Artikel Pdt. Teguh Hindarto, M.Th yang berjudul: "PREDESTINASI TERHADAP ORANG YANG BERIMAN PADA YESUS SEBAGAI MESIAS ANAK TUHAN" (http://bet-midrash.blogspot.com/2012/09/predestinasi-terhadap-orang-yang.html), telah mendapat tanggapan dari Pdt. Budi Asali, M.Div (http://www.albertrumampuk.blogspot.com/2012/09/tanggapan-terhadap-artikel-pdt-teguh.html). Pdt. Teguh Hindarto kemudian menanggapi balik. Berikut adalah diskusi selengkapnya.
Teguh Hindarto:
YHWH telah memiliki RENCANA (zamam,
yatsar, Ibr) dalam kekekalan mengenaipenciptaan dunia, baik fisik maupun
metafisik dan, penciptaan manusia, hewan, tumbuhan, organisme lainnya. Ketika
YHWH menciptakan dunia, Dia memberikan identifikasi BAIK terhadap seluruh
ciptaan-Nya, bahkan amat baik (Kej 1:4,10,12,18,21,25,31)
Tujuan Penciptaan Alama Semesta dan Manusia
Mencerminkan kemuliaan YHWH
“Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, dan
cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm 19:2)
Mencerminkan kekuasaan YHWH (Mzm 50:6)
“Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Tuhan
sendirilah Hakim. S e l a” (Mzm
50:6)
Menjadi mandataris YHWH (Kej
1:27-28)
“Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka. Tuhan memberkati mereka, lalu Tuhan berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:27-28)
Dosa Mencemari Rencana Tuhan
Budi Asali:
Kalau rencana manusia
bisa dicemari, tetapi kalau rencana Allah tidak mungkin bisa dicemari. Pada
waktu Ia membuat rencana, Ia tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Lalu untuk
apa membuat rencana yang akan dicemari?
Ia maha kuasa,
sehingga semua rencanaNya pasti terjadi, tak ada yang gagal atau berubah.
Maz 33:10-11 - “(10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turun-temurun”.
Yer 4:28 - “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu”.
Ayub 42:1-2 - “(1) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal’”.
Yes 14:24,26-27 - “(14) TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ... (26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yes 46:10-11 - “(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh.Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya”.
Dosa / kejatuhan Adam mempunyai 3 kemungkinan:
a) Adam ditentukan untuk tidak jatuh.
Maz 33:10-11 - “(10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turun-temurun”.
Yer 4:28 - “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu”.
Ayub 42:1-2 - “(1) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal’”.
Yes 14:24,26-27 - “(14) TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ... (26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yes 46:10-11 - “(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh.Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya”.
Dosa / kejatuhan Adam mempunyai 3 kemungkinan:
a) Adam ditentukan untuk tidak jatuh.
Kemungkinan ini harus
dibuang, karena kalau Adam direncanakan untuk tidak jatuh, maka ia pasti tidak
jatuh.
b) Allah tidak merencanakan apa-apa tentang hal itu.
b) Allah tidak merencanakan apa-apa tentang hal itu.
Ini juga tidak mungkin
karena kalau Allah mempunyai Rencana / kehendak tentang hal-hal yang remeh /
tidak berarti seperti jatuhnya burung pipit ke bumi atau rontoknya rambut kita
(bdk. Mat 10:29-30), bagaimana mungkin tentang hal yang begitu besar dan
penting, yang menyangkut kejatuhan dari ciptaanNya yang tertinggi, Ia tidak
mempunyai Rencana?
c) Allah memang merencanakan / menetapkan kejatuhan Adam ke dalam dosa.
c) Allah memang merencanakan / menetapkan kejatuhan Adam ke dalam dosa.
Inilah satu-satunya
kemungkinan yang tertinggal, dan inilah satu-satunya kemungkinan yang benar,
dan ini menunjukkan bahwa dosa sudah ada dalam Rencana Allah.
Teguh Hindarto:
Pernyataan Budi Azali,
“Lalu untuk apa membuat rencana yang akan dicemari?” tidak relevan untuk
dipertanyakan karena karena toch rencana Tuhan bukan membuat “rencana yang
dicemari” namun rencana yang meliputi:
Tanggapan Budi Asali:
Omong kosong kalau tidak relevan. Seadanya yang kamu tak bisa jawab
kamu katakan tidak relevan. Kalau Dia merencanakan, karena Dia maha tahu, maka
seluruh rencana sudah dilakukan sejak minus tak terhingga, dan setelah itu tak
ada rencana baru / tambahan, dan juga tak ada perubahan / kegagalan rencana.
RencanaNya pasti baik, bahkan terbaik. Kok bisa dicemari? Karena itu saya
berpendapat bahwa dosa itu sudah ada dalam rencana Allah, sehingga pada waktu
dosa terjadi, itu bukan mencemari rencana Allah. Itu justru menggenapi rencana
Allah!
Teguh Hindarto:
Menetapkan,
merencanakan untuk menebus ciptaan (1 Ptr 1:18)
Menetapkan,
merencanakan untuk memanggil manusia dalam rencana penyelamatan (Rm 1:6)
Menetapkan,
merencanakan untuk memilih manusia dalam rencaana penyelamatan (1 Ptr 1:20)
Rencana kekalNya yang
telah disusun sebelum dunia tercipta, dikarenakan Tuhan YHWH telah mengetahui
bahwa manusia akan mengalami kejatuhan manusia dalam dosa, sehingga Dia
merencanaakan pemulihan seperti semula.
Tanggapan Budi Asali:
Ia maha tahu, dan tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Itu
sebabnya segala sesuatu sudah pasti / tertentu. Kalau sudah tertentu untuk apa
ditentukan lagi? Tuhan merencanakan sesuatu yang sudah pasti terjadi? Itu
sangat tidak masuk akal!
Dari semula dosa ditentukan, penebusan juga. Semua satu paket.
Disamping kalau sesuatu BELUM ditentukan, maka ada jutaan
kemungkinan yang bisa terjadi. Tidak pasti apa yang akan terjadi. Bisakah
Allah tahu dengan pasti apa yang tidak pasti akan terjadi? Jangan
terburu-buru menjawab, pikirkan baik-baik!
Ia harus menentukan lebih dulu, dan setelah segala sesuatu tertentu
/ pasti, maka Ia tahu. Jadi, kemahatahuanNya sebetulnya hanyal;ah mengetahui
rencanaNya sendiri.
Louis
Berkhof: “Actions
that are in no way determined by God, directly or indirectly, but are wholly
dependent on the arbitrary will of man, can hardly be the object of
divine foreknowledge” (=
Tindakan-tindakan yang tidak ditentukan oleh Allah dengan cara apapun, secara
langsung atau tidak langsung, tetapi sepenuhnya tergantung pada kehendak
manusia yang mutlak, tidak mungkin bisa merupakan obyek dari pra-pengetahuan
ilahi) - ‘Systematic Theology’, hal 68.
Catatan: kata ‘hardly’ di sini
tidak boleh diterjemahkan ‘hampir
tidak’ seperti biasanya,
tetapi harus diterjemahkan ‘improbable’ (= ‘tidak mungkin’) atau ‘not
at all’ (= ‘sama
sekali tidak’). Arti seperti ini
memang diberikan dalam Webster’s New World Dictionary (College Edition).
Loraine Boettner: “Foreordination in general cannot rest on foreknow-ledge; for only
that which is certain can be foreknown, and only that which is predetermined
can be certain” (= Secara umum, penentuan lebih dulu
tidak bisa didasarkan pada pengetahuan lebih dulu; karena hanya apa yang
tertentu yang bisa diketahui lebih dulu, dan hanya apa yang ditentukan lebih
dulu yang bisa tertentu) - ‘The
Reformed Doctrine of Predestination’, hal 99.
William G. T. Shedd: “The Divine decree is the necessary condition of the Divine
foreknowledge. If God does not first decide what shall come to pass, he cannot
know what will come to pass. An event must be made certain, before it can be
known as a certain event. ... So long as anything remains undecreed, it is
contingent and fortuitous. It may or may not happen. In this state of things,
there cannot be knowledge of any kind” (= Ketetapan ilahi
adalah syarat yang perlu dari pengetahuan lebih dulu dari Allah. Jika Allah
tidak lebih dulu menentukan apa yang akan terjadi, Ia tidak bisa mengetahui apa
yang akan terjadi. Suatu peristiwa / kejadian harus dipastikan, sebelum
peristiwa itu bisa diketahui sebagai peristiwa yang tertentu. ... Selama sesuatu
tidak ditetapkan, maka sesuatu itu bersifat tergantung / mungkin dan kebetulan.
Itu bisa terjadi atau tidak terjadi. Dalam keadaan demikian, tidak bisa ada
pengetahuan apapun tentang hal itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 396-397.
B. B. Warfield: “...
God foreknows only because He has pre-determined, and it is therefore also that
He brings it to pass; His foreknowledge, in other words, is at bottom a
knowledge of His own will” (= ... Alah mengetahui lebih dulu hanya
karena Ia telah menentukan lebih dulu, dan karena itu juga Ia menyebabkannya
terjadi; dengan kata lain, pengetahuan lebih dulu ini pada hakekatnya adalah
pengetahuan tentang kehendakNya sendiri) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 281.
John Owen: “Out
of this large and boundless territory of things possible, God by his decree
freely determineth what shall come to pass, and makes them future which before
were but possible. After this decree, as they commonly speak, followeth, or
together with it, as others more exactly, taketh place, that prescience of God
which they call ‘visionis,’ ‘of vision,’ whereby he infallibly seeth all things
in their proper causes, and how and when they shall some to pass” (=
Dari daerah yang besar dan tak terbatas dari hal-hal yang mungkin terjadi ini,
Allah dengan ketetapanNya secara bebas menentukan apa yang akan terjadi, dan
membuat mereka yang tadinya ‘mungkin terjadi’ menjadi ‘akan datang’. Setelah
ketetapan ini, seperti yang pada umumnya mereka katakan, berikutnya, atau
bersama-sama dengan ketetapan itu, seperti orang lain katakan dengan lebih
tepat, terjadilah ‘pengetahuan yang lebih dulu’ dari Allah yang mereka sebut
VISIONIS, ‘dari penglihatan’, dengan mana Ia, secara tidak mungkin salah,
melihat segala sesuatu dalam penyebabnya yang tepat, dan bagaimana dan kapan
mereka akan terjadi) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 23.
Teguh Hindarto:
Kalau pun saya
menuliskan sub judul “Dosa Mencemari Rencana Tuhan” bukan bermakna sebuah
perencanaan Tuhan melainkan sesuatu yang sudah pasti diketahuinya terlebih dahulu. Perencanaan yang dicemari ini berkaitan
dengan konteks pernyataan sebelumnya bahwa Tuhan memiliki rencana dengan
penciptaan yang Dia lakukan yaitu:
Tanggapan Budi Asali:
Rencana Tuhan berbeda dengan pra-pengetahuanNya! Kalau kamu pakai
istilah jangan ngawur saja!
Dan baik rencana Tuhan maupun pra pengetahuanNya tak bisa dicemari
oleh manusia / dosa manusia!
Teguh Hindarto:
Ciptaan-Nya
Mencerminkan kemuliaan YHWH (Mzm 19:2)
Ciptaan-Nya
Mencerminkan kekuasaan YHWH (Mzm 50:6)
Tanggapan Budi Asali:
Kalau ini rencana Tuhan, bukankah ini memang dicemari oleh dosa?
BuktiNya ciptaanNya banyak yang sesat seperti kamu, sehingga sama sekali tidak
memuliakan Tuhan!
Teguh Hindarto:
FAKTANYA Kitab Suci
memberikan kesaksian bahwa dosa MASUK dan MENCEMARI rencana Tuhan mengenai
penciptaan yang semula ditetapkan untuk mencerminkan kemuliaan dan kekuasaan
YHWH justru harus kehilangan kemuliaan yang berujung pada kefanaan yang dialami
Adam dan Hawa dan kerusakan moralitas manusia.
Tanggapan Budi Asali:
Jadi, mula-mula Tuhan rencanakan Adam dan Hawa hidup yang kekal?
Lalu dosa mencemari rencana Tuhan sehingga akhirnya berubah? Hehehe, lucu
sekali.
Ayub 42:1-2 - “(1) Maka jawab Ayub
kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan
tidak ada rencanaMu yang gagal.”.
Teguh Hindarto:
Budi Azali mengatakan,
“c) Allah memang merencanakan / menetapkan kejatuhan Adam ke dalam
dosa.Inilah satu-satunya kemungkinan yang tertinggal, dan inilah satu-satunya
kemungkinan yang benar, dan ini menunjukkan bahwa dosa sudah ada dalam Rencana
Allah”. Jika dosa sudah ada dalam rencana Tuhan maka sejumlah pertanyaan ini
harus dijawab sbb:
1. Apa alasan Tuhan membuat Adam dan Hawa jatuh
dalam dosa?
2. Tuhan merencanakan dosa berarti Tuhanlah
penanggung jawab dan aktor atas dosa dan pelanggaran Adam dan Hawa.
Dimanakah letak rasionalitas pernyataan ini?
3. Jika Tuhan merencanakan dan menciptakan dosa
maka dalam diri Tuhan ada dosa dan sifat-sifat negatif yang dihubungkan dengan
dosa?
Tanggapan Budi Asali:
1) Anda mau keminter,
dan lebih bijaksana dari Tuhan? Dia mau seperti itu. TITIK! Anda tak menjawab
argumentasi saya yang tentang 3 kemungkinan itu. Ayo jawab dulu, baru tanya /
serang balik!
Mau tahu mengapa Allah tetapkan dosa? Karena kalau tak ada dosa,
kasih Allah yang menebus dan menyelamatkan orang-orang yang tak layak
diselamatkan, tak bisa terlihat. Kalau tak ada dosa, kesucian Allah yang
membenci dosa juga tak terlihat. Kalau tak ada dosa, keadilan Allah yang
menghukum orang berdosa juga tak terlihat! Kalau tak ada dosa, kedaulatan Allah
yang memilih orang-orang yang diselamatkan juga tak terlihat!
2) Tuhan merencanakan,
tetapi yang melaksanakan adalah Adam dan Hawa. Mereka yang salah, bukan Tuhan.
Coba lihat ayat ini.
Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia
memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.
Jelas ayat ini menunjukkan
bahwa Yudas Iskariot mengkhianati Yesus merupakan sesuatu yang telah
ditetapkan. Teapi ayat ini mengatakan bahwa yang bertanggung jawab adalah Yudas
Iskariot sendiri! Anda tak terima dengan hal ini? Coba baca ayat ini.
Ro 9:19-21 - “(19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi
yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu
membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang
membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah
tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal
yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain
untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”.
Buang rasio anda yang
coba-coba minteri Tuhan! Rasio tujuannya untuk mengerti Firman Tuhan (dengan
terang Roh Kudus), dan sesudah itu bukan mempertanyakannya, tetapi tunduk!
3) Menentukan tak ada urusannya dengan Dia sendiri berdosa!
Kalau melakukan, baru Dia berd0sa. Saya tetap percaya kesucian Allah.
Juga kalau anda tak setuju
dengan istilah ‘menentukan / merencanakan’ dosa, dan tujuan anda adalah membela
kesucian Allah, maka saya tegaskan: kalau anda pakai istilah Allah
‘mengijinkan’ dosa, anda juga tak terhindar dari hal yang sama. Kalau Allah
menentukan dosa dianggap sebagai Allahnya berdosa, maka apa bedanya dengan
Allah mengijinkan dosa? Ia mengijinkan dosa , padahal Ia bisa mencegahnya,
apakah itu tidak dosa? Dosa pasif bukan?
Teguh Hindarto:
Apakah YHWH menciptakan adanya dosa?
Tidak! Dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum YHWH oleh manusia. Jika YHWH
menciptakan dosa, berarti dalam diri YHWH ada dosa dan ini tidak mungkin
Budi Asali:
Calvinist juga tak
percaya Allah sebagai pencipta dosa. Menentukan dosa, dan mengatur (secara
pasif) terjadinya dosa, berbeda dengan menciptakan dosa.
Teguh Hindarto:
Menentukan artinya
merencanakan secara tetap. Dengan kata lain menakdirkan. Itu setara dengan
menciptakan masuknya dosa dalam kehidupan Adam dan Hawa
Tanggapan Budi Asali:
Buktikan kalau
menentukan, mentakdirkan, merencanakan setara dengan menciptakan! Pakai dasar
Alkitab, kalau kamu memang Alkitabiah.
Kalau menentukan dsb,
saya punya dasar, dan sudah saya berikan. Kalau menciptakan setara dengan itu,
beri buktinya!
Yang melakukan dosa
adalah manusia, jadi bukan Allah yang ciptakan dosa.
Teguh Hindarto:
Apakah YHWH bertanggung jawab
terhadap kejatuhan manusia dalam dosa? Tidak! YHWH sudah memberi peringatan
kepada manusia sebelumnya. Kejatuhan adalah tanggung jawab manusia. Namun semua
yang terjadi atas sepengetahuan dan seijin YHWH
Budi Asali:
Ada 2 kata dari
kalimat anda di atas yang akan saya bahas:
1) ‘Sepengetahuan’.
Kalau Dia maha tahu,
Dia pasti tahu apapun yang akan terjadi sejak minus tak terhingga. Kalau Dia
tahu, maka apa yang Dia tahu pasti terjadi. Kalau pasti terjadi, maka semua itu
sudah tertentu. Kalau sudah tertentu, siapa yang menentukan? Pada saat itu
hanya ada Allah saja! Calvinist mengatakan: Allah yang menentukan. Kalau tak
setuju jawaban ini, berikan jawaban alternatif. Bagaimana mungkin pada minus
tak terhingga segala sesuatu sudah tertentu?
2) ‘Seijin’.
R. C. Sproul: “That
God in some sense foreordains whatever comes to pass is a necessary result of
his sovereignty. ... everything that happens must at least happen by his
permission. If he permits something, then he must decide to allow it. If He
decides to allow something, then is a sense he is foreordaining it. ... To say
that God foreordains all that comes to pass is simply to say that God is
sovereign over his entire creation. If something could come to pass apart from
his sovereign permission, then that which came to pass would frustrate his
sovereignty. If God refused to permit something to happen and it happened
anyway, then whatever caused it to happen would have more authority and power
than God himself. If there is any part of creation outside of God’s sovereignty,
then God is simply not sovereign. If God is not sovereign, then God is not God.
... Without sovereignty God cannot be God. If we reject divine sovereignty then
we must embrace atheism” (= Bahwa Allah dalam arti tertentu menentukan apapun
yang akan terjadi merupakan akibat yang harus ada dari kedaulatanNya. ...
segala sesuatu yang terjadi setidaknya harus terjadi karena ijinNya. Jika Ia
mengijinkan sesuatu, maka Ia pasti memutuskan untuk mengijinkannya. Jika Ia
memutuskan untuk mengijinkan sesuatu, maka dalam arti tertentu Ia
menentukannya. ... Mengatakan bahwa Allah menentukan segala sesuatu yang akan
terjadi adalah sama dengan mengatakan bahwa Allah itu berdaulat atas segala
ciptaanNya. Jika ada sesuatu yang bisa terjadi di luar ijinNya yang berdaulat,
maka apa yang terjadi itu menghalangi kedaulatanNya. Jika Allah menolak untuk
mengijinkan sesuatu dan hal itu tetap terjadi, maka apapun yang menyebabkan hal
itu terjadi mempunyai otoritas dan kuasa yang lebih besar dari Allah sendiri.
Jika ada bagian dari ciptaan berada di luar kedaulatan Allah, maka Allah itu
tidak berdaulat. Jika Allah tidak berdaulat, maka Allah itu bukanlah Allah. ...
Tanpa kedaulatan Allah tidak bisa menjadi / adalah Allah. Jika kita menolak
kedaulatan ilahi, maka kita harus mempercayai atheisme) - ‘Chosen By God’, hal
26-27.
Teguh Hindarto:
Frasa “sepengetahuan”
dan “seijin” tentu saja berada dalam lingkup kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan
YHWH. Namun itu bukan sebuah rencana dan penetapan yang datang dari dirinya.
Toch faktanya tidak pernah ada ayat yang mengatakan bahwa Tuhan merencanakan
dan menetapkan dosa masuk dalam dunia? Rencananya sudah jelas adalah
penciptaan dan penebusan bukan masuknya dosa yang mencemari rencananya.
Tanggapan Budi Asali:
Anda jangan lari dari
serangan saya. Jawab pertanyaan saya. Apa alternatif jawabannya? Bagaimana
mungkin pada minus tak terhingga segala sesuatu (termasuk dosa) sudah tertentu?
Anda juga tak
menjawab bagian kedua dari kata-kata saya. Memberi ijin, secara tak langsung
adalah menghendaki. Kalau tak menghendaki, jangan diberi ijin, habis perkara!
Teguh Hindarto:
Mengapa YHWH mengijinkan kejatuhan
manusia dalam dosa? YHWH, dalam Kemaha tahuanNya, telah melihat bahwa manusia
akan memberontak terhadap diriNya. Dalam KemahatahuanNya, YHWH telah MERENCANAKAN
untuk memulihkan, menyelamatkan, menebus ciptaan (dunia dan manusia)
Budi Asali:
Lucu sekali. Ia
merencanakan ‘obat’nya, tetapi tidak merencanakan ‘penyakit’nya? Kalau
penyakitnya tidak ditentukan, berarti bisa terjadi bisa tidak. Bagaimana kalau
tidak terjadi? Lalu apa gunanya obatnya?
Disamping itu, kalau
sesuatu belum ditentukan oleh Allah, Ia sendiri tidak mungkin tahu akan hal
itu. Ini mungkin sukar dimengerti / diterima. Tetapi coba pikir, kalau sesuatu
belum ditentukan, maka dari sudut pandang Allahpun, itu bisa terjadi dan bisa
tidak. Jadi dari sudut pandang Allahpun itu tidak pasti. Bisakah Allah
mengetahuiSECARA PASTI, sesuatu yang dari sudut pandangNya sendiri TIDAK PASTI?
Teguh Hindarto:
Andalah yang
menggelikan. Apakah seorang dokter merencanakan sebuah penyakit HIV, Antrax,
TBC, DBD dll dan kemudian menyiapkan obatnya? Yang benar adalah ada kejadian
dan kasus munculnya virus dan penyakit, kemudian direncanakan obatnya.
Dalam perspektif
Tuhan, tentu Tuhan merencanakan penebusan bukan setelah dosa masuk dalam dunia
melainkan sebelum dosa masuk ke dalam dunia, Tuhan YHWH sudah mengetahui bahwa
itu bakal terjadi dan Dia menyiapkan obatnya yaitu Penebusan.
Tanggapan Budi Asali:
Lagi-lagi anda tak
menjawab pertanyaan saya. Kebiasaan anda hanya muter2 dan lari ke tempat lain
kalau tak bisa menjawab! Jawab saya: kalau ‘penyakit’nya (dosa) tak ditentukan,
tetapi ‘obat’nya (penebusan) ditentukan, bagaimana kalau ternyata dosa tak
terjadi? Jawab ini, jangan mbulet saja!
Anda buat ilustrasi
dokter. Apakah dokter = Allah? Dia tidak maha tahu, tak punya kuasa menentukan,
tentu saja beda dengan Allah! Anda sendiri mengatakan, dalam kasus dokter,
penyakit muncul dulu, baru dokter cari obatnya. Dalam kasus Allah, anda
mengatakan obatnya sudah direncanakan sebelum penyakitnya muncul. Beda kan?
Jadi jelas, ilustrasi anda tidak cocok!
Allah maha tahu, dan
itu berarti tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Dan itu berarti segala
sesuatu itu pasti terjadi, dan itu berarti segala sesuatu sudah tertentu. Jadi,
pasti Dia yang menentukan!
Anda sendiri
mengatakan sebelum dosa masuk ke dalam dunia Allah sudah menentukan penebusan.
Berarti sebelum dosa masuk, kepastian dosa masuk itu sudah ada bukan? Lalu
siapa yang memastikan?
Teguh Hindarto:
Predestinasi YHWH
Sebelum langit dan bumi serta
manusia diciptakan, YHWH telah melakukan beberapa karya sbb:
Menetapkan, merencanakan untuk
menebus ciptaan
“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah
ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas” (1 Ptr 1:18)
Budi Asali:
Kalau ‘Yesus menebus
dosa manusia’ sudah ditetapkan, bagaimana mungkin dosa yang akan ditebus tidak
ditetapkan? Dan juga penebusan Yesus mengharuskan Ia mati dibunuh melalui
salib. Pembunuhannya harus ditentukan bukan? Dan pembunuhan terhadap Dia adalah
dosa bukan?
Kis 4:27-28 - “(27)
Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius
Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus,
HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu
yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu”.
Charles Hodge: “The
crucifixion of Christ was beyond doubt foreordained of God. It was, however,
the greatest crime ever committed. It is therefore beyond all doubt the
doctrine of the Bible that sin is foreordained” (= Penyaliban Kristus tidak
diragukan lagi ditentukan lebih dulu oleh Allah. Tetapi itu adalah tindakan kriminal
terbesar yang pernah dilakukan. Karena itu tidak perlu diragukan lagi bahwa
dosa ditentukan lebih dulu merupakan doktrin / ajaran dari Alkitab) -
‘Systematic Theology’, vol I, hal 544.
Charles Hodge: “it is
utterly irrational to contend that God cannot foreordain sin, if He
foreordained (as no Christian doubts) the crucifixion of Christ” [= adalah sama
sekali tidak rasionil untuk berpendapat bahwa Allah tidak bisa menentukan dosa,
jika Ia menentukan (seperti yang tidak ada orang kristen yang meragukan)
penyaliban Kristus] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 547.
Teguh Hindarto:
Dalam terminologi Jawa
dikenal istilah WINGKA yaitu nama untuk hasil cetakan GENTHENG (genting /atap)
yang gagal atau cacat. Apakah pembuat genting membuat Wingka atau membuat
Genting? Adakah pembuat GENTHENG merencanakan membuat WINGKA? Mustahil!
Tanggapan Budi Asali:
Anda samakan Allah dengan pembuat genteng? Hebat
sekali! Selalu membuat ilustrasi yang tak cocok! Pembuat genteng tidak maha
tahu dan tidak maha kuasa. Jadi tentu bisa keliru dalam membuat atau
merencanakan. Tetapi Allah maha tahu dan maha kuasa. Jadi tak ada rencanaNya
yang gagal. Ayub 42:1-2!
Teguh Hindarto:
Demikian pula mustahil
Tuhan menetapkan dan merencanakan masuknya dosa ke dalam dunia dan menyebabkan
manusia Adam dan Hawa terjatuh dalam dosa yang berujung kepada kefanaan karena
jika benar demikian yang terjadi, maka Tuhan yang bertanggungjawab atas dosa
Adam dan Hawa bukan Adam dan Hawa. Dosa adalah pelanggaran sadar oleh Adam dan
Hawa, mahluk ciptaan Tuhan. Pelanggaran tersebut dikarenakan Tuhan memberikan
kehendak bebas untuk memilih dan bertindak.
Tanggapan Budi Asali:
Anda hanya ngomong tanpa dasar Alkitab!
Jawab ayat-ayat ini (semuanya menunjukkan Allah
menentukan dosa):
Kis 4:27-28
- “(27) Sebab sesungguhnya telah
berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa
dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau
urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan
dari semula oleh kuasa dan kehendakMu”.
Daniel 11:36
- “Raja itu akan berbuat sekehendak
hati; ia akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap setiap allah. Juga
terhadap Allah yang mengatasi segala allah ia akan mengucapkan kata-kata yang
tak senonoh sama sekali, dan ia akan beruntung sampai akhir murka itu; sebab
apa yang telah ditetapkan akan terjadi”.
Hab 1:12
- “Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak
akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya
Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa”.
Luk 22:22
- “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti
yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia
diserahkan”.
Kis 2:23
- “Dia yang diserahkan Allah menurut
maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan
bangsa-bangsa durhaka”.
Teguh Hindarto:
Menetapkan, merencanakan untuk
memanggil manusia dalam rencana penyelamatan
“Kamu juga termasuk di antara
mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Mesias” (Rm 1:6)
Menetapkan, merencanakan untuk
memilih manusia dalam rencaana penyelamatan
“Tetapi waktu Ia, yang telah memilih
aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya” (1 Ptr
1:20)
Budi Asali:
Kalau nulis ayat
jangan ngawur bung! Kamu tulis 1Pet 1:20, tetapi bunyi ayatnya dari Gal 1:15!
Allah merencanakan
untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Lagi-lagi, kalau dosanya tidak
ditentukan dulu, tidak mungkin Ia merencanakan penyelamatan manusia DARI DOSA!
Teguh Hindarto:
Salah tulisan itu manusiawi
dan lumrah. Anda saja yang tidak manusiawi dan tidak lumrah mempersoalkan
hal-hal yang tidak signifikan dengan diskusi kita!
Tanggapan Budi Asali:
Ini bukan hanya debat antara kamu dan saya, tetapi
dibaca oleh banyak orang, jadi saya mau mereka tahu yang benar itu bagaimana.
Kalau mereka periksa ayatnya dan lalu ternyata tak ada bagaimana?
Dan kalau kata-kata awal saya dianggap tidak
signifikan, bagian akhirnya jelas signifikan. Tetapi malah anda loncati! Ayo
jawab!
Teguh Hindarto:
Rencana kekal-Nya yang telah disusun
sebelum dunia tercipta, dikarenakan Dia mengetahui kejatuhan manusia dalam
dosa, sehingga Dia merencanaakan pemulihan seperti semula
Arti Pemilihan YHWH Terhadap Manusia
Pemilihan dilakukan berdasarkan
KASIH KARUNIA dan kemurahanNya. YHWH mengaruniakan keselamatan dan hidup kekal
sebagaimana dikatakan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Tuhan” (Ef 2:8)
Dan juga dikatakan, “Jadi Ia menaruh
belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa
yang dikehendaki-Nya” (Rm 9:18)
Apakah jika seseorang telah
dipilih/dipanggil sebelum langit dan bumi tercipta, berarti dia telah tercatat
di Sorga dan tidak mungkin kehilangan keselamatan? Golongan Calvinis sangat
percaya perihal doktrin “sekali selamat tetap selamat”.
Budi Asali:
Saya tanya balik:
apakah anda percaya rencana Allah tentang pemilihannya bisa gagal? Ini
bertentangan dengan Ayub 42:2 dabn sederetan ayat-ayat lain yang sudah saya
berikan di atas.
Teguh Hindarto:
Kehilangan keselamatan
BUKANLAH KEGAGALAN RENCANA TUHAN melainkan kegagalan manusia dalam
mempertahankan dan memelihara keselamatan yang telah Tuhan YHWH percayakan
padanya. Apakah ketika seorang membunuh orang lain atau ketika seseorang
melakukan tindakan bunuh diri maka Tuhan telah menetapkan dan merencanakan
kematian orang tersebut dengan cara sedemikian?
Tanggapan Budi Asali:
Lho, anda mengatakan
Allah merencanakan untuk memilih, bukan? Kalau yang dipilih ternyata tidak selamat,
rencana Allah gagal bukan?
Tentang orang bunuh,
ataupun bunuh diri, bahkan semua dosa-dosa bejat yang lain, kalau itu terjadi,
itu memang ditetapkan! Saya bilang ‘segala sesuatu’ ditentukan, tak ada
kecuali!
Mau dasar Alkitab?
Yer 19:9 - “Aku akan membuat mereka memakan
daging anak-anaknya laki-laki dan daging anak-anaknya perempuan, dan setiap
orang memakan daging temannya, dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan
musuhnya kepada mereka dan oleh orang-orang yang ingin mencabut nyawa mereka”.
Yer 47:6-7 - “(6) Ah, pedang TUHAN, berapa lama
lagi baru engkau berhenti? Masuklah kembali ke dalam sarungmu, jadilah tenang
dan beristirahatlah! (7) Tetapi bagaimana ia dapat berhenti? Bukankah TUHAN
memerintahkannya? Ke Askelon dan ke tepi pantai laut, ke sanalah Ia
menyuruhnya!’”.
Ayat ini menyatakan pedang Firaun / Mesir yang membunuhi orang
Filistin, sebagai ‘pedang Tuhan’, dan pembantaian itu sebagai perintah Tuhan!
Yeh 14:9 - “Jikalau nabi
itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu ucapan - Aku, TUHAN
yang menggoda nabi itu - maka Aku akan mengacungkan tanganKu melawan dia
dan memunahkannya dari tengah-tengah umatKu Israel”.
Hab 1:6,12 - “(6) Sebab,
sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang
dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat
kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. ... (12) Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari
dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah
Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk
menyiksa”.
Tuhan membangkitkan / menentukan orang Kasdim untuk membunuh /
menghukum / menyiksa.
Zakh 14:2 - “Aku akan
mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi Yerusalem; kota itu akan
direbut, rumah-rumah akan dirampoki dan perempuan-perempuan akan ditiduri.
Setengah dari penduduk kota itu harus pergi ke dalam pembuangan, tetapi
selebihnya dari bangsa itu tidak akan dilenyapkan dari kota itu”.
Ayat ini mengatakan bahwa Tuhan bekerja mengumpulkan segala bangsa
untuk memerangi Yehuda / Yerusalem dan mengalahkannya, lalu merampok dan bahkan
melakukan pemerkosaan di sana.
1Taw 10:4,14 - “(4) Lalu
berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: ‘Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku,
supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini memperlakukan aku
sebagai permainan.’ Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat
segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya.
... (14) dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia
dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai”.
Sekalipun dalam ay 4 dikatakan bahwa Saul mati bunuh diri,
tetapi dalam ay 14 tetap dikatakan ‘Tuhan membunuh dia’.
1Raja 22:19-23 - “(19)
Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN
sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya,
di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah
yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead?
Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian
tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan
membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan
keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah
engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah
demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam
mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka
kepadamu.’” (bdk. 2Taw 18:19-22).
Ini merupakan bagian Kitab Suci yang sangat aneh! Tuhan
‘kongkalikong’ / melakukan kolusi dengan setan? Tidak, karena ini lagi-lagi
menunjukkan Tuhan sebagai first cause
dan setan sebagai second cause pada
peristiwa penyesatan oleh nabi-nabi palsu terhadap Ahab.
2Sam 16:10-11 - “(10)
Tetapi kata raja: ‘Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah
ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud,
siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?’ (11) Pula kata
Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: ‘Sedangkan anak kandungku ingin
mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan
biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian”.
Daud / ayat ini mengatakan bahwa Tuhan ‘menyuruh’ Simei mengutuki
Daud. Tetapi kata ‘menyuruh’ di sini tentu tidak bisa diartikan seakan-akan
Tuhan betul-betul berfirman kepada Simei supaya mengutuki Daud. Kata ‘menyuruh’
di sini harus diartikan ‘bekerja sehingga’ atau ‘mengatur sehingga’. Penafsiran
ini bukanlah sesuatu yang dibuat-buat, karena penafsiran ini sejalan dengan
beberapa ayat yang lain seperti:
* Kej 45:7-8 yang mengatakan bahwa Allah ‘menyuruh’ Yusuf ke
Mesir untuk memelihara Israel. Bandingkan juga dengan Maz 105:17 yang
menggunakan istilah ‘diutusNya’. Padahal Allah sama sekali tidak pernah
berfirman untuk menyuruh / mengutus Yusuf pergi ke Mesir. Yusuf pergi ke Mesir
karena dipaksa oleh sikon, yaitu pada waktu ia dijual sebagai budak. Tetapi
karena ini semua merupakan pengaturan Allah, maka digunakan istilah Allah
‘menyuruh’ / ‘mengutus’.
* 1Raja 17:4,9 dimana Allah berfirman kepada Elia bahwa Ia telah
‘memerintahkan’ burung gagak dan seorang janda di Sarfat untuk memberi makan
Elia. Tetapi Allah tidak betul-betul berbicara kepada burung gagaknya,
melainkan Allah hanya ‘mengatur’ sehingga burung gagak itu memberi makan Elia.
Demikian juga dengan janda di Sarfat itu. Pada waktu Elia sampai di Sarfat,
janda itu tidak tahu apa-apa tentang persoalan memberi makan Elia. Jadi jelas
bahwa Tuhan tidak betul-betul berfirman kepadanya supaya ia memberi makan Elia.
Tuhan hanya ‘mengatur’ supaya janda itu memberi makan Elia.
2Sam 12:11 - “Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya
malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu
sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan
memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan
isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi,
tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara
terang-terangan” (bdk. 2Sam 16:20-23).
Ayat ini menunjukkan bahwa peristiwa hubungan sex antara Absalom dan
gundik-gundik Daud, yang bisa dikatakan merupakan perkosaan dan incest (perzinahan dalam keluarga)
merupakan pekerjaan Tuhan!
Hak 14:4
- “Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu
bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari
gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin
menguasai orang Israel”.
Simson mau kawin dengan orang Filistin / kafir (Hak 14:1-2),
dan ayahnya menasehatinya untuk tidak melakukan hal itu, karena itu jelas
adalah dosa (Hak 14:3). Dan dalam ay 4 dikatakan bahwa hal itu datang
dari Tuhan, karena Tuhan menghendaki Simson mencari gara-gara terhadap orang
Filistin!
Yos 11:20 - “Karena TUHAN yang menyebabkan hati
orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel,
supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan
TUHAN kepada Musa”.
Ayat ini mengatakan bahwa Allah mengeraskan hati
orang Kanaan supaya mereka tidak dikasihani tetapi ditumpas.
Kel 21:13 - “Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya
ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu
tempat, ke mana ia dapat lari”.
1Raja 22:34
- “Tetapi seseorang menarik panahnya dan
menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara
sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya:
‘Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.’”.
Kitab Suci Indonesia:
‘menembak dengan sembarangan’.
KJV/RSV: ‘drew
a bow at a venture’ (= menarik busurnya secara untung-untungan).
NIV/NASB: ‘drew
his bow at random’ (=
menarik busurnya secara sembarangan).
Catatan: Kata bentuk jamaknya muncul dalam 2Sam 15:11 dan dalam Kitab
Suci Indonesia diterjemahkan ‘tanpa curiga’.
NIV: ‘quite
innocently’ (= dengan tak bersalah).
NASB: ‘innocently’
(= dengan tak bersalah).
KJV/RSV: ‘in
their simplicity’ (= dalam kesederhanaan mereka).
Pulpit Commentary: “An unknown, unconscious archer. The arrow that pierced Ahab’s corselet
was shot ‘in simplicity,’ without deliberate aim, with no thought of striking
the king. It was an unseen Hand that guided that chance shaft to its
destination. It was truly ‘the arrow of the Lord’s vengeance.’” (= Seorang
pemanah yang tak dikenal, dan yang tak menyadari tindakannya. Panah yang
menusuk pakaian perang Ahab ditembakkan ‘dalam kesederhanaan’, tanpa tujuan
yang disengaja, dan tanpa pikiran untuk menyerang sang raja. Adalah ‘Tangan
yang tak kelihatan’ yang memimpin ‘panah kebetulan’ itu pada tujuannya. Itu
betul-betul merupakan ‘panah pembalasan Tuhan’) - hal 545.
Pulpit Commentary: “how useless are disguises when the providence of Omniscience is
concerned! Ahab might hide himself from the Syrians, but he could not hide
himself from God. Neither could he hide himself from angels and devils, who are
instruments of Divine Providence, ever influencing men, and even natural laws,
or forces of nature” (= betapa tidak bergunanya penyamaran pada waktu
providensia dari Yang Mahatahu yang dipersoalkan! Ahab bisa menyembunyikan
dirinya dari orang Aram, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan dirinya dari
Allah. Ia juga tidak bisa menyembunyikan dirinya dari malaikat dan setan, yang
merupakan alat-alat dari Providensia Ilahi, yang selalu mempengaruhi manusia,
dan bahkan hukum-hukum alam, atau kuasa / kekuatan alam) - hal 552.
Pulpit Commentary: “The chance shot. The success of Ahab’s device only served to make the
blow come more plainly from the hand of God. Benhadad’s purpose could be
baffled, but not His. There is no escape from God” (= Tembakan kebetulan.
Sukses dari muslihat Ahab hanya berfungsi untuk membuat kelihatan dengan lebih jelas
bahwa serangan itu datang dari tangan Allah. Tujuan / rencana Benhadad bisa
digagalkan / dihalangi, tetapi tidak tujuan / rencanaNya. Tidak ada jalan untuk
lolos dari Allah) - hal 557.
Jadi, ini lagi-lagi
menunjukkan bahwa tidak ada ‘kebetulan’. Semua yang kelihatannya merupakan
kebetulan, diatur oleh Allah.
Teguh Hindarto:
Yohanes Calvin merumuskan suatu
ajaran yang dikenal oleh kalangan Calvinisme sebagai Dotrin Predestinasi atau
Ketetapan Tuhan. Rev. Gregory S. Neal mendefinisikan Predestinasi sbb,
“Predestination is the doctrine which attempts to describe justification as the
decision and act of God alone--an act based upon no external determinants, but
only on God's own, divine decision. Additionally, it is held that those who are
not elected to salvation are, through Divine will, elected to damnation. In
this, 'double predestination' is, in fact, accepted. God elects people to both
redemption and to reprobation” [1](Predestinasi adalah doktrin yang mencoba
untuk menggambarkan pembenaran sebagai keputusan dan tindakan Tuhan sendiri -
sebuah tindakan yang tidak berdasarkan faktor-faktor penentu eksternal, tapi
hanya pada keputusan Ilahi dari Tuhan sendiri. Selain itu dinyatakan
bahwa mereka yang tidak terpilih untuk keselamatan terpilih untuk menerima
hukuman. Dalam hal ini, “predestinasi ganda” pada kenyataannya, diterima.
Disatu sisi Tuhan memilih orang baik untuk penebusan maupun untuk
kutukan).
Rumusan doktrin itu diringkaskan
dalam bentuk akrostik TULIP sbb:
T - Total
Depravity (Kerusakan Total)
U - Unconditional
Election (Pemilihan Tak Bersyarat)
L - Limited
Atonement (Penebusan yang Terbatas)
I -
Irresistible Grace (Anugrah yang Tidak Dapat Ditolak)
P - Perseverance
of the Saints (Ketekunan Orang-orang Kudus)[2]
Budi Asali:
Predestinasi hanya
point ke 2 dari TULIP! Bukannya itu diringkas menjadi TULIP!
Teguh Hindarto:
Pemahaman Predestinasi
satu paket yang diringkas dalam akronim TULIP. Yang satu didasarkan atas
landasan yang lain. Jika fundasi yang satu roboh maka roboh bangunan doktrin
lainnya
Teguh Hindarto:
Benarkah pemahaman “sekali selamat
tetap selamat?” Tanpa menampik pemahaman yang brilian dari Yohanes Calvin namun
terhadap pemahaman yang satu ini, saya tidak sependapat. Keselamatan bisa
hilang jika kita tidak menjaganya dengan kesungguhan.
Budi Asali:
Kalau begitu, untuk
tetap selamat, orang harus melakukan sesuatu! Ini menjurus pada doktrin
keselamatan karena perbuatan baik, yang jelas-jelas adalah ajaran sesat!
Teguh Hindarto:
Anda memberikan
komentar dan pendapat namun terlepas dari alasan yang saya buat dan Anda potong
konteksnya. Pernyataan di atas didasarkan pengkajian dan pemahaman terhadap
sejumlah ayat sbb:
Bangsa Israel sebagai
bangsa pilihanpun dapat/berpotensi untuk memberontak dan kehilangan kemurahan
YHWH sebagaimana dikatakan: “Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar
baik itu. Yesaya sendiri berkata: "YHWH, siapakah yang percaya kepada
pemberitaan kami?" Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran
oleh firman Mesias. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya?
Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia,
dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." Tetapi aku bertanya:
Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan
kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu
terhadap bangsa yang bebal."Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku
telah berkenan ditemukan mereka yang tidak menc ari Aku, Aku telah menampakkan
diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku." Tetapi tentang Israel ia
berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa
yang tidak taat dan yang membantah”. (Rm 10:16-21)
Rasul Paul
mengingatkan bahwa keselamatan dan kehidupan kekal membutuhkan kondisi tertentu
keteguhan pada keyakinan tersebut sebagaimana dikatakan: “Karena kita telah
beroleh bagian di dalam Mesias, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada
akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula” (Ibr 3:14)
Bahkan sabda Yesus
memberikan penegasan perihal orang-orang tertentu yang akan dihapus dari Kitab
Kehidupan yaitu mereka yang tidak berjuang mempertahankan iman sampai
penghabisan dan murtad dari Tuhan sebagaimana dikatakan: “Barangsiapa
menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus
namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan
Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya” (Why 3:5).
Kekuatiran dan
pertanyaan Anda, “Kalau begitu, untuk tetap selamat, orang harus melakukan
sesuatu! Ini menjurus pada doktrin keselamatan karena perbuatan baik, yang
jelas-jelas adalah ajaran sesat!” sebenarnya tidak relevan diajukan karena
pernyataan saya di atas tidak sedang melandaskan pada pemahaman bahwa perbuatan
baik mendatangkan keselamatan? Sebaliknya mempertanyakan validitas dogma
“sekali selamat tetap selamat?”
Nampaknya Anda kurang
berbuat baik dan tidak mengajarkan kedudukan perbuatan baik dengan cara yang
baik sehingga tidak mengerti bahwa perbuatan baik memiliki nilai dalam
kekekalan.
Tanggapan
Budi Asali:
Hmmm, sikap
tidak fair anda dalam berdebat, dan juga dusta anda dalam pengajaran tentang
Yhwh-isme, itu sikap yang baik? Saya baru adakan seminar YHWH-isme lagi di HFC,
dan orang-orang YHWH-isme datang dan sengaja buat keributan. Itu kelompok anda?
Hehehe, kebanyakan tak punya etika dan kurang ajar sekali. Juga kebanyakan
adalah pendusta seperti anda. Sikap yang sangat baik! Hehehe.
Mau tahu saya
mengajar berbuat baik atau tidak? Datang ke gereja saya dan dengar sendiri.
Atau baca tulisan saya dalam web kami!
Saya mengajar
berbuat baik tetapi bukan untuk menjaga keselamatan! Keselamatan sudah pasti,
dan tidak bisa hilang, dan sebagai tanda syukur dan tanda cinta kepada Allah,
maka kami berbuat baik!
Teguh Hindarto:
Apa Yang Kita Bawa
Saat Meninggal?
Ada satu hal yang
diabaikan oleh orang Kristen perihal apa yang akan dibawa saat orang Kristen
meninggal dan menghadap Tuhan? Ada banyak perilaku tidak biblikal dari
orang-orang Kristen dimana saat jenasah dimasukkan peti diberi Kitab Suci di
tangannya. Bukankah Kita Suci seharusnya dibaca dan direnungkan oleh
orang-orang yang hidup?
Kitab Suci baik TaNaKh
maupun Kitab Perjanjian Baru mengajarkan perihal fungsi dan kedudukan serta
nilai perbuatan baik dalam kekelalan. Kita akan mengkajinya secara singkat.
Fungsi Dan Kedudukan
Perbuatan Baik
Sebelum kita mengupas
nilai dari perbuatan baik hendaklah kita memahami fungsi dan kedudukan
perbuatan baik dalam kehidupan pengikut Mesias.
Rasul Yakobus
(Ya’aqov) mengatakan sbb: “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang
mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?
Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak
mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara
kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai
kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi
tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman
itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”
(Yak 2:14-17).
Fungsi perbuatan
adalah MENYEMPURNAKAN dan MEMBUKTIKAN bahwa seseorang memiliki iman sebagaimana
dikatakan: “Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan
padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku
imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku." (Yak 2:18) dan “Kamu lihat, bahwa iman
bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman
menjadi sempurna” (Yak 2:22).
Tanggapan
Budi Asali:
Kata-kata
anda tentang ‘membuktikan’ saya setuju, tetapi tentang ‘menyempurnakan’ tidak!
Kalau
‘menjadi sempurna’ dihurufiahkan seperti itu, maka itu lagi-lagi menjadi ajaran
sesat keselamatan karena perbuatan baik!
Calvin: “It is said to have been
perfected by works, not because it received thence its own perfection, but
because it was thus proved to be true” (= Dikatakan bahwa iman disempurnakan
oleh perbuatan-perbuatan, bukan karena iman itu menerima kesempurnaanya sendiri
dari sana,
tetapi karena dengan demikian iman itu dibuktikan sebagai benar).
Teguh Hindarto:
Rasul Paul mengatakan
dalam suratnya bahwa Kitab Suci dapat melengkapi kita dengan pedoman-pedoman
berbuat baik. Muara akhir pembacaan dan pemahaman atas Kitab Suci adalah
berbuat baik sebagaimana dikatakan: “Segala tulisan yang diilhamkan Tuhan
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Tuhan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2
Tim 3:16-17). Perbuatan baik adalah PENGAMALAN seseorang akan perintah-perintah
Tuhan.
Nilai Dan Upah
Perbuatan Baik
Setelah kita mengulas
fungsi dan kedudukan perbuatan baik marilah kita menggali nilai dan upah dari
perbuatan baik.
Rasul Paul mengatakan
sbb: “Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa
yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur
dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa
menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita
jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai,
jika kita tidak menjadi lemah” (Gal 6:7-9).
Dalam suratnya yang
lain Rasul Paul mengingatkan sbb: “Camkanlah ini: Orang yang menabur
sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai
banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Tuhan mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita. Dan Tuhan sanggup melimpahkan segala kasih karunia
kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan
malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor 9:6-8)
Dua kutipan surat di
atas memberikan penegasan pada kita bahwa seberapa banyak yang kita perbuat
entah menolong orang atau memberikan tsedaqah kita dalam bentuk harta kepada
yang memerlukannya, akan BERDAMPAK dalam kehidupan kita. Seberapa banyak kita
berbuat, demikianlah yang akan kita terima dalam kehidupan ini. Oleh karenanya,
janganlah jemu dalam berbuat kebajikan agar kita memperoleh kebajikan dan
kemurahan Tuhan dalam kehidupan di dunia ini.
Tanggapan
Budi Asali:
Makin lama
makin kelihatan kesesatan anda. Kita mendapat kemurahan / kasih Allah dulu,
baru kita bisa percaya dan berbuat baik, atau kita berbuat baik dulu baru
mendapat kemurahan / kasih Allah?
Ro 5:8 - “Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya
kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”.
Teguh Hindarto:
Saya sering melihat
dan menggemari salah satu tayangan di televisi swasta yang berjudul “Minta
Tolong”. Tayangan ini menyiarkan bagaimana respon orang-orang kaya ketika
seseorang meminta tolong sesuatu darinya sangat jauh berbeda dengan orang-orang
miskin. Justru yang selalu memiliki kepekaan sosial dalam menolong adalah
orang-orang yang marjinal secara ekonomi dan sosial sehingga mereka akhirnnya
menerima upah dan berkat dari penyelenggara program siaran tersebut. Demikian
pula jika kita tekiun dan rela dalam berbuat kebaikan tanpa mengharap upah dan
pahala, maka Tuhan akan menyediakan upah dan pahala berupa kebaikkan yang akan
mencukupi kebutuhan dalam kehidupan kita.
Perbuatan baik bukan
hanya memiliki nilai di DUNIA ini namun dalam KEKEKALAN. Maksud saya, perbuatan
baik bukan prasyarat untuk masuk dalam kekekalan karena sebagai pengikut Mesias
kita telah menerima kekekalan dan kehidupan melalui iman kita kepada Yesus Sang
Mesias, namun demikian perbuatan baik kita di dunia kita akan memiliki nilai
yang dibawa dan menentukan kita sebagai apa dan bagaimana dalam kekekalan
sebagaimana dikatakan:
“Ia akan membalas
setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan
tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi
murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat
kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman” (Rm 2:6-8).
“Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan (Mesias) supaya setiap orang memperoleh apa
yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat” (2 Korintus 5:10).
“Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Halelu-Yah! Karena YHWH, Tuhan kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus). Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Tuhan” (Why 19:6-9)
Tanggapan
Budi Asali:
Tak ada ayat
seperti itu. Tak pernah ada YHWH muncul dalam Perjanjian Baru, kecuali dalam Perjanjian
Baru khayalan anda yang dipenuhi kesesatan YHWH-isme, yang mengkhayalkan bahwa
bahasa asli Perjanjian Baru adalah bahasa Ibrani!
Saya ingatkan
kalau anda pikun bahwa dalam debat terbuka antara anda dan Kristian Sugiarto vs
saya dan Esra, anda sudah mengakui bahwa bahasa asli Perjanjian Baru adalah
bahasa Yunani, bukan bahasa Ibrani, tetapi belakangan dalam tulisan-tulisan
anda selanjutnya di internet, anda menjilat ludah anda sendiri! Murtad lagi?
Kembali pada ajaran / khayalan gila itu lagi?
Teguh Hindarto:
“Dan aku mendengar
suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang
mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh,
"supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala
perbuatan mereka menyertai mereka." (Why 14:13)
Siapakah yang sesat? Yang
mengajarkan perbuatan baik atau yang meniadakan perbuatan baik?
Tanggapan
Budi Asali:
Siapa yang
tidak mengajarkan perbuatan baik? Seperti saya katakan, baca tulisan-tulisan
saya di web kami dan buktikan sendiri apakah saya mengajar untuk berbuat baik
atau tidak. Tetapi saya tidak mengajar berbuat baik untuk selamat!
Teguh Hindarto:
Bangsa Israel sebagai bangsa
pilihanpun dapat/berpotensi untuk memberontak dan kehilangan kemurahan YHWH
sebagaimana dikatakan: “Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu.
Yesaya sendiri berkata: "YHWH, siapakah yang percaya kepada pemberitaan
kami?" Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Mesias. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka
telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan
mereka sampai ke ujung bumi." Tetapi aku bertanya: Adakah Israel
menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu
terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa
yang bebal."Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan
ditemukan mereka yang tidak menc ari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada
mereka yang tidak menanyakan Aku." Tetapi tentang Israel ia berkata:
"Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak
taat dan yang membantah”. (Rm 10:16-21)
Budi Asali:
Israel memang bangsa
pilihan tetapi bukan dalam arti pilihan untuk selamat. Pemilihan Allah terhadap
Israel hanya merupakan type dari pemilihan dalam predestinasi
Teguh Hindarto:
Anda keliru memberikan
komentar dan tanggapan. Pengutipan Roma 10:16-21 saya maksudkan untuk
menekankan frasa, ““Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu”
dengan tujuan bahwa tidak semua orang terhizab dalam keselamatan secara
otomatis. Ada respon dan tanggapan orang beriman yang juga menentukan
keselamatannya. Bukankah soal predestinasi pun berbicara soal predestinsi
keselamatan? Lalu apa yang dipersalahkan ketika Anda berkata, “Pemilihan Allah
terhadap Israel hanya merupakan type dari pemilihan dalam predestinasi?”
Tanggapan
Budi Asali:
Kata-kata
awal anda berbunyi “Bangsa
Israel sebagai bangsa pilihanpun dapat/berpotensi untuk memberontak dan
kehilangan kemurahan YHWH (baca ‘Allah’)... ”.
Itu yang saya
jawab!
Saya atau
kami (Calvinists) tak pernah mengatakan secara otomatis orang akan selamat
karena ia adalah orang pilihan! Ia memang harus mendengar injil dan percaya.
Tetapi kalau ia orang pilihan, ia pasti akan mendengar injil dan percaya. Sebaliknya,
yang bukan orang pilihan, atau tidak bisa mendengar injil, atau mendengar injil
tetapi tidak bisa percaya.
Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang
yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.”.
Yoh 10:16,26
- “(16) Ada lagi padaKu domba-domba lain,
yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka
akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala. ... (26) tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk
domba-dombaKu.”.
Yoh 6:44,65 -
“(44) Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan
ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. ... (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu
telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau
Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.
Lalu siapa
yang dikaruniai dan siapa tidak? Siapa yang ditarik dan siapa tidak? Itu tidak
bisa tidak tergantung pada predestinasi!
Bagaimana
pandangan anda tentang orang-orang yang sampai mati tak pernah mendengar Injil?
Apa yang mau / bisa mereka tanggapi supaya selamat? Jelas mereka bukan termasuk
orang-orang pilihan!
Teguh Hindarto:
Rasul Paul mengingatkan bahwa
keselamatan dan kehidupan kekal membutuhkan kondisi tertentu keteguhan pada
keyakinan tersebut sebagaimana dikatakan: “Karena kita telah beroleh bagian di
dalam Mesias, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada
keyakinan iman kita yang semula” (Ibr 3:14)
Budi Asali:
Ayat ini hanya
menunjukkan bahwa sekalipun ada jaminan keselamatan tetapi manusia tetap diberi
tanggung jawab untuk melakukan apapun yang terbaik.
Bdk. Kis 27:22-34 -
“(22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya
kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan
binasa, kecuali kapal ini. (23) Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah,
yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milikNya, berdiri di sisiku, (24) dan
ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan
sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan
engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. (25) Sebab itu tabahkanlah
hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti
terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku. (26) Namun kita harus
mendamparkan kapal ini di salah satu pulau.’ (27) Malam yang keempat belas
sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi
kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat
daratan. (28) Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua
puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima
belas depa. (29) Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu
karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap
mudah-mudahan hari lekas siang. (30) Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk
melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah
mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan. (31) Karena itu Paulus
berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di
kapal, KAMU TIDAK MUNGKIN SELAMAT.’ (32) Lalu prajurit-prajurit itu memotong
tali sekoci dan membiarkannya hanyut. (33) Ketika hari menjelang siang, Paulus
mengajak semua orang untuk makan, katanya: ‘Sudah empat belas hari lamanya kamu
menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. (34) Karena itu aku
menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. HAL ITU PERLU UNTUK KESELAMATANMU.
Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut
kepalanya.’”.
Yang saya beri warna
merah, merupakan jaminan. Tetapi yang warna biru menunjukkan bahwa sekalipun
dijamin selamat, tetap ada tanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik! Jelas bahwa adanya jaminan keselamatan tidak berarti dibuangnya
tanggung jawab. Kita tetap harus melakukan yang terbaik sesuai dengan Firman
Tuhan. Dua hal ini bukannya bertentangan tetapi saling melengkapi!
Teguh Hindarto:
Perhatikan frasa,
“asal kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya” yang dihubungkan dengan
frasa, “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Mesias”
Karena kita telah
beroleh bagian di dalam Mesias, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada
akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula” (Ibr 3:14)
Ayat ini berbicara
soal KONDISI YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN bukan aspek TANGGUNG JAWAB. Kutipan
ayat yang Anda berikan tidak ada korelasi dan relevansinya dengan pernyataan
saya yang Anda tanggapi.
Tanggapan
Budi Asali:
Apa bedanya
dengan kata-kata Paulus dalam Kis 27 itu? Baca baik-baik!
Ay 31: “‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, KAMU TIDAK
MUNGKIN SELAMAT.’”.
Ay 34: “aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. HAL
ITU PERLU UNTUK KESELAMATANMU.”.
Masih berani
bilang tak ada korelasinya? Dasar tolol!
Kalau anda
mengatakan ‘kondisi / syarat yang mempengaruhi keselamatan’, maka saya tanya:
jadi pada ujung terakhir (ultimately), keselamatan tergantung manusia atau
tergantung ALLAH? Ayo jawab!
Teguh Hindarto:
Bahkan sabda Yesus memberikan
penegasan perihal orang-orang tertentu yang akan dihapus dari Kitab Kehidupan
yaitu mereka yang tidak berjuang mempertahankan iman sampai penghabisan dan murtad
dari Tuhan sebagaimana dikatakan: “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan
pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab
kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan
para malaikat-Nya” (Why 3:5).
Budi Asali:
Ayat ini justru
mengatakan tidak akan dihapus! Memang ada syarat ‘barangsiapa menang’,
tetapi mungkinkah orang Kristen sejati kalah?
1. Ro
8:35-37 - “(35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan
atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau
bahaya, atau pedang? (36) Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada
dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba
sembelihan.’ (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang
yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita”.
Ini masih ditambahi
lagi dengan Ro 8:38-39 yang menjamin bahwa tidak ada apapun yang bisa
memisahkan kita (orang kristen) dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.
2. Wah
17:14 - “Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan
mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas
segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia JUGA AKAN MENANG, yaitu mereka yang
terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.’”.
Catatan: kata-kata
‘juga akan menang’ (yang saya cetak miring) sebetulnya tidak ada, tetapi secara
implicit itu ada.
3. 1Kor
15:57 - “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita
kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.
4. 2Kor
2:14a - “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus SELALUmembawa kami di
jalan kemenanganNya”.
Kalau orang kristen
sejati tidak mungkin kalah, maka jelas bahwa Wah 3:5 itu berlaku untuk setiap
orang kristen dan dengan demikian penghapusan nama dari kitab kehidupan itu
tidak mungkin terjadi.
Teguh Hindarto:
Anda sudah
ditungganggi oleh prasangka teologis dan dogma tanpa basis yang kokoh.
Perhatikan frasa, “namanya tidak akan dihapus” adalah sebuah kondisi yang
ditentukan oleh frasa sebelumnya “Barangsiapa menang”. Menariknya, Anda
mengakui dengan mengatakan, “Memang ada syarat ‘barangsiapa menang’, tetapi
mungkinkah orang Kristen sejati kalah?”. Pertanyaan ini sangat naif karena
menentang dan merelativisir pernyataan Yesus Sang Mesias sendiri yang telah
memberikan PERSYARATAN KELANGGENGAN KESELAMATAN. Pertanyaan Anda seakan
meragukan janji Yesus Sang Mesias dan mengonfontirkan dengan interpretasi Anda
mengenai “orang Kristen yang menang”.
Ayat-ayat yang Anda
kutip tidak kaitannya dengang apa yang saya bicarakan dan tidak menjadi dasar
yang kokoh bahwa ayat-ayat tersebut mendukung dogma “sekali selamat tetap
selamat”. Dogma dan interpretasi Calvin tersebut gugur oleh Wahyu 3:5 yang saya
sampaikan.
Tanggapan
Budi Asali:
Ayat-ayat
saya tidak ada kaitannya hanya karena kebodohan anda, atau sikap pura-pura
anda! Anda berkata yang menang tak akan dihapus namanya. Saya berikan ayat-ayat
yang menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati pasti menang! Apanya yang
tidak ada kaitannya?
Kalau anda
mengatakan saya menetang kata-kata Yesus, ingat bahwa saya mengutip ayat-ayat
Alkitab! Jadi anda menganggap kata-kata Yesus bertentangan dengan ayat-ayat
Alkitab (yang juga adalah Firman Tuhan)? Satu-satunya jalan adalah menerima
tafsiran saya. Ancaman-ancaman seperti itu hanya supaya manusia hidup secara
bertanggung jawab, bukan hidup seenaknya. Tetapi jaminan Tuhan tetap berlaku,
mereka tidak mungkin kalah, dan karena itu tidak mungkin dihapus namanya.
Teguh Hindarto:
Apakah Predestinasi bermakna bahwa
YHWH telah menetapkan sebagian orang binasa dan sebagian orang memperoleh hidup
kekal? Dimanakah letak keadilan YHWH?
Budi Asali:
Ro 9:10-14 - “(10)
Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari
satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu
belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya
rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan,
tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua
akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi
Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!”.
Pertanyaan ‘apakah
Allah tidak adil?’ (ay 14) membuktikan bahwa Paulus memang sedang mengajar
doktrin tentang predestinasi, karena doktrin ini hampir selalu menimbulkan
reaksi ‘Allah tidak adil!’.
Teguh Hindarto:
Kenapa Anda tidak
memberikan jawaban dan keterangan atas pertanyaan reflektif yang saya ajukan di
atas? “Apakah Predestinasi bermakna bahwa YHWH telah menetapkan sebagian orang
binasa dan sebagian orang memperoleh hidup kekal? Dimanakah letak keadilan
YHWH?”. Roma 9:10-14 berbicara mengenai aspek kedaulatan dan hak prerogatif
Tuhan hendak bertindak apapun tanpa harus meminta pertimbangan dan rasa
keadilan dari manusia karena Tuhan Maha Adil dan sumber Keadilan. Sekalipun
Roma 9:10-14 menyinggung soal predestinasi namun tidak menyinggung pertanyaan
eksistensial yang saya ajukan, ““Apakah Predestinasi bermakna bahwa YHWH telah
menetapkan sebagian orang binasa dan sebagian orang memperoleh hidup kekal?
Dimanakah letak keadilan YHWH?
Tanggapan
Budi Asali:
Dasar tolol,
atau pura-pura tak mengerti? Anda tanya hubungan predestinasi dengan keadilan.
Saya beri Ro 9:10-14. Kurang jelas? Ro 9:10-13 jelas menunjukkan Allah
mempunyai predestinasi. Tetapi Paulus mengatakan bahwa itu bukannya tidak adil!
Masih kurang otoritas dari Paulus?
Sekarang saya
tanya anda: apa definisi dari kata ‘adil’? Kalau anda katakan bahwa adil
berarti harus bersikap sama rata, maka memang saya harus katakan Allah tidak
adil, karena Ia memang tidak bersikap sama rata. Tetapi siapa yang mengatakan
Allah harus bersikap sama rata? Coba baca cerita / perumpamaan di bawah ini.
Mat 20:1 "Adapun hal
Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar
mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
Mat 20:2 Setelah ia sepakat
dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke
kebun anggurnya.
Mat 20:3 Kira-kira pukul
sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain
menganggur di pasar.
Mat 20:4 Katanya kepada
mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan
kepadamu. Dan merekapun pergi.
Mat 20:5 Kira-kira pukul dua
belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
Mat 20:6 Kira-kira pukul lima
petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada
mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
Mat 20:7 Kata mereka
kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi
jugalah kamu ke kebun anggurku.
Mat 20:8 Ketika hari malam
tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan
upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk
terdahulu.
Mat 20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja
kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
Mat 20:10 Kemudian datanglah
mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi
merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
Mat 20:11 Ketika mereka
menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
Mat 20:12 katanya: Mereka
yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka
dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik
matahari.
Mat 20:13 Tetapi tuan itu
menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap
engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
Mat 20:14 Ambillah bagianmu
dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama
seperti kepadamu.
Mat 20:15 Tidakkah aku bebas
mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena
aku murah hati?
Mat 20:16 Demikianlah orang
yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang
terakhir."
Jelas tuan itu tidak berlaku sama rata, tetapi ia menolak untuk
dikatakan tidak adil. Ia berhak untuk bermurah hati kepada siapa ia mau
bermurah hati! Ro 9:15!
Sekarang kembali pada topik kita, yaitu predestinasi. Semua orang
berdosa, sehingga kalau Allah buang semua ke neraka, Ia adil! Tetapi Ia ingin
bermurah hati kepada sebagian, sehingga Ia pilih mereka dan selamatkan mereka.
Ia tentukan sebagian untuk selamat / masuk surga, dan sisanya Ia tentukan untuk
binasa / masuk neraka. Bagian yang dipilih mendapatkan kemurahan / belas
kasihan, sedangkan yang tidak dipilih mendapatkan keadilan. tidak ada yang mendapatkan ketidak-adilan!
Budi Asali:
Tetapi apakah Dia
tidak adil? Sebetulnya kalau ia membuang semua orang ke neraka, Ia adil. Tetapi
Ia mau menyelamatkan sebagian. Yang sebagian ini mendapatkan kemurahan, yang
lain mendapatkan keadilan. Tidak ada yang mendapat ketidak-adilan.
Ia memang tidak
bersikap sama rata, Ia lebih baik / murah hati kepada orang-orang pilihan.
Tetapi siapa yang mengatakan bahwa adil berarti bersikap sama rata? Bdk. Mat
20:1-15, khususnya ay 13-15nya! Kalau memang adil berarti bersikap sama
rata, maka sejak penciptaan Dia sudah tidak adil. Karena Ia tidak menciptakan
semua secara sama rata. Ada yang jadi binatang, manusia, malaikat. Ada orang
yang pandai dan ada yang bodoh, ada yang cantik dan ada yang jelek dan
sebagainya.
Teguh Hindarto:
Keadilan memang bukan
bermakna sama rata, sama rasa, sama penghasilan, sama upah, sama pahala dll.
Keadilan Tuhan berbeda dengan keadilan manusia. Apa yang manusia anggap tidak
adil bisa saja adil bagi Tuhan demikian sebaliknya. Namun menyatakan bahwa
Tuhan adil karena telah menetapkan beberapa orang untuk masuk neraka dan
menetapkan sebagian orang untuk masuk Surga sungguh irasional dan bertentangan
dengan karakter Tuhan YHWH sendiri, karena dikatakan dalam Yekezkiel 18:23,
“Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuan YHWH
. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?” kalau Tuhan saja tidak
berkenan kepada kematian orang fasik melainkan pertobatannya, maka tidak masuk
akal jika Anda berkeyakinan bahwa Tuhan telah menakdirkan siapa saja yang akan
masuk neraka dan tidak memperoleh keselamatan.
Tanggapan
Budi Asali:
Jangan lari
dari Ro 9 itu! Saya bisa jelaskan ayat-ayat anda, tetapi anda hindari ayat-ayat
saya!
Yeh 18:23
tidak bicara tentang kehendak Allah dalam arti rencana Allah dalam kekekalan.
Itu hanya menunjukkan pada perintahNya bagi manusia untuk bertobat dan
diselamatkan, atau menunjuk pada kesenanganNya kalau pertobatan dan keselamatan
manusia itu terjadi. Tetapi kehendak dalam arti seperti ini BISA TIDAK TERJADI.
Tetapi kehendak dalam arti rencana kekal, seperti predestinasi, pasti terjadi!
Jangan pakai
akal anda yang kecil itu! Pakai Firman Tuhan! Memang untuk mengertinya juga
diperlukan akal (dan pencerahan Roh Kudus!), tetapi bagaimanapun akal harus
tunduk pada Firman Tuhan! Sekarang bandingkan akan anda itu dengan Ro 9:10-13,
Ef 1:4,5,11 dan sebagainya.
Teguh Hindarto:
Pernyataan Anda, “Ia
lebih baik / murah hati kepada orang-orang pilihan’ sungguh merupakan sikap
yang dikuasai dogmatisme daripada rasionalitas dan proporsionalitas berfikir.
Dan itu bertentangan dengan sabda Yesus dalam Matius 5:45, “Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar”. Mana bukti bahwa Tuhan lebih
mengasihi orang pilihan?
Tanggapan
Budi Asali:
Mat 5:45
hanya bicara tentang berkat-berkat jasmani / sekuler, bukan berkat rohani.
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini.
Eph 1:3 Terpujilah Allah dan
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada
kita segala berkat rohani di
dalam sorga.
Eph 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Eph 1:5 Dalam kasih Ia
telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
Eph 1:6 supaya terpujilah
kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia,
yang dikasihi-Nya.
Eph 1:11 Aku katakan "di
dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang
dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu
sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya--
Ayo jelaskan ayat-ayatku!
Teguh Hindarto:
Pertama, Itu bertentangan dengan
karakter Yahweh yang menghendaki pertobatan orang berdosa sebagaimana
dikatakan, “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman
Tuhan YHWH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku
berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.
Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan
mati, hai kaum Israel?” (Yehz 33:11).
Budi Asali:
Ada beberapa arti dari
kata ‘kehendak’. Kadang-kadang menunjuk pada Rencana kekal dari Allah, dan yang
ini pasti terjadi. Kadang-kadang menunjuk pada perintah Allah, seperti dalam
Yeh 33:11 ini, dan ini jelas bisa tidak terjadi. Ayat ini tak ada hubungannya
dengan predestinasi!
Teguh Hindarto:
Yekezkiel 33:11 memang
tidak berbicara predestinasi tapi Yehezkiel 33:11 ini hendak MERUNTUHKAN
khayalan dogmatis Anda bahwa “Tuhan menakdirkan sebagian orang untuk binasa”.
Anda harus letakkan kutipan ayat yang saya berikan berdasarkan konteksnya dalam
artikel yang saya buat yaitu:
“Apakah Predestinasi
bermakna bahwa YHWH telah menetapkan sebagian orang binasa dan sebagian orang
memperoleh hidup kekal? Dimanakah letak keadilan YHWH? Pertama, Itu
bertentangan dengan karakter Yahweh yang menghendaki pertobatan orang berdosa
sebagaimana dikatakan, “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup,
demikianlah firman Tuhan YHWH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya
supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!
Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” (Yehz 33:11)”
Tanggapan
Budi Asali:
Bukan
Yehezkiel, tetapi anda dengan menyalah-gunakan Yehezkiel, berusaha
menghancurkan kebenaran dari doktrin predestinasi! Saya sudah jelaskan ayat Yeh
itu, dan tetap masih anda pakai? Dasar tolol!
“Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
YHWH, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan
datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu
mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan
segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman YHWH, dan
Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala
bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah
firman YHWH, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah
membuang kamu” (Yer 29:11-14)
Budi Asali:
Bukankah kita harus
menafsirkan dengan membandingkan ayat dengan ayat supaya jangan bertentangan?
Bagaimana kalau ayat ini dibandingkan dengan Yer 21:10 dan beberapa ayat lain?
Yer 21:10 Sebab
Aku telah menentang kota ini untuk mendatangkan kecelakaan dan bukan untuk
mendatangkan keberuntungannya, demikianlah firman TUHAN. Kota ini akan
diserahkan ke dalam tangan raja Babel yang akan membakarnya habis dengan
api."
Yer 49:20 Sebab
itu dengarlah putusan yang telah diambil TUHAN terhadap Edom dan
rancangan-rancangan yang telah dibuatNya terhadap penduduk Teman: Bahwa
sesungguhnya, yang paling lemahpun di antara kawanan domba akan diseret. Bahwa
sesungguhnya, padang rumput mereka sendiri akan merasa ngeri terhadap mereka.
Yer 50:45 Sebab
itu dengarlah putusan yang telah diambil TUHAN terhadap Babel dan
rancangan-rancangan yang telah dibuat-Nya terhadap negeri orang-orang Kasdim:
Bahwa sesungguhnya, yang paling lemahpun di antara kawanan domba akan diseret.
Bahwa sesungguhnya, padang rumput mereka sendiri akan merasa ngeri terhadap
mereka.
Yer 51:29 Bumi
berguncang dan bergetar, sebab rancangan TUHAN terhadap Babel sedang
terlaksana, yakni untuk membuat negeri Babel menjadi tempat tandus yang tidak
berpenduduk.
Lalu apakah ayat yang
diatas saling bertentangan dengan kelompok ayat ini? Tidak. Yang Yer 29:11-14
ditujukan kepada orang-orang pilihan, sedangkan Yer 21:10 dan 3 ayat lain itu
ditujukan kepada orang-orang non pilihan!
Teguh Hindarto:
Memang, kalau isi
kepala sudah dikendalikan dogma Predestinasi, maka apapun yang dilihat mata
akan disimpulkan berhubungan dengan Predestinasi. Padahal, jika konteks
masing-masing ayat di atas dibaca secara lengkap maka dapat dilihat bahwa Tuhan
YHWH sedang merencanakan, menetapkan hukuman AKIBAT PELANGGARAN dan DOSA Israel
dan juga ulah bangsa-bangsa yang berlaku jahat terhadap Israel. Ayat-ayat di
atas tidak ada sangkut pautnya dengan Predestinasi mengenai “orang yang
ditakdirkan binasa”
Tanggapan
Budi Asali:
Hmmm, apa
bukan sebaliknya, yaitu kepala anda sudah dipenuhi dengan sikap antipati
terhadap doktrin predestinasi, maka anda gunakan segala cara, halal atau tidak
halal, untuk berusaha meruntuhkannya?
Anda
menggunakan ayat Yeh yang seolah-olah menunjukkan Allah selalu merencanakan
kebaikan, saya counter dengan ayat-ayat lain juga dalam Yeh, yang menunjukkan
bahwa Allah juga sering merencanakan kejelekan! Ini ayat-ayat yang anda tidak
lihat! Sengaja tutup mata? Tak ada orang yang lebih buta dari pada orang yang
memang tak mau melihat!
Tak ada
sangkut pautnya dengan predestinasi? Karena ayat-ayat itu tentang Israel yang
berdosa? Sekarang coba lihat Paulus. Dia berdosa, sangat berdosa, bukan?
Mengapa ayat-ayat itu tak diterapkan oleh Allah kepada dia? Sebaliknya Allah
masih bermurah hati, dan mempertobatkan dia! Karena ia orang pilihan! Mengapa
ayat-ayat itu Ia terapkan kepada orang-orang Israel yang berdosa? Karena mereka
bukan orang pilihan!
Teguh Hindarto:
Kedua, Itu bertentangan dengan
rencana YHWH untuk menyelamatkan manusia sebagaimana dikatakan: “...Itulah yang
baik dan yang berkenan kepada Tuhan, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya
semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Tim
2:3-4)
Budi Asali:
Mari kita melihat
pembahasan John Owen, tetapi sebelumnya, mari kita melihat dulu kontext dari
text yang dibahas secara keseluruhan.
1Tim 2:1-6 - “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar
kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (3)
Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang
menghendaki supaya semua orangdiselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah
menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada
waktu yang ditentukan”.
Catatan: perhatikan
ada 3 x kata-kata ‘semua orang / manusia’ dalam text ini, yaitu dalam ay 1, ay
4, ay 6. Sebetulnya untuk ay 6, hanya ada kata ‘semua’; kata ‘orang / manusia’
tidak ada. Tetapi dalam ay 1 dan ay 4 kata ‘orang’ memang ada.
Teguh Hindarto:
Lho, apa salah
menerjemahkan “semua manusia” dalam 1 Timotius 2:6 dikarenakan konteks ayat
sebelumnya berbicara mengenai penyelamatan manusia (ayat 1 dan 4). Lha
memangnya yang diselamatkan dalam ayat 6 bukan manusia? Lalu frasa “semua”
dalam ayat tersebut menurut Anda ditujukan pada siapa?
Anda sama sekali tidak
memberikan sanggahan berarti terhadap 1 Timotius 2:4 yang telah memukul telah
khayalan dogma Anda bahwa Tuhan menetapkan/menakdirkan sebagian orang untuk
menjadi binasa.
Tanggapan
Budi Asali:
Rupanya anda
dapat M. Th. dari Lamongan, ya? Tak pernah tahu kalau dalam menafsirkan suatu
kata / istilah harus memperhatikan kontext, bahkan harus memperhatikan seluruh
Alkitab? Sekarang saya beri contoh:
Mat 6:25 "Karena itu Aku
berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan
atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh
itu lebih penting dari pada pakaian?
Mat 6:26 Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Mat 6:27 Siapakah di antara
kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Mat 6:28 Dan mengapa kamu
kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa
bekerja dan tanpa memintal,
Mat 6:29 namun Aku berkata
kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah
satu dari bunga itu.
Mat 6:30 Jadi jika demikian
Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam
api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang
percaya?
Mat 6:31 Sebab itu janganlah
kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami
minum? Apakah yang akan kami pakai?
Mat 6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu.
Mat 6:33 Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.
Mat 6:34 Sebab itu janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Saya tanya: kata-kata ‘semuanya itu’ dalam ay 33 artinya apa? Anda setuju dengan theologia kemakmuran
yang mengatakan bahwa kata-kata itu betul-betul berarti semua secara mutlak.
Jadi termasuk rumah tingkat 8, mobil Bently, emas berton2, berlian dsb??
Kontext menunjukkan bahwa dalam ay 32 sudah keluar kata ‘semua itu’, dan kontext menunjukkan
bahwa kata-kata itu menunjuk pada kebutuhan pokok, yaitu makanan, minuman,
pakaian (ay 25).
Sudah jelas? Sekarang kita kembali pada 1Tim 2. Saya ajak anda lihat
kontext, untuk melihat siapa yang dibicarakan dalam text ini. Itu mutlak perlu
untuk menafsirkan kata-kata ‘semua orang’ dalam 1Tim 2:4!
Budi Asali:
Ada 2 hal yang dibahas
oleh John Owen:
1. Apa
yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini.
John Owen mengatakan
(hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2 kemungkinan arti, yaitu:
a. Rencana
kekal dari Allah.
b.
Perintah Allah.
Catatan: tak ada yang
menganggap bahwa Allah punya 2 kehendak seperti yang dituduhkan oleh Lenski.
Yang ada adalah: kalau kata-kata ‘kehendak Allah’
itu muncul, maka ada 2
kemungkinan arti. Sebetulnya ada kemungkinan arti yang ketiga, yaitu hal yang,
kalau terjadi, menyenangkan Allah.
Kalau dari 2 arti di
atas kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini adalah sebagai berikut:
Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan cara-cara dengan mana
mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat ini menjadi sama
seperti Kis 17:30 - “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang
Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus
bertobat”.
KJV: ‘And the times of
this ignorance God winked at; but nowcommandeth all men every where to repent’
(= Allah pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini; tetapi sekarang
memerintahkan semua orang di mana-mana untuk bertobat).
John Owen sendiri
memilih arti pertama, dimana ‘kehendak Allah’menunjuk pada ‘rencana kekal dari
Allah’. Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4 itu merupakan dasar /
landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2. Bdk. 1Yoh 5:14 - “Dan inilah
keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau
kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
2. Siapa
‘semua orang’ / ‘semua manusia’ di sini.
Jelas bahwa ‘semua
orang / manusia’ di sini tidak berarti betul-betul‘semua dan setiap orang di
seluruh dunia’, karena:
a. Paulus
sendiri menggunakan kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 1. Dalam arti apa?
Perhatikan ay 2nya! Untuk jelasnya lihat 1Tim 2:1-2 secara keseluruhan: “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar,agar
kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.
John Owen menyimpulkan
dari sini (hal 346) bahwa yang dimaksud dengan ‘semua orang’ adalah
‘orang-orang dari semua jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
Calvin juga
menafsirkan secara sama.
Calvin (tentang 1Tim
2:4): “the Apostle simply means, that there is no people and no rank in the
world that is excluded from salvation; because God wishes that the gospel
should be proclaimed to all without exception. Now the preaching of the gospel
gives life; and hence he justly concludes that God invites all equally to
partake salvation. But the present discourse relates to classes of men, and not
to individual persons; for his sole object is, to include in this number
princes and foreign nations. That God wishes the doctrine of salvation to be
enjoyed by them as well as others, is evident from the passages already quoted,
and from other passages of a similar nature” (= sang Rasul hanya memaksudkan,
bahwa disanatidak ada bangsa atau rangking / pangkat di dunia yang dikeluarkan
dari keselamatan; karena Allah menginginkan supaya injil diproklamirkan kepada
semua orang tanpa kecuali. Pemberitaan injil memberikan kehidupan; dan karena
itu ia secara benar menyimpulkan bahwa Allah mengundang semua orang secara sama
untuk mengambil bagian dalam keselamatan. Tetapi pembicaraan sekarang ini
berhubungan dengan semua golongan manusia, dan bukan dengan pribadi-pribadi /
individu-individu; karena satu-satunya obyeknya adalah, mencakup dalam bilangan
/ jumlah ini pangeran-pangeran dan bangsa-bangsa asing. Bahwa Allah ingin
doktrin keselamatan untuk dinikmati oleh mereka maupun oleh orang-orang lain,
adalah jelas dari text yang sudah dikutip, dan dari text-text lain yang
sifatnya mirip).
Bdk. 1Tim 2:1-2 - “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuksemua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar,agar kita
dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”.
Di sini Paulus
menyuruh berdoa bukan hanya untuk orang-orang yang baik kepada mereka, tetapi
juga kepada raja dan pembesar, yang biasanya dibenci oleh orang-orang Kristen,
karena golongan orang ini menindas mereka. Dan mengingat saat itu Israel
dijajah Romawi, maka jelas bahwa raja-raja dan pembesar-pembesar itu adalah
orang-orang Romawi / non Yahudi.
Bandingkan perintah
Paulus untuk mendoakan penggede-penggede non Yahudi ini dengan Yer 29:7 -
“Usahakanlah kesejahteraankota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota
itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”.
Catatan: ‘kota’ yang
dimaksudkan adalah ‘Babel’.
Calvin (tentang 1Tim
2:5): “as there is one God, the Creator and Father of all, so he says that
there is but one Mediator, through whom we have access to the Father; and that
this Mediator was given, not only to one nation, or to a small number of
persons of some particular rank, but to all; because the fruit of the
sacrifice, by which he made atonement for sins, extends to all. ... The
universal term ‘all’ must ALWAYS be referred to classes of men, and not to
persons; as if he had said, that not only Jews, but Gentiles also, not only
persons of humble rank, but princes also, were redeemed by the death of Christ”
[= sebagaimana disana ada satu Allah, Pencipta dan Bapa dari semua orang,
demikian juga ia berkata bahwa disana hanya ada satu Pengantara, melalui siapa
kita mendapatkan jalan masuk kepada Bapa; dan bahwa Pengantara ini diberikan,
bukan hanya bagi satu bangsa, atau bagi sejumlah kecil orang-orang dari
kedudukan tertentu, tetapi bagi semua; karena buah dari korban, dengan mana Ia
membuat penebusan untuk dosa-dosa, diperluas kepada semua. ... Istilah
universal ‘semua’ harus SELALU dihubungkan dengan golongan-golongan manusia,
dan bukan kepada pribadi-pribadi; seakan-akan ia telah mengatakan, bahwabukan
hanya orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang non Yahudi, bukan hanya
orang-orang dari kedudukan rendah, tetapi juga pangeran-pangeran, ditebus oleh
kematian Kristus].
b. Kita
diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal dari antara‘semua orang’ itu
pasti ada orang-orang yang ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa yang
membawa maut, tentang siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa (Owen, hal
346) .
1Yoh 5:16 - “Kalau ada
seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan
maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,
yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
Catatan: keberatan
saya tentang kata-kata Owen di sini adalah: bagaimana kita bisa tahu mana yang
elect / orang-orang pilihan dan mana yang reprobate / orang-orang yang
ditentukan untuk binasa?
c. ‘Semua orang
yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh
pengetahuan akan kebenaran’(ay 4b).
Padahal Kitab Suci
jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki semua orang memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran. Ini terlihat dari:
•
Maz 147:19-20 - “(19) Ia memberitakan firmanNya kepada Yakub,
ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNyakepada Israel. (20) Ia tidak berbuat
demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya tidak mereka kenal.
Haleluya!”.
•
Kis 14:16,30 - “(16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa
menuruti jalannya masing-masing, ... (30) Dengan tidak memandang lagi zaman
kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana
semua mereka harus bertobat”.
•
Kol 1:26 - “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan
ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”.
•
Mat 11:25-26 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu,
Bapa, Tuhan langit dan bumi, karenasemuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.(26) Ya Bapa,
itulah yang berkenan kepadaMu”.
• Mat
13:10-17 - “(10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa
Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab
Yesus:‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi
kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang
ada padanya akan diambil dari padanya. (13)Itulah sebabnya Aku berkata-kata
dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat
dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka
pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan
mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak
menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan
matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu
karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya”.
Owen (hal 347) juga
mengatakan bahwa ‘semua manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan
kata-kata ‘semua orang’dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu menyimpulkan bahwa
‘semua manusia’ di sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari
semua jenis / golongan’, dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia
katakan sebagai ayat penafsir dari 1Tim 2:6 ini.
Wah 5:9 - “Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab
itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan
darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa
dan kaum dan bangsa”.
Kalau diambil arti ke
3, maka itu tak bertentangan dengan predestinasi maupun ‘Limited Atonement’ (=
Penebusan Terbatas).
Teguh Hindarto:
Sudah saya katakan
sejak awal. Penganut dogma Predestinasi yang menyatakan bahwa Tuhan hanya
menyelamatkan orang yang dipilihnya dan Tuhan telah menakdirkan sejumlah orang
untuk binasa, memang harus membuat konsistensi sikap dogmatis pula sekalipun
bertentangan dengan akal sehat dan Kitab Suci sendiri. Bayangkan, frasa “semua
orang” yang dihubungkan dengan “kehendak Tuhan” untuk “keselamatan” (1 Tim 2:4)
sampai-sampai harus diartikan “Owen (hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua
manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata ‘semua
orang’dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu menyimpulkan bahwa ‘semua manusia’ di
sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis /
golongan’, dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan sebagai ayat
penafsir dari 1Tim 2:6 ini”.
Pernyataan 1 Timotius
2:4 sebagaimana Yehezkiel 33:11 lebih menyiratkan isi hati Tuhan yang
menghendaki semua orang selamat namun karena mereka memilih untuk berjalan di
jalan mereka sendiri dan mengabaikan panggilan Tuhan, maka tidak semua orang
akan mengalami keselamatan.
Wahyu 5:9 tidak
membicarakan persoalan Predestinasi terhadap mereka yang akan binasa melainkan
ayat yang menegaskan bagaimana Tuhan telah menganugrahkan keselamatan kepada
bangsa-bangsa YANG MERESPON ANUGRAH-NYA bukan kepada orang-orang yang telah Dia
pilih.
Kutipan Owen dan
Calvin yang Anda lakukan, tidak mampu menjelaskan ketidaklogisan dogmatisme
Predestinasi yang mereka anut. Kutipan ayat-ayat yang dipakai untuk mendukung
dogmatisme mereka sangat lemah dan out of context.
Tanggapan
Budi Asali:
Anda yang
menafsir tanpa melihat kontext. Itu maling teriak maling.
Sudah jelas
bahwa saya bisa menafsirkan ayat-ayat anda, tetapi anda tidak bisa membahas
ayat-ayat saya sama sekali. Anda hanya mencari-cari ayat-ayat yang kelihatannya
bertentangan dengan dengan ayat-ayat saya. Jadi, anda menabrakkan ayat dengan
ayat! Anda percaya Firman Tuhan bisa bertentangan dengan Firman Tuhan? Kalau
tidak, coba jelaskan ayat-ayat saya!
Teguh Hindarto:
“YHWH tidak lalai menepati
janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia
sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Ptr 3:9)
Budi Asali:
Ayat ini biasanya
lebih sering digunakan untuk menentang doktrin tentang Predestinasi, tetapi
kadang-kadang / bisa juga digunakan untuk menyerang doktrin tentang Limited
Atonement (= Penebusan Terbatas) ini.
Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan dan diartikan dengan benar tentang ayat ini, yaitu:
• kata
‘menghendaki’.
• kata-kata
‘jangan ada’ dan ‘semua orang’.
Kalau ‘kehendak’ di
sini diartikan sebagai kehendak / rencana Allah yang kekal yang tidak mungkin
gagal (Ayub 42:2b), dan kata-kata ‘jangan ada’dan ‘semua orang’ diartikan
‘semua orang secara mutlak’, maka ayat ini akan mengajarkan Universalisme (=
ajaran yang mengatakan bahwa akhirnya semua orang akan selamat), yang jelas
merupakan ajaran sesat, dan yang jelas ditentang baik oleh Arminianisme maupun
Reformed / Calvinisme.
Untuk menghindari
ajaran Universalisme ini, ada 2 cara untuk menafsirkan 2Pet 3:9 ini:
1. Kata ‘menghendaki’
ditafsirkan ‘mengingini’ atau diartikan sebagai‘kehendak yang bisa tidak
terjadi’; sedangkan kata-kata ‘jangan ada’ dan ‘semua / semua orang’ diartikan
secara mutlak.
Barnes’ Notes: “‘Not
willing that any should perish.’ That is, he does not desire it or wish it. His
nature is benevolent, and he sincerely desires the eternal happiness of all,
... the passage does not refer to what God will do as the final Judge of
mankind, but to what are his feelings and desire now towards men. ... it would be
agreeable to the nature of God, and to his arrangements in the plan of
salvation, if all men should come to repentance, and accept the offers of
mercy; ... since it is in accordance with his nature that he should desire that
all men may be saved; it may be presumed that he has made an arrangement by
which it is possible that they should be” (= ‘Tidak menghendaki siapapun untuk
binasa’. Yaitu, Ia tidak menginginkannya atau mengharapkannya. SifatNya adalah
penuh kebaikan, dan Ia dengan sungguh-sungguh menginginkan kebahagiaan kekal
dari semua, ... text ini tidak menunjuk pada apa yang Allah akan lakukan
sebagai Hakim terakhir bagi umat manusia, tetapi pada perasaanNya dan
keinginanNya sekarang ini tentang manusia. ... adalah cocok dengan sifat dari
Allah, dan dengan pengaturanNya dalam rencana keselamatan, jika semua orang
bertobat, dan menerima tawaran belas kasihan; ... karena itu cocok dengan
sifatNya bahwa Ia menginginkan supaya semua orang bisa diselamatkan; bisa
dianggap bahwa Ia telah membuat suatu pengaturan / rencana yang memungkinkan
mereka untuk diselamatkan) - hal 1458.
Catatan:
• kalau
kita membandingkan kata-kata Barnes di sini dengan kata-katanya di atas
(tentang Ibr 2:9), maka terlihat bahwa ia tidak konsisten dengan kata-katanya
sendiri, karena di sini ia tidak menerima kata-kata Kitab Suci itu apa adanya,
tetapi menafsirkannya / menjelaskannya untuk menghindari Universalisme.
• kata-kata
Barnes yang saya beri garis bawah ganda jelas berbau‘Universal Atonement’ (=
Penebusan Universal).
Adam Clarke: “as he is
willing that all should come to repentance, consequently he has never devised
nor decreed the damnation of any man, nor has he rendered it impossible for any
soul to be saved, either by necessitating him to do evil, that he might die for
it, or refusing him the means of recovery, without which he could not be saved”
(= karena Ia menghendaki supaya semua bertobat, konsekwensinya Ia tidak pernah
merencanakan ataupun menetapkan kehancuran / hukuman kekal dari siapapun, ataupun
membuat mustahil bagi jiwa yang manapun untuk diselamatkan, apakah itu
dilakukan dengan memastikan orang itu untuk melakukan kejahatan, supaya ia mati
karenanya, atau menolak untuk memberinya cara pemulihan, tanpa hal mana ia
tidak bisa diselamatkan) - hal 892.
Baik Barnes maupun
Clarke bukan hanya menghindari Universalisme, tetapi juga mengarahkan ayat ini
pada Arminianisme. Tetapi sebetulnya memungkinkan untuk mengambil tafsiran
pertama ini tanpa mengarahkannya pada Arminianisme, seperti yang kelihatannya
dilakukan oleh Calvin sendiri. Calvin mengatakan bahwa kehendak Allah di sini
tidak menunjuk kepada rencana kekal dari Allah, tetapi menunjuk kepada kehendak
Allah seperti yang dinyatakan dalam Injil, yang menawarkan keselamatan kepada
semua orang.
Calvin: “But it may be
asked, If God wishes none to perish, why is it that so many do perish? To this
my answer is, that no mention is here made of the hidden purpose of God,
according to which the reprobate are doomed to their own ruin, but only of his
will as made known to us in the gospel. For God there stretches forth his hand
without a difference to all, but lays hold only of those, to lead them to
himself, whom he has chosen before the foundation of the world” [= Tetapi bisa
ditanyakan: Jika Allah tidak menginginkan seorangpun untuk binasa, mengapa ada
banyak yang binasa? Terhadap pertanyaan ini jawaban saya adalah bahwa di sini
tidak dibicarakan tentang rencana yang tersembunyi dari Allah, yang menetapkan
orang-orang yang ditentukan untuk binasa (reprobate) pada kehancuran mereka
sendiri, tetapi hanya tentang kehendakNya seperti yang dinyatakan kepada kita
dalam injil. Karena disana Allah mengulurkan tanganNya tanpa pembedaan kepada
semua orang, tetapi hanya menangkap mereka, untuk membimbing mereka kepada
diriNya sendiri, yang telah Ia pilih sebelum penciptaan dunia ini] - hal
419-420.
Bandingkan juga
dengan:
a. Yeh
18:23 - “Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman
Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?”.
b. Yeh
18:32 - “Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus
ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah,
supaya kamu hidup!’”.
c. Yeh
33:11 - “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman
Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenankepada kematian orang fasik, melainkan Aku
berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.
Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan
mati, hai kaum Israel?”.
2. Kata
‘menghendaki’ diartikan sebagai rencana yang kekal dari Allah, tetapi kata-kata
‘jangan ada’ dan ‘semua orang’ tidak diartikan secara mutlak, tetapi diartikan
sesuai dengan kontexnya.
Pertama-tama kita
perlu untuk mengetahui terjemahan yang benar dari ayat ini.
2Pet 3:9 - “Tuhan
tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua (orang) berbalik dan bertobat”.
Kata ‘orang’ saya
letakkan dalam tanda kurung, karena sebetulnya tidak ada dalam bahasa
Yunaninya.
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘all’ (= semua).
Selanjutnya, kata-kata
‘jangan ada’ maupun ‘semua’ harus diartikansesuai dengan kontextnya, yang
membicarakan ‘kamu’ (2Pet 3:9a). Untuk menafsirkan kata ‘kamu’ ini maka:
a. Perlu
diperhatikan bahwa Petrus menujukan suratnya ini kepada‘mereka yang
bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus’(2Pet 1:1). Ini adalah orang-orang yang sama
dengan yang dikatakan ‘dianugerahi janji-janji yang berharga dan yang sangat
besar’ (2Pet 1:4). Ini jelas menunjuk kepada orang-orang Kristen.
b. Kita
harus memperhatikan kontext dari 2Pet 3 ini, dan akan terlihat bahwa ‘kamu’ ini
adalah orang-orang yang:
• disebut
dengan istilah ‘saudara-saudaraku yang kekasih’ (2Pet 3:1).
• dikontraskan
dengan ‘pengejek-pengejek’ / ‘orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya’
dalam 2Pet 3:3, untuk siapa digunakan kata ganti orang ‘mereka / nya’.
2Pet 3:1-9 - “(1)
Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis
kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang
murni oleh peringatan-peringatan, (2) supaya kamu mengingat akan perkataan yang
dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan
dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu. (3) Yang
terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup
menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang
kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu
tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’ (5) Mereka sengaja tidak
mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi
yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, (6) bumi yang
dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (7) Tetapi oleh firman itu juga
langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari
penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. (8) Akan tetapi,
saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu,
bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun
sama seperti satu hari. (9) Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada
orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadapkamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya SEMUA
ORANG berbalik dan bertobat”.
Bacaan ini memang
membicarakan dan mengkontraskan 2 golongan. Mula-mula Petrus berbicara kepada
golongan yang pertama, yaitu‘saudara-saudara yang kekasih’ (ay 1), dan ia
menggunakan kata‘kamu’ atau ‘mu’ (ay 1,2,3).
Lalu Petrus mulai
berbicara tentang golongan yang kedua, yaitu‘pengejek-pengejek’ atau
‘orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya’ (ay 3b), dan ia menggunakan
kata ‘mereka’ atau‘nya’ (ay 3b,4,5).
Tetapi mulai ay 8
Petrus kembali berbicara kepada ‘saudara-saudara yang kekasih’ (ay 8a), dan
karena itu ia kembali menggunakan kata ‘kamu’ (ay 8,9).
Karena itu jelaslah
bahwa kata-kata ‘kamu’ dan ‘semua orang’dalam ay 9 menunjuk kepada orang
kristen / orang pilihan.
John Owen: “The text
is clear, that it is all and only the electwhom he would not have to perish” (=
Textnya jelas, bahwa adalah semua dan hanya orang pilihan yang tidak Ia
kehendaki untuk binasa) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 349.
Teguh Hindarto:
Semua penjelasan
panjang lebar Anda dengan berbagai kutipan penganut dogmatisme Predestinasi
Calvin justru menunjukkan bahwa mereka memang bermasalah dengan ayat-ayat
tersebut sehingga mereka harus membuat penjelasan berbelit-belit dan tumpang
tindih antara satu ayat dengan ayat lainnya.
Tanggapan
Budi Asali:
Gampang kalau
asal bicara! Seadanya orang tolol bisa menuduh seperti itu. Tetapi membukitkan
tuduhannya adalah urusan yang berbeda!
Teguh Hindarto:
Perhatikan saja
pernyataan Calvin berikut ini:
“Calvin: ‘But it may
be asked, If God wishes none to perish, why is it that so many do perish? To
this my answer is, that no mention is here made of the hidden purpose of God,
according to which the reprobate are doomed to their own ruin, but only of his
will as made known to us in the gospel. For God there stretches forth his hand
without a difference to all, but lays hold only of those, to lead them to
himself, whom he has chosen before the foundation of the world” [= Tetapi bisa
ditanyakan: Jika Allah tidak menginginkan seorangpun untuk binasa, mengapa ada
banyak yang binasa? Terhadap pertanyaan ini jawaban saya adalah bahwa di sini
tidak dibicarakan tentang rencana yang tersembunyi dari Allah, yang menetapkan
orang-orang yang ditentukan untuk binasa (reprobate) pada kehancuran mereka
sendiri, tetapi hanya tentang kehendakNya seperti yang dinyatakan kepada kita
dalam injil. Karena disana Allah mengulurkan tanganNya tanpa pembedaan kepada
semua orang, tetapi hanya menangkap mereka, untuk membimbing mereka kepada
diriNya sendiri, yang telah Ia pilih sebelum penciptaan dunia ini] - hal
419-420”
Darimana Calvin tahu
mengenai “rencana tersembunyi” Tuhan? Mengapa Tuhan membuat “rencana
tersembunyi?” Pernyataan Calvin justru menempatkan Tuhan sebagai pribadi yang
sama seperti manusia, memiliki “behind agenda”. Ketika seorang nelayan
menjaring ikan, apakah dia akan menjaring ikan apa yang dipilihnya? Apakah
nelayan memiliki rencana tersembunyi untuk terhadap ikan-ikan yang dijaringnya?
Tanggapan
Budi Asali:
Siapa yang
bilang Calvin tahu tentang predestinasi? Ia hanya mengatakan bahwa kata
‘kehendak’ dalam 2Pet 3 bukanlah kehendak dalam arti rencana kekal dari Allah.
Dari mana ia tahu itu? Dari perbandingan ayat-ayat dengan ayat. Kalau tidak
ditafsirkan seperti itu, ayat akan bertabrakan dengan ayat!
Anda samakan
Allah dengan nelayan? Dasar tolol!
Teguh Hindarto:
“Karena begitu besar kasih Tuhan
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal” (Yoh 3:16)
Budi Azali:
Ayat ini tak menentang
predestinasi.
Ada macam-macam arti
untuk kata ‘dunia’ (KOSMOS):
1. Seluruh
alam semesta.
Kis 17:24 - “Allah
yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit
dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia”.
Kata yang
diterjemahkan ‘bumi’ adalah KOSMOS. NIV/NASB: ‘the world’(= dunia).
2. Bumi.
Yoh 13:1 - “Sementara
itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba
untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi
murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada
kesudahannya”.
3.
Keduniawian.
a. Yak 4:4
- “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa
hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”.
b. 1Yoh
2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”.
4. Semua
umat manusia di dunia ini.
Ro 3:19 - “Tetapi kita
tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan
seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah”.
5. Semua
orang yang tidak percaya.
a. Yoh
15:18 - “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku dari pada kamu”.
b. 1Kor
11:32 - “Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya
kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia”.
6. Semua
orang non Yahudi.
Ro 11:12 - “Sebab jika
pelanggaran mereka (bangsa Yahudi)berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan
mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi
kesempurnaanmereka”.
Perhatikan bahwa pada
bagian yang saya garis bawahi ada 2 kalimat paralel yang artinya sama. Dengan
demikian ‘pelanggaran mereka’diidentikkan dengan ‘kekurangan mereka’, dan
‘dunia’ diidentikkan dengan ‘bangsa-bangsa lain’.
7.
Orang-orang Yahudi yang tidak percaya.
Yoh 16:20 - “Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia
akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi
sukacita”.
Adam Clarke memberikan
komentar tentang ayat ini dengan kata-kata sebagai berikut: “It is very evident
that our Lord uses the word ‘world’, in several parts of this discourse of his,
to signify the unbelieving and rebellious Jews” (= Adalah jelas bahwa Tuhan
kita menggunakan kata ‘dunia’, dalam beberapa bagian dari percakapanNya ini,
untuk menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan bersifat
memberontak) - hal 634
8. Semua
orang yang percaya / pilihan.
a. Yoh 3:17 - “Sebab
Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.
b. Yoh
6:33 - “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang
memberi hidup kepada dunia”.
c. Yoh 6:51 -
“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti
ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu,
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.
d. 2Kor 5:19 -
“Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.
Dalam ayat-ayat ini,
kalau ‘dunia’ diartikan ‘semua orang di dunia’, maka akan menjadi Universalisme
(ajaran yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua manusia akan masuk surga),
yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Karena itu, kata ‘dunia’ dalam
ayat-ayat ini harus diartikan ‘orang percaya / pilihan’.
Ayat lain dimana kata
‘dunia’ harus diartikan ‘orang pilihan’ adalah ayat-ayat yang mengatakan bahwa
Yesus adalah ‘Juruselamat dunia’, seperti:
• Yoh 4:42
- “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.
• 1 Yoh
4:14 - “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya
menjadi Juruselamat dunia”.
Tentang Yoh 4:42, John
Owen memberi komentar: “A Saviour of men not saved is strange” (= Seorang
Juruselamat darimanusia yang tidak selamat merupakan sesuatu yang aneh) -‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 327.
Owen sendiri
mengatakan bahwa Kristus disebut ‘Juruselamat dunia’ karena tidak ada
Juruselamat lain di dunia ini (bdk. Kis 4:12), dan karena Kristus adalah
Juruselamat orang-orang pilihan di seluruh dunia (Owen, vol 10, hal 342).
Tentang Yoh 4:42 ini
Calvin memberikan penafsiran yang berbeda.
Calvin (tentang Yoh
4:42): “Again, when they affirm that Jesus is ‘the Christ’ and ‘the Savior of
the world,’ they undoubtedly have learned this from hearing him. ... Christ
testified that the salvation, which he had brought, was common to the whole
world, that they might understand more fully that it belonged to them also; for
he did not call them on the ground of their being lawful heirs, as the Jews
were, but taught that he had come to admit strangers into the family of God,
and to bring peace to those who were far off, (Ephesians 2:17.)” [= Lagi, pada
waktu mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ‘Kristus’ dan ‘Juruselamat dunia’,
tak diragukan mereka mempelajari hal ini karena mendengarnya dari Dia. ...
Kristus menyaksikan bahwa keselamatan, yang telah Ia bawa, adalah umum bagi
seluruh dunia, supaya mereka bisa mengerti dengan lebih penuh / lengkap bahwa
keselamatan itu kepunyaan mereka (orang-orang Samaria) juga; karena Ia tidak
memanggil mereka berdasarkan keberadaan mereka sebagai ahli-ahli waris yang
sah, sepertiorang-orang Yahudi, tetapi mengajar bahwa Ia telah datang untuk
menerima orang-orang asing ke dalam keluarga Allah, dan untuk membawa damai
kepada mereka yang jauh (Ef 2:17).].
Ef 2:17 - “Ia datang
dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera
kepada mereka yang ‘dekat’”.
Untuk Yoh 3:16 saya
mengambil arti ke 8. Jadi ‘dunia’ di situ berarti ‘semua orang-orang pilihan di
seluruh dunia’.
Teguh Hindarto:
Lagi-lagi demi dogma
Predestinasi Calvinis khususnya pemilihan terbatas, Anda harus melakukan
akrobatik tafsir dengan mengartikan frasa “dunia” dalam Yohanes 13:6 sebagai
“semua orang-orang pilihan di seluruh dunia” padahal landasan yang Anda berikan
pada makna Dunia di nomor 8 bahwa “dunia” bisa bermakna “orang pilihan” adalah
tidak berdasar karena sejumlah ayat yang Anda kutip (Yoh 3:17, Yoh 6:33, Yoh
6:51, 2 Kor 5:19, Yoh 4:42, 1 Yoh 4:14) tidak mengindikasikan bahwa kata
“dunia” bermakna “orang-orang pilihan”. Kata “dunia” dalam ayat-ayat di atas
benar-benar menunjuk pada bumi dimana manusia tinggal sebagai obyek cinta kasih
Tuhan dan rencana penyelamatannya.
Tanggapan
Budi Asali:
Yang anda
katakan akrobatik itu saya berikan dukungan ayat-ayat Alkitab, yang jelas
menunjukkan bahwa kata ‘dunia’ memang bisa diartikan bermacam-macam.
Kalau ‘dunia’
dalam ayat-ayat itu berarti ‘bumi’ maka dalam 2Kor 5:19, Allah mendamaikan
bumi, bukan manusianya, dengan diriNya! Betul-betul konyol!
Teguh Hindarto:
Anda harus berdalih
dan mengambinghitamkan doktrin Universalisme (pemahaman yang mengatakan bahwa
semua orang akan mengalami keselamatan) untuk merelativisir makna “dunia” dalam
Yohanes 3:16 sebagai dunia yang terbatas pada dunia orang pilihan. Ini sebuah
eisegese daripada eksegese.
Tanggapan
Budi Asali:
Saya beri
banyak ayat sebagai pendukung, dan anda bilang itu EISEGESIS? Hehehe, lucu
sekali! Orang yang sengaja sesat, oleh Tuhan memang malah disesatkan. Anda
dengan ajaran konyol tentang YHWH-isme, seperti Perjanjian Baru bahas aslinya
bahasa Ibrani, dsb, jelas menunjukkan sikap tegar tengkuk anda yang
mempertahankan kesalahan / kesesatan. Karena itu Allah sesatkan anda!
2Th 2:9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan
Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan
mujizat-mujizat palsu,
2Th 2:10 dengan rupa-rupa
tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak
menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
2Th 2:11 Dan itulah sebabnya Allah
mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan
dusta,
2Th 2:12 supaya dihukum semua
orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
Teguh Hindarto:
Jika Tuhan tidak menetapkan
kebinasaan orang berdosa, lalu mengapa dalam Roma 9:22-24 dikatakan mengenai
“penetapan orang yang akan binasa dan yang akan mendapatkan hidup kekal?” (Kis
13:48).
Penetapan mengenai siapa yang akan mengalami kebinasaan dan kehidupan kekal, bukan rencana awal YHWH, melainkan rencana yang ditetapkan dalam kemahatahuanNya, bahwa manusia akan jatuh dalam dosa.
Penetapan mengenai siapa yang akan mengalami kebinasaan dan kehidupan kekal, bukan rencana awal YHWH, melainkan rencana yang ditetapkan dalam kemahatahuanNya, bahwa manusia akan jatuh dalam dosa.
Budi Azali:
Ini omong kosong. Allah tak akan
berubah-ubah dalam rencanaNya.
Maz 33:10-11 - “(10)
TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku
bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya
turun-temurun”.
Yer 4:28 - “Karena hal
ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah
mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak
akan mundur dari pada itu”.
Ayub 42:1-2 - “(1)
Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal’”.
Yes 14:24,26-27 -
“(14) TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang
Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah
akan terlaksana: ... (26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh
bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN
semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya
telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yes 46:10-11 - “(10)
yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa
yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala
kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan
orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh.Aku telah
mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya,
maka Aku hendak melaksanakannya”.
Teguh Hindarto:
Anda hanya mengisi
kepala Anda dengan satu pemahaman yaitu keselamatan tidak bisa hilang sehingga
Anda harus menafsirkan pernyataan saya yang sangat jelas dan gamblang,
“Penetapan mengenai siapa yang akan mengalami kebinasaan dan kehidupan kekal,
bukan rencana awal YHWH, melainkan rencana yang ditetapkan dalam
kemahatahuanNya, bahwa manusia akan jatuh dalam dosa” sebagai bentuk kegagalan
rencana Tuhan yang kemudian Anda konfrontir dengan ayat-ayat yang menuliskan
konsistensi mengenai rencana Tuhan yang tidak pernah gagal.
Tanggapan
Budi Asali:
Pernyataan
anda memang gamblang, tetapi dasar Alkitabnya yang tidak gamblang! Anda ngawur
saja tafsirkan ayat! Saya sudah patahkan ayat-ayat anda, dan tetap keraskan
hati anda? Makanya jangan hanya belajar bahasa Ibrani saja. Anda boleh sehebat
apapun dalam bahasa Ibrani, kalau tak mengerti cara menafsirkan ayat, anda
pasti sesat!
Tak ada orang
Kristen waras yang dalam menafsirkan ayat mengabaikan ayat-ayat lain yang
bertentangan dengan penafsirannya! Contoh tentang orang-orang tidak waras itu
adalah Saksi-Saksi Yehuwa, yang menafsirkan Yoh 1:1c sebagai ‘Firman itu adalah
suatu allah’, dan lalu mengatakan Yesus sebagai allah kecil. Ini bertentangan
dengan sangat banyak ayat yang menunjukkan Yesus setara dengan Allah, dan
bahkan adalah YHWH itu sendiri (Yoh 5:18
Yer 23:5-6)! Anda sama tidak warasnya dengan mereka!
Saya memang
mengisi kepala saya dengan pemahaman itu, tetapi mengapa? Karena ayat-ayat
Alkitab secara jelas memang mengajarkannya. Mau tahu ayat-ayatnya? Ini
ayat-ayatnya, coba tasfirkan semua supaya cocok dengan pandangan anda yang
tidak Alkitabiah itu!
1Sam 12:22 - “Sebab TUHAN
tidak akan membuang umatNya, sebab namaNya yang besar. Bukankah TUHAN telah
berkenan untuk membuat kamu menjadi umatNya?”.
2Sam 7:12-16 - “(12)
Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama
dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian,
anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. (13) Dialah yang akan
mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk
selama-lamanya. (14) Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anakKu. Apabila ia melakukan
kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan
dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. (15) Tetapi kasih setiaKu tidak
akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah
Kujauhkan dari hadapanmu. (16) Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapanKu,
takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.’”. Bdk. Maz 89:31-36 di
bawah.
2Sam 23:5 - “Bukankah
seperti itu keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu
perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala
keselamatanku dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya?”.
Maz 23:6 - “Kebajikan dan kemurahan belaka
akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang
masa”.
Maz 89:31-38 - “(31) Jika anak-anaknya
meninggalkan TauratKu dan mereka tidak hidup menurut hukumKu, (32) jika
ketetapanKu mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintahKu, (33)
maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka
dengan pukulan-pukulan. (34) Tetapi kasih setiaKu tidak akan Kujauhkan dari
padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaanKu. (35) Aku tidak
akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan
Kuubah. (36) Sekali Aku bersumpah demi kekudusanKu, tentulah Aku tidak akan
berbohong kepada Daud: (37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan
takhtanya seperti matahari di depan mataKu, (38) seperti bulan yang ada
selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan.’ Sela”.
Yes 1:9 - “Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan
pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan
sama seperti Gomora”.
Yes 43:1-5 - “(1) Tetapi sekarang,
beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk
engkau, hai Israel: ‘Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah
memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaanKu. (2) Apabila engkau
menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai,
engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau
tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (3) Sebab
Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus
engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu. (4) Oleh
karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka
Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti
nyawamu. (5) Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan
mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun engkau dari
barat”.
Yes 54:7-10 - “(7) Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau,
tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. (8) Dalam
murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajahKu terhadap engkau sesaat
lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau,
firman TUHAN, Penebusmu. (9) Keadaan ini
bagiKu seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air
bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku
tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. (10)
Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setiaKu tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damaiKu tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau”.
Yes 57:16-19 - “(16) Sebab
bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku
hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku,
padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan. (17) Aku murka karena kesalahan
kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajahKu dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya. (18) Aku telah melihat
segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan penghiburan; juga pada bibir
orang-orangnya yang berkabung (19) Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai,
damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat - firman TUHAN
-
Aku
akan menyembuhkan dia!”.
Yes 59:21 - “Adapun Aku,
inilah perjanjianKu dengan mereka, firman TUHAN: RohKu yang menghinggapi engkau dan firmanKu yang Kutaruh
dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut
keturunan mereka, dari
sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN”.
Yer 31:3 - “Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan
kasih yang kekal,
sebab itu Aku melanjutkan
kasih setiaKu kepadamu”.
Yer 32:38-40 - “(38) Maka
mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allah mereka. (39) Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah
langkah, sehingga mereka takut kepadaKu sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang
kemudian.
(40) Aku akan
mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku
tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepadaKu ke dalam hati
mereka, supaya mereka jangan menjauh
dari padaKu”.
Yer 23:1-6 - “(1) ‘Celakalah para gembala
yang membiarkan kambing domba gembalaanKu hilang dan terserak!’ - demikianlah firman
TUHAN. (2) Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel, terhadap para
gembala yang menggembalakan bangsaku: ‘Kamu telah membiarkan kambing dombaKu
terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku
akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman
TUHAN. (3) Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing dombaKu dari
segala negeri ke mana Aku menceraiberaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka
kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak.
(4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan
mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak
hilang seekorpun, demikianlah firman
TUHAN. (5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa
Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang
bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam
zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan
inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN - keadilan kita”.
Yeh 34:1-16 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2)
‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah
dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman
Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri!
Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3)
Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu
sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah
tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang
tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan
kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (5)
Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan
bagi segala binatang di hutan. Domba-dombaKu
berserak (6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya,
di seluruh tanah itu domba-dombaKu berserak, tanpa seorangpun yang
memperhatikan atau yang mencarinya. (7) Oleh
sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: (8) Demi Aku yang
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-dombaKu
menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang
menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembalaKu tidak memperhatikan
domba-dombaKu, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi
domba-dombaKu tidak digembalakannya - (9) oleh karena itu, hai gembala-gembala,
dengarlah firman TUHAN: (10) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan
menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-dombaKu
dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-dombaKu.
Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku
akan melepaskan domba-dombaKu dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi
menjadi makanannya. (11) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan
sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan
domba-dombaKu dan akan mencarinya. (12) Seperti
seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan
dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-dombaKu dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana
mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. (13) Aku akan membawa
mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari
negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di
atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman
orang di tanah itu. (14) Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka
dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat
penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan
berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung
Israel. (15) Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu dan Aku akan
membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. (16) Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan
Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta
yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka
sebagaimana seharusnya”.
Luk 15:1-7 - “(1) Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa
biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. (2) Maka
bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: ‘Ia
menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.’ (3) Lalu Ia
mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: (4) ‘Siapakah di antara kamu yang
mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya,
tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi
mencari yang sesat itu sampai ia
menemukannya? (5) Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya
di atas bahunya dengan gembira, (6) dan setibanya di rumah ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka:
Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah
kutemukan. (7) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga
karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena
sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.’”.
Yeh 36:25-27 - “(25) Aku
akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala
kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. (26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di
dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu
dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya”.
Dan 11:32 - “Dan
orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin;
tetapi umat yang mengenal
Allahnya akan tetap kuat dan akan
bertindak”.
Hos 2:18-19 - “(18) Aku
akan menjadikan engkau isteriKu untuk selama-lamanya dan
Aku akan menjadikan engkau isteriKu dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih
setia dan kasih sayang. (19) Aku akan menjadikan engkau isteriKu dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN”.
Mat 12:20 - “Buluh yang patah terkulai tidak
akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya,
sampai Ia menjadikan hukum itu menang”.
Bdk. Yes 42:3 - “Buluh yang patah terkulai
tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum”.
Mat 16:18 - “Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”.
Mat 24:22-24 - “(22)
Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak
akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu
akan dipersingkat. (23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat,
Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24) Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin,
mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
Doa
Yesus untuk orang-orang percaya.
Luk 22:31-32 - “(31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk
menampi kamu seperti gandum, (32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau,
supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf,
kuatkanlah saudara-saudaramu.’”.
Yoh 17:20,24 - “(20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku
berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka;
... (24) Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada
bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka
memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah
mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan”.
Yoh 11:42 - “Aku tahu, bahwa Engkau selalu
mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini
mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.’”.
Yoh 4:13-14 - “(13) Jawab Yesus
kepadanya: ‘Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (14) tetapi
barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal.’”.
Yoh 6:54 - “Barangsiapa
makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman”.
Yoh 6:39-40 - “(39) Dan
Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman. (40) Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya
setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya
kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.
Yoh 10:27-29 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu,
lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka
dari tangan Bapa”.
Yoh 11:25-26 - “(25)
Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia
akan hidup walaupun ia sudah mati, (26) dan setiap orang yang hidup dan yang
percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal
ini?’”.
Yoh 14:16 - “Aku akan
minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya”.
Yoh 13:1 - “Sementara itu
sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba
untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi
murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada
kesudahannya”.
Ro 5:8-10 - “(8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada
kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
(9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti
akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.
Ro 8:28 - “Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah”.
Bagaimana ayat ini bisa benar kalau Tuhan ternyata membiarkan
anak-anakNya yang sudah selamat sesat dan binasa? Apakah itu namanya bekerja
untuk kebaikan mereka?
Roma 8:29-30 - “(29) Sebab
semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang
sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya dari
semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka
itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga
dimuliakanNya”.
Roma 8:35-39 - “(35)
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang? (36) Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada dalam
bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba
sembelihan.’ (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang
yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa
baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah,
baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik
yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan
dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita”.
Roma 11:29 - “Sebab Allah tidak
menyesali kasih karunia dan panggilanNya”.
Roma 14:4 - “Siapakah kamu,
sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia
jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri,
karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri”.
1Kor 1:8-9 - “(8) Ia juga
akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat
pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. (9) Allah, yang memanggil kamu kepada
persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia”.
1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.
1Kor 11:32 - “Tetapi kalau kita menerima hukuman
dari Tuhan, kita dididik, supaya kita
tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia”.
Bagian
yang saya garis-bawahi terjemahannya salah.
KJV:
‘we are chastened’ (= kita dihajar).
2Kor 4:8-9,14 - “(8) Dalam segala hal kami
ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (9)
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun
tidak binasa. ... (14) Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan
Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia
akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diriNya”.
2Kor 1:21-22 - “(21) Sebab
Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus,
adalah Allah yang telah mengurapi, (22) memeteraikan tanda milikNya atas kita
dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari
semua yang telah disediakan untuk kita”.
2Kor 5:5 - “Tetapi
Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan
Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan
bagi kita”.
Ef 1:13-14 - “(13) Di dalam Dia
kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan
dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan
bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang
menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”.
Fil 1:6 - “Akan hal ini aku
yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu,
akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus”.
1Tes 5:24 - “Ia yang memanggil
kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”.
2Tes 3:3 - “Tetapi Tuhan
adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang
jahat”.
2Tim 1:12 - “Itulah sebabnya aku menderita
semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya
dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah
dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan”.
2Tim 2:12-13 - “(12)
jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita
menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; (13) jika kita tidak setia, Dia
tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya.’”.
2Tim 4:18 - “Dan Tuhan akan
melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam KerajaanNya di sorga. BagiNyalah kemuliaan
selama-lamanya! Amin”.
Ibr 6:19-20 - “(19) Pengharapan
itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan
sampai ke belakang tabir, (20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis (Inggris:
‘forerunner’) bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek,
menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya”.
Ibr 7:25 - “Karena itu Ia
sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua
orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa
untuk menjadi Pengantara mereka”.
Ibr 10:38-39 - “(38) Tetapi
orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka
Aku tidak berkenan kepadanya.’ (39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang
mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh
hidup”.
Ibr 12:2 - “Marilah kita
melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah”.
Ibr 12:9-10 - “(9) Selanjutnya:
dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati;
kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya
kita boleh hidup? (10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk
kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya”.
Ibr 13:5b - “Karena Allah
telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.
1Pet 1:5 - “Yaitu kamu,
yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu
menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir”.
1Pet 5:10 - “Dan Allah,
sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada
kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan
mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya”.
2Pet 2:7-9 - “(7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar,
yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal
hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar
ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar
perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu
tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh
dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari
penghakiman”.
1Yoh 2:18-19 - “(18)
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu
dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak
antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang
terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi
hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita”.
Ayat di atas ini menunjukkan bahwa yang bisa murtad dan binasa
hanyalah orang kristen KTP!
1Yoh 3:9 - “Setiap orang
yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di
dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa (present tense), karena ia lahir dari Allah”.
1Yoh 4:13 - “Demikianlah
kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam
kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya”.
1Yoh 5:18 - “Kita tahu,
bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia
yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya”.
2Yoh 9 - “Setiap orang yang
tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ,
tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa
maupun Anak”.
Ayat ini lagi-lagi menunjukkan bahwa orang Kristen yang murtad
adalah orang kristen KTP!
Yudas 24 - “Bagi Dia,
yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu
dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya”.
Teguh Hindarto:
Padahal pernyataan
saya di atas tidak berbicara perihal rencana Tuhan yang gagal namun penjelasan
perihal mengapa ada pernyataan “penetapan orang yang akan binasa dan yang
akan mendapatkan hidup kekal?” (Rom 9:22-24dan Kis 13:48). Dan jawaban saya
adalah, “Penetapan mengenai siapa yang akan mengalami kebinasaan dan kehidupan
kekal, bukan rencana awal YHWH, melainkan rencana yang ditetapkan dalam kemahatahuanNya,
bahwa manusia akan jatuh dalam dosa”.
Tanggapan Budi Asali:
Hmm, coba berkelit? Lalu apa dasarnya
kata-kata anda? Jadi, Allah dalam kekekalan untuk beberapa waktu nganggur tanpa
melakukan apa-apa, dan tak punya rencana? Kalau anda katakan rencana Allah
dibuat berdasarkan kemahatahuanNya, maka saya jawab: Kalau Ia maha tahu, maka
Ia tahu apapun yang akan terjadi, dan pengetahuan itu tidak mungkin salah,
sehingga semua hal-hal itu sudah pasti terjadi. Dengan kata lain, semua hal-hal
yang Ia tahu itu sudah tertentu. Kalau sudah tertentu, untuk apa ditentukan
lagi? Jelas tafsiran anda tak ada logikanya sama sekali, juga tak ada ayat
dasarnya! Tidak logis dan sekaligus tidak Alkitabiah!
Teguh Hindarto:
Karena tidak ada bukti
bahwa Tuhan menetapkan, menakdirkan kebinasaan seseorang dan tidak memperoleh
anugrah keselamatan, maka gugurlah pernyataan bahwa “Tuhan tidak mungkin gagal
dalam rencana-Nya (termasuk menakdirkan orang untuk binasa)” terkait dengan
penjelasan saya di atas.
Tanggapan Budi Asali:
Tak ada bukti? Hehehe, lucu sekali. Mau tahu
dasar Alkitab tentang reprobation (penentuan binasa)? Ini dasar dari doktrin reprobation.
1. Ini
merupakan konsekwensi logis dari doktrin pemilihan (election).
Ada orang-orang yang percaya pada ‘single predestination’, dimana mereka hanya percaya bahwa Allah
menentukan / memilih sebagian manusia untuk diselamatkan, tetapi Allah tidak
menetapkan sisanya untuk dibinasakan. Tetapi ini adalah pandangan yang tidak
konsekwen dari orang yang kurang bisa menggunakan logi-kanya, karena doktrin reprobation memang merupakan konsekwensi
logis dari doktrin election. Kalau
hanya sebagian manusia yang dipilih / ditetapkan untuk selamat, sedangkan
setelah mati hanya ada surga dan neraka, maka tidak bisa tidak, orang yang
tidak dipilih untuk selamat sama dengan ditetapkan untuk binasa. Karena itu
kita harus percaya bukan pada ‘single
predestination’ tetapi pada ‘double
predestination’, dimana selain kita percaya bahwa Allah memilih sebagian
manusia untuk diselamatkan, kita juga percaya bahwa Allah menetapkan sisanya
untuk dihukum.
Louis Berkhof: “The decree of election
inevitably implies the decree of reprobation. ... If He has chosen or elected
some, then He has by that very fact also rejected others” (= Ketetapan tentang pemilihan secara tak terhindarkan menunjuk
pada ketetapan tentang reprobation.
... Jika Ia telah memilih sebagian, maka oleh fakta itu Ia juga telah menolak
yang lain) - ‘Systematic Theology’, hal 117-118.
Loraine Boettner: “The very terms ‘elect’
and ‘election’ imply the terms ‘non-elect’ and ‘reprobation’” (= Istilah-istilah ‘orang pilihan’ dan ‘pemilihan’ secara tidak
langsung menunjuk pada ‘orang yang bukan pilihan’ dan ‘penentuan binasa’) - ‘The Reformed
Doctrine of Predestination’, hal 104.
2. Adanya banyak
orang yang mati tanpa mendapatkan kesempatan untuk bertobat.
Dalam Perjanjian Lama, hampir semua orang non Yahudi tidak
selamat dan dalam Perjanjian Baru juga banyak orang mati sebelum mendengar
Injil. Jelas bahwa mereka ini tidak mendapat kesempatan bertobat, dan karena itu
termasuk reprobate / orang yang
ditentukan untuk binasa.
3. Ayat-ayat
Kitab Suci yang mendasari doktrin reprobation.
· Amsal 16:4 - “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan
orang fasik dibuatNya untuk hari malapetaka”.
- Mat 11:20-24 - “(20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya: (21) ‘Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. (22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. (24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu’”.
Yesus berkata bahwa
kalau di Tirus, Sidon, dan Sodom ada mujijat-mujijat terjadi, seperti yang
terjadi di Khorazim, Betsaida dan Kapernaum, maka Tirus, Sidon, dan Sodom pasti
sudah bertobat. Tetapi mengapa Tuhan dalam kenyataannya tidak memberi
mujijat-mujijat itu kepada mereka? Jelas karena mereka termasuk reprobate!
John Calvin: “Among the people of Nineveh [cf. Matthew 12:41] and of Sodom, as
Christ testifies, the preaching of the gospel and miracles would have
accomplished more than in Judea [Matthew 11:23]. If God wills that all be
saved, how does it come to pass that he does not open the door of repentance to
the miserable men who would be better prepared to receive grace?” (=) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III,
Chapter 24, no 15.
Catatan: ini tidak saya terjemahkan; anda mengerti
bahasa Inggris bukan? Masakan hanya ngerti bahasa Ibrani saja? Tetapi kalau
anda tak mengerti, tak masalah, karena inti dari kata-kata Calvin itu sudah
saya berikan di atas.
·
Mat 11:25 - “Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil”.
·
Yes 6:9-10 - “(9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa
ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah
sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras
dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan
matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik dan menjadi sembuh’”. Bdk. Mat 13:10-15
Mark 4:12 Luk 8:10 Yoh 12:37-40
Kis 28:26-27 Ro 11:7-8.
Mat 13:10-15 - “(10)
Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau
berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu
diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka
tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam
perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan
sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada
mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan
mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak
menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.
Ro 11:7-8 - “(7) Jadi bagaimana? Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya,
tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. (8) Dan orang-orang
yang lain telah tegar hatinya, seperti ada tertulis: ‘Allah membuat mereka
tidur nyenyak, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak
mendengar, sampai kepada hari sekarang ini’”.
Komentar Calvin tentang ayat-ayat ini:
“Observe that he directs his voice to them but in order that they
may become even more deaf; he kindles a light but that they may be made even
more blind; he sets forth doctrine but that they may grow even more stupid; he
employs a remedy but so that they may not be healed” (= Perhatikan bahwa Ia
menujukan suaraNya kepada mereka tetapi supaya mereka menjadi makin tuli; Ia
menyalakan cahaya tetapi supaya mereka menjadi makin buta; Ia menyatakan
doktrin / ajaran tetapi supaya mereka menjadi makin bodoh; Ia menggunakan obat
tetapi supaya mereka tidak disembuhkan) - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXIV, no 13.
·
Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu,
yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan
tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah
ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.
Dalam ayat ini sebetulnya terjemahan Kitab Suci
Indonesia terlalu keras. Bandingkan dengan NASB yang memberikan terjemahan
hurufiah: “and not one of them perished but the son of perdition” (= dan tidak seorangpun dari
mereka yang binasa selain anak kehancuran / neraka).
Dalam ‘Webster’s
New World Dictionary’ dikatakan bahwa istilah ‘perdition’ bisa diterjemahkan bermacam-macam:
*
‘complete and irreparable loss; ruin’ (= kehilangan yang lengkap dan tidak bisa
dibetulkan; kehancuran).
*
‘the loss of a soul or of hope for salvation;
damnation’ (= kehilangan jiwa atau
pengharapan untuk selamat; penghukuman / pengutukan).
*
‘the place or condition of damnation; hell’ (= tempat atau kondisi penghukuman; neraka).
·
Ro 9:13,17,18,21-22 - “(13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci
Esau.’ ... (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya
Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam
engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh
belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa
yang dikehendakiNya. ... (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas
tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai
guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang
biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya,
Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang
telah disiapkan untuk kebinasaan”.
B. B. Warfield: “Certainly St. Paul as
explicitly affirms the sovereignty of reprobation as of election, ... if he
represents God as sovereignly loving Jacob, he represents Him equally as sovereignly
hating Esau; if he declares that He has mercy on whom He will, he equally
declares that He hardens whom He will” (= Santo Paulus memang menegaskan kedaulatan dari reprobation secara sama explicitnya
dengan kedaulatan dari election, ...
jika ia menggambarkan Allah secara berdaulat mengasihi Yakub, ia secara sama
menggambarkanNya secara berdaulat membenci Esau; jika ia menyatakan bahwa Ia
mempunyai belas kasihan bagi siapa yang Ia kehendaki, ia secara sama menyatakan
bahwa Ia mengeraskan siapa yang Ia kehendaki) - ‘Biblical
and Theological Studies’, hal 317.
·
1Pet 2:8 - “Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman
Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”.
Kitab Suci terjemahan Indonesia ini salah
terjemahan. Perhatikan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini:
*
NASB: “for they stumble because they
are disobedient to the word, and to this doom they were also appointed” (= karena mereka tersandung
karena mereka tidak taat kepada firman, dan pada tujuan / nasib ini mereka
juga telah ditetapkan).
*
NIV: “They stumble because they
disobey the message - which is also what they were destined for” (= Mereka tersandung karena
mereka tidak mentaati pesan / firman - yang juga merupakan apa yang telah
ditentukan untuk mereka).
*
KJV: “even to them which stumble at
the word, being disobedient: whereunto also they were appointed” (= bahkan bagi mereka yang
tersandung pada firman, karena tidak taat: untuk mana mereka juga telah
ditetapkan).
*
RSV: “for they stumble because they
disobey the word, as they were destined to do” (= karena mereka tersandung
karena mereka tidak mentaati firman, sebagaimana mereka telah ditentukan
untuk melakukannya).
·
Yudas 4 - “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di
tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk
dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih
karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal
satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.
Calvin menganggap ini menunjuk pada penetapan yang kekal dari
Allah, dengan kata lain dalam Rencana Allah orang-orang itu telah ditentukan
untuk dihukum.
Tetapi dalam ayat ini kata ‘ditentukan’ sebetulnya juga merupakan kata yang terlalu keras, karena dalam
bahasa Yunaninya digunakan kata PROGEGRAMMENOI yang artinya adalah: ‘having been previously written’ (=
telah dituliskan lebih dulu).
Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan bagian ini secara
hurufiah: “For
certain men whose condemnation was written about long ago ...” (= Karena orang-orang tertentu yang penghukumannya sudah
dituliskan sejak dahulu).
Adanya kata ‘dituliskan’ ini menyebabkan adanya orang-orang
yang menganggap bahwa ini tidak menunjuk pada ketetapan yang kekal dari Allah,
tetapi pada Perjanjian Lama maupun nubuat dari Yesus dan rasul-rasul (Misalnya
Mat 18:7).
Tetapi seorang penafsir Calvinist / Reformed bernama Thomas
Manton, dalam buku tafsirannya tentang surat Yudas, memberikan komentar sebagai
berikut:
“The meaning of the metaphor is to show that these decrees are as
certain and determinate as if he had a book wherein to write them” (= Arti dari kiasan ini adalah untuk menunjukkan bahwa
ketetapan-ketetapan ini adalah sama pasti dan tertentunya seperti kalau ia
mempunyai sebuah buku dimana ia menuliskannya).
Jadi Thomas Manton tidak menganggap ini menunjuk pada tulisan
Kitab Suci / Firman Tuhan, tetapi sebagai suatu kiasan yang menunjukkan suatu
kepastian.
Mengapa dasar Kitab Suci dari reprobation hanya sedikit, atau setidaknya lebih sedikit
dibandingkan dengan dasar dari election?
Louis Berkhof menjawab sebagai berikut: “Since the Bible is primarily a revelation of redemption, it
naturally does not have as much to say about reprobation as about election. But
what it says is quite sufficient” (=
Karena Alkitab terutama merupakan wahyu tentang penebusan, secara alamiah
Alkitab tidak berbicara tentang reprobation
sebanyak tentang election. Tetapi apa
yang Alkitab katakan sudah cukup) - ‘Systematic Theology’, hal 118.
Teguh Hindarto:
Dalam kemahatahuanNya, YHWH melihat
siapa yang akan merespon kasih karunia dan siapa yang akan menolak kasih
karunia. Karena YHWH itu adil, maka penolakan terhadap kasih karunia, dan
tawaran keselamatan, adalah penghukuman kekal. Hukuman ini telah ditetapkan
dalam rancangan kekal YHWH didasarkan kemahatahuanNya.
Budi Asali:
Kalau Dia sudah tahu,
maka apa yang Dia tahu itu pasti akan terjadi. Lalu untuk apa ditentukan lagi?
Anda mengajar tanpa dasar Alkitab!
Teguh Hindarto:
Tentu saja diperlukan
penentuan, penetapan, perencanaan mengenai siapa yang akan menerima hukuman dan
siapa yang akan menerima kehidupan. Namun penetapan itu didasarkan
kemahatahuan-Nya. Semua respon manusia terhadap Anugrah Tuhan harus
dipertanggungjawabkan sebagaimana dikatakan dalam 2 Korintus 5:10, “Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh
apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat”.
Tanggapan Budi Asali:
Anda tak punya logika. Yang sudah tertentu
ditentukan lagi? Untuk apa? Jawab pertanyaan ini! Kok tah2u lari ke 2Kor 5:10?
Ikut lomba lari maraton saja kalau dalam debat selalu lari-lari!
Teguh Hindarto:
Anda memang membaca
dan mengajar Alkitab tapi dengan kacamata dogmatisme buta Predestinasi
Calvinisme!
Tanggapan Budi Asali:
Saya bisa mengatakan hal-hal yang sama. Anda
membaca dan mengajar Alkitab, tetapi dengan kaca mata antipati terhadap
Calvinisme! Jangan banyak mulut, kalau anda katakan tafsiran saya salah,
buktikan dimana salahnya dan berikan tafsiran anda yang benar! Sampai saat ini
anda cuma bisa menyalahkan tetapi tak bisa berikan bukti. Seadanya orang idiot
bisa melakukan itu!
Terus terang saja, anda debat dengan saya
tentang Calvinisme, saya hadapi dengan santai. Dulu kita debat terbuka tentang
YHWH-isme, yang merupakan spesialisasi anda saja, anda saya bantai habis,
apalagi debat tentang Calvinisme yang merupakan spesialisasi saya! Hehehe,
dasar tak tahu diri! Jangan pikir kemampuan bahasa Ibrani anda bisa menolong
anda. Panggil seadanya orang Yahudi, yang bahasa aslinya masih bahasa Ibrani,
untuk membantu anda dalam debat ini, kalau bisa kalahkan saya!
Teguh Hindarto:
Perihal orang-orang yang telah
ditetapkan mengalami kebinasaan adalah rahasia Tuhan. Ayat tersebut bukan
bermakna kita dapat menghakimi siapapun yang telah menolak pemberitaan Injil
dan yang tidak menerima kepercayaan bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruslamat.
Bisa saja orang yang tadinya menolak ajaran Mesias dan telah kita hakimi
sebagai “dipredestinasikan” mengalami kebinasaan, siapa yang tahu dipertengahan
perjalanan hidup atau akhir hidupnya dia menerima Yesus sebagai Mesias dan Anak
Tuhan?
Perihal nasib orang-orang di luar
Mesias, adalah hak prerogatif Tuhan sendiri. Tuhan memiliki sistem keadilan
yang tidak bisa kita dikte dan kita batasi dengan keterbatasan kotak doktrin
kita yang terbatas. Kesaksian Yohanes di Patmos demikian, “Dan aku melihat
orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan
orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada
tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang
ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang
ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya” (Why
20:12-13)
Budi Asali:
Omong kosong. Kalau
anda tak menganggap orang di luar Yesus binasa / masuk neraka, anda adalah
orang sesat! Lalu apa artinya Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh
5:11-12? Tuhan tidak akan melanggar firmanNya sendiri! Keselamatan hanya
ada di dalam Kristus!
Teguh Hindarto:
Anda sudah dirasuki
oleh dogmatisme sehingga yang keluar dari mulut Anda hanya pernyataan fanatisme
dan umpatan tidak berpendidikan sehingga sedikit-sedikit hanya bisa mengatakan
sesat terhadap mereka yang tidak sepaham dengan dogmatisme Anda dan bukan tidak
sepaham dengan Kitab Suci.
Tanggapan Budi Asali:
Hehehe, saya berikan dasar Alkitab, anda
tidak. Dan anda memang tak cocok dengan Alkitab. Lalu dengan dasar apa anda
katakan saya mengatakan ‘sesat’ terhadap orang yang tidak sefaham dengan saya
dan bukannya tidak sefaham dengan Alkitab?
Dan tentang ‘umpatan sesat’, jangan lupa Yesus
dan Paulus juga lakukan itu! Mat 22:29
Tit 3:11. Jadi mereka juga tak berpendidikan? Dasar tak tahu Alkitab! Saya
beritahu satu hal ini: dalam seluruh Alkitab tak pernah ada orang beriman /
saleh, yang ramah, lemah lembut terhadap orang sesat / nabi palsu! Itu anggapan
saya tentang anda, dan karena itu saya hanya meneladani orang-orang beriman dan
saleh dalam Alkitab, dan menggunakan kata-kata keras terhadap anda! Anda hanya
tahu bahasa Ibrani, tetapi sama sekali buta terhadap Alkitab! Mau tahu tentang
kata-kata kasar dari orang-orang saleh
dalam Alkitab?
Coba lihat bagaimana Elia
berbicara kepada nabi-nabi Baal, apakah ia berbicara dengan lemah lembut dan
kasih? Ia bahkan mengejek mereka (1Raja 18:27). Dan bagaimana Yohanes Pembaptis
berbicara kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, apakah dengan kasih
dan lemah lembut, atau dengan keras? (Mat 3:7-dst). Juga sikap Daud terhadap
orang-orang yang meninggalkan Taurat (Maz 119:21,51,53,69,78,85 Maz 139:21-22) dan sikap nabi Mikha pada saat
berbicara kepada nabi-nabi palsu dan Ahab (1Raja 22:8,13-28). Juga Stefanus
pada saat berkhotbah kepada orang-orang Yahudi / Mahkamah Agama (Kis 7:51-53).
Juga sikap Paulus pada waktu menghadapi permusuhan dari orang-orang Yahudi (Kis
13:51 Kis 18:6), dan dari Himeneus (1Tim
1:20). Bahkan Yesus sendiri yang memaki Herodes sebagai serigala (Luk 13:32),
dan juga memaki2 ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai ular beludak,
buta. tolol, kuburan, munafik dsb (Mat 23:13-36). Jemaat Efesus dipuji karena
tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat (Wah 2:2), dan sebaliknya jemaat
Korintus dicela oleh Paulus karena mereka sabar saja terhadap rasul-rasul palsu
(2Kor 11:4).
Anda masih perlu bersyukur saya tak maki anda
‘ular beludak’ seperti yang Yesus dan Yohanes Pembaptis lakukan (Mat 3:7 Mat 23:33), atau ‘anjing dan babi’ seperti
yang Paulus dan Petrus lakukan (Fil 3:2
2Pet 2:22)! Hehehe.
Teguh Hindarto:
Apa Anda tidak membaca
pernyataan saya, “Bisa saja orang yang tadinya menolak ajaran Mesias dan telah
kita hakimi sebagai “dipredestinasikan” mengalami kebinasaan, siapa yang tahu
dipertengahan perjalanan hidup atau akhir hidupnya dia menerima Yesus sebagai
Mesias dan Anak Tuhan?” memangnya Anda Tuhan yang berhak menentukan siapa yang
masuk Sorga dan Neraka tanpa adanya pengadilan terlebih dahulu? Memangnya Anda
akan masuk neraka dengan mulut kotor yang selalu mengumpat dan
membodoh-bodohkan orang serta menyesat-nyesatkan orang yang tidak sepaham
dengan dogmatisme Anda?
Tanggapan Budi Asali:
Bodoh sekali! Yang pertobatkan orang itu siapa?
Orang itu sendiri atau Tuhan? Jelas Tuhan (Fil 1:29 - iman - karunia; Kis 11:18
- pertobatan = karunia). Kalau anda tak setuju dengan ini anda sesat lagi! Kalau
Tuhan tidak pilih orang itu, sudah jelas Ia tidak akan pertobatkan orang itu! Orang
itu bisa jadi ‘Kristen KTP’, masuk gereja, dibaptis, bahkan jadi pendeta
seperti anbda, tetapi jadi orang kristen yang sejati tidak mungkin! Jadi,
mengatakan bahwa orang-orang non pilihan bisa bertobat adalah suatu kebodohan!
Mau ayat dasar? Sebetulnya sudah saya berikan
di bawah, tetapi karena anda pikun, saya kutip ulang di sini.
Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang
yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.”.
Mana ada orang
yang non pilihan bisa percaya? Ayo jawab!
Yoh 10:16,26
- “(16) Ada lagi padaKu domba-domba lain,
yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka
akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala. ... (26) tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk
domba-dombaKu.”.
Ay 16 tunjukkan bahwa orang pilihan (domba)
pasti akan mendengarkan suara Yesus (pasti percaya), sedangkan ay 26nya
menunjukkan orang yang non pilihan (tak termasuk domba) tidak mungkin percaya!
Mau ayat lagi?
Yoh 12:37-40 - “(37) Dan
meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya
kepadaNya, (38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Tuhan,
siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan
kekuasaan Tuhan dinyatakan?’ (39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah
berkata juga: (40) ‘Ia telah membutakan mata
dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan
menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka.’”.
TEOLOGI KONTEMPORER 2
BalasHapusROBOHNYA DOKTRIN TULIP
20,7x14 cm; 180 hlm; Rp. 38. 000, 00
Kekristenan tidak pernah mencapai kesatuan ajaran yang harmoni; ketidaksatuan itu mengerucut pada dua kutup ekstrim: Teologi Kemuliaan Allah ala Calvin vs Teologi Rahmat & Tanggung jawab Manusia (Arminius).
Buku ini mempertegas perbedaan itu! Dan tentu saja, minat Anda terhadap kebenaran dan kesejatian, di dalam memilah-milah kebenaran dan kecerdasan analisis teologi Anda akan DIUJI olehnya.
minat hub. 0813 1245 7870
Setahu saya manusia jatuh ke dalam dosa karena rayuan ular. Apakah ular dalam hal ini dipengaruhi oleh Allah sehingga merayu hawa supaya hawa memakan buah larangan? Supaya rencana Allah supaya manusia jatuh ke dalam dosa tergenapi? Supaya upaya lanjutan Allah tentang keselamatan tergenapi?
BalasHapusKita tahu konsekuensi logis dari dosa adalah maut. Kalau Allah menentukan dari semula dari minus sekian triliun tahun yang lalu, menentukan dan merencanakan manusia jatuh ke dalam dosa dan hanya memberi "obatnya" secara terbatas hanya karena "ego" dirinya untuk satu perkataan Rencana Allah tidak pernah gagal, Allah macam apa itu?
Kalau saya mampu jadi seorang pencipta robot dengan intelegensia tinggi, apakah saya akan menciptakan robot yang akan membuat hati saya terluka? atau saya membuat robot yang bisa menyenangkan hati saya? meskipun pada akhirnya saya mendapati sebagian robot-robot itu melukai hati saya. Kalau saya tukang pembuat kursi yang pandai saya mampu membuat kursi yang baik, yang indah dipandang dan enak diduduki, apakah saya akan membuat kursi yang jelek buat diri saya sendiri ataupun buat dijual? Bisa hancur reputasi saya karena membuat kursi yang jelek dan tidak enak diduduki.
Kalau saya orang waras apakah saya akan mengambil palu dan memukul kepala saya sendiri?
Tentu jauh dari itu. Jangan sampai terjadi.
Allah waras gak????? Dosa manusia menyakiti diri/hati Allah tidak??????
gitu aja kok repot menghadapi sejumlah orang yang logikanya lemah.
Kurang kerjaan kan buat suatu robot yang bisa menggandakan diri sendiri dan yang direncanakan menyakiti hati kita sebagai perancang dan pembuatnya. Untuk apa ya? apa nanti diajak buat perang dengan sang pencipta? weleh-weleh... logika aneh...
M
Orang2 ini semakin pintar justru semakin membuat bingung orang awam...
BalasHapusAllah SWT berfirman:
BalasHapusيٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْـنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَـقَّ ۗ اِنَّمَا الْمَسِيْحُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَكَلِمَتُهٗ ۚ اَ لْقٰٮهَاۤ اِلٰى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِّنْهُ ۖ فَاٰ مِنُوْا بِا للّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۗ وَلَا تَقُوْلُوْا ثَلٰثَةٌ ۗ اِنْتَهُوْا خَيْرًا لَّـكُمْ ۗ اِنَّمَا اللّٰهُ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ ۗ سُبْحٰنَهٗۤ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗ وَلَدٌ ۘ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ وَكَفٰى بِا للّٰهِ وَكِيْلًا
yaaa ahlal-kitaabi laa taghluu fii diinikum wa laa taquuluu 'alallohi illal-haqq, innamal-masiihu 'iisabnu maryama rosuulullohi wa kalimatuh, alqoohaaa ilaa maryama wa ruuhum min-hu fa aaminuu billaahi wa rusulih, wa laa taquuluu salaasah, intahuu khoirol lakum, innamallohu ilaahuw waahid, sub-haanahuuu ay yakuuna lahuu walad, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, wa kafaa billaahi wakiilaa
"Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih 'Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, (Tuhan itu) tiga, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 171)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
BAGI SAYA BUKAN MASALAH CALVINIST ATAU ARMINIAN ATO APALAH. YANG PENTING ADALAH ARGUMENTASI MANA YG PUNYA DASAR AKITAB YANG KOKOH DENGAN TAFSIR YANG KETAT. DALAM DEBAT DI ATAS SAYA MELIHAT PDT BUDI ASALI JAUH LEBIH ALKITABIAH DAN TAFSIR YG KETAT. BAHKAN KETIKA BANYAK ORANG GIDAK BERANI BERPENDAPAT BAHWA DOSA JUGA BERADA DALAM KETETAPAN ALLAH, TETAPI IA BERANI NYATAKAN ITU DENGAN DASAR ALKITAB. BAGI SAYA MANTAP
BalasHapus