Ro 3:23-25 - “(23)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus. (25) Kristus
Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam
darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah
membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya. (26)
MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata,
bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus”.
I) His Way (= JalanNya / CaraNya).
Kita sering
mendengar orang berkata bahwa semua agama sama saja, dan semua agama itu baik,
karena tujuannya adalah Allah. Tetapi Kitab Suci kita mengatakan bahwa orang
tak bisa / tak boleh datang kepada Allah / menyembah Allah dengan cara sesuka
mereka.
Kel 20:3-6
- “(3)
Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu. (4) Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah,
atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya
atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu,
yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang
ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku
menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi
Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu”.
Kalau hukum 1
mempersoalkan tujuan / obyek penyembahannya harus benar, maka hukum 2
menekankan cara penyembahannya juga harus benar. Sekalipun kita mempunyai obyek
/ tujuan penyembahan yang benar, yaitu Allah, tetapi kalau kita menyembahNya
dengan cara yang salah, yaitu melalui patung, maka kita berdosa, dan Allah
tidak mau menerima penyembahan kita, dan bahkan murka kepada kita. Untuk itu
perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
1) Kel 32 - pada saat Israel jatuh ke
dalam penyembahan anak lembu emas, tujuan mereka adalah menyembah Allah.
Ini terlihat dari Kel 32:5 dimana Harun berkata: ‘Besok hari raya bagi TUHAN’.
Tetapi penyembahan terhadap Allah itu mereka lakukan melalui anak lembu emas /
berhala, dan ini menyebabkan Allah itu murka dan menghukum mereka.
2) Ul 12:4,31 (NIV): “You must not worship the LORD
your God in their way”
(= Kamu tidak boleh menyembah TUHAN Allahmu dengan cara mereka).
Ayat ini dengan
jelas menunjukkan larangan penyembahan terhadap Allah dengan cara orang kafir
(menggunakan berhala).
Thomas
Manton: “It is
idolatry not only to worship false gods in the place of the true God, but to
worship the true God in a false manner” (= Adalah merupakan penyembahan
berhala bukan hanya menyembah allah-allah palsu menggantikan tempat Allah yang
benar, tetapi juga menyembah Allah yang benar dengan cara yang palsu / salah).
Karena itu,
kalau kita mau datang kepada Allah, dan kalau kita mau diselamatkan / masuk
surga, kita harus mengikuti cara / jalan yang Allah sendiri berikan.
II) His Word (= FirmanNya).
His Way diajarkan dalam His Word! Cara / jalan yang Allah
berikan diajarkan dalam FirmanNya.
Semua jalan
yang tidak berdasarkan Firman Tuhan, apalagi yang bertentangan dengan Firman
Tuhan, adalah jalan manusia, bukan jalan Allah. Karena itu pengertian tentang
Kitab Suci / Firman Tuhan adalah sesuatu yang begitu penting!
Bagaimana Jalan
/ cara Allah yang diajarkan dalam FirmanNya?
1) Jalan itu adalah Yesus.
Mat 1:21 - “Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah
yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.
Ro 3:23-25
- “(23)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus. (25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan
pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan
keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaranNya. (26) MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada
masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya
kepada Yesus”.
Catatan: kata-kata ‘telah
ditentukan’ sebetulnya terlalu keras.
NIV: ‘God presented him as a sacrifice of
atonement, through faith in his blood’ (= Allah memberikan
Dia sebagai suatu kurban penebusan, melalui iman dalam / kepada darahNya).
NASB: ‘whom God displayed
publicly as a propitiation in His blood through faith’ (= yang
Allah tunjukkan di depan umum sebagai suatu pendamaian dalam darahNya
melalui iman).
Ro 5:1-2 - “(1)
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera
dengan Allah oleh karena [Yunani:
DIA (= through
/ melalui)] Tuhan kita, Yesus Kristus. (2) Oleh
[Yunani: DIA (= through / melalui)]
Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh
iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri
dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah”.
Ef 2:18 - “karena
oleh Dia (Yesus)
kita kedua pihak (Yahudi
dan non Yahudi) dalam satu Roh beroleh jalan
masuk kepada Bapa”.
Kata ‘oleh’ dalam bahasa Yunani adalah DIA, yang arti seharusnya adalah ‘through’ (=
melalui).
KJV: ‘For through him
we both have access by one Spirit unto the Father’ (= Karena melalui Dia kita
kedua pihak mempunyai akses / jalan masuk oleh satu Roh kepada Bapa).
Ef 3:12 - “Di
dalam Dia (Yesus)
kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan
oleh iman kita kepadaNya”.
Ibr 10:19-21
- “(19)
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang
baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21)
dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah”.
2) Allah tidak memberi lebih dari 1 jalan; jadi
Yesus adalah satu-satunya jalan.
Yoh 14:6 - “Kata
Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
Kata-kata ‘Akulah jalan’ dalam KJV adalah: ‘I am the way’. Ia tidak mengatakan ‘I
am a way’,
tetapi ‘I am the way’. Seandainya Ia
mengatakan ‘I am a way’, maka itu menunjukkan bahwa Ia
hanyalah salah satu jalan, dan ada jalan-jalan yang lain. Tetapi karena Ia
mengatakan ‘I am the way’, itu berarti bahwa Ia adalah
satu-satunya jalan, dan tidak ada jalan yang lain. Seakan-akan itu masih
kurang, Ia menambahkan lagi kata-kata ‘Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku’.
Jadi, ayat ini secara berganda menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke
surga!
Fritz
Ridenour: “not Christianity,
not the church, not dogma, but Jesus Christ who is the Way, the Truth and the
Life” (= bukan kekristenan, bukan
gereja, bukan dogma, tetapi Yesus Kristuslah yang adalah Jalan, Kebenaran, dan
Hidup) - ‘So What’s the
Difference’, hal 8.
Kis 4:12 - “Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab
di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.
1Yoh 5:11-12
- “(11)
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada
kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak,
ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
Perhatikan bahwa
Kis 4:12 itu menyatakan bahwa ‘keselamatan
itu ada di dalam Yesus’, dan 1Yoh 5:11-12 menyatakan
bahwa ‘hidup yang kekal
itu ada di dalam Yesus’. Bayangkan Yesus sebagai sebuah kotak
yang di dalamnya berisikan keselamatan / hidup kekal. Kalau seseorang menerima
kotaknya (Yesus), maka ia menerima isinya (keselamatan / hidup yang kekal), dan
sebaliknya kalau ia menolak kotaknya (Yesus), otomatis ia juga menolak isinya
(keselamatan / hidup yang kekal).
3) Kita harus percaya / beriman kepada Yesus.
Ro 3:25a - “Kristus
Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya”.
Ro 5:1-2 - “(1)
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena
iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena (melalui) Tuhan
kita, Yesus Kristus. (2) Oleh (Melalui)
Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh
iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri
dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah”.
Ef 3:12 - “Di
dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh
kepercayaan oleh iman kita kepadaNya”.
III) His Home (= RumahNya).
Kalau kita menempuh His
Way (= CaraNya / JalanNya),
kita akan sampai pada His Home (= RumahNya)!
Yoh 14:1-6 - “(1)
‘Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.
(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu
Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di
tempat di mana Aku berada, kamupun berada. (4) Dan ke mana Aku pergi, kamu
tahu jalan ke situ.’ (5) Kata Tomas kepadaNya: ‘Tuhan, kami tidak tahu
ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?’ (6) Kata
Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
Bagaimana kalau kita tidak mau menempuh /
mengikuti Jalan yang Allah berikan itu?
Maz 95:7b-11 - “(7b) Pada hari ini, sekiranya kamu
mendengar suaraNya! (8) Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti
pada hari di Masa di padang
gurun, (9) pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka
melihat perbuatanKu. (10) Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka
kataKu: ‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal
jalanKu.’ (11) Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu: ‘Mereka takkan
masuk ke tempat perhentianKu.’”.
Dalam kitab Mazmur ini, ‘tempat perhentianKu’ menunjuk pada tanah Kanaan. Tetapi text
dalam Mazmur ini dikutip dalam surat
Ibrani.
Ibr 3:7-11 - “(7)
Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu
mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada
waktu pencobaan di padang
gurun, (9) di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku,
sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. (10)
Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka
sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, (11) sehingga Aku bersumpah
dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu.’”.
Apa arti dari ‘tempat
perhentianKu’ di sini?
Barnes’ Notes: “The particular ‘rest’ referred to here
was that of the land of Canaan, but which was undoubtedly regarded as emblematic
of the ‘rest’ in heaven” (=
Istirahat khusus yang ditunjukkan di sini adalah istirahat dari tanah Kanaan,
tetapi yang tak diragukan dianggap sebagai simbol dari ‘istirahat’ di surga).
Bdk. Ibr 4:1-11 - “(1) Sebab itu, baiklah kita waspada,
supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun
janji akan masuk ke dalam perhentianNya masih berlaku. (2) Karena kepada
kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman
pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama
oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. (3) Sebab kita yang beriman, akan
masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: ‘Sehingga Aku
bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu,’ sekalipun
pekerjaanNya sudah selesai sejak dunia dijadikan. (4) Sebab tentang hari
ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: ‘Dan Allah berhenti pada
hari ketujuh dari segala pekerjaanNya.’ (5) Dan dalam nas itu kita baca:
‘Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu.’ (6) Jadi sudah jelas,
bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan
mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk
karena ketidaktaatan mereka. (7) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu
‘hari ini’, ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud
seperti dikatakan di atas: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya,
janganlah keraskan hatimu!’ (8) Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka
masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian
tentang suatu hari lain. (9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian,
hari ketujuh, bagi umat Allah. (10) Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat
perhentianNya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya,
sama seperti Allah berhenti dari pekerjaanNya. (11) Karena itu baiklah
kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan
seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga”.
Jamieson,
Fausset & Brown (tentang Ibr 4:1): “‘His
rest’ - God’s heavenly rest, of which Canaan
is the type” (= ‘Istirahat / perhentianNya’ - istirahat
surgawi dari Allah, tentang mana Kanaan merupakan type).
Editor dari Calvin’s Commentary tentang surat Ibrani (John Owen): “the
rest here mentioned is clearly the rest in heaven” (=
istirahat yang disebutkan di sini jelas adalah istirahat di surga) - hal 99 (footnote).
Kalau tidak masuk surga, maka satu-satunya
tempat yang tersisa adalah neraka!
Amsal 15:24 - “Jalan kehidupan orang berakal budi
menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati (Ibrani:
SHEOL) di bawah”.
Amsal 21:16 - “Orang yang menyimpang dari jalan akal
budi akan berhenti di tempat arwah-arwah berkumpul”.
Matthew Henry (tentang Amsal 21:16): “He that forsakes the way to heaven, if
he return not to it, will certainly sink into the depths of hell” (= Ia yang meninggalkan jalan ke surga,
jika ia tidak kembali kepadanya, pasti akan tenggelam ke dalam kedalaman
neraka).
Barnes’ Notes: “He shall find a resting place, but it
shall be in Hades” (= Ia
akan mendapatkan suatu tempat istrahat, tetapi itu akan ada dalam Hades).
Catatan: Kata Ibrani SHEOL artinya sama dengan kata
Yunani Hades. Bisa diartikan
sebagai ‘keadaan kematian’, ‘kuburan’, atau ‘neraka’. Dalam hal ini harus
dipilih arti yang terakhir.
IV) Problem dengan Jalan Allah.
Yes 55:8-9 - “(8)
Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu,
demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu”.
Catatan: kata ‘rancangan’ dalam KJV/RSV/NIV/NASB adalah ‘thoughts’ (= pemikiran-pemikiran).
Seandainya jalan / pikiran Allah itu sama
atau mirip atau berbeda sedikit dengan jalan / pikiran manusia, maka mungkin
tidak terlalu menimbulkan problem.
Illustrasi: pikiran orang tua dan anak sangat berbeda, dan ini menimbulkan
problem.
Saya akan memberi beberapa contoh dimana cara
/ jalan Allah sangat berbeda dengan cara / jalan manusia:
1) 2Raja 5:9-12
- “(9) Kemudian datanglah Naaman
dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. (10)
Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: ‘Pergilah mandi tujuh kali
dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi
tahir.’ (11) Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: ‘Aku sangka
bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN,
Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan
dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! (12) Bukankah Abana dan
Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel ?
Bukankah aku dapat mandi di sana
dan menjadi tahir?’ Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati”.
Cara Elisa, jelas diberikan oleh Allah.
Perhatikan bagaimana perkiraan Naaman tentang apa yang akan dilakukan oleh
Elisa (ay 11), dan betapa berbedanya dengan apa yang dalam faktanya
dilakukan oleh Elisa.
2) Luk 16:27-31
- “(27) Kata orang itu: Kalau
demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
(28) sebab masih ada lima
orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar
mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata
Abraham: Ada
pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian
itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang
yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
(31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa
dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang
yang bangkit dari antara orang mati.’”.
Perhatikan betapa berbedanya pemikiran dan
jalan dari orang kaya itu, dengan pemikiran / jalan dari Abraham, yang jelas
berasal dari Allah.
3) Yoh 9:6-7
- “(6) Setelah Ia
mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan
tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi (7) dan berkata kepadanya:
‘Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.’ Siloam artinya: ‘Yang diutus.’
Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah
melek”.
Ini merupakan cara yang sangat aneh, dan
bahkan kelihatannya bertentangan dengan logika, untuk menyembuhkan orang buta.
Logikanya, orang yang tidak buta bisa jadi buta kalau matanya diberi tanah yang
diaduk dengan ludah! Tetapi Yesus menggunakan cara seperti itu untuk
menyembuhkan orang buta itu!
Sekarang, setelah melihat beberapa contoh
tadi, mari kita kembali pada Yes 55:8-9.
Yes 55:8-9 - “(8)
Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu,
demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu”.
Kontext menunjukkan bahwa yang dibicarakan
adalah topik pengampunan. Jadi, dalam persoalan pengampunan, cara / jalan /
pemikiran Allah sangat berbeda dengan cara / jalan / pemikiran manusia. Tetapi
sangat berbeda dalam hal apa? Albert Barnes mengusulkan beberapa hal:
a) Manusia
sukar untuk mengampuni; Allah tidak demikian.
Mungkin bisa saya tambahkan: Manusia,
kalaupun mengampuni, suka untuk tidak mengingat-ingat kesalahan seseorang
kepadanya; Allah tidak demikian.
Yes 43:25 - “Aku,
Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku
tidak mengingat-ingat dosamu”.
b) Manusia
sukar mengampuni kesalahan yang berulang-ulang; Allah tidak demikian.
Mat 18:21-22 - “(21) Kemudian datanglah Petrus dan
berkata kepada Yesus: ‘Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?’ (22) Yesus berkata
kepadanya: ‘Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan
sampai tujuh puluh kali tujuh kali”.
Pada saat itu para rabi Yahudi, berdasarkan
penafsiran yang salah dari ayat-ayat seperti Amos 1:3 2:1,4,6 dsb, mengajarkan bahwa mereka hanya
perlu mengampuni sampai 3 x saja, dan kesalahan ke 4 tidak perlu diampuni.
Jadi, pada waktu Petrus mengatakan 7 x, ini
kelihatannya sudah banyak. Tetapi bagi Yesus itu masih kurang banyak. Yesus
menghendaki 70 x 7 x. Ini tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah (490 x).
Artinya adalah: kita harus mau mengampuni terus-menerus.
c) Manusia
sukar mengampuni banyak orang; Allah tidak demikian.
d) Manusia
sukar mengampuni kesalahan yang besar; Allah tidak demikian.
Bdk. Yes 1:18 - “Marilah,
baiklah kita berperkara! - firman TUHAN - Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti
kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”.
e) Manusia
sangat berbeda dengan Allah dalam cara pemberian pengampunan.
Barnes’ Notes: “his thoughts in regard to the mode of
pardon are far above ours. The plan of forgiveness through a Redeemer ... is as
far above any of the modes of pardon among people, as the heavens are above the
earth. The scheme which contemplated the incarnation of the Son of God; which
proffered forgiveness only through his substituted sufferings, and in virtue of
his bitter death, was one which man could not have thought of, and which
surpasses all the schemes and plans of people. In this respect, God’s ways are
not, our ways, and his thoughts are not our thoughts” (= pemikiranNya berkenaan dengan cara
pengampunan berada jauh di atas pemikiran kita. Rencana pengampunan melalui
seorang Penebus ... berada jauh di atas cara pengampunan apapun di antara
manusia, sejauh langit ada di atas bumi. Rencana yang memikirkan inkarnasi dari
Anak Allah; yang menawarkan pengampunan hanya melalui penderitaanNya yang
bersifat menggantikan, dan berdasarkan kematianNya yang pahit, adalah suatu
rencana yang tidak bisa dipikirkan oleh manusia, dan yang melampaui semua
rencana dari manusia. Dalam hal ini, jalan / cara Allah bukanlah jalan / cara
kita, dan pemikiranNya bukanlah pemikiran kita).
Hari ini kita merayakan Natal, peristiwa yang
terjadi sekitar 2000 tahun yang lalu, dimana Allah menjadi manusia dalam diri
Yesus Kristus. Allah menjadi manusia sudah merupakan sesuatu yang sangat tidak
masuk akal bagi manusia. Masih lumayan kalau Allah itu menjadi manusia dalam
diri seseorang yang gagah perkasa / berkuasa / kaya dsb. Tetapi ternyata cara
Allah tidak demikian; Ia menjadi manusia dalam diri seorang bayi yang lemah,
dalam suatu keluarga yang miskin, dari suatu bangsa yang ditindas.
Lalu akhirnya Allah yang menjadi manusia itu
harus menderita dan mati di atas kayu salib, suatu penderitaan dan kematian
yang bukan hanya mengerikan, tetapi juga terkutuk (Gal 3:13)!
Melalui semua ini, Allah merencanakan /
memikirkan suatu cara / jalan untuk menebus dosa manusia. Adakah manusia yang
bisa memikirkan rencana / jalan seperti itu?
Bdk. Mat 16:21-23 - “(21) Sejak waktu itu Yesus mulai
menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan
menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (22)
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ‘Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’
(23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau
suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’”.
Seakan-akan penebusan yang dilakukan oleh
Allah itu itu belum cukup menggelikan / tidak masuk akal, Allah lalu
menganugerahkan keselamatan itu secara cuma-cuma!
Bdk. Yes 55:1 - “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah
dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah!
Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa
bayaran!”.
Ro 3:23-24 - “(23)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Anonymous: “Salvation
is free for you because someone else paid” (=
Keselamatan itu gratis bagimu karena seorang lain telah membayarnya) - ‘The Encyclopedia of Religious
Quotations’, hal 587.
Semua agama lain menekankan keselamatan
karena perbuatan baik; dengan kata lain, manusia harus membayar untuk selamat!
Jalan / pemikiran manusia yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dinyatakan
dalam semua agama lain.
1. Dalam
Yudaisme / agama Yahudi.
Fritz Ridenour (tentang ajaran Yudaisme /
agama Yahudi tentang ‘keselamatan’): “Anyone,
Jew or not, may gain salvation through commitment to the one God and moral
living” (=
Siapapun, orang Yahudi atau bukan, bisa mendapatkan keselamatan melalui
komitmen kepada satu Allah dan hidup yang bermoral) - ‘So What’s the Difference’, hal 63.
2. Dalam
agama Hindu.
Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam
agama Hindu): “Man is
justified through devotion, meditation, good works and self-control” (= Manusia dibenarkan melalui
pembaktian, meditasi, perbuatan baik dan penguasaan diri sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal 82.
3. Dalam
agama Buddha.
Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam
agama Buddha): “Man is
saved by self-effort only” (=
Manusia diselamatkan hanya oleh usaha sendiri) - ‘So What’s the Difference’, hal 92.
Subhadra Bhiksu: A Buddhist Catechism: “No one can be redeemed by
another. No God and no saint is able to shield a man from the consequences of
evil doings. Every one of us must become his own redeemer” (= Tak
seorangpun bisa ditebus oleh orang lain. Tidak ada Allah dan tidak ada orang
suci yang bisa membentengi seorang manusia dari konsekwensi dari tindakan
jahat. Setiap orang dari kita kita harus menjadi penebusnya sendiri) - ‘The Encyclopedia of Religious
Quotations’, hal 590.
4. Dalam
agama Islam.
Fritz Ridenour (tentang ajaran Islam tentang
‘keselamatan’): “Man earns
his own salvation, pays for his own sins”
(= Manusia memperoleh keselamatannya sendiri, membayar untuk
dosa-dosanya sendiri) - ‘So
What’s the Difference’, hal
72.
Catatan: kata ‘to earn’ sebetulnya berarti ‘memperoleh karena telah
melakukan sesuatu’.
5. Dalam
agama Katolik.
Fritz Ridenour: “Roman Catholicism teaches that faith is
just the beginning of salvation, so the believer must constantly work
throughout his life to complete the process”
(= Roma Katolik mengajar bahwa iman hanyalah permulaan dari keselamatan,
sehingga orang percaya harus terus menerus bekerja dalam sepanjang hidupnya
untuk melengkapi proses itu)
- ‘So What’s the Difference’, hal 41.
Fritz Ridenour: “The Catholic believes that good works
are necessary for salvation” (=
Orang Katolik percaya bahwa perbuatan baik perlu untuk keselamatan) - ‘So What’s the Difference’, hal 45.
Fritz Ridenour (tentang keselamatan dalam
Roma Katolik): “Salvation
is secured by faith plus good works - as channeled through the Roman Catholic
Church” (=
Keselamatan dipastikan oleh iman ditambah perbuatan baik - seperti yang
disalurkan melalui Gereja Roma Katolik) - ‘So What’s the Difference’, hal 45-46.
6. Dalam
agama-agama lain secara umum.
Fritz Ridenour: “Many religions and cults admit the
problem of sin, but their solution is always different from Christianity’s.
While Christianity says that the only salvation from sin is faith in Jesus
Christ and His atoning death on the cross, other religions seek salvation
through good works or keeping rules and laws” (= Banyak agama dan sekte mengakui
problem dosa, tetapi solusi mereka selalu berbeda dengan solusi dari
kekristenan. Sementara kekristenan mengatakan bahwa satu-satunya keselamatan
dari dosa adalah iman kepada Yesus Kristus dan kematianNya yang menebus di
salib, agama-agama lain mencari keselamatan melalui perbuatan-perbuatan baik
atau pemeliharaan peraturan-peraturan dan hukum-hukum) - ‘So What’s the Difference’, hal 17.
Jalan Allah, karena berada jauh di atas jalan
manusia, atau sangat berbeda dengan jalan manusia, di mata manusia sering
kelihatan sebagai kebodohan / sesuatu yang menggelikan. Karena itu, Injil, yang
adalah jalan Allah, sering dianggap sebagai sesuatu yang menggelikan atau sebagai
suatu kebodohan oleh banyak manusia!
Bdk. 1Kor 1:18-25 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib
memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (19) Karena ada tertulis:
‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang
bijak akan Kulenyapkan.’ (20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli
Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat
hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (21) Oleh karena dunia, dalam hikmat
Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan
mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. (22) Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi
kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. (25) Sebab yang bodoh
dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah
lebih kuat dari pada manusia”.
Camkanlah text ini! Sekalipun cara / jalan
Allah atau Injil sering dianggap sebagai sesuatu yang menggelikan atau sebagai
suatu kebodohan, tetapi siapa yang mempercayainya akan selamat / masuk surga!
Kesimpulan / Penutup.
His Way - His Word - His Home (= JalanNya - FirmanNya - RumahNya).
Allah memberikan jalan, Ia mengajarkannya dalam FirmanNya, dan jalan
itu adalah Yesus, yang lahir pada Natal, untuk bisa mati di salib untuk menebus
dosa kita. Siapapun yang percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamatnya,
akan selamat / masuk surga. Jalan itu mungkin tidak masuk akal / menggelikan
menurut manusia, tetapi kalau saudara mau menempuh jalan Allah tersebut,
saudara akan sampai ke rumah Allah di surga. Kalau tidak, dan saudara lebih
mempercayai jalan / cara manusia, yang lebih masuk akal bagi saudara, maka
saudara akan sampai di neraka. Kiranya Allah menolong saudara dalam memilih.
Selamat hari Natal ;
Tuhan memberkati saudara semua.
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar