‘Roh jahat dari Tuhan / Allah’
(ay 14,15,16,23) yang mengganggu Saul bukanlah Roh Kudus, tetapi setan
yang diperintah / diatur / diijinkan oleh Allah untuk datang kepada Saul dan
mengganggu / menguasainya, membuatnya sumpek / gelisah / marah dsb, sebagai
hukuman atas dosa-dosa Saul.
Sekarang kita akan memperhatikan
pengobatan yang diusulkan oleh hamba-hamba Saul terhadap ‘penyakit’nya itu.
I) Usul untuk mengobati Saul.
1) Para hamba
Saul mengusulkan untuk memanggil seorang pemain kecapi (ay 15-16), dan Saul
menyetujui usul itu (ay 17).
2) Seorang hamba Saul mengusulkan Daud, yang ia
gambarkan dalam ay 18.
Penggambaran
tentang Daud dalam ay 18b menunjukkan bahwa ada selang waktu cukup lama
antara bagian ini dengan 1Sam 16:1-13. Sekarang ia bukan lagi seorang anak
kecil, tetapi ‘pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit’.
Semua ini bisa
terjadi dalam diri Daud karena adanya Roh Tuhan pada dirinya (ay 13b). Ia bisa
mengalahkan beruang, singa, dan bahkan Goliat, juga karena pertolongan Roh
Tuhan itu, seperti yang terjadi dalam diri Simson (Hak 14:6,19 15:4-5,14-16).
II) Pemanggilan terhadap Daud.
1) Ay 19-20: Saul meminta Isai supaya
anaknya, Daud, menjadi pelayannya; dan Isai mengirimkan Daud bersama roti,
anggur dan anak kambing di atas keledai sebagai persembahan untuk Saul.
Memang pada
waktu itu ada tradisi untuk selalu membawa sesuatu kalau menghadap raja, nabi
dsb (bdk. 1Sam 9:6-8
1Raja 10:1-2,10), tetapi saya juga percaya bahwa Isai merasa sangat
senang bahwa anaknya diminta untuk melayani Saul.
Penerapan:
Apakah saudara juga bersikap begitu kalau Tuhan, yang ada-lah Raja di atas
segala raja, meminta saudara atau anak saudara untuk melayani Dia?
2) Ay 21-22 menunjukkan bahwa Saul sudah
menjadikan Daud pelayan dan pembawa senjatanya dan Saul menyukai Daud.
Ini kelihatannya
bertentangan dengan 1Sam 17:55-58, yang menunjukkan bahwa Saul tidak kenal
dengan Daud. Karena itu harus disimpulkan bahwa cerita dalam 1Sam 16-17
ini tidak chronologis / tidak sesuai dengan urut-urutan waktu! Jadi mula-mula
terjadi pertemuan Saul dengan Daud dimana Daud bisa menghibur Saul dengan
kecapinya (16:21a,23), tetapi Daud tidak langsung tinggal di istana Saul. Ia
masih pulang dulu (bdk. 17:15). Setelah itu terjadi perkelahian Daud dengan
Goliat. Tentu saja Saul tidak kenal orang yang main kecapi hanya satu kali
untuknya, sehingga ia menanyakan tentang Daud (17:55-58). Setelah itu barulah
Saul memintanya tinggal di istananya (16:21b-22
bdk. 18:2).
Barnes’ Notes:
“The words here are the ultimate
sequence of David’s first visit to Saul, and of his skill in music, and are
therefore placed here; but they did not really come to pass till after David’s
victory over Goliath (see 18:2). It is quite conceivable that if David had only
played once or twice to Saul, and then returned to his father’s house for some
months, Saul might not recognise him” [= Kata-kata di
sini merupakan urutan / rentetan yang terakhir dari kunjungan pertama Daud
kepada Saul, dan dari keahliannya dalam musik, dan karena itu ditempatkan di
sini; tetapi itu tidak betul-betul terjadi sampai kemenangan Daud atas Goliat
(lihat 18:2). Bisa dimengerti bahwa kalau Daud hanya bermain satu atau dua kali
bagi Saul, dan lalu kembali ke rumah bapanya untuk beberapa bulan, Saul bisa
tidak mengenalinya] - hal 41.
Pulpit
Commentary: “This, and his
being appointed one of Saul’s armour-bearers, happened only after the lapse of
some time. ... It was apparently after the combat with Goliath that Saul sent
to Jesse, and asked that David might be always with him”
(= Ini, dan ditetapkannya ia sebagai salah satu pembawa senjata Saul, terjadi
hanya setelah berlalunya beberapa waktu. ... Jelas bahwa setelah perkelahian
dengan Goliat barulah Saul mengirim pesan kepada Isai, dan meminta supaya Daud
boleh selalu bersama dengan dia) - hal 298.
3) Ini merupakan persiapan bagi Daud untuk
menjadi raja.
Keil &
Delitzsch: “This guidance on
the part of God was a school of preparation to David for his future calling”
(= Pimpinan ini dari pihak / sudut Allah merupakan sekolah persiapan bagi Daud
untuk panggilannya di masa yang akan datang) - hal 172.
Mengapa? Karena
di istana ini ia berhubungan dengan orang kelas atas, ia bisa mengenal seluk
beluk kerajaan, dan bisa dikenal oleh orang-orang di istana.
Jadi di sini
kita melihat pekerjaan Tuhan, yang menggunakan setan untuk menyerang Saul
maupun usul dari para hamba Saul tentang pengobatan dengan kecapi, supaya Daud
bisa dipersiapkan menjadi raja, sesuai dengan rencanaNya.
III) Musik dan setan.
Ay 23
menyatakan bahwa pada waktu roh jahat itu hinggap pada Saul dan Daud memainkan
kecapinya, maka Saul merasa lega dan nyaman, dan roh jahat itu undur dari
padanya. Bagian ini menimbulkan komentar yang positif maupun komentar yang
negatif tentang musik.
1) Komentar yang positif tentang musik.
Pulpit
Commentary: “Martin Luther
found the inspiration of courage in the same manner. ‘Next to theology,’ he
said, ‘I give the first place and the greatest honour to music.’”
(= Martin Luther menemukan dorongan keberanian dengan cara yang sama. ‘Setelah
theologia,’ katanya, ‘Saya memberikan tempat pertama dan kehormatan terbesar
kepada musik’.) - hal 315.
Pulpit
Commentary: “Music is a means
of grace, and when rightly used conveys much spiritual benefit to men.
It is ‘one of the fairest and most glorious gifts of God, to which Satan is a
bitter enemy; for it removes from the heart the weight of sorrow and the
fascination of evil thoughts’ (Luther)” [= Musik adalah
suatu alat kasih karunia, dan pada waktu digunakan secara benar,
memberikan banyak manfaat rohani bagi manusia. Itu merupakan ‘salah satu dari
karunia-karunia Allah yang paling cantik dan mulia, terhadap mana setan
merupakan musuh yang pahit; karena itu menyingkirkan dari hati beban kesedihan
dan pesona dari pikiran jahat’ (Luther)] - hal 311.
Pulpit
Commentary: “Elisha, when
chafed and disturbed in spirit, called for a minstrel, and was prepared by the
soothing strains of his harp for prophetic inspiration (2Kings 3:15)”
[= Elisa, pada waktu jengkel dan terganggu dalam roh, memanggil seorang pemusik
/ pemain kecapi, dan dipersiapkan oleh nada / alunan yang menenangkan dari
kecapinya untuk suatu ilham yang bersifat nubuat (2Raja 3:15)] - hal
311.
2) Komentar negatif tentang musik.
Saya sendiri
merasakan sebagai suatu kejutan (surprise)
bahwa dalam bagian seperti ini ternyata ada banyak orang yang memberikan komentar
yang negatif tentang musik. Tetapi saya berpendapat bahwa mereka benar, karena
mereka melihat 2 hal:
a)
Roh jahat itu kembali lagi kepada Saul, bahkan
menguasainya dengan makin hebat (18:10
19:9-10). Ini menunjukkan ketidak-efektifan musik tersebut dalam
menangani ‘penyakit’ Saul.
b)
Saul tidak menggunakan musik itu dengan benar,
karena ia tidak bertobat dari dosanya / tidak kembali kepada Tuhan.
Pulpit
Commentary: “Temporary
alleviations of mental disquietude. The servants of Saul were true philosophers
in seeking diversion for their master. In cases of trouble, diversion from self
and the causes of trouble always affords relief. This is recognised by guilty
men, who seek diversion in business, or pleasure, or public affairs. It is a
rule with some wicked men to plunge more deeply into public or private business
in proportion as conscience has to be quieted. The diversion was of a nature to
soothe the nervous system. Music has in it something refined and pure and
remote from the turmoil and confusion of sinful life. As a curative or
alleviative element in certain sickness its power has not been sufficiently
developed. Saul felt the charm, and for a while the irritation
consequent on internal conflict was toned down. The diversion would have
increased effect if associated with spiritual song. There is evidence that
David cultivated psalmody in his early years; and who can tell the subduing
influence on the restless Saul as David poured forth to his harp strains of
love and trust and hope in God! We see constantly that even the boldest of
impenitent sinners are touched by sweet, simple hymns, which seem to call back
a lost purity, and open up a gleam of hope for the most depraved. ... But in
all cases of mere diversion the benefit is transitory. The old enmity
remains. The old fears come back in force. The true remedy has not been sought.
... The cure for the internal miseries of men lies in self-renunciation and
placing the soul at the mercy of the great Saviour. We must cease to seek rest
and peace apart from his loving embrace” (= Pengurangan
ketidaktenangan batin yang bersifat sementara. Hamba-hamba Saul adalah
ahli-ahli filsafat yang sejati dalam mencari hiburan / pengalihan perhatian
untuk tuan mereka. Dalam kasus kesusahan / kesukaran, pengalihan perhatian dari
diri sendiri dan penyebab kesusahan / kesukaran itu, selalu memberikan /
menghasilkan kelegaan. Ini diakui oleh orang-orang yang bersalah, yang mencari
pengalihan perhatian dalam bisnis, atau kesenangan, atau urusan / pertemuan
umum. Merupakan suatu kebiasaan bagi sebagian orang jahat untuk terjun lebih
dalam ke dalam kesibukan umum atau pribadi, sebanding dengan hati nurani yang
harus ditenangkan. Pengalihan perhatian itu bersifat menenangkan sistim syaraf.
Musik mempunyai dalam dirinya sesuatu yang halus dan murni dan jauh dari
kekacauan dan kebingungan dari kehidupan yang berdosa. Sebagai elemen penyembuh
atau pereda / pengurang dari penyakit-penyakit tertentu kuasanya belum
dikembangkan secara cukup. Saul merasakan daya tarik / pesona dari musik itu,
dan untuk sementara kejengkelan, sebagai akibat dari konflik dalam
batin, menurun. Hiburan / pengalihan perhatian itu akan bertambah pengaruhnya
jika dihubungkan dengan nyanyian rohani. Ada
bukti bahwa Daud mengembangkan nyanyian mazmur pada masa mudanya.; dan siapa
bisa menceritakan pengaruh yang menundukkan pada Saul yang gelisah pada waktu
Daud mencurahkan nada / alunan kecapinya tentang kasih dan kepercayaan dan
pengharapan dalam Allah! Kita melihat secara tetap bahwa bahkan orang berdosa
yang tak bertobat dan yang paling berani, disentuh oleh lagu pujian yang manis
dan sederhana, yang kelihatannya memanggil kembali kemurnian yang hilang, dan
membukakan secercah harapan untuk orang yang paling bejat. ... Tetapi dalam
semua kasus dari semata-mata hiburan / pengalihan perhatian maka manfaatnya
bersifat fana / tidak kekal. Permusuhan yang lama tetap tinggal. Rasa takut
yang lama kembali dengan kuat. Obat yang benar belum dicari. ... Penyembuhan
untuk kesengsaraan batin manusia terletak dalam penyangkalan diri dan peletakan
jiwa pada belas kasihan dari Juruselamat yang Agung / Besar. Kita harus
berhenti mencari istirahat dan damai terpisah dari pelukanNya yang penuh kasih)
- hal 304.
Penerapan:
·
pada waktu saudara sendiri mengalami
kegelisahan:
* apakah saudara lalu mencari musik / hiburan /
kesibukan untuk menenangkan hati yang gelisah itu? Hiburan / kesibukan itu bisa
berupa jalan-jalan, piknik, olah raga, kumpul dengan teman-teman, nonton TV /
bioskop, pacaran, dsb.
*
apakah saudara menggunakan rokok / ganja /
ecstasy untuk mem-buang kesumpekan / kegelisahan itu?
·
pada waktu saudara menghadapi orang yang gelisah
/ tidak damai, janganlah meniru para hamba Saul dengan sekedar menawarkan obat
yang semu dan sementara, baik itu musik, hiburan, kesibukan, atau hal lain
apapun juga. Bawalah orang itu kepada Kristus!
Pulpit
Commentary: “The harp, even
David’s harp, cannot subdue the power of sin. This requires the power of
David’s God. ... There is need to apply to the Son of David, who cast out
unclean spirits by his word, and brought men to their right mind, ... The
blackness of envy, the foulness of hatred, the demons of deceit, avarice,
intemperance, and cruelty are expelled by nothing less than the grace of
Christ” (= Kecapi, bahkan kecapi Daud,
tidak bisa menundukkan kuasa dosa. Ini membutuhkan kuasa dari Allahnya Daud.
... Ada kebutuhan untuk menggunakan Anak Daud, yang mengusir roh najis dengan
firman-Nya, dan membawa orang kembali pada pikiran yang sehat / benar, ...
Kehitaman dari iri hati, kekotoran dari kebencian, setan penipuan, ketamakan,
kehilangan penguasaan diri, dan kekejaman tidak bisa dibuang / dikeluarkan
oleh sesuatu apapun yang kurang dari kasih karunia Kristus) -
hal 316.
Catatan:
istilah ‘Anak Daud’ di sini jelas menunjuk kepada Yesus.
Pulpit
Commentary: “‘Did the music
banish the demon? Not so. But the high frame of mind into which the king was
brought by it sufficed to limit at least the sphere of the operation of the
evil spirit within him; while the full, clear, conscious life of faith on the
part of Saul would have altogether destroyed the power of the wicked one.
Besides, the silent intercessions of David sent up to heaven on the wings of
the music of his harp must have contributed not a little to the results with
which his melodies were crowned’ (Krummacher). ‘The Lord was with him’ (ver.
18)” [= ‘Apakah musik itu membuang
setan? Tidak demikian. Tetapi keadaan mental / pikiran yang tinggi ke dalam
mana sang raja dibawa olehnya, setidaknya cukup untuk membatasi bidang operasi
dari roh jahat di dalam dirinya; sementara kehidupan iman yang penuh, jelas,
dan sadar dari Saul akan sudah menghancurkan secara total kuasa dari si jahat.
Disamping itu, doa syafaat yang oleh Daud dinaikkan secara diam-diam ke surga
pada sayap dari musik kecapinya, pasti memberikan sumbangsih yang tidak sedikit
terhadap hasil dengan mana lagu / nyanyiannya dimahkotai’ (Krummacher). ‘Tuhan
menyertai dia’ (ay 18)] - hal 312.
Pulpit
Commentary: “Saul was not
completely cured of his malady. A breathing-space was afforded him for seeking
God, and if he had faithfully availed himself of it he might have been permanently
preserved from its return. But he failed to do so. On the indulgence of envy,
‘the evil spirit from God came upon him’ again (ch. 18:10; 19:10) with
greater power than before (Matt. 12:45), and that which formerly
calmed and gladdened him now excited him to demoniacal frenzy and murderous
passion. ‘It is said that the evil spirit departed, but not that the good
spirit returned. Saul’s trouble was alleviated, but not removed. The disease
was still there. The results of David’s harp were negative and superficial.
So it is with the sinner still. There are many outward applications which act
like spiritual chloroform upon the soul. They soothe and calm and please, but
that is all; they do not go below the surface, nor touch the deep-seated malady
within. Our age is full of such appliances, literary and religious, all got up
for the purpose of soothing the troubled spirits of men. Excitement, gaiety,
balls, theatres, operas, concerts, ecclesiastical music, dresses, performances,
what are all these but man’s appliances for casting out the evil spirit and
healing the soul’s hurt without having recourse to God’s remedy’ (Bonar,
‘Thoughts and Themes’)” [= Saul tidak sepenuhnya
disembuhkan dari penyakitnya. Ia diberi kesempatan untuk mencari Allah, dan
andaikata ia memanfaatkannya dengan setia, ia mungkin telah dijaga / dipelihara
secara permanen terhadap kembalinya roh jahat itu. Tetapi ia gagal
melakukan hal itu. Dengan adanya iri hati, ‘roh jahat dari Allah datang
kepadanya’ lagi (pasal 18:10; 19:10) dengan kuasa yang lebih besar dari
sebelumnya (Mat 12:45), dan apa yang tadinya menenangkan dan
menyenangkan dia, sekarang membangkitkannya pada kegilaan dari setan dan nafsu
membunuh. ‘Dikatakan bahwa roh jahat pergi / meninggalkan, tetapi tidak
dikatakan bahwa Roh yang baik kembali. Problem Saul dikurangi tetapi tidak
disingkirkan. Penyakit itu tetap ada di sana .
Hasil dari kecapi Daud adalah tidak ada dan bersifat semu. Demikian juga
dengan orang berdosa sampai sekarang. Ada
banyak obat luar yang bertindak seperti obat bius terhadap jiwa. Mereka
menyejukkan dan menenangkan dan menyenangkan, tetapi itulah semuanya; mereka
tidak masuk di bawah permukaan, atau menyentuh penyakit yang terletak di dalam.
Jaman kita penuh dengan alat-alat seperti itu, yang berkenaan dengan
kesusasteraan dan agama, semua bangkit untuk tujuan menenangkan roh manusia
yang kacau. Kegembiraan, kegirangan, pesta dansa, teater, opera, konser, musik
gerejani, pakaian, pertunjukan, apakah semua itu selain alat-alat manusia untuk
mengusir roh jahat dan menyembuhkan rasa sakit pada jiwa tanpa kembali kepada
obat Allah’ (Bonar, ‘Thoughts and Themes’)] - hal 312.
Perhatikan Mat
12:43-45 yang digunakan dalam kutipan ini!!!
Mat 12:43-45
- “Apabila
roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus
mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan
kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati
rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak
tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di
situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.
Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini”.
Bagian ini bisa
ditafsirkan sebagai berikut: orang berdosa mulai pergi ke gereja, tetapi tetap
tidak percaya kepada Yesus. Akhirnya ia kembali kepada dosanya / murtad dan
bahkan menjadi lebih jahat.
Tetapi bagian
ini bisa ditafsirkan secara hurufiah. Jadi diartikan bahwa ada seorang yang
betul-betul kerasukan setan, lalu setan diusir, tetapi ia tidak percaya kepada
Yesus maupun mengisi dirinya dengan Firman Tuhan, sehingga setannya kembali
dengan mengajak 7 teman yang lebih jahat. Mungkin inilah kasus Saul! Karena itu
penyakit Saul akhirnya memburuk!
Pulpit
Commentary: “the soothing and
elevating effect of a ‘concord of sweet sounds’ must not be mistaken for the
peace and joy of true religion. ... nothing but the Gospel of Christ and the
power of his Spirit can effect the moral and spiritual renewal of man, and
restore him to ‘his right mind’ (Mark 5:15)”
[= Hasil penyejukan dan pengangkatan dari suatu ‘harmoni dari bunyi-bunyi yang
manis’ tidak boleh disalah-mengerti sebagai damai dan sukacita dari agama yang
benar. ... tidak ada apapun selain Injil Kristus dan kuasa dari RohNya yang
bisa menghasilkan pembaharuan moral dan rohani manusia, dan memulihkannya pada
‘pikiran yang benar / sehat / waras’ (Mark 5:15)] - hal 312.
Penerapan:
ini perlu direnungkan oleh:
·
orang yang merasa ‘tenang / damai’ di dalam
gereja.
· orang kristen yang mencari / menekankan gereja
yang banyak puji-pujiannya karena di sana
mereka bisa merasa ‘damai / sukacita’.
Kesimpulan:
Kalau saudara mengalami
kesumpekan / kegelisahan dsb, asal saudara sudah betul-betul percaya kepada
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kege-lisahan itu tidak disebabkan
karena dosa yang sengaja saudara pertahankan, maka musik atau lagu puji-pujian
bisa menolong saudara.
Jadi, kalau saudara adalah
seorang guru sekolah minggu atau pengkhotbah, yang karena sedang sumpek /
gelisah, lalu tidak bisa mempersiapkan Firman Tuhan yang akan saudara
sampaikan, atau kalau saudara yang adalah pelajar / mahasiswa, yang karena
sumpek tidak bisa belajar, atau saudara yang lain yang karena sumpek lalu tidak
bisa bekerja, maka cobalah gunakan musik / lagu pujian. Ini bisa dilakukan
dengan menyetel cassette lagu rohani, atau saudara sendiri menyanyi dan / atau
main musik.
Tetapi kalau kegelisahan /
kesumpekan itu disebabkan karena dosa, maka tentu saja saudara harus lebih dulu
mengakui dosa / bertobat dari dosa itu. Tanpa itu, musik tidak akan berguna.
Lebih-lebih kalau saudara
merasakan kegelisahan / kesumpekan karena saudara bukan orang kristen yang
sejati / belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, maka musik / lagu pujian atau kesenangan duniawi apapun, paling
banter hanya memberi damai yang palsu / ada di permukaan saja. Datanglah kepada
Kristus, yang berkata dalam Yoh 14:27 - “Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Ku-berikan kepadamu, dan apa yang
Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”.
Agustinus mengatakan: “You have made us for yourself, O
Lord, and our heart is restless until it rests in you”
(= Engkau telah membuat kami untukMu sendiri, Ya Tuhan, dan hati kami gelisah /
tidak tenang, sampai hati itu mendapatkan ketenangan dalam Engkau).
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar