tidak akan pernah bisa diselamatkan)
- ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’,
vol 4, hal 418.
Bdk. Yes 53:5!
Spurgeon
mengatakan lagi: “I think that this
action of Christ is an epitome of the gospel, the substance of the whole
matter, - pierced hands distributing benedictions”
(= Saya berpendapat bahwa tindakan Kristus ini merupakan ringkasan Injil,
intisari dari seluruh persoalan, - tangan yang berlubang bekas paku, membagikan
berkat) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 4, hal 419.
g) Pada saat Ia memberkati, Ia
terangkat ke surga.
Matthew
Henry: “While he
was blessing them, he was parted from them; not as if he were taken away before
he had said all he had to say, but to intimate that his being parted from them
did not put an end to his blessing them, for the intercession which he went to
heaven to make for all his is a continuation of the blessing. He began to bless
them on earth, but he went to heaven to go on with it” (= Sementara Ia sedang memberkati
mereka, Ia terpisah dari mereka; bukan seakan-akan Ia diambil sebelum Ia
mengatakan semua yang harus dikatakanNya, tetapi untuk menunjukkan bahwa
keterpisahanNya dari mereka tidak mengakhiri berkatNya untuk mereka, karena
syafaat / perantaraan yang Ia lakukan setelah Ia naik ke surga untuk semua
milikNya adalah lanjutan dari berkat tersebut. Ia mulai memberkati mereka di
bumi, tetapi Ia pergi ke surga untuk meneruskannya).
III) Sikap murid-murid yang diberkati.
1) Sujud menyembah (ay 52a).
Apakah saudara
betul-betul menyadari bahwa Yesus, sekalipun adalah seorang manusia, juga
adalah Allah sendiri yang harus disembah? Apakah saudara sering menyembah
Yesus, melalui doa, nyanyian, dsb?
Matthew Henry:
“Christ expects
adoration from those that receive blessings from him. He blessed them, in token
of gratitude for which they worshipped him. ... They knew that though he was
parted from them, yet he could, and did, take notice of their adorations of
him; the cloud that received him out of their sight did not put them or their
services out of his sight”
(= Kristus mengharapkan pemujaan dari mereka yang menerima berkat-berkat dari
Dia. Ia memberkati mereka, dan sebagai tanda terima kasih untuk hal itu mereka
menyembahNya. ... Mereka tahu bahwa sekalipun Ia terpisah dari mereka, tetapi
Ia bisa memperhatikan, dan memang memperhatikan pemujaan mereka terhadap Dia;
awan yang menerima Dia dari penglihatan mereka tidak menghapus mereka atau
ibadah mereka dari penglihatanNya).
Barnes’ Notes:
“here it is to be
remarked, 1. That they offered this worship to an ‘absent’ Saviour. It was
‘after’ he left them and had vanished out of their sight. It was, therefore, an
act of religion, and was the ‘first’ religious homage that was paid to Jesus
after he had left the world. 2. If ‘they’ worshipped an absent Saviour - a
Saviour unseen by the bodily eye, it is right for us to do it. It was an
example which we may and should follow. 3. If worship may be rendered to Jesus,
he is divine”
(= di sini harus diperhatikan, 1. Bahwa mereka memberikan penyembahan ini
kepada seorang Juruselamat yang ‘absen’. Itu terjadi ‘setelah’ Ia meninggalkan
mereka dan hilang dari penglihatan mereka. Karena itu, itu merupakan tindakan
agama, dan merupakan penyembahan agama ‘pertama’ yang diberikan kepada Yesus
setelah Ia meninggalkan dunia. 2. Jika ‘mereka’ menyembah seorang Juruselamat
yang absen - seorang Juruselamat yang tak terlihat oleh mata jasmani, adalah
benar bagi kita untuk melakukannya. Itu merupakan suatu contoh yang boleh dan
harus kita ikuti. 3. Jika penyembahan boleh diberikan kepada Yesus, Ia adalah
ilahi).
2) Pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita
(ay 52b).
Perenungan
tentang kenaikan Kristus ke surga ini memang seharusnya memberikan sukacita
kepada semua kita yang percaya kepadaNya. Mengapa? Karena sekalipun sekarang
kita mungkin mengalami banyak penderitaan, tetapi ada satu saat kelak, kita
akan menyusul Tuhan dan Juruselamat kita ke surga. Kematian bukan lagi sesuatu
yang menakutkan; kematian berarti bahwa kita pergi kepada Dia di surga.
Renungkan ini, dan bersukacitalah di tengah-tengah segala penderitaan saudara!
Jamieson, Fausset & Brown: “Thou
art gone up to the Father, O Thou whom my soul loveth! ... But Thou shalt come
again, and receive us to Thyself, that
where Thou art we may be also” (= Engkau naik
kepada Bapa, Ya Engkau yang jiwaku cintai! ... Tetapi Engkau akan datang
kembali, dan menerima kami pada diriMu sendiri, sehingga kami bisa berada
dimana Engkau berada).
William
Barclay: “the
ascension gave the disciples the certainty that they had a friend, not only on
earth, but in heaven. Surely it is the most precious thing of all to know that
in heaven there awaits us that self-same Jesus who on earth was wondrous kind.
To die is not to go out into the dark; it is to go to him” (= kenaikan memberi murid-murid
kepastian bahwa mereka mempunyai seorang sahabat, bukan hanya di bumi, tetapi
di surga. Pastilah itu merupakan hal yang paling berharga dari semua untuk
mengetahui bahwa di surga menunggu kita Yesus yang sama yang di bumi luar biasa
baiknya. Mati bukanlah pergi ke dalam kegelapan; mati adalah pergi kepada Dia)
- hal 299-300.
3) Senantiasa berada dalam Bait Allah dan
memuliakan Allah (ay 53).
Matthew Henry:
“They attended the
temple-service at the hours of prayer. God had not as yet quite forsaken it,
and therefore they did not. They were continually in the temple, as their
Master was when he was at Jerusalem .
The Lord loves the gates of Zion ,
and so should we. Some think that they had their place of meeting, as disciples,
in some of the chambers of the temple which belonged to some Levite that was
well affected to them; but others think it is not likely that this either could
be concealed from, or would be connived at by, the chief priests and rulers of
the temple”
(= Mereka menghadiri kebaktian di Bait Allah pada jam doa. Allah belum
betul-betul meninggalkannya, dan karena itu mereka juga tidak. Mereka
senantiasa ada di Bait Allah, seperti Guru mereka pada waktu Ia ada di
Yerusalem. Tuhan mengasihi pintu gerbang Sion, dan kita juga harus demikian.
Sebagian orang menganggap bahwa mereka mempunyai tempat pertemuan, sebagai
murid-murid, di kamar-kamar dari Bait Allah, yang adalah milik dari orang-orang
Lewi yang baik kepada mereka; tetapi orang-orang lain menganggap tidak mungkin
bahwa hal ini bisa disembunyikan dari, atau diabaikan oleh, imam-imam kepala
dan penguasa-penguasa Bait Allah).
Ini adalah masa
transisi, dan karena itu untuk sementara waktu, mereka menjadikan Bait Allah
sebagai gereja, dimana mereka bersekutu, belajar Firman Tuhan, dsb.
Ay 53 ini
menunjukkan bahwa mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman, dan
bersama-sama memuliakan Allah.
Ada orang
kristen yang lebih senang berteman dengan orang kafir. Kalau saudara adalah
orang seperti ini, bertobatlah! Ingat bahwa kalau saudara masuk surga nanti,
tidak akan ada satupun orang kafir di sana, sehingga kalau saudara tidak senang
bersekutu dengan sesama saudara seiman, maka mungkin saudara akan ‘kesepian dan
tidak krasan di surga’!
Maukah saudara
juga menanggapi berkat Kristus dengan melakukan hal yang sama?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar