2Kor 5:15-21 - “(15)
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi
hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut
ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian. (17) Jadi siapa yang ada di dalam
Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang
baru sudah datang. (18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan
Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan
pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah
utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan
kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan
dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
I) Keadaan manusia di luar Kristus.
1) Musuh
Allah.
Ay 18-20: “(18)
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan
kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu
kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh
Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan
berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah”.
Istilah ‘mendamaikan’ / ‘didamaikan’ (ay 18,19,20) menunjukkan adanya permusuhan
antara manusia dengan Allah.
Bdk.
Ro 5:10 - “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan,
pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.
Bandingkan dengan juga dengan ayat-ayat ini:
a) Mat 12:30a - “Siapa
tidak bersama Aku, ia melawan Aku”.
b) Kol 1:21 - “Juga
kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat”.
c) Maz 37:20 - “Sesungguhnya, orang-orang fasik akan binasa; musuh
TUHAN seperti keindahan padang
rumput: mereka habis lenyap, habis lenyap bagaikan asap”.
d) Mat 22:44 - “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu,
sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu”.
Jangan menganggap bahwa kalau
saudara sudah ada dalam gereja, sudah dibaptis, dsb, maka saudara pasti bukan
lagi musuh Allah / Kristus. Perhatikan ayat di bawah ini.
Fil 3:18 - “Karena, seperti yang telah
kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil
menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus”.
Dalam ayat ini Paulus tidak berbicara tentang
orang-orang non kristen / orang kafir, tetapi tentang orang-orang kristen yang
hidup secara daging, dan karena itu ia sebut sebagai ‘seteru salib Kristus’.
2) Melanggar.
Ay 19a: “Sebab
Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka”.
Bandingkan dengan:
a) 1Yoh 3:4 - “Setiap
orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah
pelanggaran hukum Allah”.
b) Yak 2:11 - “Sebab Ia
yang mengatakan: ‘Jangan berzinah’, Ia mengatakan juga: ‘Jangan membunuh’. Jadi
jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum
juga”.
3) Tidak
benar.
Ay 21: “Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Kata ‘dibenarkan’ (ay 21) menunjukkan bahwa kita adalah
manusia yang tidak benar, atau dengan kata lain, kita adalah manusia berdosa.
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
a) 1Pet 3:18a
- “Sebab juga Kristus telah mati sekali
untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar,
supaya Ia membawa kita kepada Allah”.
b) Ro 3:10-12 - “(10)
seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11)
Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari
Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak
ada yang berbuat baik, seorangpun tidak”.
c) 1Kor 6:1
- “Apakah ada seorang di antara kamu,
yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang
yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?”.
Dalam
ayat di atas ini, kata-kata ‘orang-orang
yang tidak benar’
jelas dikontraskan dengan ‘orang-orang
kudus’ (=
orang-orang kristen), dan karena itu jelas menunjuk kepada ‘orang-orang non kristen’.
Apakah saudara sadar bahwa diri saudara adalah
orang yang berdosa, bahkan sangat berdosa? Kalau saudara harus menggambarkan
kehidupan saudara, bagaimana saudara menggambarkannya? Seperti kertas yang
putih bersih, atau kertas putih dengan bintik-bintik hitam, atau kertas abu-abu?
Atau seperti kertas yang hitam legam?
II) Apa yang harus dialami
oleh manusia.
1) Mati
secara jasmani.
Ay 1,8: “(1)
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini
dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi
kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
... (8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh
ini untuk menetap pada Tuhan”.
Kata-kata ‘kemah
tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar’ maupun kata-kata ‘beralih
dari tubuh ini’ artinya
sama, yaitu ‘mati’. Itu terlihat dengan membandingkannya dengan
ayat-ayat di bawah ini:
a) Yes 38:9-12 - “(9)
Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh dari penyakitnya:
(10) Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu
gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku. (11) Aku
berkata: aku tidak akan melihat TUHAN lagi di negeri orang-orang yang hidup;
aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia. (12) Pondok
kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun
menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; TUHAN memutus nyawaku dari benang
hidup”.
b) 2Pet 1:13-15 - “(13)
Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya
itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. (14) Sebab aku
tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana
yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (15) Tetapi
aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu
mengingat semuanya itu”.
Kematian ini bisa datang setiap saat, dan
tidak akan bisa dihindari. Setiap kali saya memimpin kebaktian penghiburan,
saya selalu meniru kata-kata yang diucapkan pendeta saya sebagai berikut: ‘Sekarang ini kita mengelilingi si A
yang sudah dipanggil Tuhan, tetapi akan datang saatnya dimana kita yang
berbaring dalam peti dan kita yang dikelilingi orang banyak’. Kematian pasti terjadi, dan kalau memang
sudah saatnya, kematian tidak bisa dihindari!
Illustrasi: ada dongeng kuno tentang seorang pedagang di Bagdad .
Suatu hari ia suruh pelayannya pergi ke pasar. Pelayan itu kembali dengan muka
pucat ketakutan. Tuannya bertanya: ‘Ada apa?’. Pelayan itu menjawab: ‘Tuan, aku bertemu dengan maut. Maut itu
melihat aku, lalu menggerak-gerakkan tangannya secara menakutkan. Tuan, aku
takut sekali, tolong pinjami aku kuda, supaya aku bisa lari’. Tuan itu bertanya: ‘Kamu mau lari kemana?’. ‘Aku
mau lari ke kota Samarra ’. Tuan itu kasihan dan lalu meminjamkan kudanya dan pelayan itu lari ke
kota Samarra .
Tuan itu lalu merasa penasaran, dan ia lalu pergi ke kota untuk mencari maut itu. Waktu bertemu
dengan maut, ia lalu bertanya: ‘Hai
maut, mengapa kamu menakut-nakuti pelayanku?’. Maut menjawab: ‘Aku
tidak menakut-nakuti dia. Aku hanya heran melihat dia di pasar di kota Bagdad ini, karena aku mempunyai perjanjian untuk
bertemu dengan dia malam ini di kota Samarra ’.
Kalau kematian datang pada saudara malam ini,
siapkah saudara?
2) Menghadap
takhta pengadilan Kristus.
Ay 10: “Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam
hidupnya ini, baik ataupun jahat”.
Kedua hal di atas ini tercakup dalam 1 ayat,
yaitu Ibr 9:27 - “Dan
sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah
itu dihakimi”.
Jadi, yang ada di depan kita bukan hanya kematian. Seandainya yang ada
di depan kita hanya kematian, dan setelah itu tidak ada apa-apa lagi, maka
mungkin kita tak perlu takut. Tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa setelah
kematian, ada penghakiman. Semua kita harus menghadap takhta pengadilan
Kristus!
Kalau kita punya hubungan yang baik dengan Allah, atau kalau kita
adalah orang suci, benar dsb, maka kita tak perlu takut terhadap penghakiman
Kristus ini. Tetapi tadi telah kita lihat bahwa bukan demikian keadaan kita.
Kita adalah musuh Allah, orang-orang yang tidak benar, pelanggar hukum, dan
sebagainya. Ini membuat kita semua seharusnya akan masuk neraka! Jangan anggap
enteng / remeh neraka; itu adalah tempat yang sangat mengerikan!
Wah 21:8 - “Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua.’”.
Siapa dari kita yang tidak termasuk dalam
daftar di atas? Kalaupun kita tidak pernah membunuh secara fisik, Kitab Suci
mengatakan bahwa membenci adalah membunuh (1Yoh 3:15), dan demikian juga dengan
marah / mencaci maki (Mat 5:21-22). Kalaupun kita tidak pernah berzinah secara
fisik, kita pasti sering berzinah dalam hati / pikiran (Mat 5:28). Dan semua
kita pasti pernah berdusta. Jadi, tidak mungkin ada satupun dari kita yang
terhindar dari daftar orang-orang yang akan masuk ke neraka ini!
Selanjutnya Kitab Suci menggambarkan neraka
sebagai lautan yang menyala-nyala dengan api dan belerang. Ini menunjukkan
bahwa masuk neraka pasti merupakan suatu penderitaan yang hebat!
Bdk. Luk 16:23-25 - “(23)
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di
alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus
duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah
aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan
menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi
Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik
sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat
hiburan dan engkau sangat menderita”.
Wah 14:11 - “Maka
asap api yang menyiksa mereka itu naik
ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak
henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta
patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.
Bdk. Mark 9:43-48 - “(43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada
dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak
terpadamkan; (44) [di
tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih
baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua
kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih
baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan
bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) dimana ulat-ulat bangkai tidak
mati dan api tidak padam”.
Catatan: Perhatikan bahwa sekalipun Mark 9:44,46 ada dalam tanda kurung,
yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diperdebatkan keasliannya, tetapi Mark 9:48
tidak ada dalam tanda kurung. Bandingkan juga dengan Yes 66:24.
2Tes 1:9 - “Mereka
ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat
Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
III) Apa yang Allah lakukan
bagi manusia.
1) Memberikan
Kristus sebagai Penebus kita, menggantikan kita.
a) Mati
untuk semua orang.
Ay 14-15: “(14)
Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika
satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
(15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka”.
Kata yang diterjemahkan ‘untuk’ adalah HUPER, yang artinya adalah ‘instead of’ (= sebagai ganti) atau ‘for the sake of’ (= demi). Ini
menunjukkan Kristus sebagai substitute / pengganti kita. Ia menderita dan mati
bukan sebagai tindakan solidaritas, seperti yang banyak diajarkan oleh
orang-orang Liberal! Ia menderita dan mati sebagai pengganti kita!
Kristus mati, supaya kita bisa hidup.
Perhatikan bagian yang saya cetak miring dari ay 15 di atas. Juga bandingkan
dengan Yoh 10:10b - “Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan”.
b) Menjadi
dosa karena kita.
Ay 21: “Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Ini untuk menangani kondisi manusia yang
berdosa / melanggar dan tidak benar. Seharusnya manusia itu dihukum, tetapi
Allah memberikan Kristus sebagai pengganti kita.
2) Mengutus
orang untuk memberitakan Injil kepada kita supaya kita bisa didamaikan dengan
Dia oleh Kristus.
Mengapa? Karena tanpa ada orang yang diutus
untuk memberitakan Injil, tak ada orang yang bisa mendengar Injil, dan tanpa
mendengar Injil, tak ada orang yang bisa percaya.
Bdk. Ro 10:13-15 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat
berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat
percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka
mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana
mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis:
‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!’”.
IV) Apa tanggapan kita seharusnya.
1) Ada 2 macam tanggapan
terhadap diri Kristus dan apa yang telah Ia lakukan.
a) Tidak percaya kepada Kristus / mengabaikan Kristus dan bahkan
menentang Kristus.
Kalau saudara tidak percaya, apa yang Kristus
telah lakukan tidak ada gunanya sama sekali bagi saudara. Saudara tetap akan
menjadi musuh Allah, dan karena itu saudara akan masuk ke neraka
selama-lamanya.
Luk 19:11-27 - “(11) Untuk mereka yang mendengarkan Dia
di situ, Yesus melanjutkan perkataanNya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia
sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera
kelihatan. (12) Maka Ia berkata: ‘Ada
seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi
raja di situ dan setelah itu baru kembali. (13) Ia memanggil sepuluh orang
hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk
berdagang sampai aku datang kembali. (14) Akan tetapi orang-orang
sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk
mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. (15) Dan
terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh
memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui
berapa hasil dagang mereka masing-masing. (16) Orang yang pertama datang dan
berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. (17)
Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik;
engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas
sepuluh kota .
(18) Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. (19) Katanya
kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota . (20) Dan hamba yang
ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam
sapu tangan. (21) Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang
keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang
tidak tuan tabur. (22) Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan
menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku
adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan
menuai apa yang tidak aku tabur. (23) Jika demikian, mengapa uangku itu tidak
kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat
mengambilnya serta dengan bunganya. (24) Lalu katanya kepada orang-orang yang
berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada
orang yang mempunyai sepuluh mina itu. (25) Kata mereka kepadanya: Tuan, ia
sudah mempunyai sepuluh mina. (26) Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari
padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. (27) Akan tetapi semua
seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan
bunuhlah mereka di depan mataku.’”.
Yoh 8:24 - “Karena
itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau
kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.’”.
Wah 21:8 - “Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua.’”.
b) Percaya
kepada Kristus.
‘Menilai Kristus menurut ukuran manusia’ (ay 16). Apa artinya? Ada 2 penafsiran yang memungkinkan tentang ayat ini:
1. ‘Menilai Kristus menurut
daging’ artinya
menilainya sesuai dengan pengertian agama Yahudi pada jaman itu, dimana Mesias
dianggap sebagai raja duniawi yang akan membebaskan mereka dari penjajahan
Romawi. Sebaliknya menilai Kristus secara rohani, berarti menerima /
mempercayai Dia sebagai Raja dan Juruselamat secara rohani.
2. ‘Menilai Kristus menurut
daging’ artinya
menganggap Dia hanya sebagai manusia saja. Sedangkan menilai Kristus secara
rohani artinya menilaiNya sesuai dengan ajaran Kitab Suci, yang menyatakan
Kristus bukan hanya sebagai manusia tetapi juga sebagai Allah, Juruselamat,
Mesias, dsb.
Apa yang terjadi kalau kita percaya?
1. Kita
diperdamaikan dengan Allah.
Ay 18-20: “(18)
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia
telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini
adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah”.
Ro 5:1 - “Sebab
itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera
dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
Ef 2:13-18 - “(13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi
‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah
mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan
hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan
keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu
tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
(17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan
damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita kedua
pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”.
Damai dengan Allah ini yang menyebabkan
adanya damai / sukacita yang sejati dalam hati.
2. Pelanggaran
kita tidak diperhitungkan.
Ay 19a: “Sebab
Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka”.
Maz 32:1,2,5 - “(1)
Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (2) Berbahagialah manusia, yang
kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! ...
(5) Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku
berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,’ dan Engkau
mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela”.
Ro 4:4-8 - “(4)
Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah,
tetapi sebagai haknya. (5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran. (6) Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang
dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: (7) ‘Berbahagialah orang yang
diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; (8)
berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.’”.
3. Dibenarkan
oleh Allah.
Ay 21: “Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Ro 4:1-5 - “(1)
Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? (2)
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar
untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. (3) Sebab apakah dikatakan nas
Kitab Suci? ‘Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan
hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ (4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya
tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. (5) Tetapi kalau
ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka,
imannya diperhitungkan menjadi kebenaran”.
Ro 5:1 - “Sebab
itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera
dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
Ro 9:30-10:3 - “(9:30) Jika demikian, apakah yang
hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar
kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (9:31) Tetapi:
bahwa Israel ,
sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai
kepada hukum itu. (9:32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena
iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, (9:33)
seperti ada tertulis: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu
sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak
akan dipermalukan.’ (10:1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada
Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. (10:2) Sebab aku dapat memberi
kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi
tanpa pengertian yang benar. (10:3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal
kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran
mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah”.
Yak 2:23 - “Dengan
jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: ‘Lalu percayalah Abraham kepada
Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’
Karena itu Abraham disebut: ‘Sahabat Allah.’”.
Yes 61:10 - “Aku
bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia
mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin
laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang
memakai perhiasannya”.
4. Kita
dipastikan masuk surga.
a. Ay 1: “Karena kami tahu, bahwa jika kemah
tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu
tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang
tidak dibuat oleh tangan manusia”.
NIV/NASB: ‘we have a building from
God’.
Perhatikan kata ‘have’ yang ada dalam ‘present
tense’ (= bentuk sekarang), bukan ‘future tense’ (= bentuk yang akan
datang). Ini menunjukkan bahwa begitu kita mati, kita langsung mendapatkan
rumah itu.
Charles Hodge: “The present tense, EKHOMEN, is
used because the one event immediately follows the other; there is no
perceptible interval between the dissolution of the earthly tabernacle and
entering on the heavenly house. As soon as the soul leaves the body it is
in heaven. ... The soul therefore at death enters a house whose builder is God” (= Present
tense, EKHOMEN, digunakan karena peristiwa yang satu langsung mengikuti
yang lain; di sana
tidak ada selang waktu yang terlihat di antara hancurnya kemah duniawi dan
masuknya ke rumah surgawi. Begitu jiwa meninggalkan tubuh, jiwa itu ada
di surga. ... Karena itu pada saat mati, jiwa memasuki rumah yang pembangunnya
adalah Allah) - hal 489.
b. Ay 8b: ‘terlebih suka kami beralih dari tubuh
ini untuk menetap pada Tuhan’.
NASB: ‘to be at home with the Lord’ (=
ada di rumah bersama Tuhan).
NIV: ‘at home with the Lord’ (= di
rumah bersama Tuhan).
Literal / hurufiah: ‘to come home to the
Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan).
Ini menunjukkan bahwa bagi Paulus ‘mati’ sama dengan ‘pulang
ke rumah Bapa’ dan ini menunjukkan
bahwa begitu seorang kristen mati ia langsung masuk surga.
Bdk. Yoh 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat
tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi
ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke
situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa
kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”.
2) Ada 2 macam tanggapan
berkenaan dengan bagaimana kita, sebagai orang Kristen, hidup .
a) Hidup
untuk diri sendiri.
b) Hidup
untuk Kristus.
Ay 15: “Dan
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi
hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka”.
Ro 14:7-8 - “(7)
Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan
tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. (8) Sebab jika kita
hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi
baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”.
1Pet 2:24 - “Ia
sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilurNya kamu telah sembuh”.
Ro 6:10-13 - “(10)
Sebab kematianNya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk
selama-lamanya, dan kehidupanNya adalah kehidupan bagi Allah. (11) Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup
bagi Allah dalam Kristus Yesus. (12) Sebab itu hendaklah dosa jangan
berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti
keinginannya. (13) Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu
kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran”.
Kalau saudara memang mau hidup untuk Kristus,
jelas bahwa saudara harus mentaati Dia, dan melayani Dia, dan menggunakan
segala sesuatu yang ada pada saudara untuk menyenangkan dan memuliakan Dia.
Kesimpulan / penutup.
Bagaimana tanggapan saudara? Maukah saudara percaya kepada Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, dan maukah saudara hidup, bukan untuk
diri saudara sendiri, tetapi untuk Kristus, yang telah mati dan bangkit untuk
saudara?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar