Ibr 6:4-6 -
“(4)
Sebab mereka yang pernah diterangi
hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat
bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari
Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang
murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka
bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan
menghinaNya di muka umum”.
Kalau dalam Ibr 5:11-6:3
penulis surat
Ibrani menyatakan kelambanan mereka dalam hal mendengar Firman Tuhan dan
betapa kurangnya kemajuan mereka, maka sekarang ia memberikan suatu peringatan
akan bahayanya jika mereka terus ada dalam keadaan seperti itu. Ia lalu
menceritakan suatu kasus, dimana orang yang setelah mengaku percaya, akhirnya
murtad.
John Owen: “The Apostle had told them to whom he is writing that they were
slow as to making progress in knowledge and in a suitable practice; he now
lets them know the danger that there was in continuing in that slothful
condition. That they might be acquainted with their danger, and stirred up
to avoid it, he gives them an account of those who, after a profession of the
gospel, beginning with a non-proficiency in it, do end in apostasy from it” (= Sang Rasul telah
memberitahu mereka, kepada siapa ia sedang menulis, bahwa mereka lamban
berkenaan dengan membuat kemajuan dalam pengetahuan dan dalam praktek yang
bersesuaian; sekarang ia memberitahu mereka bahaya yang ada kalau terus ada
dalam kondisi lamban tersebut. Supaya mereka bisa memahami bahaya mereka,
dan digerakkan untuk menghindarinya, ia memberi mereka cerita tentang mereka
yang, setelah mengakui Injil, dimulai dengan ketidak-ahlian di dalamnya,
berakhir dengan kemurtadan darinya) - ‘Hebrews,
abridged’, hal 96.
John Owen: “The connection of the words is included
in the causal conjunction, ga<r,
‘for.’ It respects the introduction of a reason, for what had been before
discoursed, ... And whereas he had manifested that they were slow as to the
making of a progress in knowledge and a suitable practice, he lets them here
know the danger that there was in continuing in that slothful condition. For
not to proceed in the ways of the gospel, and obedience thereunto, is an
untoward entrance into a total relinquishment of the one and the other. That
therefore they might be acquainted with the danger hereof, and be stirred up to
avoid that danger, he gives them an account of those who, after a profession of
the gospel, beginning at a non-proficiency under it, do end in apostasy from
it” (=
) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 72.
Catatan: ini tidak saya terjemahkan karena artinya
kurang lebih sama dengan kutipan dari Owen di atas.
Ada 5 hal yang merupakan
penggambaran dari orang-orang itu:
1) ‘diterangi hatinya’.
Ada yang
mengartikan ini sebagai baptisan, karena dalam terjemahan Syria, ini diterjemahkan ‘dibaptis’. Ini jelas salah; dan tentang bagaimana mungkin terjemahan
Syria
bisa menterjemahkan seperti itu, dan penjelasan tentang kesalahan terjemahan
ini diberikan oleh John Owen di bawah ini, tetapi saya anggap tidak terlalu
penting untuk dibahas.
John Owen: “The first thing in the description is, that they were a[pax fwtisqe>ntev, ‘once enlightened;’ saith the Syriac translation, as we
observed, ‘once baptized.’ It is very certain that, early in the church,
baptism was called fwtismo>v,
‘illumination;’ and fwti>zein, ‘to enlighten,’ was used
for ‘to baptize.’ And the set times wherein they solemnly
administered that ordinance were called hJme>rai
tw~n fwtw~n, ‘the days of light.’ Hereunto the
Syriac interpreter seems to have had respect. And the word a[pax, ‘once,’ may give countenance hereunto.
Baptism was once only to be celebrated, according to the constant faith of the
churches in all ages. And they called baptism ‘illumination,’ because it
being one ordinance of the initiation of persons into a participation of all
the mysteries of the church, they were thereby translated out of the kingdom of
darkness into that of grace and light. And it seems to give further countenance
hereunto, in that baptism really was the beginning and foundation of a
participation of all the other spiritual privileges that are mentioned
afterwards. For it was usual in those times, that upon the baptizing of
persons, the Holy Ghost came upon them, and endowed them with extraordinary
gifts, peculiar to the days of the gospel, as we have showed in our
consideration of the order between ‘baptism’ and ‘imposition of hands.’ And this
opinion hath so much of probability in it, having nothing therewithal unsuited
to the analogy of faith or design of the place, that I should embrace it, if
the word itself, as here used, did not require another interpretation. For it was a good while after the writing of this
epistle, and all other parts of the New Testament, at least an age or two, if
not more, before this word was used mystically
to express baptism. In the whole
Scripture it hath another sense, denoting an inward operation of the Spirit,
and not the outward administration of an ordinance. And it is too much
boldness, to take a word in a peculiar sense in one single place, diverse from
its proper signification and constant use, if there be no circumstances in the
text forcing us thereunto, as here are not. And for the word a[pax, ‘once,’ it is not to be restrained
unto this particular, but refers equally unto all the instances that follow,
signifying no more but that those mentioned were really and truly partakers of
them” (=
) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 73-74.
John Owen: “Wherefore, to be ‘enlightened’ in this place is to be instructed
in the doctrine of the gospel, so as to have a spiritual apprehension thereof” (= Karena itu,
‘diterangi’ di tempat ini adalah diajar dalam doktrin / ajaran dari Injil,
sehingga mempunyai pengertian / kepandaian tentangnya) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 74.
Catatan: dalam 2 kutipan dari Owen di bawah
(yang saya letakkan dalam kotak), Owen menunjukkan alasan yang sangat kuat
mengapa ia mengambil pandangan seperti ini atau menafsir seperti ini.
John Owen: “Fwti>zomai, is
‘to give light or knowledge by teaching;’ - the same with hr,wOh, which, therefore, is so translated
ofttimes by the Greeks; as by Aquila, Exodus 4:12; Psalm 119:33; Proverbs 4:4;
Isaiah 27:11, as Drusius observes. And it is so by the LXX., Judges 13:8; 2
Kings 12:2, 17:27. Our apostle useth it for ‘to make manifest;’ that is, ‘bring
to light,’ 1 Corinthians 4:5, 2 Timothy 1:10. And the meaning of it, John 1:9,
where we render it ‘lighteth,’ is to teach. And fwtismo>v is ‘knowledge upon instruction:’ 2
Corinthians 4:4, Eijv to< mh<
aujga>sai aujtoi~v to<n fwtismo<n tou~ eujaggeli>ou, -
‘That the light of the gospel should not shine into them;’ that is, the
knowledge of it. So verse 6, Pro<v
fwtismo<n th~v gnw>sewv, - ‘The light of the
knowledge.’” (=
) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 74.
John Owen: “Of the object, or the things known and apprehended. For ‘life and
immortality are brought to light by the gospel,’ 2 Timothy 1:10. Hence it is
called ‘light;’ ‘the inheritance of the saints in light.’ And the state which
men are thereby brought into is so called in opposition to the darkness that is
in the world without it, 1 Peter 2:9. The world without the gospel is the kingdom
of Satan: JO ko>smov o[lov ejn tw~| ponhrw~| kei~tai, 1
John 5:19. The whole of the world, and all that belongs unto it, in distinction
and opposition unto the new creation, is under the power of the wicked one, the
prince of the power of darkness, and so is full of darkness. It is to>pov aujcmhro>v, 2 Peter 1:19; - ‘a dark place,’ wherein ignorance,
folly, error, and superstition do dwell and reign. By the power and efficacy of
this darkness are men kept at a distance from God, and know not whither they
go. This is called ‘walking in darkness,’ 1 John 1:6; whereunto ‘walking in the
light,’ that is, the knowledge of God in Christ by the gospel, is opposed,
verse 7. On this account is our instruction in the knowledge of the gospel
called ‘illumination,’ because itself is light” (= ) - ‘Hebrews’, vol
5, hal 74.
John Owen
mengatakan bahwa mereka diterangi oleh ajaran injil dan pekerjaan Roh Kudus.
Ini merupakan pekerjaan umum dari Roh Kudus.
Ini tidak harus menunjukkan bahwa
orangnya sudah selamat, karena kata ini bisa digunakan terhadap seseorang yang
bukan kristen sejati, misalnya dalam Yoh 1:9.
Yoh 1:9 - “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia”.
Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan ‘diterangi’ dalam Ibr 6:4 adalah PHOTISTHENTAS (fwtisqentaj), sedangkan kata Yunani yang diterjemahkan ‘menerangi’ dalam Yoh 1:9 adalah PHOTIZEI (fwtizei), yang jelas berasal dari kata dasar yang sama.
John
Owen: “This
is the first property whereby the persons intended are described; they are such
as were ‘illuminated’ by the instruction they had received in the doctrine of
the gospel, and the impression made thereby on their minds by the Holy Ghost;
for this is a common work of his, and is here so reckoned. And the apostle
would have us know that, - Obs. 1. It
is a great mercy, a great privilege, to be enlightened with the doctrine of the
gospel, by the effectual working of the Holy Ghost. But, - Obs. 2. It is such a privilege as may
be lost, and end in the aggravation of the sin, and condemnation of those who
were made partakers of it. And, - Obs.
3. Where there is a total neglect of the due improvement of this
privilege and mercy, the condition of such persons is hazardous, as inclining
towards apostasy” (= Ini
adalah milik yang pertama dengan mana orang-orang yang dimaksudkan digambarkan;
mereka adalah sedemikian rupa sebagai telah ‘diterangi’ oleh instruksi / ajaran
yang telah mereka terima dalam doktrin dari Injil, dan dengan demikian kesan /
pengaruh telah dibuat pada pikiran mereka oleh Roh Kudus; karena ini adalah pekerjaanNya
yang umum, dan di sini begitu diperhitungkan. Dan sang rasul ingin kita tahu
bahwa, - Pengamatan 1. Merupakan suatu belas kasihan yang besar, hak yang
besar, untuk diterangi dengan doktrin dari Injil, oleh pekerjaan yang efektif
dari Roh Kudus. Tetapi, - Pengamatan 2. Itu adalah suatu hak yang bisa hilang,
dan berakhir dalam bertembahnya dosa, dan penghukuman dari mereka yang telah
dibuat menjadi pengambil bagian darinya. Dan, - Pengamatan 3. Dimana ada suatu
pengabaian total tentang kemajuan yang seharusnya dari hak dan belas kasihan
ini, kondisi dari orang-orang seperti itu adalah berbahaya, karena condong pada
kemurtadan) - ‘The Works of John Owen’, vol 5, hal 75.
Untuk lebih
memperjelas tentang kasus dimana seseorang mendapatkan pencerahan dan
pengetahuan, tetapi ia sendiri tetap terhilang, John Owen memberikan penjelasan
tentang 3 macam pengetahuan:
a) Pengetahuan tentang hal-hal rohani yang
semata-mata bersifat alamiah (natural) - Owen, ‘Hebrews’, vol 5, hal 75.
Ini didapatkan
oleh orangnya sekedar dengan belajar, tanpa pertolongan khusus apapun dari Roh
Kudus. Orang yang dengan rajin dan tekun mempelajari Alkitab, sama seperti
mereka mempelajari ilmu pengetahuan yang lain, bisa mendapatkan pengetahuan
jenis ini, tetapi mereka sama sekali asing terhadap semua karunia rohani.
Pertanyaan: apakah
pandangan Owen ini tidak bertentangan dengan 1Kor 2:14?
1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh
Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat
memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”.
Jawab: tidak bertentangan. Mengapa? Karena yang dikatakan
sebagai ‘ia tidak dapat
memahaminya’ dalam 1Kor
2:14 ini bukanlah tidak bisa mengertinya secara intelektual. Tentu kita bisa
mengajarkan Injil kepada orang kafir, dan ia bisa mengertinya semata-mata
secara intelektual. Adalah mustahil bahwa kalau kita hanya mengajar bahwa Allah
telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, lalu mati disalib untuk
dosa-dosa kita, sehingga sekarang orang yang percaya akan diselamatkan, dan
orang kafir itu sama sekali tidak bisa mengertinya secara intelektual. Jadi, yang
dimaksudkan oleh ayat ini dengan kata-kata ‘ia tidak dapat memahaminya’ adalah bahwa ia tidak bisa mengerti / melihat keunggulan
atau keindahan dari Injil itu. Sebaliknya, ia bahkan menganggapnya sebagai ‘suatu kebodohan’.
Bdk. 1Kor 1:18,22-23 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib
memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. ... (22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”.
Bahwa seseorang
bisa menilai Injil sebagai ‘suatu kebodohan’, mensyaratkan bahwa ia mengerti (secara
intelektual) tentang Injil itu. Kalau secara intelektual ia tidak mengertinya
sama sekali, ia tidak bisa memberikan penilaian apapun.
b) Pengetahuan yang didapatkan seseorang dengan
belajar Firman Tuhan dengan pencerahan dari Roh Kudus.
Owen mengatakan
bahwa berbeda dengan orang yang hanya belajar Firman Tuhan secara alamiah
(point a di atas), yang hanya akan menganggap Injil sebagai kebodohan, maka
orang yang di sini akan mendapatkan kepuasan tertentu dari pengertian tentang
Injil.
John
Owen: “this
spiritual illumination gives the mind some satisfaction, with delight and joy,
in the things that are known. By that beam whereby it shines into darkness,
although it be not fully comprehended, yet it represents the way of the gospel
as a way of righteousness, 2 Peter 2:21, which reflects peculiar regard of it
on the mind” (=
pencerahan rohani ini memberi pikiran suatu kepuasan, dengan kesenangan dan
sukacita, dalam hal-hal yang diketahui. Oleh sinar itu dengan mana itu bersinar
ke dalam kegelapan, sekalipun itu tidak sepenuhnya dimengerti, tetapi itu
menggambarkan / menunjukkan Injil sebagai suatu jalan kebenaran, 2Pet 2:21) - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 76.
2Pet 2:21
- “Karena itu bagi mereka
adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada
mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan
kepada mereka”.
Saya juga
berpendapat bahwa ayat-ayat di bawah ini berkenaan dengan orang yang mendapat
pengertian dengan pencerahan Roh Kudus seperti yang dibicarakan Owen di sini.
·
Mat 13:20-21
- “(20) Benih yang ditaburkan
di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera
menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar
saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang
itupun segera murtad”.
·
Mat 19:16-22
- “(16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata:
‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang
kekal?’ (17) Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa
yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam
hidup, turutilah segala perintah Allah.’ (18) Kata orang itu kepadaNya:
‘Perintah yang mana?’ Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan
mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (20) Kata orang muda itu
kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’ (21) Kata
Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala
milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh
harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika
orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak
hartanya”.
·
Mark
6:20 - “sebab Herodes segan
akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci,
jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu
terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia”.
·
Kis 24:24-25
- “(24) Dan setelah beberapa
hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia
menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan
kepada Yesus Kristus. (25) Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran,
penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan
berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik,
aku akan menyuruh memanggil engkau.’”.
c) Pengetahuan yang
menyelamatkan dan menguduskan. Ini jelas juga didapatkan dari pencerahan Roh
Kudus, tetapi dalam hal ini Ia menambahkan kasih karunia sehingga orang itu diselamatkan.
John
Owen: “There
is a saving, sanctifying light and knowledge, which this spiritual illumination
riseth not up unto; for though it transiently affects the mind with some
glances of the beauty, glory, and excellency of spiritual things, yet it doth
not give that direct, steady, intuitive insight into them which is
obtained by grace. See 2 Corinthians 3:18, 4:4,6. Neither doth it renew,
change, or transform the soul into a conformity unto the things known, by
planting of them in the will and affections, as a gracious saving light doth, 2
Corinthians 3:18; Romans 6:17, 12:2” [= Di sana ada suatu terang dan pengetahuan yang menyelamatkan
dan menguduskan, yang tidak dicapai oleh pencerahan rohani ini (pengetahuan
karena pencerahan Roh Kudus pada point b di atas); karena sekalipun itu secara sementara mempengaruhi pikiran dengan beberapa
pandangan sekilas dari keindahan, kemuliaan dan keunggulan dari hal-hal rohani,
tetapi itu tidak memberikan pengetahuan / pengertian yang langsung, menetap /
kokoh / mantap, intuitif ke dalam hal-hal rohani itu, yang didapatkan
oleh kasih karunia. Lihat 2Kor 3:18; 4:4,6. Juga itu tidak memperbaharui,
mengubah, atau membentuk jiwa ke dalam suatu penyesuaian dengan hal-hal yang
diketahui, dengan menanamkan mereka dalam kehendak dan perasaan, seperti yang
dilakukan oleh terang yang menyelamatkan, 2Kor 3:18; Ro 6:17; 12:2] - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 76.
Catatan:
1. Kata ‘intuition’ berarti ‘the immediate
knowing or learning of something without the conscious use of reasoning; instantaneous
apprehension’ (= pengenalan atau pengetahuan langsung tentang sesuatu tanpa
penggunaan sadar dari pemikiran / pertimbangan; pengertian yang segera /
seketika itu juga) - Webster’s New World Dictionary.
2. Saya tak memberikan ayat-ayat referensinya
karena tak terlalu penting.
Dari perbandingan point b dan
point c di atas, harus disimpulkan bahwa adalah mungkin bagi seseorang untuk
bisa belajar Firman Tuhan, dan mendapatkan pengertian karena pencerahan Roh
Kudus, tetapi tetap tidak diselamatkan!
Bdk. 2Pet 1:19 - “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya
sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai
fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu”.
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa sekalipun
firman / Injil menyinari seseorang, tetapi ia harus memperhatikannya, untuk
bisa mendapatkan manfaat darinya.
Calvin
(tentang 2Pet 1:19): “This
is a remarkable passage: we learn from it how God guides us. The Papists
have ever and anon in their mouth, that the Church cannot err. Though the word
is neglected, they yet imagine that it is guided by the Spirit. But
Peter, on the contrary, intimates that all are immersed in darkness who do not
attend to the light of the word. Therefore, except thou art resolved
wilfully to cast thyself into a labyrinth, especially beware of departing even in the least thing from the rule and
direction of the word” [= Ini merupakan suatu text
yang luar biasa: kita belajar darinya bagaimana Allah membimbing kita. Para pengikut Paus (orang Katolik) selalu dan segera mengatakan
bahwa Gereja (Katolik) tidak bisa salah. Sekalipun firman diabaikan,
tetapi mereka mengkhayalkan bahwa Gereja itu dipimpin oleh Roh. Tetapi
sebaliknya, Petrus menyatakan bahwa semua yang tidak memperhatikan / mengikuti
terang dari firman tenggelam dalam kegelapan. Karena itu, kecuali engkau
memutuskan dengan sengaja untuk melemparkan dirimu sendiri ke dalam suatu
struktur yang membingungkan, hati-hatilah secara khusus untuk tidak menyimpang bahkan dalam hal yang terkecil dari peraturan
dan pengarahan dari firman].
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab
mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia
sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang
mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang
akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali
lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak
Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.
2) ‘mengecap karunia sorgawi’.
a) Owen menganggap bahwa ‘karunia
surgawi’
ini menunjuk kepada Roh Kudus.
Kis 2:38 - “Jawab Petrus
kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan
menerima karunia Roh Kudus”.
Catatan: kata-kata ‘karunia Roh
Kudus’ bukan berarti ‘karunia dari
Roh Kudus’, tetapi ‘karunia berupa Roh Kudus’.
Bagaimana mungkin kata-kata ‘karunia surgawi’ bisa menunjuk kepada Roh
Kudus? Perhatikan jawaban Owen di bawah ini.
John Owen: “And he is said to be ejpoura>niov, ‘heavenly,’
or from heaven. ... The promise of him was, that he should be sent ‘from
heaven,’ or ‘from above;’ ... He, therefore, is this hJ dwrea< hJ ejpoura>niov, the ‘heavenly gift’ here intended,
though not absolutely, but with respect to an especial work. ... That which
riseth up against this interpretation is, that the Holy Ghost is expressly
mentioned in the next clause, ‘And were made partakers of the Holy Ghost.’ It
is not therefore probable that he should be here also intended. ... The
Holy Ghost is here mentioned as the great gift of the gospel times, as coming down from heaven, not
absolutely, not as unto his person, but with respect unto an especial work,
namely, the change of the whole state of religious worship in the church of
God; whereas we shall see in the next words he is spoken of only with respect
unto external, actual operations. But he was the great, the promised heavenly
gift, to be bestowed under the new testament, by whom God would institute and
ordain a new way, and new rites of worship, upon the revelation of himself and
will in Christ. ... The Spirit of God, therefore, as bestowed for the
introduction of the new gospel-state, in truth and worship, is ‘the heavenly
gift’ here intended” (= Dan Ia
dikatakan sebagai EPOURANIOS, ‘surgawi’, atau ‘dari surga’. ... JanjiNya adalah
bahwa Ia dikirim ‘dari surga’, atau ‘dari atas’; ... Karena itu, Ia adalah HE
DOREA HE EPOURANIOS ini, ‘karunia surgawi’ yang dimaksudkan di sini, sekalipun
bukan secara mutlak, tetapi berkenaan dengan suatu pekerjaan khusus. ... Apa
yang muncul terhadap / menentang penafsiran ini adalah, bahwa Roh Kudus
disebutkan secara explicit dalam anak kalimat berikutnya, ‘Dan
dibuat menjadi pengambil bagian dari Roh Kudus’.
Karena itu tidaklah mungkin bahwa di sini Ia juga yang dimaksudkan. ... Roh
Kudus disebutkan di sini sebagai karunia yang besar dari jaman injil, sebagai
turun dari surga, bukan secara mutlak, bukan berkenaan dengan diri /
pribadiNya, tetapi berkenaan dengan suatu pekerjaan khusus, yaitu perubahan
dari seluruh keadaan dari penyembahan / ibadah agamawi dalam gereja Allah; sedangkan
kita akan melihat dalam kata-kata berikutnya Ia dibicarakan hanya berkenaan
dengan operasi luar / lahiriah yang sungguh-sungguh. Tetapi Ia adalah karunia
surgawi yang dijanjikan dan besar, untuk diberikan di bawah perjanjian baru,
dengan mana Allah akan mengadakan dan menentukan suatu cara yang baru, dan
upacara-upacara baru dari penyembahan / ibadah, pada penyataan / wahyu dari
diriNya sendiri dan kehendak dalam Kristus. ... Karena itu, Roh Allah sebagai
yang diberikan untuk perkenalan / pendahuluan dari keadaan injil yang baru,
dalam kebenaran dan penyembahan / ibadah, adalah ‘karunia surgawi’ yang
dimaksudkan di sini) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 77,78,79.
Catatan: kata ‘surgawi’ diterjemahkan dari kata Yunani EPOURANIOU yang ada
dalam kasus genitive (Owen menuliskan kasus nominative-nya yaitu EPOURANIOS),
sehingga memang bisa diterjemahkan ‘of
heaven / from heaven’.
Kis 1:8 - “Tetapi kamu
akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi.’”.
Yoh 16:7 - “Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu,
tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”.
Kis 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di
satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti
tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan
hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus,
lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan
oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
Kis 2:33 - “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima
Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan
dengar di sini”.
b) Kata ‘mengecap’ (Inggris: ‘taste’).
Beberapa penafsir mengatakan bahwa kata ‘taste’ (= mengecap), tidak
bisa diartikan ‘mencicipi sedikit’, tetapi berarti ‘makan’ dan
di sini artinya adalah ‘mengetahui / mengenal,
mengetahui dari pengalaman / mengalami, ikut ambil bagian, memiliki, merasakan,
menikmati’.
Memang ada ayat-ayat yang
menunjukkan bahwa ‘mengecap’ betul-betul berarti
‘memakan’ seperti dalam 2Sam 3:35 dan 1Sam 14:29.
1Sam 14:29 - “Lalu kata
Yonatan: ‘Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini”.
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘tasted’ (= mengecap).
2Sam 3:35 - “Seluruh rakyat datang menawarkan kepada Daud untuk makan roti
selagi hari siang, tetapi Daud bersumpah, katanya: ‘Kiranya Allah menghukum
aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika sebelum matahari terbenam aku mengecap
roti atau apapun.’”.
Tetapi Owen
menjawab bahwa dalam Kitab Suci kata ‘taste’ (= mengecap) bisa mencicipi
sedikit dan lalu memutuskan untuk memakan atau menolaknya, seperti dalam kasus dari
Yesus yang mencicipi anggur bercampur empedu / mur, dan lalu menolak untuk
meminumnya (Mat 27:34).
Mat 27:34 - “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia
tidak mau meminumnya”.
Owen menganggap ini sebagai
kiasan. Kita mengecap sesuatu, dan lalu kita bisa menerimanya atau menolaknya.
John Owen: “We may inquire what it is to ‘taste’ of this heavenly gift.
The expression of tasting is metaphorical, and signifies no more but to make a
trial or experiment; for so we do by tasting, naturally and properly, of that
which is tendered unto us to eat. We taste such things by the sense given us
naturally to discern our food; and then either receive or refuse them, as we
find occasion. It doth not, therefore, include eating, much less digestion and
turning into nourishment of what is so tasted; for its nature being only
thereby discerned, it may be refused, yea, though we like its relish and savor,
upon some other consideration. Some have observed, that to taste is as much as
to eat; as 2Samuel 2:35, ‘I will not taste bread, or ought else.’ But the
meaning is, ‘I will not so much as taste it;’ whence it was impossible he
should eat it. And when Jonathan says he only tasted a little of the honey,
1Samuel 14:29, it was an excuse and extenuation of what he had done. But it is
unquestionably used for some kind of experience of the nature of things:
Proverbs 31:18, ‘She tasteth that her merchandise is good;’ or hath experience
of it, from its increase. Psalm 34:8, ‘O taste and see that the LORD is good:’
which Peter respects, 1Peter 2:3, ‘If so be that ye have tasted that the Lord
is gracious,’ or found it so by experience. It is therefore properly to make an
experiment or trial of any thing, whether it be received or refused; and is
sometimes opposed to eating and digestion, as Matthew 27:34. That, therefore,
which is ascribed unto these persons, is, that they had an experience of the
power of the Holy Ghost, that gift of God, in the dispensation of the gospel,
the revelation of the truth, and institution of the spiritual worship of it; of
this state, and of the excellency of it, they had made some trial, and had some
experience; - a privilege which all men were not made partakers of. And by this
taste they were convinced that it was far more excellent than what they had
been before accustomed unto; although now they had a mind to leave the finest
wheat for their old acorns. Wherefore, although tasting contains a diminution in it, if compared with that spiritual eating and drinking, with
that digestion of gospel truths, turning them into nourishment, which are in
true believers; yet, absolutely considered, it denotes that apprehension and
experience of the excellency of the gospel as administered by the Spirit, which
is a great privilege and spiritual advantage, the contempt whereof will prove
an unspeakable aggravation of the sin, and the remediless ruin of apostates.
The meaning, then, of this character given concerning these apostates is, that
they had some experience of the power and efficacy of the Holy Spirit from
heaven, in gospel administrations and worship. For what some say of faith, it
hath here no place; and what others affirm of Christ, and his being the gift of
God, comes in the issue unto what we have proposed” (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 79-80.
Catatan: Owen
memberikan penjelasan tentang kata ‘mengecap’ itu dengan sangat terperinci dan panjang dan karena
itu saya hanya memberikan ringkasan dan hal-hal terpentingnya saja.
Owen menyimpulkan bahwa orang-orang ini
mencicipi dan mengalami, dalam tingkat tertentu, pemberian surgawi ini, tetapi
tidak pernah betul-betul menerimanya dalam hidupnya.
3) ‘mendapat bagian dalam Roh Kudus’.
Owen mengatakan bahwa Roh
Kudus hadir dengan banyak orang berkenaan dengan pekerjaanNya yang berkuasa,
tetapi Ia tidak tinggal dalam diri orang itu.
John Owen: “the
Holy Ghost is present with many as unto powerful operations, with whom He is
not present as to gracious inhabitation; many are made partakers of Him in
spiritual gifts, who are never made partakers of Him in His saving grace” (= Roh Kudus hadir dengan banyak
orang berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan yang berkuasa, dengan siapa Ia tidak
hadir dalam arti ‘tinggal secara murah hati’; banyak orang ambil bagian dalam
Roh Kudus dalam pemberian-pemberian rohani, yang tidak pernah ambil bagian dari
Dia dalam kasih karunia yang menyelamatkan) - ‘Hebrews,
abridged’, hal 97.
John Owen: “to partake of him is to have a share, part, or
portion, in what he distributes by way of spiritual gifts; ... So Peter told Simon the magician, that he had no part in
spiritual gifts, he was not partaker of the Holy Ghost, Acts 8:21. Wherefore to
be ‘partaker of the Holy Ghost,’ is to have a share in and benefit of his
spiritual operations. ... It is one thing for a man to have a share in
and benefit by the gifts of the church, another to be personally himself
endowed with them” (= mengambil
bagian dari Dia artinya mendapatkan bagian dalam apa yang Ia distribusikan
melalui karunia-karunia rohani; ... Demikianlah Petrus memberitahu Simon tukang
sihir bahwa ia tidak mendapat bagian dalam karunia-karunia rohani, ia bukanlah
pengambil bagian dari Roh Kudus, Kis 8:21. Karena itu menjadi ‘pengambil bagian
dari Roh Kudus’ berarti mendapat suatu bagian dalam, dan manfaat dari,
operasi-operasi rohaniNya. ... Bahwa seseorang ‘mendapatkan suatu bagian dalam,
dan manfaat oleh, karunia-karunia dari gereja’, merupakan sesuatu yang sangat
berbeda dengan ‘dirinya sendiri diberi secara pribadi dengan hal-hal itu’) - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 80-81.
Bdk. Kis 8:17-23 - “(17) Kemudian
keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.
(18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena
rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19)
serta berkata: ‘Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku
menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.’ (20)
Tetapi Petrus berkata kepadanya: ‘Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan
engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah
dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab
hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini
dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab
kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam
kejahatan.’”.
Catatan: bahwa ‘Roh Kudus’ diartikan
menunjuk bukan kepada diri / pribadi Roh Kudus tetapi pada karunia-karunia dari
Roh Kudus, juga terjadi dalam Ibr 2:4.
Ibr 2:4
- “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh
Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘gifts of the
Holy Ghost / Spirit’ (= karunia-karunia dari Roh Kudus).
Catatan: dalam bahasa Yunaninya kata
‘gifts’ (= karunia-karunia) itu tidak
ada.
Barnes’ Notes (tentang Ibr 2:4): “The various influences of the Holy
Spirit enabling them to speak different languages, and to perform works beyond
the power of man; see notes on 1 Cor 12:4-11” (= Pengaruh-pengaruh yang bermacam-macam dari Roh
Kudus yang memampukan mereka untuk berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda,
dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di luar kemampuan manusia;
lihat catatan tentang 1Kor 12:4-11).
4) ‘mengecap firman yang baik dari Allah’.
a) Kata-kata ‘firman yang
baik dari Allah’ artinya adalah ‘janji-janji dari injil’.
Owen mengatakan bahwa dalam
Yudaisme / Perjanjian Lama mereka juga mengecap Firman Allah (Ro 3:2),
tetapi ia menambahkan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah Firman Tuhan dalam
arti ‘Injil’.
John Owen: “it
is the word of God as preached in the dispensation of the gospel that is
eminently thus called, and concerning which such excellent things are spoken,
Rom. 1:16; Acts 20:32; James 1:21” (= adalah firman Allah seperti yang diberitakan
dalam jaman Injil yang secara nyata disebut demikian, dan tentang mana hal-hal
yang sangat bagus seperti itu diucapkan, Ro 1:16; Kis 20:32; Yak 1:21) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.
b) ‘Mengecap’.
Sama seperti dalam point no
2) di atas, penulis surat
Ibrani menggunakan kata ‘mengecap’ atau ‘mencicipi’.
John Owen: “Hereof they are said to
‘taste,’ as they were before of the heavenly gift. The apostle as it were
studiously keeps himself to this expression, on purpose to manifest that he
intendeth not those who by faith do really receive, feed, and live on Jesus
Christ, as tendered in the word of the gospel, John 6:35, 49-51, 54-56. It
is as if he had said, ‘I speak not of those who have received and digested the
spiritual food of their souls, and turned it into spiritual nourishment; but of
such as have so far tasted of it, as that they ought to have desired it as
‘sincere milk, to have grown thereby.’’ But they had received such an
experiment of its divine truth and power, as that it had various effects upon
them” (= Tentang ini
mereka dikatakan ‘mengecap / mencicipi’ seperti mereka sebelumnya tentang
karunia surgawi. Seakan-akan sang rasul dengan sangat berhati-hati menjaga
dirinya sendiri pada ungkapan ini, dengan tujuan untuk menyatakan bahwa ia
bukan memaksudkan mereka yang dengan iman betul-betul menerima, memakan, dan
hidup dengan Yesus Kristus, sebagaimana ditawarkan dalam firman dari injil,
Yoh 6:35,49-51,54-56. Seakan-akan ia berkata, “Aku berbicara bukan tentang
mereka yang telah menerima dan mencerna makanan rohani dari jiwa-jiwa mereka,
dan mengubahnya menjadi nutrisi rohani; tetapi tentang orang-orang sejauh yang telah
mencicipinya, pada saat mereka seharusnya menginginkannya sebagai ‘susu yang
murni, supaya bertumbuh olehnya’”. Tetapi mereka telah menerima itu sebagai
suatu percobaan tentang kebenaran dan kuasa ilahinya, karena itu mempunyai
bermacam-macam hasil / akibat pada diri mereka) - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 82.
Bdk. 1Pet 2:2 - “Dan jadilah
sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang
murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh
keselamatan”.
Owen mengatakan bahwa ada
hal-hal yang baik dalam Firman Tuhan, sehingga ada orang-orang yang tertarik
dan dipengaruhi pikirannya, tetapi yang tidak pernah sampai pada ketaatan yang
sungguh-sungguh terhadap Firman Tuhan itu.
John Owen: “Observe,
there is a goodness and excellency in the word of God, able to attract and
affect the minds of men, who yet never arrive at sincere obedience unto it” (= Perhatikan bahwa ada kebaikan
dalam Firman Allah, yang bisa menarik dan mempengaruhi pikiran manusia, yang
tidak pernah sampai pada ketaatan yang sungguh-sungguh kepadanya) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.
Kata ‘mengecap’ (atau ‘mencicipi’) ini kontras dengan kata-kata ‘makan’
dan ‘minum’ yang digunakan oleh Yesus dalam Yoh 6:50-58 - “(50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa
makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia.’ (52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama
mereka dan berkata: ‘Bagaimana
Ia
ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan.’ (53) Maka kata Yesus
kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan
daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di
dalam dirimu. (54) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu,
ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(55) Sebab dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar
minuman. (56) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (57) Sama seperti Bapa yang hidup
mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan
Aku, akan hidup oleh Aku. (58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan
roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan
roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.’”.
Beberapa contoh dimana orang
non kristen senang mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak betul-betul menerimanya
/ mentaatinya, adalah:
1. Orang-orang yang termasuk
dalam golongan tanah berbatu.
Mat 13:20-21 - “(20) Benih yang ditaburkan di tanah
yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera
menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar
saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang
itupun segera murtad”.
2. Herodes yang senang mendengar
ajaran Yohanes Pembaptis (Mark 6:20b).
Mark 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes
adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia
mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa
senang juga mendengarkan dia”.
3. Orang-orang Yahudi yang
mendengar Yohanes Pembaptis (Yoh 5:35).
Yoh 5:35 - “Ia (Yohanes
Pembaptis) adalah pelita yang menyala
dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu”.
5) ‘karunia-karunia dunia yang akan datang’.
KJV: ‘the powers of the world to come’ (= kuasa-kuasa
dunia yang akan datang).
NIV: ‘the powers of the coming age’ (= kuasa-kuasa dari jaman yang
mendatang).
TB2-LAI: ‘kuasa-kuasa
dunia yang akan datang’.
Tetapi dalam penafsirannya, kelihatannya Owen justru
sesuai dengan terjemahan dari Kitab Suci Indonesia.
John Owen: “the mighty, great, miraculous operations and works
of the Holy Ghost” (= operasi-operasi
dan pekerjaan-pekerjaan yang hebat, besar, bersifat mujijat dari Roh Kudus) - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 83.
John Owen: “by ‘the world to come,’ our apostle in this epistle
intends the days of the Messiah, that being the usual name of it in the church
at that time, as the new world which God had promised to create” (= dengan ‘dunia yang akan datang’, rasul kita
dalam surat ini memaksudkan hari-hari / jaman dari Mesias, karena itu merupakan
sebutan yang umum darinya dalam gereja pada saat itu, seperti dunia / alam
semesta yang baru yang Allah telah janjikan untuk ciptakan) - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 83.
John Owen: “Wherefore these ‘powers of the world to come,’ were
the gifts whereby those signs, wonders, and mighty works, were then wrought by
the Holy Ghost, according as it was foretold by the prophets that they should
be so” (= Karena itu /
maka ‘kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang’ ini, adalah karunia-karunia
dengan mana tanda-tanda, mujijat-mujijat, dan pekerjaan-pekerjaan hebat itu,
yang pada saat itu dilakukan oleh Roh Kudus, sesuai dengan yang diramalkan oleh
nabi-nabi bahwa harus terjadi seperti itu) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.
Kata ‘mengecap’ dalam point no 4) di atas oleh Owen juga diberlakukan
untuk point ke 5) ini, dan dari kalimat dalam ay 5 terlihat dengan jelas bahwa itu
memang benar. Perhatikan kalimat dari ay 5 sekali lagi.
Ay 5: “dan
yang mengecap (Yunani:
GEUSAMENOUS) firman yang baik dari Allah
dan (Yunani: TE) karunia-karunia
dunia yang akan datang”.
Jelas bahwa kata ‘mengecap’ itu berlaku baik untuk ‘firman
yang baik dari Allah’ maupun untuk ‘karunia-karunia dunia yang akan datang’.
John
Owen: “These
the persons spoken of are supposed to have ‘tasted;’ for the particle te refers to geusame>nouv foregoing. Either they had
been wrought in and by themselves, or by others in their sight, whereby they
had an experience of the glorious and powerful working of the Holy Ghost in the
confirmation of the gospel” [= Orang-orang
yang dibicarakan ini dianggap telah ‘mengecap’; karena partikel TE (dan) menunjuk pada GEUSAMENOUS (mengecap) yang mendahuluinya. Atau hal-hal itu telah
dilakukan dalam dan oleh diri mereka sendiri, atau oleh orang-orang lain dalam
pandangan mereka, dengan mana mereka mempunyai suatu pengalaman tentang
pekerjaan yang mulia dan berkuasa dari Roh Kudus dalam peneguhan dari injil] - ‘Hebrews’,
vol 5, hal 83.
Setelah melihat pembahasan
dari John Owen tentang kelima hal yang merupakan penggambaran dari orang-orang
yang dibicarakan dalam Ibr 6:4-6 ini, marilah kita melihat bagaimana penafsiran
Adam Clarke, seorang Arminian keras, tentang kelima hal ini.
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang
pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian
dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah
dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi,
tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab
mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka
umum”.
1) Tentang hal-hal no 1-3.
Adam Clarke (tentang Ibr
6:4): “‘Once
enlightened.’ - Thoroughly instructed in the nature and design of the Christian
religion, having received the knowledge of the truth,
Heb 10:32; and being convinced of sin, righteousness, and judgment, and led to
Jesus the Saviour of sinners. ‘Tasted of the heavenly gift.’ Having received
the knowledge of salvation by the forgiveness of sins, through the Day Spring
which from on high had visited them; such having received Christ, the heavenly
gift of God’s infinite love, John 3:16; the living bread that came down from heaven,
John 6:51; and thus tasting that the Lord is gracious; 1Peter 2:3, and
witnessing the full effects of the Christian religion. ‘Partakers of the
Holy Spirit.’ The Spirit himself witnessing with their spirits that they were
the children of God, and thus assuring them of God’s mercy toward them, and of
the efficacy of the atonement through which they had received such blessings” (= ‘Pernah diterangi’. - Diajar secara sepenuhnya /
lengkap dalam sifat dan rancangan dari agama Kristen, telah menerima pengetahuan
tentang kebenaran, Ibr 10:32; dan diyakinkan tentang dosa, kebenaran dan
penghakiman, dan dibimbing kepada Yesus Kristus sang Juruselamat orang-orang
berdosa. ‘Mengecap karunia surgawi’. Telah menerima pengetahuan keselamatan
oleh pengampunan dosa-dosa, melalui ‘the Day Spring’ yang dari atas telah
mengunjungi mereka; orang-orang yang telah menerima Kristus, karunia surgawi
dari kasih yang tak terbatas dari Allah, Yoh 3:16; roti hidup yang turun dari
surga, Yoh 6:51; dan dengan demikian mengecap bahwa Tuhan itu baik / murah hati
/ bersifat kasih karunia; 1Pet 2:3, dan menyaksikan akibat penuh dari agama
Kristen. ‘Pengambil bagian dari Roh Kudus’. Roh sendiri bersaksi dengan roh
mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah, dan dengan demikian memastikan /
menjamin mereka tentang belas kasihan Allah terhadap mereka, dan tentang
kemujaraban dari penebusan melalui mana mereka telah menerima berkat-berkat
seperti itu).
Catatan:
·
Saya tak mengerti apa yang ia maksud dengan ‘the Day Spring’.
· Bdk. Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah”.
2) Tentang hal-hal no 4-5.
Adam Clarke: “‘And have
tasted the good word of God.’ Have had this proof of the excellence of the
promise of God in sending the Gospel, the Gospel being itself the good word of
a good God, the reading and preaching of which they find sweet to the taste of
their souls. Genuine believers have an appetite for the word of God; they taste
it, and then their relish for it is the more abundantly increased. The more they get, the more they wish to have. ‘The
powers of the world to come.’ Dunameis
te mellontos aioonos. These words are understood two ways: 1. The
powers of the world to come may refer to the stupendous miracles performed in
confirmation of the Gospel, the Gospel dispensation being the world to come in
the Jewish phraseology, as we have often seen; and that dunamis is often taken for a mighty
work or miracle, is plain from various parts of the gospels. The prophets had
declared that the Messiah, when he came, should work many miracles, and should
be as mighty in word and deed as was Moses; see Deut 18:15-19. And they
particularly specify the giving sight to the blind, hearing to the deaf,
strength to the lame, and speech to the dumb; Isa 35:5-6. All these miracles
Jesus Christ did in the sight of this very people; and thus they had the
highest evidence they could have that Jesus was this promised Messiah, and
could have no pretence to doubt his mission, or apostatize from the Christian
faith which they had received; and hence, it is no wonder that the apostle
denounces the most awful judgments of God against those who had apostatized
from the faith, which they had seen thus confirmed” [= ‘Dan telah mengecap firman yang baik dari
Allah’. Telah mendapatkan bukti ini tentang keunggulan / keindahan / kebagusan
dari janji Allah dalam mengirimkan Injil, Injil itu sendiri adalah firman yang
baik dari Allah yang baik, pembacaan dan pemberitaannya mereka dapati manis
bagi selera / cita rasa dari jiwa mereka. Orang-orang percaya sejati mempunyai
nafsu / selera makan untuk firman Allah; mereka mengecapnya, dan lalu kesenangan mereka untuknya meningkat dengan makin
berlimpah-limpah. Makin banyak mereka dapatkan, makin banyak mereka
ingin dapatkan. ‘Kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang’. Dunameis te mellontos
aioonos. Kata-kata ini dimengerti
dengan dua cara: 1. Kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang bisa menunjuk pada
mujijat-mujijat yang besar sekali / mengagumkan yang dilakukan dalam peneguhan
dari Injil, jaman Injil adalah ‘dunia yang akan datang’ dalam cara menggunakan kata-kata
Yahudi, seperti yang telah sering kita lihat; dan bahwa DUNAMIS (kuasa) sering diartikan sebagai suatu pekerjaan
yang hebat atau mujijat, adalah jelas dari bermacam-macam bagian dari
injil-injil. Nabi-nabi telah menyatakan bahwa sang Mesias, pada waktu Ia
datang, akan mengerjakan banyak mujijat-mujijat, dan akan sama hebatnya dalam
kata-kata dan tindakan seperti Musa; lihat Ul 18:15-19. Dan mereka secara
khusus menyebutkan secara terperinci pemberian penglihatan kepada orang buta,
pendengaran kepada orang tuli, kekuatan kepada orang lumpuh, dan ucapan kepada
orang bisu; Yes 35:5-6. Semua mujijat-mujijat ini Yesus Kristus lakukan dalam
pandangan dari orang-orang ini; dan dengan demikian mereka mempunyai bukti yang
tertinggi yang bisa mereka dapatkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan
ini, dan tidak bisa mempunyai dalih untuk meragukan missiNya, atau untuk murtad
dari iman Kristen, yang telah mereka terima; dan karena itu, tidaklah
mengherankan bahwa sang rasul mengumumkan penghakiman-penghakiman yang paling
menakutkan dari Allah terhadap mereka yang telah murtad dari iman, yang telah
mereka lihat diteguhkan seperti itu].
Catatan:
saya tak memberikan pandangan Clarke yang kedua dalam hal yang kelima ini
karena akhirnya ia mengatakan bahwa pandangan pertama inilah yang benar.
Dengan membandingkan John Owen dan penafsirannya
tentang Ibr 6:4-6 dengan Adam Clarke, saya kira saya telah berlaku fair / adil, karena kedua orang ini
sama-sama adalah orang-orang hebat dalam Calvinisme dan Arminianisme. Dan dari
perbandingan ini sangat terlihat betapa terperinci Owen membahas text ini
(membahas pandangan pro dan kontra lengkap dengan ayat-ayatnya,
kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang berbeda dsb) dibandingkan dengan Clarke
yang membahas dengan begitu subyektif, tanpa memberikan penafsiran lain yang
memungkinkan.
Catatan: perlu diketahui bahwa dalam memberikan pandangan Owen
saya tidak memberikannya secara lengkap karena panjangnya pembahasan yang ia
berikan, sedangkan dalam memberikan pandangan Clarke saya memberikan semua yang
ia berikan. Sekalipun demikian pembahasan Owen tetap jauh lebih banyak,
terperinci, dan fair (karena membahas pandangan-pandangan yang pro dan kontra,
memberikan kemungkinan-kemungkinan lain dsb).
Catatan: hal yang sama terlihat kalau saudara membandingkan
tulisan-tulisan saya dengan tulisan-tulisan dari Steven Liauw, Suhento Liauw,
Pdt. Jusuf B. S., dan Guy Duty.
Dan dari perbandingan ini saya sendiri jauh lebih setuju dengan
pandangan Owen, yang menafsirkan bahwa kelima penggambaran tentang orang-orang
yang ‘murtad’ ini belum tentu merupakan penggambaran dari orang kristen yang
sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar