Luk 2:1-20 - “(1) Pada waktu itu Kaisar Agustus
mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh
dunia. (2) Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius
menjadi wali negeri di Siria. (3) Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri,
masing-masing di kotanya sendiri. (4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia
berasal dari keluarga dan keturunan Daud - (5) supaya didaftarkan bersama-sama
dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. (6) Ketika mereka di situ
tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, (7) dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan
dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan. (8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan
ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan
di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan. (10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
(11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12) Dan inilah
tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan
terbaring di dalam palungan.’ (13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan
malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14)
‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di
antara manusia yang berkenan kepadaNya.’ (15) Setelah malaikat-malaikat itu
meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang
kepada yang lain: ‘Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang
terjadi di sana ,
seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.’ (16) Lalu mereka cepat-cepat
berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di
dalam palungan. (17) Dan ketika mereka melihatNya, mereka memberitahukan apa
yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (18) Dan semua orang yang
mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
(19) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan
merenungkannya. (20) Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan
memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat,
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka”.
Mat 2:1-12 - “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di
Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus
dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang
Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan
kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu
terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam
kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka,
di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di
tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau
Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka
yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin,
yang akan menggembalakan umatKu Israel .’
(7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan
teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia
menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama
hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah
kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata
raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur
itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11)
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria,
ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan
karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka
pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”.
I) Fokus yang salah dari Natal .
Dalam Gereja Roma Katolik kita melihat bahwa
seluruh fokus kekristenan sudah bergeser. Yang mestinya adalah Yesus Kristus
lalu bergeser kepada Maria. Maria dijadikan pengantara, doa dinaikkan kepada
Maria, dsb.
Tetapi dalam perayaan Natal, baik Katolik,
Protestan, maupun Pentakosta / Kharismatik, juga menggeser fokus Natal, dari
Yesus Kristus kepada hal-hal lain, khususnya kepada pohon Natal.
Mari kita membahas pohon Natal itu sebentar.
Seorang penulis internet mengatakan:
1. “Ide
untuk menggunakan pohon Natal
juga masuk ke Inggris dari kepercayaan orang-orang Eropa sebelum mereka menjadi
Kristen. Suku bangsa Celtic dan Teutonic menghormati pohon-pohon ini pada
perayaan musim dingin sebagai simbol kehidupan kekal. Pohon ini disembah
sebagai janji akan kembalinya sang matahari … Beberapa orang terpelajar
mengangkat pohon ini, yang merupakan lambang kehidupan bagi para penyembah
berhala, menjadi lambang Juru Selamat dan dengan demikian menjadi bagian yang
tak terpisahkan dengan perayaan hari kelahiranNya”.
2. “Kita
MENGIRA bahwa pohon Natal
melambangkan hidup kekal dari Kristus”.
3. “Tetapi jika Alkitab
diam mengenai perayaan Natal , sesungguhnya
Alkitab TIDAK DIAM mengenai adat kebiasaan bangsa kafir dalam mendirikan sebuah
pohon – adat kebiasaan yang sama YANG TELAH MENJADI POHON NATAL ! Hal ini akan mengejutkan banyak orang.
Tetapi ini dia: Dengarlah firman yang disampaikan TUHAN kepadamu, hai kaum Israel !
Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah
bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun
bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah
kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang di hutan, yang
dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan
emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.
Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat
berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah
takut kepadanya …’ (Yer. 10:1-5)”.
Encyclopedia Britannica
2000 dengan topik ‘Christmas tree’:
“an evergreen, usually a balsam or douglas fir, decorated with
lights and ornaments as a part of Christmas festivities. The use of evergreen
trees, wreaths, and garlands as a symbol
of eternal life was an ancient custom of the Egyptians, Chinese, and
Hebrews. Tree worship, common among the pagan Europeans, survived after their
conversion to Christianity in the Scandinavian customs of decorating the house
and barn with evergreens at the New Year to scare away the devil and of setting
up a tree for the birds during Christmastime; it survived further in the
custom, also observed in Germany, of placing a Yule tree at an entrance or
inside the house in the midwinter holidays. The modern Christmas tree, though, originated
in western Germany .
The main prop of a popular medieval play about Adam and Eve was a fir tree hung
with apples (paradise tree) representing the Garden of Eden. The Germans set up
a paradise tree in their homes on December 24, the religious feast day of Adam
and Eve. They hung wafers on it (symbolizing the host, the Christian sign
of redemption); in a later tradition, the wafers were replaced by cookies of
various shapes. Candles, too, were often added as the symbol of Christ. In the
same room, during the Christmas season, was the Christmas pyramid, a triangular
construction of wood, with shelves to hold Christmas figurines, decorated with
evergreens, candles, and a star. By the 16th
century, the Christmas pyramid and paradise tree had merged, becoming the
Christmas tree. The custom was widespread
among the German Lutherans by the 18th century, but it was not until the
following century that the Christmas tree became a deep-rooted German tradition.
Introduced into England in
the early 19th century, the Christmas tree was popularized in the mid-19th
century by the German Prince Albert, husband of Queen Victoria . The Victorian tree was decorated
with candles, candies, and fancy cakes hung from the branches by ribbon and by
paper chains. Brought to North America by
German settlers as early as the 17th century, Christmas trees were the height
of fashion by the 19th century. They were also popular in Austria , Switzerland ,
Poland , and The Netherlands .
In China and Japan ,
Christmas trees, introduced by western missionaries in the 19th and 20th
centuries, were decorated with intricate paper designs”.
Sekalipun tuduhan penulis
internet di atas banyak yang merupakan tuduhan seenaknya sendiri, tetapi memang
ada kemungkinan bahwa asal usul pohon Natal berbau kekafiran. Tetapi Encyclopedia
Britannica yang saya kutip di atas membedakan pohon Natal kuno dan yang modern. Pohon Natal
modern dikatakannya berasal dari Jerman Barat, dan tidak berurusan dengan
penyembahan berhala atau kekafiran, tetapi berhubungan dengan pohon di Taman
Eden, dan digunakan pada tanggal 24 Desember, yang merupakan hari raya untuk
memperingati Adam dan Hawa. Penggunaan pohon yang terus menerus hijau / tidak terpengaruh oleh musim dingin,
seperti cemara, dimaksudkan sebagai simbol dari kehidupan yang kekal. Kalau ini
benar, maka pohon Natal
modern tidak bersumber pada kekafiran / penyembahan berhala.
Tetapi tetap ada hal-hal yang
negatif tentang pohon Natal ,
yaitu:
1) Hiasan Santa Claus. Ini menurut saya harus dibuang.
2) Hiasan yang tidak sesuai dengan fakta. Dengan memberikan
salju-saljuan, maka itu menunjukkan bahwa seolah-olah Natal terjadi pada musim dingin. Padahal
boleh dikatakan tidak mungkin bahwa Natal
terjadi pada musim dingin, mengingat bahwa para gembala berada di luar / di padang pada malam hari, pada saat mereka mendapat berita Natal dari
malaikat-malaikat. Jadi mungkin hiasan salju-saljuan itu harus dibuang, untuk
lebih menyesuaikan dengan fakta. Juga lagu seperti ‘White Christmas’.
3) Penekanan yang saya anggap berlebihan terhadap pohon Natal . Mengapa saya
katakan berlebihan? Karena bagi banyak orang, pohon Natal menjadi sesuatu yang mutlak harus ada.
Kalau tidak ada pohon Natal maka seolah-olah itu
bukan Natal .
Dengan demikian bagi banyak orang kristen, pohon Natal menjadi hakekat dari
Natal, padahal sebetulnya, kalau mau berbicara secara strict, maka Natal sama
sekali tidak berurusan dengan pohon Natal.
Apa bahayanya kalau pohon Natal itu menjadi terlalu
penting? Semua hal dalam kekristenan yang menjadi terlalu penting, bisa
menggeser apa yang seharusnya merupakan hal terpenting dalam Natal , yaitu Yesus Kristus sendiri.
Earl Riney: “The
Christmas tree has taken the place of the altar in too much of our modern
Christmas observance” (= Pohon Natal telah mengambil tempat
di altar dalam terlalu banyak dari perayaan Natal modern kita) - ‘The Encyclopedia of Religious
Quotations’, hal 113-114.
Illustrasi: round girl (gadis yang membawa papan
penunjuk ronde dalam pertandingan tinju) yang terlalu cantik dan sexy
menyebabkan penonton tidak memperhatikan papan bertuliskan ronde ke berapa yang
sedang ia bawakan. Demikian juga kalau pohon Natal
terlalu ditonjolkan itu bisa menyebabkan orang-orang tidak lagi melihat kepada
Kristus, tetapi kepada pohon Natal
itu.
Saya tidak mengharuskan untuk
membuang pohon Natal
secara total; itu rasanya tidak mungkin. Tetapi setidaknya kita harus mengurangi
penekanan yang berlebihan pada pohon Natal ini, supaya jangan pohon Natal, yang
sebetulnya tidak ada hubungannya dengan Natal, mengaburkan / menggeser fokus
yang sebenarnya dari Natal.
II) Fokus yang benar dari Natal .
Kalau kita membaca cerita Natal
yang sesungguhnya dalam Kitab Suci (Luk 2:1-20 Mat 2:1-12), maka jelas bahwa fokus yang
sebenarnya dari Natal
adalah diri dari Yesus Kristus. Dia yang dilahirkan pada Natal . Dia yang dicari dan akhirnya disembah
dan diberi hadiah / persembahan oleh orang-orang Majus. Dia juga yang
diberitakan oleh malaikat-malaikat kepada para gembala di padang .
Karena itu mari kita kembali kepada fokus
yang sebenarnya dari Natal , dengan mempelajari
tentang Yesus Kristus yang diberitakan pada Natal ini.
Luk 2:11 - “Hari ini telah lahir
bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”.
1) Kata ‘Tuhan’ harus diartikan dalam arti setinggi-tingginya, dan jelas
menunjukkan Yesus sebagai Allah sendiri.
Bayi yang kelihatan lemah / tak
berdaya, yang lahir pada Natal
yang pertama ini, juga adalah Allah sendiri. Hal ini juga ditunjukkan oleh:
a) Ayat-ayat seperti:
1. Ro 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias
dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah
Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.
2. 1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah
mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita
ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah
yang benar dan hidup yang kekal”.
b) Penyembahan yang dilakukan oleh orang-orang Majus kepada
Dia.
Mat 2:11 - “Maka masuklah mereka ke dalam
rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah
Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur”.
Orang-orang Majus itu bukan
menyembah Maria, atau Yesus dan Maria, tetapi hanya menyembah Yesus. Ini
terlihat dari kata ‘Dia’
yang merupakan kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki.
C. H. Spurgeon:
The old
Reformers used to say, “Here is a bone that sticks in the throat of the
Romanists, and they can neither get it up nor down, for it does not say, ‘They
saw Mary and the young child’, the young child is put first, they came to see
him; and it does not say that ‘they fell down and worshipped them’” If ever
there was an opportunity for Mariolatry,
surely this was the one, when the child
was as yet newly-born, and depended so
much upon his mother. Why did not the magi say “Ave Maria!” and commence
at once their Mariolatry? Ay, but these were wise men; they were not
priests from Rome, else might they have done it [=
Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut
di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya
ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan
bayi itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan
ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah mereka’”. Kalau
ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya
inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung
kepada ibuNya. Mengapa orang-orang Majus itu tidak berkata ‘Salam Maria!’ dan
langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang
yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian
mereka mungkin sudah melakukannya] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol 3, hal 34.
Catatan: Perlu saudara ketahui bahwa dalam terjemahan KJV kata-kata ‘orang-orang
majus’ dalam Mat 2:1
diterjemahkan ‘wise men’ (= orang-orang yang bijaksana).
Siapapun yang tidak mempercayai
Yesus sebagai Allah, dan hidup sesuai dengan kepercayaan tersebut (menjadikan
Dia Tuhan dalam kehidupan saudara), bukan orang kristen yang sejati.
Bdk. Fil 2:9-11 - “(9) Itulah sebabnya Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama,
(10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku:
‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
Ini merupakan suatu nubuat yang
akan digenapi pada akhir jaman / kedatangan Yesus yang keduakalinya. Kalau saat
ini saudara tidak mau menyembah Yesus dan mengakuiNya sebagai Tuhan / Allah,
maka nanti pada akhir jaman saudara akan melakukan itu dengan terpaksa, dan
tanpa ada gunanya. Dari pada mengalami hal itu pada akhir jaman, lakukan hal
itu sekarang dengan sukarela!
2) Kata ‘lahir’ menunjukkan bahwa Yesus yang adalah Allah itu telah menjadi
manusia, dan ini yang kita peringati dalam Natal .
Ia menjadi manusia yang sama
dengan kita kecuali dalam hal dosa. Kalau tadi pada saat berbicara tentang
keilahianNya, saya menyatakan bahwa Ia betul-betul adalah Allah, maka sekarang
pada saat membicarakan kemanusiaanNya, saya menyatakan bahwa Ia betul-betul
adalah manusia. Jadi, sejak Yesus berinkarnasi, maka Ia adalah sungguh-sungguh
Allah dan sungguh-sungguh manusia.
Hampir semua ayat Natal membicarakan
keilahian dan kemanusiaan Yesus. Bandingkan dengan:
a) Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah
diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja
Damai”.
b) Yer 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN,
bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai
raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6)
Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram;
dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN-keadilan kita”.
c) Mikha 5:1 - “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara
kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah
Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”.
d) Mat 1:23 - “‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ - yang berarti:
Allah menyertai kita”.
e) Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran”.
f) Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.
3) Kata ‘Kristus’ artinya sama dengan ‘Mesias’, yaitu ‘yang diurapi’.
Yesus datang ke dalam dunia untuk
menggenapi janji Allah tentang Mesias, yang sudah ditunggu-tunggu selama ribuan
tahun oleh bangsa Yahudi. Sebetulnya janji tentang Yesus sudah ada dalam
Kej 3:15 pada saat Adam dan Hawa baru jatuh ke dalam dosa.
Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya.’”.
Tetapi janji yang betul-betul
menyolok tentang Mesias baru ada pada jaman Abraham, yaitu dalam Kej 12:3
- “Aku akan memberkati
orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk
engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’”.
4) Kata ‘Juruselamat’.
KelahiranNya terjadi memang
dengan tujuan utama untuk menggenapi rencana Allah berkenaan dengan
penyelamatan umat manusia yang telah jatuh dalam dosa.
Yoh 12:27 - “Sekarang jiwaKu terharu dan
apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab
untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini”.
Ini pergumulan yang mirip dengan
yang di taman Getsemani, dan ini menunjukkan bahwa tujuan kedatangan Yesus ke
dunia menjadi manusia adalah: mati disalib untuk menebus dosa kita. Natal tidak
boleh dipisahkan dari Jum’at Agung.
Manusia biasa, karena sudah
lahir, maka nanti harus mati. Tetapi untuk Kristus terbalik. Karena Ia
mau mati, maka Ia harus lahir. Sebagai Allah
Ia tidak bisa menderita ataupun
mati. Tetapi setelah Ia menjadi manusia, Ia bisa menderita dan mati untuk
menebus dosa kita.
Setiap saudara adalah manusia
berdosa, bahkan manusia yang sangat berdosa, dan setiap saudara membutuhkan
Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara!
Subhadra Bhikshu (a Buddhist
Catechism): “No one can be redeemed by another. No God and no saint is able to
shield a man from conseqeunces of his evil doings. Every one of us must become
his own redeemer” (= Tidak seorangpun bisa ditebus oleh orang lain. Tidak ada Allah
dan tidak ada orang suci yang bisa melindungi seorang manusia dari
konsekwensi-konsekwensi dari tindakan-tindakan jahatnya. Setiap orang dari kita
harus menjadi penebusnya sendiri) - ‘The Encyclopedia of Religious
Quotations’, hal
590.
Ini ajaran agama lain. Kitab Suci
kita mengajarkan sebaliknya, yaitu bahwa tidak ada orang yang bisa menebus /
membenarkan dirinya sendiri.
Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada
Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan
oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang
dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak
kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka
sia-sialah kematian Kristus”.
Johann Hieronymus Schroeder: “It has been the cross which has
revealed to good men that their goodness has not been good enough” (=
Saliblah yang telah menyatakan kepada orang-orang yang baik bahwa kebaikan
mereka tidaklah cukup baik)
- ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 145.
Yesus sudah datang dan sudah
menderita dan mati untuk menebus dosa kita. Ini inti dan makna dari Natal . Tetapi itu tidak
ada gunanya bagi saudara, jika saudara mengabaikan / tidak mau percaya dan
menerima Kristus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara.
Seseorang mengatakan: “Christmas
began in the heart of God. It is complete only when it reaches the heart of
man”
(= Natal
dimulai dalam hati Allah. Natal lengkap hanya pada saat Natal
mencapai hati manusia) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 113.
Kesimpulan / penutup.
Jangan menggeser fokus dari Natal . Kristus adalah fokus dari Natal . Saudara yang belum
percaya kepadaNya, cepatlah percaya sebelum terlambat. Saudara yang sudah
percaya, teruslah hidup untuk Dia, makin tinggikan Dia sebagai Tuhan dalam
hidup saudara, dan beritakanlah Dia kepada orang-orang yang belum percaya.
Tuhan memberkati saudara.
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar