Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
4) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai
sifat-sifat ilahi seperti:
a) Kekal.
1. Mikha 5:1 - “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang
terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang
yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak
dahulu kala”.
Ayat ini jelas merupakan
suatu nubuat tentang Kristus, mengatakan ‘yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak
dahulu kala’.
2. Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.
Dari ay 14nya terlihat
bahwa yang dimaksud dengan ‘Firman’ di sini adalah Yesus. Dan
ay 1nya mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada ‘pada
mulanya’.
Saya berpendapat bahwa kata-kata ‘pada
mulanya’ di
sini menunjuk pada saat yang jauh lebih awal dari kata-kata ‘pada mulanya’ dalam Kej 1:1, karena dalam
Yoh 1 ini penciptaan baru dibicarakan dalam ay 3.
3. Yoh 8:58 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah
ada.’”.
KJV: ‘Before Abraham was, I am.’ (= Sebelum Abraham ada, Aku ada).
Catatan: kata ‘telah’ yang saya coret itu salah,
seharusnya kata itu tidak ada!
Ayat mengatakan bahwa Yesus
ada sebelum Abraham jadi, padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum
Kristus lahir.
4. Yoh 10:10 - “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan”.
Ayat ini, dan banyak ayat
Kitab Suci yang lain, mengatakan bahwa Yesus ‘datang’. Ini menunjuk pada saat
kelahiran Yesus. Tidak dikatakan ‘dilahirkan’ tetapi ‘datang’, karena ‘datang’ menunjukkan bahwa Ia sudah
ada sebelum saat itu.
5. Yoh 17:5 - “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu
sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada”.
Ayat ini mengatakan bahwa
Yesus memiliki kemuliaan di hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.
6. Ibr 1:11-12 - “(11) Semuanya itu akan binasa,
tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian;
(12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka
akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.’”.
Bahwa bagian ini menunjuk kepada
Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan
dari Ibr 1:8-9 (dihubungkan oleh kata ‘dan’ pada awal Ibr 1:10),
dan Ibr 1:8 berkata ‘tentang Anak’, yang seharusnya diterjemahkan ‘kepada
Anak’.
Sekarang perhatikan
kata-kata ‘semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau
tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan’.
7. Beberapa ayat dari kitab Wahyu ini juga jelas
menunjukkan kekekalan Yesus.
a. Wah 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah,
yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.
Catatan: kalau masih meragukan apakah ayat ini menunjuk
kepada Yesus atau Bapa, perhatikan bahwa Wah 1:7nya pasti berbicara
tentang Yesus, dan demikian juga Wah 1:9-20.
b. Wah 1:17 - “(17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di
depan kakiNya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan
kananNya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir, (18) dan Yang Hidup. Aku telah
mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku
memegang segala kunci maut dan kerajaan maut”.
Catatan: adanya kata-kata ‘Aku telah mati’ (ay 18) menunjukkan bahwa ayat ini
jelas berbicara tentang Yesus.
c. Wah 22:13 - “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang
Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.’”.
Catatan: kalau meragukan ayat ini bicara tentang Yesus atau
Bapa, lihat Wah 22:12nya yang jelas menunjukkan bahwa kontextnya membicarakan
Yesus.
Wah 1:8 dan
Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai ‘Alfa dan
Omega’
(huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani), dan Wah 1:17 dan
Wah 22:13 mengatakan bahwa Ia adalah ‘Yang
Awal dan Yang Akhir’, dan Wah 22:13 juga mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Yang
pertama dan Yang terkemudian’, dan semua ini jelas menunjukkan bahwa Ia ada dari
selama-lamanya sampai selama-lamanya. Lalu Wah 1:18 mengatakan bahwa Ia ‘hidup,
sampai selama-lamanya’. Semua ini menunjukkan bahwa Yesus itu kekal ke depan maupun ke
belakang. Hanya Allah sendiri yang bisa seperti itu!
b) Suci / tak berdosa (2Kor 5:21
Ibr 4:15).
c) Mahakuasa.
Mujijat-mujijat yang Ia
lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, memberi
makan 5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan, menenangkan badai, mengubah
air menjadi anggur, berjalan di atas air, mengusir setan, dsb, menunjukkan
kemaha-kuasaanNya.
Memang nabi-nabi dan
rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi ada beberapa
perbedaan:
1. Tidak ada nabi / rasul yang bisa melakukan
mujijat sesuai kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa.
Yoh 5:21 - “Sebab sama seperti Bapa
membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak
menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya”.
2. Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya
sendiri tetapi dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka
melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Alkitab bahkan mengatakan
secara explicit bahwa rasul-rasul menerima kuasa dari Yesus untuk melakukan
mujijat-mujijat (Luk 9:1). Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya
sendiri (bdk. Yoh 10:18), dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain
untuk melakukan mujijat.
Luk 9:1 - “Maka Yesus memanggil kedua belas
muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai
setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”.
Yoh 10:18 - “Tidak seorangpun mengambilnya
dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku
berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari BapaKu.’”.
3. Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat
sebanyak / sehebat yang Yesus lakukan.
Yoh 15:24 - “Sekiranya Aku tidak melakukan
pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang
lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah
melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun BapaKu”.
d) Mahatahu.
Mat 9:4 - “Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka, lalu berkata: ‘Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat
di dalam hatimu?”.
Mat 12:25 - “Tetapi Yesus mengetahui pikiran
mereka lalu berkata kepada mereka: ‘Setiap kerajaan yang terpecah-pecah
pasti binasa dan setiap kota
atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan”.
Yoh 2:24-25 - “(24) Tetapi Yesus sendiri tidak
mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
(25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang
manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia”.
Yoh 6:64 - “Tetapi di antaramu ada yang
tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan
siapa yang akan menyerahkan Dia”.
e) Mahaada.
1. Ini terlihat dari Yoh 1, yang mula-mula
menyatakan bahwa Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah
(Yoh 1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu lalu menjadi
manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Tetapi anehnya Yoh 1:18
mengatakan bahwa Firman / Yesus itu masih ada di pangkuan Bapa.
Yoh 1:1,14,18 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman
itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ... (18) Tidak seorangpun yang pernah
melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan (dada) Bapa, Dialah yang menyatakanNya”.
Yoh 1:18 (NIV): “... but
God the only Son, who is at the Father’s side ...” (=
... tetapi satu-satunya Allah Anak, yang ada di sisi Bapa).
Perhatikan bentuk present tense
‘is’ yang digunakan oleh NIV. Bukan ‘was’
(bentuk lampau), tetapi ‘is’ (bentuk present)!
Calvin: “For
even if the Word in his immeasurable essence united with the nature of man into
one person, we do not imagine that he was confined therein. Here is something
marvelous: the Son of God descended from heaven in such a way, that without
leaving heaven, he willed to be borne in the virgin’s womb, to go about the
earth, and to hang upon the cross, yet he continuously filled the world even as
he had done from the beginning” (= Karena
bahkan ketika Firman dalam hakekatNya yang tak terbatas, bersatu dengan hakekat
manusia dalam satu pribadi, kami tidak membayangkan bahwa Ia dibatasi di
dalamnya. Ini adalah sesuatu yang menakjubkan: Anak Allah turun dari surga
dengan cara sedemikian rupa, sehingga tanpa meninggalkan surga, Ia mau
dikandung dalam kandungan perawan, berjalan-jalan di bumi, dan tergantung di
kayu salib, tetapi Ia secara terus-menerus memenuhi alam semesta seperti
yang Ia sudah lakukan dari semula) - ‘Institutes of the Christian Religion’,
Book II, Chapter XIII, no 4.
2. Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari
janji yang Ia berikan dalam Mat 18:20 dan Mat 28:20b.
Mat 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga
orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.
Mat 28:20b - “Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
Dengan adanya janji seperti
itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang pendusta!
f) Tidak berubah.
Ibr 13:8 - “Yesus Kristus tetap sama, baik
kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya”.
Ibr 1:11-12 - “(11) Semuanya itu akan binasa,
tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian;
(12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka
akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak
berkesudahan.’”.
Bahwa ‘tidak berubah’
merupakan sifat Allah terlihat dari ayat seperti Mal 3:6 - “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak
berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap”.
Catatan: ingat bahwa kalau kita membicarakan
ketidak-berubahan Yesus, maka kita menyoroti keilahianNya, bukan
kemanusiaanNya! Kalau kemanusiaanNya memang pasti berubah (bdk. Luk 2:40,52).
5) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan
pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:
a) Penciptaan (Yoh 1:3,10 1Kor
8:6 Kol 1:16 Ibr 1:2,10).
Yoh 1:3,10 - “(3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa
Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ...
(10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi
dunia tidak mengenalNya.”.
1Kor 8:6 - “namun bagi kita hanya ada satu Allah
saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia
kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala
sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.”.
Kol 1:16 - “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”.
Ibr 1:2,10 - “(2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam
semesta. ... (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan
dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu.”.
Kalau saudara berdebat
dengan Saksi-Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa Yesus bukan Pencipta, tetapi
Allah / Yehuwa mencipta melalui Yesus, maka gunakan Yes 44:24 yang berbunyi sebagai berikut: “Beginilah
firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; ‘Akulah
TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan
langit, yang menghamparkan bumi - siapakah yang mendampingi Aku? -”.
Bagi kita yang percaya
doktrin Allah Tritunggal, ayat ini tidak menjadi problem, karena sekalipun Bapa
mencipta dan Yesus juga mencipta, Mereka adalah satu (Yoh 10:30). Tetapi
Saksi-Saksi Yehuwa menganggap Bapa dan Yesus adalah dua pribadi yang terpisah
total, sehingga ajaran mereka tak bisa cocok dengan Yes 44:24 ini!
b) Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).
Mat 9:2-7 - “(2) Maka dibawa oranglah kepadaNya seorang lumpuh
yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah
Ia kepada orang lumpuh itu: ‘Percayalah, hai anakKu, dosamu sudah diampuni.’
(3) Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: ‘Ia menghujat
Allah.’ (4) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: ‘Mengapa kamu
memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (5) Manakah lebih mudah,
mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? (6)
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa’ - lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu -: ‘Bangunlah, angkatlah
tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!’ (7) Dan orang itupun bangun lalu
pulang.”.
c) Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).
Ibr 1:10-12 - “(10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah
meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11) Semuanya itu
akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang
seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti
persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu
tidak berkesudahan.’”.
d) Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21 Wah 21:5).
Fil 3:21 - “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini,
sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat
menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya.”.
Wah 21:5 - “Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ‘Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru!’ Dan firmanNya: ‘Tuliskanlah, karena
segala perkataan ini adalah tepat dan benar.’”.
e) Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32 Yoh 5:22,27).
Mat 25:31-32 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan
di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing,”.
Yoh 5:22,27 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan
telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, ... (27) Dan Ia
telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak
Manusia.”.
Bahwa Yesus akan menjadi
Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri.
Mengapa?
1. Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia
ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya
adalah begitu banyak.
Kalau Kristus bukanlah Allah
sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan
adil?
2. Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat
bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang
sama), seperti:
a. Banyaknya dosa yang dilakukan seseorang.
Orang yang dosanya sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang
yang dosanya banyak. Alkitab memang lebih mengecam orang yang lebih banyak
dosanya dari pada orang yang lebih sedikit dosanya.
Yeh 16:46-52 - “(46)
Kakakmu yang tertua ialah Samaria, yang beserta anak-anaknya perempuan diam di
sebelah utaramu, dan kakakmu yang termuda ialah Sodom, yang beserta
anak-anaknya perempuan diam di sebelah selatanmu. (47) Bukankah engkau hidup
menurut perbuatan mereka dan engkau lakukan seperti perbuatan-perbuatan mereka
yang keji; sebentar lagi saja engkau berbuat lebih jahat dari mereka dalam
seluruh hidupmu. (48) Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH,
sesungguh-sungguhnya Sodom, kakakmu yang termuda beserta anak-anaknya perempuan
tidak berbuat seperti engkau lakukan beserta anak-anakmu perempuan. (49)
Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan
yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya
perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. (50) Mereka
menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapanKu; maka Aku menjauhkan
mereka sesudah Aku melihat itu. (51) Dan Samaria tidak membuat setengahpun
dari dosa-dosamu, bahkan engkau melakukan lebih banyak kekejian dari mereka
berdua, sehingga dengan segala kekejian-kekejianmu yang engkau lakukan, engkau
membuat kakak-kakakmu perempuan kelihatan benar. (52) Tanggunglah nodamu,
hai engkau, yang mengakibatkan hukuman lebih
ringan kepada kakak-kakakmu perempuan; dengan dosa-dosamu yang lebih
keji dari mereka, mereka lebih benar dari padamu. Biarlah engkau merasa
malu dan tanggunglah nodamu, oleh karena engkau membuat kakak-kakakmu perempuan
kelihatan benar.’”.
b. Tingkat dosanya.
Misalnya, dosa membunuh dan
mencuri tidak sama hukumannya; membunuh secara sengaja dihukum mati, tetapi
mencuri hanya didenda (bdk. Kel 21:12
dan Kel 22:1).
Kel 21:12 - “‘Siapa yang memukul
seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.”.
Kel 22:1 - “‘Apabila seseorang mencuri seekor lembu atau seekor domba
dan membantainya atau menjualnya, maka ia harus membayar gantinya, yakni
lima ekor lembu ganti lembu itu dan empat ekor domba ganti domba itu.”.
c. Tingkat pengetahuannya.
Makin banyak pengetahuan
Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat
dosa (Luk 12:47-48).
Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak
tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang
dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi
barangsiapa tidak tahu akan kehendak
tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya
banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak
dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.
d. Kesengajaannya.
Dosa sengaja dan tidak
sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).
Kel 21:12-14 - “(12) ‘Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati,
pastilah ia dihukum mati. (13) Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja,
melainkan tangannya ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan
bagimu suatu tempat, ke mana ia dapat lari. (14) Tetapi apabila seseorang
berlaku angkara terhadap sesamanya, hingga ia membunuhnya dengan tipu daya,
maka engkau harus mengambil orang itu dari mezbahKu, supaya ia mati dibunuh.”.
e. Pengaruh dosa yang ditimbulkan.
Kalau seseorang yang
mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif
yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa.
Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari
kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima
hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b
Luk 20:47b).
Mark 12:40 - “yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan
menerima hukuman yang lebih berat.’”.
f. Apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.
Seseorang yang mencuri tanpa
ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang
yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati.
Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang
melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam:
·
Maz 25:3 - “Ya, semua orang
yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka
yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.”.
·
Maz 35:19 - “Janganlah
sekali-kali bersukacita atas aku orang-orang yang memusuhi aku tanpa sebab,
atau mengedip-ngedipkan mata orang-orang yang membenci aku tanpa alasan.”.
·
Maz 69:5 - “Orang-orang
yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di
kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang yang hendak membinasakan aku, yang
memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak
kurampas.”.
·
Maz 119:78,86 - “(78) Biarlah
orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok
terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titahMu. ...
(86) Segala perintahMu dapat dipercaya; mereka mengejar aku tanpa alasan
- tolonglah aku!”.
·
Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai /
mencari dosa, seperti Maz 4:3 - “Hai
orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai
yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela”.
3. Demikian juga pada saat mau memberi pahala
kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan,
seperti:
a. Banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.
b. Jenis perbuatan baik yang dilakukan.
c. Besarnya pengorbanan pada waktu melakukan
perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih
banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu
memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4).
Luk 21:1-4 - “(1) Ketika Yesus mengangkat mukaNya, Ia melihat
orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. (2) Ia
melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. (3) Lalu
Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang itu. (4) Sebab mereka semua memberi persembahannya
dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia
memberi seluruh nafkahnya.’”.
d. Motivasinya dalam melakukan perbuatan baik
itu, dsb.
Untuk bisa melakukan semua
ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha
bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!
Charles Hodge: “As
Christ is to be the judge, as all men are to appear before him, as the secrets
of the hearts are to be the grounds of judgment, it is obvious that the sacred
writers believed Christ to be a divine person, for nothing less than
omniscience could qualify any one for the office here ascribed to our Lord”
(= Karena Kristus akan menjadi Hakim, karena semua orang akan menghadap di
hadapanNya, karena rahasia dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa
penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi,
karena hanya kemahatahuan yang bisa memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan
/ tugas yang di sini dianggap sebagai milik Tuhan kita) - ‘I & II
Corinthians’, hal 501.
Karena itu adalah
sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi
Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah
sendiri!
6) Kitab
Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:
a) Penghormatan.
Yoh 5:22-23 - “(22)
Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu
seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti
mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak
menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”.
b) Kepercayaan
dan pengharapan.
Yoh 14:1 - “‘Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu”.
1Kor 15:19 - “Jikalau
kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka
kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
Bandingkan dengan:
·
Maz 118:8-9
- “(8)
Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia. (9)
Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.”.
·
Yes 2:22 - “Jangan
berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan
sebagai apakah ia dapat dianggap?”.
·
Yes 30:1-5 - “(1) Celakalah
anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu
rancangan yang bukan dari padaKu, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan
oleh dorongan RohKu, sehingga dosa mereka bertambah-tambah, (2) yang berangkat
ke Mesir dengan tidak meminta keputusanKu, untuk berlindung pada Firaun
dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir. (3) Tetapi perlindungan
Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai
kamu. (4) Sebab sekalipun pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan,
dan utusan-utusannya sudah sampai ke Hanes, (5) sekaliannya akan mendapat
malu karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak
dapat memberi pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan
mengaibkan mereka.”.
·
Yes 31:1-3 - “(1) Celakalah
orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda,
yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda
yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus,
Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. (2) Akan tetapi Dia yang bijaksana
akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firmanNya; Ia akan bangkit
melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim. (3) Sebab
orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk
yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tanganNya, tergelincirlah
yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis
binasa bersama-sama.”.
·
Yer 17:5-8 - “(5) Beginilah
firman TUHAN: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di
negeri padang asin yang tidak berpenduduk. (7) Diberkatilah
orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (8) Ia
akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke
tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya
tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.”.
c) Penyejajaran
namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tritunggal.
Mat 28:19 - “Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.
2Kor 13:13 - “Kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai kamu sekalian”.
Bantahan dari Saksi Yehuwa:
Untuk ini ada komentar /
serangan dari Saksi Yehuwa dalam buku ‘Haruskah anda percaya kepada
Tritunggal?’:
1. “Apakah
ayat-ayat ini menyatakan bahwa Allah, Kristus, dan roh kudus membentuk suatu
Keilahian Tritunggal, bahwa ketiganya sama dalam bentuk, kekuasaan, dan kekekalan?
Tidak, tidak demikian, sama halnya menyebutkan tiga orang, seperti Amir, Budi
dan Bambang, tidak berarti bahwa mereka tiga dalam satu” (hal 23).
2. “Ketika
Yesus dibaptis, Allah, Yesus, dan roh kudus juga disebutkan dalam konteks yang
sama. Yesus ‘melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya’ (Matius
3:16). Tetapi, ini tidak berarti bahwa ketiganya adalah satu. Abraham, Ishak,
dan Yakub banyak kali disebutkan bersama-sama, tetapi hal itu tidak membuat
mereka menjadi satu. Petrus, Yakobus dan Yohanes disebutkan bersama-sama,
tetapi itu tidak membuat mereka menjadi satu juga” (hal 23).
Dan dalam buku mereka yang
lain mereka juga mengatakan: “Bandingkan
1Timotius 5:21, yang menyebut Allah, Kristus dan malaikat-malaikat
bersama-sama”
- ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 403.
1Tim 5:21 - “Di hadapan Allah dan Kristus
Yesus dan malaikat-malaikat pilihanNya kupesankan dengan sungguh kepadamu:
camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu
tanpa memihak”.
Jawab:
Memang bahwa ada 3 nama yang
ditulis berjejeran, tidak membuktikan bahwa ketiga orang itu setingkat.
Misalnya: presiden Susilo Bambang Yudoyono berbicara dengan si A dan si B. Maka
belum tentu si A dan si B juga adalah presiden. Tetapi perlu diingat bahwa
dalam Mat 28:19 itu ketiga pribadi itu dijejerkan bukan dalam sembarang
peristiwa, tetapi dalam sesuatu yang sakral, yaitu dalam formula
baptisan. Dan dalam 2Kor 13:13 ketiganya dijejerkan dalam berkat
dari Paulus kepada gereja Korintus. Kalau ketiga nama itu tidak setingkat,
itu sama mustahilnya seperti suatu Konperensi Tingkat Tinggi, yang dihadiri
oleh Presiden Amerika, Kaisar Jepang, dan seorang Lurah dari Indonesia!
7) KesatuanNya
dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat di bawah ini:
a) Yoh 10:30
- “Aku
dan Bapa adalah satu”.
Para Saksi Yehuwa mengatakan bahwa kata ‘satu’ ini
menunjukkan bukan kesatuan hakekat, tetapi satu tujuan. Atau sama seperti suami
istri menjadi satu.
Tetapi ini jelas omong kosong yang tak sesuai dengan
kontextnya, karena gara-gara kata-kata ini Yesus mau dilempari batu karena
dianggap menghujat Allah.
Bdk. Yoh 10:31-33 - “(31) Sekali lagi orang-orang
Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka:
‘Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu;
pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’ (33)
Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau
melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau,
sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan
diriMu dengan Allah.’”.
Catatan: kata-kata yang saya beri garis bawah ganda pada akhir
dari Yoh 10:33 terjemahannya salah.
KJV: ‘makest thyself God.’ (= membuat diriMu
sendiri Allah.).
RSV: ‘make yourself God.’ (= membuat diriMu
sendiri Allah.).
NIV: ‘claim to be God.’ (= mengclaim sebagai
Allah.).
NASB: ‘make Yourself out to be God.’ (= menunjukkan
diriMu sendiri sebagai Allah.).
b) Yoh 14:7-10a
- “(7)
Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini
kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia’. (8) Kata Filipus kepadaNya:
‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’ (9) Kata
Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun
engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat
Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (10a) Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?”.
Ini jelas merupakan suatu pengidentikan dengan Bapa
karena adanya kesatuan hakekat antara Yesus dengan Bapa. Ini berbeda dengan
ayat-ayat di bawah ini:
·
Mat 10:40 - “Barangsiapa
menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut
Dia yang mengutus Aku.”.
·
Luk 9:48a - “dan berkata
kepada mereka: ‘Barangsiapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku;
dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku.’”.
·
Luk 10:16 - “Barangsiapa
mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia
menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.
·
Mat 25:40,45
- “(40)
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. ... (45) Maka Ia akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk
salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk
Aku.”.
·
Yoh 13:20 - “Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku,
dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.’”.
·
Kis 9:1-5 - “(1) Sementara
itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid
Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, (2) dan meminta surat kuasa dari padanya
untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia
menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap
mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. (3) Dalam perjalanannya ke Damsyik,
ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit
mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara
yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’
KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.
Ayat-ayat di atas ini diucapkan karena orang yang
menerima / menolak seorang utusan memang sama dengan menerima / menolak orang yang
mengutusnya. Juga menerima / menolak / menganiaya orang yang kita kasihi sama
dengan menerima / menolak / menganiaya kita sendiri. Tetapi ini sangat berbeda
dengan Yoh 14:7 - “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga
mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia’.”. Kata-kata seperti ini tak akan pernah bisa Yesus
ucapkan berkenaan dengan Dia dengan murid-murid / para pengikutNya, tetapi
hanya antara Dia dengan Bapa.
8) Yesus
sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23 Yoh 10:30 Yoh 14:7-10
Yoh 15:23 Mat 26:63-64).
Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah
Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul
adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendusta. Tetapi Yesus bukan
hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati
demi pengakuan tersebut!
Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini
untuk membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:
Yesus = Allah / Anak Allah
Tidak
benar Benar
Tahu
Tidak tahu
Pendusta Orang
gila Allah / Anak Allah
Orang tolol
Keterangan:
Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau
mati untuk pengakuan itu.
Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK
BENAR atau BENAR.
Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2
kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar, atau Yesus
TIDAK TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar.
Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka
Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk
suatu dusta).
Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar,
maka Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti
apa yang Ia sendiri katakan.
Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka
Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.
Jadi sekarang, hanya ada beberapa pilihan untuk
saudara:
a) Yesus
adalah pendusta / orang tolol.
b) Yesus
adalah orang gila.
c) Yesus
betul-betul adalah Allah / Anak Allah.
Yang mana yang menjadi pilihan saudara?
Yesus jelas bukan pendusta, karena Ia tidak pernah
berdusta.
Ia jelas juga bukan orang tolol, karena bagaimana
mungkin banyak orang mau mengikuti orang tolol? Dan setiap kali berdebat atau
dijebak oleh para tokoh agama, Ia selalu bisa mengatasinya. Itu jelas
menunjukkan Ia sama sekali bukan orang tolol.
Ia pasti juga bukan orang gila, karena seandainya Ia
gila tidak akan ada orang yang mau mengikutiNya. Juga, seandainya Ia gila, para
tokoh agama tidak akan mempedulikanNya pada waktu Ia mengaku sebagai Mesias
atau sebagai Anak Allah. Bahwa hal itu menyebabkan mereka menganggapNya
menghujat Allah, jelas menunjukkan bahwa mereka tahu bahwa Ia tidak gila.
Karena 3 kemungkinan pertama sudah dibuktikan salah,
maka yang tersisa adalah kemungkinan terakhir, yaitu bahwa Ia memang
betul-betul adalah Allah / Anak Allah!
C. S. Lewis:
“A
man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a
great moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of
Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God,
or else a madman or something worse” (= Seseorang yang adalah
semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan,
bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia
adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini
adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu
yang lebih jelek lagi).
9) Setan
mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus.
Mat 8:28-32 - “(28)
Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan
dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga
tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. (29) Dan mereka itupun
berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke
mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’ (30) Tidak jauh dari mereka itu
sejumlah besar babi sedang mencari makan. (31) Maka setan-setan itu meminta
kepadaNya, katanya: ‘Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam
kawanan babi itu.’ (32) Yesus berkata kepada mereka: ‘Pergilah!’ Lalu keluarlah
mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi
itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air”.
10) Kitab
Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.
a) Allah
sendiri memerintahkan para malaikat untuk menyembah Anak / Yesus.
Ibr 1:6 - “Dan
ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua
malaikat Allah harus menyembah Dia.’”.
b) Yesus
sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah.
Mat 14:33 - “Dan
orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya
Engkau Anak Allah.’”.
Mat 28:9,17 - “(9)
Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka
mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya. ... (17) Ketika
melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu”.
Yoh 9:38 - “Katanya:
‘Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembahNya”.
c) Bahkan di
surga, Yesus disembah.
Wah 5:6-14 - “(6) Maka aku melihat di
tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri
seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata
tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. (7) Lalu datanglah
Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di
atas takhta itu. (8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah
keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu,
masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan:
itulah doa orang-orang kudus. (9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan
bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi.’ (11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling
takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan
beribu-ribu laksa, (12) katanya dengan suara nyaring: ‘Anak Domba yang
disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan
kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’ (13) Dan aku
mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang
duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat
dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ (14) Dan keempat makhluk itu
berkata: ‘Amin’. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah”.
Padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh
menyembah Allah (Mat 4:10).
Mat 4:10 - “Maka berkatalah
Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.
Dalam Perjanjian Lama memang ada banyak penyembahan
terhadap manusia, seperti raja, nabi dan sebagainya. Tetapi sejak Yesus
mengucapkan Mat 4:10, penyembahan hanya boleh dilakukan terhadap Allah.
Karena itu rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26 Kis 14:14-18), dan bahkan malaikatpun
menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sembah itu kepada Allah (Wah
19:10 Wah 22:8-9). Herodes menerima
penghormatan ilahi sehingga dihukum mati oleh Tuhan (Kis 12:20-23).
Kis 10:25-26 - “(25) Ketika Petrus masuk, datanglah
Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah
Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ‘Bangunlah, aku hanya
manusia saja.’”.
Kis 14:11-18 - “(11) Ketika orang banyak melihat apa
yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: ‘Dewa-dewa
telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.’ (12) Barnabas mereka
sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. (13) Maka
datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa
lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk
mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
(14) Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun
ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (15) ‘Hai kamu sekalian,
mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu.
Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan
perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (16) Dalam zaman yang
lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun
Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan
menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu.
Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.’ (18) Walaupun rasul-rasul
itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang
banyak mempersembahkan korban kepada mereka.”.
Wah 19:10 - “Maka tersungkurlah aku di depan kakinya
untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: ‘Janganlah berbuat demikian!
Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki
kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.’”.
Wah 22:8-9 - “(8) Dan aku, Yohanes, akulah yang telah
mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya,
aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu
kepadaku, untuk menyembahnya. (9) Tetapi ia berkata kepadaku: ‘Jangan berbuat
demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para
nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah
Allah!’”.
Kis 12:20-23 - “(20) Herodes sangat marah terhadap
orang Tirus dan Sidon. Atas persetujuan bersama mereka pergi menghadap dia.
Mereka berhasil membujuk Blastus, pegawai istana raja, ke pihak mereka, lalu
mereka memohonkan perdamaian, karena negeri mereka beroleh bahan makanan dari
wilayah raja. (21) Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan
pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. (22) Dan
rakyatnya bersorak membalasnya: ‘Ini suara allah dan bukan suara manusia!’ (23)
Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat
kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.”.
Jadi, orang / makhluk yang nggenah / saleh pasti
menolak sembah kalau ia memang bukan Allah. Orang yang bukan Allah tetapi mau
menerima sembah, jelas bukan orang nggenah / saleh.
Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan
menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia
adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang
mana yang saudara pilih?
Saya sudah memberikan banyak bukti yang menunjukkan
bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Sudahkah saudara percaya bahwa Yesus adalah
Allah sendiri? Kalau tidak, saudara bukan orang Kristen! Kalau ya, itu bagus.
Tetapi saya ingin bertanya lagi: apakah hidup saudara saudara arahkan sesuai
dengan kepercayaan tersebut? Apakah saudara berusaha makin mengenal Dia (dengan
belajar Firman Tuhan), mentaati Dia, melayani Dia, memuliakan Dia? Kalau tidak,
ingat bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati!
B) Yesus adalah manusia.
1) Inkarnasi.
a) Arti kata
‘inkarnasi’.
Kata ini berasal dari kata
bahasa Latin IN [= in (= dalam)] + CARO / CARNIS [= flesh (=
daging)]. Jadi, inkarnasi bisa diartikan ‘masuk ke dalam daging’. Tentu saja
yang dimaksud dengan ‘daging’ bukan hanya ‘tubuh’, tetapi ‘seluruh manusia’.
Catatan: Jangan menyamakan
‘inkarnasi’ dengan ‘reinkarnasi’. Kekristenan mempercayai inkarnasi, yaitu
waktu Yesus, yang adalah Allah, menjadi manusia. Tetapi kekristenan menolak
reinkarnasi, yang merupakan ajaran agama Hindu / Buddha, karena bertentangan
dengan Kitab Suci, khususnya Ibr 9:27, yang mengatakan bahwa manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali dan sesudah itu dihakimi.
Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,”.
b) Subyek
dari inkarnasi.
Bukan Allah Tritunggal,
tetapi Allah Anaklah yang berinkarnasi dan mengambil hakekat manusia. Tetapi
juga harus diingat bahwa setiap pribadi dalam Allah Tritunggal ikut aktif dalam
inkarnasi.
Mat 1:20 - “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di
dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”.
Luk 1:35 - “Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan
turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah.”.
Yoh 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam
di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.”.
Kis 2:30 - “Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah
telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan
seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.”.
Ro 8:3 - “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan
mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai
dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,”.
Gal 4:4 - “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus
AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”.
Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.
Bahwa yang berinkarnasi
adalah Allah Anak, merupakan sesuatu yang perlu diingat / dicamkan, untuk
menghadapi ajaran sesat yang disebut Modalistic Monarchianism / Patripassianism
/ Sabellianism, yang mengatakan bahwa Allah Bapa sendirilah yang berinkarnasi
sebagai Anak.
Penerapan: Banyak orang kristen
berdoa secara salah dengan berkata: ‘Yesus, Bapa
yang di surga, ...’. Atau: ‘Kami bersyukur kepadaMu Bapa,
karena Engkau telah rela menjadi manusia dan mati bagi dosa kami’. Ini doa yang salah secara
theologis karena mengacau-balaukan Yesus dengan Bapa / menganggap bahwa Bapa
berinkarnasi menjadi Yesus / Anak.
c) Inkarnasi
dan kelahiran.
Inkarnasi berbeda dengan
kelahiran karena:
1. Inkarnasi menunjukkan tindakan aktif,
sedangkan kelahiran menunjukkan pada tindakan pasif.
Karena itu Yesus selalu
berkata ‘Aku
datang’ (misalnya:
Luk 19:10 Yoh 9:39 Yoh 10:10 dsb) - yang menunjukkan
tindakan aktif, bukannya ‘Aku dilahirkan’ - yang menunjukkan tindakan pasif.
Catatan: memang dalam
Yoh 18:37b Yesus berkata: ‘Untuk
itulah Aku lahir’, tetapi Ia langsung menyambung dengan kata-kata ‘dan untuk itulah Aku datang
ke dalam dunia ini’.
Yoh 18:37 - “Maka kata Pilatus kepadaNya:
‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah
raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam
dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang
yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.
Ini menunjukkan bahwa Yesus
bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah sendiri, karena tidak ada
orang biasa yang kelahirannya merupakan tindakan aktif.
2. Inkarnasi menunjukkan bahwa Yesus mempunyai Pre-existence
/ keberadaan sebelum lahir.
Yoh 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”.
Yoh 6:38 - “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk
melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku.”.
Yoh 8:58 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah
ada.’”.
KJV: ‘Before Abraham was, I am.’.
2Kor 8:9 - “Karena kamu telah
mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena
kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh
karena kemiskinanNya.”.
Fil 2:6-7 - “(6) yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.
Kalau sekedar dikatakan
bahwa Yesus dilahirkan, maka itu menunjukkan bahwa sebelum Ia dilahirkan, Ia
tidak ada. Tetapi kalau dikatakan bahwa Yesus berinkarnasi, karena inkarnasi
merupakan tindakan aktif, maka itu menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat
itu.
Ini lagi-lagi menunjukkan
bahwa Yesus bukan hanya sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah
sendiri.
d) Apa yang terjadi pada saat inkarnasi.
Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman
(Yunani: LOGOS); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran”.
1. Firman / LOGOS / Allah menjadi manusia (Yoh 1:14).
Yoh 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.
Ini tidak berarti bahwa:
a. LOGOS kehilangan seluruh atau sebagian keilahianNya.
b. LOGOS setelah inkarnasi berbeda dengan LOGOS
sebelum inkarnasi.
Seseorang berkata: “Incarnation
does not mean that the LOGOS ceased to be what He was before”
(= Inkarnasi tidak berarti bahwa LOGOS itu berhenti menjadi apa adanya Dia
sebelum saat itu).
Kalau kita menyoroti kata ‘menjadi’ dalam Yoh 1:14, maka
kita perlu ingat bahwa kata ini bisa digunakan dalam 2 arti:
a. Kalau kita berkata ‘nasi sudah menjadi
bubur’, maka itu berarti bahwa mula-mula hanya ada nasi, dan setelah itu hanya
ada bubur, sedangkan nasinya hilang / tidak ada lagi.
b. Kalau saya berkata ‘tahun 1993 saya menjadi
pendeta’, maka itu berarti mula-mula ada saya, dan pada tahun 1993 itu saya
tetap ada / tidak hilang, tetapi lalu ditambahi dengan jabatan pendeta.
Kalau kita berbicara tentang
‘Firman /
Allah yang menjadi manusia’, maka kita harus mengambil arti ke 2 dari kata ‘menjadi’ tersebut! Jadi, pada waktu
Allah menjadi manusia, keilahian Yesus tidak hilang / tidak berkurang
sedikitpun, tetapi Ia justru ketambahan hakekat manusia pada diriNya.
2. ‘Firman / LOGOS menjadi manusia’ berarti
bahwa LOGOS mengambil hakekat manusia (tubuh dan jiwa / roh):
a. Tanpa mengalami perubahan dalam hakekatNya.
b. Tanpa kehilangan sifat-sifatNya.
c. Tanpa menghentikan / mengurangi kegiatanNya.
Beberapa kutipan penting
tentang ketidak-berubahan LOGOS pada saat inkarnasi:
a. “Christ
was lowered not by losing but rather by taking” (= Kristus direndahkan
bukan dengan kehilangan tetapi dengan mengambil).
Ilustrasi: kita bisa merendahkan
seorang yang kaya bukan dengan mengambil kekayaannya, tetapi dengan memakaikan
/ menambahkan kepadanya pakaian yang buruk. Jadi orang itu direndahkan bukan
dengan kehilangan apapun, tetapi sebaliknya dengan ketambahan sesuatu.
b. Leon Morris: “When
the Word became flesh His cosmic activities did not remain in abeyance”
(= Ketika Firman menjadi daging, kegiatan-kegiatan alam semestaNya tidaklah
dibiarkan terkatung-katung).
c. Leon Morris: “We
must surely hold that the incarnation meant the adding of something to what the
Word was doing, rather than the cessation of most of His activites”
(= Kita harus berpegang / percaya bahwa inkarnasi berarti penambahan terhadap
sesuatu yang sedang dilakukan oleh Firman, dan bukannya penghentian dari
sebagian besar kegiatan-kegiatanNya).
d. Calvin: “For
even if the Word in his immeasurable essence united with the nature of man into
one person, we do not imagine that he was confined therein. Here is something
marvelous: the Son of God descended from heaven in such a way, that without
leaving heaven, he willed to be borne in the virgin’s womb, to go about the
earth, and to hang upon the cross, yet he continuously filled the world even as
he had done from the beginning” (= Karena
bahkan ketika Firman dalam hakekatNya yang tak terbatas, bersatu dengan hakekat
manusia dalam satu pribadi, kami tidak membayangkan bahwa Ia dibatasi di
dalamnya. Ini adalah sesuatu yang menakjubkan: Anak Allah turun dari surga
dengan cara sedemikian rupa, sehingga tanpa meninggalkan surga, Ia mau dikandung
dalam kandungan perawan, berjalan-jalan di bumi, dan tergantung di kayu salib,
tetapi Ia secara terus-menerus memenuhi alam semesta seperti yang Ia sudah
lakukan dari semula) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter
XIII, no 4.
Kata-kata Calvin ini
didasarkan atas Yoh 1:18. Kalau kita melihat kontex Yoh 1 itu maka
akan terlihat bahwa mula-mula digambarkan bahwa LOGOS itu bersama-sama dengan
Allah (ay 1: ‘pada
mulanya’).
Setelah itu digambarkan bahwa LOGOS itu berinkarnasi dan diam di antara manusia
(ay 14). Tetapi dalam ay 18 tetap digambarkan bahwa LOGOS itu ada di
pangkuan (Lit: ‘dada’) Bapa di surga!
Yoh 1:1,14,18 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman
itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ... (18) Tidak seorangpun yang pernah
melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakanNya”.
Selanjutnya, dalam membahas
ketidakberubahan LOGOS baik dalam hakekat, sifat, maupun kegiatanNya pada saat
berinkarnasi ini, kita perlu membahas suatu ajaran yang disebut Teori
Kenosis (= teori pengosongan diri). Teori Kenosis ini merupakan suatu
ajaran yang sangat populer, tetapi salah / sesat!
Teori Kenosis ini didasarkan
pada Fil 2:6-7 yang ditafsirkan secara salah.
Fil 2:5b-7 - “(5b) ... Kristus Yesus, (6) yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.
Kata-kata ‘telah mengosongkan’ dalam bahasa Yunani adalah
EKENOSEN, dan dari kata ini diturunkan kata KENOSIS tadi.
Teori ini mengatakan bahwa
pada saat inkarnasi, Anak Allah telah mengosongkan diriNya sendiri dengan mengesampingkan
sebagian / seluruh sifat-sifat ilahiNya supaya Ia bisa menjadi manusia yang
terbatas (Contoh: Mat 24:36 menunjukkan Yesus tidak maha tahu).
Kesalahan dari Teori Kenosis
ini:
a. Yesus adalah Allah, dan karena itu Ia tidak
bisa berubah (bdk. Maz 102:26-28
Mal 3:6 Yak 1:17).
Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah, sekalipun hanya untuk sementara!
b. Kalau Teori Kenosis itu benar, maka pada saat
Yesus menjadi manusia, Allah Tritunggal bubar!
c. Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus
bukanlah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa,
tanpa keilahian! Dan kalau ini benar, maka Ia tak bisa menjadi Pengantara
antara Allah dan manusia dan penebusanNya tidak bisa mempunyai nilai yang tidak
terbatas.
Dalam tafsirannya tentang
Fil 2:7, Calvin mengatakan bahwa istilah ‘mengosongkan diri’ itu tidak berarti bahwa
Yesus / Anak Allah melepaskan keilahianNya, tetapi menyembunyikannya dari
pandangan manusia.
Calvin: “Christ,
indeed, could not divest himself of Godhead; but he kept it con-cealed for a
time, that it might not be seen, under the weakness of the flesh. Hence, he
laid aside his glory in the view of men, not by lessening it, but by
concealing it” (= Kristus tidak bisa melepaskan
dirinya sendiri dari keilahianNya; tetapi menyembunyikannya untuk sementara
waktu, supaya tak kelihatan, di bawah kelemahan daging. Jadi, Ia
mengesampingkan kemuliaanNya dalam pandangan manusia, bukan dengan
menguranginya, tetapi dengan menyembunyikannya).
Herman Hoeksema menambahkan
bahwa sekalipun pada saat inkarnasi itu kemuliaan Kristus disembunyikan, tetapi
kadang-kadang tetap bisa terlihat sekilas, misalnya pada waktu Ia melakukan
mujijat.
Herman Hoeksema: “This
does not mean that the Son of God temporarily laid aside the divine nature, in
order to exchange it with the human nature. This would be impossible, for the
divine nature is unchangeable. ... But it certainly means that He entered into
the state of man in such a way that before man His divine glory and majesty was
hid, although even in the state of humiliation it flashed out occasionally, as,
for instance, in the performance of His wonders”
(= Ini tidak berarti bahwa Anak Allah untuk sementara waktu mengesampingkan
hakekat ilahi, untuk menukarnya dengan hakekat manusia. Ini mustahil, karena
hakekat ilahi tidak bisa berubah. ... Tetapi itu berarti bahwa Ia masuk ke
dalam keadaan manusia sedemikian rupa sehingga di depan manusia kemuliaan dan
keagungan ilahiNya tersembunyi, sekalipun bahkan dalam saat perendahanpun itu
kadang-kadang memancar keluar, seperti misalnya dalam pelaksanaan / pertunjukan
keajaibanNya) -
‘Reformed Dogmatics’, hal 399.
Jadi, setelah inkarnasi,
Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia (100% Allah dan
100% manusia), tetapi Ia hanya 1 pribadi.
Herschel H. Hobbs: “It
is just as great a heresy to deny His humanity as to deny His deity”
(= Menyangkal kemanusiaanNya adalah sama sesatnya dengan menyangkal
keilahianNya)
- ‘The Epistles of John’, hal 21.
e) Inkarnasi menjadikan Kristus manusia yang sama dengan kita.
Ajaran Anabaptist mengatakan
bahwa Kristus membawa hakekat manusiaNya dari surga (berdasarkan
1Kor 15:47b) dan bahwa Maria hanya merupakan saluran melalui mana Ia
datang ke dunia.
1Kor 15:47 - “Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia
kedua berasal dari sorga.”.
Jadi hakekat manusiaNya
betul-betul merupakan ciptaan yang baru, yang serupa / mirip dengan kita
tetapi secara organic tidak berhubungan dengan kita.
Kalau ini benar, maka boleh
dikatakan bahwa Kristus adalah semacam bayi tabung yang dimasukkan ke dalam
kandungan Maria!
Kalau mau tahu bagaimana
tafsiran tentang ayat-ayat seperti 1Kor 15:47 itu, perhatikan komentar Calvin
di bawah ini:
Calvin:
·
“And they (Scriptures) so earnestly express this
union of the two natures that is in Christ as sometimes to interchange them” [= Dan mereka (Kitab-kitab Suci) begitu
sungguh-sungguh mewujudkan kesatuan dari dua hakekat yang ada di dalam Kristus
sehingga kadang-kadang menukar / membolak-balik mereka] - ‘Institutes of the Christian Religion’, book
II, chapter XIV, 1.
·
“Because the selfsame one was both God and man, for
the sake of the union of both natures he gave to the one what belonged to the
other”
(= Karena orang yang sama adalah Allah dan manusia, demi kesatuan dari kedua
hakekat, ia memberikan kepada yang satu apa yang termasuk pada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’, book
II, chapter XIV, 2.
Ajaran Reformed menentang
ajaran Anabaptist tersebut di atas, dan mengajarkan bahwa Kristus mendapatkan
hakekat manusiaNya dari ibuNya / Maria. Dengan kata lain, sebagai manusia,
Yesus berasal dari sel telur Maria. Dasar Kitab Suci pandangan ini:
1. Fil 2:7 mengatakan bahwa Ia ‘menjadi sama dengan
manusia’,
bukan ‘menjadi
seperti manusia’ dan Ibr 2:14-17 juga mengatakan bahwa ‘dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudaraNya’.
Fil 2:7 - “melainkan telah mengosongkan
diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia”.
2. Kalau hakekat manusia Kristus tidak
diturunkan dari Maria, dan Kristus hanya serupa / mirip dengan kita, maka
sebetulnya tidak ada hubungan antara Kristus dengan kita sehingga Ia tidak bisa
menjadi Pengantara antara kita dengan Allah dan Ia juga tidak bisa menjadi
Penebus kita.
Bdk. Ibr 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan
mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan
jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”.
3. Yesus disebut ‘tunas Daud’, ‘tunas
yang keluar dari tunggul Isai’, ‘taruk
dari pangkal Isai’.
Yes 11:1,10 - “(1) Suatu tunas
akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan
berbuah. ... (10) Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan
berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku
bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.”.
Yes 4:2 - “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi
kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan
bagi orang-orang Israel yang terluput.”.
Yes 53:2 - “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah
kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang
dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.”.
Yer 23:5 - “Sesungguhnya, waktunya
akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil
bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan
melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.”.
Wah 5:5 - “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku:
‘Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas
Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan
membuka ketujuh meterainya.’”.
Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk
memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku
adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.
KJV: ‘I am the root and the
offspring of David’ (= Aku adalah akar
/ tunas dan keturunan Daud).
Perlu diingat bahwa ‘tunas’ menunjukkan bahwa Ia
betul-betul adalah keturunan Daud, dan mempunyai hubungan organic dengan Daud.
4. Ibr 7:14
- “Sebab telah diketahui
semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku
itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.”.
Ibr 7:14 mengatakan
bahwa ‘Tuhan
kita berasal dari suku Yehuda’ [Lit: out of / keluar dari (Yunani: EX) Judah].
Kalau Yesus adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria,
maka Ia tidak bisa dikatakan ‘keluar
dari Yehuda’
ataupun ‘berasal
dari suku Yehuda’. Kalau Ia memang adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam
kandungan Maria, maka sebetulnya Ia bahkan bukan orang Israel / Yahudi.
5. Ia yang menguduskan (= Yesus) dan mereka yang
dikuduskan (manusia yang ditebus) semua berasal dari satu (Ibr 2:11a).
Ibr 2:11a: “Ia yang menguduskan dan mereka
yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu”.
TB2-LAI hampir sama dengan
TB1.
NASB: ‘are all of one
Father’ (= semua dari satu Bapa).
Kitab Suci Indonesia (TB1
maupun TB2) dan NASB salah, karena kata ‘satu’ diartikan menunjuk kepada Allah.
NIV: ‘are of the same
family’ (= semua dari satu keluarga).
RSV: ‘have all one origin’
(= semua mempunyai satu asal mula).
KJV: ‘are all of one’
(= semua dari satu).
Terjemahan-terjemahan ini
lebih benar karena kata ‘satu’ sebetulnya bukan menunjuk
kepada Allah, tetapi menunjuk kepada Adam, karena maksud bagian ini adalah
untuk menunjukkan bahwa Yesus betul-betul telah menjadi manusia yang sama
dengan kita.
Ini menunjukkan bahwa Yesus
betul-betul berasal dari benih Maria! Yesus bukanlah semacam bayi tabung ‘made
in heaven’ (= buatan surga) yang lalu dimasukkan ke dalam kandungan Maria!
Sekalipun ada orang yang
berpendapat bahwa kata ‘satu’ di sini menunjuk kepada
Allah, tetapi Calvin, John Owen, dsb, menganggap bahwa kontex menunjukkan kalau
kata ‘satu’ ini menunjuk kepada ‘Adam’, atau kepada ‘satu hakekat’, karena tujuan kontext ini
memang menunjukkan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia yang sama dengan
kita (baca Ibr 2 itu terus sampai ay 17).
Kalau Yesus adalah bayi dari
surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, maka kata ‘satu’ dalam Ibr 2:11 harus
diganti dengan ‘dua’!
6. Yesus disebut sebagai:
a. Keturunan perempuan / Hawa.
Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan
engkau akan meremukkan tumitnya.’”.
Literal: ‘seed of the
woman’ (= benih / keturunan dari sang perempuan).
b. Keturunan Abraham.
Kej 22:18 - “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,
karena engkau mendengarkan firmanKu.’”.
Literal: ‘your seed’
(= benihmu).
bdk. Kis 3:25 - “Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam
perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia
berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi
akan diberkati.”.
c. Keturunan Daud.
2Tim 2:8 - “Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,
yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan
dalam Injilku.”.
Literal: ‘seed of David’
(= benih / keturunan Daud).
Istilah ‘seed’ /
benih jelas menunjukkan adanya hubungan organic!
7. Dalam Luk 1:42, Elisabet menyebut Yesus
sebagai ‘buah
rahim’ dari
Maria.
Luk 1:42 - “lalu berseru dengan suara nyaring: ‘Diberkatilah engkau di antara semua
perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”.
NASB / Literal: ‘the
fruit of your womb’ (= buah dari rahimmu).
Ini jelas menunjukkan bahwa
Yesus memang berasal dari benih / sel telur Maria.
8. Luk 1:34-35 - “(34) Kata Maria kepada
malaikat itu: ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?’
(35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah.”.
Dalam Luk 1:34 Maria
bertanya bagaimana mungkin ia bisa mengandung padahal ia belum bersuami. Kalau
Yesus memang adalah ciptaan baru yang dimasukkan ke dalam perut Maria (semacam
‘bayi tabung’), maka dalam Luk 1:35 seharusnya Gabriel akan menjawab bahwa
Roh Kudus akan memasukkan bayi dari surga ke dalam kandungan Maria. Tetapi
ternyata Gabriel tidak menjawab begitu melainkan ia berkata bahwa Roh Kudus
akan turun ke atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Ini
menunjukkan bahwa Maria sendiri dipakai oleh Roh Kudus dalam menjadikan
/ mencipta janin Yesus itu.
Bahwa manusia Yesus /
hakekat manusia Yesus itu berasal dari Maria, juga menunjukkan bahwa manusia
Yesus / hakekat manusia Yesus itu adalah makhluk ciptaan, dan jelas tidak
kekal, atau mulai ada di dalam waktu.
f) Peranan
Roh Kudus dalam inkarnasi.
1. Roh Kuduslah yang menjadikan Maria mengandung
(Mat 1:18-20 Luk 1:34-35).
Mat 1:18-20 - “(18) Kelahiran Yesus Kristus
adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf,
ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai
suami isteri. (19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau
mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan
diam-diam. (20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan
nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau
takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam
kandungannya adalah dari Roh Kudus.”.
Luk 1:34-35 - “(34) Kata Maria kepada
malaikat itu: ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?’
(35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.
Yang dilahirkan oleh Maria
bukanlah pribadi manusia, tetapi pribadi Anak Allah.
Luk 1:32,35 - “(32) Ia akan
menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, ... (35) Jawab malaikat
itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah.”.
Bdk. Luk 1:43 - “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang
mengunjungi aku?”.
Perhatikan bahwa Elisabet menyatakan
Maria sebagai ‘ibu
Tuhanku’ / ‘the mother of
my Lord’ (NIV).
Karena itu Maria secara
tepat disebut THEOTOKOS (= bunda Allah), bukan sekedar CHRISTOTOKOS (= bunda
Kristus). Pertentangan tentang kedua istilah ini diputuskan dalam Sidang Gereja
Efesus pada tahun 431 M.
Tetapi perlu dicamkan bahwa
istilah THEOTOKOS (= bunda Allah) untuk Maria dipertahankan, untuk menentang
pandangan sesat dari Nestorianisme, yang mengatakan bahwa Maria hanya
melahirkan Kristus (manusia Yesus), dan lalu Anak Allah tinggal di dalamNya,
sehingga Yesus adalah 2 pribadi. Jadi, istilah ini dipertahankan, sama sekali
bukan untuk meninggikan Maria, seperti yang dilakukan oleh Gereja Roma Katolik.
2. Roh Kudus menguduskan hakekat manusia dari
Kristus sejak dari saat pertama pembuahan dan menjagaNya dari polusi dosa (bdk.
Yoh 3:34 Ibr 9:14).
Ibr 9:14 - “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak
bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang
sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”.
Adam Clarke (tentang Ibr
9:14): “As Christ’s
miraculous conception was by the Holy Spirit, and he performed all his miracles
by the Spirit of God, so his death or final offering was made through or by the
eternal Spirit; and by that Spirit he was raised from
the dead, 1 Peter 3:18. Indeed, through the whole of his life he was
justified by the Spirit; and we find that in the great work of human
redemption, the Father, the Son, and the Holy Spirit were continually employed” (= Sebagaimana
pembuahan yang bersifat mujijat dari Kristus adalah oleh Roh Kudus, dan Ia
melakukan semua mujijat-mujijatNya oleh Roh Allah, begitu juga kematianNya atau
korban terakhirNya, dibuat melalui atau oleh Roh yang kekal; dan oleh Roh itu
Ia dibangkitkan dari antara orang mati, 1Pet 3:18. Memang, melalui seluruh
kehidupanNya Ia dibenarkan oleh Roh; dan kita mendapati bahwa dalam pekerjaan
yang agung dari penebusan manusia, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, terus menerus
dipekerjakan).
Barnes’ Notes (tentang Ibr
9:14): “there are some reasons which seem to me to make it probable that
the Holy Spirit is intended, and that the idea is, that Christ made his great
sacrifice under ‘the extraordinary influences of that Eternal Spirit.’ ... This
interpretation accords with the fact that the Lord Jesus is represented as
having been eminently endowed with the influences of the Holy Spirit; compare
notes on John 3:34. Though he was divine, yet he was also a man, and as such
was under influences similar to those of other pious people. The Holy Spirit is
the source and sustainer of all piety in the soul, and it is not improper to
suppose that the man Christ Jesus was in a remarkable manner influenced by the Holy
Spirit in his readiness to obey God and to suffer according to his will.” (= di sana ada beberapa alasan yang bagi saya
kelihatannya membuat mungkin bahwa Roh Kudus yang dimaksudkan, dan bahwa
gagasannya adalah, bahwa Kristus membuat kobanNya yang agung / besar di bawah
‘pengaruh-pengaruh yang luar biasa dari Roh yang kekal itu’. ... Penafsiran ini
sesuai dengan fakta bahwa Tuhan Yesus digambarkan sebagai diberi secara
menonjol dengan pengaruh-pengaruh dari Roh Kudus; bandingkan dengan catatan
tentang Yoh 3:34. Sekalipun Ia adalah ilahi / Allah, tetapi Ia juga adalah
seorang manusia, dan sebagai manusia Ia ada di bawah pengaruh-pengaruh yang
mirip dengan orang-orang saleh yang lain. Roh Kudus adalah sumber dan penopang
dari semua kesalehan dalam jiwa, dan bukannya tidak benar untuk menganggap
bahwa manusia Kristus Yesus dipengaruhi dengan suatu cara yang luar biasa oleh
Roh Kudus dalam kesiapanNya untuk mentaati Allah dan untuk menderita sesuai
dengan kehendakNya.).
Yoh 3:34 - “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah,
karena Allah mengaruniakan RohNya dengan tidak terbatas.”.
Calvin menafsirkan bahwa ayat ini berbicara tentang
Kristus, karena ayat selanjutnya, yaitu Yoh 3:35 berbunyi sebagai berikut:
“Bapa
mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya.”. Jadi, karena ay 35 berbicara tentang Kristus, maka
ay 34 harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya, sehingga harus
ditafsirkan bahwa ay 34 juga berbicara tentang Kristus.
Barnes’ Notes (tentang Yoh
3:34): “Though
Jesus was God as well as man, yet, as Mediator, God anointed him, or endowed
him with the influences of his Spirit, so as to be completely qualified for his
great work.” (= Sekalipun
Yesus adalah Allah maupun manusia, tetapi sebagai Pengantara, Allah mengurapi
Dia, atau memberiNya pengaruh-pengaruh dari RohNya, sehingga menjadi sepenuhnya
memenuhi syarat untuk pekerjaanNya yang agung / besar.).
Jadi, bahwa Maria mengandung
bukan dari seorang laki-laki, masih belum cukup untuk menyebabkan Yesus itu
lahir suci, karena Maria juga adalah orang berdosa. Masih dibutuhkan pekerjaan
Roh Kudus untuk menyucikan bayi Yesus sejak dari saat pertama pembuahan supaya
Yesus betul-betul suci.
Calvin: “For
we make Christ free from all stain not just because he was begotten of his
mother without copulation with man, but because he was sanctified by the Spirit
that the generation might be pure and undefiled as would have been true before
Adam’s fall.” (= Karena kita membuat Kristus
bebas dari segala noda / kekotoran bukan hanya karena Ia diperanakkan dari
ibuNya tanpa hubungan sex dengan laki-laki, tetapi karena Ia dikuduskan oleh
Roh sehingga kelahiranNya bisa murni dan tidak tercemar seperti sebelum
kejatuhan Adam.) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter
XIII, No 4.
a. Adanya pekerjaan Roh Kudus yang menyucikan
bayi Yesus ini, menyebabkan Yesus tidak membutuhkan ibu yang suci supaya bisa
lahir dan hidup suci.
Karena itu doktrin ‘Immaculate Conception’
dari Roma Katolik, yang menyatakan bahwa Maria dilahirkan dan hidup suci tanpa dosa, sama
sekali tidak dibutuhkan di dalam gereja.
Catatan:
·
Doktrin Immaculate Conception ini baru muncul pada tahun 1854.
Karena itu perlu dipertanyakan: kalau doktrin ini memang ada dalam Kitab Suci /
berasal dari Kitab Suci, mengapa dibutuhkan waktu 18 abad untuk menemukannya?
·
Doktrin ini bukan hanya tidak punya dasar Kitab Suci sama sekali,
tetapi juga bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci, seperti:
*
Ro 3:10-12,23 Pkh 7:20
Ayub 4:17 Ayub 25:4.
Ro 3:10-12,23 - “(10) seperti ada tertulis:
‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal
budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah,”.
Pkh 7:20 - “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan
tak pernah berbuat dosa!”.
Ayub 4:17 - “Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang
tahir di hadapan Penciptanya?”.
Ayub 25:4 - “Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang
dilahirkan perempuan itu bersih?”.
Ayat-ayat ini menunjukkan
bahwa semua manusia berdosa. Satu-satunya orang yang dikecualikan dalam Kitab
Suci hanyalah Yesus saja.
Ibr 4:15 - “Sebab Imam Besar yang
kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.”.
2Kor 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”.
Kitab Suci tidak pernah
mengecualikan Maria!
*
Luk 1:46,47 menunjukkan bahwa Maria menyebut Allah sebagai
Juruselamatnya.
Luk 1:46-47 - “(46) Lalu kata Maria: ‘Jiwaku memuliakan Tuhan, (47) dan
hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,”.
Kalau memang ia suci murni,
mengapa ia membutuhkan Juruselamat?
*
Luk 2:22-24 (bdk. Im 12:1-8) menunjukkan bahwa Maria disebut
najis (Im 12:2), karena melahirkan anak.
Luk 2:22-24 - “(22) Dan ketika genap waktu
pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem
untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, (23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
‘Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah’, (24) dan untuk
mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu
sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.”.
Im 12:1-2,6-8 - “(1) TUHAN berfirman kepada
Musa, demikian: (2) ‘Katakanlah kepada orang
Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah
ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia
najis. ... (6) Bila sudah genap hari-hari pentahirannya, maka untuk
anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur
setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung
tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu Kemah Pertemuan, dengan
menyerahkannya kepada imam. (7) Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan
TUHAN dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah
perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang
perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. (8) Tetapi jikalau
ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia
mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang
seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus
dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka
tahirlah ia.’”.
Ini menyebabkan ia harus
mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa sebagai pendamaian
(Im 12:6-8), supaya bisa ditahirkan. Sekalipun ‘kenajisan’ di sini
bukanlah suatu dosa moral, tetapi rasanya sukar diharmoniskan dengan ‘suci
murni’.
·
Doktrin ini mempunyai konsekwensi logis sebagai berikut: kalau Maria
harus suci supaya Yesus bisa suci, maka demikian juga kedua orang tua Maria
harus suci supaya Maria bisa suci, dan keempat
kakek nenek Maria harus suci supaya kedua orang tua Maria bisa suci, dan
kalau ini diteruskan maka akhirnya Adam dan Hawapun harus suci. Ini jelas
merupakan pandangan yang tidak Alkitabiah, yang orang Roma Katolikpun tidak
akan mau menerimanya!
b. Kalau memang fakta bahwa Yesus dilahirkan
oleh seorang perawan itu belum cukup untuk menyebabkan Yesus lahir suci, dan
masih dibutuhkan penyucian dari Roh Kudus, lalu untuk apa Yesus harus
dilahirkan dari seorang perawan / perempuan yang mengandung tanpa hubungan sex
dengan laki-laki? Mengapa tidak menggunakan kelahiran biasa saja dan ditambah
dengan penyucian dari Roh Kudus?
Jawab: Sekalipun kelahiran dari
perawan masih belum cukup untuk membuat Yesus lahir suci, tetapi setidaknya
dengan cara ini bisa ditambahkan penyucian dari Roh Kudus sehingga Yesus lahir
suci. Tetapi kalau digunakan kelahiran biasa, sekalipun ditambahkan penyucian
dari Roh Kudus, tetap tidak mungkin Yesus lahir suci, karena hukum dosa asal
harus berlaku atas Dia.
2) Bukti bahwa Yesus adalah manusia:
a) Ia disebut ‘orang’ / ‘seorang manusia’
(Yoh 8:40 Kis 2:22 Ro 5:15
1Kor 15:21).
b) Ia menyebut diriNya sendiri ‘Anak Manusia’
(Mat 24:44).
Sama seperti ‘Anak Allah’
adalah ‘Allah’, maka ‘Anak Manusia’
adalah ‘manusia’!
Ini bisa kita gunakan dalam
berargumentasi melawan Saksi Yehuwa / Unitarian dengan cara sebagai berikut:
kalau kamu mengatakan bahwa ‘Anak Allah’ bukan Allah, maka bagaimana dengan
‘Anak Manusia’? Bukan manusia?
c) Kitab Suci mengatakan bahwa Ia telah menjadi
manusia / daging (Yoh 1:14
1Tim 3:16 Ibr 2:14 1Yoh 4:2).
Yoh 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia
[KJV:
‘flesh’ (= daging)], dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran”.
1Tim 3:16 - “Dan sesungguhnya agunglah
rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia
[KJV:
‘flesh’ (= daging)], dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diriNya
kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.’”.
Ibr 2:14 - “Karena anak-anak itu adalah
anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut”.
1Yoh 4:2 - “Demikianlah kita mengenal Roh
Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia
[KJV:
‘flesh’ (= daging)], berasal dari Allah”.
Dalam Yoh 1:14 1Tim 3:16 dan 1Yoh 4:2 sebetulnya
terjemahan hurufiahnya bukanlah ‘manusia’ tetapi ‘daging’. Ini merupakan suatu synecdoche
(= gaya bahasa
dimana yang sebagian mewakili seluruhnya), yang bukan hanya menunjuk pada
daging / tubuh manusia, tetapi pada seluruh manusia. Dengan demikian ayat-ayat
tersebut tidak boleh diartikan bahwa Kristus hanya mempunyai tubuh manusia
tetapi tidak mempunyai jiwa / roh manusia.
d) Kitab Suci menggambarkan Kristus sebagai seseorang yang:
1. Mempunyai tubuh (darah, daging, dan tulang) dan jiwa / roh.
a. Bahwa Kristus betul-betul mempunyai tubuh
(darah, daging, tulang) ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Mat 26:26,28 Luk 24:39
Ibr 2:14.
Mat 26:26,28 - “(26) Dan ketika mereka sedang
makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu
memberikannya kepada murid-muridNya dan berkata: ‘Ambillah, makanlah, inilah
tubuhKu.’ ... (28) Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”.
Luk 24:39 - “Lihatlah tanganKu dan kakiKu:
Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu (seharusnya
‘roh’) tidak
ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’”.
Ibr 2:14 - “Karena anak-anak itu adalah anak-anak
dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan
dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;”.
b. Bahwa Kristus mempunyai jiwa / roh
ditunjukkan oleh:
·
ayat-ayat seperti:
*
Mat 26:38 - “lalu
kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’”.
Dalam Mat 26:38 ini
kata ‘hati’ seharusnya adalah ‘jiwa’ (bahasa Yunani: PSUCHE).
*
Mat 27:50 - “Yesus
berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya.”.
Luk 23:46 - “Lalu Yesus berseru dengan suara
nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah
berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya.”.
Dalam Mat 27:50 dan
Luk 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’ (bahasa Yunani: PNEUMA).
*
Yoh 11:33 - “Ketika
Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang
bersama-sama dia, maka masygullah hatiNya. Ia sangat terharu dan berkata:”.
Dalam Yoh 11:33 kata
‘hati’ seharusnya adalah ‘roh’ (bahasa Yunani: PNEUMA).
*
Yoh 12:27 - “Sekarang
jiwaKu terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku
dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.”.
Dalam Yoh 12:27 Kitab
Suci Indonesia
memberikan terjemahan yang benar, yaitu ‘jiwaKu’.
*
Yoh 13:21 - “Setelah
Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’”.
Dalam Yoh 13:21
terjemahan hurufiah dari kata-kata yang saya garis-bawahi adalah: ‘was
troubled in spirit’ (= terganggu / susah dalam roh).
*
1Yoh 3:16 - “Demikianlah
kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya
untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara
kita.”.
Dalam 1Yoh 3:16 kata
‘nyawa’ seharusnya adalah ‘jiwa’.
·
adanya pikiran, perasaan dan kehendak manusia.
*
pikiran manusia.
Mat 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat
itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan
Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Luk 2:40,52 - “(40) Anak itu bertambah besar
dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya. ... (52)
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya,
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”.
*
perasaan manusia.
Mat 8:10 - “Setelah Yesus mendengar hal itu,
heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutiNya: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun
di antara orang Israel.”. Bdk. Luk 7:9.
Mat 9:36 - “Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan
terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”.
Mat 26:37,38 - “(37) Dan Ia membawa Petrus dan
kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
(38) lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’”.
Mark 3:5 - “Ia berdukacita karena
kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu
Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka
sembuhlah tangannya itu.”.
Mark 6:6 - “Ia merasa heran atas
ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil
mengajar.”.
Yoh 11:33,35 - “(33) Ketika Yesus melihat Maria
menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah
hatiNya. Ia sangat terharu dan berkata: ... (35) Maka menangislah Yesus.”.
Yoh 12:27 - “Sekarang jiwaKu terharu
dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak,
sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.”.
*
kehendak manusia (Mat 26:39).
Mat 26:39 - “Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”.
Adanya pikiran, perasaan dan
kehendak manusia dalam diri Yesus ini jelas menunjukkan adanya jiwa / roh
manusia.
2. Mengalami pertumbuhan / perkembangan.
Luk 2:40,52 - “(40) Anak itu bertambah besar
dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya. ... (52)
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin
dikasihi oleh Allah dan manusia.”.
3. Mengalami segala sesuatu yang dialami oleh
manusia-manusia yang lain (kecuali dalam hal melakukan dosa), seperti: lahir
(Luk 2:7), lapar (Mat 4:2), haus (Yoh 4:7 Yoh 19:28), letih (Yoh 4:6), tidur (Mat 8:24),
penderitaan (Ibr 2:10,18
Ibr 5:8), dan mati (Yoh 19:30).
e) Ayat-ayat seperti Ro 8:3 Fil 2:7-8 Ibr 2:14-17 jelas menunjukkan bahwa
Yesus sungguh-sungguh adalah manusia.
Ro 8:3 - “Sebab apa yang tidak mungkin
dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh
Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa
dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman
atas dosa di dalam daging,”.
Fil 2:7-8 - “(7) melainkan telah mengosongkan
diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”.
Ibr 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu adalah
anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan
jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”.
3) Keberatan terhadap kemanusiaan Yesus dan jawabannya:
a) Ada
orang yang mengatakan bahwa kalau Yesus adalah manusia yang suci, maka
sebetulnya Ia bukan manusia, karena semua manusia berdosa. Untuk menjawab
keberatan ini perlu diketahui bahwa dosa tidak termasuk dalam hakekat manusia.
Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa sudah adalah manusia! Jadi jelaslah
bahwa tidak harus berdosa baru bisa disebut sebagai ‘manusia’!
b) Ada
juga yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah manusia yang sama seperti kita karena
dalam pembuahannya tidak digunakan air mani laki-laki. Untuk menjawab serangan
ini, kita bisa menunjuk pada Adam dan Hawa, yang dalam pembentukannya juga tidak
menggunakan air mani laki-laki. Bahkan boleh dikatakan bahwa dalam pembentukan
mereka tidak ada pembuahan apapun. Tetapi mereka tetap adalah manusia
sungguh-sungguh, sama seperti kita.
Seseorang pernah berkata
bahwa Allah bisa dan pernah mencipta manusia dengan 4 cara:
1. Tanpa menggunakan laki-laki ataupun
perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan Adam.
2. Tanpa menggunakan perempuan tetapi dengan
menggunakan laki-laki, yaitu pada waktu Ia menciptakan Hawa.
3. Tanpa menggunakan laki-laki tetapi dengan
menggunakan perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan manusia Yesus.
4. Dengan menggunakan laki-laki dan perempuan,
yaitu pada waktu Ia menciptakan semua manusia selain Adam, Hawa, dan manusia
Yesus.
Jadi kesimpulannya, bahwa
manusia Yesus diciptakan oleh Allah hanya dengan menggunakan seorang perempuan,
tidak menyebabkan Ia bukanlah manusia yang sejati.
4) Hal yang perlu diwaspadai.
Sesuatu yang
penting sekali untuk diwaspadai / diperhatikan adalah: Ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian
Kristus, dan ada banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak
boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk
membuktikan bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan
ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Ia
bukanlah Allah!
Illustrasi: Saya adalah seorang
pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan.
Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya
terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek,
kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak
ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai
bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, waktu melihat saya memakai
pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!
Analoginya, karena Yesus
adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang
menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau
menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan
bahwa Ia bukan Allah!
Para Saksi Yehuwa sering
menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan
bahwa Kristus bukanlah Allah.
Misalnya:
·
Mat 24:36 - “Tetapi
tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di
sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Ayat ini merupakan ayat yang
menunjukkan pikiran manusia yang terbatas dalam diri Yesus, tetapi dipakai
sebagai bukti bahwa Yesus bukanlah Allah.
·
Yoh 14:28 - “Kamu
telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang
kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita
karena Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”.
Ayat ini jelas juga
menekankan Yesus sebagai manusia (pikiran manusialah yang saat itu timbul),
tetapi sering dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah, atau bahwa
Yesus lebih rendah dari pada Allah.
·
Ibr 5:8 yang mengatakan bahwa Yesus ‘telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
dideritaNya’,
yang jelas juga menunjukkan Yesus sebagai manusia, dipakai untuk menunjukkan
bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu belajar.
·
Mat 4:1-11 yang menunjukkan bahwa Yesus dicobai, dipakai sebagai
dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak bisa
dicobai (bdk. Yak 1:13 - “Apabila
seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab
Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai
siapapun.”).
·
Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berdoa, juga mereka pakai untuk
membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu berdoa.
5) Mengapa Yesus menjadi manusia?
a) Supaya Ia bisa menderita dan mati untuk
menebus / memikul hukuman dosa manusia.
Ibr 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu adalah
anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan
dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan
yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”.
1. Upah dosa adalah maut / kematian
(Ro 6:23 Kej 2:16-17 Kej 3:19).
Untuk menebus dosa manusia,
Allah harus mengalami kematian itu. Karena Allah tidak bisa menderita maupun
mati, maka Ia harus menjadi manusia lebih dulu, baru Ia bisa menderita dan mati
untuk menebus dosa manusia.
2. Andaikata Ia mau memikul hukuman dosa
malaikat, maka Ia harus menjadi malaikat. Tetapi karena Ia mau memikul hukuman
dosa manusia, maka Ia harus menjadi manusia.
b) Supaya bisa menjadi pengantara antara Allah
dan manusia.
1Tim 2:5 - “Karena
Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,”.
c) Supaya bisa menjadi teladan bagi kita.
Yoh 13:14-15 - “(14) Jadi jikalau Aku membasuh
kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh
kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu
juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”.
d) Supaya Ia bisa merasakan pencobaan dan
penderitaan yang dialami oleh manusia. Dengan demikian Ia bisa bersimpati
terhadap manusia yang menderita dan dicobai dan bisa menolong mereka.
Ibr 2:17-18 - “(17) Itulah sebabnya, maka dalam
segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam
Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah
menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”.
Ibr 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita
punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.
Kata-kata ‘turut
merasakan’ diterjemahkan
oleh RSV/NIV/NASB sebagai: ‘sympathize with’ (= bersimpati dengan).
Yunani: SUMPATHESAI.
William G. T. Shedd: “Previous
to the assumption of a human nature, the Logos could not experience a human
feeling because he had no human heart, but after the assumption he could;
previous to the incarnation, he could not have a finite perception because he
had no finite intellect, but after this event he could; ... The unincarnate
Logos could think and feel only like God; he had only one form of
consciousness. The incarnate Logos can think and feel either like God, or like
man; he has two modes or forms of consciousness”
(= Sebelum mengambil hakekat manusia, Logos tidak bisa mengalami perasaan
manusia karena Ia tidak mempunyai hati manusia, tetapi setelah mengambil
hakekat manusia Ia bisa; sebelum inkarnasi, Ia tidak bisa mempunyai pengertian
yang terbatas karena Ia tidak mempunyai pikiran yang terbatas, tetapi setelah
peristiwa itu Ia bisa; ... Logos yang tidak / belum berinkarnasi bisa berpikir
dan merasa hanya sebagai Allah; Ia hanya mempunyai satu bentuk kesadaran. Logos
yang berinkarnasi bisa berpikir dan merasa, atau seperti Allah, atau seperti
manusia; Ia mempunyai dua bentuk kesadaran) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol
II, hal 267.
Matthew Poole memberikan
komentar tentang Ibr 2:18 sebagai berikut: “He
had the mercies of God before, and as if that were not enough, the tempted
nature of man, to soften his heart to pity his brethren in their suffering and
temptations” (= Sebelumnya Ia sudah mempunyai
belas kasihan Allah, dan seakan-akan itu belum cukup, sekarang Ia mempunyai hakekat
manusia yang telah dicobai, untuk melunakkan / melembutkan hatiNya supaya Ia
mengasihani saudara-saudaraNya dalam penderitaan dan pencobaan mereka).
Setelah membahas tentang diri Yesus (keilahianNya dan
kemanusiaanNya), sekarang saya akan membahas karya Yesus untuk menyelamatkan
kita. Ini akan saya bahas dalam point C) dan D) di bawah ini.
C)
Kematian Yesus untuk menebus dosa manusia.
Allah itu kasih, dan karena itu
Ia ingin manusia bebas dari hukuman dosa. Tetapi Allah tidak bisa menghapuskan
/ mengampuni dosa begitu saja, karena Ia juga adalah Allah yang adil, yang
harus menghukum setiap orang berdosa. Kalau Allah mau manusia bebas dari
hukuman dosa, maka Allah sendiri harus menanggung / memikul hukuman dosa itu
bagi manusia. Dengan kata lain Allah harus menjadi substitute /
pengganti dalam memikul hukuman dosa. Karena itulah, maka Allah lalu menjadi
manusia (yaitu Yesus) dan Ia sendiri
menanggung hukuman yang Ia sendiri jatuhkan. Jadi, pada waktu Yesus ada
di atas kayu salib, Ia menanggung / memikul hukuman dosa manusia (Yes 53:4-6).
Bahwa Kristus adalah substitute /
pengganti kita dalam memikul hukuman dosa, terlihat dari:
1) Ayat-ayat
Kitab Suci seperti 2Kor 5:15 dan Yes 53:4-6.
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat
seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”.
Catatan:
kata-kata ‘penyakit’ dan ‘sembuh’ tidak boleh diartikan secara jasmani, tetapi secara
rohani. Jadi ‘penyakit’ menunjuk pada penyakit rohani, yaitu dosa, dan ‘sembuh’
menunjuk pada kesembuhan rohani, yaitu penerimaan pengampunan dosa /
pembenaran.
2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”.
Catatan: dalam ayat ini ada kata-kata ‘Kristus telah mati untuk
semua orang’ dan ‘telah mati dan dibangkitkan untuk mereka’, dimana kata
‘untuk’ dalam bahasa Yunaninya adalah HUPER yang berarti: ‘for’ (=
untuk); ‘in behalf of’ (= untuk kepentingan), ‘for the sake of’
(= demi).
2) Kristus tidak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).
2Kor 5:21 - “Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah.”.
Ibr 4:15 - “Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.”.
Yoh 8:46 - “Siapakah di
antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan
kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu?”.
Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia
mati, Ia mengalami hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka
pada saat Ia mati, Ia mengalaminya untuk kita!
3) Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah
penyaliban, bukan pemenggalan, perajaman, dsb.
Mengapa harus salib? Karena salib adalah hukuman
yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia
menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Gal 3:10b,13 bdk.
Ul 21:23).
Gal 3:10b - “Terkutuklah orang yang tidak
setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat”.
Gal 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk
hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:
‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan
dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah
tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu,
tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang
yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.
Jangan malu kalau ada orang-orang beragama
lain mengejek kita karena punya Tuhan yang disalibkan, setengah telanjang dan
sebagainya. Kalau Ia tidak mengalami semua itu, kita yang harus mengalami / men
jalani semua hukuman kita. Kita bukan hanya tak boleh malu karena hal ini,
tetapi sebaliknya kita harus bangga akan hal ini.
Memang sebetulnya kematian karena hukuman
gantung juga merupakan kematian yang terkutuk, tetapi kalau Kristus mati karena
hukuman gantung, maka Ia tidak mencurahkan darah. Padahal pencurahan darah itu
harus ada, karena:
a) Dengan demikian Ia menggenapi Type / gambaran domba korban dosa dalam
Perjanjian Lama.
b) Tanpa
pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa (Ibr 9:22).
Ibr 9:22 - “Dan hampir segala
sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan
darah tidak ada pengampunan.”.
Jadi, Kristus tidak boleh mati karena
hukuman gantung, tetapi harus karena penyaliban.
4) Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.
Kalau kita masuk neraka untuk menerima
hukuman karena dosa-dosa kita, maka jelas bahwa kita akan mengalami hukuman
yang luar biasa! Kristus menjadi substitute / pengganti kita, dan karena
itu Ia harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Kristus memang mengalami penderitaan
yang luar biasa hebatnya, yaitu:
a) Pencambukan.
Untuk bisa mengerti betapa hebatnya
pencambukan yang Kristus alami bagi kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di
bawah ini.
William Hendriksen: “The
Roman scourge consisted of a short wooden handle to which several thongs were
attached, the ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply
pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the victim’s back,
bared and bent. Generally two men were employed to administer this punishment,
one lashing the victim from one side, one from the other side, with the result
that the flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated veins
and arteries, sometimes even entrails and inner organs, were exposed. Such
flogging, from which Roman citizens were exempt (cf Acts 16:37), often resulted
in death”
[= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali
kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan
dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama
pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkukkan. Biasanya 2 orang
dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu
sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang
dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh
darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan
organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang
tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kis 16:37),
sering berakhir dengan kematian].
William Barclay:
“Roman
scourging was a terrible torture. The victim was stripped; his hands were tied
behind him, and he was tied to a post with
his back bent double and conveniently exposed to the lash. The lash itself was
a long leather thong, studded at intervals with sharpened pieces of bone and
pellets of lead. Such scourging always preceded crucifixion and ‘it reduced the
naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding weals’. Men died
under it, and men lost their reason under it, and few remained conscious to the
end of it”
[= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi,
tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan
punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri
adalah suatu tali kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan
tulang dan butiran-butiran timah yang runcing. Pencambukan seperti itu selalu
mendahului penyaliban dan ‘pencambukan itu menjadikan tubuh telanjang itu
menjadi carikan-carikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan
berdarah’. Ada orang yang mati karenanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya
(menjadi gila?) karenanya, dan sedikit orang bisa tetap sadar sampai akhir
pencambukan].
Sebetulnya
saudara dan sayalah yang seharusnya dicambuki sebagai hukuman atas dosa-dosa
kita, tetapi Kristus telah memikul hukuman kita. Dengan demikian kalau kita mau
percaya kepadaNya, kita bebas dari hukuman dan menda-patkan hidup yang kekal.
b) Penyaliban.
Untuk bisa mengerti betapa hebatnya
penyaliban yang Kristus alami bagi kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di
bawah ini.
Pulpit Commentary: “Nails
were driven through the hands and feet, and the body was supported partly by
these and partly by a projecting pin of wood called the seat. The rest for the
feet, often seen in picture, was never used” (= Paku-paku
menembus tangan dan kaki, dan tubuh disangga / ditopang sebagian oleh paku-paku
ini dan sebagian lagi oleh sepotong kayu yang menonjol yang disebut ‘tempat
duduk’. Tempat pijakan kaki, yang sering terlihat dalam gambar, tidak pernah
digunakan).
William Barclay:
“When
they reached the place of crucifixion, the cross was laid flat on the ground.
The prisoner was stretched upon it and his hands nailed to it. The feet were
not nailed, but only loosely bound. Between the prisoner’s legs projected a
ledengane of wood called the saddle, to take his weight when the cross was
raised upright - otherwise the nails would have torn through the flesh of the
hands. The cross was then lifted upright and set in its socket - and the
criminal was left to die ... Sometimes prisoners hung for as long as a week,
slowly dying of hunger and thirst, suffering sometimes to the point of actual
madness”
[= Ketika mereka sampai di tempat penyaliban, salib itu ditidurkan di atas
tanah. Orang hukuman itu direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada
salib itu. Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di
antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya), menonjol sepotong
kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat orang itu pada waktu salib itu
ditegakkan - kalau tidak maka paku-paku itu akan merobek daging di tangannya.
Lalu salib itu ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu
dibiarkan untuk mati ... Kadang-kadang, orang-orang hukuman tergantung sampai
satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar dan haus, menderita sampai pada
titik dimana mereka menjadi gila].
Catatan:
William Barclay menganggap bahwa yang dipaku hanyalah tangan saja. Kaki hanya
diikat secara longgar, tetapi tidak dipaku. Ini ia dasarkan pada:
1. Tradisi.
2. Yoh 20:25,27
yang tidak menyebut-nyebut tentang bekas paku pada kaki.
Yoh 20:25,27 - “(25) Maka kata murid-murid yang lain
itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum
aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke
dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali
aku tidak akan percaya.’ ... (27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah
jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.
Tetapi saya tidak setuju dengan Barclay, dan saya
berpendapat bahwa Yesus dipaku bukan hanya tangannya, tetapi juga kakinya.
Alasan saya:
a. Penulis-penulis
lain ada yang mengatakan bahwa tradisinya tak selalu seperti yang dikatakan
oleh Barclay (misalnya penulis dari Pulpit Commentary yang saya kutip di atas).
Juga tentang pemakuan kaki ini caranya tidak selalu sama. Kadang-kadang kedua
kakinya dipaku menjadi satu, dan kadang-kadang kedua kakinya dipaku
sendiri-sendiri secara terpisah.
b. Maz 22,
yang adalah mazmur / nubuat tentang salib (baca seluruh mazmur itu dan
perhatikan ay 2,8-9,16,17b,19 yang jelas menunjukkan bahwa ini adalah
Mazmur tentang salib), berkata pada ay 17b: ‘mereka
menusuk tangan dan kakiku’.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yoh 19:18): “The feet, though not always nailed, but simply bound, to
the upright beam, were almost certainly so in this case (Ps.
22:16).” [= Kaki,
sekalipun tidak selalu dipaku, tetapi hanya diikat pada tiang yang vertikal,
dalam kasus ini hampir pasti dipaku (Maz 22:17)].
c. Dalam
Luk 24:39-40, Tuhan Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya! Pasti
karena ada bekas pakunya!
Luk 24:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku
sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu (roh) tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat
ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan
kakiNya kepada mereka.”.
Sama seperti pencambukan,
penyaliban adalah hukuman yang sebetulnya dijatuhkan kepada kita. Tetapi Yesus
sudah memikulnya bagi kita sehingga kita tidak lagi perlu dihukum, asal kita
mau percaya kepada Yesus!
Selanjutnya Barclay mengutip seorang yang bernama
Klausner sebagai berikut: “The criminal was fastened to his cross,
already a bleeding mass from the scourging. There he hung to die of hunger and
thirst and exposure, unable even to defend himself from the torture of the
gnats and flies which settled on his naked body and on his bleeding wounds” [= Kriminil itu
dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah
karena pencambukan. Di sana ia tergantung untuk mati karena lapar, haus dan
kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari nyamuk
dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya yang
berdarah].
Barclay lalu mengatakan: “It is not a
pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for us” (= Itu bukanlah
suatu gambaran yang bagus, tetapi itulah yang diderita oleh Yesus Kristus -
dengan sukarela - bagi kita).
Ada satu hal yang harus diwaspadai kalau kita mendengar tentang
hebatnya penderitaan yang Yesus alami bagi kita, yaitu kalau kita sekedar
merasa kasihan kepadaNya.
Dalam Luk 23:27-32 bisa kita lihat bahwa ada
banyak perempuan merasa kasihan dan menangisi Yesus, yang lalu justru ditegur
oleh Yesus.
Luk 23:27-32 - “(27) Sejumlah besar orang
mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
(28) Yesus berpaling kepada mereka dan
berkata: ‘Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (29) Sebab lihat, akan
tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya
tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. (30) Maka
orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan
kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! (31) Sebab jikalau orang berbuat demikian
dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?’ (32) Dan ada
juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati
bersama-sama dengan Dia.”.
Dan Pulpit Commentary mengomentari peristiwa ini
dengan berkata: “He
does not want our pity. This would be a wasted and mistaken sentiment” (= Ia tidak
membutuhkan / menghendaki belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang
sia-sia dan salah).
Yesus berkorban bagi saudara bukan supaya saudara merasa kasihan
kepadaNya, tetapi supaya saudara percaya kepadaNya dan diselamatkan! Kalau
saudara hanya mempunyai perasaan kasihan kepada Yesus, tetapi tidak percaya
kepadaNya, saudara sudah ditipu oleh setan. Dengan adanya perasaan kasihan itu
saudara seakan-akan adalah orang yang pro Yesus, tetapi ketidakpercayaan
saudara membuktikan bahwa saudara tetap adalah orang yang anti Yesus!
5) Kristus menolak anggur bius (Mat 27:34).
Mat 27:34 - “Lalu mereka
memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau
meminumnya.”.
Banyak penafsir beranggapan bahwa Ia
menolak anggur itu, karena:
a) Anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang
bisa mengurangi rasa sakit.
b) Ia sadar bahwa saat itu Ia sedang
menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa
sakitnya dikurangi. Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita!
6) Kristus mengalami kehausan (Yoh 19:28 bdk. Maz
22:16).
Yoh 19:28 - “Sesudah itu,
karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya
genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - : ‘Aku haus!’”.
Maz 22:16 - “kekuatanku
kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan
dalam debu maut Kauletakkan aku.”.
Ingat bahwa orang di neraka pasti
mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya
di neraka dalam Luk 16:23-24.
Luk 16:23-24 - “(23) Orang kaya
itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut
ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di
pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah
Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan
lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.”.
Kristus menggantikan kita memikul hukuman
itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan
kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada
Yesus!
7) Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah
(Mat 27:46).
Mat 27:46 - “Kira-kira jam
tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’
Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
Keterpisahan dengan Allah merupakan
hukuman dosa (Yes 59:1-2 2Tes 1:9).
Yes 59:1-2 - “(1)
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan
pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia
menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala
dosamu.”.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan
menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,”.
Kristus menggantikan kita memikul hukuman
dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya.
Inilah ‘neraka’ yang Ia pikul bagi kita!
8) Kristus mati.
Upah dosa ialah maut (Ro 6:23), dan
karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus
mengalami kematian.
Kristus memang telah menderita
dan mati sebagai substitute / pengganti orang berdosa. Tetapi ini tidak
ada gunanya bagi saudara kalau saudara tidak percaya dan menerima Dia sebagai
Juruselamat dan Tuhan dalam kehidupan saudara!
D) Kebangkitan Yesus.
1) Bukti kebangkitan Yesus dari antara orang mati.
a) Kubur yang kosong.
Yoh 20:1-9 - “(1) Pada hari pertama minggu
itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur
itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. (2) Ia berlari-lari
mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata
kepada mereka: ‘Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu
di mana Ia diletakkan.’ (3) Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain
itu ke kubur. (4) Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu
berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. (5)
Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi
ia tidak masuk ke dalam. (6) Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan
masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, (7)
sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain
kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.
(8) Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu
dan ia melihatnya dan percaya. (9) Sebab selama itu mereka belum mengerti
isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati”.
Perhatikan bahwa fakta
tentang kubur yang kosong itu menyebabkan Yohanes (murid yang dikasihi Yesus)
percaya bahwa Yesus telah bangkit!
b) Yesus berulangkali menampakkan diri setelah
kebangkitanNya, dan tentang hal ini ada banyak saksi!
Kis 2:32 - “Yesus inilah yang dibangkitkan
Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi”.
Kis 3:15 - “Demikianlah Ia, Pemimpin kepada
hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi”.
Kis 5:30-32 - “(30) Allah nenek moyang kita
telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
(31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kananNya
menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima
pengampunan dosa. (32) Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan
Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.’”.
Kis 10:40-41 - “(40) Yesus itu telah
dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia
menampakkan diri, (41) bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi,
yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan
dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati”.
1Kor 15:3-7 - “(3) Sebab yang sangat penting
telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa
Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci; (5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan
kemudian kepada kedua belas muridNya. (6) Sesudah itu Ia menampakkan diri
kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih
hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (7)
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul”.
2) Mengapa
orang sukar percaya pada kebangkitan Yesus?
a) Karena setan bekerja.
Setan selalu bekerja pada
saat manusia mendengar suatu kebenaran rohani.
Percaya pada kebangkitan orang
mati adalah sesuatu yang penting, karena kalau orang menganggap bahwa tidak
ada kehidupan setelah kematian, maka ia pasti akan hidup semaunya sendiri.
Bdk. 1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak
dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’”.
Kepercayaan pada kebangkitan
Yesus dari antara orang mati, lebih-lebih merupakan sesuatu yang sangat
vital untuk keselamatan kita (Ro 10:9-10).
Ro 10:9-10 - “(9) Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan,
dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”.
b) Hal itu dianggap tidak rasionil / tidak masuk
akal.
Ini biasanya merupakan
anggapan dari orang-orang yang membanggakan rasionya / kepandaiannya. Tetapi,
kalau mereka sampai pada kesimpulan seperti itu, saya berpendapat bahwa itu
menunjukkan kalau sebetulnya mereka justru kurang tajam / kurang teliti dalam
menganalisa. Mengapa?
1. Jelas sekali bahwa dalam menganalisa
persoalan kebangkitan, mereka tidak memperhitungkan kuasa Allah yang tidak
terbatas!
Kalau mereka memperhitungkan
kemahakuasaan Allah, maka jelaslah bahwa mereka tidak akan menyimpulkan bahwa
kebangkitan adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Bandingkan dengan
Kis 26:8 dimana Rasul Paulus berkata: “Mengapa
kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?”. Juga bandingkan dengan Luk 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil.’”.
2. Sebetulnya kelahiran seseorang ke dalam
dunia, adalah suatu peristiwa yang lebih ajaib, dan lebih ‘tidak masuk akal’,
dibandingkan dengan peristiwa kebangkitan. Bagaimana bisa begitu? Perhatikan
kata-kata Blaise Pascal di bawah ini:
“What
reason have atheists for saying that we cannot rise again? Which is the more
difficult, to be born, or to rise again? That what has never been, should be,
or that what has been, should be again? Is it more difficult to come into
being than to return to it?“ (= Apa alasan
orang-orang atheis untuk mengatakan bahwa kita tidak dapat bangkit kembali?
Yang mana yang lebih sukar, dilahirkan atau bangkit kembali? Sesuatu yang tidak
pernah ada, menjadi ada, atau sesuatu yang sudah ada, menjadi ada lagi? Apakah
lebih sukar untuk menjadi ada dari pada untuk kembali ada?) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’,
hal 566.
Keterangan: Saya kira kalimat terakhir
(yang digarisbawahi) susunannya terbalik! Tetapi, bagaimanapun juga maksud dari
orang itu jelas sekali. Kelahiran adalah suatu peristiwa dimana seseorang yang
tadinya tidak ada, lalu menjadi ada. Ini jelas lebih ajaib / lebih tidak
mungkin / lebih sukar dari peristiwa kebangkitan, dimana seseorang yang tadinya
sudah ada, lalu menjadi ada lagi! Tetapi anehnya, semua orang percaya pada
kelahiran, tetapi tidak percaya pada kebangkitan!
c) Ketidakpercayaan pada Firman Tuhan, dan tidak
adanya pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka.
Orang yang betul-betul
percaya pada Firman Tuhan, pasti tidak akan sukar untuk mempercayai
kebangkitan. Tetapi manusia, yang condong kepada dosa, tidak mungkin bisa
percaya pada Firman Tuhan maupun kebangkitan Yesus, kalau Roh Kudus tidak
bekerja dalam dirinya dan memberikan iman kepadanya.
3) Hal-hal
yang perlu dijelaskan tentang kebangkitan Yesus.
a) Yesus bangkit pada hari yang ketiga.
Bahkan Mat 12:40 mengatakan Yesus tinggal di dalam rahim bumi 3
hari 3 malam!
Mat 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga
malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari
tiga malam”.
Ini menyebabkan ada orang yang beranggapan
bahwa Yesus mati pada hari Kamis, dan bahkan Rabu (karena Ia bangkit pada hari
Minggu). Tetapi Mark 15:42 jelas menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari
Jum’at (Sabat = Sabtu; jadi ‘menjelang Sabat’ = Jum’at).
Mark 15:42 - “Sementara itu hari mulai malam, dan
hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat.”.
Tetapi kalau Yesus mati pada hari Jum’at pk
3 siang (Luk 23:44) dan bangkit pada hari Minggu dini hari, maka itu
berarti bahwa Ia mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Lalu bagaimana
menafsirkan Mat 12:40 yang berkata ‘3
hari 3 malam’?
Jawab: ingat bahwa dalam menghitung hari, orang Yahudi menganggap ‘sebagian
hari’ sebagai satu hari penuh!
Contoh:
1. Ester 4:16-5:1
- “(4:16)
‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan
berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari
lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun
akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja,
sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah
aku mati.’ (4:17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti
yang dipesankan Ester kepadanya. (5:1) Pada hari yang ketiga Ester
mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja,
tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam
istana, berhadapan dengan pintu istana itu”.
Perhatikan bahwa Ester 4:16 mengatakan
bahwa orang-orang Yahudi itu diminta untuk berpuasa 3 hari penuh, kemudian Ester
akan menghadap raja. Tetapi Ester 5:1 mengatakan ‘pada hari yang ketiga’ (bukan ‘setelah hari ketiga’), Ester sudah menghadap raja. Ini
menunjukkan bahwa pada hari ke 3 mereka hanya berpuasa dalam sebagian dari hari
itu, tetapi toh dianggap sebagai satu hari penuh.
2. Kej 42:17-18 - “(17) Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke
dalam tahanan tiga hari lamanya. (18) Pada hari yang ketiga
berkatalah Yusuf kepada mereka: ‘Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup,
aku takut akan Allah”.
Penjelasannya sama dengan tentang Ester di
atas.
3. Mat
27:63-64 - “(63) dan mereka berkata: ‘Tuan,
kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga
hari Aku akan bangkit. (64) Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur
itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-muridNya mungkin
datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari
antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya
dari pada yang pertama.’”.
Penjelasannya
sama dengan yang di atas.
4. 2Taw
10:5,12 - “(5) Tetapi ia menjawab mereka:
‘Datanglah kembali kepadaku lusa.’ Lalu pergilah rakyat itu. ... (12) Lusanya
datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang
dikatakan raja: ‘Kembalilah kepadaku lusa.’”.
KJV: ‘after three days ... on the third day
... on the third day’ (=
setelah 3 hari ... pada hari yang ke 3 ... pada hari yang ke 3).
RSV: ‘in three days ... the third day ...
the third day’ (= dalam 3 hari
... hari yang ke 3 ... hari yang ke 3).
NIV: ‘in three days ... three days later
... in three days’ (= dalam
3 hari ... 3 hari lagi ... dalam 3 hari).
NASB: ‘in three days ... on the third day
... on the third day’ (= dalam
3 hari ... pada hari ke 3 ... pada hari ke 3).
Yesus mati hari Jum’at. Biarpun Ia mati hari
Jum’at pada 15.00, tetapi Jum’at pk 15.00-18.00 (hanya 3 jam) dianggap /
dihitung sebagai satu hari. Seluruh hari Sabtu Ia ada dalam kubur, dan itu
dianggap / dihitung sebagai hari kedua. Lalu sebagian dari hari Minggu (pk
18.00 - pk 4 atau 5 pagi, ini hanya kira-kira 10 atau 11 jam) Ia masih ada
dalam kubur dan itu dianggap sebagai hari ketiga. Jadi, kata-kata Yesus dalam
Mat 12:40 cocok dengan apa yang Ia alami.
Catatan: Ingat bahwa orang-orang Yahudi mempunyai pergantian
hari pada pk 6 sore, bukan seperti kita yang pergantian harinya terjadi pada pk
12 malam.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah:
orang-orang Yahudi tidak menganggap bahwa kata-kata Yesus dalam Mat 12:40 ini
tidak cocok dengan fakta bahwa Yesus mati / ada dalam kubur hanya sekitar 37-38
jam. Kalau mereka menganggap tidak cocok, pasti mereka akan menuduh Yesus
sebagai pendusta / nabi palsu karena nubuat / kata-kataNya salah.
b) Yesus disebut sebagai yang pertama (yang
sulung) yang bangkit dari antara orang mati.
Ada banyak peristiwa
kebangkitan yang terjadi sebelum kebangkitan Yesus (1Raja 17:17-24 2Raja 4:18-37 2Raja 13:21 Mark 5:21-43 Luk 7:11-17
Yoh 11:1-44
Mat 27:52-53), tetapi Kis 26:23, 1Kor 15:20-23,
Kol 1:18 dan Wah 1:5 tetap menyebutkan kebangkitan Yesus sebagai yang
sulung (yang pertama).
Kis 26:23 - “yaitu, bahwa Mesias harus
menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari
antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini
dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.
1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah,
bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung
dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang
karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena
satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula
semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus
sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu
kedatanganNya”.
Kol 1:18 - “Ialah kepala tubuh, yaitu
jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati,
sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu”.
Wah 1:5 - “dan dari Yesus Kristus, Saksi
yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah
melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya”.
Mengapa kebangkitan Yesus bisa
disebut sebagai yang pertama / sulung? Karena kebangkitan Yesus berbeda dengan
kebangkitan orang-orang tersebut di atas (yang bangkit sebelum Dia). Bedanya:
1. Yesus bangkit dengan tubuh lamaNya yang lalu
diubahkan menjadi tubuh kebangkitan. Orang-orang itu bangkit dengan tubuh lama,
dan tidak mengalami perubahan apa-apa.
2. Yesus setelah bangkit, hidup selama-lamanya.
Orang-orang itu setelah bangkit, lalu mati lagi.
c) Siapa yang
membangkitkan Yesus?
Kebangkitan Yesus dikerjakan oleh:
1. Allah
Bapa.
Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.
Gal 1:1 - “Dari Paulus, seorang rasul, bukan
karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus
dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati”.
2. Allah
Anak / Yesus sendiri.
Yoh 2:19,21 - “(19) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak
Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ ...
(21) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri”.
Yoh 10:18 - “Tidak seorangpun mengambilnya
dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku
berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas
yang Kuterima dari BapaKu.’”.
Yoh 11:25 - “Jawab Yesus: ‘Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun
ia sudah mati”.
Dalam komentarnya tentang Ro 8:11, Calvin berkata: “‘I have power
to lay down my life, and to take it up again.’ (John 10:18.) No doubt Christ
arose through his own power” [= ‘Aku
mempunyai kuasa untuk meletakkan nyawaKu, dan untuk mengambilnya lagi’ (Yoh
10:18). Tak diragukan Kristus bangkit melalui kuasaNya sendiri].
Jadi, kalau Yesus ditinjau sebagai manusia, maka Ia
dibangkitkan. Tetapi kalau Ia ditinjau sebagai Allah, Ia bangkit sendiri /
membangkitkan diriNya sendiri.
3. Roh
Kudus.
Ro 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia,
yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam
kamu”.
Jadi kebangkitan Yesus adalah pekerjaan dari Allah
Tritunggal!
d) Kebangkitan
Yesus menjadikan Dia Tuhan?
Kis 2:36 - “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu
dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu,
menjadi Tuhan dan Kristus.’”.
Ro 14:9 - “Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup
kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik
atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.”.
Serangan seperti ini banyak dilakukan oleh orang Islam.
Jawab:
1. Yang
pasti, kedua ayat di atas ini tidak bisa / tidak mungkin diartikan bahwa
Kristus yang tadinya bukan Tuhan, lalu menjadi Tuhan. Mengapa?
a. Yang
bukan Tuhan tak bisa menjadi Tuhan.
b. Yesus
sudah disebut Tuhan pada Natal yang pertama, sehingga tak mungkin baru ‘menjadi
Tuhan’ setelah Ia bangkit.
Luk 2:11 - “Hari ini telah lahir bagimu
Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.
2. Lalu
apa artinya? Ada bermacam-macam penafsiran tentang ayat-ayat ini:
a. Barnes’ Notes (tentang Ro 14:9): “‘That
he might be Lord’. Greek, That he might ‘rule over.’” (= ‘Supaya Ia bisa menjadi Tuhan’. Yunani, Supaya
Ia bisa ‘memerintah atas’).
Catatan:
yang digunakan dalam Ro 14:9 memang adalah kata kerja, bukan kata benda.
A. T. Robertson (tentang Ro
14:9): “kurieusei. ... An old verb from kurios, lord.” (= kurieusei.
... Suatu kata kerja kuno dari KURIOS, tuhan.).
b. Charles Hodge (tentang Ro 14:9): “The
exaltation and dominion of Christ are frequently represented in the Scriptures
as the reward of his sufferings: ‘Wherefore God also hath highly exalted him,
and given him a name which is above every name; that at the name of Jesus every
knee should bow,’ &c. Phil. 2:8, 9.” (= Pemuliaan dan kekuasaan dari
Kristus sering digambarkan dalam Kitab Suci seperti upah dari
penderitaanNya: ‘Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepadaNya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala’, dan seterusnya Fil 2:8,9.).
Catatan: Fil 2:8-9 itu seharusnya adalah Fil 2:9-10.
Fil 2:8-11 - “(8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10)
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada
di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus
Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
c. Allah
telah menunjukkan / membuktikan / meneguhkan kepada kamu bahwa Yesus
adalah Tuhan dan Kristus.
Adam
Clarke (tentang Kis 2:36): “5. It was
indisputably proved that this same Jesus, whom they had crucified, was the
promised Messiah; and if so, 6. The Governor of the universe, from whose power
and justice they had everything to dread, as they refused to receive his
proffered mercy and kindness.” (= 5. Itu
dibuktikan secara tak terbantahkan bahwa Yesus yang sama ini yang telah
mereka salibkan, adalah Mesias yang dijanjikan; dan jika demikian, 6.
Pemerintah dari alam semesta, terhadap kuasa dan keadilan siapa, mereka
mempunyai segala sesuatu untuk ditakuti, karena mereka menolak untuk menerima
belas kasihan dan kebaikan yang ditawarkanNya.).
John Murray (tentang Ro
14:9): “This verse harks
back to the latter part of verse 8 and states the ground upon which rests the
lordship of possession just enunciated. This ground is stated, however, in
terms of the way in which Christ secured this lordship and, more particularly,
in terms of the purpose Christ had in view in dying and rising again, namely,
that he might secure this lordship.” (= Ayat ini berhubungan
dengan bagian akhir dari ayat 8 dan menyatakan dasar pada mana bersandar
ketuhanan kepemilikan yang baru diucapkan. Tetapi dasar ini dinyatakan dalam
istilah-istilah dari cara dalam mana Kristus memastikan / meneguhkan
ketuhanan ini, dan dengan lebih khusus, dalam istilah-istilah dari tujuan
yang Kristus punyai dalam mati dan bangkit kembali, yaitu supaya Ia bisa
memastikan / meneguhkan ketuhanan ini.).
Ro 14:8-9 - “(8) Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati,
kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (9) Sebab
untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan,
baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.”.
Saya sendiri menganggap
kata-kata ini hanya sebagai suatu tindakan dari Allah untuk memproklamirkan kepada
dunia bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus! Perlu diperhatikan kontext dari
Kis 2:36 ini. Ayat ini didahului oleh khotbah Petrus tentang pembunuhan
terhadap Yesus oleh orang-orang Yahudi (Kis 2:23), lalu disusul dengan
pemberitaan tentang kebangkitan Kristus, kenaikanNya ke surga dan duduknya Ia
di sebelah kanan Allah (Kis 2:24-35). Jadi, sekalipun orang-orang Yahudi
tidak mempercayai claim Yesus bahwa Ia adalah Tuhan
dan Kristus, tetapi Allah menyatakan kedua hal itu kepada dunia dengan
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, mengangkatNya ke surga dan
sebagainya.
Tafsiran ini juga sesuai
dengan Ro 1:1-4
- “(1) Dari
Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah. (2) Injil itu telah dijanjikanNya sebelumnya dengan
perantaraan nabi-nabiNya dalam kitab-kitab suci, (3) tentang AnakNya, yang
menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan
oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang
berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.
4) Penyangkalan
terhadap kebangkitan Yesus.
a) Yesus
sebetulnya tidak bangkit, tetapi mayatNya dicuri oleh murid-muridNya.
Mat 28:11-15 - “(11) Ketika mereka di tengah
jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan
segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. (12) Dan sesudah berunding dengan
tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada
serdadu-serdadu itu (13) dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa
murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika kamu sedang tidur. (14)
Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan
dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’ (15) Mereka menerima uang
itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar
di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”.
Pandangan ini tidak masuk akal, sebab:
1. Adanya
batu besar yang menutup kubur, meterai, dan penjagaan yang ketat (Mat
27:62-66).
Perlu diingat bahwa pada jaman itu penjaga yang lalai
dalam tugasnya menghadapi hukuman mati (bdk. Kis 12:19 Kis 16:27).
Kis 12:19 - “Herodes menyuruh mencari Petrus,
tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal
itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan
tinggal di situ.”.
Kis 16:27 - “Ketika kepala penjara itu terjaga
dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya
hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah
melarikan diri.”.
Karena itu tidak mungkin para penjaga kubur Yesus itu
lalai dalam menjaga kubur sehingga mayat Yesus bisa dicuri.
2. Kain
kapan tetap ada dalam kuburan (Yoh 20:5-7).
Yoh 20:5-7 - “(5) Ia menjenguk ke dalam, dan melihat
kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. (6) Maka
datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia
melihat kain kapan terletak di tanah, (7) sedang kain peluh yang tadinya ada di
kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di
tempat yang lain dan sudah tergulung.”.
Kalau murid-murid mencuri mayat Tuhan Yesus, pasti
mereka tidak akan berlama-lama di dalam kubur. Mereka pasti tidak akan membuka
kain kapan itu di dalam kuburan, tetapi akan membawa mayat Yesus beserta kain
kapannya.
3. Selama
40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.
4. Murid-murid
mati syahid untuk Yesus.
Kalau murid-murid mencuri mayat Yesus, mereka pasti
tahu bahwa Yesus adalah seorang pendusta, dan tidak mungkin mereka mau mati
untuk seorang pendusta.
5. Kalau
memang ada pencuri yang mencuri mayat Yesus pada waktu penjaga-penjaga sedang
tertidur, dari mana para penjaga itu tahu bahwa yang mencuri adalah murid-murid
Yesus? Dan kalaupun dari penyelidikan mereka akhirnya bisa tahu hal itu,
mengapa mereka tidak berusaha menangkap murid-murid Yesus untuk mendapatkan
mayat Yesus kembali?
b) Yesus
tidak bangkit, tapi mayatNya dicuri oleh tentara Romawi / para pemimpin agama.
Pandangan ini juga tidak masuk akal,
sebab:
1. Pada
saat murid-murid mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit, pencuri mayat itu dengan
mudah bisa menunjukkan mayat Yesus, dan membuktikan bahwa Yesus tidak bangkit.
Tetapi ternyata hal ini tidak pernah mereka lakukan.
2. Selama
40 hari (antara Kebangkitan dan Kenaikan), berulang-ulang Yesus menampakkan
diri.
c) Yesus
tidak bangkit, tetapi sadar dari pingsanNya.
Pandangan ini juga tidak masuk akal,
sebab:
1. Yesus
mengalami luka-luka berat, baik karena pencambukan, penyaliban, maupun
penusukan tombak.
2. Yesus
ada dalam kubur seorang diri, tanpa makanan, minuman, obat-obatan, dan tidak
ada dokter atau perawat yang menolongNya. Dalam situasi seperti ini, bagaimana
mungkin Yesus justru jadi ‘sembuh’ setelah hari yang ketiga?
d) Yesus
tidak bangkit, tetapi keluar dari persembunyianNya, sedangkan yang mati disalib
adalah orang lain yang mirip Yesus.
Pandangan ini juga tidak masuk akal,
sebab:
1. Orang-orang
yang membenci Yesus tidak mungkin keliru menyalibkan orang lain, karena orang
yang benci pada seseorang pasti mengingat wajah musuhnya.
2. Murid-murid
yang mencintai Yesus juga tidak mungkin keliru mengenali Guru mereka, sehingga
mereka menjadi takut setelah Yesus mati.
3. Waktu
Yesus ‘keluar dari persembunyianNya’, mayat Yesus palsu seharusnya tetap ada di
dalam kubur. Tetapi kenyataannya adalah: kubur itu kosong.
e) Yesus tidak
bangkit, murid-murid hanya mengalami halusinasi.
Pandangan ini juga tidak masuk akal,
sebab:
1. Murid-murid
tidak pernah mengharapkan kebangkitan Yesus.
2. ‘Halusinasi’
itu bisa dilihat oleh banyak orang sekaligus.
3. Dalam
‘halusinasi’ itu Yesus bisa bercakap-cakap, bisa dipegang, dan juga bisa makan
(Luk 24:36-43).
f) Yesus
bangkit, bukan secara jasmani, tetapi secara rohani (pandangan dari Saksi
Yehuwa?).
Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:
1. Apa
gerangan yang dimaksud dengan kebangkitan rohani? Roh Yesus tidak pernah mati!
Ia memang pernah mengalami kematian rohani, yaitu pada waktu Ia ditinggal oleh
Bapanya (Mat 27:46). Tetapi dalam arti sebenarnya ‘roh’ tidak bisa mati!
2. Kubur
Yesus kosong, dan ini menunjukkan bahwa Yesus pasti bangkit secara jasmani.
3. Setelah
kebangkitan, Yesus bisa makan, bisa dilihat / dipegang (Mat 28:9 Luk 24:38-43 Yoh 20:27).
Mat 28:9 - “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka
dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya
serta menyembahNya.”.
Luk 24:38-43 - “(38) Akan tetapi Ia berkata
kepada mereka: ‘Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di
dalam hati kamu? (39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah
Aku dan lihatlah, karena hantu (PNEUMA - roh) tidak ada daging dan
tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian,
Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka. (41) Dan ketika mereka
belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ‘Adakah
padamu makanan di sini?’ (42) Lalu mereka memberikan kepadaNya sepotong ikan
goreng. (43) Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.”.
Yoh 20:27 - “Kemudian Ia berkata kepada
Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu
dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah.’”.
5) Arti
kebangkitan Yesus.
a) Musuh (Iblis
dan maut) sudah dikalahkan (Kej 3:15).
Kej 3:15 - “Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan
meremukkan tumitnya.’”.
KJV: ‘it shall bruise thy head, and thou
shalt bruise his heel’ (= itu akan mememarkan
kepalamu, dan engkau akan mememarkan tumitnya).
Tentang kata-kata ‘it
shall bruise thy head’, Adam Clarke,
dan juga banyak penafsir lain, mengatakan bahwa terjemahan yang benar bukanlah ‘it’
tetapi ‘he’. Jadi, terjemahan KJV ini salah; kata ‘it’ seharusnya
adalah ‘he’, seperti dalam terjemahan RSV di bawah ini.
RSV: ‘he shall
bruise your head, and you shall bruise his heel’ (= ia akan mememarkan kepalamu, dan engkau akan mememarkan
tumitnya).
Dan Clarke menganggap
bahwa kata ‘he’ [= dia (laki-laki)] ini menunjuk kepada Yesus Kristus. Ini
juga merupakan pandangan dari mayoritas penafsir, dan menurut saya memang harus
diterima.
Ini merupakan suatu nubuat. Pada waktu Yesus menderita
dan mati di kayu salib, maka Iblis meremukkan tumitNya. Sedangkan pada saat Ia
bangkit dari antara orang mati, maka Ia meremukkan kepala Iblis.
1. Baik
Iblis maupun maut sebetulnya sudah dikalahkan pada waktu Yesus bangkit dari
antara orang mati. Tetapi sekarang Iblis dan maut masih diberi kesempatan
untuk menakut-nakuti / menggoda manusia. Pada kedatangan Kristus yang kedua
nanti, barulah maut dihancurkan selama-lamanya (1Kor 15:53-55 Wah 21:4) dan Iblis dibuang ke dalam
neraka (Wah 20:10), sehingga tidak lagi bisa menggoda kita. Ini adalah
sesuatu yang sudah pasti akan terjadi, dan hal ini bahkan diketahui dan diakui
oleh setan sendiri (Mat 8:29).
1Kor 15:53-55 - “(53) Karena yang dapat binasa
ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus
mengenakan yang tidak dapat mati. (54) Dan sesudah yang dapat binasa ini
mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang
tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ‘Maut telah
ditelan dalam kemenangan. (55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di
manakah sengatmu?’”.
Wah 21:4 - “Dan Ia akan menghapus segala air mata
dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi
perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama
itu telah berlalu.’”.
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan
mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan
nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”.
Mat 8:29 - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa
urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami
sebelum waktunya?’”.
2. Karena
itu orang kristen tidak boleh takut kepada setan maupun kepada kematian. Orang
kristen memang tetap akan mengalami kematian jasmani, tetapi bagi orang kristen
kematian itu bukan lagi merupakan hukuman dosa, tetapi merupakan pintu gerbang
menuju surga.
b) Hutang
dosa telah dibayar lunas dan pembayarannya telah diterima oleh Allah.
1. Yesus
membayar hutang dosa kepada Allah, bukan kepada setan!
Ini perlu ditekankan karena adanya ajaran yang
mengatakan bahwa pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi milik
setan. Karena itu Yesus mati untuk membayar kepada setan supaya bisa
mendapatkan manusia kembali. Ini adalah ajaran yang salah / sesat, karena pada
waktu manusia berbuat dosa, manusia berbuat dosa kepada Allah, bukan kepada
setan. Karena itu pembayaran hutang dosa jelas harus ditujukan kepada Allah.
Setan sama sekali tidak berhak menerima pembayaran hutang dosa itu!
2. Kalau
pembayaran itu tidak diterima oleh Allah, atau kalau hutang dosa itu belum
lunas, maka Yesus harus tetap ada di dalam kematian yang merupakan upah dosa
(Ro 6:23). Bahwa Ia bisa bangkit, menunjukkan bahwa pembayaran hutang
itu telah diterima oleh Allah, dan hutang dosa manusia sudah betul-betul lunas.
Karena itu, fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, menjamin
keselamatan kita!
c) Menunjukkan
apa yang akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kebangkitan
Kristus merupakan pola yang akan diikuti oleh orang yang percaya kepadaNya.
Ro 6:4,5,8 - “(4) Dengan demikian kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (5) Sebab jika kita telah
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya. ... (8) Jadi jika kita telah
mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.”.
Catatan: text ini sama sekali tidak berbicara tentang cara
baptisan, tetapi hanya menunjukkan bahwa baptisan mempersatukan kita dengan
Kristus.
Charles Hodge: “‘Therefore we are buried with him by
baptism into death.’ ... The reference is not to
the mode of baptism, but to its effect. Our baptism unites us to Christ, so
that we died with him, and rose with him” (= ‘Karena itu kita dikuburkan dengan Dia oleh baptisan
ke dalam kematian’. ... Referensi ini bukan menunjuk pada cara baptisan, tetapi
pada akibat / hasilnya. Baptisan kita mempersatukan kita dengan Kristus,
sehingga kita mati dengan Dia, dan bangkit dengan Dia) - ‘Romans’,
hal 300.
1Kor 6:14 - “Allah, yang membangkitkan Tuhan,
akan membangkitkan kita juga oleh kuasaNya.”.
1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah,
bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung
dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang
karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena
satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula
semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus
sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu
kedatanganNya.”.
2Kor 4:14 - “Karena kami tahu, bahwa Ia, yang
telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama
dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada
diriNya.”.
Fil 3:21 - “yang akan mengubah tubuh kita yang hina
ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat
menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya.”.
Kol 2:12 - “karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam
baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu
kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”.
1Tes 4:14 - “Karena jikalau kita percaya, bahwa
Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang
telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.”.
d) Menunjukkan
bahwa Yesus adalah:
1. Anak
Allah.
Ro 1:1-4 - “(1) Dari Paulus, hamba Kristus
Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil
Allah. (2) Injil itu telah dijanjikanNya sebelumnya dengan perantaraan
nabi-nabiNya dalam kitab-kitab suci, (3) tentang AnakNya, yang menurut daging
diperanakkan dari keturunan Daud, (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan
oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang
berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.
2. Tuhan.
Kis 2:23,24,32,36 - “(23) Dia yang diserahkan Allah
menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan
bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan
Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut
itu. ... (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami
semua adalah saksi. ... (36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti,
bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan
Kristus.’”.
Ro 14:9 - “Sebab untuk itulah Kristus telah
mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi
Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.”.
Jadi, kebangkitan Yesus
menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah dan Tuhan! Ingat bahwa istilah ‘Anak
Allah’ harus ditafsirkan menurut pengertian jaman itu, dan itu berarti
‘kesetaraan dengan Allah’.
Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi
lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari
Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri
dan dengan demikian menyamakan diriNya (menyetarakan diriNya) dengan Allah”.
6) Pentingnya
kepercayaan pada kebangkitan Yesus.
Kepercayaan akan kebangkitan Yesus adalah sesuatu yang
sangat penting, sebab:
a) Kebangkitan
Yesus dinyatakan secara sangat jelas oleh Kitab Suci, sehingga tidak percaya
pada kebangkitan Yesus berarti sama dengan tidak percaya pada Kitab Suci /
Firman Tuhan.
b) Orang
yang tidak percaya pada kebangkitan Yesus, tidak akan selamat.
Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.
Karena itu, Paulus dalam penginjilannya sangat
mementingkan berita tentang kebangkitan Yesus.
1Kor 15:3-4 - “(3) Sebab yang sangat penting
telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah
bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4)
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang
ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;”.
7) Hubungan
antara kematian dan kebangkitan Kristus.
Salib, kematian dan penguburan Kristus kelihatannya
menunjukkan kelemahan dan kekalahan. Tetapi kebangkitan Kristus betul-betul
menunjukkan kemenanganNya, dan kebangkitanNya menyebabkan kematianNya mempunyai
kuasa dan manfaat dalam hidup kita.
1Kor 15:14,17 - “(14) Tetapi andaikata Kristus
tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
kepercayaan kamu. ... (17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.”.
Karena itu, kematian dan kebangkitan Kristus tidak
boleh dipisahkan. Kitab Suci dalam banyak bagian menyebutkan kematian dan
kebangkitan Kristus sekaligus.
Ro 4:25 - “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena
pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”.
NASB: ‘because of’ (= karena).
KJV/RSV/NIV: ‘for’ (= untuk).
Ro 6:4 - “Dengan demikian kita telah dikuburkan
bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”.
2Kor 13:4 - “Karena sekalipun Ia telah
disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang
kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia
untuk kamu karena kuasa Allah.”.
Fil 3:10 - “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematianNya,”.
Memang ada bagian-bagian Kitab Suci yang hanya
berbicara tentang kematian atau kebangkitan saja. Pada saat kita melihat
bagian yang hanya berbicara tentang kematian Kristus, kita harus juga mengingat
kebangkitanNya. Sebaliknya, pada saat kita melihat bagian yang hanya berbicara
tentang kebangkitan Kristus, kita juga harus mengingat kematianNya.
Calvin: “So then, let us
remember that whenever mention is made of His death alone, we are to understand
at the same time what belongs to His resurrection. Also, the same synecdoche
applies to the word ‘resurrection’: whenever it is mentioned separately from
death, we are to understand it as including what has to do especially with His
death”
(= Jadi, marilah kita mengingat bahwa kalau hanya disebutkan tentang kematianNya,
kita harus mengartikan pada saat yang sama, apa yang termasuk dalam
kebangkitanNya. Juga synecdoche yang sama berlaku terhadap kata ‘kebangkitan’:
kalau kata itu disebutkan terpisah dari kematian, kita harus menafsirkan kata
itu beserta apa yang termasuk dalam kematianNya) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book
II, Chapter XVI, No 13.
Contoh:
a) Ro 10:9
- “Sebab
jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan.”.
Ayat ini mengatakan bahwa orang yang percaya bahwa
Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, akan diselamatkan. Ini tentu tidak
boleh diartikan bahwa orang itu tidak perlu percaya tentang kematian Kristus
untuk menebus dosanya.
b) Ibr 2:14
- “Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya
Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;”.
Ayat ini mengatakan bahwa oleh kematianNya Yesus
memusnahkan Iblis. Ini rasanya tidak cocok, dan karenanya kata ‘kematian’ di
sini harus diartikan mencakup juga akan ‘kebangkitan’ Yesus.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar