I) Pencarian / penangkapan terhadap Yesus.
1) Yesus ditangkap oleh pasukan Romawi.
Kata ‘pasukan’
(ay 3) dalam bahasa Yunaninya adalah SPEIRA. William Barclay (hal 222)
berkata ini bisa mempunyai 3 kemungkinan arti:
· Ini menunjuk kepada ‘a Roman cohort’ (= satu satuan tentara Romawi), dan 1 cohort
terdiri dari 600 orang.
· Ini menunjuk kepada ‘a cohort of auxilliary soldiers’ (= suatu pasukan tentara
pembantu), yang terdiri dari 1000 orang, yaitu 240 pasukan berkuda dan 760
pasukan yang berjalan kaki.
·
kadang-kadang (agak jarang), ini menunjuk kepada
‘the detachment of men called a maniple
which was made up of two hundred men’ (= suatu pasukan yang disebut maniple
yang terdiri dari 200 orang).
Kalaupun diambil
yang terkecil dari 3 arti di atas ini, maka itu berarti mereka datang dengan
200 orang! Ini jumlah yang luar biasa untuk menangkap hanya 1 orang!
Tentara itu
membawa lentera dan suluh, padahal Barclay (hal 223) berkata bahwa masa
Paskah adalah masa bulan purnama dan malam itu hampir sama terangnya seperti
siang. Mereka tidak membutuhkan lentera dan suluh untuk mencari jalan, tetapi
mereka mungkin mengira bahwa Yesus akan bersembunyi di pohon-pohon /
semak-semak dsb, sehingga mereka membawa lentera dan suluh.
2) Yesus ditangkap di taman Getsemani
(ay 1 Mat 26:36), menggunakan
pengkhianatan dan ciuman dari Yudas (Mat 26:48-49 Luk 22:47-48).
a) Yudas adalah salah satu dari
12 murid.
John Henry
Jowett: “Our Master was
betrayed by a disciple, ‘one of the twelve.’ The blow came from one of ‘His own
household.’ ... The devil would rather gain one belonging to the inner circle
than a thousand who stand confessed as the friends of the world”
(= Tuan kita dikhianati oleh seorang murid, ‘seorang dari 12 murid’. Pukulan
datang dari salah seorang dari ‘rumah tangganya sendiri’. ... Setan lebih
senang mendapatkan satu orang dari lingkaran dalam dari pada 1000 orang yang
mengaku sebagai sahabat dari dunia) - ‘Spring of the Living Water’, March 23.
Penerapan:
karena itu kalau saudara sudah adalah orang kristen, lebih-lebih orang kristen
yang aktif dalam gereja, saudara harus lebih waspada. Setan jauh lebih senang
menjatuhkan saudara dari pada menjatuhkan 1000 ‘orang dunia’! Apakah saudara
waspada dalam menjaga diri saudara, misalnya dalam saat teduh / kehidupan doa,
dalam belajar Firman Tuhan, dalam pengudusan, dsb?
b) Yudas mengkhianati Yesus menggunakan
ciuman.
Leon Morris
(NICNT): “John omits any
reference to the kiss of Judas (Matt. 26:49; Mark 14:45; Luke 22:47), which
would have taken place at this juncture. He is not concerned to tell us
everything that happened, but rather to show Jesus’ complete control of the
situation” [= Yohanes menghapus ciuman
Yudas (Mat 26:49; Mark 14:45; Luk 22:47), yang seharusnya
terjadi waktu ini. Ia tidak berminat untuk menceritakan kepada kita segala
sesuatu yang terjadi, tetapi menunjukkan pengontrolan Yesus sepenuhnya atas
situasi itu] - hal 743.
c) Yudas mengkhianati Yesus di Taman doa
(Getsemani).
John Henry
Jowett: “our Master was
betrayed in the garden of prayer. In the most hallowed place the betrayer gave
the most unholy kiss. He brought his defilement into the most awe-inspiring
sanctuary the world has ever known. And so may it be with me. I can kindle the
unclean fire in the church. I can stab my Lord when I am on my knees. While I
am in apparent devotion I can be in league with the powers of darkness”
(= Tuan kita dikhianati di taman doa. Di tempat yang paling kudus si
pengkhianat memberikan ciuman yang paling tidak kudus. Ia membawa pengotoran /
pencemaran ke dalam tempat kudus yang paling membangkitkan rasa hormat yang
dikenal oleh dunia. Dan hal yang sama bisa terjadi dengan saya. Saya bisa
menyalakan api yang najis dalam gereja. Saya bisa menikam Tuhan saya pada waktu
saya sedang berlutut / berdoa. Pada waktu kelihatannya saya sedang beribadah
saya bisa sedang bersekutu dengan kuasa kegelapan) - ‘Spring of the Living Water’, March 23.
d) Yudas mengkhianati Yesus demi uang (Mat
26:14-16).
John Henry
Jowett: “And this ‘dark
betrayal’ was for money! The Lord of Glory was bartered for thirty pieces of
silver! And the difference between Judas and many men is that they often sell
their Lord for less! From the power of Mammon, and from the blindness which
falls upon his victims, good Lord, deliver me!”
(= Dan ‘pengkhianatan gelap’ ini adalah demi uang! Tuhan kemuliaan ditukar
dengan 30 keping perak! Dan perbedaan antara Yudas dan banyak orang adalah
bahwa mereka sering menjual Tuhan mereka dengan harga kurang dari itu! Tuhan
yang baik, selamatkanlah / lepaskanlah aku dari kuasa Mammon / dewa uang, dan
dari kebutaan yang menimpa korban-korbannya) - ‘Spring of the Living Water’, March 23.
II) Sikap Yesus waktu ditangkap.
1) Yesus berinisiatif menyerahkan diri (ay 4-6).
Leon Morris
(NICNT): “The Lord knows all
the things that are coming upon Him, and in the light of this knowledge goes
out to meet the soldiers. He is not ‘arrested’ at all. He has the initiative
and He gives Himself up. First He asks whom they are seeking. When they
say, ‘Jesus of Nazareth ’, He replies, ‘I am’,
which may well mean ‘I am Jesus of Nazareth ’.
But the answer is in the style of deity (see on 8:58). This must have been a
most unexpected move on His part. The soldiers had come out secretly to arrest
a fleeing peasant. In the gloom they find themselves confronted by a commanding
figure, who so far from running away comes out to meet them and speaks to them
in the very language of deity” [= Tuhan tahu
segala sesuatu yang mendatangiNya, dan dalam terang pengetahuan ini Ia keluar
untuk menemui tentara-tentara itu. Ia sama sekali tidak ‘ditangkap’. Ia yang
melakukan inisiatif dan Ia menyerahkan diriNya sendiri. Pertama-tama Ia
bertanya siapa yang sedang mereka cari. Ketika mereka berkata: ‘Yesus dari
Nazaret’, Ia menjawab: ‘Akulah Dia / Aku adalah’, yang bisa berarti ‘Aku adalah
Yesus dari Nazaret’. Tetapi jawaban ini ada dalam gaya ilahi (lihat 8:58). Ini pasti merupakan
gerakan yang paling tidak terduga dari Dia. Tentara-tentara datang secara
diam-diam untuk menangkap orang rendahan yang lari. Dalam kegelapan mereka
menemukan diri mereka sendiri dihadapkan pada seseorang yang memerintah, yang
bukannya melarikan diri tetapi datang menemui mereka dan berbicara kepada
mereka dalam bahasa ilahi] - hal 743.
Catatan:
·
Perlu diketahui bahwa kata-kata yang
diterjemahkan ‘Akulah Dia’ secara hurufiah hanyalah ‘I
am’ (= Aku adalah). Ini
disebut bahasa ilahi karena dihubungkan dengan kata-kata ‘Aku adalah Aku’
dalam Kel 3:14a, dan ‘Akulah Aku’ [NIV: ‘I
AM’ (= Aku adalah)] dalam
Kel 3:14b.
·
Saya berpendapat bahwa para tentara itu, yang
adalah tentara Romawi, tidak mungkin mengerti ‘bahasa ilahi’ itu, tetapi mereka
pasti bisa merasakan kewibawaan dari Yesus.
Kata-kata Yesus ‘Akulah
Dia’ menyebabkan para penangkapNya rebah (ay 6).
Calvin: “We may infer from this how
dreadful and alarming to the wicked the voice of Christ will be, when he shall
ascend his throne to judge the world. At that time he stood as a lamb ready to
be sacrificed; his majesty, so far as outward appearance was concerned, was
utterly gone; and yet when he utters but a single word, his armed and
courageous enemies fall down. And what was the word? He thunders no fearful
excommunication against them, but only replies, It is I. What then will be the
result, when he shall come, not to be judged by a man, but to be the Judge of
the living and the dead; not in that mean and despicable appearance, but
shining in heavenly glory, and accompanied by his angels?”
[= Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan betapa mengerikan dan menakutkan
bagi orang jahat suara Kristus nanti, pada waktu Ia naik ke atas tahta untuk
menghakimi dunia. Pada saat itu (pada saat Ia ditangkap) Ia berdiri sebagai
Domba yang siap untuk dikorbankan, dan keagunganNya, sejauh kita melihatnya
secara lahiriah / dari luar, sama sekali hilang. Tetapi pada saat Ia
mengucapkan sepatah kata, musuh-musuhNya yang bersenjata dan berani jatuh ke
tanah. Dan apa kata yang Ia ucapkan? Ia tidak mengguntur dengan suatu
pengucilan yang menakutkan terhadap mereka, tetapi hanya menjawab: ‘Akulah
Dia’. Apa yang akan terjadi, pada saat Ia datang nanti, bukan untuk dihakimi
oleh manusia, tetapi untuk menjadi Hakim bagi orang yang hidup dan orang yang
mati; bukan dalam penampilan yang buruk dan hina, tetapi bersinar dalam
kemuliaan surgawi, dan diiringi malaikat-malaikatNya?] - hal 192.
Charles
Haddon Spurgeon: “When
in His humiliation he did but say to the soldiers, ‘I am He,’ they fell
backward; what will be the terror of His enemies when He shall more fully
reveal Himself as the ‘I am?’” (= Jika dalam
perendahanNya Ia hanya berkata kepada tentara-tentara itu ‘Akulah Dia’ dan
mereka rebah ke belakang; bagaimana ketakutan dari musuh-musuhNya pada waktu Ia
akan menyatakan diriNya sendiri secara lebih penuh sebagai ‘Aku adalah’?)
- ‘Morning and Evening’, October 15,
morning.
2) Yesus berusaha melindungi murid-muridNya (ay
7-9).
Kristus
mengucapkan ay 7-8 untuk melindungi domba-dombaNya (ay 9).
Leon Morris
(NICNT): “The Good Shepherd
takes thought for His sheep at the very hour in which He goes forth to arrest,
trial and death. It may be that this is behind His request for them to
repeat that it is ‘Jesus of Nazareth ’
for whom they are looking. Out of their own mouth, in a twice-repeated
statement, He leads them to declare in effect that their business is not with
the disciples” (= Gembala yang baik memikirkan
domba-dombaNya pada saat Ia menuju pada penangkapan, pengadilan dan kematian. Mungkin
hal ini ada di belakang permintaanNya bagi mereka untuk mengulang bahwa adalah
‘Yesus dari Nazaret’ yang sedang mereka cari. Dari mulut mereka sendiri, dalam
pernyataan yang diulang dua kali, Ia sebenarnya mengarahkan mereka untuk
menyatakan bahwa urusan mereka bukanlah dengan murid-murid) -
hal 744.
Penerapan:
Kita harus meniru Kristus dalam persoalan ini, yaitu dalam penderitaan apapun
tetap memikirkan orang lain!
Apa yang Yesus
lakukan ini menunjukkan bahwa keadaan kritis apapun tidak bisa menghancurkan
keselamatan kita!
Calvin: “Whenever, therefore, either
wicked men or devils make an attack upon us, let us not doubt that this good
Shepherd is ready to aid us in the same manner”
(= Karena itu, kapanpun orang jahat atau setan menyerang kita, janganlah kita
meragukan bahwa Gembala yang baik ini siap menolong kita dengan cara yang sama)
- hal 193.
Penjelasan
tentang ay 9:
Kata-kata
seperti ay 9 sudah pernah diucapkan dalam Yoh 6:39 10:28
17:12, dan selalu dalam arti rohani. Bagaimana mungkin sekarang
diucapkan dalam arti jasmani? Perhatikan penjelasan dari kutipan-kutipan
di bawah ini.
Calvin: “This passage appears to be
inappropriately quoted, as it relates to their souls rather than to their
bodies; for Christ did not keep the apostles safe to the last, but this he
accomplished, that, amidst incessant dangers, and even in the midst of death,
still their eternal salvation was secured. I reply, the Evangelist does not
speak merely of their bodily life, but rather means that Christ, sparing them
for a time, made provision for their eternal salvation. Let us consider how
great their weakness was; what do we think they would have done, if they had
been brought to the test? While therefore, Christ did not choose that they
should be tried beyond the strength which he had given to them, he rescued them
from eternal destruction. ... And, indeed, we see how he continually bears with
our weakness, when he puts himself forward to repel so many attacks of Satan
and wicked men, because he sees that we are not yet able or prepared for them.
In short, he never brings his people into the field of battle till they have
been fully trained, so that even in perishing they do not perish, because there
is gain provided for them both in death and in life”
[= Bagian ini kelihatannya dikutip secara tidak tepat, karena bagian itu
berhubungan dengan jiwa mereka dan bukannya dengan tubuh mereka; karena Kristus
tidak menjaga rasul-rasul itu aman (secara jasmani) sampai akhir, tetapi ini yang
Ia kerjakan, yaitu bahwa di tengah-tengah bahaya yang tidak henti-hentinya, dan
bahkan di tengah-tengah kematian, keselamatan kekal mereka tetap terjamin /
aman. Saya menjawab, sang Penginjil (rasul Yohanes) tidak berbicara semata-mata
untuk kehidupan jasmani mereka, tetapi memaksudkan bahwa Kristus, menyelamatkan
mereka untuk sementara waktu, membuat persiapan untuk keselamatan kekal mereka.
Marilah kita mempertimbangkan betapa besarnya kelemahan mereka pada saat itu;
apa yang kita pikir akan terjadi, jika mereka dibawa kepada ujian? Karena itu,
pada waktu Kristus memilih bahwa mereka tidak dicobai / diuji melampaui
kekuatan yang telah diberikan kepada mereka, Ia menyelamatkan mereka dari
penghancuran kekal. ... Dan memang, kita melihat betapa secara terus menerus Ia
memikul / sabar terhadap kelemahan kita, pada waktu Ia mengajukan diriNya
sendiri untuk menolak begitu banyak serangan Setan dan orang-orang jahat,
karena Ia Ia melihat bahwa kita belum mampu atau belum siap untuk hal-hal itu. Singkatnya , Ia tidak
pernah membawa umatNya ke dalam medan
pertempuran sampai mereka dilatih dengan sepenuhnya, sehingga bahkan dalam
penghancuran mereka tidak hancur, karena ada keuntungan yang disediakan bagi
mereka baik dalam mati maupun dalam hidup] - hal 193-194.
Leon Morris
(NICNT): “Some object that
the object of the saying as originally given was spiritual, but here it is
physical. But an arrest of the disciples at this moment would have been a very
severe test of faith and it might well have caused them great spiritual harm.
It is unnecessary to see an opposition. To preserve them physically was to
preserve them spiritually” (= Beberapa orang keberatan
bahwa tujuan dari kata-kata itu pada waktu mula-mula diberikan adalah rohani,
tetapi di sini tujuannya adalah fisik / jasmani. Tetapi penangkapan terhadap
murid-murid pada saat ini akan merupakan ujian iman yang sangat berat, dan itu
bisa menyebabkan kerugian / kerusakan rohani yang besar. Adalah tidak perlu
untuk menganggap bahwa di sini terjadi pertentangan / kontradiksi. Memelihara
mereka secara fisik berarti memelihara mereka secara rohani) - hal
744-745.
3) Waktu Petrus membelaNya dengan pedang,
Yesus justru menegur Petrus (ay 10-11a).
Petrus
menghadapi situasi kritis itu dengan caranya sendiri dan dengan kekuatannya
sendiri (ay 10), dan Yesus menegurnya (ay 11a Mat 26:52-54), dan lalu menyembuhkan
telinga orang yang putus itu (Luk 22:51).
a) Peristiwa ini menunjukkan keberanian
Petrus.
Sekalipun
tindakannya ini salah, tetapi dalam tindakan ini kita juga melihat suatu hal
yang positif dalam diri Petrus yaitu keberaniannya menghadapi ratusan tentara
demi Kristus.
William
Barclay: “Peter was soon to
deny his master, but at that moment he was prepared to take on hundreds all
alone for the sake of Christ. We may talk of the cowardice and the failure of
Peter; but we must never forget the sublime courage of this moment”
(= Petrus akan segera menyangkal Tuannya, tetapi pada saat itu ia siap untuk
menghadapi ratusan orang sendirian demi Kristus. Kita boleh berbicara mengenai
sikap pengecut dan kegagalan Petrus, tetapi kita tidak boleh melupakan
keberaniannya yang luhur / agung pada saat ini) - hal 224.
b) Apa salahnya Petrus sehingga ia
ditegur?
· Tindakan Petrus bertentangan dengan rencana
Allah tentang kematian Kristus untuk menebus dosa manusia.
Sebetulnya
membela diri dalam keadaan terpaksa tidaklah salah; lihat orang Yahudi pada
jaman Ester (Ester 9). Tetapi dalam kasus penangkapan Kristus ini, Kristus
memang harus ditangkap dan mati untuk dosa kita. Ini dinyatakan oleh Kristus
dengan berkata bahwa Ia harus minum cawan yang diberikan oleh Bapa kepadaNya
(ay 11b). Jadi di sini Petrus melakukan sesuatu yang bertentangan Rencana
Allah, dan karena itu ia disalahkan.
· Tindakan Petrus ini bisa menyebabkan fitnahan
yang ditujukan kepada Kristus kelihatannya benar.
Fitnahan /
tuduhan terhadap Yesus banyak sekali, misalnya Ia difitnah / dituduh sebagai:
*
penjahat (Yoh 18:30).
*
menganggap diri sebagai raja
(Yoh 18:33-35 19:12).
*
penyesat bangsa Yahudi, melarang membayar pajak
kepada Kaisar (Luk 23:2a).
Calvin: “Christ having already been more
than enough hated by the world, this single deed might give plausibility to all
the calumnies which his enemies falsely brought against him”
[= Kristus telah lebih dari cukup dibenci oleh dunia, tindakan ini (tindakan
Petrus memotong telinga) bisa membuat semua fitnahan yang dituduhkan secara
salah kepadaNya oleh musuh-musuhNya menjadi kelihatan benar / bisa diterima]
- hal 195.
·
Yesus tidak memberi Petrus otoritas untuk
melakukan hal itu.
Dalam
Luk 22:49 dikatakan bahwa murid-murid bertanya: ‘Tuhan, mestikah
kami menyerang mereka dengan pedang?’. Tetapi sebelum Yesus
menjawab, Petrus sudah menyerang dengan pedangnya.
Calvin: “It was exceedingly thoughtless
in Peter to attempt to prove his faith by his sword, while he could not do so
by his tongue. When he is called to make confession, he denies his Master; and
now, without his Master’s authority, he raises a tumult”
(= Merupakan tindakan yang sangat ceroboh / tanpa dipikir dari Petrus untuk
mencoba membuktikan imannya dengan pedangnya, padahal ia tidak bisa membuktikan
imannya dengan lidahnya. Pada waktu ia dipanggil untuk membuat pengakuan, ia
menyangkal Tuannya, dan sekarang, tanpa otoritas Tuannya, ia menimbulkan
keributan) - hal 195.
·
yang menangkap adalah alat negara, kepada siapa
orang kristen harus tunduk (Ro 13:1).
·
Kerajaan Kristus bukan kerajaan dunia, tetapi
kerajaan rohani.
Bdk. Yoh 18:36
- “Jawab Yesus:
‘KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu
telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi
KerajaanKu bukan dari sini.’”.
Calvin: “Warned by so striking an
example, let us learn to keep our zeal within proper bounds; and as the
wantonness of our flesh is always eager to attempt more than God commands, let
us learn that our zeal will succeed ill, whenever we venture to undertake any
thing contrary to the word of God. ... We are also reminded, that those who
have resolved to plead the cause of Christ do not always conduct themselves so
skillfully as not to commit some fault; and, therefore, we ought the more
earnestly to entreat the Lord to guide us in every action by the spirit of
prudence” [= Diperingatkan oleh contoh
yang menyolok seperti ini, marilah kita belajar untuk menjaga semangat kita
dalam batasan yang benar; dan karena kecerobohan / ketidak-disiplinan daging
kita selalu siap untuk berusaha lebih dari yang Allah perintahkan, biarlah kita
mengerti bahwa semangat kita akan menjadi sesuatu yang buruk (?), kapanpun kita
berusaha untuk melakukan apapun yang bertentangan dengan firman Allah. ... Kita
juga diingatkan, bahwa mereka yang telah memutuskan untuk membela perkara
Kristus tidak selalu bertingkahlaku dengan cekatan sedemikian rupa sehingga
tidak melakukan suatu kesalahan; dan karena itu, kita harus makin
sungguh-sungguh memohon dengan sangat kepada Tuhan untuk memimpin kita dalam
setiap tindakan dengan roh kebijaksanaan] - hal 195.
4) Ay 11b - ‘bukankah Aku harus
minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?’.
a) Yesus tahu akan kehendak
Bapa, dan karena itu Ia berkata bahwa Ia harus meminum cawan itu.
Tadinya waktu
di Taman Getsemani , Ia berdoa supaya cawan itu berlalu, tetapi
menambahinya dengan kata-kata: ‘janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki’ (Mat 26:39b),
dan ‘jikalau
cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendakMu!’ (Mat 26:42b).
Tetapi sekarang
Ia tahu bahwa Ia harus meminum cawan itu.
Catatan:
kalau Yesus bisa tidak tahu, maka itu merupakan pikiran manusiaNya (bdk. juga
Mat 24:36). Pikiran ilahinya jelas maha tahu!
b) Dalam Kitab Suci kata ‘cawan’
/ ‘anggur’ sering berhubungan dengan penderitaan dan murka Allah.
Maz 75:9 -
“Sebab sebuah piala
ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia
menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang
fasik di bumi”.
Yes 51:17,22
- “(17) Terjagalah,
terjagalah, bangunlah, hai Yerusalem, hai engkau yang telah meminum dari tangan
TUHAN isi piala kehangatan murkaNya, engkau yang telah meminum,
menghirup habis isi cangkir yang memusingkan! ... (22) Beginilah firman
Tuhanmu, TUHAN, Allahmu yang memperjuangkan perkara umatNya: ‘Sesungguhnya, Aku
mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi
cangkir kehangatan murkaKu tidak akan kauminum lagi”.
Yer 25:15
- “Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel ,
kepadaku: ‘Ambillah dari tanganKu piala berisi anggur kehangatan amarah
ini dan minumkanlah isinya kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus
engkau”.
Yeh 23:31-33
- “(31) Engkau hidup
mengikuti kelakuan kakakmu, sebab itu Aku akan memberi engkau minum dari pialanya.
(32) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Engkau harus minum dari piala kakakmu,
piala yang dalam dan lebar mulutnya, yaitu piala yang banyak isinya;
menjadi tertawaan dan olok-olok engkau. (33) Engkau akan penuh kemabukan dan
dukacita. Piala kengerian disertai kesunyian ialah piala kakakmu Samaria ”.
Wah 14:10
- “maka ia akan minum
dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan
murkaNya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata
malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba”.
Wah 16:19
- “Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi
tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Maka teringatlah Allah akan Babel
yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur
kegeraman murkaNya”.
Jadi ‘cawan’ di sini
menunjuk pada penderitaan sebagai akibat dari murka Allah yang seharusnya
dipikul oleh manusia sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka. Kristus ‘meminum cawan / anggur itu’,
dengan membiarkan diriNya ditangkap, dicambuki, disalibkan sampai mati, supaya
kita tidak perlu meminum cawan / anggur itu.
Tetapi ada satu
syarat, yaitu kita harus mau percaya / menerima Kristus sebagai Juruselamat
kita. Maukah saudara percaya kepada Dia?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar