Kej 4:1-12 - “(1)
Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah
perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: ‘Aku telah
mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN.’ (2) Selanjutnya
dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba,
Kain menjadi petani. (3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban
persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung
kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan
korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (6)
Firman TUHAN kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (7) Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak
berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau,
tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’ (8) Kata Kain kepada Habel, adiknya:
‘Marilah kita pergi ke padang .’
Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu
membunuh dia. (9) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Di mana Habel, adikmu itu?’
Jawabnya: ‘Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?’ (10) FirmanNya: ‘Apakah
yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah. (11)
Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan
mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. (12) Apabila engkau
mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya
lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.’”.
Ibr 12:24 - “dan
kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang
berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.
Pada jaman
sekarang, ada banyak pembunuhan, baik yang dilakukan oleh orang-orang jahat
ataupun oleh alat negara, dalam perang ada pembantaian, dsb.
I) Dua pembunuhan yang istimewa.
Hari ini kita akan mempelajari
tentang 2 pembunuhan yang istimewa yang terdapat dalam Ibr 12:24.
1) Pembunuhan
terhadap diri Habel (bdk. Kej 4:1-12).
a) Pertama-tama diceritakan bahwa Kain dan Habel
sama-sama memberikan persembahan kepada Tuhan, tetapi persembahan Habel
diterima oleh Tuhan, sedangkan persembahan Kain ditolak.
b) Tentu ada sebabnya mengapa persembahan Kain
ditolak sedangkan persembahan Habel diterima.
·
Habel
adalah orang beriman / benar, dan persembahannya lebih baik dari persembahan
Kain.
Kej 4:3-4 - “(3) Setelah beberapa waktu lamanya,
maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai
korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak
sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel
dan korban persembahannya itu”.
Ibr 11:4 - “Karena iman Habel telah
mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar,
karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih
berbicara, sesudah ia mati”.
·
Kain
hidup jahat, dan Habel hidup benar.
1Yoh 3:12 - “bukan seperti Kain, yang berasal
dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya?
Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar”.
·
ada
juga penafsir yang mengatakan bahwa persembahan Kain tanpa darah, sedangkan
persembahan Habel dengan darah (bdk. Kej 4:3-4).
Kej 4:2b-4 - “(2b) Habel menjadi gembala
kambing domba, Kain menjadi petani. (3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai
korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak
sulung kambing dombanya, yakni (dan)
lemak-lemaknya;
maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu”.
Bdk. Ibr 9:22 - “Dan hampir segala sesuatu
disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak
ada pengampunan”.
Perhatikan tentang penerimaan /
penolakan persembahan itu dalam Kej 4:4b,5a. Jelas sekali bahwa Habel (pribadinya)
diterima dulu, lalu persembahannya juga diterima. Kain ditolak orangnya, lalu
persembahannya juga ditolak. Bandingkan dengan 2 ayat ini:
¨ Yes 1:15 - “Apabila kamu menadahkan tanganmu
untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali
berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah”.
¨ Amsal 21:27 - “Korban orang fasik adalah
kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud jahat”.
Persembahan saudara hanya bisa
diterima oleh Allah kalau Allah telah lebih dulu berkenan kepada saudara. Kalau
Allah tidak berkenan kepada saudara, berapapun besarnya persembahan saudara, Ia
tidak akan menerima persembahan itu. Allah tidak bisa disogok!
c) Seharusnya setelah persembahannya ditolak,
Kain melakukan introspeksi dan bertobat. Tetapi ternyata Kain tidak melakukan
hal itu. Ia justru menjadi panas / marah, dan mukanya muram.
Kej 4:5 - “tetapi Kain dan korban
persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan
mukanya muram”.
d) Tuhan
lalu mengingatkan Kain.
Kej 4:6-7 - “(6) Firman TUHAN kepada Kain:
‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (7) Apakah mukamu tidak akan
berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat
baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau,
tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’”.
Ayat ini menunjukkan bahwa kalau
kita hidup benar, itu akan membuat kita bahagia, tetapi sebaliknya kalau kita tidak
berbuat baik, dosa itu mengintip kita!
Bandingkan dengan kasus Daud dalam
2Sam 11:2 - “Sekali
peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya,
lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu
seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya”.
Menganggur / tidak berbuat baik
merupakan sesuatu yang membahayakan!
e) Tetapi
Kain ternyata tidak mempedulikan Firman Tuhan.
Perhatikan bahwa ‘tidak mempedulikan Firman Tuhan’ merupakan sesuatu yang berakibat
sangat fatal!
f) Kain
mengajak Habel ke padang ,
dan lalu membunuh dia (Kej 4:8).
Pembunuhan yang dilakukan oleh
Kain terhadap Habel merupakan suatu pembunuhan yang istimewa karena itu adalah
pembunuhan yang pertama dalam sejarah umat manusia.
2) Pembunuhan
yang dilakukan terhadap diri Yesus Kristus.
Pembunuhan ini istimewa karena
dilakukan terhadap Allah yang menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus.
Dalam pembunuhan terhadap Habel,
jelas bahwa Kain adalah pembunuhnya.
Tetapi, dalam pembunuhan terhadap
Kristus, siapakah pembunuhnya? Ada
beberapa orang / golongan yang bisa dianggap bertanggung jawab sebagai pembunuh
Yesus Kristus, yaitu:
a) Para tokoh agama Yahudi, Mahkamah Agama, dsb.
Sejak Yesus mulai melayani, mereka
iri hati karena Yesus diikuti oleh banyak orang. Pada waktu Yesus mengaku
sebagai Anak Allah, mereka menganggap Yesus menghujat Allah, dan mereka mau
merajam Yesus. Mereka adalah dalang penangkapan terhadap Yesus. Mereka yang
mengajukan saksi-saksi palsu dalam sidang Mahkamah Agama, dan akhirnya mereka
menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Mereka juga mendesak Pontius Pilatus untuk menjatuhkan hukuman salib kepada Yesus.
Jadi jelaslah bahwa mereka memang bertanggung jawab sebagai pembunuh Yesus.
b) Yudas
Iskariot.
Ia menjual Gurunya dengan harga
hanya 30 keping perak. Dia yang menunjukkan tempat Yesus berada kepada
orang-orang yang mau menangkap Yesus. Jadi jelas bahwa Yudas Iskariot
bertanggung jawab sebagai pembunuh Yesus.
c) Pontius
Pilatus.
Orang-orang Yahudi tidak berhak
menghukum mati seseorang, dan karena itu setelah Mahkamah Agama menjatuhkan hukuman
mati, mereka membawa Yesus ke hadapan Pontius Pilatus, supaya Pontius Pilatus
menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus.
Pontius Pilatus jelas melihat
bahwa Yesus sama sekali tidak bersalah. Pontius Pilatus bisa, dan seharusnya,
membebaskan Yesus. Tetapi ia takut kepada orang banyak, dan akhirnya sambil
mencuci tangannya, ia menyerahkan Yesus untuk dihukum mati.
Jelas bahwa Pontius Pilatus juga
bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Yesus tersebut.
d) Raja
Herodes.
Sebelum Pontius Pilatus menyerahkan
Yesus untuk dihukum mati, ia berusaha ‘lepas tangan’ dengan mengirimkan Yesus
kepada Herodes, karena ia tahu bahwa Yesus berasal dari Galilea, dan Herodes
adalah raja wilayah Galilea.
Herodes juga tidak melihat
kesalahan Yesus. Herodes sebetulnya bisa melepaskan Yesus, tetapi ia tidak mau
melakukan hal itu, dan ia mengirimkan Yesus kembali kepada Pontius Pilatus.
Jelas bahwa Herodes juga
bertanggung jawab sebagai pembunuh Yesus.
e) Masyarakat
Yahudi.
Usaha terakhir Pontius Pilatus untuk melepaskan Yesus adalah dengan menghadapkan
Yesus dan Barabas ke hadapan orang-orang Yahudi, dan lalu menanyakan: ‘Siapa yang kamu ingin aku
lepaskan? Yesus atau Barabas?’.
Yesus selalu melakukan hal-hal
yang baik, tindakan kasih, dan sebagainya, sedangkan Barabas adalah seseorang
yang terkenal karena kejahatannya. Karena itu, seharusnya orang-orang Yahudi
itu memilih supaya Pontius Pilatus membebaskan
Yesus. Tetapi karena mereka sudah dihasut oleh para tokoh-tokoh Yahudi, maka
mereka berkata: ‘Lepaskan
Barabas, salibkan Dia!’. Ini menyebabkan Pontius Pilatus ‘terpaksa’ menyerahkan Yesus untuk
disalibkan. Jadi, orang-orang Yahudi ini juga bertanggung jawab terhadap
pembunuhan ini.
f) Tentara
Romawi.
Merekalah yang memukuli Yesus
dengan cambuk Romawi yang dipenuhi benda-benda tajam, memberikan mahkota duri,
menyalibkan Yesus, menusuk rusuk Yesus dengan tombak, dsb.
Jadi jelas bahwa mereka juga
bertanggung jawab sebagai pembunuh Yesus.
Apakah hanya 6 kelompok orang ini
saja yang adalah pembunuh-pembunuh Yesus? Tidak! Semua orang dari segala jaman
dan tempat, untuk siapa Yesus sudah mati, adalah pembunuh Yesus! Itu berarti
bahwa saudara dan saya juga adalah pembunuh Yesus! Bukankah karena dosa-dosa
kita Yesus harus menderita dan mati? Jadi, jelas bahwa saudara dan saya juga adalah
pembunuh-pembunuh Yesus.
Mungkin saudara keberatan dan
berkata: ‘Lho,
bukankah waktu Yesus mati, saya belum ada, dan demikian juga dengan dosa-dosa
saya?’. Memang,
tetapi Allah sudah mengetahui dosa-dosa itu, dan Yesus membayarnya di atas kayu
salib. Kalau tidak, saudara tidak bisa ditebus dan diselamatkan!
Waktu di Yerusalem, Dimetrius
melihat Yesus masuk ke Yerusalem dengan menunggang seekor keledai. Ia ‘jatuh
cinta’ kepada Yesus, sehingga waktu dia mendengar bahwa Yesus akan ditangkap
dan dibunuh, ia berusaha untuk menggagalkannya. Tetapi ia gagal. Waktu ia
melihat Yesus memikul salib dan jatuh, lalu dipukuli oleh para tentara Romawi,
ia menyerang tentara Romawi itu, tetapi ia dipukul sehingga pingsan. Pada saat
sadar dari pingsannya, ia melihat Yesus sudah disalibkan. Akhirnya ia tahu
bahwa majikannya adalah kepala pasukan Romawi yang menyalibkan Yesus. Ia marah
kepada majikannya, ia memaki-makinya, dan meninggalkannya.
Dimetrius hanya sadar bahwa
majikannya adalah pembunuh Yesus, tetapi ia tidak sadar bahwa dirinya juga
bertanggung jawab dalam pembunuhan terhadap Yesus itu.
Saudara-saudara yang kekasih,
mungkin saudara seperti Dimetrius itu. Saudara jengkel dan muak terhadap
tokoh-tokoh agama pada saat itu, Yudas Iskariot, Pontius Pilatus dsb., tetapi
saudara lupa bahwa saudara juga adalah pembunuh Yesus. Setiap dosa yang saudara
lakukan menunjukkan bahwa saudara mempunyai andil dalam pembunuhan terhadap
Yesus!
II) Darah yang berteriak.
1) Sekarang
kita kembali kepada pembunuhan terhadap Habel.
Pada waktu ia dibunuh, darahnya
tercurah. Pada saat itu belum ada polisi, jaksa, hakim, pengadilan, dsb. Tetapi
apakah urusannya berhenti di sana ?
Sama sekali tidak! Darah Habel berteriak! Berteriak kepada siapa?
a) Darah
Habel berteriak kepada Allah.
Kej 4:10 - “FirmanNya: ‘Apakah yang telah
kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah”.
Ibr 11:4 - “Karena iman Habel telah
mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena
Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara,
sesudah ia mati”.
Mungkin teriakannya seperti ini: ‘Ya Tuhan, aku adalah anakMu yang
setia kepadaMu, aku selalu memberi yang terbaik kepadaMu, aku selalu berusaha
untuk mentaatiMu. Tetapi Tuhan, sekarang aku dibunuh tanpa alasan. O Tuhan yang
maha adil, apakah Engkau akan berdiam diri melihat pembunuhan yang keji atas
diriku ini?’.
Dengan kata lain, darah Habel
berteriak kepada Allah untuk menuntut keadilan, menuntut Allah menghukum Kain,
sehingga akhirnya Allah betul-betul menghukum Kain.
Kej 4:11-12 - “(11) Maka sekarang, terkutuklah
engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah
adikmu itu dari tanganmu. (12) Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka
tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi
seorang pelarian dan pengembara di bumi.’”.
Tentu saja ini merupakan suatu
kiasan. Sebetulnya bukan darah itu berteriak, tetapi pada waktu darah itu
tercurah Allah melihatnya dan Allah menghukum.
Kalau saudara beranggapan bahwa
kata-kata seperti ini hanyalah khayalan saya, dan kalau saudara beranggapan
bahwa orang-orang beriman yang mati dibunuh tidak mungkin berdoa supaya Allah
menghukum orang-orang yang membunuh mereka, maka lihatlah ayat di bawah ini.
Wah 6:10 - “Dan mereka berseru dengan suara
nyaring, katanya: ‘Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar,
Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang
diam di bumi?’”.
Yang berbicara dalam ayat-ayat ini
adalah orang-orang beriman yang mati dibunuh, dan mereka meminta Allah
menghakimi / menghukum orang-orang yang membunuh mereka!
b) Darah
Habel berteriak kepada hati nurani dari Kain.
Ini memang tidak diceritakan,
tetapi ini pasti ada. Bayangkan: orang-orang jaman sekarang sudah banyak
melihat / mendengar tentang pembunuhan yang kejam. Kita sering melihat film
tentang pembunuhan yang kejam, dsb, sehingga sedikit banyak hati nurani kita
menjadi tumpul. Sekalipun demikian, tetap saja kalau kita membunuh seseorang,
apalagi melihat darahnya tercurah dengan sangat banyak, maka hati nurani kita
pasti kacau, gelisah dan takut.
Apalagi bagi Kain. Ia belum pernah
melihat / mendengar apapun tentang pembunuhan, karena pada saat itu memang
belum pernah ada pembunuhan. Karena itu, jelas bahwa hati nuraninya masih
sangat peka. Karena itu, pada waktu ia melihat darah adiknya tercurah, dan
adiknya menjadi kaku tak bernyawa lagi, pastilah ia takut dan gelisah. Mungkin
ia tidak bisa tidur, dan kalaupun tidur ia akan diganggu oleh mimpi-mimpi buruk
sehubungan dengan pembunuhan tersebut. Mungkin ini terjadi dalam sepanjang sisa
hidupnya.
Jelas bahwa darah Habel sudah
berteriak kepada hati nurani Kain dan mengacaukannya.
2) Sekarang
kita beralih kepada pembunuhan terhadap Yesus.
Waktu Yesus dibunuh, darahNya juga
tercurah. Kalau waktu darah Habel tercurah, darah itu berteriak, mungkinkah
darah Kristus bungkam 1000 bahasa? Tidak mungkin!
Bdk. Ibr 12:24 - “dan kepada Yesus, Pengantara
perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari
pada darah Habel”.
Darah Yesus berteriak kepada
siapa?
a) Darah
Yesus juga berteriak kepada Allah.
Tetapi bagaimana teriakan darah
Yesus itu? Apakah darahNya berteriak seperti ini: ‘Bapa,
Engkau melihat AnakMu yang Tunggal, yang selalu hidup berkenan kepadaMu. Engkau
lihat tangan dan kakiKu yang selalu melakukan hal-hal yang baik, dan melayani
Engkau, sekarang dipakukan di kayu salib. Engkau melihat wajahKu yang selalu
memancarkan kasih, sekarang diludahi, ditampar, dan berlumuran darah dari
kepalaKu yang ditusuk dengan mahkota duri. Ya Bapa yang maha adil, hukumlah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pembunuhan ini, dan buanglah mereka
ke dalam neraka!’.
Saudara-saudara yang kekasih,
kalau darah Yesus berteriak seperti itu kepada Allah, maka celakalah kita
semua!
Tetapi puji Tuhan, darah Yesus
tidak berteriak seperti itu.
Ibr 12:24 - “dan kepada Yesus, Pengantara
perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat
dari pada darah Habel”.
Kata-kata ‘lebih kuat’ ini salah terjemahan; seharusnya ‘lebih baik’!
TB2-LAI
sama salahnya dengan TB1-LAI.
TL:
‘yang mengatakan perkara-perkara yang lebih
baik daripada darah Habel’.
KJV:
‘speaketh better things than that of
Abel’ (= mengatakan hal-hal yang lebih baik dari pada hal-hal
yang dikatakan Habel).
RSV:
‘speaks more graciously than the
blood of Abel’ (= berbicara dengan lebih murah hati dari
pada darah Habel).
NIV:
‘speaks a better word than the blood
of Abel’ (= mengucapkan suatu kata / ucapan yang
lebih baik dari pada darah Habel).
NASB:
‘speaks better than the blood of
Abel’ (= berbicara lebih baik dari pada darah Habel).
Ibr 12:24b
(FAYH): ‘dan kepada darah yang dipercikkan yang
memberikan anugerah pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit
menuntut balas’.
Jadi,
sekalipun darah Yesus memang berteriak kepada Allah, tetapi berbeda dengan
darah Habel yang berteriak menuntut balas / keadilan, maka darah Yesus berteriak
dengan nada yang lebih baik. Darah Yesus berteriak senada dengan teriakan /
kata-kata Yesus di atas kayu salib: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat’ (Luk
23:34).
Calvin (tentang Ibr 12:24):
“the blood of Christ is said to speak better things, because it avails to obtain pardon for our sins. The blood of Abel did not properly cry out; for it was his murder that called for
vengeance before God. But the blood of Christ cries out, and the atonement made
by it is heard daily”
(= darah Kristus dikatakan mengatakan hal-hal yang lebih baik, karena darah itu
berguna untuk mendapatkan pengampunan untuk dosa-dosa kita. Darah Habel tidak
berteriak dengan benar; karena adalah pembunuhannya yang meminta pembalasan di
hadapan Allah. Tetapi darah Kristus berteriak, dan penebusan yang dibuat oleh
darah itu didengarkan setiap hari).
Bible Knowledge Commentary
(tentang Ibr 12:24):
“whose atoning blood does not cry for judgment as
did Abel’s but secures the acceptance of all New-Covenant persons”
(= yang darah penebusanNya tidak berteriak untuk penghakiman seperti yang
dilakukan oleh darah Habel, tetapi memastikan penerimaan dari semua orang-orang
Perjanjian Baru).
The Bible Exposition Commentary:
New Testament (tentang Ibr 12:24): “We learned that Abel is still speaking
(Heb 11:4); and here we discover that Christ’s blood speaks ‘better things than
that of Abel’ (Heb 12:24). Abel’s blood spoke from the earth and cried for
justice (Gen 4:10), while Christ’s blood speaks from heaven and announces mercy
for sinners” [= Kita mempelajari / tahu bahwa Habel
tetap berbicara (Ibr 11:4); dan di sini kita menemukan bahwa darah Kristus
mengatakan ‘hal-hal yang lebih baik dari pada darah Habel’ (Ibr 12:24). Darah
Habel berbicara dari bumi dan berteriak untuk keadilan (Kej 4:10), sedangkan
darah Kristus berbicara dari surga dan mengumumkan belas kasihan untuk
orang-orang berdosa].
Pulpit Commentary (tentang Ibr
12:24): “His
blood cried from the ground for vengeance, with the accusing voice of primeval
sin; Christ’s speaks only of reconciliation and peace”
(= Darahnya berteriak atas dasar pembalasan, dengan suara menuduh dari dosa
jaman purba; darah Kristus berbicara hanya tentang pendamaian dan damai).
Vincent (tentang Ibr 12:24): “The
blood is personified, and its voice is contrasted with that of Abel, whose
blood cried from the ground for vengeance upon his murderer (Gen 4:10). The
voice of Christ’s blood calls for mercy and forgiveness”
[= Darah dipersonifikasikan, dan suaranya dikontraskan dengan darah dari Habel,
yang darahnya berteriak dari tanah untuk pembalasan terhadap pembunuhnya (Kej
4:10). Suara dari darah Kristus meminta belas kasihan dan pengampunan].
Catatan: saya memberikan banyak kutipan dari para
penafsir, karena ada pandangan dari beberapa penafsir yang memberikan
penafsiran yang berbeda. Saya tidak membahas pertentangannya di sini, tetapi
nanti kalau membahas exposisi surat
Ibrani. Tetapi bagi yang mengerti bahasa Inggris dan ingin mempelajarinya, saya
memberikan kutipan dari buku tafsiran John Owen tentang surat Ibrani, yang mempertahankan pandangan
ini.
John Owen
(tentang Ibr 12:24): “He describes the blood of Christ by what it doth: ‘It speaketh
better things than that of Abel.’ Some copies read para< to>n, which must refer unto the person of Abel in the first place,
‘than Abel speaks.’ Some, para<
to>, which are followed
by all the ancient scholiasts; and then it must refer to ai=ma, ‘blood,’ ‘the blood of Abel.’ ... [3.] Comparatively, it is said to speak ‘better things than that of Abel.’ For it is
granted here that Abel is the genitive case, to be regulated by ai=ma, or ‘blood.’ But there was a double blood of Abel: 1st. The blood of the
sacrifice that he offered: for
he offered of ‘the firstlings of his flock, and of the fat thereof,’ Genesis
4:4; which was an offering by blood. 2dly. There was his own blood, which was shed by
Cain. All the ancients take ‘the blood of Abel’ in this latter sense. Some of
late have contended for the former, or the blood of the sacrifice which he
offered. The blood of Christ, they say, was better, and spake better things
than did Abel in his bloody sacrifice. But (be it spoken without reflection on
them) this conjecture is very groundless, and remote from the scope of the
place. For, 1st. There is no comparison intended between the sacrifice of Christ and those before the law; which belonged not at all to the design of the apostle. For it was
only Mosaical institutions that he considered, in the preference which he gives
to the sacrifice of Christ and the gospel, as is evident from the whole
epistle. Nor did the Hebrews adhere to any other. Yet the pretense hereof is
pleaded in the justification of this conjecture. 2dly. The apostle hath a
respect unto some Scripture record of a thing well known to these Hebrews; but there is not any one
word therein of any speaking of Abel by the blood of his sacrifice. 3dly. It is expressly recorded, that Abel’s own blood, after it was
shed, did speak, cry, and plead for vengeance, or the punishment of the murderer.
So speaks God himself: ‘The voice of thy brother’s blood crieth unto me from
the ground,’ Genesis 4:10. And the only speaking of Abel is assigned by our
apostle to be after his death, Hebrews 11:4, - that is, by his blood; whereunto
express regard is had in this place. 4thly. The blood of the sacrifice of Abel did speak the very same things
which the blood of Christ speaks, though in a way dark, typical, and obscure.
It had nothing in itself of the same efficacy with the blood of Christ, but it
spake of the same things. For being a sacrifice by blood, to make atonement in
a typical representation of the sacrifice of Christ, it spake and pleaded, in
the faith of the offerer, for mercy and pardon. But the opposition here between
the things spoken for by the blood of sprinkling, and those spoken for by the
blood of Abel, doth manifest that they were of diverse kinds, yea, contrary to
one another. 5thly. The ground of the comparison used by the apostle is plainly this:
That whereas, as unto men, the blood of Christ was shed unjustly, and he was
murdered by their wicked hands, even as Abel was by the hands of Cain, - the
consideration whereof might have cast many of the Jews who were consenting
thereunto into Cain’s desperation, - he shows that the blood of Christ never
cried, as Abel’s did, for vengeance on them by whom it was shed, but pleaded
their pardon as sinners, and obtained it for many of them: so speaking things
quite of another nature than did that of Abel. This, therefore, is the plain,
obvious, and only true sense of the place” (= ).
b) Darah Yesus
juga berteriak kepada hati nurani kita sebagai pembunuhNya.
Tetapi
lagi-lagi, berbeda dengan teriakan darah Habel yang mengacaukan hati nurani
pembunuhnya, darah Yesus berteriak juga dengan teriakan yang lebih baik, karena
teriakan darah Yesus justru memberikan sukacita dan damai kepada hati nurani
kita.
Memang
pada saat Roh Kudus menyadarkan kita bahwa kita adalah pembunuh Yesus, maka itu
akan membuat kita sedih dan takut. Tetapi pada saat kita tahu / sadar bahwa
darah Yesus dicurahkan bukan hanya oleh kita, tetapi juga bagi
kita, maka kita akan mendapatkan damai dan sukacita karena kita tahu bahwa
semua dosa-dosa kita telah ditebus.
The Bible Exposition Commentary:
New Testament (tentang Ibr 12:24): “Abel’s blood made Cain feel guilty (and
rightly so) and drove him away in despair (Gen 4:13-15); but Christ’s blood
frees us from guilt and has opened the way into the presence of God”
[= Darah Habel membuat Kain merasa bersalah (dan dengan benar demikian) dan
mendorongnya ke dalam keputus-asaan (Kej 4:13-15); tetapi darah Kristus
membebaskan kita dari kesalahan dan telah membuka jalan ke dalam kehadiran /
hadirat Allah].
Kej
4:13-14 - “(13)
Kata Kain kepada TUHAN: ‘Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat
kutanggung. (14) Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan
tersembunyi dari hadapanMu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka
barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.’”.
III) Tanggapan kita.
Sekalipun darah Yesus
berteriak kepada Allah untuk memintakan pengampunan bagi kita, itu tidak
berarti bahwa kita secara otomatis mendapatkan pengampunan. Harus ada sesuatu
yang kita lakukan sebagai tanggapan, dan barulah teriakan darah Yesus itu
bermanfaat bagi kita, dan kita betul-betul diampuni dan mendapatkan damai dan
sukacita.
Lalu apa tanggapan yang
harus kita berikan?
Ibr 12:22-24 - “(22) Tetapi kamu sudah datang ke
Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu
malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (23) dan kepada jemaat anak-anak sulung,
yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang,
dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, (24) dan kepada
Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang
berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.
Jadi, saudara harus datang
kepada Yesus, dan percaya bahwa Ia sudah mencurahkan darahNya untuk menebus
dosa-dosa saudara, dan saudara harus menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara, maka saudara akan mendapatkan pengampunan, hidup kekal, dan damai /
sukacita.
Kalau saudara sudah datang
/ percaya kepada Yesus, dan saudara jatuh lagi ke dalam dosa, lalu bagaimana?
Juga bagaimana kalau saudara jatuh ke dalam dosa yang sangat hebat, atau jatuh
berulang-ulang ke dalam dosa yang sama? Mungkin saudara putus asa tentang hal
itu, tetapi itu sama sekali tidak perlu. Karena apa? Karena darah Yesus masih
tetap berteriak untuk kebaikan kita.
Dalam Ibr 12:24 itu,
kata ‘berbicara’ dalam bahasa aslinya
menggunakan present tense. Karena itu dalam bahasa Inggris bukan diterjemahkan ‘spoke’ (bentuk lampau), tetapi ‘speaks’ (bentuk present). Jadi darah Yesus
berteriak bukan hanya pada jaman dulu, tetapi terus menerus
berteriak.
Setiap kali saudara jatuh
ke dalam dosa, darah Yesus berteriak kepada Bapa: ‘Bapa, ampunilah dia, karena dia tidak tahu
apa yang dia lakukan’. Atau: ‘Bapa,
ampunilah dia, karena Aku telah mati untuk dosa itu’. Atau: ‘Bapa ampunilah dosa itu, karena darahKu
telah tercurah untuk menebus dosa itu’.
Ini memang bukan berarti
bahwa kita boleh menyengaja untuk jatuh ke dalam dosa. Kita memang harus
berusaha untuk hidup suci, tetapi setiap kali kita jatuh, darah Kristus selalu
siap untuk mengampuni kita.
Bdk. 1Yoh 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada
kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat
dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang
adil”.
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar