Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
I) Kedatangan Yesus.
1) Kedatangan Yesus adalah sesuatu yang
menggelikan!
Apanya
yang menggelikan? Ay 7 mengatakan ‘palungan’. Ini menunjukkan bahwa Yesus
dilahirkan di suatu tempat untuk hewan (tidak mesti kandang, tetapi bisa juga
sebuah gua).
Bayangkan!
Yesus dikatakan sebagai Allah, Mesias, Juruselamat, Raja dsb. Tetapi ketika Ia
dilahirkan, ternyata Ia dilahirkan di tempat hewan! Adakah sesuatu yang lebih
menggelikan dan lebih tidak masuk akal dari hal ini?
Tetapi
perlu saudara ketahui bahwa Allah memang sering menolong / menyelamatkan orang
dengan menggunakan jalan / hal-hal yang meng-gelikan dan tidak masuk akal.
Contoh:
·
peristiwa ular tembaga (Bil 21:4-9).
Cara
supaya sembuh dari gigitan ular berbisa adalah memandang pada patung ular
tembaga! Apakah itu bukan sesuatu yang menggelikan? Kalau saudara jadi orang
yang digigit ular, maukah saudara memandang pada patung ular tembaga itu?
·
peristiwa Naaman (2Raja-raja 5).
Cara
supaya sembuh dari penyakit kusta adalah mandi 7 x di Sungai Yordan! Kalau
saudara terkena penyakit kusta, maukah saudara disuruh mandi 7 x di sungai?
·
garam untuk menyehatkan air (2Raja-raja 2:19-22).
·
tepung untuk menetralkan makanan beracun
(2Raja-raja 4:38-41).
Tetapi,
karena jalan yang tidak masuk akal dan menggelikan ini diberikan oleh Allah,
maka itu adalah jalan / cara yang benar dan mujarab!
Karena
itu, janganlah saudara tidak mau percaya kepada Yesus hanya karena saudara
melihat bahwa kelahiranNya di tempat hewan adalah sesuatu yang menggelikan dan
tidak masuk akal!
2) Kedatangan Yesus adalah untuk saudara!
Ay 11:
‘bagimu’. Ini adalah sesuatu yang harus
ditekankan / diperhatikan secara khusus! Kecuali saudara sadar dan percaya
bahwa Yesus datang di dunia bagi saudara, maka Natal sama sekali tidak
berguna untuk saudara! Banyak orang menyadari dan mempercayai bahwa Yesus
datang ke dunia untuk semua orang berdosa, tetapi mereka lupa bahwa diri mereka
sendiri termasuk di dalam grup orang berdosa itu!
Karena
itu, renungkanlah:
·
sadarkah saudara bahwa saudara
adalah orang berdosa yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka?
·
sadarkah / percayakah saudara bahwa Yesus datang ke dunia
untuk mati bagi dosa saudara, baik dosa yang lalu, yang sekarang, maupun
yang akan datang?
II) Sikap / tanggapan terhadap Kristus.
A) Bagi orang yang belum percaya.
1) Terimalah Yesus sebagai Juruselamat
saudara (ay 11).
Dalam ay 10-14, para gembala
mendengar Injil dari malaikat. Setelah malaikat itu pergi, mereka cepat-cepat
datang kepada Yesus! (ay 15-16). Mereka tetap datang kepada Yesus
sekalipun kelahiran Yesus adalah sesuatu yang menggelikan. Bandingkan ini
dengan 1Kor 1:21 yang berbunyi: “Allah
berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”.
Sikap
para gembala ini berbeda sekali dengan sikap Herodes dalam Mat 2. Ia
mendengar tentang Yesus, dan ia menyelidiki lebih banyak tentang Yesus, tetapi
semua itu tidak mengubah dia. Ia tidak mau datang kepada Yesus, dan ia bahkan
ingin membunuh Yesus.
Sikap
para gembala itu juga berbeda dengan sikap para imam dan ahli Taurat dalam
Mat 2. Mereka mengerti banyak tentang Yesus / Mesias, dan mereka bahkan
bisa mengajarkannya kepada orang lain, tetapi mereka sendiri bersikap acuh tak
acuh terhadap Yesus dan mereka tidak mau pergi untuk mendapatkan Yesus.
Tirulah
sikap dari para gembala itu, dan terimalah Yesus sebagai Juruselamat saudara! Sekarang ada banyak orang yang menekankan Yesus
sebagai dokter, penyembuh penyakit, pembuat mujijat, penolong, pemberi berkat,
pemberi kekayaan, teladan dsb. Tetapi ingat, bahwa yang terpenting adalah
menerima Dia sebagai Juruselamat! Ingat bahwa malaikat menyuruh Yusuf memberi
nama Anak itu ‘Yesus’ “karena Dialah
yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka” (Mat 1:21b).
Ada
seorang yang memberikan syair ini:
“Be
my Example and my Guide
My
Friend, yea everything beside
But
first, last, best, whate’er betide
Be
thou to me my Savior”
(= Jadilah Teladanku dan Pembimbingku
Temanku, ya segala sesuatu yang lain
Tapi, pertama, terakhir, terbaik, apapun yang
terjadi
Jadilah Engkau bagiku Juruselamatku).
2) Terimalah Yesus
sebagai Tuhan (ay 11).
Banyak
orang yang menganggap bahwa mereka bisa menerima Yesus hanya sebagai
Juruselamat, dan tidak sebagai Tuhan. Orang-orang seperti ini biasanya bisa
bersukacita dan memuji Tuhan karena mereka menganggap bahwa dosa mereka telah
diampuni, tetapi hidup mereka sama sekali tidak mengalami perubahan!
Orang-orang seperti ini, pada hakekatnya, belum sungguh-sungguh menerima Yesus
sebagai Juruselamat! (bdk. Yak 2:17,26).
Kalau
saudara adalah orang yang seperti itu, perhatikanlah ay 11 yang berbunyi: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”.
Dari
ay 11 ini terlihat bahwa dalam pemberitaan Injil yang pertama yang
dilakukan oleh para malaikat, Kristus diberitakan sebagai Juruselamat
dan sebagai Tuhan! Dua hal itu sudah dipersatukan oleh Tuhan, dan karena
itu, jangan saudara berani memisahkan! Orang yang betul-betul menerima Yesus
sebagai Juruselamat, harus juga menerima Dia sebagai Tuhan!
Menerima
Yesus sebagai Tuhan berarti menjadikan Yesus pemimpin, penguasa, dan pemilik
hidup kita! Dengan kata lain, kita harus hidup mentaati Dia. Bandingkan dengan
ayat-ayat di bawah ini:
·
Mat 7:21 - “Bukan setiap
orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga”.
·
Luk 6:46 - “Mengapa kamu
berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku
katakan?”.
·
2Tim 2:19b - “Setiap
orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan”.
B) Bagi orang yang sudah percaya.
1) Bersukacitalah
(ay 10-11).
Ay 10
mengatakan bahwa kelahiran Yesus itu adalah suatu ‘kesukaan besar / great joy’!
a) Banyak orang
kristen terlalu menyoroti lagu Natal, kartu Natal, pohon Natal dsb. Karena itu,
sukacita mereka tergantung pada hal-hal tersebut. Ini salah! Seharusnya kita
bukan menyoroti pohon, kartu, lagu dsb, tetapi menyoroti Yesusnya! Sekalipun
tidak ada pohon Natal, kartu Natal, lagu Natal, tetapi kalau saudara
merenungkan / percaya bahwa Natal menunjukkan bahwa Yesus sudah datang, maka
saudara bisa bersukacita!
b) Kalau saudara
tidak bisa bersukacita pada Natal ini, cobalah bayangkan, apa yang terjadi
andaikata Kristus tidak datang? Pernahkah saudara bayangkan hal itu?
Dalam
suatu buku saat teduh ada suatu cerita sebagai berikut:
Seorang
pendeta tertidur di ruang kerjanya, pada pagi hari, di suatu hari Natal, dan ia
bermimpi tentang dunia dimana Yesus tidak pernah datang. Dalam mimpinya, ia
melihat-lihat dalam rumahnya, dan ia tidak menjumpai hiasan-hiasan Natal. Ia
lalu berjalan-jalan di jalan raya, tetapi tidak ada gereja-gereja. Ia kembali
ke ruang belajarnya dan ia menjumpai bahwa semua buku-buku tentang Juruselamat
sudah hilang. Tiba-tiba ada bel, dan seorang utusan memintanya untuk
mengunjungi seorang ibu yang sedang sekarat. Ia cepat-cepat pergi ke rumah itu,
dan ia berkata kepada anak dari ibu yang sedang sekarat itu: “Aku mempunyai
sesuatu disini yang akan menghibur kamu”. Ia membuka Alkitabnya untuk mencari
ayat-ayat hiburan yang sudah biasa ia gunakan, tetapi Alkitabnya berhenti pada
Maleakhi, dan di sana tidak ada Injil maupun janji tentang pengharapan dan
keselamatan dan ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis bersama anak
itu di dalam keputusasaan yang pahit. Dua hari setelah itu, ia berdiri di
sebelah peti mati ibu itu dan memimpin kebaktian penguburan, tetapi disana
tidak ada berita penghiburan, tidak ada firman tentang kebangkitan yang mulia,
tidak ada surga yang terbuka, tetapi hanya ada “engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu” dan suatu perpisahan yang panjang dan kekal. Akhirnya ia
menyadari bahwa Kristus tidak datang, dan ia menangis dengan pahit dalam
mimpinya yang menyedihkan itu. Tiba-tiba ia terbangun, dan ia mendengar
nyanyian Natal dari paduan suara gereja yang membuatnya sadar bahwa sebetulnya
Kristus sudah datang! - ‘Streams in the
Desert’, vol I, tgl 25 Desember.
Bukankah
kita semua harus bersukacita, karena kenyataannya Kristus sudah datang dalam
dunia ini?
c) Calvin berkata:
·
“Until men have peace with God, and are reconciled
to him through the grace of Christ, all the joy that they experience is
deceitful, and of short duration” (=
Sampai manusia mempunyai damai dengan Allah, dan diperdamaikan kepadaNya
melalui kasih karunia Kristus, semua sukacita yang mereka alami adalah bersifat
menipu, dan hanya untuk jangka waktu yang pendek).
·
“If there be none to make peace between them and
God, the hidden stings of conscience must produce fearful torment” (= Jika tidak ada memperdamaikan mereka dengan
Allah, sengat yang tersembunyi dari hati nurani pasti menghasilkan siksaan yang
menakutkan).
Dari
kedua kutipan ini terlihat bahwa Calvin beranggapan bahwa tanpa iman kepada
Kristus, seseorang tidak mungkin mengalami sukacita yang sejati.
Penerapan:
Apakah
selama ini saudara mempunyai hati yang selalu sumpek, gelisah, kuatir, kosong,
dan tidak damai / sukacita? Apakah selama ini saudara hanya bisa mengalami
kesenangan / kebahagiaan yang bersifat lahiriah, semu dan sementara? Kalau ya,
datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara,
maka saudara akan mengalami sukacita yang sejati.
2) Ucapkanlah syukur,
pujilah dan muliakanlah Tuhan!
·
ay 13-14: para malaikat memuji Tuhan.
·
ay 20: para gembala memuji / memuliakan Tuhan.
Sebetulnya,
kalau saudara betul-betul bisa bersukacita pada Natal ini, saudara pasti akan
secara otomatis bersyukur, memuji, dan memuliakan Tuhan!
3) Beritakanlah Injil.
Natal
tidak akan ada gunanya kalau tidak diberitakan. Karena itulah maka para
malaikat memberitakannya kepada para gembala (ay 8-11). Tetapi dalam
ay 10 dikatakan bahwa itu adalah untuk ‘seluruh bangsa’, yang jelas menunjuk kepada bangsa
Yahudi. Tetapi, setelah kematian dan kebangkitan Kristus, maka tembok pemisah
antara Ya-hudi dan non Yahudi telah dihancurkan (Ef 2:14), sehingga
sekarang, Injil harus diberitakan kepada semua orang (Ef 2:12,17).
Pada
saat itu, hanya gembala yang mendengar berita itu. Tetapi berita itu untuk
seluruh bangsa. Karena itu mereka memberitakan Injil (ay 16-17).
Maukah
saudara meniru para gembala itu? Saat ini saudara sudah mendengar berita Natal
/ Injil. Tetapi berita itu sebetulnya ditujukan untuk semua umat manusia. Maukah
saudara memberitakan berita Natal / Injil itu kepada orang-orang di sekitar
saudara?
Kesimpulan:
Jangan menanggapi / merayakan Natal
hanya dengan sekedar berpesta dan berhura-hura! Rayakanlah Natal dengan:
·
percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara.
·
bersukacita.
·
bersyukur dan memuji Tuhan.
·
memberitakan Injil!
Maukah saudara?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar