Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
Dalam bacaan hari ini kita melihat
suatu peristiwa yang unik, yaitu: seorang manusia mengusir Tuhan. Ini semua
bermula dari terjadinya suatu mujijat.
I) Mujijat yang terjadi.
Dalam
ay 4 kita melihat bahwa Yesus menyuruh Petrus untuk pergi ke tempat yang
dalam dan menjala ikan di sana .
Sebetulnya Petrus mempunyai alasan-alasan rasionil untuk mengabaikan perintah
Yesus itu, seperti:
·
Yesus adalah tukang kayu, bukan nelayan. Bagaimana mereka
sebagai nelayan harus menuruti nasihat dari tukang kayu dalam hal menangkap
ikan?
·
Sepanjang malam itu mereka tidak mendapat ikan (ay 5),
padahal malam adalah waktu yang terbaik untuk menangkap ikan. Tetapi sekarang
Yesus menyuruh mereka menjala ikan pada pagi / siang hari.
Tetapi,
hal yang luar biasa adalah: sekalipun ia mempunyai alasan-alasan rasionil
tersebut, ia tetap mentaati perintah itu!
Penerapan:
Kalau
saudara mendapat perintah Tuhan, dan saudara mempunyai alasan yang rasionil
untuk tidak mentaati perintah Tuhan itu, apakah saudara tunduk pada Firman
Tuhan ataukah pada alasan rasionil saudara?
Contoh:
¨
Tuhan menyuruh saudara untuk berbakti di gereja tiap hari
minggu. Turunnya hujan yang lebat, adanya tamu dari luar kota , undangan pernikahan, dsb, bisa
dijadikan alasan yang masuk akal untuk tidak mentaati perintah Tuhan untuk
berbakti. Apakah saudara sering tidak berbakti dengan menggunakan alasan-alasan
itu?
¨
Tuhan menyuruh saudara untuk jujur. Tetapi, dalam hal-hal
tertentu, seperti dalam bisnis / pekerjaan, kejujuran bisa merugikan kita /
mengurangi keuntungan kita. Akankah saudara tetap jujur?
¨
Tuhan menyuruh saudara untuk memberi persembahan
persepuluhan. tetapi ternyata penghasilan saudara tidak mencukupi kebutuhan
hidup saudara! Lalu, bagaimana? Apakah saudara tetap taat pada perintah Tuhan?
¨
Tuhan menyuruh saudara untuk mengasihi musuh, bahkan untuk
membalas kejahatan dengan kasih. Tetapi kalau hal itu saudara lakukan, maka
‘para musuh’ itu pasti akan makin menjadi-jadi dalam menjahati saudara. Apakah
hal itu saudara jadikan alasan untuk tidak mentaati Firman Tuhan?
Ketaatan
Petrus ini menyebabkan terjadinya suatu mujijat, yaitu mereka menangkap begitu
banyak ikan, sehingga jala mulai koyak dan perahu hampir tenggelam karena
dipenuhi ikan. Mujijat ini mengalahkan Petrus ‘di daerahnya’ sendiri (di daerah
dimana ia adalah seorang ahli), dan ini menyebabkan ia dan nelayan-nelayan lain
menjadi takjub (ay 9).
II) Sikap / tindakan Petrus.
1) Petrus menyadari keillahian Yesus.
Ini
terlihat dari perubahan sebutan yang dipakai oleh Petrus terhadap Yesus
(ay 5,8).
Dalam
ay 5, ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘guru’ (Bahasa Inggris: ‘Master’). Bahasa Yunaninya adalah
EPISTATA. Kata ini:
·
hanya dipakai sebanyak 6 x dalam Perjanjian Baru.
·
hanya dipakai oleh Lukas.
·
selalu menunjuk kepada Yesus.
(bdk.
Luk 8:24,45 9:33,49 17:13).
Arti
yang sebenarnya dari EPISTATA adalah ‘superintendent,
overseer’. (= atasan , pengawas).
Tetapi,
setelah terjadinya mujijat itu, dalam ay 8 ia menyebut Yesus dengan
sebutan ‘Tuhan’ (bahasa Inggris: ‘Lord’).
Bahasa Yunaninya ada-lah KURIOS. Kata Yunani KURIOS ini menterjemahkan kata
bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH, yang dalam Perjanjian Lama selalu menun-juk
kepada Allah.
Perubahan
sebutan itu menunjukkan bahwa mujijat yang dilakukan oleh Yesus itu menyadarkan
Petrus bahwa Yesus adalah Allah.
Penerapan:
Percayakah
saudara bahwa Yesus adalah Allah? Atau hanya sekedar nabi, orang baik, guru?
Kalau saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah, maka jangan biarkan hal itu
menjadi suatu kepercayaan yang kosong / tidak berarti. Iman saudara itu harus
diwujudkan dengan maunya saudara menyembah, memuliakan, mentaati, dan melayani
Yesus. Kalau tidak, maka ‘iman’ saudara itu hanyalah iman di mulut / di otak
belaka dan ‘iman’ seperti itu tidak menyelamatkan saudara!
2) Petrus menyadari kesucian Yesus / Allah.
Dalam
ay 8 Petrus berkata: ‘Pergilah ... aku ini seorang berdosa’. Kesadarannya
akan kesucian Allah / Yesus, menyebabkan ia merasa kotor / tidak layak berada
bersama dengan Yesus.
Banyak
orang cuma menekankan bahwa Allah adalah kasih. Ini adalah sesuatu yang salah /
tidak seimbang. Allah memang kasih tetapi Ia juga suci!
Kesucian
Allah terlihat dari:
a) Hukum-hukum Tuhan yang begitu tinggi
tuntutannya (Misalnya: Mat 5:28,44 dsb)
b) Adanya imam-imam, tabir bait Allah yang
menjadi pengantara / pemisah antara manusia berdosa dengan Allah yang maha suci
dalam Perjanjian Lama.
c) Banyaknya hal-hal yang membuat
seseorang najis dalam Perjanjian Lama (Misalnya: Im 11-15).
d) Kata ‘kudus, kudus, kudus’ yang
ditujukan kepada Tuhan dalam Yes 6:3 dan Wah 4:8.
Penerapan:
Apakah
saudara menyadari kesucian Allah yang begitu tinggi, dan apa-kah saudara
menyadari bahwa hal itu menyebabkan saudara sama sekali tidak layak menghadap
Allah, apalagi masuk surga dan tinggal di sana
bersama Allah?
3) Petrus menyadari keberdosaannya (ay 8).
Ia
sadar bahwa ia ada di hadapan Allah dan secara otomatis ia merasa dirinya
kotor, tidak layak, berdosa (bdk. Yes 6:5).
Kesadaran
akan dosa adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita! Kalau selama
ini saudara merasa diri saudara itu baik atau lumayan baik, maka perhatikan
hal-hal ini:
a) Dosa adalah
pelanggaran hukum / Firman Tuhan (bdk. 1Yoh 3:4).
Banyak
orang tidak merasa dirinya penuh dengan dosa karena mere-ka menganggap bahwa
dosa adalah suatu tindakan yang bertentang-an dengan hati nurani atau pandangan
masyarakat. Tetapi hati nurani dan pandangan masyarakat adalah standard yang
terlalu rendah, karena baik hati nurani maupun pandangan masyarakat telah
dikotori oleh dosa. Kalau hal-hal itu tetap mau dijadikan standard, maka ada
banyak dosa yang tidak dianggap sebagai dosa!
Tetapi
kalau Firman Tuhan dijadikan standard, maka kita betul-betul akan melihat bahwa
diri kita itu penuh dengan dosa. Tetapi, kita tidak akan bisa menjadikan Firman
Tuhan sebagai standard, kalau kita tidak pernah mempelajari Firman Tuhan!
b) Dosa bisa terjadi
melalui:
·
Tindakan, seperti zinah, mencuri, merokok, dsb.
· Kata-kata, seperti berdusta, memfitnah, omong kotor, mencaci
maki, menyebut nama Tuhan dengan sia-sia, membicarakan kejelekan orang tanpa
ada perlunya, dsb.
·
Hati / pikiran / motivasi, seperti berzinah dalam hati (bdk.
Mat 5:28), dendam / benci, munafik, sombong, iri hati, motivasi yang salah,
dsb.
c) Dosa bisa
dilakukan dengan sengaja / tidak sengaja (bdk. Kel 21:12-14).
d) Dosa dibagi
menjadi:
· dosa aktif: yaitu kalau kita melakukan sesuatu yang dilarang
oleh Tuhan. Misalnya kalau kita berzinah, berdusta, mencuri, dsb.
· dosa pasif: yaitu kalau kita tidak melakukan hal yang
diperintahkan oleh Tuhan. Misalnya: bolos ke gereja, tidak memberikan
persem-bahan persepuluhan, tidak menolong orang yang membutuhkan pertolongan,
tidak melayani Tuhan / memberitakan Injil, dsb.
4) Petrus mengusir Tuhan Yesus (ay 8).
Kesadaran
bahwa Yesus adalah Allah yang maha suci, dan kesadaran-nya bahwa ia adalah
manusia yang penuh dengan dosa menyebabkan Petrus merasa takut (bdk. ay 10),
dan merasa tidak layak bersama Yesus. Itulah sebabnya ia ‘mengusir’ Yesus! Dari
semua ini bisalah disimpulkan bahwa:
a) Sekalipun tindakan
pengusiran itu adalah sesuatu yang salah, tetapi pengusiran itu didorong oleh
sesuatu yang benar di dalam diri Petrus.
b) Petrus tidak
sungguh-sungguh ingin terpisah dari Yesus, tetapi ia merasa layak terpisah dari
Yesus.
· orang-orang Farisi, imam-imam, ahli-ahli Taurat membenci /
mengusir Yesus karena iri hati.
·
Yoh 3:19-20: orang jahat benci kepada terang .
·
Luk 8:33: orang-orang itu mengusir Yesus karena Yesus
merugikan mereka.
Penerapan:
¨
Saudara juga bisa mengusir Yesus dengan cara menolak Firman
Tuhan yang menegur saudara, atau dengan cara marah kepada pendeta yang menegur
dosa saudara (Bdk. Luk 10:16).
¨
Apakah saudara ingin berhenti menjadi orang kristen /
‘mengusir Yesus dari hidup saudara’ karena saudara merasa bahwa ketaatan kepada
Yesus adalah sesuatu yang merugikan saudara?
III) Sikap / tindakan Yesus.
Sikap
/ tindakan Yesus terdapat pada ay 10-11. Ia tidak menuruti permintaan
Petrus, tetapi sebaliknya Ia memanggil dan mau memakai Petrus (bdk. Mat 4:19).
Seharusnya
Yesus yang maha suci itu mempunyai hak untuk mengusir manusia yang berdosa. Tetapi Ia
tidak melakukan hal itu. Bahkan, pada saat terjadi hal yang sebaliknya dimana
manusia berdosa itu yang ‘mengusir’ Dia, Yesus ternyata bukan saja tidak mau
pergi meninggalkan manusia yang berdosa itu, tetapi sebaliknya Ia memanggil
manusia yang berdosa itu. Tidak bisakah, melalui peristiwa ini, saudara melihat
kasih Yesus yang begitu luar biasa kepada orang-orang berdosa, termasuk saudara
dan saya?
Dalam
Luk 5:31-32, dikatakan bahwa Yesus datang bukan untuk mencari orang benar,
tetapi untuk mencari orang berdosa! Karena itu, kalau saudara betul-betul
menyadari bahwa saudara adalah orang yang berdosa, Yesus justru mencari
saudara! Datanglah kepada Dia! Sebaliknya, kalau saudara menganggap diri
saudara baik, Yesus tidak datang untuk saudara!
IV) Tanggapan Petrus.
1) Ia mengikut Yesus
(ay 11).
Yesus
selalu memanggil dengan berkata: ‘Ikutlah Aku’!
Karena
itu, kita harus memastikan bahwa di dalam kita menjadi orang kristen, kita
betul-betul mengikut Dia! Ada
banyak orang kelihatannya mengikut Yesus, tetapi sebetulnya tidak!
Contoh:
a) Orang kristen yang begitu fanatik pada
gerejanya sendiri.
Misalnya:
·
orang kristen yang kalau pergi ke luar kota ,
ia tidak mau pergi ke gereja, karena di sana
tidak ada gereja dengan merk yang sama.
·
orang kristen yang tetap setia kepada gerejanya, padahal ia tahu
bahwa gereja mengajarkan ajaran-ajaran yang sesat.
Orang-orang
seperti ini bukanlah pengikut Yesus, tetapi pengikut gereja!
b) Orang kristen yang
fanatik kepada pendeta tertentu.
Memang
kita harus memilih pendeta, supaya jangan kita mendengar ajaran yang sesat dari
para nabi palsu. Tetapi, ada orang kristen yang menjadi begitu fanatik kepada
pendeta tertentu, sehingga kalau pendeta itu tidak berkhotbah, ia tidak mau ke
gereja. Ini bukan pengikut Yesus, tetapi pengikut pendeta!
c) Orang kristen yang
menjadi kristen hanya karena orang tuanya / keluarganya / pacarnya adalah orang
kristen. Mereka bukanlah pengikut Yesus, tetapi mereka adalah pengikut orang
tua / keluarga / pacar!
Renungkan!
Apakah saudara betul-betul mengikuti Yesus?
2) Ia segera
mengikut Yesus (ay 11).
Jangan
menunda dalam mengikut Yesus! Mengapa? Karena:
a) Tidak selalu Tuhan mau menerima.
Yes 55:6
berbunyi: “Carilah TUHAN selama Ia
berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!”.
Kata-kata
‘selama Ia berkenan ditemui’ secara implicit
menunjukkan bahwa ada saat dimana Ia tidak lagi berkenan ditemui. Kalau saat
itu terjadi maka itu tidak berarti bahwa orang yang bertobat tidak diterima
(karena ini akan bertentangan dengan Yoh 6:37 yang menjamin penerimaan orang
yang mau datang kepada Yesus), tetapi itu berarti bahwa Ia akan mengatur
sehingga orang itu tidak akan bertobat, misalnya dengan mengeraskan hati orang
itu, menjadikan orang itu gila, kerasukan setan, dsb.
b) Kita tidak tahu
kapan kita akan mati.
Bagaimana
kalau saudara mati dengan mendadak sehingga tidak ada kesempatan untuk
bertobat? (bdk. Ams 27:1
Yak 4:14a).
c) Kalau akhir jaman
tiba, Yesus akan datang ke dua kalinya. Itu akan terjadi pada saat yang tidak
saudara duga (Mat 24:44).
Dan
kalau hal itu terjadi, maka kesempatan untuk bertobat akan hilang! Kalau selama
ini Yesus sabar saja melihat saudara mengusir Dia, maka pada saat itu, Ialah
yang akan mengusir saudara! (Mat 7:23b
Mat 25:41).
Penutup:
Kalau selama ini saudara terus bersikap
acuh tak acuh terhadap Yesus, mengusir Yesus, atau sekedar menjadi pengikut
pendeta / gereja / keluarga, bertobatlah! Ia sudah mati di atas kayu salib
untuk menebus dosa umat manusia. Kalau saat ini saudara mau datang kepadaNya
dan menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka Ia akan mengampuni dosa
saudara, dan saudara mendapat hidup yang kekal saat ini juga! Maukah saudara?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar