Wah 20:11-15 - “(11)
Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya.
Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
(12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta
itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan
apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. (13) Maka laut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing
menurut perbuatannya. (14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke
dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. (15) Dan setiap orang
yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia
dilemparkan ke dalam lautan api itu”.
I) Yang menghakimi.
Ay 11-12: “(11) Lalu aku melihat suatu takhta putih
yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah
bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. (12) Dan aku melihat
orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu
dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan.
Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang
ada tertulis di dalam kitab-kitab itu”.
1) Ada suatu takhta putih
besar.
a) Takhta.
The Bible Illustrator (NT): “‘I saw a throne.’ There is a throne now, but men do not see it.
There is a real government now, but it will be a visible one then. You know the
sceptic has doubts, because he cannot see. He says, ‘Where is God, and whom is
the throne? I have never seen it.’ Did you ever see the throne of England ? I
never did - but you know there is one; you know there is a government. I never
saw the Queen, and I dare say many of you have not seen her, but you know there
is a Queen. I never saw the great King, but He is here. He reigns; and by and
by His throne will become visible, and faith and doubt will be lost in sight,
and the believer will say, ‘It is He’; and the infidel will say, ‘It is He’;
and there will be no more doubting and no more believing - it will be sight” (= ‘Aku melihat suatu takhta’. Di sana ada sebuah takhta
sekarang, tetapi manusia tidak melihatnya. Di sana ada suatu pemerintahan yang
nyata sekarang, tetapi itu akan merupakan suatu pemerintahan yang kelihatan
pada saat itu. Engkau tahu orang-orang yang skeptik / suka ragu-ragu mempunyai
keraguan, karena ia tidak bisa melihat. Ia berkata: ‘Dimanakah Allah, dan
siapakah takhta itu? Aku tak pernah melihatnya’. Apakah engkau pernah melihat
takhta Inggris? Aku tidak pernah melihatnya - tetapi engkau tahu takhta itu
ada; engkau tahu di sana
ada suatu pemerintahan. Aku tak pernah melihat sang Ratu, dan aku berani
mengatakan banyak dari kalian yang tidak pernah melihatnya, tetapi engkau tahu
di sana ada
seorang Ratu. Aku tidak pernah melihat sang Raja yang besar / agung, tetapi Ia
ada di sini. Ia bertakhta; dan segera takhtaNya akan menjadi kelihatan, dan
iman dan keraguan akan hilang dalam penglihatan, dan orang percaya akan
berkata: ‘Itu adalah Dia’; dan orang kafir akan berkata: ‘Itu adalah Dia’; dan
di sana tidak
akan ada lagi keraguan dan kepercayaan / iman - yang ada adalah penglihatan).
Tetapi kalau saudara baru
‘percaya’ pada saat itu, karena saudara sudah melihat, itu bukan iman, dan itu
tidak akan menyelamatkan saudara! Jadi, percayalah sekarang, dan jangan
menunda!
b) Takhta
itu besar dan berwarna putih.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘Great.’
- in contrast to the ‘thrones’ (Rev. 20:4). ‘White’ - emblem of purity and
justice” [= ‘Besar’ - dikontraskan dengan
‘takhta-takhta’ (Wah 20:4). ‘Putih’ - simbol dari kemurnian dan keadilan].
Wiersbe: “It is white because
it represents the unchanging holiness of God; He is not a respecter of persons” (= Takhta itu putih karena
itu mewakili kekudusan yang tidak berubah dari Allah; Ia bukanlah seorang yang
suka pilih kasih).
2) Siapa
yang duduk di atas takhta itu?
Ay 12: “Dan
aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu.
Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan
apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu”.
KJV: ‘stand before God’ (= berdiri
di depan Allah).
RSV/NIV/NASB:
‘standing before the throne’ (= berdiri
di depan takhta itu).
Tentang apakah yang duduk itu Allah (Bapa)
atau Kristus, tidak menjadi masalah.
Barclay: “the
unity of the Father and the Son is such that there is no difficulty in
ascribing the action of the one to the other” (= kesatuan Bapa dan Anak adalah
sedemikian rupa sehingga tidak ada kesukaran untuk menganggap tindakan dari
yang satu sebagai tindakan dari yang lain) - hal 195.
Homer Hailey: “The idea that God judges, and yet
Christ judges, should present no problem; for Jesus taught that He and the
Father are one - one in Godhood, purpose, and work (John 10:30; 14:10). Later
Paul taught that God’s judgment would be carried out through Jesus Christ (Acts
17:31; Rom. 2:16)” [=
Gagasan bahwa Allah menghakimi, tetapi Kristus menghakimi, tidak perlu
memberikan problem; karena Yesus mengajar bahwa Ia dan Bapa adalah satu - satu
dalam keAllahan, tujuan / rencana, dan pekerjaan (Yoh 10:30; 14:10).
Belakangan Paulus mengajarkan bahwa penghakiman Allah akan dilaksanakan melalui
Yesus Kristus (Kis 17:31; Ro 2:16)] - ‘Revelation’, hal
400.
Kis 17:31 - “Karena
Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan
menghakimi dunia oleh seorang yang telah
ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti
tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.’”.
Ro 2:16 - “Hal
itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang
kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati
manusia, oleh Kristus Yesus”.
Tetapi tetap, secara strict / ketat, saya
berpendapat bahwa yang duduk untuk menghakimi di sini harus adalah Kristus.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘Him
that sat on it.’ - the Son, to whom ‘the Father hath committed all judgment.’
God in Christ, i. e., the Father represented by the Son, before whose
judgment-seat we must all stand” (= ‘Dia, yang duduk di atasnya’. - sang
Anak, kepada siapa ‘Bapa telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya’. Allah
dalam Kristus, yaitu sang Bapa diwakili oleh sang Anak, di depan takhta
penghakiman siapa kita semua harus berdiri).
Bdk. Yoh 5:22-23,27 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya
semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. ...
(27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah
Anak Manusia”.
2Tim 4:1 - “Di
hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan
yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya
dan demi KerajaanNya”.
Bdk. Mat 25:31-46.
Barnes’ Notes: “‘Stand before God.’ That is, they
appear thus to be judged. The word ‘God’ here must naturally refer to the final
Judge on the throne, and there can be no doubt (see Matt. 25:31) that this is
the Lord Jesus. Compare 2 Cor. 5:10. None can judge the secrets of the heart;
none can pronounce on the moral character of all mankind, of all countries and
ages, and determine their everlasting allotment, but he who is divine” [= ‘Berdiri di depan Allah’. Artinya,
mereka hadir / muncul seperti itu untuk dihakimi. Kata ‘Allah’ di sini tentu
saja harus menunjuk kepada Hakim terakhir pada takhta, dan tidak ada keraguan
(lihat Mat 25:31) bahwa ini adalah Tuhan Yesus. Bdk. 2Kor 5:10. Tidak ada yang
bisa menghakimi rahasia-rahasia dari hati; tidak ada yang bisa menyatakan
karakter moral dari umat manusia, dari semua negara dan jaman, dan menentukan
bagian kekal mereka, kecuali Ia yang adalah Ilahi / Allah].
2Kor 5:10 - “Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap
orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya
dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.
Charles Hodge: “As Christ is to be the judge, as
all men are to appear before him, as the secrets of the hearts are to be the
grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers believed Christ to
be a divine person, for nothing less than omniscience could qualify any one for
the office here ascribed to our Lord” (= Karena Kristus akan menjadi
Hakim, karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia dari
hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa penulis-penulis sakral / kudus
percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi, karena hanya kemahatahuan yang bisa
memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap
sebagai milik Tuhan kita) - ‘I
& II Corinthians’, hal 501.
II) Yang dihakimi.
1) Semua
orang akan dihakimi.
Ay 13: “Maka
laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan
maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi
masing-masing menurut perbuatannya”.
a) Tidak ada tempat untuk bersembunyi dan lolos dari penghakiman ini
karena langit dan bumi akan lenyap.
1. Lenyapnya
langit dan bumi.
Ay 11b: “Dari
hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya”.
Ay 11b ini sesuai dengan 2Pet 3:10,12b
- “(10) Tetapi hari Tuhan akan tiba
seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat
dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada
di atasnya akan hilang lenyap. ... (12b) Pada hari itu langit akan binasa dalam
api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya”.
Hilang-lenyapnya
langit dan bumi juga dinyatakan dalam banyak ayat lain seperti
Maz 102:26-28 Yes 51:6 Mat 24:35 / Mark 13:31 / Luk 21:33 Luk 16:17
Wah 21:1. Karena itu saya menganggap aneh bahwa ternyata ada banyak
penafsir yang mengatakan bahwa langit dan bumi itu bukannya dimusnahkan tetapi
diperbaharui.
Istilah ‘langit
dan bumi yang baru’ dalam
Wah 21:1 tidak berarti bahwa langit dan bumi yang lama diperbaharui. Yang lama
dihancurkan, dan Allah menciptakan yang baru.
Bible Knowledge
Commentary:
“The
new heaven and new earth described in chapter 21 has no similarity to the
present earth and heaven” (=
Langit dan bumi yang baru yang digambarkan dalam pasal 21 tidak mempunyai
kemiripan dengan langit dan bumi yang sekarang ini).
2. Lenyapnya langit dan bumi yang sekarang ini menyebabkan tidak
mungkin ada siapapun yang bisa bersembunyi dan lolos dari penghakiman ini.
Wiersbe: “Heaven and earth
flee away; there is no place for the lost sinner to hide! The Judge on the
throne is Jesus Christ (John 5:22-23). Today He is the Savior of the world; on
that day, He will be the righteous Judge” [= Langit dan bumi akan hilang; di sana tidak ada tempat bagi orang berdosa yang
terhilang untuk bersembunyi! Sang Hakim pada takhta adalah Yesus Kristus (Yoh
5:22-23). Sekarang Ia adalah Juruselamat dunia; pada hari itu, Ia akan menjadi
Hakim yang benar / adil].
Bdk. Wah 6:12-17 - “(12) Maka aku melihat, ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang
dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi
merah seluruhnya bagaikan darah. (13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila
ia digoncang angin yang kencang. (14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan
kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari
tempatnya. (15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta
perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua
budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu
karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada
batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta
dan terhadap murka Anak Domba itu.’ (17) Sebab sudah tiba hari besar murka
mereka dan siapakah yang dapat bertahan?”.
Perhatikan khususnya Wah 6:16 itu, yang
menunjukkan bahwa mereka kelihatannya ingin menyembunyikan diri terhadap murka
Anak Domba (Yesus) itu, tetapi ini semua tidak mungkin terjadi. Bukan hanya
gunung-gunung atau batu-batu karang yang mereka harapkan bisa menyembunyikan
diri mereka, tetapi bahkan dunia inipun akan musnah. Karena itu, tidak bisa ada
yang bersembunyi, semua harus menghadap takhta penghakiman Kristus!
b) Orang-orang besar atau kecil akan dihakimi.
Ay 12: “Dan aku melihat orang-orang mati, besar
dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka
juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi
menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu”.
Kata-kata ‘besar
dan kecil’ mewakili semua
orang, tanpa kecuali. Kalau di dunia, apalagi di Indonesia , maka orang kecil saja
yang pasti diadili, sedangkan orang besar bisa lolos. Tetapi dalam penghakiman
akhir jaman, tak ada yang lolos. Kaya atau miskin, tua atau muda, laki-laki
atau perempuan, berkedudukan tinggi atau rendah, dari bangsa atau suku bangsa
apapun, semua akan dihakimi!
Wycliffe Bible Commentary: “From the judgment
for crime exercised by the State, thousands escape every year; in fact, many
crimes are not even known to those in authority. But no one will be able to
escape this judgment” (= Dari penghakiman untuk kejahatan yang dilakukan oleh Negara,
ribuan orang lolos setiap tahun, dalam faktanya, banyak kejahatan bahkan tidak
diketahui oleh mereka yang mempunyai otoritas. Tetapi tidak seorangpun akan
bisa lolos dari penghakiman ini).
The Bible Illustrator (NT): “We often marvel at the contrast exhibited in the present life,
between the circumstances or conditions in which mankind are placed. From the
extreme of affluence to the extreme of destitution there are endless varieties
of condition, yet, in certain respects, all are equal; the noble and the mean;
the richest and the poorest. Surely it ought to make the wealthy set loose
to their riches, and the poor think lightly of their poverty, when it is
remembered how soon the small and the great will stand alike before God, to be
judged according, not to their respective conditions on earth, but each
according to his works” (= Kita sering heran
melihat kontras yang ditunjukkan dalam kehidupan sekarang ini, antara
keadaan-keadaan atau kondisi-kondisi dalam mana umat manusia ditempatkan. Dari
kekayaan / kemakmuran yang extrim sampai kemiskinan yang extrim ada variasi
kondisi yang tak ada akhirnya, tetapi dalam hal tertentu semua sama;
orang-orang yang mulia dan yang hina; orang-orang yang terkaya dan yang
termiskin. Ini seharusnya membuat orang kaya melepaskan kekayaan mereka, dan
orang miskin meremehkan kemiskinan mereka, pada waktu diingat betapa segera
orang kecil dan orang besar akan berdiri secara sama di depan Allah, untuk
dihakimi bukan menurut kondisi mereka masing-masing di bumi, tetapi
masing-masing menurut perbuatannya).
c) Orang-orang yang sudah mati maupun yang masih hidup akan dihakimi.
Matthew Henry: “not only those that are found alive at
the coming of Christ, but all who have died before” (= bukan hanya mereka yang ditemukan
hidup pada kedatangan Kristus, tetapi semua yang telah mati sebelumnya).
Bahwa yang akan dihakimi nanti bukan orang
mati saja, tetapi juga orang yang masih hidup, terlihat dari ayat-ayat ini:
2Tim 4:1 - “Di
hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan
yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya
dan demi KerajaanNya”.
1Pet 4:5 - “Tetapi
mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi
orang yang hidup dan yang mati”.
d) Semua orang mati dibangkitkan, tak peduli dimanapun dan bagaimana
keadaan mayat mereka, dan lalu dihakimi.
Ay 12-13: “(12) Dan aku melihat orang-orang mati,
besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan
dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati
dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu. (13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di
dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang
ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya”.
Mayat-mayat
dari orang-orang mati ini ada di tempat-tempat yang beraneka ragam, tetapi
semua akan dibangkitkan.
1. Kuburan akan menyerahkan orang-orang yang ada
di dalamnya.
Yoh 5:28-29
- “(28)
Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang
yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah
berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang
telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.
Bdk.
Kis 24:15 - “Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama
seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik
orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar”.
2. Laut akan menyerahkan
orang-orang yang ada di dalamnya (ay 13a).
Barnes’ Notes: “‘And the sea gave up the dead which
were in it.’ All that had been buried in the depths of ocean. This number in
the aggregate will be great. If we include all who were swept off by the flood,
and all who have perished by shipwreck, and all who have been killed in naval
battles and buried in the sea, and all who have been swept away by inundations
of the ocean, and all who have peacefully died at sea, as sailors, or in the
pursuits of commerce or benevolence, the number in the aggregate will be
immense - a number so vast that it was proper to notice them particularly in
the account of the general resurrection and the last judgment” (= ‘Dan laut menyerahkan orang mati
yang ada di dalamnya’. Semua yang telah dikubur dalam kedalaman lautan. Jumlah
orang-orang ini secara keseluruhannya akan besar. Jika kita mencakup semua yang
disapu oleh air bah, dan semua yang binasa karena kecelakaan kapal / kapal
tenggelam, dan semua yang telah dibunuh dalam perang di laut dan dikubur di
laut, dan semua yang telah disapu oleh banjir lautan / meluapnya lautan, dan
semua yang mati dengan damai di laut, seperti pelaut-pelaut, atau dalam
pengejaran perdagangan atau perbuatan baik, jumlah keseluruhannya akan sangat
besar - suatu jumlah yang begitu banyak sehingga adalah benar untuk
memperhatikan mereka secara khusus dalam cerita tentang kebangkitan umum dan
penghakiman terakhir).
3. Maut akan menyerahkan
orang-orang yang ada di dalamnya (ay 13b).
Adam Clarke: “‘And
death.’ All who died by any kind of disease. Death is here personified, and
represented as a keeper of defunct human beings; probably no more than earth or
the grave is meant, as properly belonging to the empire of death” (= ‘Dan kematian / maut’. Semua yang
mati oleh jenis penyakit apapun. Kematian di sini dipersonifikasikan, dan
digambarkan sebagai seorang penjaga dari orang mati; mungkin yang dimaksudkan
tidak lebih dari bumi atau kubur, karena secara benar merupakan milik dari
kekaisaran kematian).
Saya berpendapat bahwa yang dimaksudkan bukan
hanya orang yang mati karena penyakit apapun, tetapi juga orang yang mati
karena sebab lain apapun, seperti dibunuh, bunuh diri, kecelakaan, serangan
teroris, dan sebagainya.
4. HADES (kerajaan maut) akan
menyerahkan orang-orang yang di dalamnya.
Ay 13b: “dan maut dan kerajaan maut (Yunani:
HADES) menyerahkan orang-orang mati
yang ada di dalamnya”.
KJV: ‘and death and hell delivered up the
dead which were in them’ (= dan maut dan neraka menyerahkan
orang mati yang ada di dalamnya).
Kata Yunani yang dipakai adalah HADES, dan
sekalipun kadang-kadang bisa diterjemahkan sebagai ‘neraka’, seperti dalam
Luk 16:23, tetapi saya berpendapat bahwa di sini tidak mungkin
diterjemahkan seperti itu.
a. Ada
yang menganggap bahwa Hades adalah tempat dari roh-roh orang mati.
Adam Clarke: “‘And
hell.’ Hadees, Hades, the place
of separate spirits. The sea and death have the bodies of all human beings;
hades has their spirits. That they may be judged, and punished or rewarded
according to their works, their bodies and souls must be reunited; hades,
therefore, gives up the spirits; and the sea and the earth give up the bodies” (= ‘Dan neraka’. HADES, Hades, tempat
dari roh-roh yang terpisah. Laut dan maut / kematian mempunyai tubuh-tubuh dari
semua manusia; Hades mempunyai roh-roh mereka. Supaya mereka bisa dihakimi, dan
dihukum atau diberi pahala sesuai dengan perbuatan mereka, tubuh-tubuh dan
jiwa-jiwa mereka harus dipersatukan kembali; karena itu, Hades menyerahkan
roh-roh; dan laut dan bumi menyerahkan tubuh-tubuh).
Catatan: perhatikan bahwa ay 13b TIDAK
mengatakan bahwa Hades menyerahkan ‘roh-roh’, tetapi menyerahkan ‘orang-orang
mati’! Disamping itu, dalam sepanjang Kitab Suci, kata Hades / Sheol tidak
pernah menunjuk pada tempat roh-roh orang mati. Karena itu, saya tidak setuju
dengan penafsiran Adam Clarke ini.
b. Hades
dianggap sebagai ‘keadaan kematian’.
William Hendriksen: “It is evident that the term ‘Hades’ as
used here cannot mean hell or grave. It signifies the state of disembodied
existence. It refers to the state of death which results when life ceases and
when body and soul separate. Thus Hades always follows death (Rev. 6:8)” [= Adalah jelas bahwa istilah ‘Hades’
seperti yang digunakan di sini tidak bisa berarti ‘neraka’ atau ‘kuburan’. Itu
menunjuk pada keadaan keberadaan tanpa tubuh. Itu menunjuk pada keadaan
kematian yang terjadi pada waktu kehidupan berhenti dan pada waktu tubuh dan
jiwa terpisah. Karena itu, Hades selalu mengikuti maut / kematian (Wah 6:8)] - ‘More Than Conquerors’, hal 57.
Wah 6:8 - “Dan
aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada
mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang,
dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di
bumi”.
Catatan: saya tidak mengerti mengapa William
Hendriksen menganggap bahwa Hades di sini tidak mungkin menunjuk pada
‘kuburan’. Menurut saya, kata Hades di sini bisa menunjuk pada ‘keadaan
kematian’ atau pada ‘kuburan’.
e) Orang-orang
percaya maupun tidak percaya akan dihakimi.
Pkh 3:17 - “Berkatalah
aku dalam hati: ‘Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang
tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.’”.
2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus
menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat”.
Bdk. Mat 25:31-46.
Jadi, ini merupakan suatu penghakiman yang
dilakukan, baik terhadap orang percaya maupun orang yang tidak percaya. Ini
bertentangan dengan ajaran Premilleniarisme, yang mengatakan bahwa orang-orang
benar akan bangkit dulu, dihakimi, dan setelah 1000 tahun baru ada kebangkitan
dari orang-orang jahat, dan penghakiman atas diri mereka.
Tetapi kalau orang-orang percaya juga
dihakimi, maka muncul suatu problem, karena kelihatannya ini bertentangan
dengan Yoh 5:24.
Yoh 5:24 - “Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”.
KJV: ‘shall not come into condemnation’ (= tidak
akan dihukum).
RSV/NASB: ‘does not come into judgment’ (= tidak
akan dihakimi).
NIV: ‘will not be condemned’ (= tidak
akan dihukum).
Sebetulnya, yang hurufiah adalah terjemahan
dari RSV/NASB, karena kata Yunani yang digunakan di sini berasal dari kata
dasar yang sama dengan kata ‘dihakimi’ yang digunakan dalam Wah 20:12,13.
Jadi, bagaimana pengharmonisan dari 2 bagian
yang kelihatannya kontradiksi ini?
Pulpit Commentary: “We read in John 5:24
that he that believeth shall not come into judgment; and yet we read elsewhere,
‘We must all stand before the judgment seat of Christ:’ how is this? Reply:
Believers, with others, will be made manifest before the judgment seat of
Christ; but their manifestation will be that of pardoned and of sanctified men,
whose guilt is cancelled and whose sin is removed. Surely, when this is taken
into account, the difficulty ceases. There will be no such judgment as involves
condemnation” [= Kita membaca dalam Yoh 5:24 bahwa ia yang percaya tidak akan
dihakimi; tetapi kita membaca di tempat lain, ‘kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus’ (2Kor
5:10); bagaimana ini?
Jawab: Orang-orang percaya, bersama dengan orang-orang lain, akan dihadirkan di
depan takhta pengadilan Kristus; tetapi mereka dihadirkan sebagai orang-orang
yang diampuni dan dikuduskan, yang kesalahannya sudah dihapuskan dan yang
dosanya dibersihkan. Pasti, pada waktu hal ini diperhatikan, kesukarannya
berhenti / hilang. Di sana
tidak akan ada penghakiman yang melibatkan penghukuman] - hal 491.
III) Dasar penghakiman.
1) Pembukaan
semua kitab, dan juga kitab kehidupan.
Ay 12: “Dan aku melihat orang-orang mati, besar
dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka
juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi
menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu”.
Bdk. Dan 7:10 - “suatu
sungai api timbul dan mengalir dari hadapanNya; seribu kali beribu-ribu
melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapanNya. Lalu
duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab”.
a) Jelas bahwa ‘semua
kitab’ maupun ‘kitab kehidupan’ bukan merupakan istilah yang bersifat
hurufiah, tetapi simbolis. Alasannya: Allah itu maha tahu dan tidak pikun,
sehingga jelas Ia tidak membutuhkan catatan dalam kitab apapun untuk mengingat
apapun.
Homer Hailey: “These are not literal books ... The
books sybolizes the divine record of the lives and deeds of all who have lived.
Pieters has well expressed it: ‘The books evidently stand for the omniscience
of God the Judge, to whom nothing is unknown, and by whom nothing is forgotten’
(p 313), except what He wills to forget (Heb. 8:12)” [= Ini bukan betul-betul kitab-kitab
secara hurufiah ... Kitab-kitab ini menyimbolkan catatan ilahi tentang
kehidupan-kehidupan dan tindakan-tindakan dari semua orang yang pernah hidup.
Pieters telah menyatakan dengan baik hal ini: ‘Kitab-kitab itu dengan jelas
mewakili kemahatahuan Allah sang Hakim, bagi siapa tidak ada yang tak
diketahui, dan oleh siapa tak ada yang dilupakan’ (hal 313), kecuali apa yang
Ia kehendaki untuk dilupakan (Ibr 8:12)] - ‘Revelation’, hal
401.
Ibr 8:12 - “Sebab
Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa-dosa mereka.’”.
b) Kitab
apa saja yang dimaksud dengan ‘semua kitab’?
1. Yang jelas ay 12b mengatakan bahwa kitab-kitab itu mencatat
perbuatan manusia, yang akan dijadikan dasar penghakiman.
Kitab yang mencatat dosa-dosa kita selama ini
tetap ditutup, dan baru dibuka pada akhir jaman itu. Tidak heran jaman sekarang
belum ada keadilan yang sempurna!
a. Semua perbuatan, kata-kata, pikiran / hal-hal yang tersembunyi,
tercatat dari hari ke hari.
The Bible Illustrator (NT): “Nothing escapes its watchful eye. Every sin is duly marked, every
corrupt imagination, every wrong principle, indulged in or professed. Every
idle word, every unhallowed thought, goes to swell the score. Even if our sins
were as frequent as our breathing, the account goes on day after day; pages are
filled till the last awful hour has come, when the sinner beholds the magnitude
of his transgressions” (= Tidak ada yang lolos
dari mata yang mengawasi. Setiap dosa diperhatikan / ditandai dengan
seharusnya, setiap khayalan yang jahat, setiap prinsip yang salah, yang
dituruti sesuka hatinya atau yang diakui. Setiap kata yang sia-sia / tak
berarti, setiap pikiran yang tidak kudus, membuat angka membengkak. Bahkan jika
dosa-dosa kita sama seringnya dengan nafas kita, penghitungan berjalan terus
dari hari ke hari; halaman-halaman dipenuhi sampai saat terakhir yang
mengerikan telah tiba, pada saat orang berdosa melihat besarnya
pelanggaran-pelanggarannya).
b. Semua yang tercatat itu akan dihakimi.
Pulpit Commentary: “WE ARE ALSO TOLD
WHAT WILL BE JUDGED. 1. Deeds (2 Cor 5:10). 2. Words (Matt 12:36,37). 3.
Thoughts (1 Cor 4:3-5). 4. Secret things (Rom 2:16). 5. ‘Every secret thing’
(Eccl 12:14). ‘There is nothing covered, that shall not be revealed; and hid,
that shall not be known.’” [= Kita juga diberitahu
apa yang akan dihakimi. 1. Tindakan-tindakan (2Kor 5:10). 2. Kata-kata
(Mat 12:36,37). 3. Pikiran-pikiran (1Kor 4:3-5). 4. Hal-hal yang rahasia /
tersembunyi (Ro 2:16). 5. ‘Setiap hal yang rahasia / tersembunyi’ (Pkh 12:14).
‘Karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada
sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui’] - hal 489.
2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus
menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat”.
Mat 12:36-37 - “(36) Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (37) Karena menurut ucapanmu
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.’”.
1Kor 4:5 - “Karena itu, janganlah
menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi,
juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang
direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari
Allah”.
Ro 2:16 - “Hal itu akan nampak pada
hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala
sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus”.
Pkh 12:14 - “Karena Allah akan membawa
setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat”.
Bagian akhir dari kutipan di atas
mengutip Mat 10:26 - “Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada
sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun
yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”.
Bdk. Ibr 4:13 - “Dan tidak ada suatu
makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan
pertanggungan jawab”.
c. Ini seharusnya menyebabkan kita mengekang diri terhadap dosa, dan
didorong pada ketataan.
The Bible Illustrator (NT): “when we hear of the books to be opened at the judgment, and of
men being judged out of those things which are written in the books, we are, in
effect, reminded that the actions which we day by day commit, the very words we
speak and the thoughts we indulge, contribute the materials for a final
reckoning, upon the issue of which will be suspended eternal joy or eternal
shame. This regard to the inevitable connection between conduct in this life
and our portion in eternity, would serve alike to restrain from iniquity and
impel to obedience” (= pada waktu kita
mendengar tentang kitab-kitab yang akan dibuka pada penghakiman, dan tentang
orang-orang yang dihakimi dengan hal-hal yang tertulis dalam kitab-kitab itu,
sebenarnya kita diingatkan bahwa tindakan-tindakan yang kita lakukan hari demi
hari, kata-kata yang kita katakan dan pikiran-pikiran yang turuti sesuka hati
kita, menyumbangkan bahan-bahan untuk suatu perhitungan akhir, pada hasil mana
tergantung sukacita yang kekal atau rasa malu yang kekal. Hubungan yang tak terhindarkan
antara tingkah laku dalam kehidupan ini dan bagian kita dalam kekekalan, akan
berfungsi secara sama untuk mengekang dari kejahatan dan mendorong pada
ketaatan).
d. Banyak
kitab-kitab versus satu kitab kehidupan.
The Bible Illustrator (NT): “It must not be overlooked, however, that while mention is made of
books of several volumes of account - out of which the dead will be judged,
ALLUSION IS MADE TO BUT ONE BOOK OF LIFE, containing the names of those who
would be saved. Possibly an intimation is hereby conveyed as to the comparative
fewness of the saved. Yet another interpretation of the difference is, that,
whereas there are many different methods by which men may go to perdition,
there is but one way of life. It is not alone the heathen, who never heard of a
Redeemer; nor the infidel, who professed to disbelieve the existence of God or
a revelation; nor the heretic, who corrupted the truth and turned the grace of
God into lasciviousness; not alone the scoffer, the profligate, the profane,
who will be excluded from heaven; but the impenitent, the unbelieving, the
unconverted, the ungodly - all who have refused to lay hold of the salvation
which is offered in the gospel” (= Tetapi tidak
boleh diabaikan, bahwa sekalipun disebutkan beberapa kitab laporan / catatan -
dengan mana orang-orang mati akan dihakimi, hanya
dibuat kiasan tentang satu kitab kehidupan, yang berisikan nama-nama
dari mereka yang akan diselamatkan. Mungkin di sini ada suatu petunjuk /
isyarat yang diberikan berkenaan dengan relatif sedikitnya orang yang selamat.
Tetapi penafsiran yang lain tentang perbedaan ini adalah bahwa sekalipun ada
banyak metode yang berbeda-beda dengan mana orang-orang bisa pergi ke neraka /
penghukuman, tetapi hanya ada satu jalan kehidupan. Bukan hanya orang-orang
kafir, yang tidak pernah mendengar tentang seorang Penebus; ataupun orang yang
tidak beragama, yang mengaku tidak percaya terhadap keberadaan Allah atau suatu
wahyu; atau orang sesat, yang merusak kebenaran dan membalikkan kasih karunia
Allah menjadi nafsu; bukan hanya pengejek-pengejek, orang yang jahat / boros,
orang yang duniawi / najis, yang akan tidak masuk surga; tetapi juga
orang-orang yang tidak menyesal, orang-orang yang tidak percaya, orang yang
tidak bertobat, orang yang jahat / tidak religius - semua yang telah menolak
untuk memperoleh keselamatan yang ditawarkan dalam Injil).
e. Penghakiman
juga memperhitungkan iman kita.
Adam Clarke: “‘According
to their works.’ And according to their faith also, for their works would be
the proof whether their faith were true or false; but faith exclusively
could be no rule in such a procedure”
(= ‘Menurut perbuatan mereka’. Dan menurut iman mereka juga, karena perbuatan
mereka akan menjadi bukti apakah iman mereka benar atau salah; tetapi iman
secara exklusif tidak bisa menjadi standard dalam prosedur seperti itu).
Saya berpendapat bahwa bagian terakhir (yang
saya garis-bawahi) itu salah. Iman menjadi standard yang exklusif untuk
menentukan apakah seseorang masuk surga atau neraka. Bahwa hal ini memang benar,
terbukti dengan dibukanya kitab kehidupan. Orang yang namanya tercantum di sana adalah orang yang
sungguh-sungguh beriman, dan hanya mereka yang akan masuk surga. Jadi, jelas
bahwa iman memang dijadikan standard untuk menentukan apakah seseorang masuk
surga atau tidak. Sedangkan perbuatan, atau diperhitungkan sebagai bukti iman,
atau sebagai standard untuk menentukan tingkat pahala di surga maupun tingkat
hukuman di neraka.
f. Bagaimana
dengan dosa-dosa dari orang-orang percaya?
Semua dosa dari orang-orang percaya sudah
dihapuskan oleh darah Kristus, dan tidak akan diingat-ingat lagi oleh Allah
sampai selama-lamanya.
Bandingkan dengan ayat-ayat di
bawah ini:
·
Yes 43:25
- “Aku, Akulah Dia yang menghapus
dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak
mengingat-ingat dosamu”.
·
Yer 31:34
- “Dan tidak usah lagi orang
mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN!
Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN,
sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa
mereka.’”.
·
Yeh 18:21-22
- “(21) Tetapi jikalau orang fasik
bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala
ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan
mati. (22) Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi
terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya”.
·
Mikha 7:19
- “Biarlah Ia
kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan
segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”.
·
Ibr 8:12
- “Sebab Aku akan menaruh belas
kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.’”.
Seiss’ Apocalypse: “There is not an ill thought, a mean act, a scene of wrong in all
your history, a dirty transaction, a filthiness of speech, or a base feeling
that ever found entertainment in your heart, but is there described in bold
hand, by its true name, and set down to your account, to be then brought forth
for final settlement, if not clean blotted out through faith in Christ’s
blood before this present life of yours is ended” (= Tidak ada suatu pikiran buruk, suatu tindakan jahat, suatu
adegan yang salah dalam seluruh sejarahmu, suatu transaksi yang kotor, suatu
ucapan yang kotor, atau suatu perasaan yang jelek / hina yang menyenangkan yang
pernah ditemukan dalam hatimu, yang tidak digambarkan di sana dengan tangan
yang berani, dengan sebutan yang sebenarnya, dan dimasukkan dalam tanggunganmu,
untuk nanti diajukan untuk penyelesaian akhir, jika tidak dihapuskan melalui
iman pada darah Kristus sebelum hidupmu yang sekarang ini berakhir).
The Bible Illustrator (NT): “I remark that there will be a book of unforgiven sins. The
iniquities of the righteous will all have been pardoned, and so will not be
mentioned. But the sins of the unpardoned will on that day be announced” (= Saya menyatakan bahwa di sana
akan ada suatu kitab tentang dosa-dosa yang tidak diampuni. Kejahatan-kejahatan
dari orang-orang benar semuanya akan diampuni, dan dengan demikian tidak akan
disebutkan. Tetapi dosa-dosa dari orang
yang tidak diampuni akan diumumkan pada hari itu).
IVP Bible
Background Commentary: New Testament: “All would be judged according to their works (Ps 62:12; Prov 24:12; Jer 17:10;
32:19; Ezek 18:30), but former sinful works canceled by true repentance would
not count against the righteous (Ezek 18:21-22)” [= Semua orang akan
dihakimi menurut perbuatan mereka (Maz 62:13; Amsal 24:12; Yer 17:10; 32:19;
Yeh 19:30), tetapi perbuatan-perbuatan berdosa yang lalu yang dibatalkan oleh
pertobatan yang sejati tidak akan diperhitungkan terhadap orang-orang benar
(Yeh 18:21-22)].
Maz 62:13 - “dan dari padaMu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab
Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
Amsal 24:12 - “Kalau engkau
berkata: ‘Sungguh, kami tidak tahu hal itu!’ Apakah Dia yang menguji hati tidak
tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan
membalas manusia menurut perbuatannya?”.
Yer 17:10 - “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji
batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah
langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.’”.
Yer 32:19 - “besar dalam rancanganMu dan agung dalam
perbuatanMu; mataMu terbuka terhadap segala tingkah langkah anak-anak manusia
dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan tingkah langkahnya dan sesuai
dengan buah perbuatannya”.
Yeh 18:30 - “Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu
masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel , demikianlah firman Tuhan
ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan
bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan”.
Lenski (hal 606) juga mengatakan bahwa dalam
kitab itu hanya tercatat dosa-dosa dari orang-orang yang tidak percaya, sedangkan
untuk orang-orang percaya, yang tercatat hanya perbuatan baiknya saja, bahkan
yang sudah disempurnakan oleh kebenaran Kristus. Mengapa? Karena dosa mereka
sudah dihapuskan oleh darah Kristus (1Yoh 1:7).
1Yoh 1:7 - “Tetapi
jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan
kita dari pada segala dosa”.
Jadi, biarpun orang-orang percaya juga
dihakimi perbuatannya (2Kor 5:10), tetapi tidak ada perbuatannya yang
jahat / dosa yang dihakimi, karena semua sudah dihapuskan, dan tidak lagi
diingat-ingat oleh Allah. Yang dihakimi dalam diri mereka hanyalah perbuatan
baiknya saja, untuk menentukan pahala mereka.
2Kor 5:10 - “Sebab
kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam
hidupnya ini, baik ataupun jahat”. Bdk. Mat 25:31-46.
Pkh 12:14 - “Karena
Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala
sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat”.
2. Kitab
Suci / Alkitab juga termasuk dalam ‘semua kitab’ itu.
Wiersbe: “What books are
involved in this final judgment? The Bible will be there, according to John
12:48. The very Word that sinners hear and reject today will judge them on the
last day” (= Kitab-kitab apa yang terlibat dalam penghakiman akhir ini?
Alkitab akan ada di sana, menurut Yoh 12:48. Firman itu sendiri, yang didengar
dan ditolak oleh orang-orang berdosa pada saat ini, akan menghakimi mereka pada
hari terakhir).
Yoh 12:48 - “Barangsiapa
menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada hakimnya, yaitu
firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir
zaman”.
Jadi, kalau Alkitab kita termasuk dalam ‘semua kitab’ itu sangat masuk akal dan Alkitabiah, karena
ada dasar Kitab Sucinya, yaitu Yoh 12:48.
Tetapi ada yang menafsirkan secara sangat
gila bahwa kata-kata ‘semua
kitab’ dalam Wah 20:12
itu menunjuk pada seadanya Kitab Suci dari semua agama. Orang-orang Liberal
senang dengan tafsiran gila yang sama sekali tidak berdasar ini. Tetapi
kebenarannya adalah: Tuhan hanya mempunyai 1 Kitab Suci yang betul-betul
merupakan FirmanNya, dan ini saja yang akan Dia jadikan dasar penghakiman,
bukan semua Kitab Suci lain, yang bukan merupakan FirmanNya!
Matthew Henry: “‘The books were opened.’ What books? The
books of God’s omniscience, who is greater than our consciences, and knows
all things (there is a book of remembrance with him both for good and bad); and
the book of the sinner’s conscience, which, though formerly secret, will
now be opened. And another book shall be opened - the book of the scriptures,
the statute-book of heaven, the rule of life. This book is opened as containing
the law, the touchstone by which the hearts and lives of men are to be tried.
This book determines matter of right; the other books give evidence of matters
of fact” [=
‘Kitab-kitab dibuka’. Kitab-kitab apa? Kitab kemaha-tahuan Allah, yang
lebih besar dari hati nurani kita, dan mengetahui segala sesuatu (ada suatu
kitab ingatan dengan Dia untuk yang baik dan yang jahat); dan kitab dari
hati nurani orang berdosa, yang sekalipun dulunya tersembunyi, sekarang
akan dibuka. Dan kitab lain yang akan dibuka adalah Kitab Suci, kitab
undang-undang surga, peraturan / standard dari kehidupan. Kitab ini dibuka
karena berisikan hukum, batu penguji dengan mana hati dan kehidupan manusia
diuji. Kitab ini menentukan hal yang benar;
kitab-kitab yang lain memberikan bukti tentang faktanya].
The Bible
Exposition Commentary (NT): “Jesus Christ will judge these
unsaved people on the basis of what is written ‘in the books.’ What books? For
one thing, God’s Word will be there. The Word that I have spoken, the same shall judge him in the last day’ (John 12:48).
Every sinner will be held accountable for the truth he or she has heard in this
life. There will also be a book containing the works of the sinners being
judged, though this does not suggest that a person can do good works sufficient
to enter heaven (Eph 2:8-9; Titus 3:5). Why, then, will Jesus Christ consider
the works, good and bad, of the people before the White Throne? To determine
the degree of punishment they will endure in hell. All of these people will be
cast into hell. Their personal rejection of Jesus Christ has already determined
their destiny. But Jesus Christ is a righteous Judge, and He will assign each
sinner the place that he deserves” [= Yesus Kristus akan menghakimi orang-orang yang tidak selamat
berdasarkan apa yang tertulis ‘dalam kitab-kitab itu’. Kitab-kitab apa? Yang
pertama, Firman Allah akan ada di sana .
Firman yang telah Aku katakan, Firman yang sama akan menghakimi dia pada hari
terakhir (Yoh 12:48). Setiap orang berdosa akan dianggap bertanggung jawab
untuk kebenaran yang telah ia dengar dalam kehidupan ini. Di sana juga akan ada kitab berisikan
perbuatan-perbuatan dari orang-orang berdosa yang dihakimi, sekalipun ini tidak
berarti bahwa seseorang bisa berbuat baik secara cukup untuk masuk surga (Ef 2:8-9;
Titus 3:5). Lalu, mengapa Yesus Kristus akan mempertimbangkan perbuatan, baik
dan jahat, dari orang-orang di depan Takhta Putih? Untuk menentukan tingkat
hukuman yang akan mereka tanggung di neraka. Semua orang-orang ini akan
dilemparkan ke neraka. Penolakan pribadi mereka terhadap Yesus Kristus telah
menentukan nasib mereka. Tetapi Yesus Kristus adalah seorang Hakim yang benar /
adil, dan Ia akan memberikan setiap orang berdosa tempat yang layak ia
dapatkan].
Ef 2:8-9 - “(8)
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu:
jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Tit 3:5 - “pada
waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.
c) Kitab
kehidupan juga dibuka pada saat itu.
1. Kalau kitab kehidupan baru dibuka pada saat itu, bagaimana Yesaya
Pariadji bisa berkata bahwa ia melihat namanya dan istrinya dalam satu halaman
di dalam kitab kehidupan itu?
Pdt. Drs. Yesaya
Pariadji: “tangan
Tuhan Yesus menunjuk suatu buku yang sangat besar, ... saya mendengar kalimat,
suaraNya: Pariadji, lihat ... namamu tercacat di Sorga sebagai warga Kerajaan
Sorga ... Satu halaman dengan istrimu, Etty Darniaty ... Mengapa nama saya
dan nama istri saya tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga? Kalimat yang
kedua, Tuhan Yesus berkata kepada saya: Karena kamu bisa menjadi seorang
imam yang kudus di dalam rumah tanggamu” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi II / Tahun I,
hal 8.
Pdt. Drs. Yesaya
Pariadji: “Saya
dan istri memang tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga. Kami memperoleh janji
yang sangat indah, kami dijanjikan akan diundang ke Sorga, karena kami berjanji
hidup yang suci di dalam rumah tangga kami” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi IV / Tahun II,
hal 6.
Kesalahan / kesesatannya bukan hanya karena
ia mengatakan telah melihat namanya dan nama istrinya dalam satu halaman,
tetapi juga karena hal itu ia dasarkan pada perbuatan baiknya, bukan pada
imannya kepada Kristus.
2. Hanya orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan itu yang
masuk surga.
Luk 10:20 - “Namun
demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah
karena namamu ada terdaftar di sorga.’”.
Fil 4:3 - “Bahkan,
kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena
mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan
Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum
dalam kitab kehidupan”.
Catatan: Paulus tahu bahwa nama-nama mereka tercantum
dalam kitab kehidupan bukan karena ia melihat kitab kehidupan itu, tetapi
karena orang-orang yang ia sebutkan adalah orang-orang percaya, dan karena itu
pasti nama mereka tercantum dalam kitab kehidupan. Jadi, ini sangat berbeda
dengan Yesaya Pariadji, yang mengaku melihat sendiri namanya dan nama istrinya
ada dalam satu halaman dalam kitab kehidupan.
Wah 21:27 - “Tetapi
tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan
kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam
kitab kehidupan Anak Domba itu”.
John Stott: “One
day the books will be opened, and the dead will be judged by what is written in
the books, and everyone whose name is not found written in the Book of Life
will be ‘thrown into the lake of fire’ (Rev. 20:11-15). Is your name written in
the Lamb’s book of life? You can have a name among men for being alive (like
the Church of Sardis ) and still have no entry in God’s
book of the living. ... Jesus told His disciples to rejoice that their names
were ‘written in heaven’ (Lk. 10:20; cf. Heb. 12:23). Can you rejoice like that
today?” [= Suatu hari kitab-kitab ini akan dibuka, dan
orang mati akan dihakimi berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab-kitab ini,
dan setiap orang yang namanya tidak ditemukan tertulis dalam Kitab Kehidupan
akan ‘dilemparkan ke dalam lautan api’ (Wah 20:11-15). Apakah namamu tertulis
dalam kitab kehidupan Anak Domba? Di
antara manusia kamu bisa terkenal sebagai orang yang hidup (seperti Gereja
Sardis) tetapi tetap tidak masuk dalam kitab orang hidup dari
Allah. ... Yesus menyuruh murid-muridNya untuk bersukacita bahwa nama mereka
‘tertulis di surga’ (Luk 10:20; bdk. Ibr 12:23). Bisakah engkau bersukacita
seperti itu hari ini?] - hal
97.
Ibr 12:23 - “dan
kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan
kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar
yang telah menjadi sempurna”.
Wah 3:1 - “‘Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis :
Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!”.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘Book
of life.’ ... Besides the general book of all, there is a special book for
believers, in which their names are written, not for their works, but for
Christ’s work for, and in, them: ‘the Lamb’s book of life.’ Electing grace has
singled them out from the mass” (= ‘Kitab kehidupan’ ... Disamping kitab
yang umum tentang semua, di sana ada kitab yang khusus untuk orang-orang
percaya, dalam mana nama-nama mereka dituliskan, bukan karena perbuatan mereka,
tetapi karena pekerjaan Kristus bagi, dan di dalam, mereka: ‘kitab kehidupan
Anak Domba’. Kasih karunia yang memilih telah memilih mereka dari orang banyak).
Barnes’ Notes: “‘And another book was opened, which is
the book of life.’ The book containing the record of the names of all who shall
enter into life, or into heaven. ... The meaning here is, that John saw not
only the general books opened containing the records of the deeds of people,
but that he had a distinct view of the list or roll of those who were the
followers of the Lamb. It would seem that in regard to the multitudes of the
impenitent and the wicked, the judgment will proceed ‘on their deeds’ in
general; in regard to the righteous, it will turn on the fact that their names
had been enrolled in the book of life. That will be sufficient to determine
the nature of the sentence that is to be passed on them. He will be safe
whose name is found in the book of life; no one will be safe who is to have his
eternal destiny determined by his own deeds” (= ‘Dan dibuka juga sebuah kitab lain,
yaitu kitab kehidupan’. Kitab ini berisikan catatan dari nama-nama dari semua
orang yang akan masuk ke dalam hidup, atau ke dalam surga. ... Artinya di sini
adalah, bahwa Yohanes tidak hanya melihat kitab-kitab umum berisikan catatan
dari perbuatan-perbuatan orang-orang dibuka, tetapi bahwa ia mempunyai
pandangan yang berbeda / nyata tentang suatu daftar dari mereka yang adalah
pengikut-pengikut dari Anak Domba itu. Kelihatannya berkenaan dengan orang
banyak yang tidak bertobat dan orang-orang jahat, penghakiman akan dilakukan berdasarkan
perbuatan mereka secara umum; tetapi berkenaan dengan orang-orang benar, itu
akan bergantung pada fakta bahwa nama-nama mereka telah terdaftar dalam kitab
kehidupan. Itu akan cukup untuk menentukan sifat dari hukuman / vonis yang
akan diberikan kepada mereka. Ia yang namanya ditemukan dalam kitab
kehidupan akan selamat; tak seorangpun yang nasib kekalnya ditentukan oleh
perbuatan-perbuatannya sendiri akan selamat).
Barnes’ Notes: “‘According to their works.’ ... The
fact that the name of anyone was found in the book of life would seem, as above
remarked, to determine the ‘certainty’ of salvation; but the amount of reward
would be in proportion to the service rendered to the Redeemer, and the
attainments made in piety” (=
‘Menurut perbuatan mereka’. ... Fakta bahwa nama dari siapapun ditemukan dalam
kitab kehidupan kelihatannya, seperti dikatakan di atas, menentukan kepastian
keselamatan; tetapi jumlah pahala akan sebanding dengan pelayanan yang
diberikan kepada sang Penebus, dan pencapaian yang dibuat dalam kesalehan).
Kesimpulan dari bagian ini: Orang-orang percaya namanya tercantum dalam
kitab kehidupan. Hanya mereka yang akan masuk surga. Orang-orang yang tidak
percaya akan dihakimi berdasarkan perbuatan mereka, dan mereka tidak mungkin
bisa selamat. Tidak ada dosa dari orang-orang percaya yang akan dinyatakan pada
hari pengakiman itu, karena semuanya telah dihapuskan oleh darah Kristus. Yang
ada hanya perbuatan-perbuatan baik dari orang-orang percaya, dan itu dijadikan
dasar untuk menentukan pahala orang-orang percaya itu di surga.
IV) Keadaan akhir.
Ay 14-15: “(14)
Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah
kematian yang kedua: lautan api. (15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan
api itu”.
1) Maut
dan kerajaan maut (Hades) dilemparkan ke neraka.
Ay 14: “Lalu
maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian
yang kedua: lautan api”.
Barnes’ Notes: “‘And death and hell were cast into the
lake of fire.’ ... The idea is, that death, considered as the separation of
soul and body, with all the attendant woes, will exist no more. The
righteous will live forever, and the wicked will linger on in a state never to
be terminated by death. The reign of Death and Hades, as such, would come to
an end, and a new order of things would commence where this would be unknown.
... There would be ‘death’ still, but a ‘second death differs from the first,
in the fact that it is not a separation of the soul and body, but a state of
continual agony like what the first death inflicts - like that in intensity,
but not in kind’ (Prof. Stuart)”
[= ‘Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api’. ... Gagasannya
adalah, bahwa maut, dianggap sebagai perpisahan jiwa dan tubuh, dengan semua
kesengsaraan yang melayaninya, tidak akan ada lagi. Orang benar akan hidup
selama-lamanya, dan orang jahat akan tetap hidup dalam suatu keadaan yang tidak
akan pernah diakhiri oleh kematian. Pemerintahan dari Maut dan Hades yang
seperti itu akan berakhir, dan suatu susunan baru dari hal-hal akan mulai
dimana ini tidak akan dikenal. ... Memang tetap akan ada ‘maut / kematian’,
tetapi itu adalah ‘kematian kedua yang berbeda dengan kematian pertama, dalam
fakta bahwa itu bukanlah perpisahan dari jiwa dan tubuh, tetapi suatu keadaan
dari kesengsaraan yang terus menerus, seperti yang diberikan oleh kematian
pertama - seperti itu dalam intensitas, tetapi bukan dalam jenisnya’ (Prof.
Stuart)].
2) Orang-orang
yang tidak percaya juga dilemparkan ke neraka.
Ay 15: “Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.
Bdk. Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang
yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka
akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua.’”.
a) Hubungan
kematian pertama dan kematian kedua.
Barnes’ Notes: “when it is said that ‘death and hell
were cast into the lake of fire,’ it cannot be meant that all punishment will
cease forever, and that all will be saved, for the writer goes on to describe
what he calls ‘the second death’ as still existing. ... John describes this as
the second death, not because it in all respects resembles the first death, but
because it has so many points of resemblance that it may be properly called
‘death.’ Death, in any form, is the penalty of law; it is attended with pain;
it cuts off from hope, from friends, from enjoyment; it subjects him who dies
to a much-dreaded condition, and in all these respects it was proper to call
the final condition of the wicked ‘death’ - though it would still be true that
the soul would live. There is no evidence that John meant to affirm that the
second death would imply an extinction of ‘existence.’ Death never does that;
the word does not naturally and properly convey that idea” (= pada waktu dikatakan bahwa ‘maut dan
kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api’, itu tidak bisa diartikan
bahwa semua hukuman akan berakhir selama-lamanya, dan bahwa semua akan
diselamatkan, karena sang penulis melanjutkan dengan menggambarkan apa yang ia
sebut ‘kematian yang kedua’ sebagai tetap ada. ... Yohanes menggambarkan ini
sebagai kematian kedua, bukan karena itu dalam segala hal menyerupai kematian
pertama, tetapi karena itu mempunyai begitu banyak point kemiripan sehingga itu
bisa secara benar disebut ‘kematian’. Kematian, dalam bentuk apapun, merupakan
hukuman dari hukum; itu disertai dengan rasa sakit; itu memotong kita dari
pengharapan, dari teman-teman, dari penikmatan; itu membuat orang yang mati
sebagai sasaran dari kondisi yang sangat ditakuti, dan dalam semua hal-hal ini
adalah benar untuk menyebut kondisi akhir dari orang-orang jahat sebagai
‘kematian’ - sekalipun adalah tetap benar bahwa jiwa akan hidup. Tidak ada
bukti bahwa Yohanes bermaksud untuk menegaskan bahwa kematian kedua ini secara
implicit menunjuk pada pemusnahan keberadaan. Kematian tidak pernah melakukan
hal itu; secara wajar dan benar kata itu tidak menyampaikan gagasan /
pengertian itu).
Barnes’ Notes: “the wicked will be destroyed, in what
may be properly called the ‘second’ death. ... It does not mean that they will
be ‘annihilated,’ for ‘death’ never implies that. The meaning is, that this
will be a cutting off from what is properly called ‘life,’ from hope, from
happiness, and from peace, and a subjection to pain and agony, which it will be
proper to call ‘death’ - death in the most fearful form; death that will
continue for ever. No statements in the Bible are more clear than those which
are made on this point; no affirmation of the eternal punishment of the wicked
could be more explicit than those which occur in the sacred Scriptures” (= orang-orang jahat akan dihancurkan,
dalam apa yang secara benar disebut ‘kematian yang kedua’. ... Itu tak berarti
bahwa mereka akan dimusnahkan, karena ‘kematian’ tidak pernah mempunyai arti
seperti itu. Artinya adalah, bahwa ini merupakan suatu pemotongan dari apa yang
secara benar disebut ‘hidup’, dari pengharapan, dari kebahagiaan, dan dari
damai, dan suatu ketundukan pada rasa sakit dan penderitaan, yang menyebabkan
benar untuk menyebutnya ‘kematian’ - kematian dalam bentuknya yang paling
menakutkan; kematian yang akan berlangsung selama-lamanya. Tidak ada pernyataan
dalam Alkitab yang lebih jelas dari hal-hal yang dibuat tentang hal ini; tidak
ada penegasan tentang hukuman kekal dari orang-orang jahat yang bisa lebih
explicit dari itu yang ada dalam Kitab Suci yang kudus).
Adam Clarke: “‘This
is the second death.’ The first death consisted in the separation of the soul
from the body for a season; the second death in the separation of body and soul
from God forever. The first death is that from which there may be a
resurrection; the second death is that from which there can be no recovery. By
the first the body is destroyed during time; by the second, body and soul are
destroyed through eternity” (=
‘Inilah kematian yang kedua’. Kematian yang pertama terdiri dari pemisahan dari
jiwa dari tubuh untuk sementara; kematian kedua terdiri dari pemisahan dari
tubuh dan jiwa dari Allah untuk selama-lamanya. Kematian pertama adalah itu
dari mana bisa ada suatu kebangkitan; kematian kedua adalah itu dari mana tidak
bisa ada pemulihan. Oleh kematian yang pertama tubuh dihancurkan dalam waktu;
oleh kematian yang kedua tubuh dan jiwa dihancurkan dalam sepanjang kekekalan).
b) Jelas bahwa neraka / lautan api itu merupakan suatu tempat, dan
itu adalah tempat penyiksaan.
Seiss’ Apocalypse: “What that ‘lake of
fire’ is I cannot tell, I do not know, and I pray God that I may never find
out. That it is a place, everything said about it proves. People in corporeal
life, as these condemned ones are, must needs have locality. That it is a place
of woe, pain, and dreadful torment, is specifically stated, and is the chief
idea in every image of the description” (= Apa ‘lautan api’ itu saya tidak bisa memberi tahu, saya tidak
tahu, dan saya berdoa kepada Allah supaya saya tidak pernah bisa tahu. Bahwa
itu adalah suatu tempat, segala sesuatu yang mengatakan tentangnya
membuktikannya. Orang-orang dalam hidup badaniah, seperti orang-orang yang
dihukum ini, pasti membutuhkan tempat. Bahwa itu adalah suatu tempat
kesengsaraan, rasa sakit, dan siksaan yang mengerikan, dinyatakan secara
khusus, dan merupakan gagasan utama dalam setiap bayangan penggambaran).
Newell: “The very brevity of
this verse is one of the elements of its awfulness. ... It is not love, or
faithfulness, to avoid them because they are such terrible facts” [= Singkatnya ayat ini (Wah 20:15), adalah salah satu elemen dari sifat mengerikannya. ... Bukanlah
kasih, atau kesetiaan, untuk menghindari mereka karena mereka adalah
fakta-fakta yang begitu mengerikan] - hal 334.
Seiss’ Apocalypse: “But judgment is
given as the works have been. There is just gradation in the sorrows of the
lost, as well as in the rewards of the righteous. ... Though all the finally
condemned go into one place, they do not all alike feel the same pains, or sink
to the same depths in those dreadful flames. But the mildest hell is
nevertheless HELL, and quite too intolerable for any sane being to be content
to make experiment of it” (= Tetapi penghakiman diberikan sesuai dengan
perbuatan-perbuatannya. Ada
tingkatan-tingkatan yang adil dalam kesedihan / penderitaan dari orang-orang
yang terhilang, maupun dalam pahala dari orang-orang benar. ... Sekalipun semua
pada akhirnya dihukum dengan pergi ke satu tempat, tetapi mereka semua tidak
merasakan rasa sakit yang sama, atau tenggelam pada kedalaman yang sama dalam
nyala api yang mengerikan itu. Tetapi neraka yang paling ringan / sejuk
tetap adalah neraka, dan terlalu
tidak tertahankan untuk setiap orang waras yang mau mencobanya).
c) ‘Orang-orang kristen’ yang keberatan dengan doktrin hukuman kekal
di neraka.
The Bible
Exposition Commentary (NT): “When
the judgment is finished, all of the lost will be cast into hell, the lake of
fire, the second death. Many people reject the biblical doctrine of hell as
being ‘unchristian,’ and yet Jesus clearly taught
its reality (Matt 18:8; 23:15,33; 25:46; Mark 9:46). A sentimental
kind of humanistic religion will not face the reality of judgment but teaches a
God who loves everyone into heaven and sends no one to hell” [= Pada waktu penghakiman selesai,
semua orang-orang yang terhilang akan dilemparkan ke neraka, lautan api,
kematian yang kedua. Banyak orang menolak doktrin Alkitabiah tentang neraka
sebagai ‘tidak kristen’, tetapi Yesus dengan jelas mengajar kenyataan
tentang hal ini (Mat 18:8; 23:15,33; 25:46; Mark
9:46). Suatu jenis agama yang sentimentil yang bersifat humanisme tidak akan
menghadapi kenyataan dari penghakiman tetapi mengajarkan seorang Allah yang
mengasihi setiap orang ke dalam surga dan tidak mengirimkan siapapun ke neraka].
Catatan: humanisme adalah ajaran yang menekankan
kepentingan manusia.
Bible Knowledge
Commentary:
“The
lake of fire is the second death, the final destination of the wicked. The
doctrine of eternal punishment has always been a problem to Christians who
enjoy the grace of God and salvation in Christ. The Bible is clear,
however, that the punishment of the wicked is eternal. ... Though many have
attempted to find some scriptural way to avoid the doctrine of eternal
punishment, as far as biblical revelation is concerned there are only two
destinies for human souls; one is to be with the Lord and the other is to be
forever separated from God in the lake of fire. This solemn fact is
motivation for carrying the gospel to the ends of the earth whatever the cost,
and doing everything possible to inform and challenge people to receive Christ
before it is too late” (=
Lautan api adalah kematian yang kedua, tujuan akhir dari orang-orang jahat. Doktrin
dari hukuman kekal selalu menjadi problem bagi orang-orang kristen yang
menikmati kasih karunia Allah dan keselamatan dalam Kristus. Tetapi Alkitab
adalah jelas, bahwa hukuman dari orang jahat itu kekal. ... Sekalipun banyak
orang telah mencoba untuk menemukan beberapa jalan yang Alkitabiah untuk
menghindari doktrin hukuman kekal, sejauh menyangkut wahyu yang Alkitabiah,
hanya ada 2 tujuan / nasib bagi jiwa-jiwa manusia; yang satu adalah bersama
dengan Tuhan, dan yang lain adalah terpisah dari Allah untuk selama-lamanya
dalam lautan api. Fakta yang khidmat ini merupakan motivasi / pendorong
untuk membawa Injil ke ujung-ujung bumi tak peduli berapapun ongkosnya, dan
melakukan apapun yang mungkin untuk memberi tahu dan menantang orang-orang
untuk menerima Kristus sebelum terlambat).
d) Orang-orang Kristen yang mempunyai pandangan yang ‘bijaksana’ dan
juga orang Kristen yang mempercayai adanya ‘second chance’ (= kesempatan yang kedua).
Pulpit Commentary: “MEN WILL BE JUDGED
ACCORDING TO THE LIGHT THEY HAD; i.e. according to the use they made of the
light God had granted them (Rom 2:11-15; Matt 10:15; 11:21-24; Luke 11:31,32;
12:47,48; Acts 10:34,35). The principles here laid down are those of most
manifest equity, and we are quite sure that there will be nothing contrary
thereto in the sentence of God. The late Dr. Lawson, of Selkirk, was once asked
by a flippant young man how he could think that any, such as Plato and
Socrates, would be lost because they had not heard of Jesus Christ. He replied,
‘If it please God in his mercy, and through faith in his Son, to take you and
me to heaven, and that we shall find there Socrates and Plato, I am sure we
shall be glad indeed to meet them; but if we shall not find them in heaven, I
am also sure that the Judge of all the earth will be able to assign a good
reason for their absence, and that none in heaven will be either able or
willing to dispute either the justice or the wisdom of his sovereign
arrangements.’ We may also add that Scripture not obscurely intimates that
every soul will, before the dread day comes, be brought into contact with the
Lord Jesus for acceptance or rejection; and those who followed conscientiously
the dimmer light will surely accept joyfully the clearer. Certainly the
Judge of all the earth will do right” [= Orang-orang akan dihakimi menurut terang yang mereka miliki;
yaitu menurut bagaimana mereka menggunakan terang yang Allah telah berikan
kepada mereka (Ro 2:11-15; Mat 10:15; 11:21-24; Luk 11:31,32; 12:47,48; Kis
10:34,35). Prinsip-prinsip yang diletakkan di sini adalah prinsip-prinsip yang
paling menyatakan keadilan, dan kami cukup yakin bahwa di sana tidak akan ada apapun yang bertentangan
dengannya dalam hukuman / vonis dari Allah. Almarhum Dr. Lawson, dari Selkirk,
pernah ditanya oleh seorang muda yang bermulut usil, bagaimana ia bisa berpikir
bahwa siapapun, seperti Plato dan Socrates, akan terhilang karena mereka tidak
pernah mendengar tentang Yesus Kristus. Ia menjawab: ‘Jika itu menyenangkan
Allah dalam belas kasihanNya, dan melalui iman kepada AnakNya, untuk membawa
engkau dan aku ke surga, dan bahwa kita bertemu dengan mereka di surga, aku
yakin bahwa kita akan gembira bertemu dengan mereka; tetapi jika kita tidak
bertemu dengan mereka di surga, aku juga yakin bahwa Hakim dari seluruh bumi
akan bisa memberikan alasan yang baik untuk absennya mereka, dan bahwa tidak
ada orang di surga akan bisa atau mau mempertengkarkan keadilan atau hikmat
dari pengaturanNya yang berdaulat’. Kami juga bisa menambahkan bahwa Kitab
Suci tidak secara samar-samar menunjukkan bahwa setiap jiwa akan, sebelum hari
yang menakutkan itu tiba, dipertemukan dengan Tuhan Yesus untuk penerimaan atau
penolakan; dan mereka yang dengan sungguh-sungguh telah mengikuti terang yang
lebih suram, pasti akan menerima dengan sukacita terang yang lebih besar.
Pasti Hakim dari seluruh bumi akan melakukan hal yang benar] - hal 489-490.
1. Saya berpendapat, kata-kata dari Dr. Lawson itu, yang mungkin oleh
banyak orang akan dianggap sebagai kata-kata yang ‘bijaksana’, sudah berbau
ketidak-yakinan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan. Mungkin sekali
orang-orang seperti Dr. Lawson itu
berkata seperti itu, karena rasa hormat dan kekaguman yang luar biasa terhadap
orang-orang seperti Plato dan Socrates, yang memang merupakan ahli-ahli
filsafat yang luar biasa. Tetapi kekaguman kepada siapapun (misalnya Lady
Di, Mother Theresa, dsb) tetap mengharuskan kita untuk bersikap obyektif dan
hanya berdasarkan pada Firman Tuhan tentang keselamatan orang tersebut.
Stephen Tong juga membuka kemungkinan akan selamatnya / masuk surganya orang
seperti Kong Hu Cu.
Catatan: Encyclopedia Britannica 2007 mengatakan
bahwa Plato adalah ahli filsafat Yunani yang dilahirkan tahun 428 / 427 SM, dan
mati pada tahun 348 / 347 SM. Sedangkan Socrates juga adalah ahli filsafat
Yunani, yang lahir pada tahun 470 SM, dan mati pada tahun 399 SM. Jadi,
keduanya hidup pada jaman sebelum Kristus, dan untuk mereka yang hidup sebelum
Kristus, yang bisa diselamatkan hanyalah dari kalangan bangsa Israel / Yahudi,
atau orang non Israel yang masuk agama Yahudi / diyahudikan.
Bdk. Ro 2:12 - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa
hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang
berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat”.
2. Dan tambahan bagian terakhir yang diberikan oleh penafsir dari
Pulpit Commentary itu (bagian yang saya garis-bawahi), jelas-jelas juga
merupakan ajaran sesat, yang menunjukkan bahwa setelah kematianpun seseorang
bisa bertobat / percaya kepada Kristus dan diselamatkan!
Bandingkan kata-kata itu dengan komentar di
bawah ini.
Pulpit Commentary: “That the final state of every soul will
depend on its attitude to the Lord Jesus Christ. ... That for those who reject
Jesus Christ in this life there will be no such thing as making up lost time,
and that they will never attain to the blessedness they would have reached if
they had received Christ in this, the accepted time. Their time once lost is
lost forever, and the corresponding loss of blessedness will never be
retrieved” (=
Bahwa keadaan akhir dari setiap jiwa / orang akan tergantung pada sikapnya
terhadap Tuhan Yesus Kristus. ... Bahwa untuk mereka yang menolak Yesus Kristus
dalam hidup ini di sana tidak akan ada apa yang disebut mengejar / menebus
waktu yang hilang, dan bahwa mereka tidak akan pernah mencapai keadaan
diberkati yang akan sudah mereka capai, seandainya mereka telah menerima
Kristus dalam waktu ini, waktu yang diterima ini. Waktu mereka yang sekali
hilang, hilang selama-lamanya, dan kehilangan berkat yang sesuai tidak akan
pernah didapatkan kembali) -
hal 494.
Catatan: jangan heran kalau Pulpit Commentary di sini
memberikan kata-kata yang bertentangan dengan kata-kata dari Pulpit Commentary
di atas. Buku tafsiran ini berisikan komentar-komentar dan khotbah-khotbah dari
banyak orang, sehingga bisa saja terjadi pertentangan di antara mereka.
e) Siapapun orang yang namanya tak tertulis dalam kitab kehidupan
itu, akan dilemparkan ke dalam lautan api / neraka.
Seiss’ Apocalypse: “Ho, ye unbelieving
people - ye dishonest people - ye profane people - ye lewd men and women - ye
slaves of lust and appetite - ye scoffers at the truth of God - ‘How can ye
escape the damnation of hell?’ (Matt 23:33). Ye people of business - ye whose
souls are absorbed with the pursuit of gain - ye people of wealth without
riches toward God - ye passengers on the voyage of life, without prayer,
without Church relations, without concern for your immortal good, your God, or
the eternity before you hear: ‘Hell hath enlarged herself, and opened her mouth
without measure, and your glory, and your multitude, and your pomp, and your
rejoicing, shall descend into it!’ (Isa 5:14). Ye almost Christians,
lingering these many years on the margin of the Kingdom, looking in through the
gates, but never quite ready to enter them, intending but never performing,
often wishing but still postponing, hoping but without right to hope - the appeal
is to you: ‘How shall ye escape if ye neglect so great salvation?’ (Heb 2:2-4).
And ye who call yourselves Christians but have forgotten your covenant promises
- ye Terahs and Lot’s wives, who have started out of the place of sin and death
but hesitate halfway, and stay to look back - ye baptized Elymases, and
Judases, and Balaams, who, through covetousness and feigned words make
merchandise of the grace of God - see ye not that ‘your judgment now of a long
time lingereth not, and your damnation slumbereth not!’ (2 Peter 2:3). And if
there be anyone oblivious or indifferent toward these great matters - asleep
amidst the dashing waves of coming retribution - the message is to you: ‘What
meanest thou, O sleeper? Arise, call upon thy God, if so be that God shall
think upon thee, that thou perish not!’ (Jonah 1:6). For if anyone be not found
written in the Book of Life, he must be swallowed up by the Lake of Fire” [= Hai kamu orang-orang
yang tidak percaya - kamu orang-orang yang tidak jujur - kamu orang-orang yang
duniawi - kamu laki-laki dan perempuan yang cabul - kamu hamba-hamba dari nafsu
dan nafsu makan - kamu pengejek-pengejek kebenaran Allah - ‘Bagaimanakah
mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?’ (Mat 23:33). Kamu
orang-orang bisnis - kamu yang jiwanya telah diasyikkan dengan pengejaran
keuntungan - kamu orang-orang kaya tanpa kekayaan terhadap Allah - kamu
penumpang-penumpang pada perjalanan kehidupan, tanpa doa, tanpa hubungan
Gereja, tanpa kepedulian untuk kebaikan kekalmu, Allahmu, atau kekekalan di
depanmu mendengar: ‘neraka telah memperbesar / memperluas dirinya sendiri, dan
membuka mulutnya tanpa ukuran, dan kemuliaanmu, dan barang-barangmu yang
banyak, dan kemegahanmu, dan kesukacitaanmu, akan turun ke dalamnya!’ (Yes
5:14). Kamu orang-orang yang hampir Kristen, berlambat-lambat selama banyak
tahun pada tepi dari Kerajaan, melihat ke dalam melalui pintu-pintu gerbang,
tetapi tidak pernah cukup siap untuk memasukinya, bermaksud tetapi tidak pernah
melaksanakan, sering menginginkan tetapi tetap menunda, berharap tetapi tanpa
hak untuk berharap - seruan ini adalah untukmu: ‘Bagaimanakah kamu akan luput
jikalau kamu menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu?’ (Ibr 2:2-4). Dan
kamu yang menyebut dirimu sendiri orang-orang Kristen tetapi telah melupakan
janji-janji perjanjianmu - kamu Terah-Terah dan istri-istri Lot, yang telah
mulai / berangkat dari tempat dosa dan kematian tetapi ragu-ragu di tengah
jalan, dan tinggal diam untuk menoleh ke belakang - kamu Elymas-Elymas yang
telah dibaptis, dan Yudas-Yudas, dan Bileam-Bileam, yang melalui ketamakan dan
kata-kata yang pura-pura membuat kasih karunia Allah sebagai barang dagangan -
tidakkah kamu lihat bahwa ‘penghakimanmu / hukumanmu telah lama tersedia dan
kebinasaanmu tidak akan tertunda!’ (2Pet 2:3). Dan jika di sana ada siapapun terlupa atau acuh tak acuh
terhadap hal-hal besar ini - tidur di tengah-tengah gelombang pembalasan yang
mendekat - pesan ini adalah untukmu: ‘Apa maksudmu, hai tukang tidur?
Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkanmu,
sehingga kamu tidak binasa!’ (Yunus 1:6). Karena jika siapapun tidak ditemukan
tertulis dalam kitab kehidupan, ia harus ditelan oleh Lautan Api].
Newell: “Let
us mark certain facts here: 1. It is not the absence of good works in the book
that doom a person. It is the absence of his name. Only names, not works, are
in that book! 2. It is not the fact of evil works. Many of earth’s greatest
sinners have their names in the Book of Life. 3. All whose names do not appear
in the Book, are cast into the lake of fire. 4. All names there found in that
day, will have been written before that day. There is no record of anyone’s
name being written into the Book of Life upon that day, but rather the
opposite: ‘If any was not found written.’ How overwhelmingly solemn is this!” (= Marilah kita memperhatikan beberapa
fakta di sini: 1. Bukanlah absennya perbuatan baik dalam kitab, yang menghukum
seseorang, tetapi absennya namanya. Hanya nama-nama, bukan perbuatan-perbuatan
baik, ada dalam kitab itu! 2. Itu bukan fakta dari perbuatan-perbuatan jahat.
Banyak orang-orang yang paling berdosa di bumi yang mempunyai nama mereka dalam
kitab kehidupan itu. 3. Semua orang yang namanya tidak muncul dalam Kitab itu,
dilemparkan ke dalam lautan api. 4. Semua nama yang ditemukan di sana pada hari
itu, telah dituliskan sebelum hari itu. Tak ada catatan tentang nama siapapun
yang dituliskan ke dalam kitab kehidupan pada hari itu, tetapi sebaliknya: ‘Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis’. Betapa sangat khidmatnya
hal ini!) - hal 334.
f) Hanya orang yang percaya kepada Yesus yang
namanya tertulis dalam kitab kehidupan itu.
The Bible
Exposition Commentary (NT): “In
light of Calvary , no lost sinner can condemn
God for casting him into hell. God has provided a way of escape, patiently
waiting for sinners to repent. He will not lower His standards or alter His
requirements. He has ordained that faith in His Son is the only way of
salvation” (=
Dalam terang dari Kalvari, tidak ada orang berdosa yang terhilang bisa mengecam
/ menyalahkan Allah karena melemparkannya ke dalam neraka. Allah telah
menyediakan suatu jalan untuk lolos, dengan sabar menunggu orang-orang berdosa
untuk bertobat. Ia tidak akan menurunkan standardNya atau mengubah tuntutanNya.
Ia telah menentukan bahwa iman kepada AnakNya adalah satu-satunya jalan
keselamatan).
Bdk. Ro 3:25a - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah
menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya”.
Penutup.
Saudara tak perlu menjadi orang yang sangat jahat untuk bisa masuk
neraka. Asal saudara adalah orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada
Kristus, tak peduli saudara adalah orang yang hampir percaya, atau hampir
menjadi Kristen, maka saudara akan masuk ke neraka selama-lamanya. Karena itu,
percayalah sekarang juga kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara, dan saudara tak perlu takut pada penghakiman akhir jaman, neraka dan
sebagainya!
-AMIN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar