Wahyu 2:1-7
I) Kasih yang semula.
1) Ini harus ada / pernah ada dalam diri orang
kristen.
Dalam jemaat
Efesus, kepada siapa bagian ini ditujukan (ay 1), hal ini terlihat dari:
·
tindakan mereka membakar buku-buku sihir
(Kis 19:19-20).
·
kesedihan mereka waktu ditinggal oleh Paulus
(Kis 20:36-38).
· Ef 1:15 dimana Paulus berkata bahwa mereka
mempunyai kasih kepada semua orang kudus. Ingat bahwa cinta terhadap Tuhan
sangat berhubungan dengan cinta terhadap orang kudus (1Yoh 5:1 1Yoh 4:20-21).
2) Kasih yang semula ini tidak bisa diusahakan
sendiri.
Pada saat
percaya kepada Yesus, Roh Kudus memberikan buah Roh, yaitu kasih (Gal 5:22).
Sebaliknya, kalau saudara tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus,
jelas bahwa saudara tidak pernah mengalami kasih yang semula ini, dan ini tidak
akan bisa saudara usahakan kecuali saudara mau datang dan percaya kepada Yesus.
II) Orang yang kehilangan kasih semula.
A) Hal-hal baik dalam hidup mereka:
1) Mereka masih tetap melayani Tuhan (ay
2a).
2) Mereka benci / tak dapat sabar terhadap
orang jahat (ay 2b).
NIV: ‘you cannot tolerate wicked men’ (= kamu
tidak bisa menoleransi orang-orang jahat).
Tyndale:
“While love is the typical
Christian attitude, love for the good carries with it a corresponding hatred
for what is wrong” (= Sekalipun kasih adalah sikap
kristen yang khas, kasih terhadap yang baik membawa hal yang cocok dengannya
yaitu kebencian terhadap apa yang salah).
Hailey:
“This attitude toward evil men is
commendable; if they will not be transformed, let them be transferred”
(= Sikap terhadap orang-orang jahat ini patut dipuji; jika mereka tidak mau
diubah, biarlah mereka dipindahkan).
3) Mereka berhati-hati dengan ajaran yang
mereka terima (ay 2b).
Paulus memang
sudah pernah menubuatkan akan munculnya nabi-nabi palsu di Efesus (Kis 20:29).
Mereka menanggapi nubuat Paulus ini dengan baik.
4) Mereka mau menderita untuk
Tuhan dan mereka menderita dengan sabar (ay 3).
5) Mereka membenci perbuatan pengikut
Nikolaus (ay 6).
Tentang apa
yang dimaksud dengan ‘perbuatan pengikut Nikolaus’ ada bermacam-macam
pandangan:
·
Irenaeus: mereka hidup dengan hawa nafsu yang
tidak dikekang.
·
Clement of Alexandria: mirip dengan Irenaeus.
· Pulpit Commentary: mereka menganggap diri di
atas hukum, sehingga boleh berbuat apa saja.
Ini sama
seperti orang yang salah gunakan kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa
nafsu mereka (Yudas 4).
Hailey: “The child of God who does not
hate wickedness does not love righteousness” (= Anak Allah yang
tidak membenci kejahatan tidak mengasihi kebenaran).
Perhatikan
bahwa mereka membenci perbuatan pengikut Nikolaus, bukan membenci pengikut
Nikolausnya sendiri. Ini sesuatu hal yang hebat!
B) Dari hal-hal ini kelihatannya mereka adalah
orang yang hebat, tetapi mereka toh dikecam, karena kehilangan kasih yang
semula (ay 4). Jadi sekalipun dari luar kelihatannya semua baik-baik, tetapi
sebetulnya hati mereka sudah kehilangan kasih yang semula.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan:
1) Pulpit Commentary:
“It is possible to hate what
Christ hates without loving what he loves” [= Adalah mungkin
untuk membenci apa yang Kristus benci (bdk. ay 6) tanpa mengasihi apa yang Ia
kasihi].
Orang-orang
Efesus ini membenci dosa, nabi palsu dsb, tetapi tidak lagi mengasihi Allah
seperti semula.
2) Tentu saja kalau hal ini
dibiarkan, maka keadaan pasti memburuk sehingga dari luarpun akan terlihat
kalau saudara kehilangan kasih semula.
Pulpit
Commentary:
“The outward forms may be
perfect, zeal may be maintained, patience unwearied, orthodoxy untarnished; but
if love - the soul’s secret energy - be impaired, time only is needed to bring
the church to utter decay” (= Hal-hal luar / lahiriah
mungkin sempurna, semangat mungkin dipertahankan, kesabaran tidak pernah lelah,
keorthodoxan tidak bercacat; tetapi kalau kasih - kekuatan rahasia dari jiwa -
berkurang / rusak, hanya waktu yang dibutuhkan untuk membawa gereja pada
kebusukan total).
Penerapan:
Apakah saudara saat ini sedang mengasihi Tuhan dengan kasih yang semula? Atau
dengan kasih yang sudah dingin?
Spurgeon
mengatakan bahwa tidak ada orang kristen tidak pernah mengalami backsliding (= kemerosotan ke belakang).
Tanda-tandanya: malas berdoa, malas mendengar / membaca / belajar Firman Tuhan,
meremehkan dosa, kembalinya dosa-dosa lama yang tadinya sudah ditinggalkan,
cinta dunia / uang, dsb.
III) Sikap
Tuhan terhadap gereja itu.
1) Tuhan sedih / tidak senang.
Bahwa Tuhan
begitu sedih / tidak senang kalau anakNya kehilangan kasih yang semula,
digambarkan oleh nabi Yeremia dalam Yer 2:1-5.
Pernahkah
saudara merasakan kesedihan / sakit hati karena pasangan saudara kehilangan
kasih yang semula kepada saudara? Demikian juga Tuhan sakit hati / sedih kalau
saudara kehilangan kasih yang semula kepada Dia!
2) Tuhan menegur / mengecam (ay 4).
Kalau baru
dalamnya tanpa kasih semula, sudah ditegur seperti ini, apalagi kalau aktivitas
luar sudah terpengaruh!
3) Tuhan mengancam (ay 5).
Perlu
diperhatikan bahwa Tuhan bukan hanya mengecam tetapi juga mengancam gereja yang
kehilangan kasih yang semula itu.
Kata-kata /
ancaman ‘mengambil kaki
dian dari tempatnya’ akan menyebabkan gereja itu tidak lagi bisa
menyinarkan terang. Dengan kata lain gereja itu berhenti menjadi gereja di
hadapan Tuhan!
Bagi Dia dari
pada ada gereja yang tidak mempunyai kasih semula, lebih baik tidak ada gereja!
Tuhan mempunyai motto: “Better
nothing than something”.
IV) Bagaimana kembali pada kasih yang semula?
1) Bandingkan keadaan dulu (pada waktu punya
kasih semula) dan sekarang.
Ay 5: ‘Ingatlah,
betapa dalamnya engkau telah jatuh’.
Saudara tidak
akan bisa mengetahui betapa dalamnya saudara telah jatuh, kecuali saudara
membandingkan keadaan dahulu (sebelum jatuh) dan keadaan sekarang (setelah
jatuh).
Bandingkan:
·
damai / sukacita yang dahulu ada, tetapi
sekarang lenyap.
·
kehidupan doa / saat teduh yang dahulu begitu
manis, tetapi sekarang begitu hambar.
· kerinduan saudara akan Firman Tuhan dan sukacita
yang saudara alami dalam belajar Firman Tuhan yang dahulu begitu hebat, tetapi
sekarang sudah sangat memudar.
· semangat saudara dalam melayani Tuhan / mencari
jiwa, yang dahulu begitu berkobar-kobar, tetapi sekarang sudah padam dan
menjadi pelayanan yang hanya bersifat rutinitas.
2) Disuruh mengingat saat mulai kehilangan kasih
semula.
Ay 5 (Lit): ‘Remember therefore whence thou hast fallen’
(= karena itu, ingatlah dari mana engkau telah jatuh).
Apa yang terjadi
pada saat itu? Ada dosa? Ada allah lain? Ada kebencian / gegeran? Ada
perzinahan? Kalau saudara tidak bisa mendiagnosa apa yang terjadi pada saat
itu, yang menyebabkan saudara lalu kehilangan kasih yang semula, maka tentu
saja saudara juga tidak bisa memperbaiki keadaan saudara!
3) Bertobat dan kembali ke jalan yang benar (ay
5).
Dalam bahasa
Yunaninya kata ‘semula’
dalam ay 5 sama dengan kata ‘semula’
dalam ay 4. Jadi ay 5 ini menyuruh kita kembali pada kehidupan kita yang semula
pada waktu kita mempunyai kasih yang semula.
Memang
kehilangan kasih semula pasti disebabkan oleh dosa (aktif atau pasif), seperti:
·
ada kebencian
·
tidak menolong orang (1Yoh 3:17).
·
perzinahan.
·
cinta dunia (1Yoh 2:15).
·
tak beri persembahan yang seharusnya.
·
melalaikan persekutuan dengan Tuhan / saat teduh
/ doa.
·
melalaikan Pemahaman Alkitab / belajar Firman
Tuhan.
·
berhenti pelayanan / memberitakan Injil.
Bertobatlah dari
semua dosa-dosa itu!
4) Mendengar Firman Tuhan (ay 7a).
Kalimat ini
muncul dalam ke 7 surat dalam Wah 2-3 ini, menunjukkan bahwa ini adalah
sesuatu yang penting.
Mendengar dalam
ay 7a berhubungan dengan menang dalam ay 7b. Jadi orang yang mau menang harus
mau mendengar Firman Tuhan!
Bdk. Yak
1:19-20.
Maukah saudara
melakukan hal-hal ini supaya kembali pada kasih yang semula?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar