I) Allah melawat umatNya pada Natal .
Jaman sekarang,
kalau seseorang berkata ‘Allah melawat umatNya’ maka biasanya ia berkata
demikian karena melihat ada sesuatu yang spektakuler. Ini juga terjadi dalam
jaman Kitab Suci, misalnya dalam Luk 7:16, dimana keluar kata-kata ‘Allah
telah melawat umatNya’ setelah mereka melihat Yesus membangkitkan anak janda di
Nain.
Tetapi dalam
Natal 2000 tahun yang lalu itu, Allah melawat umatNya, dan tidak kelihatan ada
hal-hal yang spektakuler, setidaknya untuk kebanyakan orang pada saat itu.
Memang ada hal-hal yang spektakuler, seperti:
·
kelahiran dari perawan. Tetapi siapa yang
mengetahui hal ini selain Yusuf dan Maria?
· bala tentara sorga / malaikat yang memuji Allah
(Luk 2:13-14), tetapi lagi-lagi hanya beberapa gembala yang melihat hal ini.
·
tanda bintang (Mat 2:2,9). Tetapi inipun
hanya kelihatan oleh para orang Majus.
Sedangkan yang
terlihat oleh orang banyak, sama sekali tidak spektakuler. Ini memang sesuai
dengan nubuat Perjanjian Lama tentang Yesus.
Bdk.
Yes 53:2-3 - “(2) Sebagai taruk ia tumbuh di
hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan
semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak,
sehingga kita menginginkannya. (3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang
penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,
sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia dan bagi kitapun dia tidak masuk
hitungan”.
Tetapi Kitab
Suci mengatakan bahwa Yesus adalah Imanuel
/ God with us / Allah dengan kita /
Allah beserta kita! Dengan kata lain, dalam diri Yesus, Allah telah melawat
kita.
Penerapan:
jangan selalu mengharapkan hal-hal yang spektakuler! Sekalipun Tuhan memang
bisa melakukan hal seperti itu, tetapi tidak selalu Ia bekerja dengan cara
demikian! Juga jangan beranggapan bahwa kalau tidak terjadi hal-hal yang
spektakuler, Allah tidak melawat / tidak hadir / tidak bekerja.
II) Tujuan lawatan Allah dalam Natal .
Mat 1:21 -
“Ia akan melahirkan anak
laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.
1) Kata ‘menyelamatkan
dari dosa’ artinya adalah:
a) Menebus dari dosa, mengampuni
dosa, membebaskan dari hukuman dosa.
1. Nama ‘Yesus’ artinya memang
adalah ‘Saviour’ (= Juruselamat), dan
karena itu:
·
dalam beriman kepada Yesus, saudara harus
percaya kepadaNya sebagai Juruselamat dosa, bukan sekedar sebagai pelaku
mujijat, teladan, pemberi berkat, penyembuh penyakit dsb.
· dalam penginjilan, hal inilah yang harus saudara
tekankan! Kalau dalam penginjilan saudara terus berbicara tentang kesembuhan
ilahi / mujijat, maka saudara akan menghasilkan ‘petobat’ yang hanya percaya
kepada Yesus sebagai penyembuh / pelaku mujijat. Itu bukan hal yang
salah (karena Yesus memang bisa menyembuhkan / melakukan mujijat), tetapi iman
seperti itu tidak memadai dan belum menyelamatkan dia! Tetapi kalau dalam
penginjilan saudara menceritakan kematian Kristus untuk menebus dosa, maka
saudara akan menghasilkan petobat sejati yang betul-betul percaya kepada Yesus
sebagai Juruselamat dosa.
2. Orang yang betul-betul
percaya kepada Kristus betul-betul bebas dari hukuman dosa.
Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak
ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
b) Membebaskan dari perhambaan dosa
(Yoh 8:34-36 1Pet 2:24).
1Pet 2:24 -
“Ia
sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita,
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran”.
Yoh 8:34b - “Setiap
orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa”.
Yoh 8:36 -
“Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka”.
Dengan
demikian, kita yang tadinya diperhamba oleh dosa, tidak bisa berbuat baik,
sekarang bisa berbuat baik. Dengan kata lain, kita mengalami pengudusan.
Orang Kristen
yang sejati harus mengalami kedua hal di atas ini. Tetapi jaman sekarang banyak
orang kristen yang yakin kalau dosanya sudah diampuni, tetapi hidupnya sama
sekali tidak berubah. Kalau saudara adalah orang seperti itu ingatlah bahwa
Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati!
Yak 2:17,26
- “(17) Demikian juga
halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati,
demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.
Juga perhatikan
kutipan-kutipan kata-kata J. C. Ryle dalam bukunya yang berjudul ‘Holiness’ (= Kekudusan) di bawah ini:
·
“A
‘saint’, in whom nothing can be seen but worldliness or sin, is a kind of
monster not recognized in the Bible” (= ‘Orang kudus’,
dalam diri siapa tidak terlihat apapun kecuali keduniawian atau dosa, adalah
sejenis monster yang tidak dikenal dalam Alkitab) - hal 19.
· “I
do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the
greatest burden, sorrow and trouble” (= Aku tidak
mengerti bagaimana seseorang bisa adalah orang percaya yang sejati kalau bagi
dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar) -
hal 38 (kata-kata ini dikutip J. C. Ryle dari John Owen).
· “I
fear it is sometimes forgotten that God has married together justification and
sanctification. They are distinct and different things, beyond question, but
one is never found without the other. All justified people are sanctified, and
all sanctified are justified. What God has joined together let no man dare to
put asunder” (= Aku takut bahwa kadang-kadang
dilupakan kalau Allah telah mengawinkan ‘pembenaran’ dan ‘pengudusan’. Tidak
usah diragukan bahwa mereka memang adalah 2 hal yang berbeda, tetapi yang satu
tidak pernah ada tanpa yang lain. Semua orang yang dibenarkan juga dikuduskan,
dan semua yang dikuduskan juga dibenarkan. Apa yang telah dipersatukan Allah
jangan ada yang berani menceraikannya) - hal 46.
· “He
and sin must quarrel, if he and God are to be friends”
(= Ia dan dosa harus bertengkar, kalau ia mau berteman dengan Allah)
- hal 68.
2) ‘UmatNya’.
Ini tidak bisa
diartikan ‘orang Yahudi saja’, tapi harus diartikan ‘orang pilihan Allah dari
semua bangsa’. Yesus memang tidak datang hanya untuk bangsa Yahudi saja. Ini
terlihat dengan jelas dari ayat-ayat seperti:
· Kej 12:3 - “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum
di muka bumi akan mendapat berkat.’”.
· Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.
· Kis 1:8 - “Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.
·
Kis 10:34-35 - “(34) Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya:
‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. (35)
Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepadaNya”.
· Roma 11:11-24 - “(11) Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung
dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan
telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. (12)
Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka
kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. (13)
Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku
adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan
pelayananku, (14) yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam
hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari
mereka. (15) Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia,
dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara
orang mati? (16) Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga
kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus. (17)
Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar
telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon
zaitun yang penuh getah, (18) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang
itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu,
melainkan akar itu yang menopang kamu. (19) Mungkin kamu akan berkata: ada
cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai
tunas. (20) Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu
tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! (21) Sebab
kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan
menyayangkan kamu. (22) Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga
kekerasanNya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu
kemurahanNya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahanNya; jika tidak, kamupun
akan dipotong juga. (23) Tetapi merekapun akan dicangkokkan kembali, jika
mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk
mencangkokkan mereka kembali. (24) Sebab jika kamu telah dipotong sebagai
cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah
dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut
asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri”.
3) Cara Kristus menyelamatkan.
Ia menyelamatkan
kita dari dosa dengan jalan mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Karena Ia
mau mati untuk menebus dosa inilah maka Ia harus dilahirkan (Mat 20:28 - “Anak
manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”).
·
“Yesus mati supaya kita bisa
hidup”.
·
“Anak Allah menjadi manusia,
supaya manusia bisa menjadi anak Allah”.
4) Secara tidak langsung Mat 1:21 ini
menunjukkan bahwa kalau Yesus tidak datang, maka umat manusia tidak akan bisa
selamat.
Kalau memang sudah ada atau akan ada jalan
keselamatan yang lain, apa perlunya Yesus datang ke dalam dunia, menderita dan
mati disalib untuk menebus dosa? Hanya untuk memberikan tambahan satu jalan
lagi padahal sudah ada banyak jalan? Itu bodoh dan konyol. Yang benar adalah:
karena tidak ada jalan lain untuk selamat, maka Yesus datang ke dalam dunia dan
mati disalib untuk menebus dosa, supaya tersedia jalan keselamatan satu-satunya
bagi manusia!
Penerapan:
·
jangan mencari jalan keselamatan di luar
Kristus. Kalau mau selamat, datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai
Juruselamat dan Tuhan.
· banyaklah dan tekunlah dalam memberitakan Injil,
bahkan dalam gereja (ingat akan lalang di antara gandum!), karena tanpa
ini manusia akan masuk ke neraka.
III) 3 golongan orang dengan tanggapannya terhadap Natal .
1) Golongan Herodes.
a) Diri Herodes (Herodes yang Agung).
Ia adalah orang
Idumea dan sebetulnya ia adalah seorang raja yang hebat, tetapi ia sangat mudah
curiga dan kejam luar biasa. Ia bahkan membunuh istrinya sendiri, ibu mertuanya
dan 3 anak laki-lakinya karena curiga bahwa mereka mau merebut tahtanya.
Sampai-sampai
saat itu ada kata-kata dari kaisar yang berbunyi: ‘Lebih baik menjadi babinya Herodes dari pada
menjadi anak laki-lakinya’. Mengapa? Karena Herodes, yang ingin
menyenangkan orang Yahudi, memang tidak makan babi. Jadi kalau menjadi babinya
aman. Tetapi menjadi anak laki-lakinya resikonya besar untuk dicurigai dan lalu
dibunuh.
Catatan:
dalam bahasa Yunani, kata ‘anak
laki-laki’ adalah HUIOS, sedangkan kata ‘babi’ adalah HUOS, sehingga dalam bahasa
Yunani kata-kata kaisar itu membentuk syair.
Bisakah saudara
bayangkan bagaimana reaksinya ketika mendengar dari orang-orang Majus bahwa ada
raja orang Yahudi yang baru dilahirkan? Semua orang tahu akan kekejamannya dan
karena itu ketika ia mendengar dari orang-orang Majus tentang raja yang baru
lahir, dikatakan oleh Kitab Suci bahwa ‘terkejutlah ia beserta seluruh
Yerusalem’ (Mat 2:3).
Kata ‘terkejut’ di sini
salah terjemahan; seharusnya adalah ‘terganggu’.
KJV/RSV/NASB: ‘was troubled’ (= terganggu).
NIV: ‘was disturbed’ (= terganggu).
Perhatikan
bahwa ay 3 itu mengatakan bahwa bukan hanya Herodes saja yang merasa terganggu,
tetapi juga seluruh Yerusalem. Mengapa? Karena seluruh Yerusalem, yang sudah
mengenal watak Herodes, takut akan reaksi Herodes karena adanya Raja yang baru
lahir itu.
b) Sikapnya terhadap Tuhan Yesus.
Ia menganggap
kehadiran Tuhan Yesus ‘mengganggu’ kehidupannya / kedudukannya sehingga ia
menentang Tuhan Yesus dan ingin membunuhNya.
Perlu diketahui bahwa orang yang memusuhi Yesus
belum tentu memusuhi gereja. Herodes membangun Bait Allah, tetapi ia memusuhi
Yesus. Jadi bisa saja saudara pro pada gereja / kekristenan (simpatisan
kristen), tetapi memusuhi Yesus!
Yesus datang ke
dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Herodes salah sangka
terhadap maksud baik Yesus itu, dan ia justru memusuhi Yesus!
Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang menolak Tuhan Yesus karena saudara merasa
bahwa Tuhan Yesus ‘mengganggu’ hidup saudara? Ada macam-macam cara melalui mana saudara
bisa merasakan Yesus sebagai gangguan, seperti:
·
Mungkin agama saudara bertentangan dengan Yesus,
dan karena itu saudara menganggap Yesus sebagai gangguan.
· Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu
kenikmatan hidup saudara karena Yesus melarang saudara berzinah.
·
Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu acara
piknik saudara pada hari Minggu karena Ia menyuruh saudara untuk berbakti di
gereja.
·
Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu
pekerjaan saudara karena Ia melarang saudara berdusta dan menyuruh saudara
untuk hidup jujur.
·
Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu
pelajaran sekolah saudara karena ia melarang saudara tidak jujur pada waktu
ulangan / ujian.
·
Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu saudara
dalam persoalan pacaran karena Ia melarang saudara berpacaran dengan orang yang
tidak seiman.
·
Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu
kehidupan keluarga saudara karena keluarga saudara selalu aktirf di gereja
sehingga menyebabkan saudara kesepian.
Kalau hal-hal
seperti ini menyebabkan saudara lalu menolak Yesus, saudara tidak berbeda
dengan Herodes!
Kalau saudara
adalah orang seperti Herodes, ingatlah bahwa Yesus datang ke dalam dunia dengan
maksud baik, yaitu untuk menyelamatkan dunia dari dosa. Kalau saudara terus
membiarkan diri saudara salah paham tentang hal ini, dan terus memusuhi Yesus,
maka akhirnya saudara tidak akan diselamatkan, dan saudara akan mengalami
hukuman kekal karena dosa-dosa saudara! Karena itu bertobatlah dan datanglah
kepada Yesus, dan terimalah Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara!
Illustrasi:
Ada seorang
petani yang mempunyai seekor anjing yang setia. Suatu hari petani itu mempunyai
anak, dan pada waktu ia pergi ke sawah untuk bertani, ia meninggalkan bayinya
dalam kamar beserta anjingnya. Pada waktu ia pulang dari sawah, anjingnya
menyambutnya dengan mulut berlumuran darah. Ia kaget sekali dan menduga bahwa
anjing itu telah membunuh bayinya. Ia marah sekali dan lalu memukuli anjing itu
sampai mati. Tetapi pada waktu ia masuk ke kamar, ternyata bayi itu ada dalam
keadaan sehat, dan di dekatnya ada bangkai seekor ular. Jadi anjing itu membela
bayi itu dengan bertarung dengan ular itu dan membunuhnya. Anjing itu melakukan
sesuatu yang sangat baik dan mulia, tetapi karena salah sangka, petani itu
justru membunuhnya.
2) Golongan Imam dan ahli Taurat.
Mereka adalah
rohaniwan / tokoh agama, dan mereka adalah orang-orang yang melayani Tuhan,
mengerti dan bahkan hafal Firman Tuhan. Pada waktu ditanya dimana Mesias harus
dilahirkan, mereka langsung ingat bahwa Perjanjian Lama mengatakan bahwa Mesias
akan dilahirkan di Betlehem.
Bdk.
ay 4-6: “(4) Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata
kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam
kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang
terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan
bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel. ’”.
Bahwa mereka
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Firman Tuhan, dan bisa mengutip
Mikha 5:1 dari Perjanjian Lama untuk menjawab pertanyaan Herodes /
orang-orang Majus, menunjukkan bahwa mereka banyak belajar dan hafal akan Kitab
Suci.
Tetapi imam-imam
dan ahli-ahli Taurat yang tahu banyak tentang Firman Tuhan / Mesias ini, tidak
mau pergi ke Betlehem untuk mencari Mesias. Mereka acuh tak acuh terhadap diri
Tuhan Yesus sendiri.
Illustrasi:
Sikap imam-imam dan ahli-ahli Taurat ini sama gilanya dengan pemuda yang datang
ke rumah seorang gadis secara rajin, mempunyai dan menjalin hubungan yang baik
dengan keluarga gadis itu, mempelajari dan mengerti banyak tentang gadis itu,
mau melayani gadis itu, tetapi terhadap diri gadis itu sendiri ia acuh tak acuh
/ tak ada hubungan.
Penerapan:
banyak orang Kristen yang mempunyai jabatan tinggi dalam gereja / sudah melayani
Tuhan, mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi tidak mempunyai hubungan
pribadi dengan Tuhan, dan tidak pernah ‘datang’ kepada Yesus, dan bahkan
sebetulnya sama sekali tidak peduli dengan diri Yesusnya sendiri. Mereka punya
interest terhadap segala sesuatu dalam gereja (pendetanya, aliran gerejanya,
aktivitasnya, jemaatnya, dsb) tetapi mereka acuh tak acuh terhadap diri Yesus
sendiri. Orang seperti ini bisa menyusup dalam segala golongan dalam gereja,
mulai anak sekolah minggu sampai pendeta!
Kalau saudara
adalah orang kristen yang seperti ini, jangan pernah harap bahwa kekristenan
yang kosong seperti itu bisa menyelamatkan saudara! Karena yang paling utama
dalam kekristenan adalah hubungan pribadi / pengenalan terhadap Yesusnya!
Bdk.
Mat 7:21-23 - “(21)
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.
(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan
mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan
berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
Terlihat sekali
bahwa orang-orang ini adalah orang-orang kristen yang aktif di gereja, dan
banyak melakukan pelayanan, bahkan pelayanan yang hebat-hebat / spektakuler,
tetapi ternyata Yesus tidak pernah mengenal mereka!
Padahal, kalau
mereka adalah orang-orang kristen yang sejati, Yesus pasti mengenal mereka.
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
·
Yoh 10:27 - “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.
·
Gal 4:9 - “Tetapi
sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal
Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan
miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?”.
·
2Tim 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan
meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang
yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.
3) Golongan orang-orang Majus.
a) Hal-hal yang tidak kita
ketahui tentang orang-orang Majus ini:
1. Tidak diketahui dengan jelas
dari mana datangnya orang-orang Majus ini. Kitab Suci hanya mengatakan bahwa
mereka datang ‘dari
Timur’.
2. Juga tidak diketahui berapa
jumlah orang-orang Majus ini.
Kitab Suci
tidak pernah mengatakan bahwa mereka berjumlah 3 orang! Persembahan mereka yang
3 macam, yaitu emas, kemenyan dan mur, tidak membuktikan bahwa mereka ada 3
orang!
Penerapan: jadi, kalau saudara membuat
drama tentang orang-orang Majus ini, saudara tidak harus menggunakan 3 orang
Majus. Pokoknya harus lebih dari satu, karena istilah di sini menggunakan
bentuk jamak. Tetapi jumlahnya boleh 2 atau 3 atau bahkan 12!
b) Orang-orang Majus ini kontras
sekali dengan gembala-gembala yang datang pada waktu kelahiran Yesus
(Luk 2:8-dst).
Orang-orang
Majus: Para
gembala:
- bukan orang
Yahudi. - orang Yahudi.
- kaya (mereka
memberi emas!). - miskin.
-
berpendidikan. - tidak
berpendidikan.
1. Bahwa Injil diberitakan
kepada ‘gembala’ maupun ‘orang Majus’, menunjukkan bahwa Injil harus
diberitakan kepada semua golongan (bangsa apapun, tingkat ekonomi dan pendidikan
yang bagaimanapun).
Renungkan:
adakah golongan yang saudara anak tirikan dalam pemberitaan Injil? Bangsa /
suku bangsa tertentu (yang fanatik dalam agama lain)? Golongan yang miskin?
Golongan yang tidak berpendidikan?
2. Orang dari golongan apapun
boleh datang kepada Kristus.
Bandingkan
dengan Yoh 6:37b yang berbunyi: “barangsiapa datang kepadaKu, ia
tidak akan Kubuang”.
c) Mereka mendapat petunjuk ‘bintang’ (ay 2,9,10).
1. Astronomy berasal dari 2 kata
bahasa Yunani yaitu ASTRON (= bintang) + NOMOS (= hukum).
Ini menunjuk
pada ilmu perbintangan, dan ini tentu tidak dilarang dalam kekristenan.
2. Astrology berasal dari 2 kata
bahasa Yunani juga, yaitu ASTRON (= bintang) + LOGOS (= kata, ucapan, ajaran).
Ini menunjuk pada ramalan yang didasarkan atas posisi bintang, atau yang lazim
kita kenal dengan nama Horoscope.
Ini secara
explicit dilarang dalam Kitab Suci / kekristenan, yaitu dalam Yes 47:13-15
yang berbunyi sebagai berikut: “(13) Engkau telah payah karena
banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala
penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru
memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! (14) Sesungguhnya, mereka
sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari
kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk
berdiang! (15) Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu, yang
telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke
segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau”.
Sekarang, kalau
Astrology / Horoscope itu memang dilarang, bagaimana mungkin Tuhan memberi
petunjuk kepada orang-orang Majus itu dengan menggunakan sebuah bintang? Calvin
menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa ‘bintang’ itu bukanlah bintang biasa,
karena ay 9 menunjukkan bahwa ‘bintang’
itu mempunyai ‘kelakuan’ yang tidak seperti bintang-bintang yang lain.
Ay 9: “Setelah mendengar kata-kata raja
itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur
itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada”.
Dimana ada
bintang yang mempunyai ‘kelakuan’ seperti itu? Jadi ini pasti bukan bintang
biasa, tetapi ini adalah suatu mujijat yang merupakan alat Tuhan untuk
memberi petunjuk kepada orang-orang Majus. Karena itu jelaslah bahwa hal ini
tidak boleh dijadikan sebagai dasar untuk membenarkan Astrology / Horoscope!
d) Mereka tidak mengerti Firman
Tuhan (sehingga harus bertanya-tanya kepada Herodes); mereka hanya mendapat
petunjuk ‘bintang’, tetapi mereka lalu mencari Yesus, rela berkorban dalam
menempuh jarak jauh, sehingga akhirnya menemukan Yesus.
Alangkah
kontrasnya golongan ini dengan golongan imam-imam dan ahli-ahli Taurat, yang
sekalipun mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi acuh tak acuh terhadap
Yesus sendiri.
Penerapan:
· sekalipun saudara tidak terlalu mengerti Firman
Tuhan, dan sekalipun saudara adalah orang yang bodoh (kurang berpendidikan /
mempunyai IQ yang rendah), tetapi kalau saudara mempunyai hati yang betul-betul
mencari Tuhan dan kebenaran, Tuhan pasti akan menunjukkan jalan yang benar
kepada saudara!
· sekalipun saudara tidak tahu terlalu banyak
tentang kekristenan / Firman Tuhan, tetapi asal saudara tahu bahwa Yesus adalah
Allah yang menjadi manusia, yang lalu mati di salib untuk dosa saudara, maka
tanggapilah hal / kebenaran yang sedikit itu dengan datang kepada Yesus!
e) Mereka menemukan bayi Yesus dalam
sebuah rumah.
Mat 2:11 -
“Maka masuklah mereka ke
dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud
menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur”.
Bahwa di sini
dikatakan kalau bayi itu ada di dalam sebuah rumah, menunjukkan bahwa
orang-orang Majus ini tidak pernah bertemu dengan para gembala, karena para
gembala mengunjungi Yesus pada waktu Yesus masih ada di tempat hewan.
Luk 2:16 -
“Lalu mereka cepat-cepat
berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring
di dalam palungan”.
Penerapan:
karena itu hati-hatilah pada waktu mengadakan drama Natal , supaya tidak mempertemukan orang-orang
Majus dengan para gembala di kandang Yesus!
f) Mereka menyembah Yesus (ay 2,11).
1. Perhatikan bahwa mereka bukan
menyembah Maria, dan bukan juga Yesus dan Maria, tetapi hanya Yesus saja!
Perhatikan
komentar dari C. H. Spurgeon tentang bagian ini:
The old Reformers used to say,
“Here is a bone that sticks in the throat of the Romanists, and they can
neither get it up nor down, for it does not say, ‘They saw Mary and the young
child’, the young child is put first, they came to see him; and it does not say
that ‘they fell down and worshipped them’” If ever there was an
opportunity for Mariolatry, surely this
was the one, when the child was as yet
newly-born, and depended so much upon
his mother. Why did not the magi say “Ave Maria!” and commence at once their Mariolatry?
Ay, but these were wise men; they were not priests from Rome, else might
they have done it [= Tokoh-tokoh Reformasi kuno
sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan orang Roma
(Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun menelannya, karena
ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi itu’, bayi itu disebut
lebih dulu, mereka datang untuk melihat Dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa
‘mereka tersungkur dan menyembah mereka’”. Kalau ada kesempatan untuk
melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya,
dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung kepada ibuNya. Mengapa
orang-orang Majus itu tidak berkata “Salam Maria!” dan langsung memulai
penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang yang bijaksana;
mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin
sudah melakukannya] - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’ , vol 3, hal 34.
Catatan:
Perlu saudara ketahui bahwa dalam terjemahan KJV kata-kata ‘orang-orang majus’
dalam Mat 2:1 diterjemahkan ‘wise men’ (= orang-orang yang bijaksana).
Mat 2:1 - “Sesudah Yesus dilahirkan di
Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus
dari Timur ke Yerusalem”.
KJV: ‘Now when Jesus was born in Bethlehem of Judaea in the days of Herod the king, behold,
there came wise men from the east to Jerusalem ’ (= Pada saat Yesus dilahirkan
di Betlehem Yudea pada jaman raja Herodes, lihatlah, orang-orang bijaksana /
majus datang dari Timur ke Yerusalem).
2. Mereka menyembah Yesus sekalipun
mereka melihat:
a. Seorang bayi yang lemah dan tidak
berdaya.
Betul-betul
membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu!
b. Orang tua Yesus miskin, bukan
bangsawan / raja, dan bayi itu ada di dalam sebuah rumah (ay 11), bukan istana.
Keadaan Yesus
sebagai bayi yang kelihatan lemah dan tak berdaya, dan keadaan dari Yusuf dan
Maria yang miskin dan tidak punya kedudukan apa-apa, dan tempat sederhana yang
menjadi tempat tinggal Bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan bagi
orang-orang Majus itu untuk percaya bahwa bayi miskin itu adalah Raja! Ini
lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa!
Penampilan
lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yes 53:2b yang berbunyi ‘Ia
tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia’,
tetapi mereka toh mau menyembahNya. Bandingkan dengan Mat 13:53-56 yang
menunjukkan bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena melihat penampilan lahiriahNya.
Mat 13:53-56
- “(53) Setelah Yesus
selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ. (54)
Setibanya di tempat asalNya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat
mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: ‘Dari mana diperolehNya hikmat itu
dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? (55) Bukankah Ia ini anak
tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus,
Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya
ada bersama kita? Jadi dari mana diperolehNya semuanya itu?’”.
Penerapan:
Jangan menilai agama, buku (warnanya, bentuknya, cetakannya), gereja (besarnya
dan indahnya gedungnya), pendeta (gelarnya, gagahnya), orang kristen,
berdasarkan penampilan lahiriahnya! Ingat bahwa penampilan lahiriah seringkali
menipu!
g) Mereka memberi persembahan yaitu: emas,
kemenyan, mur.
Mat 2:11 -
“Maka masuklah mereka ke
dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud
menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur”.
Origen (dan
banyak penafsir lain) menganggap emas sebagai persembahan untuk seorang raja,
kemenyan sebagai persembahan untuk Allah, dan mur sebagai persembahan untuk
manusia.
William Barclay
(dan banyak penafsir lain) menganggap emas sebagai persembahan untuk seorang
raja, kemenyan sebagai persembahan untuk seorang imam, dan mur sebagai
persembahan untuk orang mati (bdk. Yoh 19:39).
Tetapi Calvin
tidak menyetujui tafsiran-tafsiran seperti ini, dan menganggap bahwa
tafsiran-tafsiran ini tidak mempunyai dasar. Calvin hanya menganggap bahwa
orang-orang Majus ini tentu memberikan barang-barang terbaik dari negeri
mereka, sama seperti Yakub memberikan persembahan kepada penguasa Mesir
barang-barang terbaik di Kanaan (Kej 43:11).
Penerapan:
kalau saudara memang percaya kepada Yesus, berikan yang terbaik kepadaNya!
Kesimpulan:
-o0o-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar