Pendahuluan: Beberapa
minggu yang lalu di koran diberitakan adanya ‘perusahaan’ yang mengajak orang
untuk menanamkan uang dengan keuntungan 300 % dalam beberapa hari. Kalau
saudara menerima ajakan seperti itu, apakah saudara tidak curiga? Saya yakin,
kalau saudara bukan orang bodoh, saudara pasti curiga. Mengapa? Karena itu
adalah cara mendapatkan uang / keuntungan yang terlalu enak / gampang, dan
kalau terlalu enak / gampang maka biasanya ada udang di balik batu. Kekristenan
juga sering dicurigai / tidak dipercaya karena jalannya dianggap terlalu enak /
gampang! Dalam hal apa terlalu enak / gampang? Dalam hal mendapatkan
keselamatan. Dalam persoalan ini, kristen bertentangan dengan semua agama lain
dan sekte. Tetapi sebelum saya membicarakan prinsip kristen dan agama-agama
lain dan sekte-sekte, saya ingin membahas adanya 3 golongan manusia.
I) 3 golongan manusia.
1) Orang yang tidak merasa butuh keselamatan.
Ay 1: ‘Ayo, hai semua orang yang haus’.
KJV: ‘Ho, every one that thirsteth’ (= Hai / Ayo, setiap orang yang haus).
Calvin
memberikan alasan mengapa kata ‘Ho’ / ‘Ayo’ di gunakan.
Calvin: “for so great is the sluggishness
of men that it is very difficult to arouse them. They do not feel their wants,
though they are hungry; nor do they desire food, which they greatly need; and
therefore that indifference must be shaken off by loud and incessant cries”
(= karena begitu besar kemalasan / kelambanan manusia sehingga begitu sukar
untuk membangunkan mereka. Mereka tidak merasakan kebutuhan mereka, sekalipun
mereka lapar; juga mereka tidak menginginkan makanan, yang sangat mereka
butuhkan; dan karena itu sikap acuh tak acuh itu harus disingkirkan oleh
teriakan yang keras dan tak henti-hentinya) - hal 156.
Saya tidak tahu
apakah penafsiran Calvin tentang kata ‘Ho’
/ ‘Ayo’ ini bisa dibenarkan atau tidak, tetapi saya tahu / yakin bahwa memang
ada banyak orang yang tidak merasakan kebutuhan akan keselamatan.
Mengapa orang
tidak merasa haus / merasa membutuhkan keselamatan?
a) Mereka mabuk oleh hal-hal
duniawi, seperti kesenangan, pesta, sex, pacaran, uang, hobby, dsb. Orang kaya
lebih rawan terhadap hal-hal ini, karena dengan uangnya ia bisa menikmati
banyak hal-hal duniawi, sehingga tidak merasakan kebutuhan rohaninya. Dan
karena itu Yesus berkata bahwa orang kaya sukar masuk surga.
Mat 19:23-24
- “(23) Yesus berkata
kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi
seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku
berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari
pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.
b) Mereka terobsesi oleh problem
/ penderitaan duniawi, sehingga sama sekali tidak memikirkan kebutuhan
rohaninya. Orang miskin lebih rawan terhadap hal ini.
c) Mereka berpikir bahwa
kematian itu masih jauh, dan karenanya sekarang ini tidak perlu memikirkan
kehidupan setelah kematian. Orang muda rawan terhadap pemikiran ini.
2) Orang yang merasa butuh keselamatan, tetapi
merasa dirinya mampu mengusahakan keselamatan itu (ay 2a).
Ay 2a: “Mengapakah kamu belanjakan uang
untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak
mengenyangkan?”.
Mereka mengira
bahwa dengan membeli sesuatu / makanan mereka bisa menjadi kenyang. Ini
merupakan gambaran dari orang-orang yang mengusahakan sendiri keselamatannya,
dengan berbuat baik dsb, dan mengira bahwa ini bisa menyelamatkan mereka.
Orang-orang yang
berusaha dengan kekuatannya sendiri ini memang bisa saja merasa bahwa
mereka berhasil.
Calvin: “They may, indeed, imagine that
they are full, when they are swelled with vain confidence, but are like persons
who, in consequence of being swollen with wind, do not perceive their hunger.
Yet it would be better for them to be sore pressed by hunger and thirst, that
it might lead them to call on the Lord with earnestness of heart”
[= Mereka bisa saja berkhayal / mengira bahwa mereka kenyang, pada waktu mereka
membengkak / menggelembung / dipenuhi kesombongan karena keyakinan yang
sia-sia, tetapi mereka seperti orang yang, karena dipenuhi oleh angin
(kembung), tidak merasa lapar. Tetapi jauh lebih baik bagi mereka untuk ditekan
secara berat oleh rasa lapar dan haus, supaya itu bisa memimpin mereka untuk
berseru kepada Tuhan dengan kesungguhan hati] - hal 158.
3) Orang yang merasa butuh keselamatan dan
merasa dirinya sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk mengusahakan
keselamatan.
II) Kristen vs agama-agama lain dan sekte-sekte.
Fritz
Ridenour: “Many religions and
cults admit the problem of sin, but their solution is always different from
Christianity’s. While Christianity says that the only salvation from sin is
faith in Jesus Christ and His atoning death on the cross, other religions seek
salvation through good works or keeping rules and laws”
(= Banyak agama dan sekte mengakui problem dosa, tetapi cara pemecahan /
penyelesaian mereka selalu berbeda dengan cara pemecahan / penyelesaian dari
kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa satu-satunya keselamatan
dari dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan kematianNya yang menebus di kayu
salib, agama-agama lain mencari keselamatan melalui perbuatan-perbuatan baik
atau dengan memelihara / mentaati peraturan-peraturan dan hukum-hukum)
- ‘So What’s the Difference?’, hal
17.
Lihat
ay 1-2a: “(1) Ayo,
hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang
tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan
makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! (2) Mengapakah kamu
belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu
untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”.
Calvin
berpendapat bahwa ‘air’,
‘roti’, ‘anggur’ dan ‘susu’ menunjuk kepada
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan rohani. E. J. Young mengatakan
bahwa kata-kata itu menyimbolkan ‘berkat
rohani’.
Bandingkan
dengan ayat-ayat di bawah ini:
- Maz 42:2 - “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah”.
- Maz 63:2 - “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair”.
- Amsal 9:4-6 - “(4) ‘Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari’; dan kepada yang tidak berakal budi katanya: (5) ‘Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur; (6) buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.’”.
- Yoh 4:10-15 - “(10) Jawab Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.’ (11) Kata perempuan itu kepadaNya: ‘Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? (12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?’ (13) Jawab Yesus kepadanya: ‘Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.’ (15) Kata perempuan itu kepadaNya: ‘Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.’”.
- Wah 22:17 - “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”.
Yang manapun
yang benar dari kedua penafsiran tersebut di atas, jelas bahwa keselamatan
tercakup dalam kata-kata itu.
Selanjutnya
ay 1-2a menunjukkan adanya 2 cara untuk mendapatkan keselamatan / berkat
rohani itu.
1) Dengan ‘uang
pembayaran’ (ay 2a).
Ay 2a: “Mengapakah kamu belanjakan uang
untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak
mengenyangkan?”.
‘Uang pembayaran’ ini
menunjuk pada usaha manusia / perbuatan baik manusia. Ini merupakan prinsip
semua agama lain / sekte.
Calvin: “by the word ‘money’ he denotes
all the industry, study, or labour which belongs to man. Not that God values a
single farthings all our idle attempts to worship him, but because labours
foolishly undertaken are reckoned valuable by the judgment of the flesh”
(= dengan kata ‘uang’ ia menunjuk pada semua kerajinan, tindakan belajar, atau
jerih payah manusia. Bukan bahwa Allah menghargai sepeserpun semua usaha yang
tak berharga / sia-sia dari kita untuk menyembahNya, tetapi karena jerih payah
yang dilakukan secara bodoh dianggap berharga oleh penilaian daging)
- hal 158.
Di bawah ini
saya menunjukkan bahwa agama-agama lain di dunia ini memang menekankan
perbuatan baik / usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan. Untuk menunjukkan hal itu, saya akan
membahas secara singkat prinsip keselamatan dari agama-agama besar dalam dunia:
a) Yudaisme
/ agama Yahudi.
Fritz Ridenour (tentang ajaran Yudaisme /
agama Yahudi tentang ‘keselamatan’): “Anyone,
Jew or not, may gain salvation through commitment to the one God and moral
living”
(= Siapapun, orang Yahudi atau bukan, bisa mendapatkan keselamatan melalui
komitmen kepada satu Allah dan hidup yang bermoral) - ‘So What’s the Difference’, hal
63.
b) Agama
Hindu.
Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam
agama Hindu): “Man is justified through
devotion, meditation, good works and self-control” (= Manusia dibenarkan melalui
pembaktian, meditasi, perbuatan baik dan penguasaan diri sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal
82.
c) Agama
Buddha.
Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam
agama Buddha): “Man is saved by self-effort
only” (=
Manusia diselamatkan hanya oleh usaha sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal
92.
Subhadra
Bhiksu: A Buddhist Catechism: “No
one can be redeemed by another. No God and no saint is able to shield a man
from the consequences of evil doings. Every one of us must become his own
redeemer” (= Tak seorangpun bisa ditebus
oleh orang lain. Tidak ada Allah dan tidak ada orang suci yang bisa membentengi
seorang manusia dari konsekwensi dari tindakan jahat. Setiap orang dari kita
harus menjadi penebusnya sendiri) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 590.
d) Agama
Islam.
Fritz Ridenour (tentang ajaran Islam tentang
‘keselamatan’): “Man earns his own
salvation, pays for his own sins” (= Manusia memperoleh keselamatannya
sendiri, membayar untuk dosa-dosanya sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal 72.
Catatan: kata ‘to earn’ sebetulnya berarti
‘memperoleh karena telah melakukan sesuatu’.
e) Dalam
agama-agama lain secara umum.
Fritz Ridenour: “Many religions and cults admit the problem of sin,
but their solution is always different from Christianity’s. While Christianity
says that the only salvation from sin is faith in Jesus Christ and His atoning
death on the cross, other religions seek salvation through good works or
keeping rules and laws”
(= Banyak agama dan sekte mengakui problem dosa, tetapi solusi mereka selalu
berbeda dengan solusi dari kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa
satu-satunya keselamatan dari dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan
kematianNya yang menebus di salib, agama-agama lain mencari keselamatan melalui
perbuatan-perbuatan baik atau pemeliharaan peraturan-peraturan dan hukum-hukum) - ‘So What’s the Difference’, hal
17.
f) Agama
Katolik.
Dalam persoalan ini Roma Katolik termasuk
dalam kategori agama lain, karena dalam Roma Katolik:
1. Baptisan dianggap mutlak perlu untuk keselamatan, padahal baptisan
jelas termasuk perbuatan baik / ketaatan.
2. Dipercaya adanya Mortal sin
(= dosa besar / mematikan) dan Venial sin
(= dosa kecil / remeh). Mortal sin
dianggap bisa menghancurkan keselamatan seseorang. Jadi, supaya tetap selamat
seseorang harus menjauhi mortal sin.
Lagi-lagi terlihat bahwa ketaatan seseorang punya andil dalam keselamatannya.
Bahwa Katolik menekankan pentingnya
perbuatan baik untuk keselamatan / masuk surga, juga bisa terlihat dari
kutipan-kutipan di bawah ini:
· Fritz
Ridenour: “Roman Catholicism teaches that
faith is just the beginning of salvation, so the believer must constantly work
throughout his life to complete the process” (= Roma Katolik mengajar bahwa
iman hanyalah permulaan dari keselamatan, sehingga orang percaya harus terus
menerus bekerja dalam sepanjang hidupnya untuk melengkapi proses itu) - ‘So What’s the Difference’, hal
41.
·
Fritz
Ridenour: “The Catholic believes that good
works are necessary for salvation” (= Orang Katolik percaya bahwa perbuatan baik perlu
untuk keselamatan) - ‘So
What’s the Difference’, hal 45.
·
Fritz
Ridenour (tentang keselamatan dalam Roma Katolik): “Salvation is secured by faith plus good works - as
channeled through the Roman Catholic Church” (= Keselamatan dipastikan oleh
iman ditambah perbuatan baik - seperti yang disalurkan melalui Gereja Roma
Katolik) - ‘So What’s
the Difference’, hal 45-46.
Dalam kristen (yang Alkitabiah dan Injili),
kita bisa selamat hanya karena iman / percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, dan sama sekali bukan karena perbuatan baik kita.
Jadi, dalam agama kristen, sekalipun perbuatan baik itu juga harus dilakukan,
tetapi perbuatan baik itu sama sekali tidak punya andil dalam menyelamatkan
kita / membawa kita ke surga.
Prinsip kristen ini sesuai dengan
Ef 2:8-9 - “(8)
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri”.
Cynddylan Jones
mengomentari Ef 2:8-9 sebagai berikut: “You
might as well try to cross the Atlantic in a paper boat as to get to heaven by
your own good works” (= Kamu bisa mencoba
menyeberangi Lautan Atlantik dalam sebuah perahu kertas sama seperti kamu mau
ke surga dengan perbuatan-perbuatan baikmu sendiri).
Martin Luther:
“The most damnable and pernicious
heresy that has ever plagued the mind of men was the idea that somehow he could
make himself good enough to deserve to live with an all-holy God”
(= Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda
pikiran manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya
sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci)
- Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism
Explosion’, hal 31-32.
2) Dengan cuma-cuma / gratis (ay 1); ini
merupakan prinsip kekristenan.
Ay 1: “Ayo, hai semua orang yang haus,
marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang,
marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur
dan susu tanpa bayaran!”.
Wah 22:17b
- “barangsiapa
yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia
mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”.
John Henry
Jowett tentang Yes 55:1-7: “The
refreshing waters are offered to ‘everyone’ that is thirsty. ... And the waters
may be ours ‘without money and without price.’ ... No, we are asked to pay
nothing, and for the simple reason that we ‘have nothing wherewith to pay.’ The
reviving grace is given to us ‘freely,’ and all that we have to present is our
thirst. And yet we spend and spend, we labour and labour, but we buy no bread
of contentment, and the waters of satisfaction are far away. The satisfying
bread cannot be bought; it can only be begged”
(= Air yang menyegarkan ditawarkan kepada ‘setiap orang’ yang haus. ... Dan air
itu bisa menjadi milik kita ‘tanpa uang dan tanpa harga / pembayaran’. ...
Tidak, kita tidak diminta untuk membayar apa-apa, dan itu disebabkan karena
alasan yang sederhana yaitu bahwa kita ‘tidak mempunyai apapun dengan mana kita
bisa membayar’. Kasih karunia yang menghidupkan diberikan kepada kita ‘dengan
cuma-cuma’, dan semua yang harus kita berikan adalah kehausan kita. Tetapi kita
terus menghabiskan uang dan kita terus berjerih payah, tetapi kita tidak
membeli roti kepuasan, dan air kepuasan berada jauh dari kita. Roti yang
memuaskan tidak bisa dibeli; itu hanya bisa diminta / diterima melalui
pengemisan) - ‘Springs of
Living Water’, August 6.
Archbishop
William Temple, yang dikutip oleh John Stott, berkata sebagai berikut: “All is of God. The only thing of
my very own which I contribute to my redemption is the sin from which I need to
be redeemed” (= Semua dari Allah.
Satu-satunya hal dari diriku sendiri yang aku sumbangkan pada penebusanku
adalah dosa dari mana aku perlu ditebus) - ‘The Preacher’s Portrait’, hal 44-45.
Mengapa
keselamatan bisa cuma-cuma? Ro 3:23-24 - “(23) Karena semua
orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh
kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Juga perhatikan, bahwa
sebelum Yes 55:1 yang berbicara tentang keselamatan yang cuma-cuma ini,
terdapat Yes 53, yang menubuatkan penderitaan dan kematian Kristus untuk
menebus dosa umat manusia. Memang, andaikata tidak ada Yes 53, tidak bisa ada
Yes 55:1. Dengan kata lain, andaikata tidak ada penebusan yang dilakukan oleh
Kristus di atas kayu salib, maka tidak mungkin bisa ada keselamatan yang
diberikan secara gratis / cuma-cuma.
Anonymous:
“Salvation is free for you
because someone else paid” (= Keselamatan itu gratis bagimu
karena seorang lain telah membayarnya) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 587.
Donald Lester:
“We are saved by someone doing
for us what we cannot do for ourselves” (= Kita
diselamatkan oleh seseorang yang melakukan bagi kita apa yang tidak bisa kita
lakukan untuk diri kita sendiri) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 589.
Ini yang
menyebabkan orang sering berkata dengan sinis: Kok enak, kita yang dosa, Yesus
yang memikul dosanya. Jalan yang terlalu gampang / enak ini dicurigai! Kalau manusia
menawarkan apa yang terlalu enak / gampang, maka itu mungkin sekali perlu
dicurigai. Tetapi kalau Tuhan menawarkan apa yang terlalu enak /
gampang, saudara tidak perlu curiga. Mengapa? Karena Tuhan itu memang baik dan
penuh kasih / kasih karunia! Adanya kasih karunia ini menyebabkan Ia mau
memberikan yang baik kepada orang-orang yang tidak layak menerimanya!
Illustrasi:
Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu
pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu
percaya kepada Yesus, ia berkata: ‘Hanya
percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu
bertanya: ‘Dimana kamu
bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah
permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi
kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas’. Pekerja itu
menjawab: ‘Tidak sukar
sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya
tinggal masuk ke dalam lift itu dan lift itu akan membawa saya naik atau turun’.
Lalu penginjil itu berkata: ‘Sama
seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi
kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita
dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang
bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus / percaya
kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!’.
III) Pemilihan dan konsekwensinya.
1) Orang yang termasuk golongan 1, mungkin tidak
akan beragama. Kalaupun mereka beragama, mereka tidak akan bersikap serius
dengan agamanya. Kalau saudara adalah orang seperti ini, saya ingin memberitahu
beberapa hal:
a) Saudara adalah orang berdosa.
Ro 3:23 - “Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
b) Allah itu suci sehingga
membenci dosa, dan juga adil sehingga pasti menghukum orang berdosa.
Nahum 1:3a
- “TUHAN itu panjang
sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman
orang yang bersalah”.
c) Lambat atau cepat, saudara
akan mati, dan harus mempertanggung-jawabkan dosa-dosa saudara di hadapan Allah.
Ibr 9:27 -
“Dan sama seperti
manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.
2Kor 5:10
- “Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa
yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat”.
Karena itu:
· Kalau saudara adalah orang kaya yang mabuk oleh
kesenangan-kesenangan duniawi sehingga tidak mempedulikan keselamatan, maka
nasib saudara akan menjadi seperti orang kaya dalam Luk 16:19-26 - “(19) ‘Ada seorang kaya yang
selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria
dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh
dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin
menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan
anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin
itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya
itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut
ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di
pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan
menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25)
Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang
baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat
hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami
dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau
pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberang”.
· Kalau saudara adalah orang miskin / menderita,
yang hanya memikirkan penderitaan duniawi saudara, maka kalau dibandingkan
dengan cerita dalam Luk 16:19-26 tadi, maka nasib saudara akan lebih
buruk, baik dari Lazarusnya maupun dari orang kayanya, karena di dunia saudara
mengalami nasib dari Lazarus, sedangkan setelah mati saudara akan mengalami
nasib dari orang kaya.
· Kalau saudara adalah orang yang masih muda,
jangan berpikir bahwa kematian itu masih lama. Tidak kurang orang yang mendadak
mati pada waktu masih muda, baik karena kecelakaan, pembunuhan, bencana alam,
penyakit, dsb. Karena itu janganlah mengabaikan keselamatan sekalipun saudara
masih muda.
Calvin: “there is no man who is not in
want of those ‘waters,’ and to whom Christ is not necessary; and therefore he
invites all indiscriminately, without any respect of persons”
(= tidak ada manusia yang tidak berada dalam keadaan butuh akan ‘air’ itu, dan
bagi siapa Kristus itu tidak diperlukan; dan karenanya Ia mengundang semua
orang tanpa membeda-bedakan, tanpa memandang orang) - hal 156.
2) Orang yang termasuk golongan 2 mungkin sekali
akan masuk dalam agama-agama lain di luar kristen atau sekte-sekte, yang
semuanya menekankan perbuatan baik untuk bisa selamat.
Kalau saudara
termasuk golongan ini, maka perhatikan ay 2 dimana Yesaya / Tuhan menegur
orang yang menolak pemberian cuma-cuma dari Allah tetapi berjerih-payah untuk
hal-hal yang tidak berguna (dalam soal rohani / keselamatan).
Ay 2a: “Mengapakah kamu belanjakan uang
untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang
tidak mengenyangkan?”.
E. J. Young:
“By means of a question the
prophet, or rather God through the prophet, causes men to see the vanity of
rejecting the free gift of salvation and seeking to labour to obtain it by
their own efforts” (= Dengan menggunakan suatu
pertanyaan, sang nabi, atau lebih tepat Allah melalui sang nabi, membuat
manusia melihat kesia-siaan dari penolakan pemberian keselamatan secara
cuma-cuma dan berusaha untuk bekerja untuk mendapatkannya dengan usaha mereka
sendiri) - hal 375.
Perhatikan juga
kata-kata ‘sesuatu yang
bukan roti’ dan ‘sesuatu
yang tidak mengenyangkan’ dalam ay 2 itu, yang menunjukkan
bahwa orang-orang ini tertipu.
E. J. Young:
“In seeking to purchase bread
they are deceived, for what they obtain is not bread”
(= Dalam berusaha membeli roti mereka tertipu, karena apa yang mereka dapatkan
bukanlah roti) - hal 376.
Bdk.
Amsal 14:12 mengatakan: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi
ujungnya menuju maut”.
3) Orang yang termasuk golongan ke 3 mempunyai kemungkinan
besar untuk menjadi kristen / percaya kepada Kristus.
Mengapa saya
katakan ‘kemungkinan
besar’ dan bukannya ‘pasti’
menjadi kristen / percaya kepada Kristus? Karena bisa saja seseorang sadar
dirinya berdosa, membutuhkan keselamatan, dan ia tidak mampu mengusahakannya
sendiri, tetapi karena ia tidak pernah mendengar Injil, maka ia cuma bisa putus
asa dalam keadaannya yang tanpa harapan itu.
Karena itu,
kalau dalam ruangan ini ada orang yang seperti itu, saya ingin memberi tahu
saudara 3 hal:
a) Pada saat Kristus menderita
dan mati di kayu salib, Ia sudah memikul hukuman dari semua dosa
saudara, baik yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Karena itulah maka
di kayu salib Ia bisa berkata ‘Sudah
selesai’ (Yoh 19:30).
b) Dalam Luk 5:31b-32
Kristus sendiri berkata: “(31b) Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit; (32) Aku datang bukan untuk memanggil
orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”.
Kata-kata ini
tidak berarti bahwa di dunia ini ada orang benar. Bdk. Ro 3:10-12,23 - “(10) seperti ada tertulis:
‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal
budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah”.
Jadi, yang
dimaksud dengan ‘orang
benar’ dalam Luk 5:32 itu adalah adalah orang berdosa yang mengira
dirinya adalah orang benar. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘orang berdosa’ adalah
orang berdosa yang sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa.
c) Dalam Yoh 6:37b Yesus
berkata: “barangsiapa
datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.
Karena itu,
saudara tidak perlu putus asa dengan keadaan saudara. Di dalam diri saudara
sendiri tidak ada harapan. Di dalam usaha saudara sendiri juga tidak ada
harapan. Tetapi dalam Kristus ada pengharapan! Karena itu datanglah kepada
Kristus, percayalah dan terimalah Dia sebagai Juruselamat saudara, maka saudara
akan menerima pengampunan dosa dan keselamatan / hidup yang kekal. Maukah
saudara?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar