Oleh: Pdt.Budi Asali, M.Div
Kalimat keenam
Yoh 19:30
Yoh 19:30 - “Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia
menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
Yoh 19:28-30 - “(28)
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - : ‘Aku haus!’ (29) Di
situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. (30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan
menyerahkan nyawaNya”.
Mat 27:50 - “Yesus
berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya”.
Mark 15:37 - “Lalu
berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawaNya”.
Leon Morris (hal 815) mengatakan
bahwa kata-kata ‘Yesus berseru dengan suara nyaring’
menunjuk pada kata-kata ‘sudah selesai’.
I) ‘Sudah selesai’.
1) Kata-kata
‘Sudah selesai’ dalam ay 30 ini dalam bahasa
Yunaninya hanya satu kata, yaitu TETELESTAI, sama persis dengan kata-kata ‘telah selesai’ dalam ay 28.
Yoh 19:28-30: “(28) Sesudah itu,
karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - : ‘Aku haus!’ (29) Di situ
ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang
telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke
mulut Yesus. (30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah
selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
Wycliffe Bible Commentary: “The
vinegar was sour wine. It revived Jesus’ strength, enabling him to say (with a
loud cry, according to the other Gospels), ‘It is finished.’ The same word tetelestai has already occurred in
verse 28, rendered ‘accomplished.’” [=
Cuka itu adalah anggur asam. Itu menyegarkan kekuatan Yesus, memampukan Dia
untuk mengatakan (dengan suara yang keras, menurut Injil-Injil yang lain),
‘Sudah selesai’. Kata yang sama TETELESTAI telah muncul dalam ay 28,
diterjemahkan ‘telah selesai’.].
2) Dalam
bahasa Yunani kata-kata ‘Sudah
selesai’ itu merupakan
bentuk perfect tense.
Wuest’s Word Studies from the Greek New Testament: “THE PERFECT tense in Greek is very expressive. It speaks
of an action that took place in the past, which was completed in past time, and
the existence of its finished results” (=
Bentuk perfect tense dalam
bahasa Yunani sangat berarti. Tensa itu membicarakan tentang suatu tindakan
yang terjadi pada masa lampau, yang telah diselesaikan pada masa lampau, dan
hasil dari tindakan itu tetap ada).
Wuest lalu
memberi contoh: kalau saya berkata dalam bahasa Yunani menggunakan perfect
tense ‘saya
telah menutup pintu itu’, maka itu berarti bahwa pada masa lalu saya
telah menutup pintu itu, dan sampai sekarang pintu itu tetap tertutup. Dalam
Mat 4:4 Yesus menjawab Iblis dengan kata-kata ‘Ada tertulis ...’.
Ini juga menggunakan perfect tense. Yesus mengutip dari kitab Ulangan, yang
ditulis oleh Musa sekitar 1500 tahun sebelumnya, tetapi tulisan itu tetap ada
sampai saat itu. Juga dalam Ef 2:8 dikatakan ‘sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan’. Kata-kata ‘kamu diselamatkan’
lagi-lagi menggunakan perfect tense, dan karena itu artinya adalah ‘dahulu kamu
diselamatkan (pada saat kamu percaya), dan sampai sekarang kamu tetap
diselamatkan’. Jadi, dalam Yoh 19:30 pada saat Yesus berkata ‘Sudah
selesai’ menggunakan perfect tense, artinya adalah: Itu sudah
selesai pada masa lalu, dan sampai saat ini tetap selesai.
The Bible Exposition Commentary: “‘It is finished!’ In the Greek text, it is TETELESTAI, and it
means, ‘It is finished, it stands finished, and it always will be finished!’” (= ‘Sudah selesai!’ Dalam text Yunani itu adalah TETELESTAI, dan
itu berarti, ‘Itu sudah selesai, itu tetap selesai, dan itu akan selalu sudah
selesai!’).
3) Kata-kata
‘Sudah selesai’ bisa diartikan ‘Sudah dibayar (lunas)’.
Bible Knowledge Commentary: “The sixth word or saying that Jesus spoke from the cross was the
single Greek work TETELESTAI which means It is finished. Papyri receipts for
taxes have been recovered with the word TETELESTAI written across them, meaning
‘paid in full.’ This word on Jesus’ lips was significant. When He said, ‘It is
finished’ (not ‘I am finished’), He meant His redemptive work was completed” [= Kata atau kalimat keenam yang Yesus ucapkan dari salib adalah
satu kata Yunani TETELESTAI, yang berarti ‘Sudah selesai’. Kwitansi papirus
untuk pajak telah ditemukan dengan kata TETELESTAI dituliskan melewatinya,
berarti ‘dibayar lunas’. Kata pada bibir Yesus ini sangat berarti / penting.
Pada waktu Ia berkata, ‘Sudah selesai’ (bukan ‘Aku selesai / tamat’), Ia
memaksudkan pekerjaan penebusanNya sudah selesai].
Dalam Kitab Suci, dosa memang sering
digambarkan sebagai suatu hutang (Luk 7:36-50), dan kata Yesus dalam
Yoh 19:30 ini menunjukkan bahwa Ia sudah membayar lunas hutang dosa kita.
4) Kata-kata
‘Sudah selesai’ ini merupakan teriakan kemenangan!
Wycliffe Bible Commentary: “Emphasis
here is not on the ending of the sufferings but on the completion of the
mission of redemption” (= Penekanan di sini
bukanlah pada berakhirnya penderitaan, tetapi pada penyelesaian missi
penebusan.).
Barclay: “‘It is finished’ is one word in
Greek - TETELESTAI - and Jesus died with a shout of triumph on his lips. He did
not say, ‘It is finished,’ in a weary defeat; he said it as one who shouts for
joy because the victory is won. He seemed to be broken on the Cross, but he
knew that his victory was won” (= ‘Sudah selesai’
merupakan satu kata dalam bahasa Yunani - TETELESTAI - dan Yesus mati dengan
suatu teriakan kemenangan pada bibirNya. Ia tidak mengatakan ‘Sudah selesai’
dalam suatu kekalahan yang lelah / menjemukan; Ia mengatakannya sebagai
seseorang yang berteriak dengan sukacita karena kemenangan telah dimenangkan.
Ia kelihatannya dihancurkan pada salib, tetapi Ia tahu bahwa kemenanganNya
telah dimenangkan / didapatkan) - hal 258.
Barclay: “For Jesus the strife was over
and the battle was won; and even on the Cross he knew the joy of victory and
the rest of the man who has completed his task and can lean back, content and
at peace” [= Bagi Yesus perjuangan telah
selesai dan pertempuran dimenangkan; dan bahkan pada salib ia (Yohanes / Yesus?)
mengetahui sukacita dari kemenangan dan istirahat / ketenangan dari Orang yang
telah menyelesaikan tugasNya dan bisa bersandar, puas dan dalam damai]
- hal 258-259.
Arthur W.
Pink: “‘It is finished.’
This was not the despairing cry of a helpless martyr; it was not an expression
of satisfaction that the termination of His sufferings was now reached; it was
not the last gasp of a worn-out life; No, rather was it the declaration on the
part of the Divine Redeemer that all for which He came from Heaven to earth was
now done; ... that all that was required by the Law before sinners could be
saved had now been performed: that the full price of our redemption was now
paid” (= ‘Sudah selesai’. Ini bukanlah
teriakan putus asa dari seorang martir yang tidak berdaya; itu bukanlah suatu
ungkapan kepuasan bahwa sekarang akhir dari penderitaanNya telah tercapai; itu
bukan merupakan kata-kata terakhir dari kehidupan yang sudah lesu / letih;
Tidak, sebaliknya itu merupakan pernyataan dari sang Penebus Ilahi bahwa semua
untuk mana Ia datang dari surga ke bumi sekarang sudah selesai; ... bahwa semua
yang dituntut oleh hukum Taurat sebelum orang-orang berdosa bisa diselamatkan
sekarang telah dilakukan: bahwa harga sepenuhnya dari penebusan kita sekarang
telah dibayar lunas) - ‘The
Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 102.
II) Apa yang ‘sudah selesai’?
1) Penebusan
dosa, yang merupakan missi Kristus datang ke dalam dunia, sudah selesai.
Kata Yunani TETELESTAI berasal dari kata
dasar TELEO, dan A. W. Pink memberikan penafsirannya berdasarkan penggunaan
kata TELEO ini dalam Kitab Suci.
Arthur W.
Pink: “‘It is finished’.
The Greek word here - ‘TELEO’ is variously translated in the New Testament. A
glance at some of the different renderings in other passages will enable us to
discern the fulness and finality of the term used by the Saviour. In Matt. 11:1
TELEO is rendered as follows, When Jesus has made an end of commanding
His twelve disciples, He departed thence.’ In Matt. 17:24 it is rendered, ‘They
that received tribute money came to Peter, and said, Doth not your Master pay
tribute?’ In Luke 2:39 it is rendered, ‘And when they had performed all
things according to the law of the Lord, they returned into Galilee.’ In Luke
18:31 it is rendered, ‘All things that are written by the prophets concerning
the Son shall be accomplished.’ Putting these together we learn the
scope of the Saviour’s sixth Cross utterance. ‘It is finished.’ He cried: it is
‘made an end of;’ it is ‘paid;’ it is ‘performed;’ it is ‘accomplished.’ What
was made an end of? - our sins and their guilt. What was ‘paid?’ - the price of
our redemption. What was ‘performed?’ - the utmost requirements of the Law.
What was ‘accomplished?’ - the work which the Father had given Him to do. What
was ‘finished?’ - the making of Atonement” [= ‘Sudah
selesai’. Kata Yunani di sini - ‘TELEO’ diterjemahkan secara bervariasi dalam
Perjanjian Baru. Melihat sekilas pada beberapa terjemahan dalam text-text lain
akan memampukan kita untuk melihat kepenuhan dan kelengkapan dari istilah yang
digunakan oleh sang Juruselamat. Dalam Mat 11:1 TELEO diterjemahkan sebagai
berikut: ‘Setelah Yesus selesai (KJV: ‘made and end’ / ‘mengakhiri’)
berpesan kepada kedua belas muridNya, pergilah Ia dari sana’. Dalam Mat 17:24
itu diterjemahkan: ‘datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan
berkata: ‘Apakah gurumu tidak membayar bea?’ Dalam Luk 2:39 itu
diterjemahkan: ‘Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan (KJV: ‘performed’ / ‘melakukan’)
menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke Galilea’. Dalam Luk 18:31 itu
diterjemahkan: ‘segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak
Manusia akan digenapi’. Dengan mengumpulkan semua terjemahan / arti ini
kita mempelajari ruang lingkup dari ucapan keenam dari sang Juruselamat di kayu
salib. ‘Sudah selesai’, teriakNya: itu artinya ‘mengakhiri’; itu artinya
‘dibayar / dilunasi’; itu artinya ‘dilakukan’; itu artinya ‘digenapi’. Apa yang
diselesaikan? - dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita. Apa yang telah dibayar
/ dilunasi? - harga / ongkos penebusan kita. Apa yang telah dilakukan? -
tuntutan tertinggi dari hukum Taurat. Apa yang telah digenapi? - pekerjaan yang
diberikan Bapa kepadaNya untuk dilakukan. Apa yang diselesaikan? - pembuatan
penebusan] - ‘The Seven
Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 113.
Mat 11:1 - “Setelah Yesus selesai
berpesan kepada kedua belas muridNya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan
memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka”.
KJV: ‘And it came to pass, when Jesus had made
an end of commanding his twelve disciples, he departed thence to teach and
to preach in their cities’.
Mat 17:24 - “Ketika
Yesus dan murid-muridNya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah
kepada Petrus dan berkata: ‘Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham
itu?’”.
KJV: ‘And when they were come to Capernaum, they
that received tribute money came to Peter, and said, Doth not your master pay
tribute?’.
Luk 2:39 - “Dan setelah selesai
semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota
kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea”.
KJV: ‘And when they had performed all
things according to the law of the Lord, they returned into Galilee, to their
own city Nazareth’.
Luk 18:31 - “Yesus
memanggil kedua belas muridNya, lalu berkata kepada mereka: ‘Sekarang kita
pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak
Manusia akan digenapi”.
KJV: ‘Then he took unto him the twelve, and said
unto them, Behold, we go up to Jerusalem, and all things that are written by
the prophets concerning the Son of man shall be accomplished’.
William Hendriksen: “Throughout his
earthly sojourn and especially on the cross he had suffered the wrath of
God against sin so as to deliver his people from it and to merit for them
everlasting salvation. The task had been brought to completion. Jesus knew
this, for he knew all things both in their totality and one by one” (= Sepanjang persinggahanNya
di bumi dan khususnya pada kayu salib Ia telah menderita / mendapatkan
murka Allah terhadap dosa sehingga membebaskan umatNya darinya dan
mendapatkan untuk mereka keselamatan kekal. Tugas itu telah diselesaikan. Yesus
mengetahui hal ini, karena Ia mengetahui segala sesuatu, baik secara
keseluruhan maupun satu per satu) - hal 434.
Matthew Henry:
“‘it is finished,’ that is, the
work of man’s redemption and salvation is now completed, at least the hardest
part of the undertaking is over; a full satisfaction is made to the justice of
God, a fatal blow given to the power of Satan, a fountain of grace opened that
shall ever flow, a foundation of peace and happiness laid that shall never
fail. Christ had now gone through with his work, and finished it, Jn 17:4”
(= ‘Sudah selesai’, yaitu, pekerjaan penebusan manusia dan keselamatan sekarang
sudah selesai / lengkap, setidaknya bagian yang paling berat / sukar dari usaha
itu sudah lewat; suatu pemuasan penuh dibuat pada keadilan Allah, suatu pukulan
yang fatal diberikan pada kuasa Iblis, suatu sumber kasih karunia terbuka yang
akan selalu mengalir / memancar, suatu fondasi dari damai dan kebahagiaan telah
diletakkan yang tidak akan pernah gagal. Kristus sekarang telah melewati
pekerjaanNya, dan menyelesaikannya, Yoh 17:4).
Yoh 17:4 - “Aku
telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan
yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya”.
2) Calvin
menganggap bahwa kata-kata ‘Sudah
selesai’ dari Kristus ini
merupakan dasar penghapusan ‘ceremonial law’ (= hukum yang berhubungan dengan upacara
keagamaan).
Calvin: “All the sacrifices of the Law
must have ceased, for the salvation of men has been completed by the one
sacrifice of the death of Christ” (= Semua korban dari hukum Taurat harus sudah
berhenti, karena keselamatan manusia telah disempurnakan / diselesaikan oleh
satu korban dari kematian Kristus) - hal 236.
Calvin: “On this doctrine depends the
abolition of all the ceremonies of the Law; for it would be absurd to follow shadows,
since we have the body of Christ” (= Pada doktrin ini tergantung
penghapusan dari semua hukum-hukum upacara; karena adalah menggelikan untuk
mengikuti bayangan, karena kita mempunyai tubuh dari Kristus) - hal 236.
Catatan: mungkin kata ‘body’ (= tubuh) dikontraskan dengan ‘shadows’ (= bayangan), dan karena itu diartikan
sebagai ‘realita’.
III) Makna kata-kata ‘Sudah selesai’ ini bagi kita.
1) Dosa-dosa
dari orang-orang percaya sudah beres!
Arthur W.
Pink: “Here we see the
end of our sins. The sins of the believer - all of them - were transferred to
the Saviour. As saith the Scripture, ‘The Lord hath laid on Him the iniquities
of us all’ (Isa. 53:6). If then God laid my iniquities on Christ, they are no
longer on me. Sin there is in me, for the old Adamic nature remains in the
believer till death or till Christ’s Return, should He come before I die; but
there is no sin on me. This distinction between sin IN and sin ON is a vital
one.” [= Di sini kita melihat akhir
dari dosa-dosa kita. Dosa-dosa orang percaya - semuanya - ditransfer kepada
sang Juruselamat. Seperti dikatakan Kitab Suci, ‘Tuhan telah meletakkan /
menimpakan kepadaNya kejahatan kita sekalian’ (Yes 53:6). Jadi, jika Allah
telah meletakkan / menimpakan kejahatanku pada Kristus, mereka tidak lagi ada padaku.
Dosa ada di dalam aku, karena manusia lama tinggal dalam diri orang percaya
sampai mati, atau sampai Kristus datang kembali, kalau Ia datang kembali
sebelum saya mati; tetapi tidak ada dosa pada saya. Pembedaan antara ‘dosa di dalam’ dan ‘dosa pada’ ini merupakan suatu pembedaan
yang vital] - ‘The Seven
Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 115.
A. W. Pink
membandingkan hal ini dengan Im 16:20-22 - “(20) Setelah
selesai mengadakan pendamaian bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta
mezbah, ia harus mempersembahkan kambing jantan yang masih hidup itu, (21) dan
Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup
itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan
segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan
semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke
padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu. (22)
Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke
tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun”.
Arthur W.
Pink: “The goat bearing
Israel’s sins, was taken unto an uninhabited wilderness, and the people of God
saw him and their sins no more! In type this was Christ taking our sins into
that desolate land where God was not, and there making an end of them.
The Cross of Christ then is the grave of our sins!”
(= Kambing yang membawa dosa-dosa Israel, dibawa ke padang gurun yang tidak
didiami, dan umat Allah tidak melihat kambing itu maupun dosa-dosa mereka lagi!
Dalam type, ini adalah Kristus yang membawa dosa-dosa kita ke tanah yang
ditinggalkan dimana Allah tidak ada, dan di sana mengakhiri dosa-dosa
itu. Jadi, salib Kristus adalah kuburan dari dosa-dosa kita!) - ‘The Seven Sayings of the Saviour on the
Cross’, hal 116.
Catatan: saya tak setuju dengan
kata-kata yang saya garis-bawahi itu. Tak ada tempat dimana Allah tidak ada!
2) Kita
harus bersandar pada pekerjaan Kristus yang sudah selesai ini, bukan pada pekerjaan
kita sendiri yang belum selesai dan yang tidak akan pernah selesai!
J. C. Ryle:
“One comfortable thought, at all
events, stands out most clearly on the face of this famous expression. We rest
our souls on a ‘finished work,’ if we rest them on the work of Jesus Christ the
Lord. We need not fear that either sin, or Satan, or law shall condemn us at
the last day. We may lean back on the thought, that we have a Saviour who has
done all, paid all, accomplished all, performed all that is necessary for our salvation.
We may take up the challenge of the Apostle, ‘Who is he that condemneth? It is
Christ that died; yea, rather that is risen again; who is even at the right
hand of God; who also maketh intercession for us.’ (Rom. 8:34). When we look at
our own works, we may well be ashamed of their imperfections. But when we look
at the finished work of Christ, we may feel peace. We ‘are complete in Him,’ if
we believe. (Col. 2:10)” [= Suatu pemikiran yang bisa
memberikan penghiburan, pada semua peristiwa, berdiri paling jelas di hadapan
pernyataan yang terkenal ini. Kita menyandarkan jiwa-jiwa kita pada suatu
‘pekerjaan yang sudah selesai’, jika kita menyandarkan mereka pada pekerjaan
Yesus Kristus, sang Tuhan. Kita tidak perlu takut bahwa dosa, atau Iblis, atau hukum
Taurat akan mengecam / menghukum kita pada hari terakhir. Kita boleh bersandar
pada pemikiran, bahwa kita mempunyai seorang Juruselamat yang telah melakukan
semuanya, membayar semua, menyelesaikan semua, menggenapi semua yang diperlukan
untuk keselamatan kita. Kita boleh / bisa menerima tantangan dari sang Rasul,
‘Siapakah dia yang menghukum? Adalah Kristus yang telah mati; ya, bahkan telah
bangkit kembali; yang bahkan berada di sebelah kanan Allah; yang juga melakukan
syafaat bagi kita’ (Ro 8:34). Pada waktu kita melihat pada pekerjaan-pekerjaan
kita sendiri, kita bisa malu karena ketidak-sempurnaan mereka. Tetapi pada
waktu kita melihat pada pekerjaan yang sudah selesai dari Kristus, kita bisa
merasakan damai. Kita ‘lengkap / sempurna dalam Dia’, jika kita percaya (Kol
2:10)] - ‘Expository Thoughts
on the Gospels’, (John volume III), hal 355.
Kol 2:10 - “dan
kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan
penguasa”. NIV seperti Kitab Suci Indonesia.
KJV: ‘And ye are complete in
him’ (= Dan kamu
lengkap / sempurna dalam Dia).
NASB: ‘and in Him you have
been made complete’
(= dan dalam Dia kamu telah dibuat menjadi lengkap / sempurna).
3) Kita
harus mengharapkan keselamatan dari Yesus dan kematianNya saja.
Calvin: “Now
this word, which Christ employs, well deserves our attention; for it shows that
the whole accomplishment of our salvation, and all the parts of it, are
contained in his death. We have already stated that his resurrection is not
separated from his death, but Christ only intends to keep our faith fixed on
himself alone, and not to allow it to turn aside in any direction whatever. The
meaning, therefore, is, that every thing which contributes to the salvation of
men is to be found in Christ, and ought not to be sought anywhere else; or -
which amounts to the same thing - that the perfection of salvation is contained
in him”
(= Kata yang digunakan Kristus ini layak mendapat perhatian kita; karena itu
menunjukkan bahwa seluruh penyelesaian keselamatan kita, dan semua bagian-bagiannya,
terdapat / tercakup dalam kematianNya. Kita telah menyatakan bahwa
kebangkitanNya tidak terpisah dari kematianNya, tetapi Kristus hanya bermaksud
untuk menjaga agar iman kita tertuju tetap kepadaNya saja, dan tidak
mengijinkannya untuk membelokkannya ke arah lain manapun. Karena itu, artinya
jelas bahwa segala sesuatu yang memberikan sumbangsih pada keselamatan manusia
harus ditemukan / didapatkan dalam Kristus, dan tidak boleh dicari di tempat
lain manapun juga; atau - yang mempunyai arti yang sama dengan - bahwa
kesempurnaan keselamatan terdapat di dalam Dia).
Calvin: “If we
give our assent to this word which Christ pronounced, we ought to be satisfied
with his death alone for salvation, and we are not at liberty to apply for
assistance in any other quarter; for he who was sent by the Heavenly Father to
obtain for us a full acquittal, and to accomplish our redemption, knew well
what belonged to his office, and did not fail in what he knew to be demanded of
him. It was chiefly for the purpose of giving peace and tranquillity to our
consciences that he pronounced this word, It is finished. Let us stop here,
therefore, if we do not choose to be deprived of the salvation which he has
procured for us”
(= Jika kita menyetujui kata yang diucapkan / diumumkan Kristus ini, kita harus
puas dengan kematianNya saja untuk keselamatan, dan kita tidak mempunyai
kebebasan untuk menggunakan bantuan dari sudut lain manapun; karena Ia yang
diutus oleh Bapa Surgawi untuk mendapatkan bagi kita pembebasan penuh, dan untuk
menyelesaikan penebusan kita, tahu dengan baik apa yang termasuk dalam
tugasNya, dan tidak gagal dalam apa yang Ia tahu dituntut dariNya. Dengan
tujuan utama untuk memberikan damai dan ketenangan pada hati nurani kitalah Ia
mengumumkan kata ‘Sudah selesai’ ini. Karena itu, hendaklah kita berhenti di
sini, jika kita tidak memilih untuk dicabut / dihilangkan dari keselamatan yang
telah Ia peroleh bagi kita).
Karena itu, jangan menggabungkan Kristus
dengan kepercayaan / agama lain, dengan kepercayaan kepada Maria atau orang
suci, dengan kepercayaan pada perbuatan baik saudara sendiri, dsb. Keselamatan
kita terjadi hanya karena jasa penebusan Kristus, yang kita terima
dengan iman!
4) Yang harus kita lakukan untuk bisa selamat
hanyalah percaya, tidak ada yang lain!
The Bible Exposition Commentary: “Perhaps the most meaningful meaning of tetelestai was that used by the merchants: ‘The debt is paid
in full!’ When He gave Himself on the cross, Jesus fully met the righteous
demands of a holy law; He paid our debt in full. ... There was once a rather
eccentric evangelist named Alexander Wooten, who was approached by a flippant
young man who asked, ‘What must I do to be saved?’ ‘It’s too late!’ Wooten
replied, and went about his work. The young man became alarmed. ‘Do you mean
that it’s too late for me to be saved?’ he asked. ‘Is there nothing I can do?’
‘Too late!’ said Wooten. ‘It’s already been done! The only thing you can do is
believe.’” (= Mungkin arti yang
paling berarti / penting dari TETELESTAI adalah penggunaannya oleh
pedagang-pedagang: ‘Hutang sudah dibayar lunas!’ Pada waktu Ia menyerahkan
diriNya sendiri di kayu salib, Yesus memenuhi tuntutan yang benar dari hukum
Taurat yang kudus; Ia membayar lunas hutang kita. ... Suatu waktu ada seorang
penginjil yang eksentrik bernama Alexander Wooten, yang didatangi oleh seorang
muda yang usil / sembrono, yang bertanya: ‘Apa yang harus aku lakukan supaya
selamat?’ Wooten menjawab, ‘Sudah terlambat’, dan lalu meneruskan pekerjaannya.
Orang muda itu menjadi takut. ‘Apakah kamu memaksudkan bahwa sudah terlambat
bagiku untuk diselamatkan?’, ia bertanya. ‘Tidak adakah sesuatu yang bisa aku
lakukan?’ ‘Terlambat’, kata Wooten. ‘Itu sudah dilakukan. Satu-satunya hal yang
bisa kamu lakukan adalah percaya’.).
5) Orang
percaya bisa, dan bahkan harus, merasa aman (secara rohani dan kekal), di dalam
Kristus.
Jamieson, Fausset & Brown: “In this one astonishing word believers will
find the foundation of all their safety and bliss throughout eternal ages” (= Dalam satu kata yang mengherankan ini
orang-orang percaya akan menemukan fondasi dari semua keamanan dan kebahagiaan
melalui jaman-jaman yang kekal).
6) Kata-kata
‘Sudah selesai’ ini juga menjamin bahwa Yesus akan
menyelesaikan pekerjaanNya di dalam kita, dan itu berarti bahwa orang kristen
yang sejati tidak akan pernah terhilang!
Spurgeon: “Once
more, there is joy to every believer when he remembers that, as Christ said,
‘It is finished,’ every guarantee was given of the eternal salvation of all the
redeemed. It appears to me that, if Christ finished the work for us, he will
finish the work in us. If he has undertaken so supreme a labour as the
redemption of our souls by blood, and that is finished, then the great but yet
minor labour of renewing our natures, and transforming us even unto perfection,
shall be finished, too. If, when we were sinners, Christ loved us so as to die
for us, now that he has redeemed us, and has already reconciled us to himself,
and made us his friends and his disciples, will he not finish the work that is
necessary to make us fit to stand among the golden lamps of heaven, and to sing
his praises in the country where nothing that defileth can ever enter?”
(= Sekali lagi, ada sukacita bagi setiap orang percaya pada waktu ia mengingat
bahwa, seperti dikatakan Kristus: ‘Sudah selesai’, semua garansi diberikan
tentang keselamatan kekal dari umat manusia. Bagi saya kelihatannya bahwa jika
Kristus telah menyelesaikan pekerjaan untuk kita, Ia akan menyelesaikan
pekerjaan di dalam kita. Jika Ia telah mengerjakan pekerjaan yang begitu
tinggi seperti penebusan jiwa kita oleh darah, dan hal itu sudah diselesaikan,
maka pekerjaan yang agung tetapi lebih kecil tentang pembaharuan diri kita, dan
perubahan kita kepada kesempurnaan, akan diselesaikan juga. Jika, pada waktu kita
adalah orang-orang berdosa, Kristus mengasihi kita sehingga mati untuk kita,
sekarang pada saat Ia telah menebus kita, dan telah mendamaikan kita dengan
diriNya sendiri, dan membuat kita sahabat-sahabatNya dan murid-muridNya, apakah
Ia tidak akan menyelesaikan pekerjaan yang perlu untuk membuat kita cocok untuk
berdiri di antara lampu-lampu emas dari surga, dan untuk menyanyikan pujian
untukNya di negara dimana tidak ada sesuatu yang mengotori bisa masuk?) - ‘A
Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 575.
7) Kata-kata
ini merupakan inti dari Injil, dan ini harus kita beritakan kepada orang-orang
yang belum percaya supaya mereka mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat mereka.
Arthur W. Pink: “‘It is finished’ is
but one word in the original, yet in that word is wrapped up the Gospel of God;
in that word is contained the ground of the believer’s assurance” (= ‘Sudah selesai’ hanya
merupakan satu kata dalam bahasa aslinya, tetapi dalam kata itu terbungkus
Injil Allah; dalam kata itu tercakup dasar dari keyakinan orang percaya) - ‘The Seven Sayings of the
Saviour on the Cross’, hal
60.
John G. Mitchell: “As you speak to
the unsaved, tell them that He finished the work. Redemption is completed. He
asks them to accept Him as Savior and as Lord. We sometimes sing, ‘Nothing in
my hands I bring, Simply to thy cross I cling.’ He is the Savior, the complete
Savior. He has finished the work. Blessed be His name” (= Pada waktu engkau berbicara
dengan orang yang belum diselamatkan, beritahu mereka bahwa Ia telah
menyelesaikan pekerjaanNya. Penebusan sudah lengkap / sempurna. Ia meminta
mereka untuk menerimaNya sebagai Juruselamat dan sebagai Tuhan. Kita
kadang-kadang menyanyi: ‘Tidak ada yang aku bawa dalam tanganku, Hanya kepada
salib aku berpegang’. Ia adalah Juruselamat, Juruselamat yang lengkap /
sempurna. Ia telah menyelesaikan pekerjaanNya. Terpujilah namaNya) - hal 378.
Spurgeon: “Let
us publish it. Children of God, ye who by faith received Christ as your all in
all, tell it every day of your lives that ‘it is finished.’ Go and tell it to
those who are torturing themselves, thinking through obedience and
mortification to offer satisfaction. ... In all parts of the earth there are
those who think that the misery of the body and the soul may be an atonement
for sin. Rush to them, stay them in their madness and say to them, ‘Wherefore
do ye this? It is finished.’ All the pains that God asks, Christ has suffered;
all the satisfaction by way of agony in the flesh that the law demandeth,
Christ hath already endured. ... God neither asks nor accepts any other
sacrifice than that which Christ offered once for all upon the cross. ... Why
improve on what is finished? Why add to that which is complete? The Bible is
finished, he that adds to it shall have his name taken out of the Book of Life,
and out of the holy city: Christ’s atonement is finished, and he that adds to
that must expect the selfsame doom” (= Hendaklah kita
mempublikasikannya. Anak-anak Allah, engkau yang oleh iman menerima Kristus
sebagai semua dalam semua bagimu, ceritakanlah dalam setiap hari dalam hidupmu
bahwa itu ‘Sudah selesai’. Pergilah dan ceritakanlah itu kepada mereka yang
menyiksa diri mereka sendiri, dan mengira melalui ketaatan dan penghukuman /
penyangkalan diri untuk menawarkan pemuasan. ... Di semua bagian-bagian bumi
ada mereka yang berpikir bahwa penderitaan dari tubuh dan jiwa bisa menjadi
penebusan untuk dosa. Cepatlah pergi kepada mereka, tahanlah / hentikanlah
mereka dalam kegilaan mereka dan katakan kepada mereka: ‘Untuk apa kamu lakukan
ini? Itu sudah selesai’. Semua rasa sakit yang dituntut oleh Allah, telah
diderita oleh Kristus; semua pemuasan melalui penderitaan dalam daging yang
dituntut oleh hukum Taurat, telah ditahan oleh Kristus. ... Allah tidak meminta
ataupun menerima korban lain apapun dari pada korban yang diberikan oleh
Kristus sekali untuk selama-lamanya di atas kayu salib. ... Mengapa memperbaiki
apa yang sudah selesai? Mengapa menambahkan pada apa yang sudah selesai /
lengkap? Alkitab sudah selesai, ia yang menambahinya akan dihapuskan namanya
dari Kitab Kehidupan, dan dari kota kudus: penebusan Kristus sudah selesai, dan
ia yang menambahkan pada penebusan itu harus mengharapkan nasib yang sama) - ‘A
Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal
584,585.
IV) Ajaran-ajaran yang bertentangan dengan kata-kata ‘Sudah selesai’ ini.
Kata-kata ‘Sudah selesai’ ini bertentangan dengan:
1) Ajaran
yang mengatakan bahwa setelah mati Yesus turun ke neraka untuk memikul hukuman
dosa kita di sana. Kalau ajaran ini benar, seharusnya Yesus berkata: ‘Belum selesai’, dan lalu menyerahkan nyawaNya.
2) Ajaran
Gereja Roma Katolik tentang api penyucian. Ajaran tentang api penyucian ini
bukan hanya sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci, tetapi juga bertentangan
dengan kata-kata ‘Sudah
selesai’ dari Kristus ini,
dan juga dengan Ro 8:1 - “Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
3) Ajaran
yang mengatakan bahwa perbuatan baik kita mempunyai andil untuk menyelamatkan
kita.
Spurgeon: “Are
there any of you here who are trying to do something to make a righteousness of
your own? How dare you attempt such a work when Jesus says, ‘It is finished’?
Are you trying to put a few of your own merits together, a few odds and ends,
fig-leaves and filthy rags of your own righteousness? Jesus says, ‘It is
finished.’ Why do you want to add anything of your own to what he has
completed? Do you say that you are not fit to be saved? What! have you to bring
some of your fitness to eke out Christ’s work? ‘Oh!’ say you, ‘I hope to come
to Christ one of these days when I get better.’ What! What! What! What! Are you
to make yourself better, and then is Christ to do the rest of the work? You
remind me of the railways to our country towns; you know that, often, the
station is half-a-mile or a mile out of the town, so that you cannot get to the
station without having an omnibus to take you there. But my Lord Jesus Christ
comes right to the town of Mansoul. His railway runs close to your feet, and
there is the carriage-door wide open; step in. You have not even to go over a
bridge, or under a subway; there stands the carriage just before you. This
royal railroad carries souls all the way from hell’s dark door, where they lie
in sin, up to heaven’s great gate of pearl, where they dwell in perfect
righteousness for ever. Cast yourself on Christ; take him to be everything you
need, for he says of the whole work of salvation, ‘It is finished.’”
(= Apakah ada dari kamu di sini yang sedang berusaha untuk melakukan sesuatu
untuk membuat suatu kebenaran dari dirimu sendiri? Bagaimana engkau berani
melakukan pekerjaan seperti itu pada waktu Yesus berkata ‘Sudah selesai’?
Apakah engkau sedang berusaha untuk mengumpulkan beberapa dari jasamu sendiri,
sedikit barang-barang rombengan / sisa, daun pohon ara dan kain kotor
dari kebenaranmu sendiri? Yesus berkata: ‘Sudah selesai’. Mengapa engkau mau
menambahkan apapun dari dirimu sendiri pada apa yang sudah Ia selesaikan?
Apakah engkau berkata bahwa engkau tidak cocok untuk diselamatkan? Apa!
haruskah engkau membawa sebagian dari kelayakanmu untuk menambah dengan susah
payah pekerjaan Kristus? ‘Oh!’ katamu, ‘Aku berharap untuk datang kepada
Kristus pada salah satu dari hari-hari ini pada saat aku sudah lebih baik’.
Apa! Apa! Apa! Apa! Apakah engkau harus membuat dirimu sendiri lebih baik, dan
lalu Kristus harus mengerjakan sisa dari pekerjaan itu? Engkau mengingatkan aku
tentang jalan kereta api ke kota-kota kita; engkau tahu bahwa seringkali
stasiun terletak ½ atau 1 mil di luar kota, sehingga engkau tidak bisa sampai
ke stasiun tanpa menggunakan bis penumpang untuk membawa engkau ke sana. Tetapi
Tuhan Yesus Kristusku datang sampai pada kota Jiwa-manusia. Rel kereta apiNya
sampai pada dekat kakimu, dan di sana kendaraannya berada persis di depanmu.
Rel kereta api kerajaan ini membawa jiwa-jiwa dari pintu neraka yang gelap,
dimana mereka berbaring dalam dosa, terus sampai ke pintu gerbang mutiara yang
besar dari surga, dimana mereka tinggal dalam kebenaran yang sempurna
selama-lamanya. Serahkanlah dirimu kepada Kristus; ambillah Dia sebagai segala
sesuatu yang engkau butuhkan, karena Ia berkata tentang seluruh pekerjaan
keselamatan: ‘Sudah selesai’) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and
Work of our Lord’, vol VI, hal 575-576.
Catatan: kata-kata ‘daun pohon ara’ mungkin menunjuk pada kata-kata ‘daun pohon ara’ dalam Kej 3:7 yang menunjuk pada
sesuatu yang sangat tidak memadai untuk menutupi ketelanjangan mereka (Adam dan
Hawa).
Kej 3:7 - “Maka terbukalah
mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat”.
Arthur W.
Pink: “‘It is finished.’
What was ‘finished’? The Work of Atonement. What is the value of that to us?
This: to the sinner, it is a message of glad tidings. All that a holy God
requires has been done. Nothing is left for the sinner to add. No works from us
are demanded as the price of our salvation. All that is necessary for the
sinner is to rest now by faith upon what Christ did. ‘The gift of God is
eternal life through Jesus Christ our Lord’ (Rom. 6:23). To the
believer, the knowledge that the atoning work of Christ is finished brings a
sweet relief over against all the defects and imperfections of his services.
There is nothing ‘finished’ that we do; all our duties are imperfect. There is
much of sin and vanity in the very best of our efforts, but the grand relief is
that we are ‘complete’ in Christ (Col. 2:10)! Christ and His finished Work is
the ground of all our hopes” [= ‘Sudah selesai’. Apa yang
diselesaikan? Pekerjaan Penebusan. Apa nilai hal itu bagi kita? Ini: bagi
orang-orang berdosa, itu adalah suatu kabar gembira. Semua yang dituntut oleh
Allah yang kudus / suci telah diselesaikan. Tidak ada yang tertinggal bagi
orang berdosa untuk ditambahkan. Tidak ada pekerjaan / usaha dari kita dituntut
sebagai harga dari keselamatan kita. Semua yang diperlukan orang berdosa
sekarang adalah beristirahat / bersandar dengan iman pada apa yang telah
dilakukan oleh Kristus. ‘karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita’ (Ro 6:23). Bagi orang percaya, pengetahuan bahwa pekerjaan
penebusan dari Kristus sudah selesai membawa suatu pembebasan / kelegaan yang
manis atas segala cacat dan ketidak-sempurnaan dari pelayanannya. Tidak ada
yang ‘selesai’ dari apa yang kita kerjakan; semua kewajiban-kewajiban kita
tidak sempurna. Ada banyak dosa dan kesia-siaan dalam usaha-usaha kita yang
terbaik, tetapi kelegaan yang besar adalah bahwa kita ‘lengkap / sempurna’ dalam
Kristus (Kol 2:10)] - ‘The
Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 114.
Kol 2:10 - “dan
kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan
penguasa”. NIV seperti Kitab Suci Indonesia.
KJV: ‘And ye are complete in
him’ (= Dan kamu
lengkap / sempurna dalam Dia).
NASB: ‘and in Him you have
been made complete’
(= dan dalam Dia kamu telah dibuat menjadi lengkap / sempurna).
Arthur W.
Pink: “‘It is finished.’
Do you really believe it? Or, are you endeavoring to add something of your own
to it and thus merit the favor of God? Some years ago a Christian farmer was
deeply concerned over an unsaved carpenter. The farmer sought to set before his
neighbor the Gospel of God’s grace, and to explain how that the Finished Work
of Christ was sufficient for his soul to rest upon. But the carpenter persisted
in the belief that he must do something himself. One day the farmer asked the
carpenter to make for him a gate, and when the gate was ready he carried it
away to his wagon. He arranged for the carpenter to call on him the next
morning and see the gate as it hung in the field. At the appointed hour the
carpenter arrived and was surprised to find the farmer standing by with a sharp
axe in his hand. ‘What are you going to do?’ he asked. ‘I am going to add a few
cuts and strokes to your work’ was the response. ‘But there is no need for it,’
replied the carpenter, ‘the gate is alright as it is. I did all that was
necessary to it.’ The farmer took no notice, but lifting his axe he slashed and
hacked at the gate until it was completely spoiled. ‘Look what you have done!’
cried the carpenter, ‘you have ruined my work’ ‘Yes,’ said the farmer, ‘and
that is exactly what you are trying to do. You are seeking to nullify the
Finished Work of Christ by your own miserable addition to it!’ God used this
forceful object lesson to show the carpenter his mistake, and he was led to
cast himself by faith upon what Christ had done for sinners. Reader, will you
do the same?” (= ‘Sudah selesai’. Apakah kamu
sungguh-sungguh mempercayainya? Atau, apakah kamu sedang berusaha untuk
menambahi sesuatu dari dirimu sendiri padanya dan dengan demikian layak
mendapat kebaikan Allah? Beberapa tahun yang lalu seorang petani Kristen sangat
prihatin atas seorang tukang kayu yang belum selamat. Petani itu berusaha untuk
menyatakan di depan tetangganya Injil dari kasih karunia Allah, dan menjelaskan
bagaimana pekerjaan Kristus yang sudah selesai itu cukup bagi jiwanya untuk
disandari. Tetapi si tukang kayu berkeras dalam kepercayaan bahwa ia sendiri
harus melakukan sesuatu. Suatu hari si petani meminta si tukang kayu untuk
membuat baginya sebuah pintu gerbang, dan pada waktu pintu gerbang itu sudah
siap ia membawanya ke dalam mobilnya. Ia mengatur supaya si tukang kayu singgah
padanya pagi berikutnya dan melihat pintu gerbang itu pada waktu pintu gerbang
itu tergantung di ladang. Pada saat yang telah ditetapkan si tukang kayu datang
dan kaget mendapati si petani berdiri dengan kapak yang tajam di tangannya.
‘Apa yang akan kamu lakukan?’, ia bertanya. ‘Saya akan menambahkan beberapa
potongan dan pukulan / coretan pada pekerjaanmu’, jawabnya. ‘Tetapi itu tidak
dibutuhkan’, jawab si tukang kayu, ‘pintu gerbang itu sudah benar seperti itu.
Aku sudah melakukan semua yang diperlukan padanya’. Si petani tidak
memperhatikan, tetapi mengangkat kapaknya dan menyayat dan membacok pintu
gerbang itu sampai itu rusak seluruhnya. ‘Lihat apa yang telah kamu lakukan!’
teriak si tukang kayu, ‘kamu telah merusakkan pekerjaanku’. ‘Ya’ kata si
petani, ‘dan itu persis merupakan apa yang kamu sedang berusaha lakukan. Kamu
mengusahakan / mencoba untuk menghapuskan Pekerjaan yang sudah selesai dari
Kristus oleh penambahanmu yang menyedihkan padanya’. Allah memakai pelajaran
yang kuat ini untuk menunjukkan kepada si tukang kayu kesalahannya, dan ia
dibimbing untuk menyerahkan dirinya sendiri dengan iman pada apa yang telah
dilakukan oleh Kristus bagi orang-orang berdosa. Pembaca, maukah engkau
melakukan hal yang sama?) - ‘The
Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 119.
Spurgeon: “God
neither asks nor accepts any other sacrifice than that which Christ offered
once for all upon the cross. ... Why improve on what is finished? Why add to
that which is complete? The Bible is finished, he that adds to it shall have his
name taken out of the Book of Life, and out of the holy city: Christ’s
atonement is finished, and he that adds to that must expect the selfsame doom”
(= Allah tidak meminta ataupun menerima korban lain apapun dari pada korban
yang diberikan oleh Kristus sekali untuk selama-lamanya di atas kayu salib. ...
Mengapa memperbaiki apa yang sudah selesai? Mengapa menambahkan pada apa yang
sudah selesai / lengkap? Alkitab sudah selesai, ia yang menambahinya akan
dihapuskan namanya dari Kitab Kehidupan, dan dari kota kudus: penebusan Kristus
sudah selesai, dan ia yang menambahkan pada penebusan itu harus mengharapkan
nasib yang sama) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work
of our Lord’, vol VI, hal 585.
4) Ajaran
Roma Katolik tentang Perjamuan Kudus.
Calvin memakai kata-kata ‘Sudah selesai’ dari Kristus ini untuk menyerang Perjamuan
Kudus versi Roma Katolik, yang merupakan pengorbanan ulang terhadap
Kristus. Ini bertentangan dengan kata-kata ‘Sudah selesai’ ini! Bandingkan juga dengan Ibr 9:28 - “demikian pula Kristus hanya
satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang.
Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk
menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.
5) Ajaran
Arminian yang mengatakan bahwa orang kristen yang sejati bisa kehilangan
keselamatan.
Ingat penggunaan perfect tense untuk
kata-kata ‘Sudah
selesai’ ini! Kata-kata
itu sebetulnya berarti ‘Sudah selesai’, dan ‘akan selalu sudah selesai’.
Kalau ajaran Arminian di atas itu benar,
maka kata-kata ‘Sudah selesai’ bisa tahu-tahu menjadi ‘belum selesai’!
V) Keberatan tentang kata-kata ‘Sudah selesai’ ini.
1) Bagaimana
Kristus bisa menyelesaikan hukuman kekal kita dalam waktu yang begitu
singkat?
Spurgeon: “We
have sometimes heard it said, ‘How could Christ, in so short a time, bear
suffering which should be equivalent to the torments - the eternal torments of
hell?’ Our reply is, we are not capable of judging what the Son of God might do
even in a moment, much less what he might do and what he might suffer in his
life and in his death. ... it is very possible that he did in the space of two
or three hours endure not only the agony which might have been contained in
centuries, but even an equivalent for that which might be comprehended in
everlasting punishment. At any rate, it is not for us to say that it could not
be done. Do not, I pray you, let us attempt to measure Christ’s sufferings by
the finite line of your ignorant reason, but let us know and believe that what
he endured there was accepted by God as an equivalent for all our pains”
(= Kita kadang-kadang mendengar dikatakan: ‘Bagaimana Kristus bisa, dalam waktu
yang begitu singkat, memikul penderitaan yang setara dengan penyiksaan -
penyiksaan kekal dari neraka?’ Jawaban kami adalah: kita tidak mampu menghakimi
/ menilai apa yang Anak Allah bisa lakukan dalam waktu yang singkat, apa lagi
apa yang bisa Ia lakukan dan apa yang bisa Ia alami / pikul dalam hidupNya dan
dalam matiNya. ... adalah sangat mungkin bahwa dalam waktu 2 atau 3 jam Ia
memikul / menahan bukan hanya penderitaan yang tercakup dalam banyak abad,
tetapi bahkan setara dengan hal yang dimengerti dalam penghukuman kekal.
Bagaimanapun, bukanlah bagian kita untuk mengatakan bahwa itu tidak bisa
dilakukan. Saya mohon, jangan mencoba untuk mengukur penderitaan Kristus dengan
garis / tali terbatas dari akal yang bodoh / tidak tahu apa-apa, tetapi
hendaklah kita tahu dan percaya bahwa apa yang Ia tahan di sana telah diterima
oleh Allah sebagai sesuatu yang setara dengan semua rasa sakit kita) - ‘A
Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal
579-580.
Illustrasi: seorang anak bekerja pada saudara dengan
gaji Rp 10.000 per hari. Suatu hari ia sakit dan saya menggantikannya, tetapi
saya mau kerja hanya 3 jam dengan gaji Rp 10.000 itu. Saudara bisa saja mau,
karena saya, yang lebih besar dan lebih kuat dari anak itu, bisa menyelesaikan
hanya dalam 3 jam apa yang harus dikerjakan anak itu dalam 1 hari.
2) Bagaimana mungkin penebusan dosa sudah selesai,
padahal Ia belum mengalami kematian?
Ada yang
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘Sudah selesai’ adalah
penderitaan aktifNya dalam memikul hukuman dosa.
Tetapi Calvin
berkata bahwa Kristus mengucapkan kata-kata ‘Sudah selesai’
itu dengan memperhitungkan kematianNya yang akan segera terjadi.
Calvin: “But how
does he say, that all things were accomplished, while the most important part
still remained to be performed, that is, his death? Besides, does not his
resurrection contribute to the accomplishment of our salvation? I answer, John
includes those things which were immediately to follow. Christ had not yet
died: and had not yet risen again; but he saw that nothing now remained to
hinder him from going forward to death and resurrection”
(= Tetapi bagaimana Ia mengatakan bahwa segala sesuatu sudah selesai, sementara
bagian yang terpenting masih tersisa / tertinggal untuk dilakukan, yaitu
kematianNya? Disamping itu, bukankah kebangkitanNya memberikan sumbangsih pada
pencapaian / penyelesaian keselamatan kita? Saya menjawab, Yohanes memasukkan /
mencakup hal-hal itu yang akan segera menyusul. Kristus belum mati: dan belum
bangkit kembali; tetapi Ia melihat bahwa tak ada apapun yang sekarang
tertinggal untuk menghindarkan Dia dari maju pada kematian dan kebangkitan).
3) Kata-kata
‘Sudah selesai’ ini dianggap bertentangan dengan Kol 1:24 - “Sekarang aku bersukacita bahwa
aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang
kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat”.
Roma Katolik menafsirkan bahwa
Kol 1:24 ini menunjukkan bahwa penebusan Kristus tidak sempurna, perlu
ditambahi dengan penderitaan dari para martir. Dan memang dalam ajaran Roma
Katolik ada hal-hal yang sejalan dengan ketidak-sempurnaan penebusan Kristus,
seperti:
·
api
pencucian.
·
perbuatan
baik manusia punya andil dalam keselamatan.
Tetapi Kol 1:24 ini tidak mungkin
diartikan bahwa penebusan Kristus tidak sempurna, karena:
a) Itu bertentangan dengan kata-kata ‘Sudah selesai’ dalam Yoh
19:28,30 dan juga dengan Ibr 10:11-14 - “(11) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap
hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang
sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (12) Tetapi Ia, setelah
mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk
selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (13) dan sekarang Ia hanya menantikan
saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya. (14) Sebab oleh
satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia
kuduskan”.
b) Itu bertentangan dengan doktrin tentang ‘kecukupan’ penebusan
Kristus, yang justru ditekankan oleh Paulus dalam surat Kolose ini, untuk
menangani ajaran sesat yang menyangkal kecukupan penebusan Kristus sehingga
harus ditambah dengan pertapaan, dan sebagainya.
Herbert M. Carson (Tyndale): “Furthermore, he is dealing here at Colossae with a
false teaching which denies the sufficiency of the work of Christ, and insists
that it must be supplemented by asceticism and other human endeavours. Paul has
replied in his opening chapter with an uncompromising stress on the preeminence
of Christ, and the completeness of the redemption which He has accomplished. Is
it then likely that he would cast this position to the winds and introduce a
view which envisaged the perfecting of an incomplete atonement?” (= Selanjutnya, di sini di
Kolose ia sedang menangani ajaran sesat yang menyangkal kecukupan pekerjaan
Kristus, dan mendesak bahwa itu harus ditambahi dengan pertapaan dan
usaha-usaha manusia yang lain. Paulus telah menjawab dalam pasal pembukaannya
dengan penekanan yang tidak berkompromi pada penonjolan Kristus, dan
kelengkapan dari penebusan yang telah Ia selesaikan. Lalu mungkinkah sekarang
ia membuang pandangannya dan mengajukan suatu pandangan yang menggambarkan
penyempurnaan dari suatu penebusan yang tidak lengkap?) - ‘The Epistles of Paul to the Colossians and
Philemon’, hal 50.
Catatan: bahwa surat Kolose memang menangani hal-hal tersebut di atas,
terlihat dari Kol 2:8-23 - “(8)
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang
kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak
menurut Kristus. (9) Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan keAllahan, (10) dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala
semua pemerintah dan penguasa. (11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan
sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri
dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, (12) karena dengan Dia kamu dikuburkan
dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh
kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang
mati. (13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena
tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia,
sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, (14) dengan menghapuskan surat
hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan
itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: (15) Ia telah melucuti
pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum
dalam kemenanganNya atas mereka. (16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang
menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru
ataupun hari Sabat; (17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus
datang, sedang wujudnya ialah Kristus. (18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu
digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada
malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan
membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (19) sedang ia tidak
berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan
diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan
ilahinya. (20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas
dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa
peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: (21) jangan jamah ini, jangan
kecap itu, jangan sentuh ini; (22) semuanya itu hanya mengenai barang yang
binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran
manusia. (23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan
ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada
gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi”.
c) Kata yang diterjemahkan ‘penderitaan’ dalam bahasa Yunani adalah THLIPSIS, dan
kata ini tidak pernah digunakan untuk menunjuk pada penderitaan Kristus untuk
menebus dosa.
Herbert M. Carson (Tyndale): “The very word used here for suffering, thlipsis, is nowhere used in the New
Testament to describe the atoning death of Christ, and, as Lightfoot points
out, it ‘certainly would not suggest a sacrificial act’” (= Kata yang digunakan di sini
untuk penderitaan, THLIPSIS, tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Baru untuk
menggambarkan kematian yang bersifat menebus dosa dari Kristus, dan, seperti
ditunjukkan oleh Lightfoot, itu ‘pasti tidak menunjukkan suatu tindakan
pengorbanan’) - ‘The Epistles of Paul to the Colossians and
Philemon’, hal 50-51.
d) Dalam Kol 1:25 Paulus menyebut dirinya ‘pelayan jemaat’.
Jika dalam Kol 1:24 ia memang
mengajarkan bahwa penderitaan yang ia alami itu adalah untuk penebusan dosa,
seharusnya ia mengaku diri sebagai ‘pengantara’ atau ‘penebus’, atau ‘rekan penebus’. Tetapi ternyata ia tidak melakukan hal itu.
Lalu, apa artinya Kol 1:24 ini?
1. Ini adalah penderitaan dalam pembangunan tubuh Kristus, dan
dalam hal ini Kristus memberikan tempat untuk penderitaan lebih lanjut bagi
para pengikutNya.
William Barclay: “He thinks of the sufferings through which he is
passing as completing the sufferings of Jesus Christ himself. Jesus died to
save his Church; but the Church must be upbuilt and extended; it must be kept
strong and pure and true; therefore, anyone who serves the Church by widening
her borders, establishing her faith, saving her from errors, is doing the work
of Christ. And if such service involves suffering and sacrifice, that affliction
is filling up and sharing the very suffering of Christ” (= Ia berpikir tentang
penderitaan yang ia lalui sebagai melengkapi penderitaan Yesus Kristus sendiri.
Yesus mati untuk menyelamatkan GerejaNya; tetapi Gereja harus dibangun dan
diperluas; itu harus dijaga agar tetap kuat dan murni dan benar; karena itu,
setiap orang yang melayani Gereja dengan memperluas batasan-batasannya,
meneguhkan imannya, menyelamatkannya dari kesalahan, sedang melakukan pekerjaan
Kristus. Dan jika pelayanan seperti itu mencakup penderitaan dan pengorbanan,
penderitaan itu memenuhkan dan mengambil bagian dalam penderitaan Kristus).
James Fergusson (Geneva): “As the personal sufferings of Christ were for the
church’s redemption, and to satisfy the Father’s justice for the sins of the
elect, Acts 20:28, which he did completely, John 19:30; so the suffering of the
saints are also for the church’s good, though not for her redemption or
expiation of sin, neither in its guilt nor punishment, 1John 1:7; yet to edify
the church by their example, James 5:10, to comfort her under sufferings, 2Cor.
1:6, and to confirm that truth for which they do suffer, Phil. 2:17” (= Seperti penderitaan pribadi
Kristus adalah untuk penebusan gereja, dan untuk memuaskan keadilan Bapa
terhadap dosa-dosa orang pilihan, Kis 20:28, yang Ia lakukan secara
lengkap, Yoh 19:30; begitulah penderitaan dari orang-orang kudus juga
untuk kebaikan gereja, sekalipun bukan untuk penebusannya atau penebusan /
pembayaran dosa, tidak dalam kesalahannya ataupun hukumannya, 1Yoh 1:7;
tetapi untuk mendidik gereja oleh teladan mereka, Yak 5:10, untuk
menghibur gereja dalam penderitaan, 2Kor 1:6, dan untuk meneguhkan
kebenaran untuk mana mereka menderita, Fil 2:17).
2. Karena adanya kesatuan antara Kristus dan para pengikutNya, maka
pada waktu pengikutNya menderita, Kristus juga menderita dalam dia.
James Fergusson (Geneva): “The sufferings of Paul, and of any other saints,
are the sufferings of Christ, and the filling up of his sufferings; not as if
Christ’s personal sufferings for the redemption of sinners were imperfect, and
so to be supplied by the sufferings of others, (see Heb. 10:14) but such is
that sympathy betwixt Christ and believers, Acts 9:4, and so strict is that
union among them, whereby he and they do but make up one mystical Christ, 1Cor.
12:12, that in those respects the sufferings of the saints are his sufferings,
to wit, the sufferings of mystical Christ, which are not perfect nor filled up,
until every member of his body endure their own allotted portion and share” (= Penderitaan dari Paulus, dan
dari orang kudus yang lain, adalah penderitaan Kristus, dan memenuhkan /
melengkapi penderitaanNya; bukan seakan-akan penderitaan pribadi Kristus untuk
penebusan orang berdosa adalah tidak sempurna, dan karena itu harus disuplai
oleh penderitaan orang-orang lain, (lihat Ibr 10:14) tetapi begitulah
simpati antara Kristus dan orang-orang percaya, Kis 9:4, dan begitu ketat
persatuan antara mereka, dengan mana Ia dan mereka membentuk satu Kristus yang
mistik, 1Kor 12:12, bahwa dalam hal itu penderitaan orang-orang kudus
adalah penderitaanNya, yaitu, penderitaan dari Kristus mistik, yang tidak
sempurna atau penuh, sampai setiap anggota tubuhNya menanggung bagian mereka).
Pulpit Commentary keberatan dengan
pandangan ini dengan alasan sebagai berikut: “this view identifies Pauls’
sufferings with his Master’s while he expressly distinguishes them” (= pandangan ini mengidentikkan
penderitaan Paulus dengan penderitaan TuanNya sementara ia secara jelas
membedakan mereka).
3. Ini
ditinjau dari sudut musuh-musuh Kristus.
William Hendriksen: “... although Christ by means of the affliction
which he endured rendered complete satisfaction to God, so that Paul is able to
glory in nothing but the cross (Gal. 6:14), the enemies of Christ were not
satisfied! They hated Jesus with insatiable hatred, and wanted to add to his
afflictions. But since he is no longer physically present on earth, their
arrows, which are meant especially for him, strike his followers. It is in that
sense that all true believers are in his stead supplying what, as the enemies
see it, is lacking in the afflictions which Jesus endured. Christ’s afflictions
overflow toward us”
[= ... sekalipun Kristus melalui penderitaan yang Ia tanggung memberikan
pemuasan lengkap / penuh kepada Allah, sehingga Paulus bisa bermegah hanya
dalam salib (Gal 6:14), musuh-musuh Kristus tidak dipuaskan! Mereka
membenci Yesus dengan kebencian yang tidak terpuaskan, dan ingin menambah
penderitaanNya. Tetapi karena Ia tidak lagi hadir secara jasmani di bumi ini,
panah-panah mereka, yang sebetulnya dimaksudkan secara khusus untuk Dia,
menyerang pengikut-pengikutNya. Adalah dalam arti ini dimana semua orang yang
sungguh-sungguh percaya ada di tempatNya menyuplai apa, sebagaimana musuh-musuh
itu melihatnya, yang kurang dalam penderitaan yang telah Yesus tanggung.
Penderitaan Kristus meluap / melimpah kepada kita].
Bdk. Kis 9:4-5 2Kor 1:5
Gal 6:17 Fil 3:10 Wah 12:13 (‘perempuan’ = gereja).
VI) Penyalahgunaan terhadap kata-kata ‘Sudah selesai’ ini.
Spurgeon: “Somebody
once wickedly said, ‘Well, if Christ has finished it, there is nothing for me
to do now but to fold my hands, and go to sleep.’ That is the speech of a
devil, not of a Christian! There is no grace in the heart when the mouth can
talk like that. On the contrary, the true child of God says, ‘Has Christ
finished his work for me? Then tell me what work I can do for him.’ ... If
Christ has finished the work for you which you could not do, now go and finish
the work for him which you are privileged and permitted to do. ... Has he
finished his work for me? Then I must get to work for him, and I must persevere
until I finish my work, too; not to save myself, for that is all done, but
because I am saved. Now I must work for him with all my might; and if there
come discouragements, if there come sufferings, if there comes a sense of
weakness and exhaustion, yet let me not give way to it; but, inasmuch as he
pressed on till he could say, ‘It is finished,’ let me press on till I, too,
shall be able to say, ‘I have finished the work which thou gavest me to do’”
(= Seseorang suatu kali berkata secara jahat: ‘Jika Kristus telah
menyelesaikannya, sekarang tidak ada apa-apa lagi yang harus aku lakukan,
kecuali melipat tanganku, dan tidur’. Itu merupakan ucapan dari setan, bukan
dari orang kristen! Tidak ada kasih karunia dalam hati pada waktu mulut bisa
berbicara seperti itu. Sebaliknya, anak Allah yang sejati berkata: ‘Apakah
Kristus telah menyelesaikan pekerjaanNya untuk aku? Kalau demikian beri tahu aku
pekerjaan apa yang bisa aku lakukan untuk Dia’. ... Jika Kristus telah
menyelesaikan pekerjaan untukmu yang tidak bisa engkau lakukan, sekarang
pergilah dan selesaikan pekerjaan untuk Dia untuk mana engkau diberi hak dan
ijin untuk melakukannya. ... Apakah Ia telah menyelesaikan pekerjaanNya untuk
aku? Maka aku harus bekerja bagi Dia, dan aku harus bertekun sampai aku
menyelesaikan pekerjaanku juga; bukan untuk menyelamatkan diriku sendiri,
karena semua itu sudah terjadi, tetapi karena aku sudah selamat. Sekarang aku
harus bekerja untuk Dia dengan seluruh kekuatanku; dan jika datang sesuatu yang
membuat kecil hati, jika datang penderitaan, jika datang perasaan lemah dan
lelah, hendaklah aku tidak menyerah padanya; tetapi, sebagaimana Ia maju terus
sampai Ia bisa berkata: ‘Sudah selesai’, hendaklah aku juga maju terus sampai
aku juga bisa berkata: ‘Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan
kepadaku untuk dilakukan’) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and
Work of our Lord’, vol VI, hal 577.
Kesimpulan / penutup.
Kristus sudah menyelesaikan pekerjaan penebusanNya di atas kayu salib,
dan karena itu, kita diselamatkan dengan cuma-cuma, hanya berdasarkan iman
kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Juga kita tidak mungkin bisa
kehilangan keselamatan kita. Kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi untuk
menyelamatkan diri kita. Tetapi kita masih harus melakukan banyak hal, untuk
membangun tubuh Kristus.
Maukah saudara percaya kepada Dia
dan hanya bersandar pada pekerjaanNya yang sudah selesai itu? Dan kalau saudara
sudah percaya, maukah saudara memberitakan Injil kepada orang-orang lain? Juga
maukah saudara bekerja untuk membangun tubuh Kristus?
Kiranya Tuhan memberkati saudara
semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar