Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
Mat 27:33-35 - “(33)
Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat
Tengkorak. (34) Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah
Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. (35) Sesudah menyalibkan Dia mereka
membagi-bagi pakaianNya dengan membuang undi”.
Mark 15:22-24 - “(22)
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat
Tengkorak. (23) Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepadaNya, tetapi Ia
menolaknya. (24) Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi
pakaianNya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing”.
I) Ada 2 x pemberian minum kepada Yesus.
Penjelasan di
bawah ini perlu saudara ketahui supaya saudara tidak menganggap bahwa terjadi
kontradiksi berkenaan dengan peristiwa pemberian minum kepada Yesus ini.
Peristiwa pemberian
minum dalam text-text di atas berbeda dengan peristiwa pemberian minum anggur
asam kepada Yesus dalam Mat 27:48 / Mark 15:36 / Yoh 19:28-30a.
Mat 27:47-50
- “(47)
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Ia memanggil
Elia.’ (48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga
karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada
sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (49) Tetapi orang-orang lain
berkata: ‘Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan
Dia.’ (50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya”.
Mark 15:34-37
- “(34)
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eloi, Eloi, lama
sabakhtani?’, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(35) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Lihat, Ia
memanggil Elia.’ (36) Maka datanglah seorang dengan bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang
buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: ‘Baiklah kita tunggu dan
melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.’ (37) Lalu berserulah Yesus
dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawaNya”.
Yoh 19:28-30
- “(28)
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ‘Aku haus!’ (29) Di
situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. (30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan
nyawaNya”.
Dari
perbandingan semua text-text di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa memang
terjadi pemberian minum 2 x kepada Yesus. Perhatikan fakta-fakta di bawah ini:
1) Matius dan Markus memang menceritakan 2 x
pemberian minum yang berbeda.
Yang pertama
terjadi dalam Mat 27:34 / Mark 15:23; yang kedua terjadi dalam Mat 27:48 / Mark
15:36 / Yoh 19:29-30a.
2) Pemberian minum yang pertama terjadi sesaat
sebelum penyaliban; pemberian minum yang kedua terjadi pada saat Yesus sudah
disalibkan, bahkan mungkin pada akhir dari penyaliban, pada saat Yesus hampir
mati.
Matthew Henry
(tentang Mat 27:34): “the
drink they provided for him before he was nailed to the cross, v. 34”
(= minuman yang mereka sediakan untuk Dia sebelum Ia dipakukan pada salib, ay
34).
3) Pemberian minum yang pertama ditolak oleh
Yesus; pemberian minum yang kedua terjadi setelah Ia berseru ‘Aku
haus’ (Yoh 19:28-30a), dan ini diterima oleh Yesus.
Barnes’ Notes:
“This was presented to him in the
early part of his sufferings, or when he was about to be suspended on the
cross. ‘Afterward,’ when he was on the cross and just before his death, vinegar
was offered to him ‘without the myrrh’ - the vinegar which the soldiers usually
drank - and of this he drank. See Matt. 27:49, and John 19:28-30. When Matthew
and Mark say that he ‘would not drink,’ they refer to a different thing and a
different time from John, and there is no contradiction”
(= Ini diberikan kepadaNya pada bagian awal dari penderitaanNya, atau pada
waktu Ia akan digantungkan pada salib. ‘Belakangan’, pada waktu ia ada di salib
dan persis sebelum kematianNya, cuka / anggur asam ditawarkan kepadaNya ‘tanpa
mur’ - cuka / anggur asam yang biasanya diminum tentara-tentara - dan ia
meminum minuman ini. Lihat Mat 27:49, dan Yoh 19:28-30. Pada waktu Matius dan
Markus berkata bahwa ia ‘tidak mau meminumnya’, mereka menunjuk pada hal yang
berbeda dan saat yang berbeda dari Yohanes dan di sana tidak ada kontradiksi).
4) Dalam pemberian minum yang pertama Yesus
diberi anggur bercampur mur / empedu; sedangkan dalam pemberian minum yang
kedua Yesus diberi anggur asam.
5) Pemberian minum yang pertama merupakan penggenapan
dari Maz 69:22a; sedangkan pemberian minum yang kedua merupakan
penggenapan dari Maz 69:22b.
Maz 69:22 -
“(a) Bahkan, mereka
memberi aku makan racun, (b)
dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam”.
Catatan: dalam Kitab Suci Indonesia
Maz 69:22a itu salah terjemahan.
Maz 69:22a - “Bahkan,
mereka memberi aku makan racun”.
RSV: ‘poison’ (= racun).
KJV/NIV/NASB: ‘gall’ (= empedu).
Kata bahasa
Ibraninya sebetulnya memang bisa berarti ‘racun’ atau ‘bisa’, tetapi juga bisa
berarti ‘empedu’. Dalam menterjemahkan, kita harus memilih yang tepat. Kalau
kita memilih ‘racun’, lalu bagaimana menyesuaikannya dengan penggenapan ayat
itu di sini? Masakan Yesus memang diberi racun? Jadi, kita harus memilih
terjemahan ‘empedu’.
Keil
& Delitzsch (tentang Maz 69:22): “ro’sh signifies first of all a
poisonous plant ...; but then, since bitter and poisonous are interchangeable
notions in the Semitic languages, it signifies gall as the bitterest of the
bitter” (= RO’SH pertama-tama menunjuk
pada suatu tanaman beracun ...; tetapi lalu, karena ‘pahit’ dan ‘beracun’
merupakan gagasan yang bisa dibolak-balik dalam bahasa-bahasa Semitik, itu
menunjuk pada empedu sebagai yang paling pahit dari yang pahit).
Barnes’ Notes:
“‘Gall for my meat.’ ... Or, they
gave me this ‘instead’ of wholesome food. The word here rendered ‘gall’ - (ro’sh) - is the same ‘in form’ which is
commonly rendered ‘head,’ and occurs in this sense very often in the
Scriptures. It is also used to denote a ‘poisonous plant,’ ... The word then
comes to denote poison; venom; anything poisonous; and then, anything very
bad-tasted; ‘bitter.’ It is rendered ‘gall,’ as here, in Deut. 29:18; Jer.
8:14; 9:15; 23:15; Lam. 3:5,19; Amos 6:12; ‘venom’ in Deut. 32:33; ‘poison,’ in
Job 20:16; and ‘hemlock,’ in Hos. 10:4” [= ‘Empedu untuk
makananku’. ... Atau, mereka memberikan ini dan bukannya makanan yang sehat.
Kata yang di sini diterjemahkan ‘empedu’ - (RO’SH) - adalah sama bentuknya
dengan yang biasanya diterjemahkan ‘kepala’, dan muncul dalam arti ini sangat
sering dalam Kitab Suci. Itu juga digunakan untuk menunjuk pada ‘suatu tanaman
beracun’, ... Kata itu lalu menunjuk pada racun; bisa; apapun yang beracun; dan
lalu, apapun yang rasanya tidak enak; ‘pahit’. Itu diterjemahkan ‘empedu’,
seperti di sini, dalam Ul 29:18; Yer 8:14; 9:15; 23:15; Rat 3:5,19;
Amos 6:12; ‘bisa’ dalam Ul 32:33; ‘racun’ dalam Ayub 20:16; dan ‘cemara
beracun’ dalam Hos 10:4].
Ul 29:18 - “Sebab
itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku
yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Allah kita, untuk
pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar
yang menghasilkan racun [KJV: ‘gall’ (= empedu)] atau ipuh”.
Yer 8:14 - “Mengapakah
kita duduk-duduk saja? Berkumpullah dan marilah kita pergi ke kota-kota yang
berkubu dan binasa di sana! Sebab TUHAN, Allah kita, membinasakan kita, memberi
kita minum racun [KJV: ‘water of gall’
(= air empedu)], sebab kita telah berdosa kepada
TUHAN”.
Yer 9:15 - “Sebab
itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan
memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun [KJV: ‘water
of gall’ (= air empedu)]”.
Yer 23:15 -
“Sebab
itu beginilah firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu: ‘Sesungguhnya,
Aku akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun [KJV: ‘water
of gall’ (= air empedu)], sebab dari para
nabi Yerusalem telah meluas kefasikan ke seluruh negeri.’”.
Rat 3:5,19
- “(5)
Ia mendirikan tembok sekelilingku, mengelilingi aku dengan kesedihan [KJV: ‘gall’
(= empedu)] dan kesusahan. ... (19)
‘Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun [KJV: ‘gall’ (= empedu)]itu.’”.
Amos 6:12 -
“Berlarikah
kuda-kuda di atas bukit batu, atau dibajak orangkah laut dengan lembu? Sungguh,
kamu telah mengubah keadilan menjadi racun [KJV: ‘gall’ (= empedu)]dan
hasil kebenaran menjadi ipuh!”.
Ul 32:33 - “Air
anggur mereka adalah racun ular, dan bisa [KJV: ‘venom’
(= bisa)] ular tedung yang keras ganas”.
Ayub 20:16
- “Bisa
[KJV: ‘poison’ (= racun)] ular
tedung akan diisapnya, ia akan dibunuh oleh lidah ular”.
Hos 10:4 - “Mereka
membual, mengangkat sumpah dusta, mengikat perjanjian, sehingga tumbuh hukum
seperti pohon upas [KJV: ‘hemlock’ (= cemara
beracun)] di alur-alur ladang”.
II) Apakah Matius bertentangan dengan Markus?
Mat 27:34
- “Lalu
mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia
mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya”.
KJV: ‘vinegar ... mingled
with gall’ (= cuka /
anggur asam ... dicampur dengan empedu).
RSV/NIV/NASB: ‘wine ... mingled with gall’ (= anggur ... dicampur dengan empedu).
A. T. Robertson (tentang Mat 27:34): “Late
MSS. read ‘vinegar’ (oxos)
instead of ‘wine’” [= Manuscripts belakangan berbunyi ‘cuka /
anggur asam’ (OXOS) dan bukannya ‘anggur’].
Mark 15:23
- “Lalu
mereka memberi anggur bercampur mur kepadaNya, tetapi Ia menolaknya”.
Mat 27:34
mengatakan bahwa Yesus diberi minum ‘anggur bercampur empedu’,
tetapi Mark 15:23 mengatakan bahwa Yesus diberi minum ‘anggur bercampur
mur’. Bagaimana mengharmoniskan kedua bagian yang berbeda /
kelihatannya kontradiksi ini?
1) Mungkin sekali itu adalah anggur bercampur
ramuan tertentu, antara lain empedu dan mur.
A. T. Robertson: “Mark
(Mark 15:23) has ‘myrrh’ instead of ‘gall.’ ... Both elements may have been in
the drink which Jesus tasted and refused to drink”
[= Markus (Mark 15:32) mempunyai ‘mur’ dan bukannya ‘empedu’. ... Kedua elemen
bisa ada dalam minuman yang Yesus kecap / cicipi dan yang Ia tolak untuk minum].
2) Baik kata ‘empedu’ maupun ‘mur’ menunjuk pada
zat yang sangat pahit.
Barnes’ Notes
(tentang Mat 27:34): “‘They
gave him vinegar ...’ Mark says that, ‘they gave him to drink wine mingled with
myrrh.’ The two evangelists mean the same thing. Vinegar was made of light wine
rendered acid, and was the common drink of the Roman soldiers, and this might
be called either vinegar or wine in common language. ‘Myrrh’ is a bitter
substance produced in Arabia, but is used often to denote anything bitter. ...
‘Gall’ is properly a bitter secretion from the liver, but the word is also used
to denote anything exceedingly ‘bitter,’ as wormwood, etc. The drink,
therefore, was vinegar or sour wine, rendered ‘bitter’ by the infusion of
wormwood or some other very bitter substance.”
(= ‘Mereka memberiNya cuka / anggur asam ...’. Markus mengatakan bahwa ‘mereka
memberiNya minum anggur bercampur mur’. Kedua penginjil memaksudkan hal yang
sama. Cuka / anggur asam dibuat dari anggur ringan yang dbuat jadi asam, dan
merupakan minuman umum dari tentara-tentara Romawi, dan ini bisa disebut cuka /
anggur asam atau anggur dalam bahasa biasa. ‘Mur’ merupakan suatu zat yang
pahit yang dihasilkan di Arab, tetapi sering digunakan untuk menunjuk pada
apapun yang pahit. ... ‘Empedu’
merupakan suatu zat yang dikeluarkan dari hati, tetapi kata itu juga digunakan
untuk menunjuk pada apapun yang sangat ‘pahit’, seperti wormwood atau zat
lain yang sangat pahit).
Catatan: ‘wormwood’ merupakan semacam tanaman yang mengeluarkan minyak yang
sangat pahit.
Lenski: “Matthew calls it wine mixed with
KHOLE. This was not actual gall, but the drink was so called because of its
bitter taste. Mark reports that the drink was wine mixed with myrrh, and this
tells us what the bitter substance was” (= Matius
menyebutnya anggur yang bercampur dengan KHOLE. Ini bukan betul-betul empedu,
tetapi minuman itu disebut demikian karena rasanya yang pahit. Markus
melaporkan bahwa minuman itu adalah anggur bercampur mur, dan ini memberitahu
kita apa zat yang pahit itu) - hal 1106.
William
Hendriksen mempunyai pandangan yang sama dengan Lenski.
III) Apa gunanya pemberian minuman ini?
Ada beberapa
pandangan:
1) Calvin: untuk mempercepat keluarnya darah,
sehingga mempercepat kematian.
Calvin juga
mengatakan bahwa penolakan Yesus menolak terhadap minuman itu menunjukkan bahwa
Ia tidak cepat-cepat ingin mati supaya bebas dari penderitaan, tetapi dengan
sabar memikul penderitaanNya sampai selesai.
2) Knox Chamblin: ini bukan obat bius, tetapi
hanya olok-olok / ejekan, karena dengan adanya empedu dan mur, anggur itu
menjadi tidak bisa diminum. Alasannya: kalau kita melihat kontex
Maz 69:22, maka pemberian empedu itu bukanlah suatu tindakan yang baik,
tetapi untuk membuat menderita.
Maz 69:20-22
- “(20)
Engkau mengenal celaku, maluku dan nodaku; semua lawanku ada di hadapanMu. (21)
Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas
kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati.
(22) Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus,
mereka memberi aku minum anggur asam”.
KJV/NIV/NASB: ‘gall’ (=
empedu).
RSV: ‘poison’ (= racun).
Jamieson, Fausset & Brown
(tentang Maz 69:22a):
“As given to criminals, it was a kindness; as given to
the righteous Sin-bearer, it was an insult” (= Pada waktu diberikan kepada orang-orang kriminil,
itu merupakan suatu kebaikan; pada waktu diberikan kepada Pemikul / Penanggung
dosa yang benar, itu merupakan penghinaan).
3) Mayoritas penafsir: minuman ini berfungsi
sebagai obat bius, untuk mengurangi rasa sakit. Tradisi mengatakan bahwa
minuman ini dipersiapkan oleh perempuan-perempuan Yerusalem sebagai tindakan
belas kasihan terhadap orang yang akan disalibkan.
Matthew
Henry (tentang Mat 27:34): “It
was usual to have a cup of spiced wine for those to drink of, that were to be
put to death, according to Solomon’s direction (Prov. 31:6-7), ‘Give strong
drink to him that is ready to perish;’” [= Merupakan
sesuatu yang biasa / umum untuk memberi minum secawan anggur yang dibumbui
kepada mereka yang akan dibunuh, menurut pengarahan dari Salomo (Amsal 31:6-7),
‘Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa’].
Bdk.
Amsal 31:6-7 - “(6) Berikanlah minuman keras itu
kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. (7)
Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat
kesusahannya”.
Adam
Clarke (tentang Mat 27:34): “It
was a common custom to administer a stupefying potion compounded of sour wine,
which is the same as vinegar, from the French vinaigre, frankincense, and
myrrh, to condemned persons, to help to alleviate their sufferings, or so
disturb their intellect that they might not be sensible of them. The rabbis say
that they put a grain of frankincense into a cup of strong wine; and they
ground this on Prov. 31:6: ‘Give strong drink unto him that is ready to
perish,’ i. e. who is condemned to death. Some person, out of kindness, appears
to have administered this to our blessed Lord but he, as in all other cases,
determining to endure the fullness of pain, refused to take what was thus
offered to him, choosing to tread the winepress alone”
(= Merupakan suatu kebiasaan yang umum untuk memberikan minuman pembius
bercampur anggur asam, yang sama dengan cuka, dari kata Perancis Vinaigre,
kemenyan / dupa, dan mur, kepada orang-orang yang dihukum, untuk menolong untuk
mengurangi penderitaan-penderitaan mereka, atau begitu mengganggu pikiran
mereka sehingga mereka bisa tidak merasakan penderitaan-penderitaan itu. Para
rabi mengatakan bahwa mereka memasukkan satu butir kemenyan / dupa ke dalam
suatu cawan dari anggur keras; dan mereka mendasarkan hal ini pada Amsal 31:6:
‘Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa’, yaitu mereka yang
dihukum mati. Beberapa orang, dari kebaikan mereka, kelihatannya memberikan ini
kepada Tuhan kita yang terpuji, tetapi Ia, seperti dalam kasus-kasus yang lain,
karena berketetapan untuk menanggung / menahan kepenuhan dari rasa sakit,
menolak untuk meminum apa yang ditawarkan kepadaNya, dan dengan demikian
memilih untuk menginjak-injak pemerasan anggur sendirian).
Adam
Clarke (tentang Mat 27:34): “Wine
mixed with myrrh was given to malefactors at the place of execution, to
intoxicate them, and make them less sensible to pain. ... But if vinegar was
offered him, which was taken merely to assuage thirst, there could be no reason
for his rejecting it” (= Anggur dicampur dengan mur
diberikan kepada penjahat-penjahat di tempat eksekusi, untuk memabukkan mereka,
dan membuat mereka kurang merasakan rasa sakit. ... Tetapi pada waktu cuka /
anggur asam diberikan kepadaNya, yang diminum semata-mata untuk mengurangi rasa
haus, di sana tidak ada alasan bagiNya untuk menolaknya).
Alfred
Edersheim: “It was a merciful
Jewish practice to give to those led to execution a draught of strong wine
mixed with myrrh, so as to deaden consciousness”
(= Merupakan suatu praktek Yahudi yang penuh belas kasihan untuk memberi kepada
mereka yang dibawa pada pengeksekusian seteguk anggur keras dicampur dengan
mur, sehingga mematikan kesadaran) - ‘The Life and Times of Jesus the Messiah’, hal 605.
Wycliffe Bible Commentary: “The
intent of this drugged potion was to deaden pain” (= Tujuan / maksud dari minuman pembius ini adalah untuk
mematikan rasa sakit).
A. T. Robertson: “The
myrrh gave the sour wine a better flavour and like the bitter gall had a narcotic
and stupefying effect. ... Women provided the drink to deaden the sense of pain
and the soldiers may have added the gall to make it disagreeable”
(= Mur memberikan anggur asam bau yang lebih baik dan seperti empedu yang pahit
mempunyai efek narkotik dan membius. ... Perempuan-perempuan menyediakan
minuman untuk mematikan perasaan sakit dan tentara-tentara mungkin telah
menambahkan empedu untuk membuat rasanya tidak enak).
Vincent:
“The compound of wine and gall
was intended as a stupefying draught” (= Campuran dari
anggur dan empedu dimaksudkan sebagai minuman pembius).
Lenski:
“Myrrh was added to the wine in
order to give it a stupefying effect” (= Mur ditambahkan
pada anggur itu untuk memberinya efek membius) - hal 1106.
Penafsir-penafsir
lain yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah: William Hendriksen, William
Barclay dan Matthew Poole.
IV) Kristus menolak minuman anggur bercampur empedu / mur itu.
Kalau dalam
point III) di atas yang benar adalah pandangan dari mayoritas penafsir, dimana
anggur itu adalah anggur bius yang bisa mengurangi rasa sakit, maka Kristus
menolak minuman itu karena Ia tidak mau penderitaanNya dikurangi.
Barnes’
Notes (tentang Mat 27:34): “The
effect of this, it is said, was to stupefy the senses. It was often given to
those who were crucified, to render them insensible to the pains of death. Our
Lord, knowing this, when he had tasted it refused to drink. He was unwilling to
blunt the pains of dying. The ‘cup’ which his ‘Father’ gave him he rather chose
to drink. He came to suffer. His sorrows were necessary for the work of the
atonement, and he gave himself up to the unmitigated sufferings of the cross”
(= Dikatakan bahwa efek dari minuman ini adalah untuk membius perasaan. Itu
sering diberikan kepada mereka yang disalibkan, untuk membuat mereka tidak
merasakan rasa sakit dari kematian. Tuhan kita, mengetahui hal ini, pada waktu
Ia telah mencicipinya, menolak untuk meminumnya. Ia tidak mau menumpulkan rasa
sakit dari kematian. Ia memilih untuk meminum ‘cawan’ yang diberikan Bapa
kepadaNya. Ia datang untuk menderita. Kesedihan / penderitaanNya perlu untuk
pekerjaan penebusan, dan Ia menyerahkan diriNya sendiri untuk penderitaan yang
tidak dikurangi dari salib).
A. T. Robertson: “Jesus
desired to drink to the full the cup from his Father’s hand (John 18:11)”
[= Yesus ingin untuk meminum seluruh cawan dari tangan BapaNya (Yoh 18:11)].
Yoh 18:11b - “bukankah
Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?”.
Lenski:
“He intended to go through the
final ordeal with a perfectly clear mind; he intended to endure all without
avoiding a single agony” (= Ia bermaksud untuk melalui
siksaan akhir ini dengan pikiran yang terang secara sempurna; ia bermaksud
untuk menahan semua tanpa menghindari satu penderitaanpun) - hal
1106.
Mengapa Ia
tidak mau penderitaanNya dikurangi? Karena Ia sadar bahwa pada saat itu Ia
sedang memikul hukuman dosa umat manusia, termasuk hukuman dosa saudara dan
saya. Seandainya ia mau meminum minuman pembius itu sehingga penderitaanNya
dikurangi, maka Ia tidak memikul seluruh hukuman kita, tetapi sebagian
saja. Misalkan saja penderitaanNya berkurang 10 %, maka itu akan berarti bahwa
Ia hanya memikul 90 % dari hukuman dosa kita. Itu juga berarti bahwa hukuman
dosa kita yang ia bayar hanya 90 %, sedangkan yang 10 % harus kita bayar
sendiri. Dan ini pasti tidak akan bisa menyelamatkan kita, karena 10 % dari
semua dosa kita pasti lebih dari cukup untuk membawa kita ke neraka untuk
selama-lamanya! Tetapi puji Tuhan; Ia menolak minuman itu. Dan dengan menolak
minuman bius itu, Ia memikul seluruh / 100 % hukuman dosa kita!
Kristus memang
konsekwen! Dalam Mat 26:39,42 Ia sudah mengatakan kepada Bapa bahwa Ia mau
meminum ‘cawan’
(artinya ‘penderitaan’ atau ‘murka Allah’) dari Bapa itu.
Mat 26:39,42
- “(39)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ ... (42) Lalu Ia
pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Dan di sini Ia
betul-betul meminum ‘cawan penderitaan / murka Allah’ itu sampai habis; Ia
memikul seluruh hukuman dosa kita tanpa sisa sedikitpun!
Ini sesuai
dengan ayat-ayat di bawah ini, yang menunjukkan bahwa semua dosa kita dibayar
oleh Kristus / semua dosa kita diampuni oleh Kristus.
- Yeh 36:25 - “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”.
- Kis 13:39 - “Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa”.
- Kol 2:13 - “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”.
- Tit 2:14 - “yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik”.
- 1Yoh 1:7,9 - “(7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. ... (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.
Karena itulah
kalau kita percaya kepada Yesus, tidak ada dosa yang tidak diampuni, dan tidak
ada lagi kemungkinan kita akan dihukum oleh Allah.
Charles
Haddon Spurgeon: “Memory
looks back on past sins with deep sorrow for the sin, but yet with no dread of
any penalty to come; for Christ has paid the debt of His people to the last jot
and tittle, and received the divine receipt; and unless God can be so unjust
as to demand double payment for one debt, no soul for whom Jesus died as a
substitute can ever be cast into hell. It seems to be one of the very
principles of our enlightened nature to believe that God is just; we feel that
it must be so, and this gives us our terror at first; but is it not marvelous
that this very same belief that God is just, becomes afterwards the pillar of
our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and without a
substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is punished for
me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in Christ, can never be
punished”
(= Ingatan melihat ke belakang kepada dosa-dosa yang lalu dengan kesedihan yang
dalam untuk dosa, tetapi tanpa rasa takut terhadap hukuman yang akan datang;
karena Kristus telah membayar hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil
/ remeh, dan telah menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa
begitu tidak adil / benar sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang,
tidak ada jiwa, untuk siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke
dalam neraka. Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah
diterangi, untuk percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa
haruslah demikian, dan ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi
tidakkah merupakan sesuatu yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang sama bahwa
Allah itu adil / benar, setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak dari keyakinan
dan damai kita! Jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa,
sendirian dan tanpa seorang pengganti, harus dihukum; tetapi Yesus telah
menggantikan saya dan dihukum untuk saya; dan sekarang, jika Allah itu adil /
benar, saya, seorang yang berdosa, berdiri dalam Kristus, tidak pernah bisa
dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25, morning.
Bdk.
Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Tetapi
persoalannya, sudahkah saudara percaya kepada Yesus sehingga Penebus /
Juruselamat saudara? Kalau belum, cepatlah datang kepadaNya, sebelum terlambat!
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar