Yoh 6:35 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepadaKu, ia tidak akan haus lagi”.
I) Latar belakang ajaran ini.
Yesus mengajarkan diriNya sebagai Roti Hidup
dengan latar belakang pemberian makan 5000 orang menggunakan 5 roti dan 2 ikan,
yang diceritakan dalam Yoh 6:1-15.
Yesus memang sering melakukan sesuatu yang
bersifat jasmani, dengan tujuan mengajarkan sesuatu yang bersifat rohani
tentang diriNya.
Misalnya:
1) Ia mencelikkan mata orang buta dalam Yoh 9.
Tujuannya untuk menunjukkan diriNya sebagai ‘terang
dunia’ (Yoh 9:5).
2) Ia membangkitkan Lazarus dalam Yoh 11.
Tujuannya untuk menunjukkan diriNya sebagai ‘Kebangkitan
dan Hidup’ (Yoh 11:25).
3) Ia menyembuhkan banyak orang yang sakit
secara jasmani (Mat 8:16) untuk menunjukkan diriNya sebagai penyembuh dari
orang yang sakit secara rohani, sehingga Ia menggenapi Yes 53:4 (Mat 8:17).
Mat 8:16-17 - “(16) Menjelang malam dibawalah kepada
Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir
roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. (17) Hal itu
terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Dialah yang
memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.’”.
Banyak orang, berdasarkan text ini, lalu menekankan
Yesus sebagai penyembuh dari penyakit jasmani. Juga kata-kata ‘oleh bilur-bilurNya kita menjadi
sembuh’ (Yes 53:5b) sering
diterapkan sedemikian rupa untuk mengatakan bahwa orang Kristen harus sembuh
dari sakit.
Tetapi ini tidak mungkin karena kontext dari
Yes 53 itu jelas merupakan kontext rohani.
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam
oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat
seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi
TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.
Jadi, baik ‘penyakit’ maupun
‘sembuh’ dalam text Yes 53 ini harus diartikan secara rohani.
Demikian juga pada waktu Petrus
mengutip text Yes 53 itu, ia menerapkannya secara rohani.
1Pet 2:22-25 - “(22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu
tidak ada dalam mulutNya. (23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. (24) Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap
dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh. (25)
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu”.
Lalu bagaimana mungkin Matius
mengutip Yes 53 itu dan menerapkannya secara jasmani? Satu-satunya penjelasan
adalah seperti yang saya katakan di atas. Yesus sering melakukan sesuatu yang
bersifat jasmani, dengan tujuan untuk mengajarkan sesuatu yang bersifat rohani
tentang diriNya sendiri.
Calvin: “Matthew
quotes this prediction, after having related that Christ cured various
diseases; though it is certain that he was appointed not to cure bodies, but rather
to cure souls; for it is of spiritual disease that the Prophet intends to
speak. But in the miracles which Christ performed in curing bodies, he gave
a proof of the salvation which he brings to our souls. That healing had
therefore a more extensive reference than to bodies, because he was appointed
to be the physician of souls; and accordingly Matthew applies to the outward
sign what belonged to the truth and reality” (=
Matius mengutip ramalan ini, setelah menceritakan bahwa Kristus menyembuhkan
bermacam-macam penyakit; sekalipun sudah tentu bahwa Ia ditetapkan bukan untuk
menyembuhkan tubuh, tetapi untuk menyembuhkan jiwa; karena adalah penyakit
rohanilah yang dibicarakan oleh sang nabi. Tetapi dalam mujijat-mujijat yang
dilakukan Kristus dalam menyembuhkan tubuh, Ia memberi suatu bukti tentang
keselamatan yang Ia bawa kepada jiwa kita. Karena itu kesembuhan itu
mempunyai hubungan yang lebih luas dengan jiwa dari pada tubuh, karena Ia
ditetapkan sebagai dokter untuk jiwa; dan sesuai dengan itu Matius menerapkan
pada tanda lahiriah apa yang termasuk pada kebenaran dan kenyataan) - hal 115.
Sekarang, kembali pada topik kita
tentang Yesus sebagai Roti Hidup. Ia melakukan mujijat dengan melipat-gandakan
5 roti dan 2 ikan sehingga berlebihan untuk memberi makan 5.000 orang lebih
(tanpa menghitung wanita dan anak-anak).
II) Yesus adalah ‘roti hidup’.
1) Roti.
Kalau Ia menggunakan 5 roti dan 2 ikan untuk
memberi makan 5.000 orang itu, mengapa ia menyatakan diri sebagai ‘Roti Hidup’ dan bukan sebagai ‘ikan hidup’? Karena roti di sana sama seperti nasi di sini. Banyak orang Indonesia
merasa belum makan kalau belum makan nasi. Jadi, makan nasi sepertinya
merupakan suatu keharusan / kebutuhan yang mutlak. Demikian juga di sana roti merupakan
kebutuhan mutlak. Itu makanan pokok. Tetapi ikan tidak demikian. Tentang ikan
orang beranggapan, kalau ada baik, tetapi kalau tidak ada ya tidak apa-apa,
karena bisa digantikan dengan yang lain. Karena itu, seandainya Yesus
menyatakan diri sebagai ‘ikan
hidup’, maka akan menimbulkan
kesan bahwa Ia bukanlah kebutuhan pokok / kebutuhan mutlak bagi kita. Ada baik, tak ada ya tidak
apa-apa. Ia bisa digantikan dengan yang lain.
Tetapi dengan Ia menyatakan diri sebagai ‘Roti Hidup’, maka akan timbul suatu pemikiran bahwa Ia
merupakan kebutuhan pokok / kebutuhan mutlak bagi kita! Kita tidak bisa
berpikir, ada Yesus baik, tak ada Yesus ya tidak apa-apa! Kebutuhan kita
terhadap Dia tidak bisa digantikan oleh apapun / siapapun.
Bdk. Ef 2:12 - “bahwa
waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia”.
Yoh 15:5 - “Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa”.
KJV: ‘without me ye can do nothing’ (= tanpa
Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa).
RSV/NIV/NASB:
‘apart from Me you can do nothing’ (=
terpisah dari Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa).
Tanpa
Yesus, kita adalah:
a) Ranting pohon anggur tanpa pokoknya.
Yoh 15:4 - “Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”.
b) Domba tanpa gembala.
Bil 27:17
- “yang mengepalai mereka waktu keluar
dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan
hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala.’”.
1Raja 22:17
- “Lalu jawabnya: ‘Telah kulihat seluruh Israel
bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai
gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah
masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.’”.
Yes 13:14
- “Seperti kijang yang dikejar-kejar dan
seperti domba yang tidak digembalakan, demikianlah mereka akan berpaling,
masing-masing kepada bangsanya, dan melarikan diri, masing-masing ke negerinya”.
Mat 9:36
- “Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala”.
c) Orang berdosa tanpa Penebus /
Juruselamat.
Ibr 9:22 - “Dan
hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan”.
d) Orang buta tanpa terang.
e) Orang sakit tanpa dokter /
tabib.
f) Murid tanpa guru.
Bdk.
Fil 4:13 - “Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Ini terjemahannya kurang tepat.
KJV: ‘I can do all things through Christ which
strengtheneth me’ (= Aku bisa melakukan segala sesuatu melalui Kristus
yang menguatkan aku).
2) Hidup.
Kata ‘hidup’ ini ditambahkan untuk lebih
menunjukkan akibat / hasil yang terjadi kalau orang memakan roti itu.
Yoh 6:33-35,48-51,58 - “(33) Karena roti yang dari Allah ialah
roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’ (34)
Maka kata mereka kepadaNya: ‘Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.’ (35)
Kata Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia
tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan
haus lagi. ... (48) Akulah roti hidup. (49) Nenek moyangmu telah makan
manna di padang
gurun dan mereka telah mati. (50) Inilah
roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan
mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang
Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’ ... (58)
Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek
moyangmu dan mereka telah mati.
Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.’”.
Yang saya beri garis bawah tunggal merupakan
akibat / hasil yang terjadi kalau seseorang makan Roti Hidup itu. Orang itu:
a) ‘tidak
akan lapar lagi dan tidak akan haus lagi’ (ay 35b).
1. ‘tidak akan lapar / haus lagi’ artinya ‘dipuaskan’.
2. Dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘tidak
akan’ yang muncul 2 x itu
kedua-duanya menggunakan double negatives (= dua kali kata ‘tidak’), dan ini menunjukkan suatu penekanan.
b) ‘ia akan hidup selama-lamanya’ (ay 51,58).
1. Orang yang makan Roti Hidup mendapatkan hidup kekal.
a. Ada
kontras antara mereka yang makan manna dan mereka yang makan Roti Hidup:
·
Yang
makan manna telah mati.
Perhatikan bagian yang saya beri garis bawah
ganda yang menunjukkan bahwa mereka yang makan manna semuanya telah mati (ay
49,58a).
·
Yang
makan Roti Hidup akan hidup.
Siapa yang makan Roti Hidup ini tidak akan
mati, tetapi akan hidup selama-lamanya (ay 50,51,58), atau akan mendapatkan
hidup kekal!
b. Makan
Roti Hidup berarti percaya kepada Yesus.
Ay 35: “Kata
Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia
tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan
haus lagi”.
Jadi, makan roti hidup itu berarti bahwa kita
harus datang dan percaya kepada Kristus.
2 hal ini, yaitu ‘datang’ dan ‘percaya’ kepada Yesus, sebetulnya tidak perlu
dibedakan. ‘Datang
kepada Yesus’ sebetulnya
sama saja dengan ‘percaya
kepada Yesus’.
Jadi, siapapun yang datang / percaya kepada
Yesus mendapatkan hidup kekal.
c. Janji hidup kekal itu menunjukkan bahwa keselamatan tidak bisa
hilang!
Janji bahwa orang yang memakan Roti Hidup itu
akan mendapat hidup selama-lamanya / hidup kekal itu, menunjukkan bahwa Yesus /
Kitab Suci mempercayai bahwa keselamatan tidak bisa hilang! Dari mana
bisa ditafsirkan demikian? Karena orang yang makan Roti Hidup, bukan diberi ‘hidup bersyarat’, atau ‘hidup
sementara’, tetapi ‘hidup yang kekal’. Kalau karena dosa atau godaan setan
seseorang yang sudah diselamatkan bisa murtad dan akhirnya terhilang / binasa
(seperti yang diajarkan oleh Arminianisme), maka itu berarti pada waktu ia
percaya, kepada dia hanya diberikan ‘hidup
bersyarat / sementara’,
bukan ‘hidup yang kekal’!
Pada waktu Adam dan Hawa diciptakan, maka
mereka memang hanya mempunyai hidup bersyarat, yaitu: mereka tetap hidup asalkan
/ selama mereka tidak makan buah terlarang itu (Kej 2:16-17). Kalau
mereka memakan buah itu mereka akan mati. Jelas bahwa mereka tidak mempunyai ‘hidup kekal’ tetapi hanya mempunyai ‘hidup bersyarat’. Tetapi kepada kita makan Roti Hidup, tidak
diberikan hidup bersyarat seperti itu, melainkan hidup kekal. Karena itu jelas
bahwa keselamatan itu tidak bisa hilang!
Hal-hal lain dalam kontext ini yang
menunjukkan bahwa keselamatan tidak bisa hilang adalah apa yang dikatakan Yesus
dalam ay 39-40: “(39)
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua
yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman. (40) Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap
orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal,
dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Mula-mula Yesus menyatakan doktrin ini secara
negatif, dimana Ia mengatakan bahwa Bapa menghendaki supaya orang yang sudah
diberikanNya kepada Yesus tidak ada yang hilang (ay 39). Lalu Yesus
menyatakan doktrin ini secara positif, dimana Ia mengatakan bahwa Bapa
menghendaki supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus beroleh hidup yang
kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman (ay 40).
Catatan: dalam Kitab Suci ada banyak sekali ayat yang
mendukung doktrin keselamatan tidak bisa
hilang ini, seperti:
· Yoh 10:28-29
- “(28) dan Aku memberikan hidup
yang kekal kepada mereka dan mereka pasti
tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka
dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar
dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan
Bapa”.
· Ro 5:9-10
- “(9) Lebih-lebih, karena kita
sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.
·
Ro 8:29-30
- “(29) Sebab semua orang
yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk
menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang
sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya dari
semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang
dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang
dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya”.
·
Ro 8:38-39
- “(38) Sebab aku yakin, bahwa baik
maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik
yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di
atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
· 1Kor 1:8-9
- “(8) Ia juga akan meneguhkan
kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan
kita Yesus Kristus. (9) Allah, yang memanggil kamu kepada
persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia”.
· Fil 1:6
- “Akan hal ini aku yakin
sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan
meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus”.
·
1Pet
1:4-5 - “(4) untuk menerima suatu bagian
yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang
tersimpan di sorga bagi kamu. (5) Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan
Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah
tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir”.
· 1Yoh
2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini
adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang
antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah
tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang
mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk
pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya
mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya
menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.
· Yudas 24-25
- “(24) Bagi Dia, yang berkuasa
menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda
dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya, (25) Allah yang esa,
Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan,
kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai
selama-lamanya. Amin”.
2. Iman / kepercayaan kepada Yesus harus berhubungan dengan /
mencakup penebusanNya di kayu salib untuk dosa-dosa kita.
Ay 51,53-56: “(51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti
ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’ ... (53) Maka kata Yesus
kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan
daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam
dirimu. (54) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai
hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (55) Sebab
dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman.
(56) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia”.
Dalam ay 51 ini Yesus mengatakan bahwa
roti yang Ia berikan adalah dagingNya yang akan Ia berikan untuk hidup
dunia, dan dalam ay 53-56 Ia berbicara tentang ‘makan
dagingNya dan minum darahNya’.
Ini jelas merupakan sesuatu yang bersifat simbolis, bukan hurufiah. Simbol
tentang apa? Jelas bahwa di sini Ia berbicara tentang salib yang akan
terjadi, karena pada saat itulah tubuh / dagingNya dihancurkan dan darahNya
dicurahkan untuk menebus dosa-dosa kita. Dengan cara itulah Ia bisa menjadi
Roti Hidup yang memberi hidup kepada dunia. Dengan kata-kata ini Yesus
menunjukkan bahwa kepercayaan kepadaNya harus berhubungan dengan penebusan di
kayu salib, dan kalau tidak itu bukanlah iman yang sejati.
William Hendriksen: “To believe in Christ means to
accept him as the Crucified One. Apart from that voluntary sacrifice, Christ
ceases to be bread for us in any sense” (=
Percaya kepada Kristus berarti menerima Dia sebagai Orang yang tersalib.
Terpisah dari pengorbanan sukarela itu, Kristus berhenti menjadi roti bagi kita
dalam arti apapun).
Penerapan:
a. Jangan hanya percaya kepada Yesus sebagai pemberi berkat, pelaku
mujijat, penyembuh penyakit, dsb. Yang terutama saudara harus percaya kepada
Dia sebagai Juruselamat / Penebus dosa yang sudah mati menggantikan saudara.
b. Dalam penginjilan, khususnya kepada orang yang selalu menekankan
Yesus sebagai pemberi berkat, pelaku mujijat, penyembuh dsb, hal ini harus
saudara tekankan! Desak mereka untuk percaya dan menerima Yesus sebagai
Juruselamat, bukan sekedar sebagai dokter, pelaku mujijat, pemberi kekayaan,
dsb.
Bdk. 1Kor 15:19 - “Jikalau
kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita
adalah orang-orang yang paling malang
dari segala manusia”.
3. Yesus mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Dia (Yesus
adalah satu-satunya jalan keselamatan).
Hal ini Ia ajarkan:
a. Secara
positif.
Ia mengatakan bahwa orang yang memakan Dia /
memakan roti hidup / memakan dagingNya dan meminum darahNya, mendapat hidup
yang kekal.
Ay 50,51,54,57b,58b: “(50) Inilah roti yang turun dari sorga:
Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti
hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang
akan Kuberikan untuk hidup dunia.’ ... (54) Barangsiapa makan dagingKu dan
minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia
pada akhir zaman. ... (57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku
hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh
Aku. (58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang
dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya.’”.
Ini menjamin bahwa orang yang percaya kepada
Yesus pasti mendapatkan hidup kekal.
b. Secara
negatif.
· Ia
mengatakan bahwa siapa yang tidak makan dagingNya dan minum darahNya tidak
mempunyai hidup yang kekal.
Ay 53: “Maka
kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu
tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup
di dalam dirimu”.
Ini menjamin bahwa orang yang tidak percaya
kepada Yesus pasti binasa / masuk neraka!
· Ia
mengatakan bahwa yang makan manna (berarti tidak makan Roti Hidup) telah mati.
Perhatikan bahwa manna itu bukannya beracun,
dan karena itu tidak bisa secara aktif membunuh mereka. Tetapi karena manna itu
tidak bisa memberikan hidup kekal, maka akhirnya mereka yang memakannya akan
mati.
Illustrasi: kalau ada penyakit yang mematikan yang hanya bisa disembuhkan dengan
obat A, maka orang yang makan apapun yang lain, selain obat A itu, biarpun apa
yang ia makan itu tidak beracun, tetap akan mati.
Penerapan: Apapun yang saudara lakukan, kalau itu tidak
memberikan hidup kekal kepada saudara, pada dasarnya, dan pada akhirnya, itu
akan membunuh saudara. Ini berlaku baik pada waktu saudara:
*
hanya
menekankan hal-hal duniawi / jasmani saja.
*
ikut
agama-agama yang tidak bisa memberikan hidup kekal kepada saudara.
* ikut
gereja-gereja Kristen yang tidak memberitakan Injil, tetapi hanya mengajarkan
ajaran moral dan etika. Ini sebetulnya tidak berbeda dengan ikut agama-agama
lain.
*
ikut
gereja yang injili tanpa percaya Yesus.
Bdk. ay 27: “Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang
bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia
kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’”.
Penerapan:
Kalau saudara memberitakan Injil, tidak sukar
memberitakan ajaran positifnya, tetapi apakah saudara juga memberitakan
ajaran negatifnya?
III) Tanggapan kita.
1) Kita
bisa memberikan tanggapan negatif, yaitu dengan tidak percaya pada apa yang
Yesus janjikan / katakan.
Perhatikan reaksi / tanggapan orang-orang
Yahudi tentang claim Yesus sebagai Roti Hidup yang bisa memberikan hidup kekal
itu.
Ay 41-42: “(41)
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:
‘Akulah roti yang telah turun dari sorga." (42) Kata mereka: ‘Bukankah Ia
ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia
dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?’”.
Mereka tidak bisa menerima claim Yesus
yang menyatakan bahwa diriNya bisa memberikan hidup yang kekal, karena mereka
meninjau / melihat Yesus secara jasmani, dan secara jasmani Yesus tidak
mempunyai sesuatu yang istimewa, sebaliknya berasal dari keluarga miskin.
Bdk. Mat 13:54-57 - “(54) Setibanya di tempat asalNya, Yesus
mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan
berkata: ‘Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan
mujizat-mujizat itu? (55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya
bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan
bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana
diperolehNya semuanya itu?’ (57a) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia”.
Ini menggenapi nubuat firman Tuhan dalam
Yes 53:2b-3 - “(2b)
Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan
rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. (3) Ia dihina dan dihindari
orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia
sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia
tidak masuk hitungan”.
Penerapan: Hati-hatilah supaya saudara tidak menilai gereja, hamba Tuhan, buku
rohani, orang kristen, secara jasmani! Ada
banyak gereja, hamba Tuhan, buku rohani, orang kristen yang penampilan luarnya
hebat, tetapi sebetulnya brengsek. Sebaliknya ada banyak gereja, hamba Tuhan,
buku rohani, orang kristen yang penampilan luarnya jelek, tetapi sebetulnya
bagus.
2) Kita
bisa memberikan tanggapan yang positif, yaitu dengan percaya pada kata-kata
Yesus, dan mau ‘memakan Roti Hidup’ itu.
Ay 28-29: “(28)
Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami
mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada
mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu
percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.
a) Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak
(ERGA = works), tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal
(ERGON = work). Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang
Allah kehendaki untuk kamu lakukan, yaitu percaya kepada Dia (Yesus)!
b) Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus menyebut iman sebagai work
/ pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan akurasi yang ketat. Tentu bukan maksud
Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus salah bicara! Maksudnya ia menggunakan kata
itu bukan dalam arti theologis yang ketat.
Alasan Calvin adalah: Ro 3:27-28
mengatakan bahwa iman tidak termasuk sebagai work / pekerjaan.
Ro 3:27-28 - “(27)
Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa?
Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami
yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan
hukum Taurat”.
Bdk. Ro 11:6 - “Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi
karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi
kasih karunia”.
Catatan: sebetulnya, dengan membandingkan pertanyaan
dalam ay 28 (dimana kata ‘pekerjaan’ menggunakan bentuk jamak) dengan jawaban
dari Yesus dalam ay 29 (dimana untuk kata ‘pekerjaan’ Ia menggunakan bentuk tunggal, sudah jelas
bahwa Yesus membedakan kedua hal itu.
Kekristenan yang benar sangat menekankan
‘keselamatan karena iman’, dan ini tidak bisa disamakan dengan ‘keselamatan
karena pekerjaan / perbuatan baik’ karena iman bukan merupakan pekerjaan.
Penutup / kesimpulan.
Yesus telah menjadi Roti Hidup dengan mengorbankan tubuh / daging dan
darahNya di kayu salib. Hanya kalau saudara mau percaya kepada Dia sebagai
penebus / Juruselamat saudara, maka saudara mendapatkan hidup kekal. Kalau
tidak, saudara akan masuk ke neraka selama-lamanya. Maukah saudara percaya
dengan sungguh-sungguh kepada Yesus?
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar