Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
I)
Ayat-ayat tentang neraka.
Mat 3:12b - “... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang
tidak terpadamkan”.
Mat 8:12 - “... akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling
gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
Mat 13:42 - “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api;
disanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
Mat 13:50 - “lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api;
di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
Mat 22:13b - “... dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan
yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
Mat 25:41 - “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang
terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya”.
Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang
kekal, ...”.
Mark 9:43-48 - “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada
dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak
terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan
padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik
engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan
ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan
padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik
engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan
bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, dimana ulat-ulat bangkai tidak mati
dan api tidak padam”.
Catatan:
Perhatikan bahwa sekalipun
Mark 9:44,46 ada dalam tanda kurung, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu
diperdebatkan keasliannya, tetapi Mark 9:48 tidak ada dalam tanda kurung.
Bandingkan juga dengan Yes 66:24.
Luk 16:23-25 - “... sementara ia menderita sengsara di alam maut
... aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. ... Sekarang ia mendapat hiburan
dan engkau sangat menderita”.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan
selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Yudas 7 - “... telah menanggung siksaan api kekal sebagai
peringatan kepada semua orang”.
Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai
selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu
mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah
menerima tanda namanya”.
Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama
dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan
dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang
itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke
dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang”.
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke
dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan
mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak
percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua”.
II)
Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.
Dari ayat-ayat tersebut di atas bisalah
kita simpulkan bahwa:
1) Neraka
itu merupakan suatu tempat yang nyata dan betul-betul ada.
Ada ajaran-ajaran / orang-orang yang
tidak percaya adanya neraka:
a) Ajaran Saksi Yehovah / Arianisme, yang begitu
menekankan kasih Allah sehingga mengatakan bahwa Allah yang kasih itu tidak
mungkin menghukum manusia selama-lamanya di dalam neraka. Mereka percaya bahwa
Allah akan memusnahkan manusia berdosa tetapi tidak menghukum mereka dalam
neraka.
Untuk ini perlu diingat bahwa sekalipun
Allah itu kasih, Ia juga adalah suci dan adil sehingga Ia membenci dosa dan
harus menghukum orang berdosa. Ini sesuai dengan Nahum 1:3 yang berbunyi:
“TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia
tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
b) Pandangan yang berkata bahwa neraka adalah
penderitaan yang kita alami di dunia ini.
Dalam suatu buku Saat Teduh ada cerita
sebagai berikut:
“An evangelist
once encountered a skeptic who, when asked to receive Christ, said, ‘I’m not
afraid of Hell - all the Hell we get is here on earth! The preacher’s reply was
quick and devastating, ‘I’ll give you three reasons why this cannot be Hell!
First, I am a Christian, and there are no Christians in Hell! Secondly, there
is a place just around the corner where you can slake your thirst, but there is
no water in Hell! Thirdly, I have been preaching Christ to you, and there is no
Gospel in Hell!’” (= Suatu kali
seorang penginjil bertemu dengan seorang skeptik yang, pada waktu diminta untuk
menerima Kristus, berkata: ‘Aku tidak takut pada neraka - Neraka yang kita
dapatkan adalah di sini di dunia ini!’. Jawaban pengkhotbah itu cepat dan
bersifat menghancurkan: ‘Aku akan memberimu 3 alasan mengapa ini tidak mungkin
adalah neraka! Pertama, aku adalah seorang Kristen, dan tidak ada orang Kristen
dalam neraka! Kedua, ada tempat di dekat sudut itu dimana kamu bisa memuaskan
kehausanmu, tetapi tidak ada air dalam neraka! Ketiga, aku telah memberitakan
Kristus kepadamu, dan tidak ada Injil dalam neraka!’) - ‘Bread
For Each Day’, September 14.
Perlu diketahui bahwa penderitaan dalam
dunia, yang bagaimanapun hebatnya, hanyalah semacam cicipan dari hukuman /
siksaan yang luar biasa hebatnya dalam neraka.
Karena itu kalau saudara mau bunuh diri
untuk lari dari penderitaan dunia ini, maka ingatlah bahwa itu akan menyebabkan
saudara justru akan masuk ke dalam neraka selama-lamanya, dimana saudara akan
mengalami penderitaan yang jauh lebih hebat dari penderitaan sau-dara dalam
dunia ini!
Perlu saudara ingat bahwa kalau neraka
itu tidak ada, maka:
·
Semua ayat-ayat tentang neraka di atas adalah salah dan
harus di-buang dari Kitab Suci!
·
Allah juga tidak ada.
Mengapa bisa demikian? Semua orang
harus mengakui bahwa dalam dunia ini ada banyak ketidakadilan, misalnya: orang
saleh justru miskin, orang jahat justru jaya, orang kaya dan berkedudukan
menindas orang miskin yang rendah, dsb. Juga ada banyak dosa yang tidak
dihukum, mungkin karena dosa itu tidak diketahui orang lain, atau karena
pintarnya orangnya mempermainkan hukum.
Andaikata neraka tidak ada, maka semua
ketidakadilan dan dosa ini tidak dibereskan! Dengan demikian Allah itu tidak
adil, dan kalau Allah itu tidak adil, Ia bukanlah Allah. Jadi kalau saudara
tidak mempercayai adanya neraka, saudara harus menjadi orang yang atheis!
Kalau
saudara tidak percaya adanya neraka, saya justru yakin bahwa saudara akan masuk
ke neraka. Pada saat itu saudara akan percaya akan adanya neraka, tetapi sudah
terlambat!
2) Neraka
adalah tempat dimana orang terpisah dari Allah selama-lamanya, tanpa bisa
dipulihkan kembali.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan
selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Perhatikan bahwa istilah ‘kebinasaan’
dalam ayat tersebut di atas tidaklah berarti bahwa orangnya dimusnahkan. Bagian
terakhir dari ayat itu menjelaskan apa arti dari kata ‘kebinasaan’ itu, yaitu
‘dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya’. Dan ini
berlangsung selama-lamanya!
Mungkin dalam pandangan orang kafir,
terpisah dari Allah itu bukanlah suatu penderitaan. Tetapi perlu diingat bahwa
terpisahnya manusia dengan Allah adalah sumber dari segala penderitaan. Pada
waktu Adam dan Hawa masih suci, mereka hidup dekat dengan Allah, dan mereka
bahagia. Tetapi pada waktu mereka berdosa, hubungan mereka dengan Allah putus,
sehingga mulai muncul segala macam penderitaan.
Juga dalam Maz 16:11 dikatakan: “... di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di
tangan kananMu ada nikmat senantiasa”.
NIV: “You will fill me with joy
in your presence, with eternal pleasures at your right hand” (= Engkau akan mengisi aku dengan sukacita di dalam
kehadiranMu, dengan kesenangan yang kekal di tangan kananMu).
Ayat ini menunjukkan bahwa kalau
seseorang dekat dengan Tuhan, maka ada sukacita dan kebahagiaan. Secara implicit ayat ini menunjukkan bahwa
kalau seseorang terpisah dari Allah, ia tidak akan mempunyai sukacita ataupun
kebahagiaan. Ia memang bisa mendapatkan sukacita / kebahagiaan duniawi yang
bersifat semu dan sementara. Tetapi sukacita dan kebahagiaan yang sejati, tidak
akan pernah ia miliki.
Karena itu, pada waktu seseorang masuk
neraka, dan ia dijauhkan dari hadirat Allah selama-lamanya, itu jelas
menunjukkan akan adanya pen-deritaan yang juga bersifat kekal!
3) Neraka
adalah tempat penyiksaan / penderitaan yang:
a) Luar
biasa hebatnya.
Ini ditunjukkan oleh:
·
kata ‘siksaan’ (Mat 25:46
Yudas 7 Wah 14:11 20:10).
· orang kaya ‘menderita sengsara’, ‘sangat kesakitan’, dan
‘sangat menderita’ (Luk 16:23,24,25).
·
kata-kata ‘ratap dan kertak gigi’ (Mat 8:12 13:42,50
22:13b).
Ada yang beranggapan bahwa ‘kertak
gigi’ itu dilakukan karena mereka marah kepada Allah yang menyiksa mereka
dengan begitu hebat. Tetapi saya beranggapan bahwa kertak gigi itu dilakukan
untuk menahan sakit yang begitu hebat yang mereka derita. Yang manapun arti
yang benar, tetap menunjukkan bahwa orang-orang ini mengalami penderitaan yang
luar biasa.
·
simbol-simbol tentang neraka, yaitu:
*
api (Mat 3:12b
13:42,50 25:41 Mark 9:43-48 Luk 16:24 Yudas 7
Wah 14:11 19:20 20:10
21:8).
Ini merupakan simbol yang paling umum,
dan penggunaan sim-bol api jelas menunjukkan suatu siksaan yang sangat
menyakit-kan. Kalau saudara terkena api sekitar 1-2 detik, itu sudah sa-ngat
menyakitkan. Kalau 15-30 detik, itu sudah merupakan luka bakar yang sangat
parah dan menyakitkan. Bisakah saudara bayangkan bagaimana rasanya kalau
saudara dibakar secara kekal?
*
ulat-ulat bangkai (Mark 9:43-48).
Pernah terjadi ada orang yang mengalami
kecelakaan mobil, sehingga lumpuh total karena syarafnya terjepit pada tulang
belakangnya. Di rumah sakit ia terus terbaring pada punggungnya (tidak dibolak
balik, karena takut syarafnya yang terjepit itu akan bertambah parah dan
membunuh dia), dan akhirnya punggung itu membusuk dan ada zet / ulat
bang-kainya. Dalam keadaan hidup orang itu merasakan penderitaan yang begitu
hebat karena zet itu menggerogoti tubuhnya! Akhir-nya dia mati dan terbebas
dari siksaan ulat bangkai duniawi itu. Tetapi kalau seseorang masuk ke neraka,
hal seperti ini akan berlangsung selama-lamanya!
*
kegelapan yang paling gelap (Mat 8:12 Mat 22:13b).
Ini menggambarkan keadaan dalam penjara
Romawi yang ada di bawah tanah di mana sama sekali tidak ada cahaya. Ini
menyebabkan seseorang merasa stress, tidak ada harapan, depresi dsb, sehingga
bisa gila, bunuh diri, dsb. Dan ini meru-pakan tempat penderitaan yang luar
biasa hebatnya. Kalau tidak demikian, tentu orang Romawi tidak akan menciptakan
tempat hukuman semacam itu.
Suatu
buku Saat Teduh menceritakan peristiwa sebagai berikut: “Recently I was
in a cave in Kentucky .
When we had gone deep into the bowels of the earth through many winding
passageways, the guide suddenly turned off all the lights and said, ‘I alone
know the way out. If I were to leave you in this dark chamber, you would
probably never make your way to the surface. Those who have been lost in this
cavern have become insane inside of a week from the oppressive loneliness and
the maddening, incessant drip of the water from the roof. Be quiet for a moment
and feel the darkness!’ I remember my youngster clutching my arm. Soon terror
began to edge its way into all of our hearts. After about thirty seconds,
someone in the party could endure the ordeal no longer and whimpered piteously,
‘Turn on the light! I’m going crazy now!’ The guide laughed, but none of us
will ever forget that eerie experience. I thought of the ‘outer darkness’ of an
eternal Hell and shuddered!” (= Baru-baru ini
saya ada di sebuah gua di Kentucky .
Pada waktu kami telah masuk dalam di dalam perut bumi melalui banyak jalan yang
berliku-liku, sang pemandu / penunjuk jalan tiba-tiba mematikan semua lampu dan
berkata, ‘Hanya aku yang tahu jalan keluar. Seandainya aku meninggalkan kalian
dalam ruangan gelap ini, mungkin kalian tidak pernah menemukan jalan ke
permukaan. Mereka yang telah terhilang di gua ini telah menjadi gila dalam 1
minggu karena kesendirian yang menekan, dan tetesan air yang tak henti-hentinya
dari langit-langit gua. Tenanglah untuk sesaat dan rasakanlah kegelapan itu!’
Saya teringat anak saya menggenggam / mencengkeram lengan saya. Segera rasa
takut mulai masuk ke dalam hati kami semua. Setelah kira-kira 30 detik,
seseorang dalam kelompok itu tidak bisa menahan siksaan itu lebih lama lagi dan
merengek dengan memilukan, ‘Nyalakan lampu! Aku sedang menjadi gila sekarang!
Sang pemandu / penunjuk jalan tertawa, tetapi tak seorangpun dari kami akan
pernah melupakan pengalaman yang mengerikan itu. Saya berpikir tentang
‘kegelapan yang jauh’ dari Neraka yang kekal dan gemetar!)
- ‘Bread For Each Day’, September 14.
Sekarang, apakah api, ulat bangkai, dan
kegelapan ini adalah sesuatu yang bersifat hurufiah atau simbol? Ada penafsir yang
menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol.
Argumentasinya:
“Fire is
evidently the only word in human language which can suggest the anguish of
perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which
our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the
world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’
‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the
fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It
perfectly describes the reality of the eternal burnings” [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam
bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir /
neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang
tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Mat 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah
dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, para penuai
ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini,
‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api
bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran
kekal]
- S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of
The Apostates’, hal 82.
Tetapi banyak penafsir yang beranggapan
bahwa semua ini (api, ulat bangkai, kegelapan) adalah simbol!
Calvin (tentang Mat 3:11): “But we may
conclude from many passages of Scripture, that it is a metaphorical expression.
For, if we must believe that it is real, or what they call material fire, we
must also believe that the brimstone and the fan are material, both of them
being mentioned by Isaiah. ‘For Tophet is ordained of old; the pile thereof is
fire and much wood; the breath of the Lord, like a stream of brimstone, doth
kindle it,’ (Isaiah 30:33.) We must explain the fire in the same manner as the
worm, (Mark 8:44,46,48:) and if it is universally agreed that the worm is a
metaphorical term, we must form the same opinion as to the fire. Let us lay
aside the speculations, by which foolish men weary themselves to no purpose,
and satisfy ourselves with believing, that these forms of speech denote, in a
manner suited to our feeble capacity, a dreadful torment, which no man can now
comprehend, and no language can express” (=belum diterjemahkan).
Barnes’
Notes (tentang Mark 9:44-46): “It is not to be
supposed that there will be any ‘real’ worm in hell - perhaps no material fire;
nor can it be told what was particularly intended by the undying worm. There is
no authority for applying it, as is often done, to remorse of conscience,
anymore than to any other of the pains and reflections of hell. It is a mere
image of loathsome, dreadful, and ‘eternal’ suffering. In what that suffering
will consist it is probably beyond the power of any living mortal to imagine” (= belum
diterjemahkan).
Saya sendiri beranggapan bahwa semua
ini adalah simbol. Alasannya:
à
‘api’ dan ‘kegelapan’ tidak mungkin bisa bersatu.
à pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga digunakan sim-bol
(Wah 21:11-21), karena bahan-bahan di surga itu jelas tidak ada di dunia
(bdk. 1Kor 2:9). Kalau sorga digambarkan dengan simbol, saya juga percaya bahwa
neraka juga digambarkan dengan simbol.
Tetapi satu hal yang sangat penting
untuk diperhatikan ialah: jangan sekali-kali hal ini membuat saudara menganggap
bahwa kalau demikian neraka tidaklah terlalu menakutkan. Pemikiran ‘Toh semua
itu hanya simbol, jadi tidak perlu terlalu kita takuti’ adalah pemikiran
yang sangat bodoh dan keliru. Perlu saudara ingat bahwa pada waktu Kitab Suci
menggambarkan surga dengan simbol, Kitab Suci menggambarkannya dengan simbol
yang indah. Kalau simbolnya indah / mulia, maka aslinya tentu lebih indah /
lebih mulia lagi. Sebaliknya pada waktu Kitab Suci menggambar-kan tentang
neraka, maka Kitab Suci menggunakan simbol-simbol yang mengerikan. Kalau
simbolnya mengerikan, maka aslinya tentu lebih mengerikan lagi!
C. H. Spurgeon: “Seek the true Saviour and be not content till thou hast him, for if lost
thy ruin will be terrible. Oh, that lake! Have you ever read the words, ‘Shall
be cast into the lake of fire, which is the second death’? The lake of fire!
and souls cast into it! The imagery is dreadful. ‘Ah,’ says one, ‘that is a
metaphor.’ Yes, I know it is, and a metaphor is but a shadow of the reality.
Then, if the shadow be a lake of fire, what must the reality be? If we can
hardly bear to think of a ‘worm that never dieth,’ and a ‘fire that never shall
be quenched,’ and of a lake whose seething waves of fire that dash o’er undying
and hopeless souls, what must hell be in very deed? The descriptions of
Scriptures are, after all, but condescensions to our ignorance, partial
revealings of fathomless mysteries; but if these are so dreadful, what must the
full reality be? Provoke it not, my hearers, tempt not your God, neglect
not the great salvation, for if you do, you shall not escape” (= Carilah Juruselamat yang
sejati dan janganlah puas sampai engkau memiliki Dia, karena jika engkau
terhilang kehancuranmu akan mengerikan. O, lautan itu! Pernahkah engkau membaca
kata-kata ‘Akan dilemparkan ke dalam lautan api, yang adalah kematian yang
kedua? Lautan api! dan jiwa-jiwa dilemparkan ke dalamnya! Gambaran ini
mengerikan! ‘Ah’, kata seseorang, ‘itu merupakan suatu gambaran / kiasan’. Ya,
aku tahu itu, dan suatu kiasan hanyalah merupakan bayangan dari kenyataannya.
Jadi, jika bayangannya adalah lautan api, bagaimana kenyataannya? Jika kita
hampir tidak tahan untuk memikirkan ‘ulat yang tidak pernah mati’, dan ‘api
yang tidak terpadamkan’, dan tentang lautan dengan gelombang apinya yang mendidih
yang menghantam jiwa-jiwa yang tidak bisa mati dan tanpa harapan, bagaimana
kira-kiranya kenyataan dari neraka? Penggambaran Kitab Suci merupakan suatu
penurunan / perendahan pada kebodohan kita, pernyataan sebagian dari misteri
yang tidak bisa diukur; tetapi jika ini begitu mengerikan, bagaimana
kenyataannya? Para pendengarku, janganlah
menggusarkan dan mencobai Allahmu, janganlah mengabaikan keselamatan yang
besar, karena jika engkau melakukannya, engkau tidak akan lolos) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work
of our Lord’, vol 3, hal 622.
b) Bersifat kekal / selama-lamanya, tanpa ada
akhir, pengurangan (ingat bahwa hukuman di neraka bukanlah hukuman yang
bersifat memper-baiki, tetapi betul-betul hukuman, dan karenanya tidak ada
pengu-rangan) ataupun istirahat dari hukuman tersebut.
·
Bahwa hukuman di neraka bersifat kekal / tidak ada akhirnya
digambarkan oleh:
*
‘api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12b Mark 9:43b,48).
*
‘api yang kekal’ (Mat 25:41 Yudas 7).
*
‘siksaan yang kekal’ (Mat 25:46).
*
‘siang malam tidak henti-hentinya’ (Wah 14:11).
*
‘siang malam sampai selama-lamanya’ (Wah 20:10).
*
‘ulat-ulatnya tidak akan mati’ (Mark 9:44,46,48).
*
tidak bisanya orang kaya menyeberang ke surga karena ada-nya
jurang yang tidak terseberangi (Luk 16:26).
William G.T. Shedd:
“Had Christ
intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would
have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is
quenched, and not to an unquenchable fire” (=
Andaikata Kristus bermaksud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu
bersifat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang
bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa
padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan) - ‘Shedd’s
Dogmatic Theology’, vol II, hal 681.
·
Bahwa di neraka tidak ada pengurangan ataupun istirahat dari
hukuman / penderitaan terlihat dari:
*
tidak bisanya Lazarus memberi air kepada orang kaya
(Luk 16:24-26). Andaikata Lazarus bisa memberikan air itu, itu menunjukkan
adanya istirahat dari penderitaan atau pengu-rangan penderitaan. Tetapi
ternyata hal itu tidak bisa dilakukan.
*
Wah 14:11 - ‘siang malam mereka tidak henti-hentinya
disiksa’.
Kata ‘tidak henti-hentinya’ oleh
KJV/RSV/NIV/NASB diterjemah-kan ‘no rest’
(= tidak ada istirahat).
Illustrasi: Seorang wanita yang mau melahirkan
anak, juga mengalami kesakitan yang hebat, tetapi rasa sakit itu tidak datang
terus menerus. Ada
‘istirahat’ dari rasa sakit itu, dan ini tentu menyebabkan penderitaan itu jauh
berkurang dibandingkan kalau sama sekali tidak ada istirahat.
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya yang
berjudul ‘Sinners in the Hands of an
Angry God’ (= orang berdosa dalam tangan Allah yang murka), berkata:
¨
“It is everlasting wrath. It would be dreadful to
suffer this fierceness and wrath of Almighty God one moment; but you must
suffer it to all eternity” (= Ini adalah
murka yang kekal. Adalah sesuatu yang menakutkan / mengerikan untuk
menderita kehebatan dan murka Allah yang
mahakuasa ini untuk satu saat saja; tetapi kamu harus menderitanya sampai
kekal).
¨
“... you will absolutely despair of ever having any
deliverance, any end, any mitigation, any rest at all” (= kamu akan benar-benar putus asa untuk bisa
mendapatkan pembebasan, akhir, pengurangan / peringanan hukuman, istirahat).
¨
“You will know certainly that you must wear out long
ages, millions of millions of ages, in wrestling and conflicting with this
almighty merciless vengeance; and then when you have so done, when so many ages
have actually been spent by you in this manner, you will know that all is but a
point to what remains. So that your punishment will indeed be infinite” (= Kamu pasti akan tahu bahwa kamu akan menjalani
zaman-zaman yang panjang, berjuta-juta zaman, dalam pergumulan dan pertentangan
dengan pembalasan hebat tanpa belas kasihan ini; dan bila kamu telah
menjalaninya, bila begitu banyak zaman telah kamu lalui dengan cara ini, maka
kamu akan tahu bahwa semua itu hanyalah satu titik dibandingkan dengan waktu
yang tersisa. Dengan demikian hukumanmu itu betul-betul tidak terbatas).
2 hal di atas ini, yaitu bahwa
penderitaan di neraka itu luar biasa hebatnya dan bersifat kekal /
selama-lamanya, membuat neraka itu begitu mengerikan. Andaikata penderitaannya
hebat tetapi bersifat sementara, atau penderitaannya kekal tetapi tidak terlalu
hebat, maka mungkin neraka tidaklah terlalu mengerikan. Tetapi kombinasi /
gabungan dari 2 hal itu betul-betul menyebabkan neraka itu sangat mengerikan.
Satu hal lagi yang saudara perlu ingat
adalah: kalau kita sedang senang / mengalami sesuatu yang enak, maka waktu
terasa berlalu dengan cepat. Sebaliknya, kalau kita sedang menderita / sakit,
maka waktu terasa begitu lama.
Jadi sebetulnya, kalaupun hukuman di
neraka itu berlangsung ‘hanya’ 100 tahun saja, maka karena penderitaan yang
luar biasa hebatnya itu, waktu yang 100 tahun itu akan terasa seperti
selama-lamanya / kekal. Apalagi kalau hukuman di neraka itu memang bersifat
kekal; jadi berapa lama rasanya?
Karena itu tidak heran kalau Yesus
berkata tentang Yudas (yang pasti akan masuk neraka) sebagai berikut: “... celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu
diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan”
(Mat
26:24).
III)
Orang-orang yang bakal / harus masuk neraka.
Wah 21:8 memberikan daftar orang
yang akan masuk neraka:
1) Orang-orang
penakut.
Ini tentu tidak menunjuk pada orang
yang takut dalam berkelahi, takut pada kegelapan, takut pada anjing dsb. Ini
menunjuk pada orang yang karena takut lalu tidak ikut Kristus atau mundur dari
Kristus (bdk. Ibr 10:38-39 Mat
13:21). Ini adalah orang yang termasuk rangking 1 yang akan masuk neraka!
Kalau saudara mendengar Injil, dan
sebetulnya hati saudara percaya kepada Yesus, tetapi rasa takut terhadap orang
sekitar saudara / keluarga saudara yang anti kristen membuat saudara tidak mau
mengikut Yesus, maka saudara adalah orang yang termasuk dalam rangking I untuk
masuk ne neraka!
Perhatikan peringatan / nasehat Tuhan
Yesus dalam Mat 10:28 yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat
membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama
kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
2) Orang-orang
yang tidak percaya.
Yang dimaksud dengan ‘tidak percaya’ di
sini, tentu adalah ‘tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan’. Bagaimanapun saudara berusaha berbuat baik, dan apapun agama /
kepercayaan yang saudara anut (termasuk agama kristen), tetapi kalau saudara
tidak percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya Penebus dan
Juruselamat dunia, saudara tetap akan masuk ke neraka untuk membayar sendiri
hutang dosa saudara!
Perlu saudara ketahui bahwa:
a) ‘Sudah
dibaptis’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.
b) ‘Sudah
rajin ke gereja’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.
c) ‘Sudah melayani Tuhan’, bahkan ‘menjadi hamba
Tuhan’, tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya!
d) ‘Sudah berbahasa Roh’ tidak menjamin bahwa
saudara sudah percaya. Memang kalau bahasa Rohnya asli, maka itu pasti
menunjukkan orangnya betul-betul percaya. Tetapi begitu sukar untuk menguji /
memeriksa asli tidaknya bahasa Roh. Ada
yang buatan manusia, dan dalam hal ini tentu orangnya tahu akan hal itu. Ada yang dari setan, dan
ini sukar diketahui karena betul-betul merupakan mujijat.
Bukti bahwa saudara adalah orang
percaya adalah hidup yang berubah ke arah yang positif. Kalau saudara
betul-betul percaya kepada Yesus, saudara pasti menerima / mempunyai Roh Kudus
(Ef 1:13), dan Roh Kudus ini akan mengeluarkan buah Roh Kudus
(Gal 5:22-23), sehingga hidup saudara akan disucikan tahap demi tahap.
Kalau saudara mengaku sebagai orang
kristen tetapi hidup saudara sama sekali tidak bertambah baik, maka itu
membuktikan saudara tidak betul-betul percaya kepada Yesus. Yakobus berkata
bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26).
Karena itu coba introspeksi diri
saudara, apakah saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus atau tidak!
Kalau saudara tidak percaya, saudara termasuk rangking ke 2 yang akan masuk
neraka.
3) Orang-orang
keji.
NASB / KJV: abominable (= orang yang menjijikkan / sangat buruk).
NIV: the vile (= orang busuk / keji).
RSV: the polluted (= orang kotor / cemar).
Ini rangking ke 3 yang akan masuk
neraka!
4) Orang-orang
pembunuh.
Ingat bahwa kalau saudara marah (yang
dilandasi kebencian) atau mencaci maki, atau benci kepada seseorang, saudara
sudah merupakan seorang pembunuh (Mat 5:21-22
1Yoh 3:15).
5) Orang-orang
sundal.
Jangan mengartikan ini hanya sebagai
pelacur! NIV menterjemahkan ‘the sexually immoral’ (= orang yang tidak bermoral dalam hal sex).
Jadi, setiap orang yang melakukan
pelanggaran sexual, seperti:
·
berzinah.
·
memandang seorang perempuan dan menginginkannya
(Mat 5:28).
·
mempercakapkan hal-hal yang cabul (Ef 5:3-5).
·
kawin cerai seenaknya (Mat 19:9 Luk 16:18).
·
menjadi polygamist
/ polyandrist (= mempunyai istri /
suami lebih dari satu).
·
mempunyai PIL (Pria Idaman Lain) / WIL (Wanita Idaman Lain).
termasuk dalam golongan ini
Mungkin sekali berzinah itu enak, tetapi
kenikmatan yang sebentar itu, yang mungkin hanya 15-30 menit, harus
saudara tebus dengan meng-alami penderitaan yang luar biasa hebatnya untuk
selama-lamanya di neraka! Ingatlah ini setiap kali saudara mau melakukan
perzinahan!
6) Tukang-tukang
sihir.
Ini tidak menunjuk hanya pada dukun
santet dsb. NIV menterjemahkan ‘those who practice magic arts’ (= mereka yang mempraktekkan seni magic). Ini mencakup banyak hal seperti:
·
main tenaga dalam, baik ikut latihan maupun disembuhkan
dengan tenaga dalam.
·
Yoga, Waitangkung, Tai Chi, dsb.
·
main ramalan (semua ramalan kecuali ramalan Kitab Suci /
nubuat dan ramalan ilmu pengetahuan).
·
permainan cucing / jailangkung, telepati, main dukun,
santet, guna-guna, dsb.
·
hipnotis.
Hati-hati dengan ‘counsellor kristen’
yang menggunakan hipnotis terhadap diri saudara. Ini termasuk occultisme, dan
tidak seharusnya ada dalam suatu counselling kristen!
Memang dengan saudara menggunakan kuasa
gelap, saudara bisa memperoleh keuntungan tertentu (kesehatan, uang, jabatan,
cewek / cowok, sex, dsb) tetapi semua itu harus saudara tebus dengan masuk ke
dalam neraka selama-lamanya!
7) Penyembah-penyembah
berhala.
Masihkan saudara pergi ke Gunung Kawi
untuk sembahyang di sana ?
Masihkah saudara menyimpan jimat-jimat tertentu, atau keris pusaka, atau
patung-patung berhala tertentu, atau patung Maria / Yesus / salib untuk
disembah? Masihkah saudara percaya pada Hu, PatKwa, dsb? Ini semua akan membawa
saudara ke neraka!
8) Semua
pendusta.
Tidak ada orang (kecuali Yesus) yang
tidak pernah berdusta! Kalau saudara berkata bahwa dalam sepanjang hidup
saudara, saudara tidak pernah berdusta, saya percaya bahwa kata-kata itu sudah
merupakan dusta!
Apakah dusta itu merugikan orang atau
tidak, dan apapun alasan saudara untuk berdusta, itu tetap adalah dusta dan itu
akan membawa saudara ke neraka!
Sebetulnya tidak ada orang bisa lolos
dari daftar ini! Saudarapun tidak terkecuali!
IV)
Yesus sudah memikul hukuman neraka.
Tetapi ini salah. Alasannya:
1) Di
atas kayu salib Ia berkata “sudah selesai” (Yoh 19:30).
Ini menunjukkan bahwa penderitaan
aktifNya dalam memikul hukuman dosa manusia sudah selesai. Kalau ternyata
setelah mati Ia harus pergi ke neraka untuk mengalami hukuman neraka, maka itu
berarti bahwa kata-kata Yesus dalam Yoh 19:30 itu salah!
2) Ia
berkata kepada penjahat yang disalib bersama dengan Dia bahwa penjahat itu akan
bersama dengan Dia di Firdaus (= surga) pada hari itu (Luk 23:43). Juga
pada waktu mati Ia menyerahkan rohNya ke dalam tangan Bapa (Luk 23:46).
Jadi, antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan, dan
roh / jiwaNya ada di surga. Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia
Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka
tersebut.
Jadi, Yesus memikul hukuman neraka
bukan dengan betul-betul pergi ke dalam neraka, tetapi dengan ditinggal oleh
BapaNya, yaitu pada waktu Ia berteriak: “ELI,
ELI, LAMA SABAKHTANI?” (Mat 27:46). Ingat bahwa dalam 2Tes 1:9, yang
sudah kita bahas di atas, dikatakan bahwa neraka adalah perpisahan kekal dengan
Allah! Jadi, pada waktu Yesus terpisah dari Allah, itu adalah neraka bagi Dia.
Kalau saudara menganggap enteng apa
yang Kristus alami pada saat itu, maka perhatikan kata-kata Herman Hoeksema,
seorang ahli theologia Reformed, yang berkata sebagai berikut:
“No one,
therefore, even in hell, can even suffer what Christ suffered during His entire
life and especially on the cross. For, in the first place, no one can possibly
taste the wrath of God as the Sinless One. And, in the second place, no one
could possibly bear the complete burden of the wrath of God against the sin of
the world. Even in hell everyone will suffer according to his personal sin and
in his personal position in desolation. But Christ bore the sin of all His own
as the Sinless One” [= Karena itu,
tak seorangpun, bahkan dalam neraka, bisa menderita apa yang diderita oleh
Kristus dalam sepanjang hidupNya dan terutama di kayu salib. Karena, yang
pertama, tak seorangpun bisa merasakan murka Allah sebagai orang yang tak
berdosa. Dan, yang kedua, tak seorangpun bisa memikul seluruh beban murka
Allah terhadap dosa dunia. Bahkan dalam neraka setiap orang akan menderita
sesuai dengan dosa pribadinya dan dalam posisi pribadinya dalam kesendirian.
Tetapi Kristus memikul dosa dari semua milikNya sebagai Orang yang Tidak
Berdosa]
- ‘Reformed Dogmatics’, hal 401.
V)
Tanggapan kita.
1) Kalau
saudara belum percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, maka
percayalah kepada Yesus Kristus sekarang juga.
Dia sudah memikul hukuman dosa,
termasuk neraka bagi saudara, se-hingga kalau saudara percaya kepada Dia, maka
saudara akan diampuni dan tidak mungkin dihukum / masuk neraka
(Yoh 3:16 Ro 8:1)!
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus”.
Mengapakah saudara mau mati dan menderita
kalau Tuhan menawarkan kehidupan dan kebahagiaan secara cuma-cuma (bdk.
Ro 3:24) kepada saudara?
2) Kalau
saudara sudah percaya kepada Yesus, maka:
a) Dalam keadaan apapun, termasuk dalam
penderitaan, percayalah bahwa Tuhan mengasihi saudara.
Dalam keadaan menderita, kita sering
ragu-ragu akan kasih Allah, dan bahkan menganggap Allah tidak mempedulikan
kita. Dalam keadaan seperti itu, renungkan kembali bahwa Yesus sudah rela
mengalami neraka bagi saudara. Kalau
Ia tidak mencintai saudara, untuk
apa Ia melakukan hal itu?
b) Isilah hidup saudara dengan pujian dan
syukur kepada Tuhan, dan kasihilah Tuhan lebih dari semua, dan berusahalah
untuk hidup bagi Tuhan.
c) Beritakanlah Injil kepada orang yang belum
percaya, yang masih diancam oleh hukuman kekal di neraka tersebut.
Mengingat neraka itu begitu mengerikan,
maka kita harus berusaha untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar kita,
khususnya keluarga dan teman-teman kita, dari hukuman neraka. Berdoalah untuk
mereka, beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka mau percaya kepada
Yesus dan diselamatkan dari penderitaan kekal di neraka!
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar