Minggu, 16 Maret 2014

LIMITED ATONEMENT (PENEBUSAN TERBATAS) - Part 2


Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div




IV) Serangan terhadap Limited Atonement dan jawabannya.


       1)   Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia / menebus dosa dunia.

Contoh ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia:

      a)   Yoh 1:29 - Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”.

Lenski (tentang Yoh 1:29): “‘World’ means the universe of men from Adam onward to the last babe born just before the judgment breaks (= ‘Dunia’ berarti alam semesta dari manusia dari Adam ke depan sampai kepada bayi terakhir yang dilahirkan persis sebelum penghakiman mulai).

        b)   Yoh 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

c)   Yoh 4:42 - dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.

d)   Yoh 6:33 - Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’”.

e)   Yoh 6:51 - Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.

f)    1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

g)   1Yoh 4:14 - Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia.

Jawaban terhadap argumentasi ini:

a)   Tak ada alasan untuk menafsirkan bahwa ayat-ayat di atas menunjuk pada ‘Universal Atonement’ (= Penebusan Universal), karena kata ‘dunia’, yang diterjemahkan dari kata bahasa Yunani KOSMOS, mempunyai banyak arti dalam Kitab Suci, yaitu:

1.   Seluruh alam semesta.
Kis 17:24 - Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia”.
Kata yang diterjemahkan ‘bumi’ adalah KOSMOS. NIV/NASB: ‘the world’ (= dunia).

2.   Bumi.
Yoh 13:1 - Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya”.

3.   Keduniawian.
a.   Yak 4:4 - Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”.
b.   1Yoh 2:15 - Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”.

4.   Semua umat manusia di dunia ini.
Ro 3:19 - Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah”.

5.   Semua orang yang tidak percaya.
a.   Yoh 15:18 - Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”.
b.   1Kor 11:32 - Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

6.   Semua orang non Yahudi.
Ro 11:12 - Sebab jika pelanggaran mereka (bangsa Yahudi) berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.
Perhatikan bahwa pada bagian yang saya garis bawahi ada 2 kalimat paralel yang artinya sama. Dengan demikian ‘pelanggaran mereka’ diidentikkan dengan ‘kekurangan mereka’, dan ‘dunia’ diidentikkan dengan ‘bangsa-bangsa lain’.

7.   Orang-orang Yahudi yang tidak percaya.
Yoh 16:20 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita”.
Adam Clarke memberikan komentar tentang ayat ini dengan kata-kata sebagai berikut: “It is very evident that our Lord uses the word ‘world’, in several parts of this discourse of his, to signify the unbelieving and rebellious Jews” (= Adalah jelas bahwa Tuhan kita menggunakan kata ‘dunia’, dalam beberapa bagian dari percakapanNya ini, untuk menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan bersifat memberontak) - hal 634.

8.   Semua orang yang percaya / pilihan.
a.   Yoh 3:17 - Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.
b.   Yoh 6:33 - Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.
c.   Yoh 6:51 - Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.
d.   2Kor 5:19 - Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.

Dalam ayat-ayat ini, kalau ‘dunia’ diartikan ‘semua orang di dunia’, maka akan menjadi Universalisme (ajaran yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua manusia akan masuk surga), yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Karena itu, kata ‘dunia’ dalam ayat-ayat ini harus diartikan ‘orang percaya / pilihan’.

Ayat lain dimana kata ‘dunia’ harus diartikan ‘orang pilihan’ adalah ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Juruselamat dunia’, seperti:
·         Yoh 4:42 - dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.
·         1Yoh 4:14 - Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia.
Tentang Yoh 4:42, John Owen memberi komentar: “A Saviour of men not saved is strange” (= Seorang Juruselamat dari manusia yang tidak selamat merupakan sesuatu yang aneh) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 327.
Owen sendiri mengatakan bahwa Kristus disebut ‘Juruselamat dunia’ karena tidak ada Juruselamat lain di dunia ini (bdk. Kis 4:12), dan karena Kristus adalah Juruselamat orang-orang pilihan di seluruh dunia (Owen, vol 10, hal 342).

Tentang Yoh 4:42 ini Calvin memberikan penafsiran yang berbeda.
Calvin (tentang Yoh 4:42): Again, when they affirm that Jesus is ‘the Christ’ and ‘the Savior of the world,’ they undoubtedly have learned this from hearing him. ... Christ testified that the salvation, which he had brought, was common to the whole world, that they might understand more fully that it belonged to them also; for he did not call them on the ground of their being lawful heirs, as the Jews were, but taught that he had come to admit strangers into the family of God, and to bring peace to those who were far off, (Ephesians 2:17.) [= Lagi, pada waktu mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ‘Kristus’ dan ‘Juruselamat dunia’, tak diragukan mereka mempelajari hal ini karena mendengarnya dari Dia. ... Kristus menyaksikan bahwa keselamatan, yang telah Ia bawa, adalah umum bagi seluruh dunia, supaya mereka bisa mengerti dengan lebih penuh / lengkap bahwa keselamatan itu kepunyaan mereka (orang-orang Samaria) juga; karena Ia tidak memanggil mereka berdasarkan keberadaan mereka sebagai ahli-ahli waris yang sah, seperti orang-orang Yahudi, tetapi mengajar bahwa Ia telah datang untuk menerima orang-orang asing ke dalam keluarga Allah, dan untuk membawa damai kepada mereka yang jauh (Ef 2:17).].
Ef 2:17 - “Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’”.

b)   Pembahasan 1Yoh 2:1-2.
1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Orang Arminian menafsirkan bahwa:
1.   Kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya’.
2.   Kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua orang’.

Adam Clarke (tentang 1Yoh 2:2): “‘And not for ours only.’ It is not for us apostles that he has died, nor exclusively for the Jewish people, but ‎peri ‎‎holou ‎‎tou ‎‎kosmou, for the whole world, Gentiles as well as Jews, all the descendants of Adam. The apostle does not say that he died for any select part of the inhabitants of the earth, or for some out of every nation, tribe, or kindred; but for ALL MANKIND: and the attempt to limit this is a violent outrage against God and his word” (= ‘Dan bukan untuk dosa kita saja’. Bukan hanya untuk kita rasul-rasul bahwa Ia telah mati, juga tidak secara exklusif untuk bangsa Yahudi, tetapi peri ‎‎holou ‎‎tou ‎‎kosmou, ‘untuk seluruh dunia’, non Yahudi maupun Yahudi, semua keturunan Adam. Sang rasul tidak mengatakan bahwa Ia mati untuk bagian pilihan manapun dari penduduk bumi, atau untuk sebagian dari setiap bangsa, suku bangsa, atau kaum; tetapi untuk semua umat manusia: dan usaha untuk membatasi ini merupakan suatu penghinaan / perkosaan yang hebat terhadap Allah dan firmanNya).

Lenski: We understand κόσμος in the light of John 3:16 and think that it includes all men, us among them, ... see 2 Pet. 2:1: the Lord bought even those who go to hell. ‘The whole world’ includes all men who ever lived or will live (= Kita mengerti KOSMOS dalam terang dari Yoh 3:16 dan berpikir / menganggap bahwa itu mencakup semua manusia, ‘kita’ di antara mereka, ... lihat 2Pet 2:1: Tuhan membeli bahkan mereka yang pergi ke neraka. ‘Seluruh dunia’ mencakup semua manusia yang pernah hidup atau akan hidup).
2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
Catatan: 2Pet 2:1 ini akan dijelaskan di belakang.

Tetapi orang Calvinist / Reformed menafsirkan bahwa:
1.   Kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya dari bangsa Yahudi / orang Yahudi Kristen’.
2.   Kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang percaya di seluruh dunia (= elect)’.

R. C. Sproul: “The biggest problem with definite or limited atonement is found in the passage that the Scriptures use concerning Christ’s death ‘for all’ or for the ‘whole world.’ The world for whom Christ died cannot mean the entire human family. It must refer to the universality of the elect (people from every tribe and nation) or the inclusion of Gentiles in addition to the world of the Jews. It was a Jew who wrote that Jesus did not die merely for our sins but for the sins of the whole world. Does the word ‘our’ refer to ‘believers’ or to ‘believing Jews’?” [= Problem terbesar dengan penebusan tertentu atau terbatas ditemukan dalam text yang digunakan Kitab Suci mengenai kematian Kristus ‘untuk semua orang’ atau untuk ‘seluruh dunia’. ‘Dunia’ untuk siapa Kristus mati tidak bisa berarti ‘seluruh umat manusia’. Itu harus menunjuk pada ‘keuniversalan dari orang pilihan’ (orang-orang dari setiap suku dan bangsa) atau pemasukan dari orang-orang non Yahudi sebagai tambahan kepada dunia orang-orang Yahudi. Adalah seorang Yahudi yang menulis bahwa Yesus tidak mati semata-mata untuk dosa-dosa kita, tetapi untuk dosa-dosa seluruh dunia. Apakah kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang-orang percaya’ atau ‘orang-orang Yahudi yang percaya’?] - ‘Chosen by God’, hal 206-207.

Apa dasarnya untuk mempercayai penafsiran Reformed tentang bagian ini?

1.   Kita perlu tahu kepada siapa surat Yohanes ini ditujukan.
Owen (hal 331) mengatakan bahwa sekalipun seluruh Kitab Suci ditujukan dan berguna bagi seluruh gereja, tetapi ada bagian-bagian dari Kitab Suci yang ditujukan secara khusus kepada orang-orang tertentu atau gereja-gereja tertentu, dan dengan demikian mempunyai tujuan khusus berkenaan dengan orang-orang atau gereja-gereja tersebut.
Surat Yohanes yang pertama ini ditujukan kepada orang Yahudi Kristen.
John Owen: “though we have nothing written expressly denominating them to whom this epistle was primarily directed, ... by clear and evident deduction, it may be made more than probable that it was intended to the Jews, or believers of the circumcision” (= sekalipun kami tidak mempunyai apa-apa yang menyatakan bagi siapa surat ini terutama ditujukan, ... melalui deduksi yang jelas dan nyata bisa terlihat dengan jelas bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang Yahudi, atau orang-orang percaya dari golongan orang yang bersunat) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 331.
Alasannya:
a.         Yohanes adalah rasul untuk orang Yahudi.
Gal 2:9 - Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas (Petrus) dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku (Paulus) dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat.
Karena itu baik Yakobus (Yak 1:1) maupun Petrus (1Pet 1:1) menuliskan suratnya kepada orang-orang Yahudi dalam perantauan / penyebaran (dispersion); sedangkan Paulus menuliskan surat-suratnya kepada orang-orang non Yahudi (Gentiles). Karena itu sangat besar kemungkinannya bahwa rasul Yohanes menuliskan suratnya dengan orang-orang Yahudi Kristen sebagai tujuan utama.
b.   1Yoh 2:7 - kata-kata ‘perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya’ tidak memungkinkan surat ini untuk non Yahudi, karena orang non Yahudi tidak mempunyai perintah lama.

Kalau memang Yohanes menujukan suratnya kepada orang Yahudi Kristen, maka jelas bahwa kata ‘kita’ dalam 1Yoh 2:2 adalah rasul Yohanes bersama orang-orang Yahudi Kristen tersebut.
1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

John Owen: “The opposition that the apostle makes between us and the world in this very place is sufficient to manifest unto whom he wrote. As a Jew, he reckoneth himself with and among the believing Jews to whom he wrote, and sets himself with them in opposition to the residue of believers in the world; and this is usual with this apostle, wherein how he is to be understood, he declares in his Gospel, chap. 11:51,52” (= Pertentangan yang dibuat oleh sang Rasul antara ‘kita’ dan ‘dunia’ di tempat ini adalah cukup untuk menunjukkan bagi siapa ia menulis. Sebagai seorang Yahudi, ia menganggap dirinya sendiri bersama dan di antara orang-orang Yahudi yang percaya, kepada siapa ia menulis, dan mempertentangkan ‘dirinya sendiri bersama mereka’ dengan ‘sisa orang-orang percaya di dunia ini’; dan ini merupakan sesuatu yang biasa bagi sang rasul, dimana ia harus dimengerti sebagaimana yang ia nyatakan dalam Injilnya, pasal 11:51-52) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 331-332.

Yoh 11:51-52 - “(51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.

John Owen: “‘He,’ saith he, ‘is the propitiation for our sins,’ - that is, our sins who are believers of the Jews; and lest by this assertion they should take occasion to confirm themselves in their former error, he adds, ‘And not for ours only, but for the sins of the whole world,’ or, ‘The children of God scattered abroad,’ as John 11:51-52, of what nation, kindred, tongue, or language soever they were” (= ‘Ia’, katanya, ‘adalah pendamaian untuk dosa-dosa kita’, - yaitu, dosa-dosa kita yang adalah orang-orang percaya dari bangsa Yahudi; dan supaya penegasan ini tidak menyebabkan mereka meneguhkan diri mereka sendiri dalam kesalahan mereka yang semula, ia menambahkan, ‘Dan bukan untuk dosa-dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa-dosa seluruh dunia’, atau, ‘Anak-anak Allah yang tercerai-berai’ seperti dalam Yoh 11:51-52, dari bangsa, keluarga / kaum, bahasa apapun mereka itu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.

Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘kesalahan mereka yang semula’, adalah pandangan Yahudi / Yudaisme yang mengatakan bahwa keselamatan hanyalah untuk bangsa Yahudi saja.

John Owen: “So that we have not here an opposition between the effectual salvation of all believers and the ineffectual redemption of all others, but an extending of the same effectual redemption which belonged to the Jewish believers to all other believers, or children of God throughout the whole world” (= Dengan demikian di sini kita tidak mempunyai suatu pertentangan / kontras antara ‘keselamatan yang efektif dari semua orang percaya’ dan ‘penebusan yang tidak efektif dari semua yang lain’, tetapi suatu perluasan dari penebusan yang sama-sama efektif yang dimiliki ‘orang-orang Yahudi yang percaya’ kepada ‘semua orang percaya yang lain’, atau anak-anak Allah di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.

2.   Tujuan Yohanes dengan bagian ini.
Tujuan Yohanes dengan 1Yoh 2:2 itu adalah: menghibur orang percaya pada saat mereka jatuh ke dalam dosa atau gagal dalam mentaati Firman Tuhan. Ini terlihat dari dari ayat yang persis mendahuluinya yaitu 1Yoh 2:1.
1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
Jadi adalah aneh kalau Yohanes tahu-tahu mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus seluruh dunia. Jauh lebih cocok kalau ia berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang pilihan.
Dan mengingat bahwa dari ‘seluruh dunia’ yang ditebus Kristus itu ternyata ada banyak yang dibinasakan / dihukum, maka lebih-lebih lagi itu tidak merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kristen yang jatuh ke dalam dosa itu.

John Owen: “the aim and intention of the apostle in these words, it is to give consolation to believers against their sins and failings: .... if he should extend that whereof he speaks, namely, - that Christ was a propitiation to all and every one, - I cannot conceive how this can possibly make any thing to the end proposed, or the consolation of believers; for what comfort can arise from hence to them, by telling them that Christ died for innumerable that shall be damned?” (= tujuan dan maksud dari sang rasul dengan kata-kata ini adalah untuk memberikan penghiburan kepada orang-orang percaya terhadap dosa-dosa dan kegagalan / kejatuhan mereka: ... jika ia memperluas hal tentang mana ia berbicara, yaitu, - bahwa Kristus merupakan pendamaian bagi semua dan setiap orang, - saya tidak bisa mengerti bagaimana ini bisa melakukan sesuatu bagi tujuan yang dimaksudkan, yaitu penghiburan orang-orang percaya; karena penghiburan apa bisa muncul dari sini bagi mereka, dengan memberitahu mereka bahwa Kristus telah mati untuk banyak orang yang akan dihukum?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332-333.


3.   Sekarang kita membahas kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2.
1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.

NASB/KJV: ‘Propitiation’. Artinya lihat catatan di bawah.
NIV: ‘Atoning sacrifice’ (= Korban yang menebus).
RSV: ‘Expiation’. Artinya lihat catatan di bawah.
Catatan:
a.         Kata ‘to propitiate’ artinya adalah:
·         ‘to cause to become favorably inclined’ (= menyebabkan seseorang jadi mempunyai kecenderungan yang baik).
·         ‘to win or regain the good will of’ (= memenangkan atau mendapatkan kembali maksud / kecenderungan yang baik).
·         ‘to appease’ (= menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).
·         ‘to conciliate’ (= mendamaikan).
b.         Kata ‘to expiate’ artinya adalah:
·         ‘to make satisfaction or atonement’ (= membuat pemuasan atau penebusan).
·         ‘to appease’ (= menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).
·         ‘to propitiate’. Artinya lihat di atas.
·         ‘to make amends or reparation for (wrongdoing or guilt)’ [= membayar kerugian atau melakukan perbaikan untuk (tindakan salah atau kesalahan)].
·         ‘to atone for’ (= menebus untuk).
·         ‘to pay the penalty of’ (= membayar hukuman dari).
Catatan: semua definisi / arti ini saya ambil dari Webster’s New World Dictionary (College Edition).

Kata bahasa Yunaninya adalah HILASMOS yang merupakan suatu kata benda. Kata ini hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru yaitu dalam 1Yoh 2:2 ini dan dalam 1Yoh 4:10 - Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”.

Kata kerjanya, yaitu HILASKOMAI, juga digunakan hanya 2 x, yaitu dalam:
¨       Ibr 2:17 - Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.
¨       Luk 18:13 - Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”.

Disamping itu, Owen (hal 333) mengatakan bahwa ada suatu kata benda Yunani lain yang mempunyai arti yang sama, yaitu HILASTERION, yang juga digunakan 2 x, yaitu dalam:
*         Ro 3:25 - Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.
*         Ibr 9:5 - dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci”.

Dalam Ibr 9:5 ini kata tersebut diambil dari Kel 25:17 - “Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”.
KJV/RSV/NASB: ‘a mercy-seat’ (= suatu pusat / kedudukan belas kasihan).
NIV: ‘an atoning cover’ (= tutup pendamaian).

Dalam bahasa Ibrani kata-kata ‘tutup pendamaian’ itu adalah CAPPORETH, yang berasal dari kata dasar CAPHAR, yang artinya ‘to cover’ (= menutupi).

John Owen: “This plate or mercy-seat was so called because it was placed upon the ark, and covered it, as the wings of the cherubim hovered over that; the mystical use hereof being to hide, as it were, the law or rigid tenor of the covenant of works which was in the ark, God thereby declaring himself to be pacified or reconciled, the cause of anger and enmity being hidden” (= Pelat atau ‘pusat / kedudukan belas kasihan’ ini disebut demikian karena itu ditempatkan di atas tabut perjanjian, dan menutupinya, seperti sayap-sayap dari kerub-kerub ada di atasnya; arti simbolis / rohani dari hal ini adalah seakan-akan untuk menyembunyikan hukum Taurat atau arti / kecenderungan yang keras dari perjanjian tentang perbuatan baik yang ada di dalam tabut perjanjian, dengan cara demikian Allah menyatakan bahwa diriNya sendiri ditenangkan atau diperdamaikan, dengan disembunyikannya penyebab kemarahan dan permusuhan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 333.

Bdk. Kel 25:16-17 - “(16) Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian (CAPPORETH) dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”.

Jadi loh-loh batu bertuliskan 10 hukum Tuhan dimasukkan ke dalam tabut perjanjian dan lalu ditutup dengan tutup pendamaian (CAPPORETH) itu, menyimbolkan tuntutan hukum Taurat yang ditutup oleh Kristus.

Bdk. Ro 3:25 - Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (HILASTERION) karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.

Calvin mempunyai pandangan yang serupa dengan pandangan John Owen. Dalam tafsirannya tentang Kel 25:16-17 ini, Calvin berkata: “Yet I doubt not but that Moses alludes in this word to a metaphorical meaning, for the law requires a covering to conceal our transgressions. And it is probable that, when Paul calls Christ HILASTERION, (Rom. 3:25,) and John HILASMON, (1John 2:2,) they both refer to this figure, because God was propitiated towards believers by the covering of the Law” [= Saya tidak meragukan bahwa dalam kata ini (maksudnya kata CAPPORETH) Musa menunjuk secara tak langsung pada arti kiasan, karena hukum membutuhkan tutup untuk menyembunyikan pelanggaran-pelanggaran kita. Dan adalah mungkin bahwa pada waktu Paulus menyebut Kristus HILASTERION (Ro 3:25), dan Yohanes menyebutNya HILASMON (1Yoh 2:2), mereka berdua menunjuk pada gambaran ini, karena Allah diperdamaikan dengan orang-orang percaya oleh penutupan hukum Taurat] - hal 156.
Catatan: kata HILASMOS sebetulnya sama dengan HILASMON. Perbedaannya hanya karena letaknya yang berbeda dalam kalimat.

Calvin melanjutkan: “For as long as the law stands forth before God’s face it subjects us to His wrath and curse; and hence it is necessary that the blotting out of our guilt should be interposed, so that God may be reconciled with us. Nor is it without reason that David exclaims, after he has proclaimed the righteousness of law, ‘Who can understand his errors?’ (Ps. 19:12.) Whence we gather that, without a propitiation, the law does not bring us near to God, but accuses us before Him” [= Karena selama hukum Taurat tampak di hadapan Allah, maka hukum Taurat itu menyebabkan kita menjadi sasaran murka dan kutukNya; dan karena itu adalah perlu bahwa penghapusan kesalahan kita diletakkan di antaranya, sehingga Allah bisa diperdamaikan dengan kita. Juga bukan tanpa alasan bahwa Daud berseru, setelah ia menyatakan kebenaran hukum Taurat, ‘Siapa yang bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?’ (Maz 19:13). Dari mana kita mendapatkan bahwa tanpa pendamaian, hukum Taurat tidak membawa kita dekat kepada Allah, tetapi menuduh kita di hadapanNya] - hal 156.
Catatan:  Maz 19:13a versi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
Maz 19:13a - Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?”.
KJV: ‘Who can understand his errors?’ (= Siapa bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?).
RSV: But who can discern his errors? (= Tetapi siapa bisa mengenali kesalahan-kesalahannya?).
NIV/NASB: ‘Who can discern his errors? (= Siapa bisa mengenali kesalahan-kesalahannya?).

Dari semua ini Owen lalu menyimpulkan: HILASMOS and HILASTERION, both translated ‘a propitiation,’ ... do signify that which was done or typically effected by the mercy-seat, namely, to appease, pacify, and reconcile God in respect of aversation for sin. ... the meaning being, to appease, or pacify, or satisfy God for sin, that it might not be imputed to them towards whom he was so appeased. ... From all which it appeareth that the meaning of the word HILASMOS, or ‘propitiation,’ which Christ is said to be, is that whereby the law is covered, God appeased and reconciled, sin expiated, and the sinner pardoned; whence pardon, and remission of sin is often placed as the product and fruit of his blood-shedding, whereby he was a ‘propitiation,’ Matt. 26:28; Eph. 1:7; Col. 1:14; Heb. 9:22; Rom. 3:25, 5:9; 1John 1:7; 1Pet. 1:2; Revelation 1:5” [= HILASMOS dan HILASTERION, keduanya diterjemahkan ‘pendamaian’, ... menunjukkan apa yang dilakukan atau diakibatkan secara simbolis oleh pusat / kedudukan belas kasihan (tutup pendamaian), yaitu menenangkan, meredakan kemarahan, dan mendamaikan Allah berkenaan dengan penolakan karena dosa. ... artinya adalah menenangkan, atau meredakan kemarahan, atau memuaskan Allah untuk dosa, sehingga dosa itu tidak diperhitungkan kepada mereka terhadap siapa Ia ditenangkan / diredakan kemarahanNya. ... Dari semua ini terlihat bahwa arti dari kata HILASMOS, atau ‘pendamaian’, yang menunjuk kepada Kristus, adalah hal dengan mana hukum ditutup, Allah ditenangkan / diredakan kemarahannya (dengan jalan dipenuhi tuntutanNya) dan diperdamaikan, dosa ditebus / dipuaskan / dibayar hukumannya, dan orang berdosa itu diampuni; dari mana pengampunan dosa sering diperkenalkan sebagai hasil dan buah dari pencurahan darahNya, dengan jalan mana Ia menjadi ‘pendamaian’, Mat 26:28; Ef 1:7; Kol 1:14; Ibr 9:22; Ro 3:25; Ro 5:9; 1Yoh 1:7; 1Pet 1:2; Wah 1:5] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334.

John Owen: “From that which hath been said, the sense of the place is evident to be, that Christ hath so expiated sin, and reconciled to God, that the sinner is pardoned and received to mercy for his sake, and that the law shall never be produced or brought forth for his condemnation. Now, whether this can be tolerably applied to the whole world (taking it for all and every man in the world), let all the men in the world that are able judge. Are the sins of every one expiated? Is God reconciled to every one? Is every sinner pardoned? Shall no one have the transgression of the law charged on him? Why, then, is not every one saved? Doubtless, all these are true of every believer, and of no one else in the whole world. For them the apostle affirmed that Christ is a propitiation; ... He is also a propitiation only by faith, Rom. 3:25; and surely none have faith but the believers: and, therefore, certainly it is they only throughout the world for whom alone Christ is a propitiation. Unto them alone God says, ... ‘I will be propitious,’ - the great word of the new covenant, Heb. 8:12, they alone being covenanters” [= Dari apa yang telah dikatakan, artinya jelas adalah bahwa Kristus menebus dosa sedemikian rupa, dan memperdamaikan dengan Allah, sehingga orang berdosa diampuni dan diterima pada belas kasihan demi Dia, dan bahwa hukum Taurat tidak akan pernah dibuat atau menimbulkan untuk penghukumannya. Sekarang, apakah ini bisa diterapkan kepada seluruh dunia (diartikan sebagai semua dan setiap manusia dalam dunia), biarlah semua orang pandai / mampu berpikir di dunia ini menilai. Apakah dosa-dosa dari setiap orang ditebus? Apakah Allah didamaikan dengan setiap orang? Apakah setiap orang berdosa diampuni? Apakah tidak seorangpun dituntut karena pelanggaran hukum? Kalau demikian, mengapa tidak setiap orang diselamatkan? Tidak diragukan, semua ini benar untuk setiap orang percaya, dan tidak untuk siapapun yang lain di seluruh dunia. Untuk orang-orang percaya ini sang rasul menegaskan bahwa Kristus adalah pendamaian; ... Ia juga adalah pendamaian oleh / karena iman, Ro 3:25; dan jelas bahwa tidak seorangpun mempunyai iman kecuali orang-orang percaya: dan, karena itu, jelas bahwa hanya mereka sajalah di seluruh dunia untuk siapa Kristus adalah pendamaian. Bagi mereka sajalah Allah berkata: ... ‘Aku akan menaruh belas kasihan’, kata-kata yang agung dari perjanjian yang baru, Ibr 8:12, hanya mereka sajalah orang-orang yang termasuk dalam perjanjian] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334-335.
Ibr 8:12 - Sebab Aku akan menaruh belas kasihan (HILEOS) terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka”.

Kesimpulan tentang kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2 ini:
Dalam HILASMOS / pendamaian ini tercakup:
a.   Hukum ditutup / dipuaskan.
b.   Allah diperdamaikan dan ditenangkan / dipenuhi tuntutanNya.
c.   Dosa ditebus / dibayar hukumannya.
d.   Orang berdosa diampuni.

Kalau hal-hal ini ditujukan kepada ‘setiap orang di dunia’ maka akan menimbulkan Universalisme.

4.   Sekarang kita membahas kata-kata ‘seluruh dunia’ dalam 1Yoh 2:2.
John Owen: “The ‘whole world’ can signify no more than ‘all nations,’ ‘all the families of the earth,’ ‘all flesh,’ ‘all men,’ ‘all the ends of the world.’ These surely are expressions equivalent unto, and as comprehensive of particulars as ‘the whole world;’ but now all these expressions we find frequently to bear out believers only, but as of all sorts, and throughout the world” (= Kata-kata ‘seluruh dunia’ artinya tidak lebih dari pada ‘semua bangsa-bangsa’, ‘semua keluarga-keluarga di bumi’, ‘semua daging’, ‘semua manusia’, ‘segala ujung-ujung bumi / dunia’. Ini jelas merupakan ungkapan yang sama dengan, dan mencakup sama banyaknya orang seperti kata ‘seluruh dunia’; tetapi ungkapan-ungkapan tersebut sering menunjuk kepada orang-orang percaya saja, tetapi dari semua jenis, dan di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 336.
Contoh:
a.   Maz 98:3 - Ia mengingat kasih setia dan kesetiaanNya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita”.
b.   Maz 22:28 - Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.
c.   Maz 72:11b - “dan segala bangsa menjadi hambanya!”.
d.   Yoel 2:28a / Kis 2:17a - “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia.
e.   Luk 3:6 - “dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.’”.

Bandingkan juga dengan Wah 5:9-10 - “(9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’”.

Owen menambahkan bahwa kata-kata ‘seluruh dunia’ bisa menunjuk pada ‘semua orang yang tidak percaya / reprobate’, seperti dalam:
·         Wah 12:9 - “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”.
·         1Yoh 5:19 - “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”.

Owen lalu berkata: kalau demikian, mengapa kata-kata ‘seluruh dunia’ itu tidak bisa dipakai untuk menunjuk pada sebaliknya, yaitu ‘semua orang percaya / pilihan’? Ia lalu memberi contoh Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya”.

Owen lalu menyimpulkan tentang kata-kata ‘seluruh dunia’ ini sebagai berikut: “there is nothing at all in the words themselves that should enforce any to conceive that all and every man in the world are denoted by them, but rather believers, even all that did or should believe, throughout the whole world, in opposition only to believers of the Jewish nation” (= tidak ada apapun sama sekali dalam kata-kata itu sendiri yang mengharuskan siapapun untuk memahaminya sebagai semua dan setiap orang dalam dunia, tetapi harus dipahami sebagai orang-orang percaya, yaitu mereka yang sudah percaya atau akan percaya, di seluruh dunia, dikontraskan dengan orang-orang percaya dari bangsa Yahudi saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337.

John Owen: “‘The whole world,’ then, in this place, is the whole people of God (opposed to the Jewish nation), scattered abroad throughout the whole world” [= Maka, ‘seluruh dunia’ di tempat ini, adalah seluruh umat Allah (dikontraskan dengan bangsa Yahudi), yang tersebar di seluruh dunia] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337-338.

Calvin (tentang Yoh 1:29): And when he says, ‘the sin OF THE WORLD,’ he extends this favor indiscriminately to the whole human race; that the Jews might not think that he had been sent to them alone (= Dan ketika ia berkata, ‘dosa dunia’, ia memperluas kebaikan ini secara tak pandang bulu kepada seluruh umat manusia; supaya orang-orang Yahudi tidak berpikir bahwa Ia telah diutus kepada mereka saja).

Calvin (tentang 1Yoh 2:2): Here a question may be raised, how have the sins of the whole world been expiated? I pass by the dotages of the fanatics, who under this pretense extend salvation to all the reprobate, and therefore to Satan himself. Such a monstrous thing deserves no refutation. They who seek to avoid this absurdity, have said that Christ suffered sufficiently for the whole world, but efficiently only for the elect. This solution has commonly prevailed in the schools. Though then I allow that what has been said is true, yet I deny that it is suitable to this passage; for the design of John was no other than to make this benefit common to the whole Church. Then under the word all or whole, he does not include the reprobate, but designates those who should believe as well as those who were then scattered through various parts of the world. For then is really made evident, as it is meet, the grace of Christ, when it is declared to be the only true salvation of the world (= Di sini bisa ditanyakan, bagaimana dosa dari seluruh dunia telah ditebus? Saya mengabaikan kebodohan dari orang-orang fanatik, yang dengan alasan ini meluaskan keselamatan kepada semua orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, dan karena itu kepada Setan sendiri. Hal yang mengerikan seperti itu tidak layak mendapatkan bantahan. Mereka yang berusaha untuk menghindari hal yang menggelikan ini, telah berkata bahwa Kristus menderita secara cukup untuk seluruh dunia, tetapi secara efisien hanya untuk orang pilihan. Penyelesaian / solusi ini telah berlaku secara umum di sekolah-sekolah / aliran-aliran. Sekalipun saya mengakui bahwa apa yang telah dikatakan itu adalah benar, tetapi saya menyangkal bahwa itu cocok untuk text ini; karena tujuan Yohanes tidak lain dari membuat keuntungan / manfaat ini berlaku untuk seluruh Gereja. Jadi dalam kata ‘semua’ atau ‘seluruh’, ia tidak memasukkan orang-orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, tetapi menunjuk mereka yang percaya dan mereka yang pada saat itu tersebar di berbagai bagian dunia).

Dari pembahasan 4 point di atas ini terlihat dengan jelas bahwa penafsiran Reformedlah yang benar. Dan dengan penafsiran ini maka 1Yoh 2:2 tidaklah bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).

c)   Pembahasan Yoh 3:16.
Yoh 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

1.   Pembahasan tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini.

Penafsiran Arminian pada umumnya: ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua dan setiap orang dalam dunia’. Dengan demikian maka Yoh 3:16 ini akan mendukung Universal Atonement (= Penebusan Universal), karena kasih kepada ‘dunia’ inilah yang menyebabkan Allah menyerahkan AnakNya yang tunggal / memberikan penebusan.

Lenski (tentang Yoh 3:16): The universality already expressed in the title ‘the Son of man’ (1:51; 3:14) and in ‘everyone who believes’ (v. 15), is brought out with the most vivid clearness in the statement that God loved ‘the world,’ τν κόσμον, the world of men, all men, not one excepted. To insert a limitation, either here or in similar passages, is to misinterpret. We know of nothing more terrible than to shut out poor dying sinners from God’s love and redemption. But this is done by inserting a limiting word where Jesus and the Scriptures have no such word [= Ke-universal-an sudah dinyatakan dalam  gelar ‘Anak  Manusia’ (1:51; 3:14) dan dalam ‘setiap orang yang percaya’ (ay 15), ditunjukkan dengan kejelasan yang paling hidup dalam pernyataan bahwa Allah mengasihi ‘dunia’, TON KOSMON, dunia dari manusia, semua manusia, tak seorangpun dikecualikan. Memasukkan suatu pembatasan, atau di sini atau dalam text-text yang serupa, adalah menafsirkan secara salah. Kita tidak tahu tentang apapun yang lebih mengerikan / buruk dari pada mencegah orang-orang berdosa yang malang dari kasih Allah dan penebusan. Tetapi ini dilakukan dengan memasukkan suatu kata yang membatasi dimana Yesus dan Kitab Suci tidak mempunyai kata seperti itu].

Pulpit Commentary: “This world cannot be the limited ‘world’ of the Augustinian, Calvinian interpreters - the world of the elect; it is that ‘whole world’ of which St. John speaks in 1John 2:2. ‘God will have all men to be saved’ (1Tim. 2:4). Calvin himself says, ‘Christ brought life, because the heavenly Father loves the human race, and wishes that they should not perish.’” [= ‘Dunia’ ini tidak bisa adalah ‘dunia yang terbatas’ dari penafsir-penafsir Augustinianisme dan Calvinisme - ‘dunia dari orang-orang pilihan’; itu adalah ‘seluruh dunia’ tentang mana Yohanes berbicara dalam 1Yoh 2:2. ‘Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan’ (1Tim 2:4). Calvin sendiri mengatakan, ‘Kristus membawa kehidupan karena Bapa surgawi mengasihi umat manusia, dan menginginkan supaya mereka tidak binasa’] - hal 123.

Catatan: Calvin memang mengatakan kata-kata itu, tetapi:

·       dalam kata-kata / tafsirannya selanjutnya berkenaan dengan Yoh 3:16, Calvin berkata: And the words of Christ mean nothing else, when he declares the cause to be in the love of God. For if we wish to ascend higher, the Spirit shuts the door by the mouth of Paul, when he informs us that this love was founded on the purpose of his will, (Ephesians 1:5.) [= Dan kata-kata Kristus tidak berarti selain, pada waktu Ia menyatakan penyebabnya sebagai ada dalam kasih Allah. Karena jika kita mau naik lebih tinggi, Roh menutup pintu oleh mulut Paulus, pada waktu ia memberi kita informasi bahwa kasih ini didasarkan pada rencana dari kehendakNya (Ef 1:5)].
Ef 1:5 - Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya.
Jelas bahwa kasih yang dibicarakan oleh Calvin berhubungan dengan ‘election’ (= pemilihan).

·         dalam tafsirannya tentang Yoh 17:23 ia mengatakan bahwa ‘Allah tidak mengasihi siapapun kecuali dalam Kristus’.
Yoh 17:23 - “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”.
Calvin (tentang Yoh 17:23): “‘And hast loved them.’ He means that it is a very striking exhibition, and a very excellent pledge, of the love of God towards believers, which the world is compelled to feel, whether it will or not, when the Holy Spirit dwelling in them sends forth the rays of righteousness and holiness. There are innumerable other ways, indeed, in which God daily testifies his fatherly love towards us, but the mark of adoption is justly preferred to them all. He likewise adds, ‘and hast loved them, As THOU HAST LOVED ME.’ By these words he intended to point out the cause and origin of the love; for the particle ‘as,’ means ‘because,’ and the words, ‘AS thou hast loved me,’ mean, ‘BECAUSE thou hast loved me;’ for to Christ alone belongs the title of ‘Well-beloved,’ (Matthew 3:17; 17:5.) Besides, that love which the heavenly Father bears towards the Head is extended to all the members, so that he loves none but in Christ [= ‘Dan telah mengasihi mereka’. Ia memaksudkan bahwa itu merupakan suatu pertunjukan yang sangat menyolok, dan suatu tanda / janji / jaminan yang sangat bagus, tentang kasih Allah terhadap orang-orang percaya, yang dunia dipaksa untuk merasakan, apakah dunia mau atau tidak, pada waktu Roh Kudus yang diam di dalam mereka, mengeluarkan / menghasilkan sinar-sinar dari kebenaran dan kekudusan. Memang ada cara-cara lain dalam mana Allah setiap hari menyaksikan kasih kebapaanNya kepada kita, tetapi tanda dari adopsi secara benar diletakkan di depan semua yang lain. Ia juga menambahkan, ‘dan telah mengasihi mereka, seperti Engkau telah mengasihi Aku’. Dengan kata-kata ini Ia bermaksud untuk menunjukkan penyebab dan asal usul dari kasih itu; karena partikel ‘as / seperti’ berarti ‘karena’, dan kata-kata ‘seperti engkau telah mengasihi Aku’, berarti ‘karena Engkau telah mengasihi Aku’; karena gelar ‘kekasih’ hanya merupakan milik Kristus saja (Mat 3:17; 17:5). Disamping itu, kasih yang Bapa surgawi tunjukkan terhadap Kepala diperluas kepada semua anggota-anggota, sehingga Ia mengasihi tak seorangpun kecuali (yang ada) di dalam Kristus].
Catatan: kata-kata yang saya garis-bawahi itu menunjukkan bahwa Calvin menganggap bahwa Allah hanya mengasihi orang-orang yang percaya!

Calvin lalu melanjutkan dengan berkata sebagai berikut: Yet this gives rise to some appearance of contradiction; for Christ, as we have seen elsewhere, declares that the unspeakable love of God towards the world was the reason why he gave his only-begotten Son, (John 3:16.) If the cause must go before the effect, we infer that God the Father loved men apart from Christ; that is, before he was appointed to be the Redeemer. I reply, in that, and similar passages, love denotes the mercy with which God was moved towards unworthy persons, and even towards his enemies, before he reconciled them to himself. It is, indeed, a wonderful goodness of God, and inconceivable by the human mind, that, exercising benevolence towards men whom he could not but hate, he removed the cause of the hatred, that there might be no obstruction to his love. And, indeed, Paul informs us that there are two ways in which we are loved in Christ; first, because the Father ‘chose us in him before the creation of the world,’ (Ephesians 1:4;) and, secondly, because in Christ God hath reconciled us to himself, and hath showed that he is gracious to us, (Romans 5:10.) Thus we are at the same time the enemies and the friends of God, until, atonement having been made for our sins, we are restored to favor with God. But when we are justified by faith, it is then, properly, that we begin to be loved by God, as children by a father. That love by which Christ was appointed to be the person, in whom we should be freely chosen before we were born, and while we were still ruined in Adam, is hidden in the breast of God, and far exceeds the capacity of the human mind. True, no man will ever feel that God is gracious to him, unless he perceives that God is pacified in Christ. But as all relish for the love of God vanishes when Christ is taken away, so we may safely conclude that, since by faith we are ingrafted into his body, there is no danger of our falling from the love of God; for this foundation cannot be overturned, that we are loved, because the Father hath loved his Son [= Tetapi ini menimbulkan apa yang kelihatannya seperti kontradiksi, karena Kristus, seperti telah kita lihat di tempat lain, menyatakan bahwa kasih yang tak terkatakan dari Allah kepada dunia adalah alasan mengapa Ia memberikan Anak TunggalNya, (Yoh 3:16). Jika penyebabnya harus berjalan di depan akibatnya, kami menyimpulkan bahwa Allah Bapa mengasihi manusia terpisah dari Kristus; artinya / yaitu, sebelum Ia ditetapkan menjadi Penebus. Saya menjawab bahwa dalam text itu, dan text-text lain yang mirip, kasih merupakan belas kasihan dengan mana Allah digerakkan kepada / menuju orang-orang yang tidak layak, dan bahkan kepada / menuju musuh-musuhNya, sebelum Ia memperdamaikan mereka dengan diriNya sendiri. Ini memang merupakan kebaikan yang sangat bagus dari Allah, dan tak terbayangkan oleh pikiran manusia, bahwa dengan menjalankan kebaikan terhadap manusia, yang hanya bisa Ia benci, Ia menyingkirkan penyebab kebencian itu, supaya di sana tidak ada halangan bagi kasihNya. Dan memang, Paulus memberi kita informasi bahwa di sana ada dua jalan dalam mana kita dikasihi dalam Kristus; pertama, karena Bapa ‘memilih kita dalam Dia sebelum dunia dijadikan’, (Ef 1:4); dan kedua, karena dalam Kristus Allah telah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri, dan telah menunjukkan bahwa Ia murah hari kepada kita, (Ro 5:10). Jadi, kita pada saat yang sama adalah musuh dan sahabat dari Allah, sampai, penebusan yang telah dibuat untuk dosa-dosa kita, kita dipulihkan / dikembalikan pada kesenangan Allah. Tetapi pada waktu kita dibenarkan oleh iman, pada saat itulah, secara tepat / benar, kita mulai dikasihi oleh Allah, sebagai anak-anak oleh seorang bapa. Kasih itu, dengan mana Kristus ditetapkan sebagai pribadi, dalam siapa kita harus dipilih dengan cuma-cuma sebelum kita dilahirkan, dan sementara kita tetap ada dalam kehancuran dalam Adam, tersembunyi dalam dada Allah, dan jauh melebihi kapasitas dari pikiran manusia. Memang benar, tak seorangpun pernah merasakan bahwa Allah itu murah hati kepadanya, kecuali ia merasakan bahwa Allah ditenangkan dalam Kristus. Tetapi karena semua jejak / petunjuk untuk kasih Allah hilang pada waktu Kristus diambil, demikian juga kita bisa dengan aman menyimpulkan bahwa, karena oleh iman kita dicangkokkan ke dalam tubuhNya, di sana tidak ada bahaya tentang kejatuhan kita dari kasih Allah; karena fondasi ini tidak bisa dibalikkan, bahwa kita dikasihi, karena Bapa telah mengasihi AnakNya].
Catatan: kalau kita melihat kutipan di atas ini, dimana Calvin menghubungkan dengan Yoh 3:16, maka kelihatannya harus disimpulkan bahwa dalam Yoh 3:16 itu Calvin tetap memaksudkan ‘dunia orang-orang pilihan’. Semua orang-orang pilihan sudah dikasihi, dengan kasih yang tersembunyi dalam dada Bapa. Nanti pada waktu orang-orang itu percaya kepada Kristus, barulah orang-orang itu bisa merasakan kasih Allah itu.

·         dalam tafsirannya tentang Yoh 16:27, Calvin berkata: “God loves men in a secret way, before they are called, if they are among the elect; for he loves his own before they are created” (= Allah mengasihi manusia secara rahasia, sebelum mereka dipanggil, jika mereka termasuk orang-orang pilihan; karena Ia mengasihi milikNya sebelum mereka diciptakan) - hal 158.

Barnes’ Notes: “‘The world’. All mankind. It does not mean any particular part of the world, but man as man - the race that had rebelled, and that deserved to die. See John 6:33; 17:21. ... He tasted ‘death for every man,’ Heb. 2:9. He ‘died for all,’ (2Cor. 5:15). ‘He is the propitiation for the sins of the whole world,’ 1John 2:2” [= ‘Dunia’. Semua umat manusia. Itu tidak berarti sebagian tertentu dari dunia tetapi manusia sebagai manusia - umat manusia yang telah memberontak, dan yang layak untuk mati. Lihat Yoh 6:33; 17:21. ... Ia merasakan ‘kematian untuk setiap orang’, Ibr 2:9. Ia ‘mati bagi semua orang’ (2Kor 5:15). ‘Ia adalah pendamaian ... untuk dosa seluruh dunia’, 1Yoh 2:2] - hal 278.

Catatan: saya berpendapat bahwa penafsiran-penafsiran Arminian di atas ini dangkal sekali. Ayat-ayat yang mereka gunakan untuk mendukung pandangannya, kalau dibahas secara mendalam, sama sekali tidak mendukung, tetapi sebaliknya menentang, penafsiran mereka. Yoh 6:33  Yoh 17:21  1Yoh 2:2 sudah  saya bahas di depan, sedangkan 1Tim 2:4  Ibr 2:9  2Kor 5:15 akan saya bahas di belakang.




Penafsiran Reformed tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini bermacam-macam:

a.   Kata ‘dunia’ menunjuk pada ‘hal-hal yang bertentangan dengan Allah’.

John Murray: “Our present interest is particularly the object, ‘the world’. In the usage of John this term is often used in an ethical or qualitative sense, the world as sinful, estranged and alienated from God, resting under his wrath and curse, the world, indeed, as detestable because it is the contradiction of all that is holy, good, righteous, true, and loving - the contradiction, therefore, of God. It is not the denotative extent that is in view but the character. ... It is what God loved in respect of its character that throws into relief the incomparable and incomprehensible love of God. ... God loved what is the antithesis of himself (= Perhatian kita saat ini secara khusus adalah obyeknya, ‘dunia’. Dalam penggunaan Yohanes istilah ini sering digunakan dalam arti etika / moral atau kwalitet, dunia sebagai berdosa, jauh dan terasing dari Allah, berada di bawah murka dan kutukNya, dan bahkan dunia yang menjijikkan karena itu bertentangan dengan semua yang kudus, baik, adil, benar, dan kasih - dan karena itu bertentangan dengan Allah. Bukan luasnya yang dipersoalkan, tetapi sifatnya. ... Adalah apa yang Allah kasihi berkenaan dengan karakternyalah yang menggambarkan kasih Allah yang tidak ada bandingannya dan yang tak dapat dimengerti itu. ... Allah mengasihi apa yang bertentangan dengan diriNya sendiri) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 78-79.
Catatan: saya sukar untuk menerima penafsiran ini. Bandingkan dengan kata-kata William Hendriksen di bawah ini.
William Hendriksen (tentang Yoh 3:16): here mankind is not viewed as the realm of evil, breaking out into open hostility to God and Christ ..., for God does not love evil (= di sini manusia / umat manusia tidak dipandang sebagai dunia kejahatan, berkobar / meletus ke dalam permusuhan terbuka kepada Allah dan Kristus ..., karena Allah tidak mengasihi kejahatan).

b.   Kata ’dunia’ artinya adalah ‘Yahudi + non Yahudi’.

William Hendriksen: “By reason of the context and other passages in which a similar thought is expressed ..., it is probable that also here in 3:16 the term indicates ‘fallen mankind in its international aspect’: men from every tribe and nation; not only Jews but also Gentiles” (= Berdasarkan kontext dan text-text lain dalam mana pemikiran serupa dinyatakan ..., adalah mungkin bahwa juga di sini dalam 3:16 istilah ‘dunia’ itu menunjuk kepada ‘umat manusia yang jatuh dalam aspek internasionalnya’: manusia dari setiap suku dan bangsa; bukan hanya Yahudi tetapi juga non Yahudi) - hal 140.

Leon Morris (NICNT): “The Jews was ready enough to think of God as loving Israel, but no passage appears to be cited in which any Jewish writer maintains that God loved the world” (= Orang-orang Yahudi cukup siap untuk berpikir bahwa Allah mengasihi Israel, tetapi tidak ada kutipan dari penulis-penulis Yahudi yang mengatakan bahwa Allah mengasihi dunia) - hal 229.

Matthew Poole: “‘the world,’ that is, Gentiles as well as Jews. ... Our evangelist useth to take down the pride of the Jews, who dreamed that the Messiah came only for the benefit of the seed of Abraham, not for the nations of the world, he only came to destroy them” (= ‘dunia’, yaitu orang-orang non Yahudi maupun orang-orang Yahudi. ... Penginjil kita menggunakannya untuk menghancurkan kesombongan orang-orang Yahudi, yang berkhayal bahwa Mesias datang hanya untuk keuntungan dari keturunan Abraham, bukan untuk bangsa-bangsa dari dunia. Untuk mereka Ia datang hanya untuk menghancurkan) - hal 292.

c.   Ada juga yang menafsirkan bahwa kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja.
Catatan: sebetulnya arti ke 2 dan ke 3 di atas ini sama saja.

Arthur W. Pink: ‘KOSMOS’ has at least seven clearly defined different meanings in the New Testament. It may be asked, Has then God used a word thus to confuse and confound those who read the Scriptures? We answer, No! nor has He written His Word for lazy people who are too dilatory, or too busy with the things of this world, or, like Martha, so much occupied with ‘serving’, they have no time and no heart to ‘search’ and ‘study’ Holy Writ! Should it be asked further, But how is a searcher of the Scriptures to know which of the above meanings the term ‘world’ has in any given passage? The answer is: This may be ascertained by a careful study of the context, by diligently noting what is predicated of ‘the world’ in each passage, and by prayerfully consulting other parallel passages to the one being studied. ... ‘the world’ in John 3:16 refers to the world of believers (God’s elect)” [= ‘KOSMOS’ sedikitnya mempunyai 7 arti yang berbeda dalam Perjanjian Baru. Bisa dipertanyakan: kalau demikian apakah Allah menggunakan sebuah kata untuk membingungkan dan mengacaukan mereka yang membaca Kitab Suci? Kami menjawab: Tidak! tetapi Ia juga tidak menuliskan FirmanNya untuk orang-orang malas yang terlalu cenderung untuk menunda, atau terlalu sibuk dengan hal-hal dunia ini, atau, seperti Marta, yang begitu sibuk ‘melayani’ sehingga tidak mempunyai waktu untuk menyelidiki dan mempelajari Kitab Suci! Jika ditanyakan lebih lanjut: Tetapi bagaimana seorang penyelidik Kitab Suci bisa tahu mana dari arti-arti di atas yang harus diambil untuk istilah ‘dunia’ dalam satu text tertentu? Jawabannya adalah: Ini bisa diketahui dengan pasti dengan menyelidiki kontexnya dengan teliti, dengan memperhatikan apa yang disebut ‘dunia’ dalam setiap text, dan dengan membandingkan dengan text-text lain yang paralel dengan text yang sedang dipelajari, sambil banyak berdoa. ... ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 menunjuk kepada ‘dunia orang-orang percaya’ (orang-orang pilihan Allah)] - ‘The Sovereignty of God’, (AGES) - hal 224-225 (Appendix 3).

Pembahasan John Owen tentang Yoh 3:16.

John Owen: “The second thing controverted is the object of this love, pressed by the word ‘world;’ which our adversaries would have to signify all and every man; we, the elect of God scattered abroad in the world, with a tacit opposition to the nation of the Jews, who alone, excluding all other nations (some few proselytes excepted), before the actual exhibition of Christ in the flesh, had all the benefits of the promises appropriated to them, Rom. 9:4; in which privilege now all nations were to have an equal share” [= Hal kedua yang diperdebatkan adalah obyek dari kasih ini, yaitu kata ‘dunia’; yang oleh lawan-lawan kita (orang Arminian) diartikan sebagai ‘semua dan setiap orang’; sedangkan kami mengartikan sebagai ‘orang-orang pilihan Allah yang tersebar secara luas dalam dunia’, dengan suatu kontras yang tidak disebutkan dengan bangsa Yahudi, yang sebelum inkarnasi Kristus, dibedakan dengan semua bangsa-bangsa lain (kecuali beberapa orang-orang yang di-yahudi-kan), dalam hal mereka mempunyai semua keuntungan dari janji-janji yang cocok bagi mereka, Ro 9:4; tetapi sekarang hak tersebut telah dimiliki secara sama oleh semua bangsa lain] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 325.

John Owen: “By the ‘world,’ we understand the elect of God only” (= Dengan kata ‘dunia’, kami menafsirkannya sebagai orang-orang pilihan Allah saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 321.

Apa argumentasi yang diberikan oleh Owen?

·         Kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 dan kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17, artinya harus sama. Padahal kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17 tidak mungkin diartikan ‘semua manusia dalam dunia ini’, tetapi harus diartikan ‘orang pilihan di seluruh dunia’.
Yoh 3:17 - Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”.
Catatan: kata ‘nya’ yang saya garis bawahi seharusnya adalah ‘dunia’. Jadi, dalam ayat ini seharusnya ada 3 x kata ‘dunia’. Yang saya bicarakan di sini adalah kata ‘dunia’ yang saya garis bawahi (kata yang kedua dan ketiga), bukan kata ‘dunia’ yang tidak saya garis bawahi (kata yang pertama).

·         Owen (hal 322) juga mengatakan: kalau Allah mengasihi semua orang sehingga menyerahkan AnakNya untuk mati bagi mereka semua, mengapa hal ini tidak tercapai (dalam arti orang-orang itu tidak selamat)? Mengapa hal ini bisa terhalang sehingga tidak menghasilkan apa yang diinginkan? Mengapa Allah tidak menggunakan kuasaNya untuk menggenapi / melaksanakan keinginanNya?

·         Owen (hal 324-325) menghubungkan dengan Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.
Ro 8:32 ini menunjukkan bahwa kasih, yang menyebabkan Allah menyerahkan Kristus bagi kita, adalah kasih yang sama, yang menyebabkan Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada ‘kita’. Padahal dalam Ro 8:32 ini kata ‘kita’ jelas menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ (bandingkan dengan Ro 8:33 - “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”.

·         Owen (hal 328) juga mengatakan bahwa kalau Allah memang mengasihi semua orang di dunia ini, mengapa Ia tidak menyatakan Yesus Kristus kepada semua orang di dunia? Mengapa Ia justru mengatur sehingga ada orang-orang yang sama sekali tidak pernah mendengar tentang Kristus?

Bdk. Kis 16:6-12 - “(6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. (9) Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ (10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; (12) dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari”.

Owen (hal 328) lalu mengatakan bahwa orang yang mempercayai bahwa kata ‘dunia’ berarti ‘semua dan setiap manusia di dunia ini’, harus mempercayai dan menerima hal-hal di bawah ini:
¨       Sebagian orang dikasihi dan juga dibenci oleh Allah dari kekekalan.
Mungkin kata ‘dikasihi’ ia dapatkan dari Yoh 3:16 (menurut penafsiran Arminian), sedangkan kata ‘dibenci’ ia dapatkan dari providensia Allah yang mengatur sehingga orang-orang tertentu sama sekali tidak pernah mendengar Injil, atau dari fakta bahwa ada orang-orang yang sekalipun mendengar Injil tetapi tidak diberi kasih karunia untuk bisa percaya.
¨       Kasih Allah kepada banyak orang menjadi tidak berbuah dan sia-sia.
¨       Anak Allah diberikan kepada mereka yang:
*         Tidak pernah mendengar tentang Dia.
*         Tidak diberi kuasa untuk percaya kepadaNya.
¨       Allah bisa berubah dalam kasihNya, atau Allah tetap mengasihi mereka yang ada dalam neraka (ingat bahwa pada saat Yesus mati, sudah ada orang-orang yang mati dalam dosa, dan karena itu pasti ada dalam neraka).
¨       Allah tidak memberi ‘segala sesuatu’ kepada mereka bagi siapa Ia memberikan AnakNya, dan ini bertentangan dengan Ro 8:32 - Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.
¨       Allah tidak tahu sebelumnya siapa yang akan percaya dan diselamatkan.

John Owen: “unless, I say, all these blasphemies and absurdities be granted, it cannot be maintained that by the ‘world’ here is meant all and every one of mankind, but only men in common scattered throughout the world, which are the elect” (= kecuali semua hujatan dan hal-hal menggelikan ini dianggap benar, maka tidak bisa dipertahankan bahwa kata ‘dunia’ di sini berarti semua dan setiap orang dari umat manusia, tetapi hanya orang-orang yang tersebar di seluruh dunia, yang adalah orang-orang pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328.

Satu argumentasi lagi yang bisa diberikan untuk mendukung tafsiran ini adalah adanya kata ‘karena’ di awal Yoh 3:16, yang jelas menunjukkan adanya hubungan antara Yoh 3:16 dengan ayat sebelumnya, yaitu Yoh 3:15. Padahal Yoh 3:14-15 berbunyi sebagai berikut: “(14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal”.
Saya kira ini adalah sesuatu yang sangat penting, karena Yoh 3:15 sudah berbicara tentang ‘setiap orang yang percaya’ yang beroleh hidup yang kekal. Jadi kontexnya berbicara tentang ‘orang percaya’.

Sekarang, kalau kita mau menerima penafsiran ini, yang mengatakan bahwa kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja, maka bagaimana sikap Allah terhadap ‘orang-orang non pilihan’ (reprobate)?

Arthur W. Pink: “The wicked God pities (see Matt. 18:33). Unto the unthankful and evil God is ‘kind’ (see Luke 6:35). The vessels of wrath He endures ‘with much long-suffering’ (see Rom. 9:22). But ‘His own’ God ‘loves’!!” [= Terhadap orang-orang jahat Allah berbelas kasihan (lihat Mat 18:33). Kepada orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan jahat Allah itu ‘baik’ (lihat Luk 6:35). Terhadap benda-benda kemurkaannya Allah ‘menaruh kesabaran yang besar’ (lihat Ro 9:22). Tetapi terhadap ‘orang-orang kepunyaanNya’ Allah ‘mengasihi’!!] - ‘The Sovereignty of God’, (AGES), hal 225 (Appendix 3).

John Murray, seorang ahli theologia Reformed, tidak setuju dengan penafsiran di atas. Ia membahas beberapa ayat yang memerintahkan kita meneladani Allah dengan mengasihi orang-orang jahat, yaitu:
·         Mat 5:44-48 - “(44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. (46) Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (47) Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? (48) Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
·         Luk 6:27-28,35-36 - “(27) Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. ... (35) Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.

Bandingkan kedua text di atas dengan Kis 14:16-17 yang berbunyi: “(16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan”, yang menunjukkan bahwa Allah memang baik / kasih kepada orang-orang jahat tersebut, dan tetap memberkati mereka.

John Murray: “It would be impossible to make such a disjunction between God’s kindness and mercy, on the one hand, which are expressly stated to be the pattern of our conduct, and love, with the result that, while kindness and mercy to the ungodly are predicated of God, yet love is not. In both passages love has the priority in exhortation and the character of God has primacy as the pattern by which we are to be directed. Are we to say that the love of God is to be excluded from the divine pattern while kindness and mercy are to be included? This would be exegetical violence amounting to monstrosity” (= Tidak mungkin membuat pemisahan seperti itu antara ‘kebaikan dan belas kasihan Allah’ yang dinyatakan secara jelas sebagai pola dari tingkah laku kita pada satu sisi, dan ‘kasih’, sehingga mengakibatkan bahwa Allah dikatakan ‘baik dan berbelas kasihan’ kepada orang-orang jahat, tetapi ‘tidak mengasihi’ mereka. Dalam kedua text, kasih mempunyai prioritas dalam nasehat, dan karakter / sifat Allah mempunyai keunggulan / keutamaan sebagai pola, dengan mana kita dipimpin. Apakah kita mau mengatakan bahwa pola ilahi tidak mencakup kasih Allah tetapi hanya mencakup kebaikan dan belas kasihan? Ini merupakan suatu pemaksaan yang tidak benar dalam melakukan exegesis sehingga menjadi sesuatu yang sangat aneh) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 67.

Kata-kata Murray ini memang perlu diperhitungkan, tetapi:
¨       kalau kita memperhatikan Mat 5:44-48 dan Luk 6:27-28,35-36 di atas, tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi orang-orang yang ditentukan untuk binasa. Kalau demikian, apakah Allah tidak mengasihi orang-orang jahat? Tentu saja ya, karena bukanlah kita sebagai orang-orang pilihan / percaya juga adalah orang-orang jahat yang sebetulnya tidak layak dikasihi? Tetapi Allah mengasihi kita! Dan ini harus kita teladani!
¨       saya berpendapat bahwa ada ayat lain yang harus dipertimbangkan, yaitu Ro 9:13 - “seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub (elect), tetapi membenci Esau (reprobate).’”.
Tetapi tentang ayat ini perlu diingat juga bahwa dalam bahasa Kitab Suci, kata ‘membenci’ seringkali harus diartikan ‘kurang mengasihi’. Ini bisa kita dapatkan kalau kita membandingkan Luk 14:26 dengan Mat 10:37.
Luk 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.
Mat 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.

Bdk. Kej 29:30-31 - “(30) Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi. (31) Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukaNyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul”.
KJV: ‘(30) And he went in also unto Rachel, and he loved also Rachel more than Leah, and served with him yet seven other years. (31) And when the LORD saw that Leah was hated, he opened her womb: but Rachel was barren’ (= Dan ia menghampiri Rahel juga, dan ia mencintai Rahel juga lebih dari pada Lea, dan melayaninya tujuh tahun lagi. Dan ketika TUHAN melihat bahwa Lea dibenci, Ia membuka kandungannya: tetapi Rahel mandul).

Tetapi bagaimanapun juga, dalam Ro 9:13 itu kelihatannya kata ‘membenci’ memang harus diartikan sebagai ‘membenci’.
Bdk. Mal 1:2-4 - “(2) ‘Aku mengasihi kamu,’ firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?’ ‘Bukankah Esau itu kakak Yakub?’ demikianlah firman TUHAN. ‘Namun Aku mengasihi Yakub, (3) tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.’ (4) Apabila Edom berkata: ‘Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu,’ maka beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya.’”.

Saya ingin menambahkan sendiri satu ayat lagi yang harus diperhitungkan, yaitu Mark 10:21 - “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.
Pemuda kaya yang datang kepada Yesus itu jelas bukan orang percaya, tetapi Yesus mengasihinya. Perlu juga diperhatikan bahwa kata ‘menaruh kasih’ diterjemahkan dari kata Yunani EGAPESEN, yang jelas kata dasarnya adalah AGAPAO.
Tetapi tentang ayat ini ada 2 hal yang juga perlu diperhatikan, yaitu:
·         pemuda kaya itu belum tentu termasuk seorang reprobate (= orang yang ditentukan binasa), karena sekalipun memang pada saat itu ia menolak untuk percaya / mengikut Yesus, tetapi siapa tahu bahwa di kemudian hari ia bertobat?
·         kita juga tidak tahu apakah pada waktu dikatakan bahwa Yesus mengasihi pemuda kaya itu, Yesus ditinjau sebagai Allah atau manusia.

Jown Owen menafsirkan ‘kasih Allah’ ini dengan cara yang sangat berbeda.
John Owen: “By ‘love’ in this place, all our adversaries agree that a natural affection and propensity in God to the good of the creature, lost under sin, in general, which moved him to take some way whereby it might possibly be remedied, is intended. We, on the contrary, say that by ‘love’ here is not meant an inclination or propensity of his nature, but an act of his will (where we conceive his love to be seated), and eternal purpose to do good to man, being the most trancendent and eminent act of God’s love to the creature” [= Untuk kata ‘kasih’ di tempat ini, semua musuh-musuh kita setuju bahwa yang dimaksudkan adalah suatu perasaan lembut yang alamiah dan kecenderungan dalam Allah bagi kebaikan makhluk ciptaanNya, yang terhilang di bawah dosa, secara umum, yang menggerakkanNya untuk mengambil jalan dengan mana itu memungkinkan diperbaiki. Sebaliknya kami mengatakan bahwa ‘kasih’ di sini tidak berarti suatu kecenderungan atau kecondongan untuk berbuat baik, tetapi suatu tindakan dari kehendakNya (yang merupakan kedudukan dari kasihNya menurut pemahaman kami), dan rencana / tujuan kekal untuk melakukan kebaikan kepada manusia, yang merupakan tindakan yang paling luar biasa dan menonjol dari kasih Allah kepada makhluk ciptaanNya] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 321.

Inti dari kata-kata Owen ini adalah: orang Arminian menganggap kasih Allah sebagai suatu perasaan, tetapi ia menganggap kasih Allah sebagai suatu tindakan yang didasarkan atas kehendak / rencana Allah.

Di bagian lain dari bukunya John Owen berkata: “... of reprobate persons, hated of God from eternity; ...” (= ... tentang orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dibenci Allah dari kekekalan; ...) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354.

John Calvin: what I teach stands firm: that the reprobate are hateful to God, and with very good reason. For, deprived of his Spirit, they can bring forth nothing but reason for cursing. (= apa yang saya ajarkan berdiri teguh: bahwa orang-orang reprobate dibenci Allah, dan dengan alasan yang baik. Karena, terpisah dari RohNya, mereka tidak bisa mengeluarkan apapun kecuali alasan untuk kutukan) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no 17.

2.   Pembahasan kata-kata ‘setiap orang yang percaya’.
Orang Arminian menganggap bahwa kata ‘setiap orang’ [KJV: ‘whosoever’ (= barangsiapa)] merupakan sebagian dari orang-orang yang menjadi obyek kasih Allah, sedangkan obyek dari kasih Allah adalah semua orang.
Tetapi Owen (hal 328-329) lalu berargumentasi: kalau demikian, ada pembatasan dari buah dari kasih Allah. Lalu pembatasan itu tergantung kepada apa / siapa? Menurut Owen ada 2 kemungkinan:

a.   Tergantung kepada orang itu sendiri.
Kalau ini yang dipilih, maka akan bertentangan dengan 1Kor 4:7 - Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”.
Catatan: bagian yang saya garis-bawahi salah terjemahan.
KJV: For who maketh thee to differ from another? and what hast thou that thou didst not receive? now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou hadst not received it?’ (= Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari yang lain? dan apa yang engkau punyai yang tidak engkau terima? sekarang, jika engkau memang menerimanya, mengapa engkau bermegah seakan-akan engkau tidak menerimanya?).

b.         Tergantung pada kehendak Allah.
Kalau demikian, maka Yoh 3:16 menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang tetapi Allah membatasi sehingga hanya sebagian dari mereka yang merasakan buah dari kasihNya.
John Owen: “To what end, then, I pray, did he love those other some?” (= Maka saya bertanya: apa tujuannya Ia mengasihi sebagian yang lain itu?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329.

Owen lalu menambahkan bahwa kalau pembatasan ini tergantung kehendak / rencana Allah, maka penebusan universal tidak mempunyai landasan pada kehendak Allah.

John Owen: “Seeing that these words, ‘that whosoever believeth,’ do peculiarly point out the aim and intention of God in this business, if it do restrain the object beloved, then the salvation of believers is confessedly the aim of God in this business, and that distinguished from others; and if so, the general ransom is an empty sound, having no dependence on the purpose of God, his intention being carried out in the giving of his Son only to the salvation of believers, and that determinately, unless you will assign unto him a nescience of them that should believe” (= Melihat bahwa kata-kata ‘supaya barangsiapa / setiap orang yang percaya’ menunjukkan secara khusus tujuan dan maksud dari Allah dalam urusan ini, jika itu memang membatasi obyek yang dikasihi, maka keselamatan dari orang-orang percaya diakui sebagai tujuan Allah dalam urusan ini, dan itu dibedakan dari yang lain; dan jika demikian, penebusan umum / universal merupakan suatu bunyi yang kosong, yang tidak mempunyai ketergantungan pada rencana Allah, karena tujuanNya yang dilaksanakan dengan memberikan AnakNya hanyalah bagi keselamatan orang-orang percaya, dan itu merupakan sesuatu yang pasti, kecuali engkau menganggap Ia tidak tahu tentang siapa yang akan percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329.

John Owen: “God gave not his Son, - 1. For them who never do believe; 2. Much less for them who never hear of him, and so evidently want means of faith; 3. For them on whom he hath determined not to bestow effectual grace, that they might believe” (= Allah tidak memberikan AnakNya, - 1. Untuk mereka yang tidak pernah percaya; 2. Lebih-lebih lagi untuk mereka yang tidak pernah mendengar tentang Dia, dan dengan demikian tidak mempunyai jalan untuk beriman; 3. Untuk mereka bagi siapa Ia telah menentukan untuk tidak memberikan kasih karunia yang efektif supaya mereka bisa percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329.

Disamping itu, saya berpendapat bahwa sebetulnya dalam persoalan ini, terjemahan ‘setiap orang’ dari Kitab Suci Indonesia lebih benar dari pada terjemahan ‘whoever’ / ‘whosoever’ / ‘barangsiapa’ dari Kitab Suci bahasa Inggris.
Yoh 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
KJV: ‘For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life’ (= Karena Allah begitu mengasihi dunia, sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal).
RSV: ‘For God so loved the world that he gave his only Son, that whoever believes in him should not perish but have eternal life’ (= Karena Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal).

John Owen: i[na pa~v oJ pisteu>wn, - ‘that whosoever believeth,’ or ‘that every believer.’ (= HINA PAS HO PISTEUON, - ‘supaya barangsiapa percaya’, atau ‘supaya setiap orang percaya’) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328.

Kata Yunani PAS sebetulnya artinya adalah ‘setiap orang’.

Juga kata ‘yang’ sebetulnya tidak ada, karena terjemahan hurufiahnya adalah: ‘that everyone believing’ (= supaya setiap orang percaya). Jadi, ‘setiap orang percaya’ ini tidak menunjuk kepada sebagian dari obyek yang dikasihi Allah, untuk siapa Ia memberikan AnakNya, tetapi menunjuk kepada seluruh obyek kasih Allah tersebut.

Dengan demikian, Yoh 3:16 artinya adalah: Karena begitu besar kasih Allah terhadap orang-orang pilihan sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang percaya (= orang-orang pilihan itu) tidak binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal.

d)   Pembahasan Yoh 3:17.
Yoh 3:17 - Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.
Catatan:  dalam Yoh 3:17 ini sebetulnya kata ‘dunia’ muncul 3 x, tetapi kata ‘dunia’ yang ketiga diterjemahkan menjadi ‘nya’ dalam Kitab Suci Indonesia. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini.
KJV: ‘For God sent not his Son into the world to condemn the world; but that the world through him might be saved’ (= Karena Allah tidak mengutus AnakNya ke dalam dunia untuk menghukum dunia; tetapi supaya dunia bisa diselamatkan melalui Dia).
Owen (hal 342) berpendapat bahwa:
1.   Kata ‘dunia’ yang pertama menunjuk pada ‘bumi’ atau ‘sebagian dari bumi’.
2.   Kata ‘dunia’ yang kedua bisa menunjuk kepada ‘semua manusia’ tetapi bisa juga menunjuk hanya kepada ‘orang-orang pilihan’.
3.   Kata ‘dunia’ yang ketiga pasti menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’.

Owen menambahkan bahwa tidak mungkin Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia dengan maksud untuk menyelamatkan semua manusia di dunia ini, karena Luk 2:34 mengatakan bahwa Kristus ditentukan untuk menjatuhkan sebagian orang.
Luk 2:34 - Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ‘Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan”.

John Owen: “Christ was appointed for the fall of some, Luke 2:34, and, therefore, not that all and every one might be saved. ... The end of Christ’s actual exhibition and sending in the flesh is not opposite to any of God’s eternal decrees, which were eternally fixed concerning the condemnation of some for their sins” (= Kristus ditentukan untuk kejatuhan dari sebagian orang, Luk 2:34, dan karena itu, bukan supaya semua dan setiap orang bisa diselamatkan. ... Tujuan dari penampilan dan pengiriman Kristus dalam daging tidaklah bertentangan dengan yang manapun dari ketetapan-ketetapan kekal Allah, yang telah ditetapkan secara kekal berkenaan dengan penghukuman dari sebagian orang karena dosa-dosa mereka) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 342.

Dalam tafsirannya tentang Luk 2:34 ini William Hendriksen berkata: “Simeon now invoked God’s blessing on Joseph and Mary. Having done this, he addressed to Mary words that must have startled her. In substance he told her that her child would become the great divider; not, however, that events would simply turn out that way, but that in God’s plan it had been so decided” (= Sekarang Simeon meminta berkat Allah bagi Yusuf dan Maria. Setelah melakukan hal ini, ia menujukan kepada Maria kata-kata yang pasti mengejutkannya. Pada hakekatnya, ia mengatakan kepadanya bahwa Anaknya akan menjadi pemisah yang besar; bukan sekedar bahwa hal itu akan terjadi, tetapi bahwa dalam rencana Allah sudah ditetapkan demikian) - hal 170.

Sedangkan Calvin berkata: “The meaning is, that he was divinely appointed to cast down and destroy many. But it must be observed, that the ruin of unbelievers results from their striking against him” (= Artinya adalah bahwa Ia ditetapkan secara ilahi untuk membuang dan menghancurkan banyak orang. Tetapi harus diperhatikan bahwa kehancuran orang-orang yang tidak percaya diakibatkan oleh perlawanan mereka terhadap Dia) - hal 148.

Bandingkan dengan 1Pet 2:4-8 - “(4) Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. (5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.’ (8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.



e)   Pembahasan 2Kor 5:19.
2Kor 5:19 - “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.

Sebetulnya dilihat dari ayat ini saja sudah terlihat bahwa ‘dunia’ di sini tidak mungkin menunjuk kepada ‘semua manusia di dunia’, karena kalau ditafsirkan demikian, maka ayat ini akan menghasilkan ajaran Universalisme.

Tetapi supaya menjadi makin jelas tentang apa yang dimaksud dengan ‘dunia’ dalam 2Kor 5:19, mari kita membaca kontexnya, mulai ay 18 sampai dengan ay 21.

2Kor 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

John Owen: “They who are called the ‘world,’ verse 19, are termed ‘us,’ verse 18, ‘He hath reconciled us to himself by Jesus Christ;’  as also verse 21, where they are farther described by Christ’s being ‘made sin for them,’ and their being ‘made the righteousness of God in him.’ Are these things true of all in the world?” (= Mereka yang disebut ‘dunia’ dalam ay 19, disebut dengan istilah ‘kita’ dalam ay 18, ‘Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya’; dan juga ay 21, dimana digambarkan lebih jauh bahwa Kristus ‘dibuat menjadi dosa untuk mereka’, dan mereka ‘dibenarkan oleh Allah dalam Dia’. Apakah hal-hal ini benar untuk semua orang dalam dunia?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339.
Catatan: saya tak tahu dari mana Owen menggunakan kata ‘them’ (= mereka), karena dalam ay 21 semua versi Alkitab juga menggunakan kata ‘us’ (= kita). Kata ‘them’ (= mereka) ada dalam ay 19.

Owen menambahkan: “If this text may receive any light from what is antecedent and consequent unto it, - if the word any interpretation from those expressions which are directly expository of it, - by the ‘world’ here can be meant none but ‘elect believers’” (= Jika text ini boleh menerima terang dari ayat sebelumnya dan sesudahnya, - jika kata itu bisa menerima penafsiran dari ungkapan-ungkapan yang merupakan penjelasan langsung tentangnya, - maka kata ‘dunia’ di sini tidak bisa berarti lain selain ‘orang-orang percaya yang adalah orang-orang pilihan’) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339.

2)   Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk semua orang / setiap orang.

John Owen: “The second argument, wherewith our adversaries make no less flourish than with the former, is raised from those places of Scripture where there is mention made of all men and every man, in the business of redemption. With these bare and naked words, attended with swelling, vain expressions of their own, they commonly rather proclaim a victory than study how to prevail (= Argumentasi yang kedua, dengan mana musuh-musuh kita tumbuh dengan subur, sama seperti dengan argumentasi yang terdahulu, didapatkan dari tempat-tempat dalam Kitab Suci dimana disebutkan tentang ‘semua orang’ dan ‘setiap orang’, dalam pekerjaan penebusan. Dengan kata-kata telanjang ini, disertai dengan pernyataan-pernyataan yang sombong dan sia-sia dari mereka sendiri, mereka secara umum lebih memproklamirkan suatu kemenangan dari pada belajar bagaimana untuk menang) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 343.

Contoh ayat-ayat yang dipakai dalam argumentasi kedua ini:
·         2Kor 5:14,15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
·         1Tim 2:3-6 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
·         Tit 2:11 - Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata”.
·         Ibr 2:9 - Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
·         2Pet 3:9 - Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”.
·         Satu ayat lain yang mirip dengan ayat-ayat di atas ini adalah Kol 1:20 - “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”.

Jawaban terhadap argumentasi ini:

a)   Dalam Kitab Suci, kata ‘semua’ tidak selalu berarti ‘semua’; seringkali artinya adalah ‘semua elect / orang dalam Kristus’.

Ini sebetulnya juga berlaku dalam pembicaraan sehari-hari. Misalnya kalau dalam suatu kelas saya berkata: ‘Semua diam!’, maka tentu saya tidak memaksudkan semua orang dalam dunia tanpa kecuali, tetapi hanya memaksudkan ‘semua orang yang ada di dalam kelas’. Jadi, kata ‘semua’ harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya!

Dalam semua ayat-ayat di bawah ini, kalau kata ‘semua’ betul-betul diartikan ‘semua’, maka ini akan menjadi ajaran Universalisme.

1.   Yoh 12:32 - “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu”.

Calvin (tentang Yoh 12:32): “‘I will draw all men to myself.’ The word ‘all,’ which he employs, must be understood to refer to the children of God, who belong to his flock. Yet I agree with Chrysostom, who says that Christ used the universal term, all, because the Church was to be gathered equally from among Gentiles and Jews, according to that saying, ‘There shall be one shepherd, and one sheepfold,’ (John 10:16.) [= ‘Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu’. Kata ‘semua’, yang ia gunakan, harus dimengerti menunjuk kepada anak-anak Allah, yang termasuk dalam kawanan dombaNya. Tetapi saya setuju dengan Chrysostom, yang mengatakan bahwa Kristus menggunakan istilah universal, ‘semua’, karena Gereja harus dikumpulkan secara sama dari orang-orang non Yahudi dan dari orang-orang Yahudi, sesuai dengan kata-kata ‘mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala’, (Yoh 10:16).].

Dalam penafsiran tentang Yoh 12:32 ini, bahkan Adam Clarke, yang adalah seorang Arminian, juga menafsirkan seperti Calvin, dan menganggap bahwa kata-kata ‘semua orang’ di sini menunjuk kepada orang Yahudi dan orang non Yahudi.

Adam Clarke (tentang Yoh 12:32): I, if I be lifted up from the earth, will draw all men unto me.’ After I shall have died and risen again, by the preaching of my word and the influence of my Spirit, I shall attract and illuminate both Jews and Gentiles (= Aku, jika Aku ditinggikan dari bumi, akan menarik semua orang kepadaKu’. Setelah Aku mati dan bangkit lagi, oleh pemberitaan firmanKu dan pengaruh dari RohKu, Aku akan menarik dan mencerahi baik orang Yahudi maupun orang non Yahudi).

Tetapi Lenski, yang juga adalah seorang Arminian, memberikan penafsiran yang berbeda dengan yang diberikan oleh Adam Clarke.

Lenski (tentang Yoh 12:32): This is the drawing exerted by grace through the means of grace (Word and Sacrament), alike in effectiveness and seriousness for all men, not in any way limited on God’s part. Yet here, as in 6:37; 6:44; 10:16; 11:52, and other connections, Jesus is speaking of this universal and unlimited grace only in so far as it succeeds in actually drawing men from the world to himself. All are alike drawn, but by their perverse obduracy many nullify all the power of grace and harden themselves in unbelief (Matt. 23:37), while others, in equal sin and guilt, are converted by this same power of grace. Why some are thus lost and others won, all being under the same grace, constitutes a mystery insoluble by our minds, about which we know only this, that those who are lost are lost solely by their own guilt, while those who are won are won solely by divine grace [= Ini adalah tarikan digunakan oleh kasih karunia dan cara / jalan kasih karunia (Firman dan Sakramen), sama dalam ke-efektif-annya dan ke-serius-annya untuk semua orang, tidak dibatasi dengan cara apapun dari pihak Allah. Tetapi di sini, seperti dalam Yoh 6:37; 6:44; 10:16; 11:52, dan hubungan-hubungan yang lain, Yesus sedang berbicara tentang kasih karunia yang bersifat universal dan tak terbatas ini hanya sejauh itu berhasil dalam betul-betul menarik orang-orang dari dunia kepada diriNya sendiri. Semua orang ditarik secara sama, tetapi oleh kekerasan hati mereka yang suka menentang, banyak orang meniadakan / menghapuskan semua kuasa dari kasih karunia dan mengeraskan diri mereka sendiri dalam ketidak-percayaan (Mat 23:37), sedangkan orang-orang lain, dalam dosa dan kesalahan yang sama / setara, dipertobatkan oleh kuasa dari kasih karunia yang sama. Mengapa sebagian terhilang dan yang lain dimenangkan seperti itu, padahal semua ada di bawah kasih karunia yang sama, merupakan suatu misteri yang tidak bisa dipecahkan oleh pikiran kita, tentang mana kita hanya mengetahui hal ini, bahwa mereka yang terhilang, terhilang semata-mata oleh kesalahan mereka sendiri, sedangkan mereka yang dimenangkan, dimenangkan semata-mata oleh kasih karunia ilahi].
Yoh 6:37,44 - “(37) Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang. ... (44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman”.
Yoh 10:16 - “Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”.
Yoh 11:52 - “dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”.
Mat 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.

Ada beberapa hal yang ingin saya berikan sebagai jawaban terhadap tafsiran Lenski di atas:
a.   Kata ‘menarik’ yang digunakan dalam Yoh 12:32 ini dalam bahasa Yunani adalah HELKUO, dan hanya muncul 7 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 6:44  Yoh 12:32  Yoh 18:10  Yoh 21:6  Yoh 21:11  Kis 16:19  Kis 21:30  Yak 2:6. Dan dalam setiap kasus dari 7 kasus ini tak satupun penarikan itu gagal untuk menarik! Jadi, kalau dalam Yoh 12:32 dikatakan bahwa kuasa kasih karunia menarik tetapi gagal karena sikap tegar tengkuk dari orang yang ditarik, itu merupakan omong kosong. Lenski mengatakan Allahnya serius dalam menarik, tetapi manusia bisa menahan / menolak! Seakan-akan ada pertandingan tarik tambang, antara Allah melawan manusia, dan manusianya yang menang! Betul-betul menggelikan!
Catatan: bagian ini akan saya jelaskan secara lebih mendetail dalam pembahasan point ke 4 dari TULIP yaitu Irresistible Grace (= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak).
b.   Lenski mengatakan bahwa tarikan dari kuasa kasih karunia itu sama efektifnya maupun seriusnya terhadap semua orang, tetapi hasilnya bisa berbeda. Ini merupakan pernyataan yang kontradiksi, karena kalau efektif, pasti berhasil!
c.   Lenski mengatakan bahwa tarikannya sama efektifnya maupun seriusnya, dan tak ada beda sama sekali antara penarikan terhadap satu orang dan orang yang lain. Juga orang-orang yang ditarik sama dalam dosa dan kesalahannya. Tetapi hasilnya bisa berbeda, ada yang dimenangkan dan ada yang terhilang. Ini ia katakan sebagai suatu misteri yang tak bisa dipecahkan. Dan ia menambahkan bahwa hanya satu hal yang bisa dipastikan, yaitu bahwa mereka yang terhilang, terhilang oleh kesalahan mereka sendiri, dan mereka yang dimenangkan, dimenangkan semata-mata oleh kasih karunia Allah. Menurut saya, ini semua merupakan kontradiksi! Dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan:
(1)Kalau Allahnya bekerja secara sama dalam diri setiap orang, lalu ada yang dimenangkan dan ada yang terhilang, maka orang yang dimenangkan lebih baik dari orang yang terhilang, dan ini boleh dikatakan merupakan ajaran sesat ‘keselamatan karena perbuatan baik’!
(2)Kalau orangnya sama jahatnya, dan ada yang dimenangkan dan ada yang terhilang, maka harus disimpulkan bahwa Allah bekerja secara berbeda terhadap orang-orang itu. Ini boleh dikatakan merupakan ajaran Calvinisme.
Kesimpulan saya: sebetulnya Lenski hanya bisa memilih, mau menerima ajaran sesat ‘keselamatan karena perbuatan baik’, atau menerima Calvinisme. Ia menolak semua itu, dengan dalih bahwa itu merupakan suatu misteri yang tidak bisa dipecahkan!

2.   Kis 2:17-18 - “(17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat”.

Kata ‘manusia’ di sini secara hurufiah adalah ‘daging’ (KJV: ‘flesh’). Dalam bahasa Yunani digunakan kata SARX yang artinya memang ‘daging’. Jadi, kalau ini mau diartikan semua manusia, akan berarti bahwa Roh Kudus dicurahkan bukan hanya kepada orang percaya tetapi juga kepada orang yang tidak percaya! Ini jelas mustahil, karena Kitab Suci secara sangat jelas mengatakan bahwa dalam jaman Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan hanya kepada semua orang percaya saja.
Bandingkan dengan:
·         Yoh 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.
·         Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
·         Ef 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu.

Calvin (tentang Kis 2:17): “‘Upon all flesh.’ It appeareth, by that which followeth, of what force this generality is; for, first, it is set down generally, ‘all flesh;’ after that the partition is added, whereby the prophet doth signify that there shall be no difference of age or kind, but that God admitteth all, one with another, unto the partaking of his grace. It is said, therefore, ‘all flesh,’ because both young and old, men and women, are thereby signified (= ‘Kepada semua daging / manusia’. Terlihat dengan jelas, oleh apa yang mengikutinya, tentang / dari apa kelompok orang yang umum ini; karena, mula-mula itu diletakkan secara umum, ‘semua daging’; setelah itu sekat / dinding pemisah ditambahkan, dengan mana sang nabi memberitahukan bahwa di sana tidak ada perbedaan tentang umur atau jenis, tetapi bahwa Allah menerima semua, satu dengan yang lain, pada pengambilan bagian dari kasih karuniaNya. Karena itu, dikatakan, ‘semua daging / manusia’, karena baik muda dan tua, laki-laki dan perempuan, dimaksudkan dengan itu).

Penjelasan: kata-kata Calvin di atas ini agak sukar untuk dimengerti, dan karena itu saya ingin menjelaskannya dengan kata-kata saya sendiri. Ia memaksudkan bahwa setelah kata-kata ‘semua daging / manusia ‘ itu muncul, lalu dinyatakan berbagai-bagai jenis orang (ay 17b-18), yaitu ‘anak-anakmu laki-laki’, ‘anak-anakmu perempuan’, ‘teruna-terunamu’, ‘orang-orangmu yang tua’, ‘hamba-hambaKu laki-laki’ dan ‘hamba-hambaKu perempuan’. Jadi, yang dimaksudkan dengan ‘semua daging / manusia’ ini adalah manusia dari bermacam-macam / semua jenis.

Calvin melanjutkan lagi, tetapi kata-katanya lebih ruwet lagi, sehingga di bawah saya berikan tanpa terjemahan, dan di sini saya memberikannya dengan kata-kata saya. Dalam jaman Perjanjian Lama Roh Kudus sudah ada dan sudah diberikan kepada manusia, tetapi hanya kepada sedikit manusia, yaitu golongan-golongan tertentu saja, seperti imam, nabi, dan raja. Jaman Perjanjian Baru sangat kontras dengan itu, karena dalam jaman Perjanjian Baru, Roh Kudus diberikan kepada semua orang percaya tanpa pandang bulu. Karena itu digunakan istilah ‘semua daging / manusia’.

Calvin (tentang Kis 2:17): yet here may a question be moved, why God doth promise that unto his people, as some new and unwonted good thing, which he was wont to do for them from the beginning throughout all ages; for there was no age void of the grace of the Spirit. The answer of this question is set down in these two sentences: ‘I will pour out,’ and, ‘Upon all flesh;’ for we must here note a double contrariety, between the time of the Old and New Testament; for the pouring out (as I have said) doth signify great plenty, when as there was under the law a more scarce distribution; for which cause John also doth say that the Holy Ghost was not given until Christ ascended into heaven. ‘All flesh’ doth signify an infinite multitude, whereas God in times past did vouchsafe to bestow such plenty of his Spirit only upon a few.

Lenski, yang adalah seorang Arminian, juga mengartikan sebagai semua orang percaya di seluruh dunia.

Lenski: ‘Upon all flesh’ is universal but not absolute; v. 38 shows both, ‘everyone’ may receive the Holy Spirit but only by repentance and faith (= ‘ke atas semua daging’ bersifat universal tetapi tidak mutlak; ay 38 menunjukkan keduanya ‘setiap orang’ bisa menerima Roh Kudus tetapi hanya oleh pertobatan dan iman).
Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.

3.   Maz 22:28 - Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.
KJV: All the ends of the world shall remember and turn unto the LORD: and all the kindreds of the nations shall worship before thee’ (= Semua ujung-ujung bumi akan mengingat dan kembali kepada TUHAN; dan semua keluarga dari bangsa-bangsa akan menyembah di hadapanMu).

Kalau dibaca lebih banyak, maka akan lebih menyolok lagi.
Maz 22:28-32 - “(28) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya. (29) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (30) Ya, kepadaNya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapanNya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. (31) Anak-anak cucu akan beribadah kepadaNya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. (32) Mereka akan memberitakan keadilanNya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya”.
Catatan:
a.   Kata-kata ‘orang sombong’ diterjemahkan secara sama oleh RSV, tetapi KJV/ASV menterjemahkan ‘fat’ (= gemuk), dan NIV menterjemahkan ‘the rich’ (= orang kaya), dan NASB/NKJV menterjemahkan ‘the prosperous’ (= orang yang makmur). Kata-kata ini menunjuk kepada orang-orang yang kaya / berkedudukan tinggi.
b.   Lalu ‘semua orang yang turun ke dalam debu’ dan ‘orang yang tidak dapat menyambung hidup’ (ay 30b) diartikan oleh Calvin sebagai orang yang begitu rendah / hina sehingga kelihatannya seperti orang mati. Penafsir-penafsir lain (Clarke, Barnes) menafsirkan ini sebagai orang-orang yang sekarat.
c.   Jelas bahwa text ini menunjuk pada semua jenis / kelompok manusia.

Calvin (tentang Maz 22:29): If it is objected, that the whole world has never yet been converted, the solution is easy. A comparison is here made between that remarkable period in which God suddenly became known every where, by the preaching of the gospel, and the ancient dispensation, when he kept the knowledge of himself shut up within the limits of Judea. Christ, we know, penetrated with amazing speed, from the east to the west, like the lightning’s flash, in order to bring into the Church the Gentiles from all parts of the world (= Jika ada keberatan, bahwa seluruh dunia belum dipertobatkan, penyelesaiannya mudah. Suatu perbandingan dibuat di sini antara periode yang hebat / luar biasa dalam mana Allah tiba-tiba menjadi dikenal dimana-mana, oleh pemberitaan Injil, dan jaman kuno, pada waktu Ia menjaga pengetahuan tentang diriNya sendiri tertutup di dalam batasan-batasan dari Yudea. Kita tahu bahwa Kristus menembus dengan kecepatan yang mengherankan, dari Timur ke Barat, seperti cahaya petir, untuk membawa ke dalam Gereja orang-orang non Yahudi dari semua bagian dari dunia).

John Owen: “The whole strength of this argument lies in the ambiguity of the word ‘all,’ which being of various significations, and to be interpreted suitably to the matter in hand and the things and persons whereof it is spoken, ... That ‘all’ or ‘all men’ do not always comprehend ‘all and every man that were, are, or shall be,’ may be made apparent by near five hundred instances from the Scripture” (= Seluruh kekuatan dari argumentasi ini terletak dalam arti yang tidak pasti dari kata ‘semua’, yang mempunyai bermacam-macam arti, dan harus ditafsirkan sesuai dengan persoalan yang sedang ditangani dan hal-hal dan orang-orang yang dibicarakan, ... Bahwa ‘semua’ atau ‘semua orang’ tidak selalu berarti ‘semua dan setiap orang, yang dahulu ada, sedang ada, atau akan ada’ bisa dibuat jelas oleh hampir 500 contoh-contoh dari Kitab Suci) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 344.

Arthur W. Pink: “In Scripture the word ‘all’ (as applied to humankind) is used in two senses - absolutely, and relatively. In some passages it means ‘all without exception’; in others it signifies ‘all without distinction’. Which of these meanings it bears in any particular passage must be determined by the context and decided by a comparison of parallel scriptures” [= Dalam Kitab Suci kata ‘semua’ (pada saat diterapkan kepada umat manusia) digunakan dalam 2 arti, secara mutlak dan secara relatif. Dalam text-text tertentu kata itu berarti ‘semua tanpa perkecualian’; dalam text-text yang lain kata itu menunjuk ‘semua tanpa perbedaan’. Yang mana dari arti-arti ini yang dikandung oleh text tertentu harus ditentukan oleh kontextnya dan diputuskan oleh perbandingan dari bagian-bagian Kitab Suci yang paralel] - ‘The Sovereignty of God’, hal 65.

Adam Clarke (tentang Maz 22:28): “The Gospel shall be preached to every nation under heaven; and all the kindred of nations, mishp­chowt, the families of the nations: not only the nations of the world shall receive the Gospel as a revelation from God, but each family shall embrace it for their own salvation. They shall worship before Jesus the Saviour, and through him shall all their praises be offered unto God” (= Injil akan diberitakan kepada setiap bangsa di bawah langit; dan semua keluarga dari bangsa-bangsa, mishp­chowt, keluarga-keluarga dari bangsa-bangsa: bukan hanya bangsa-bangsa dari dunia akan memeluk / mempercayai Injil sebagai suatu penyataan / wahyu dari Allah, tetapi setiap keluarga akan memeluk / mempercayainya untuk keselamatan mereka sendiri. Mereka akan menyembah di hadapan Yesus sang Juruselamat, dan melalui Dia semua pujian mereka akan diberikan kepada Allah).
Catatan: ini jadi Universalisme!

b)         Pembahasan Ro 5:18.
Ro 5:18 - Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.
Sebetulnya dibaca sepintas lalu saja sudah terlihat bahwa kata-kata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya garis bawahi) tidak mungkin betul-betul diartikan ‘semua orang’, karena kalau diartikan demikian akan menimbulkan Universalisme.

Adam Clarke (tentang Ro 5:18): The mercy of God, in Christ Jesus, shall have its due also; and therefore all could be put into a saved (salvable) state here” [= Belas kasihan Allah, dalam Kristus Yesus, juga akan mendapatkan haknya; dan karena itu semua orang bisa diletakkan ke dalam suatu keadaan selamat (bisa diselamatkan) di sini].
Catatan: ini jelas membengkokkan kata-kata ayat itu. Ro 5:18 mengatakan ‘oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Clarke mengubahnya menjadi ‘keadaan selamat (bisa diselamatkan)’! ‘Selamat’ sangat berbeda dengan ‘bisa diselamatkan’!

John Owen mengutip penafsiran seorang yang bernama Thomas More dalam bukunya yang berjudul ‘Universality of Grace’ / ‘Ke-universal-an Kasih Karunia’ (chap. viii, p. 41) yang berkata sebagai berikut: “That Adam, in his first sin and transgression, was a public person, in the room and place of all mankind, by virtue of the covenant between God and him; so that whatever he did therein, all were alike sharers with him. So also was Christ a public person in his obedience and death, in the room and place of mankind, represented by him, even every one of the posterity of Adam” (= Bahwa Adam, dalam dosa dan pelanggaran pertamanya, merupakan seorang wakil, dalam ruangan dan tempat dari seluruh umat manusia, berdasarkan atas perjanjian antara Allah dengan dia; sehingga apapun yang ia lakukan di dalamnya, semua orang secara sama adalah pengambil-pengambil bagian dengan dia. Demikian juga Kristus adalah seorang wakil dalam ketaatan dan kematianNya, dalam ruangan dan tempat dari umat manusia, diwakili olehNya, bahkan setiap orang dari keturunan Adam) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354.
Catatan: ini jelas merupakan pandangan Arminian / ‘Universal Atonement’ (= Penebusan Universal).

John Owen menjawab sebagai berikut: “To that which concerneth Adam, we grant he was a public person in respect of all his that were to proceed from him by natural propagation; that Christ also was a public person in the room of his, and herein prefigured by Adam. But that Christ, in his obedience, death, and sacrifice, was a public person, and stood in the room and stead of all and every one in the world, of all ages and times (that is, not only of his elect and those who were given unto him of God, but also of reprobate persons, hated of God from eternity; of those whom he never knew, concerning whom, in the days of his flesh, he thanked his Father that he had hid from them the mysteries of salvation; whom he refused to pray for; who were, the greatest part of them, already damned in hell, and irrevocably gone beyond the limits of redemption, before he actually yielded any obedience), is to us such a monstrous assertion as cannot once be apprehended or thought on without horror or detestation” [= Mengenai Adam, kami mengakui bahwa ia adalah seorang wakil dari semua orang yang akan keluar darinya oleh perkembang-biakan alamiah; bahwa Kristus juga adalah wakil dalam ruang lingkupNya, dan di dalam ini dibayangkan sebelumnya oleh Adam. Tetapi bahwa Kristus, dalam ketaatan, kematian dan pengorbananNya, merupakan seorang wakil, dan menggantikan / mewakili semua dan setiap orang dalam dunia, dari semua jaman dan waktu {yaitu, bukan hanya orang-orang pilihanNya dan mereka yang diberikan kepadaNya oleh Bapa, tetapi juga orang-orang yang ditentukan untuk binasa, yang dibenci oleh Allah dari kekekalan; mereka yang tidak pernah dikenalNya, mengenai siapa, pada masa hidupNya dalam daging, Ia bersyukur kepada BapaNya bahwa Ia telah menyembunyikan dari mereka misteri keselamatan (Mat 11:25); untuk siapa Ia menolak untuk berdoa (Yoh 17:9,20); yang sebagian besar sudah dihukum di dalam neraka, dan sudah pergi melampaui batasan penebusan dan tidak bisa ditarik kembali, sebelum Ia betul-betul melakukan ketaatan apapun}, bagi kami merupakan penegasan yang mengerikan / sangat salah sehingga tidak bisa dipahami / dilihat atau dipikirkan tanpa rasa muak atau jijik] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354.

c)         Pembahasan 1Kor 15:22.
1Kor 15:22 - Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Catatan: kata-kata yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

Sama seperti dalam kasus Ro 5:18 di atas, kata-kata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya beri garis bawah ganda) tidak mungkin diartikan betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’, karena kalau diartikan demikian, akan menimbulkan ajaran Universalisme.

Bahkan Lenski sendiri, yang adalah seorang Arminian, menafsirkan bahwa kata-kata ‘semua orang’ yang pertama betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’, tetapi kata-kata ‘semua orang’ yang kedua, menunjuk hanya kepada ‘orang-orang percaya’ saja.

John Owen membahasnya lebih jauh dengan memperhatikan kontexnya.
John Owen: “‘All,’ then, who by virtue of the resurrection of Christ shall be made alive, are all those who are partakers of the nature of Christ; who, verse 23, are expressly called ‘they that are Christ’s’ and of whom, verse 20, Christ is said to be the ‘first-fruits;’ and certainly Christ is not the first-fruits of the damned” (= Maka ‘semua’, yang karena kebangkitan Kristus akan dihidupkan, adalah semua mereka yang mengambil bagian dalam sifat / keadaan Kristus; yang dalam ay 23 secara jelas disebut ‘mereka yang menjadi milik Kristus’ dan tentang siapa dalam ay 20 dikatakan bahwa Kristus adalah ‘buah sulung / pertama’; dan pasti Kristus bukan merupakan buah sulung / pertama dari orang-orang yang dihukum) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 352-353.

1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
KJV: ‘(20) But now is Christ risen from the dead, and become the firstfruits of them that slept. (21) For since by man came death, by man came also the resurrection of the dead. (22) For as in Adam all die, even so in Christ shall all be made alive. (23) But every man in his own order: Christ the firstfruits; afterward they that are Christ’s at his coming’ [= (20) Tetapi sekarang Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, dan menjadi buah sulung dari mereka yang telah mati. (21) Sebab karena oleh manusia datang kematian, oleh manusia juga datang kebangkitan dari antara orang mati. (22) Karena sebagaimana dalam Adam semua mati, demikian juga dalam Kristus semua akan dihidupkan. (23) Tetapi setiap orang menurut urutannya sendiri: Kristus sebagai buah sulung / pertama; setelah itu mereka yang adalah milik Kristus pada kedatanganNya].



d)         Pembahasan 2Kor 5:14-15.
2Kor 5:14-15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Penafsiran Arminian.

Barnes’ Notes (tentang 2Kor 5:14): “The phrase ‘for all,’ (uper panton,) obviously means for all mankind; for every man. This is an exceedingly important expression in regard to the extent of the atonement which The Lord Jesus made, ... it demonstrates also that the atonement was general, and had, in itself considered, no limitation, and no particular reference to any class or condition of men, and no particular applicability to one class more than to another. There was nothing in the nature of the atonement that limited it to any one class or condition; there was nothing in the design that made it, any more applicable to one portion of mankind than to another” [= Ungkapan ‘untuk semua’ (HUPER PANTON), jelas berarti untuk semua umat manusia; untuk setiap orang. Ini merupakan suatu ungkapan / pernyataan yang sangat penting berkenaan dengan luas dari penebusan yang dibuat oleh Tuhan Yesus, ... itu juga menunjukkan bahwa penebusan adalah umum, dan ditinjau dalam dirinya sendiri, tidak mempunyai batasan, dan tidak mempunyai hubungan khusus dengan golongan atau kondisi / syarat apapun dari manusia, dan tidak ada kecocokan khusus untuk satu golongan lebih dari untuk golongan yang lain. Tidak ada apapun dalam sifat dasar dari penebusan yang membatasinya pada satu golongan atau kondisi / syarat manapun; tidak ada apapun dalam rancangan yang membuatnya, lebih dapat dipakai pada satu bagian dari umat manusia dari pada bagian umat manusia yang lain] - hal 851.
Catatan: Albert Barnes bukan Arminian murni, bahkan ia lebih condong pada Calvinisme dari pada pada Arminianisme. Dari 5 points Calvinisme ia hanya menolak point ke 3 tentang ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) ini.

Adam Clarke (tentang 2Kor 5:14): “‘If one died for all, then were all dead.’ The first position the apostle takes for granted; namely, that Jesus Christ died for all mankind. This no apostolic man nor primitive Christian ever did doubt or could doubt (= ‘Jika satu orang sudah mati untuk semua, maka semua orang sudah mati’. Posisi pertama yang dianggap pasti oleh sang rasul, yaitu bahwa Yesus Kristus telah mati untuk semua umat manusia. Ini tak seorang rasul atau orang Kristen primitif / awal pernah meragukan atau bisa meragukan).

Penafsiran Reformed.
Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang text ini:

2Kor 5:14-15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

1.   2Kor 5:14 - Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati”.

Kata ‘mati’ yang ditujukan untuk ‘semua orang’ / ‘mereka’ di sini, jelas tidak menunjuk pada kematian jasmani, tetapi kematian rohani. Dan kematian rohani ini bukan dalam arti ‘mati dalam dosa’ tetapi ‘mati terhadap dosa’.

Baik Albert Barnes, Adam Clarke, maupun Lenski, menafsirkan bahwa ‘mereka semua sudah mati’ berarti ‘semua manusia mati dalam dosa’.

Lenski (tentang 2Kor 5:14): Christ died for all men with two mighty results: the one that all died; the other that all who live should live for him (= Kristus mati untuk semua orang dengan dua hasil / akibat yang hebat: yang satu supaya semua orang mati; yang lain supaya semua orang yang hidup, hidup bagi Dia).

Perhatikan kata-kata Lenski yang saya garis-bawahi. Menurut saya ini penafsiran yang tidak masuk akal. Apakah Kristus mati SUPAYA semua orang mati / berdosa???? Bukankah itu terbalik??? Seharusnya ‘karena semua orang berdosa maka Kristus mati’. Jelas bahwa kata-kata ‘mereka semua sudah mati’ tidak bisa diartikan seperti penafsiran Arminian ini, yaitu ‘mati dalam dosa’. Seharusnya diartikan seperti penafsiran Reformed, yaitu ‘mati terhadap dosa’.

John Owen: “All those of whom the apostle treats are proved to be dead, because Christ died for them: ... What death is it which here is spoken of? Not a death natural, but spiritual; ... not that which is in sin, but that which is unto sin (= Semua mereka yang dibicarakan oleh sang rasul dibuktikan sebagai mati, karena Kristus telah mati untuk mereka: ... Kematian apa yang dibicarakan di sini? Bukan kematian alamiah, tetapi kematian rohani; ... bukan kematian dalam dosa, tetapi kematian terhadap dosa) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 351.

Calvin (tentang 2Kor 5:14-15): “‘If one died for all.’ This design is to be carefully kept in view - that ‘Christ died for us, that we might die to ourselves.’ The exposition is also to be carefully noticed - that to ‘die to ourselves is to live to Christ;’ or if you would have it at greater length, it is to renounce ourselves, that we may live to Christ; for Christ redeemed us with this view - that he might have us under his authority, as his peculiar possession (= ‘Jika satu orang sudah mati untuk semua orang’. Rancangan ini harus terus diperhatikan - bahwa ‘Kristus telah mati untuk kita, supaya kita bisa mati bagi diri kita sendiri’. Exposisi / penjelasannya juga harus diperhatikan dengan seksama - bahwa ‘mati bagi diri kita sendiri adalah hidup bagi Kristus’; atau jika engkau menginginkannya dengan lebih panjang / lebih jelas, itu adalah menyangkal diri kita sendiri, sehingga kita bisa hidup bagi Kristus; karena Kristus menebus kita dengan pandangan ini - supaya Ia bisa memiliki kita di bawah otoritasNya, sebagai milikNya yang khusus).

Jadi berbeda dengan penafsiran Arminian, yang membedakan ay 14b dan ay 15nya, maka penafsiran Calvin menganggap bahwa ay 15 merupakan penjelasan lebih lanjut dari ay 14b.
2Kor 5:14-15 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Catatan: bagian yang saya beri garis bawah ganda merupakan penjelasan dari bagian yang saya beri garis bawah tunggal.

Karena itu kata-kata ‘semua orang’ ini hanya bisa menunjuk kepada orang-orang percaya.

2.   2Kor 5:15 - Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Kata-kata ‘semua orang’ menunjuk kepada orang-orang yang sama dengan kata ‘mereka’, untuk siapa Kristus dibangkitkan (ay 15 akhir). Dan kalau Kristus dibangkitkan untuk ‘mereka’, maka ‘mereka’ pasti dibenarkan (Ro 4:25). Karena itu, ini pasti menunjuk kepada ‘orang-orang yang percaya’.

John Owen: “The resurrection of Christ is here conjoined with his death: ‘He died for them, and rose again.’ Now, for whomsoever Christ riseth, he riseth for their ‘justification,’ Rom. 4:25; and they must be justified, chap. 8:34. Yea, our adversaries themselves have always confessed that the fruits of the resurrection of Christ are peculiar to believers” (= Di sini kebangkitan Kristus digabungkan dengan kematianNya: ‘Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka’. Sekarang, untuk siapapun Kristus bangkit, Ia bangkit untuk ‘pembenaran’ mereka, Ro 4:25; dan mereka harus dibenarkan, pasal 8:34. Ya, musuh-musuh kita sendiri selalu mengaku bahwa buah-buah dari kebangkitan Kristus merupakan sesuatu yang khas untuk orang-orang percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 351.

Ro 4:25 - “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
KJV: ‘and was raised again for our justification’ (= dan dibangkitkan untuk pembenaran kita).

Ro 8:34 - Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.

3.   Kontext juga menunjukkan bahwa orang-orang ini menunjuk kepada orang-orang percaya / pilihan.
2Kor 5:14-21 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian. (17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Orang-orang yang hidup bagi Kristus, yang dibicarakan oleh Paulus dalam ay 15 ini adalah:
a.   Orang-orang yang telah menjadi ciptaan baru (ay 17).
b.   Orang-orang yang diperdamaikan dengan Allah (ay 18).
c.   Orang-orang terhadap siapa Allah tidak memperhitungkan pelanggarannya (ay 19).
d.   Orang-orang yang dibenarkan oleh Allah (ay 21).
Karena itu, ini pasti menunjuk kepada orang-orang percaya saja.

e)         Pembahasan 1Tim 2:3-6.
1Tim 2:3-6 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.

Adam Clarke (tentang 1Tim 2:4): “Because he wills the salvation of all men; therefore, he wills that all men should be prayed for. In the face of such a declaration, how can any Christian soul suppose that God ever unconditionally and eternally reprobated any man?” (= Karena Ia menghendaki keselamatan dari semua orang; karena itu, Ia menghendaki bahwa semua orang harus didoakan. Menghadapi suatu pernyataan seperti itu, bagaimana jiwa Kristen manapun bisa menganggap bahwa Allah pernah, secara tak bersyarat dan secara kekal, menentukan binasa orang manapun?).

Adam Clarke (tentang 1Tim 2:6): ‎As God is the God and father of all (for there is but one God, 1 Tim 2:5), and Jesus Christ the mediator of all, so he gave himself a ransom for all; i.e., for all that God made, consequently for every human soul; unless we could suppose that there are human souls of which God is not the Creator; for the argument of the apostle is plainly this: 1. There is one God; 2. This God is the Creator of all; 3. He has made a revelation of his kindness to all; 4. He will have all men to be saved, and come unto the knowledge of the truth; and 5. He has provided a Mediator for all, who has given himself a ransom for all. As surely as God has created all men, so surely has Jesus Christ died for all men. This is a truth which the nature and revelation of God unequivocally proclaim” [= Karena Allah adalah Allah dan Bapa dari semua orang (karena disana hanya ada satu Allah, 1Tim 2:5), dan Yesus Kristus Pengantara dari semua orang, maka Ia menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua orang; yaitu, untuk semua orang yang Allah buat / cipta, dan karena itu untuk setiap jiwa manusia; kecuali kita menganggap bahwa ada jiwa-jiwa manusia tentang siapa Allah bukan Penciptanya; karena argumentasi dari sang rasul jelas adalah ini: 1. Di sana ada satu Allah; 2. Allah ini adalah Pencipta dari semua orang; 3. Ia telah membuat wahyu / penyataan dari kebaikanNya kepada semua orang; 4. Ia menghendaki semua orang diselamatkan, dan datang pada pengetahuan tentang kebenaran; dan 5. Ia telah menyediakan seorang Pengantara untuk semua orang, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan untuk semua orang. Sama pastinya seperti Allah telah menciptakan semua orang, demikian juga pastinya Yesus Kristus mati untuk semua orang. Ini adalah suatu kebenaran yang alam dan wahyu Allah nyatakan dengan tegas].
Catatan: saya tak mengerti, Clarke mendapatkan point ke 2 dan ke 3 itu dari mana, karena textnya sama sekali tak mempersoalkan bahwa Allah adalah Pencipta, maupun bahwa Allah telah mewahyukan kebaikanNya kepada semua orang.

Padahal perhatikan tafsirannya tentang kata ‘tebusan’ dalam 1Tim 2:6.
Adam Clarke (tentang 1Tim 2:6): “The word ‎lutron ‎signifies a ransom paid for the redemption of a captive; and ‎antilutron‎, the word used here, and applied to the death of Christ, signifies that ransom which consists in the exchange of one person for another, or the redemption of life by life;” (= Kata LUTRON berarti suatu tebusan yang dibayarkan untuk penebusan dari seorang tawanan; dan ANTILUTRON, kata yang digunakan di sini, dan diterapkan pada kematian Kristus, berarti tebusan itu yang terdiri dari pertukaran satu orang dengan orang yang lain, atau penebusan dari nyawa dengan nyawa).
Kalau ini makna dari ‘tebusan’ dan Yesus Kristus memberikan ‘tebusan’ untuk semua orang, maka ini harus menjadi ajaran Universalisme, yang jelas adalah ajaran sesat!

Lenski (tentang 1Tim 2:4): It is a severe indictment when in his Commentary Calvin says regarding this passage that all who use it to oppose his doctrine of absolute predestination ‘are subject to puerile hallucination,’ that Paul means that no people or class of men are excluded from salvation ..., that Paul is speaking only of the different races of men and not of individuals as such, and that he also wishes the class of kings and rulers to be included. But this is a universal statement of the Scriptures. ... The truth that God wants all men to be saved is corroborated by the fact that Christ ‘gave himself a ransom for all’ (v. 6), and that God provides the efficacious means of grace and salvation for all. The passive ‘to be saved’ certainly does not mean to be saved by somebody else than ‘our Savior God.’ ... When men reject this blessed universal will which also includes them (Matt. 23:37), the subsequent will sends them to judgment and to perdition: Matt. 23:38; Mark 16:16. The dogmaticians do not divide the will of God nor assert that God has two wills; they divide only the objects with which God’s will deals as the Scriptures themselves do [= Merupakan suatu tuduhan yang keras pada waktu dalam tafsirannya Calvin berkata berkenaan dengan text ini bahwa semua orang yang menggunakannya untuk menentang doktrinnya tentang predestinasi mutlak ‘ada di bawah kendali dari halusinasi yang kekanak-kanakan’, bahwa Paulus memaksudkan bahwa tak ada bangsa atau golongan orang dikeluarkan dari keselamatan ..., bahwa Paulus sedang berbicara hanya tentang bangsa-bangsa yang berbeda dari manusia dan bukan tentang individu-individu, dan bahwa ia juga menginginkan golongan dari raja-raja dan penguasa-penguasa / pembesar-pembesar dimasukkan. Tetapi ini adalah suatu pernyataan universal dari Kitab Suci. ... Kebenaran bahwa Allah menghendaki semua orang diselamatkan dikuatkan oleh fakta bahwa Kristus ‘menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua orang’ (ay 6), dan bahwa Allah menyediakan cara kasih karunia yang efektif dan keselamatan bagi semua orang. Bentuk pasif ‘diselamatkan’ pasti tidak berarti diselamatkan oleh seseorang lain dari pada ‘Allah Juruselamat kita’. ... Pada waktu manusia menolak kehendak universal yang diberkati ini, yang juga mencakup mereka (Mat 23:37), kehendak yang berikut / sesudahnya akan mengirimkan mereka pada penghakiman dan kehncuran / neraka: Mat 23:38; Mark 16:16. Ahli-ahli dogmatik tidak membagi kehendak Allah ataupun menegaskan bahwa Allah mempunyai 2 kehendak; mereka hanya membagi obyek yang ditangani oleh kehendak Allah seperti yang Kitab Suci sendiri lakukan].
Mat 23:37-38 - “(37) ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38) Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Mark 16:16 - “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”.
Catatan:
1.   Saya menganggap Lenski tidak menjawab argumentasi Calvin yang mengatakan bahwa text ini bukan berbicara tentang individu-individu tetapi tentang golongan-golongan manusia (bagian yang saya beri garis bawah tunggal). Tetapi ia langsung menegaskan, tanpa argumentasi, bahwa ini adalah pernyataan yang sifatnya universal (bagian yang saya beri garis bawah ganda).
2.   Di bagian bawah dari kutipan dari Lenski di atas, ia menolak adanya dua kehendak Allah, tetapi menunjukkan bahwa Allah bisa mengubah kehendakNya yang ditolak oleh manusia itu.
3.   Lenski berkata  “Allah menyediakan cara kasih karunia yang efektif dan keselamatan bagi semua orang”. Kalau efektif, itu pasti berhasil; dan ini menjadi Universalisme, yang merupakan ajaran sesat!

Lenski (tentang 1Tim 2:4): The fact that God, our Savior, wants all men to be saved and come to realization of truth is the reason that our praying for all men is excellent and acceptable in his sight (= Fakta bahwa Allah, Juruselamat kita, menghendaki semua orang diselamatkan dan sampai pada realisasi tentang kebenaran adalah alasan bahwa doa kita untuk semua orang adalah sangat bagus dan diterima / diperkenan di hadapanNya).
Catatan: kalau kata-kata ‘semua orang’ diartikan seperti penafsiran Calvin, yaitu ‘semua golongan orang’, maka baik doa kita untuk ‘semua orang’, maupun kehendak Allah untuk menyelamatkan ‘semua orang’, harus diartikan sesuai dengan penafsiran itu.

Sekarang kita akan melihat pembahasan John Owen, tetapi sebelumnya, mari kita melihat dulu kontext dari text yang dibahas secara keseluruhan.
1Tim 2:1-6 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
Catatan: perhatikan ada 3 x kata-kata ‘semua orang / manusia’ dalam text ini, yaitu dalam ay 1, ay 4, ay 6. Sebetulnya untuk ay 6, hanya ada kata ‘semua’; kata ‘orang / manusia’ tidak ada. Tetapi dalam ay 1 dan ay 4 kata ‘orang’ memang ada.

Ada 2 hal yang dibahas oleh John Owen:

1.   Apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini.
John Owen mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2 kemungkinan arti, yaitu:
a.   Rencana kekal dari Allah.
b.   Perintah Allah.
Catatan: tak ada yang menganggap bahwa Allah punya 2 kehendak seperti yang dituduhkan oleh Lenski. Yang ada adalah: kalau kata-kata ‘kehendak Allah’ itu muncul, maka ada 2 kemungkinan arti. Sebetulnya ada kemungkinan arti yang ketiga, yaitu hal yang, kalau terjadi, menyenangkan Allah.

Kalau dari 2 arti di atas kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini adalah sebagai berikut: Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan cara-cara dengan mana mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat ini menjadi sama seperti Kis 17:30 - Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”.
KJV: ‘And the times of this ignorance God winked at; but now commandeth all men every where to repent’ (= Allah pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini; tetapi sekarang memerintahkan semua orang di mana-mana untuk bertobat).

John Owen sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak Allah’ menunjuk pada ‘rencana kekal dari Allah’. Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4 itu merupakan dasar / landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2. Bdk. 1Yoh 5:14 - Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.

Kalau diambil arti ke 3, maka itu tak bertentangan dengan predestinasi maupun ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).

2.   Siapa ‘semua orang’ / ‘semua manusia’ di sini.
Jelas bahwa ‘semua orang / manusia’ di sini tidak berarti betul-betul ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’, karena:

a.   Paulus sendiri menggunakan kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 1. Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk jelasnya lihat 1Tim 2:1-2 secara keseluruhan: “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.

John Owen menyimpulkan dari sini (hal 346) bahwa yang dimaksud dengan ‘semua orang’ adalah ‘orang-orang dari semua jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
Calvin juga menafsirkan secara sama.

Calvin (tentang 1Tim 2:4): the Apostle simply means, that there is no people and no rank in the world that is excluded from salvation; because God wishes that the gospel should be proclaimed to all without exception. Now the preaching of the gospel gives life; and hence he justly concludes that God invites all equally to partake salvation. But the present discourse relates to classes of men, and not to individual persons; for his sole object is, to include in this number princes and foreign nations. That God wishes the doctrine of salvation to be enjoyed by them as well as others, is evident from the passages already quoted, and from other passages of a similar nature (= sang Rasul hanya memaksudkan, bahwa disana tidak ada bangsa atau rangking / pangkat di dunia yang dikeluarkan dari keselamatan; karena Allah menginginkan supaya injil diproklamirkan kepada semua orang tanpa kecuali. Pemberitaan injil memberikan kehidupan; dan karena itu ia secara benar menyimpulkan bahwa Allah mengundang semua orang secara sama untuk mengambil bagian dalam keselamatan. Tetapi pembicaraan sekarang ini berhubungan dengan semua golongan manusia, dan bukan dengan pribadi-pribadi / individu-individu; karena satu-satunya obyeknya adalah, mencakup dalam bilangan / jumlah ini pangeran-pangeran dan bangsa-bangsa asing. Bahwa Allah ingin doktrin keselamatan untuk dinikmati oleh mereka maupun oleh orang-orang lain, adalah jelas dari text yang sudah dikutip, dan dari text-text lain yang sifatnya mirip).
Bdk. 1Tim 2:1-2 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”.
Di sini Paulus menyuruh berdoa bukan hanya untuk orang-orang yang baik kepada mereka, tetapi juga kepada raja dan pembesar, yang biasanya dibenci oleh orang-orang Kristen, karena golongan orang ini menindas mereka. Dan mengingat saat itu Israel dijajah Romawi, maka jelas bahwa raja-raja dan pembesar-pembesar itu adalah orang-orang Romawi / non Yahudi.

Bandingkan perintah Paulus untuk mendoakan penggede-penggede non Yahudi ini dengan Yer 29:7 - “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”.
Catatan: ‘kota’ yang dimaksudkan adalah ‘Babel’.

Calvin (tentang 1Tim 2:5): “as there is one God, the Creator and Father of all, so he says that there is but one Mediator, through whom we have access to the Father; and that this Mediator was given, not only to one nation, or to a small number of persons of some particular rank, but to all; because the fruit of the sacrifice, by which he made atonement for sins, extends to all. ... The universal term ‘all’ must always be referred to classes of men, and not to persons; as if he had said, that not only Jews, but Gentiles also, not only persons of humble rank, but princes also, were redeemed by the death of Christ” [= sebagaimana disana ada satu Allah, Pencipta dan Bapa dari semua orang, demikian juga ia berkata bahwa disana hanya ada satu Pengantara, melalui siapa kita mendapatkan jalan masuk kepada Bapa; dan bahwa Pengantara ini diberikan, bukan hanya bagi satu bangsa, atau bagi sejumlah kecil orang-orang dari kedudukan tertentu, tetapi bagi semua; karena buah dari korban, dengan mana Ia membuat penebusan untuk dosa-dosa, diperluas kepada semua. ... Istilah universal ‘semua’ harus selalu dihubungkan dengan golongan-golongan manusia, dan bukan kepada pribadi-pribadi; seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa bukan hanya orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang non Yahudi, bukan hanya orang-orang dari kedudukan rendah, tetapi juga pangeran-pangeran, ditebus oleh kematian Kristus].

b.   Kita diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal dari antara ‘semua orang’ itu pasti ada orang-orang yang ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa yang membawa maut, tentang siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa (Owen, hal 346) .
1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.

c.   ‘Semua orang yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh pengetahuan akan kebenaran’ (ay 4b).
Padahal Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Ini terlihat dari:
·         Maz 147:19-20 - “(19) Ia memberitakan firmanNya kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNya kepada Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya tidak mereka kenal. Haleluya!”.
·         Kis 14:16,30 - “(16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, ... (30) Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
·         Kol 1:26 - “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”.
·         Mat 11:25-26 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu.
·         Mat 13:10-17 - “(10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. (16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

Owen (hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata ‘semua orang’ dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu menyimpulkan bahwa ‘semua manusia’ di sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’, dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan sebagai ayat penafsir dari 1Tim 2:6 ini.
Wah 5:9 - Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
 


f)          Pembahasan tentang 1Tim 4:10.
1Tim 4:10 - Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

1.   Penafsiran Arminian tentang 1Tim 4:10.
Adam Clarke: “‘Who is the Saviour of all men’. Who has provided salvation for the whole human race, and has freely offered it to them in his word and by his Spirit. ‘Specially of those that believe’. What God intends for ALL, he actually gives to them that believe in Christ, who died for the sins of the world, and tasted death for every man. As all have been purchased by his blood so all may believe; and consequently all may be saved. Those that perish, perish through their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia, dan telah menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh RohNya. ‘Khususnya dari mereka yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia betul-betul memberikannya kepada mereka yang percaya kepada Kristus, yang mati untuk dosa-dosa dunia, dan merasakan kematian untuk setiap orang. Karena semua telah dibeli oleh darahNya maka semua bisa percaya; dan karena itu semua bisa diselamatkan. Mereka yang binasa, binasa karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603.

Keberatan: kalau Allah hanya menyediakan keselamatan itu tetapi orang-orang itu tidak menerimanya (tidak percaya kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut sebagai Juruselamat mereka?

Lenski: All that we have said regarding ‘Savior’ in 1:1 and 2:3 might be repeated here. He wants all men to be saved (2:3) and is thus called ‘Savior of all men.’ We know why so many are not saved (Matt. 23:37). Therefore Paul adds: ‘especially of believers’ just as in 1:1 he says ‘our Savior,’ and in 2:3: ‘he wants all men to come to realization of truth.’ This does not mean that his will to save some men is stronger than his will to save others, or that there is a duality in God’s antecedent will (Calvin). Μάλιστα, ‘especially,’ pertains to ‘believers’ because God’s good and gracious saving will is being accomplished in them and is not frustrated by obdurate unbelief. Paul is thinking not only of the believers already brought to a realization of the saving gospel truth, to godliness and to its sure and certain promise, but also of all believers of the future [= Semua yang telah kami katakan berkenaan dengan ‘Juruselamat’ dalam 1:1 dan 2:3 bisa diulang di sini. Ia menginginkan semua manusia diselamatkan (2:3) dan karena itu disebut ‘Juruselamat semua manusia’. Kita tahu mengapa begitu banyak orang tidak diselamatkan (Mat 23:37). Karena itu, Paulus menambahkan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ sama seperti dalam 1:1 ia berkata ‘Juruselamat kita’, dan dalam 2:3: ‘Ia menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran’. Ini tidak berarti bahwa kehendakNya untuk menyelamatkan sebagian orang lebih kuat dari pada kehendakNya untuk menyelamatkan orang-orang lain, atau bahwa di sana ada suatu dualisme dalam kehendak Allah yang mendahului (Calvin). Μάλιστα (MALISTA), ‘terutama / khususnya’, menyinggung ‘orang-orang percaya’ karena kehendak yang baik dan murah hati yang menyelamatkan dari Allah sedang digenapi dalam mereka dan tidak digagalkan oleh ketidak-percayaan yang keras kepala. Paulus sedang memikirkan bukan hanya tentang orang-orang percaya yang sudah dibawa kepada suatu realisasi tentang kebenaran injil yang menyelamatkan, pada kesalehan dan pada janji yang pasti, tetapi juga tentang semua orang-orang percaya dari masa yang akan datang].
1Tim 1:1 - “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,”.
1Tim 2:3-4 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,  (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Mat 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.

2.   Penafsiran Reformed tentang 1Tim 4:10.

Tentang 1Tim 4:10 ini, John Owen berkata:
“That God the Father is often called Saviour I showed before, and that he is here intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear from the matter in hand, which is the protecting providence of God, general towards all, special and peculiar towards his church (= Bahwa Allah Bapa sering disebut Juruselamat telah saya tunjukkan sebelumnya, dan bahwa di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang disetujui oleh semua penafsir yang sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas dari persoalan yang sedang kita tangani, yang merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum bagi semua orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 190.

John Owen melanjutkan: For the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ the mediator; and for the predicate, it is a providential preservation, and not a purchased salvation that is intimated; - that is, the providence of God protecting and governing all, but watching in an especial manner for the good of them that are his” (= Untuk subyeknya, ‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat providensial, dan bukan menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; - yaitu, providensia Allah yang melindungi dan memerintah semua, tetapi menjaga dengan cara yang khusus demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 191.

Jadi ada 2 hal yang ditekankan oleh John Owen dalam kedua kutipan di atas, yaitu:
a.         Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus tetapi Bapa.
b.   Kata ‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam persoalan keselamatan rohani, tetapi keselamatan jasmani / duniawi.

Calvin mempunyai pandangan / penafsiran yang sama dengan Owen.

Calvin: “the word swthr is here a general term, and denotes one who defends and preserves. He means that the kindness of God extends to all men” [= kata swthr (SOTER - Juruselamat) di sini merupakan suatu istilah yang bersifat umum, dan menunjuk pada seseorang yang mempertahankan / membela dan memelihara. Ia memaksudkan bahwa kebaikan Allah menjangkau semua manusia] - hal 112.

Calvin: “The word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its proper and strict meaning, in regard to the eternal salvation which God promises to his elect, but it is taken for one who delivers and protects. ... In this sense he is called ‘the Saviour of all men;’ not in regard to the spiritual salvation of their souls, but because he supports all his creatures. In this way, therefore, our Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends to the most wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini tidak diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan dengan keselamatan kekal yang dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya, tetapi menunjuk kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam arti ini Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka, tetapi karena Ia menyokong semua makhluk ciptaanNya. Dengan cara ini Tuhan kita adalah Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang paling jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112 (footnote).

William Hendriksen memberikan bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban dari pihaknya, yaitu:

a.   Allah adalah Juruselamat dari semua manusia, dalam arti bahwa pada akhirnya Ia betul-betul menyelamatkan semua manusia (Universalisme).
Bantahannya:
·         Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.
·         Kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari 1Tim 4:10 itu menjadi tidak ada artinya.
1Tim 4:10 - Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

b.   Allah betul-betul memberikan keselamatan kepada semua golongan manusia.
Bantahannya: ini juga tak sesuai dengan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari ayat ini.

c.   Allah menginginkan / menghendaki keselamatan semua manusia, tetapi kehendakNya digagalkan oleh ketidak-percayaan. Ini merupakan tafsiran Arminian, seperti yang diberikan oleh Adam Clarke dan Lenski di atas.
Bantahannya:
·         text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat, berarti seharusnya Ia betul-betul menyelamatkan.
·         kehendak / rencana Allah tidak mungkin gagal (bdk. Ayub 42:2  Yes 14:24,26-27  Yes 46:10-11).

d.   Allah mampu menyelamatkan semua manusia; tetapi hanya orang-orang percaya yang betul-betul Ia selamatkan.
Bantahannya: text itu mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat semua manusia [Lit: ‘who is the Saviour of all men’ (= yang adalah Juruselamat semua manusia)], bukannya sekedar mampu menyelamatkan semua manusia.

Lalu Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti dari kata ‘Juruselamat’, dan ia lalu menunjukkan sederetan ayat-ayat yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani) menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:
¨       Hak 3:9 - Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”.
¨       Neh 9:27 - Lalu Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”.
¨       Obaja 21 - Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu”.
¨       Ul 32:15 - Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun - dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya [Lit: ‘the rock of his Saviour (= batu karang Juruselamatnya)].
Catatan: perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata SOTER (= Juruselamat) tidak digunakan dalam hubungannya dengan keselamatan rohani / hidup yang kekal, tetapi dalam hubungannya dengan keselamatan jasmani / duniawi / sementara.
Ayat-ayat lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yes 43:3,11  Yes 45:15,21  Yes 49:26  Yes 60:16  Yer 14:8  Hos 13:4.

Hendriksen juga mengatakan bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia telah menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam:
*         Maz 25:5 - Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’ (= Engkau adalah Allah Juruselamatku)], Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
*         Maz 106:21 - Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir”.
Tetapi Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka’ (1Kor 10:5).

William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was the Saviour or Soter of all, but especially of those who believed. With the latter, with them alone, he was ‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam arti tertentu Ia adalah Juruselamat atau SOTER dari semua, tetapi terutama dari mereka yang percaya. Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155.

Hendriksen juga menyoroti Yes 63:8-10 - “(8) Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (10) Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang yang dibicarakan itu mempunyai Allah sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani), tetapi mereka tidak diselamatkan (secara rohani).

Hendriksen lalu menyimpulkan: “According to the Old Testament, then, God is Soter not only of those who enter his everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all those whom he delivers from temporary disaster [= Jadi, menurut Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat) bukan hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam arti tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara] - hal 155.

Ia menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru kebaikan Allah ditunjukkan kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan tanaman (Maz 36:7  Maz 104:25-28  Maz 145:9,16,17  Yun 4:10-11  Mat 5:45  Luk 6:35  Kis 17:25,28).

William Hendriksen: “In the New Testament this teaching is continued, ... He preserves, delivers, and in that sense ‘saves,’ and that ‘saving’ activity is by no means confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not only Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan dalam arti itu ‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak terbatas pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang berbahaya ke Roma, Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua mereka yang ada bersama dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155.
Bdk. Kis 27:22,31,44 - “(22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. ... (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ ... (44) dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.

William Hendriksen: “This is really all that is needed in clarification of our present passage, 1Tim 4:10. What the apostle teaches amounts, accordingly, to this, ‘We have our hope set on the living God, and in this hope we shall not be disappointed, for not only is he a kind God, hence the Soter (Perserver, Deliverer) of all men, showering blessings upon them, but he is in a very special sense the Soter (Savior) of those who by faith embrace him and his promise, for to them he imparts salvation, everlasting life in all its fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan dalam penjelasan tentang text kita saat ini, 1Tim 4:10. Apa yang diajarkan oleh sang rasul adalah ini: ‘Kami meletakkan pengharapan kami pada Allah yang hidup, dan dalam pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena Ia bukan hanya merupakan Allah yang baik, yang merupakan SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari semua orang, yang mencurahkan berkatNya kepada mereka, tetapi dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER (Juruselamat) dari mereka yang dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156.

Kesimpulan: kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama, Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua Allah hanyalah SOTER dari orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata terutama mereka yang percaya’.

Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung Universal Atonement (= Penebusan Universal) ataupun menentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas).

g)   Tit 2:11 - Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata”.
Catatan: ayat ini diterjemahkan secara berbeda-beda.
KJV: ‘For the grace of God that bringeth salvation hath appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
RSV: ‘For the grace of God has appeared for the salvation of all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul / tampak untuk keselamatan semua orang).
NIV: ‘For the grace of God that brings salvation has appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
NASB: ‘For the grace of God has appeared, bringing salvation to all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul / tampak, membawa keselamatan bagi semua orang).

Dari terjemahan KJV / NIV tak terlihat bahwa Allah menyelamatkan semua orang, tetapi hanya bahwa keselamatan itu muncul / tampak (= ditawarkan) kepada semua orang, sehingga jelas bahwa ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas).

Adam Clarke: Literally translated, the words stand thus: ‘For the grace of God, that which saves, hath shone forth upon all men.’ Or, as it is expressed in the margin of our King James Version: ‘The grace of God, that bringeth salvation to all men, hath appeared.’ Since God’s grace signifies God’s favour, any benefit received from him may be termed God’s grace. In this place, and in Col 1:6, the Gospel, which points out God’s infinite mercy to the world, is termed the grace of God; for it is not only a favour of infinite worth in itself, but it announces that greatest gift of God to man, the incarnation and atoning sacrifice of Jesus Christ. Now it cannot be said, except in a very refined and spiritual sense, that this Gospel had then appeared to all men; but it may be well said that it bringeth salvation to all men; this is its design; and it was to taste death for every man that its author came into the world. There is a beauty and energy in the word ‎epephanee‎, hath shined out, that is rarely noted; it seems to be a metaphor taken from the sun. As by his rising in the east and shining out, he enlightens, successively, the whole world; so the Lord Jesus, who is called the Sun of righteousness, Mal 4:2, arises on the whole human race with healing in his wings. And as the light and heat of the sun are denied to no nation nor individual, so the grace of the Lord Jesus, this also shines out upon all; and God designs that all mankind shall be as equally benefited by it in reference to their souls, as they are in respect to their bodies by the sun that shines in the firmament of heaven. But as all the parts of the earth are not immediately illuminated, but come into the solar light successively, not only in consequence of the earth’s diurnal revolution round its own axis, but in consequence of its annual revolution round its whole orbit; so this Sun of righteousness, who has shined out, is bringing every part of the habitable globe into his divine light; that light is shining more and more to the perfect day; so that gradually and successively he is enlightening every nation, and every man; and, when his great year is filled up, every nation of the earth shall be brought into the light and heat of this unspotted, uneclipsed, and eternal Sun of righteousness and truth. Wherever the Gospel comes, it brings salvation - it offers deliverance from all sin to every soul that hears or reads it. As freely as the sun dispenses his genial influences to every inhabitant of the earth, so freely does Jesus Christ dispense the merits and blessings of his passion and death to every soul of man. From the influences of this spiritual Sun no soul is reprobated anymore than from the influences of the natural sun. In both cases, only those who willfully shut their eyes, and hide themselves in darkness, are deprived of the gracious benefit” (= Diterjemahkan secara hurufiah, kata-katanya adalah demikian: ‘Karena kasih karunia Allah, itu yang menyelamatkan, telah bersinar / memancar kepada semua orang’. Atau, seperti dinyatakan di catatan tepi dari KJV kita: ‘kasih karunia Allah, yang membawa keselamatan kepada semua orang, telah tampak / muncul’. Karena kasih karunia Allah menunjukkan kebaikan Allah, manfaat apapun yang diterima dari Dia bisa disebut kasih karunia Allah. Di tempat ini, dan dalam Kol 1:6, Injil, yang menunjukkan belas kasihan yang tak terbatas dari Allah kepada dunia, disebut kasih karunia Allah; karena itu bukan hanya suatu kebaikan yang nilainya tak terbatas dalam dirinya sendiri, tetapi itu mengumumkan karunia terbesar dari Allah kepada manusia itu, inkarnasi dan korban penebusan dari Yesus Kristus. Tak bisa dikatakan, kecuali dalam arti yang sangat diperhalus dan rohani, bahwa Injil ini pada saat itu sudah muncul / tampak kepada semua orang; tetapi bisa dikatakan dengan baik bahwa Injil itu membawa keselamatan kepada semua orang; ini adalah rancangan dari Injil; dan adalah untuk mencicipi kematian untuk setiap oranglah Penciptanya datang ke dalam dunia. Di sini ada suatu keindahan dan kekuatan dalam kata EPEPHANEE, telah bersinar / memancar, yang jarang diperhatikan; itu kelihatannya merupakan suatu kiasan yang diambil dari matahari. Seperti terbitnya dan memancarnya matahari di Timur dan, ia menerangi seluruh dunia secara berurutan; demikianlah Tuhan Yesus, yang disebut Surya kebenaran, Mal 4:2, muncul kepada seluruh umat manusia dengan kesembuhan pada sayapNya. Dan seperti terang dan panas dari matahari tidak ditahan dari bangsa atau individu manapun, demikian juga kasih karunia dari Tuhan Yesus, ini juga bersinar kepada semua orang; dan Allah merancang supaya seluruh umat manusia akan mendapatkan manfaat secara sama olehnya berkenaan dengan jiwa mereka, seperti mereka mendapat manfaat berkenaan dengan tubuh mereka oleh matahari yang bersinar di cakrawala dari langit. Tetapi seperti tidak semua bagian dari bumi diterangi dengan segera, tetapi datang pada sinar matahari berturut-turut, bukan hanya dalam konsekwensi dari perputaran tiap hari pada porosnya, tetapi dalam konsekwensi dari perputaran tahunan sekeliling orbitnya; demikian juga Surya kebenaran ini, yang telah bersinar, sedang membawa setiap bagian dari dunia yang dihuni kepada terang ilahiNya; sehingga terang itu bersinar makin lama makin terang sampai tengah hari; sehingga perlahan-lahan dan berturut-turut, Ia sedang menerangi setiap bangsa, dan setiap orang; dan pada waktu tahunNya yang agung dipenuhi, setiap bangsa dari bumi akan dibawa ke dalam terang dan panas dari Surya kebenaran yang tak berbercak, tak tertutup dan kekal ini. Dimanapun Injil datang, itu membawa keselamatan - itu menawarkan pembebasan dari semua dosa kepada setiap jiwa yang mendengar atau membacanya. Seperti bebasnya matahari membagikan pengaruhnya yang ramah / periang kepada setiap penduduk bumi, demikian juga Yesus Kristus membagikan jasa / manfaat dan berkat dari penderitaan dan kematianNya kepada setiap jiwa manusia. Dari pengaruh dari Surya rohani ini tak ada jiwa yang ditentukan binasa seperti tak ada jiwa yang tidak mendapat pengaruh dari matahari alamiah. Dalam kedua kasus, hanya mereka yang secara sengaja menutup mata mereka, dan menyembunyikan diri mereka sendiri dalam kegelapan, tidak mendapatkan manfaat yang penuh kasih karunia).
Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya”.
Mal 4:2 - “Tetapi kamu yang takut akan namaKu, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang”.

Tanggapan saya:

1.   Dengan ilustrasi seperti itu, bagaimana Adam Clarke menjelaskan fakta, dalam Alkitab maupun dalam kehidupan sekarang ini, tentang banyak sekali orang, yang sampai mati tak pernah mendengar Injil?

Clarke kelihatannya juga memikirkan hal ini, dan ia berusaha memecahkan problem ini dengan berkata sebagai berikut: “Light being created, and in a certain measure dispersed, at least three whole days before the sun was formed; (for his creation was a part of the fourth day’s work;) so, previously to the incarnation of Christ, there was spiritual light in the world; for he diffused his beams while his orb was yet unseen. And even now, where by the preaching of his Gospel he is not yet manifested, he is that true light which enlightens every man coming into the world; so that the moral world is no more left to absolute darkness, where the Gospel is not yet preached, than the earth was the four days which preceded the creation of the sun, or those parts of the world are where the Gospel has not yet been preached” [= Terang diciptakan, dan dalam ukuran tertentu disebarkan, sedikitnya 3 hari penuh sebelum matahari dibentuk; (karena penciptaan matahari merupakan sebagian dari pekerjaan pada hari keempat); demikian juga sebelum inkarnasi Kristus, disana ada terang rohani dalam dunia; karena Ia menyebarkan sinarNya sementara bulatan bumiNya belum terlihat. Dan bahkan sekarang, dimana oleh pemberitaan InjilNya Ia belum dinyatakan, Ia adalah terang yang sejati itu, yang menerangi setiap orang yang datang ke dalam dunia; sehingga dunia moral tidak ditinggalkan dalam kegelapan mutlak, dimana Injil belum diberitakan, sama seperti bumi ada selama 4 hari yang mendahului penciptaan matahari, atau bagian-bagian dari dunia itu dimana Injil belum diberitakan].

Jawaban saya:
Ini adalah penyamaan dari dua hal yang sama sekali tidak sama dan merupakan pengalegorian yang tidak pada tempatnya!
Memang sebelum inkarnasi, ada terang dari hukum Taurat, sehingga orang-orang yang mempunyai hukum Taurat, bisa saja selamat. Tetapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak punya hukum Taurat? Mereka memang mempunyai hukum hati nurani, tetapi bisakah ‘terang itu’ menyelamatkan? Mustahil! Karena Ro 2:12 berbunyi: “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat”.

Dan keadaan ini (adanya banyak orang yang sampai mati tidak pernah mendengar Injil) akan berlangsung sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya. Tetapi bagaimana dengan Mat 24:14?
Mat 24:14 - Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’.
Ayat ini tidak bisa ditafsirkan secara mutlak, bahwa Kristus baru akan datang kalau setiap orang sudah mendengar Injil. Ayat ini hanya bisa diartikan bahwa secara umum Injil sudah diberitakan di semua negara dan bangsa.

2.   Dalam dua kalimat yang terakhir, ia menganggap bahwa siapapun yang tidak mendapatkan manfaat dari Injil, itu adalah karena kesalahan mereka sendiri, yang menutup mata mereka sendiri, bukan karena mereka ditentukan untuk binasa (reprobate). Tetapi dalam kasus orang yang sampai mati tak pernah mendengar Injil, jelas bahwa mereka tidak mendapat manfaat dari Injil bukan karena mereka sengaja menutup mata! Berapapun lebarnya mereka membuka mata mereka, mereka tak akan mendapatkan manfaat dari injil, yang tidak pernah sampai ke mata / telinga mereka!
Ro 10:13-14,17 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.

3.   Pada bagian yang saya beri garis bawah ganda, Clarke mula-mula mengatakan membawa keselamatan’ tetapi lalu mengubahnya menjadi menawarkan pembebasan’. Padahal dua istilah ini sangat berbeda!

4.   Clarke menggunakan ayat ini untuk menentang, baik predestinasi maupun penebusan terbatas. Tetapi kalau ayat-ayat ini diterjemahkan seperti dalam KJV / NIV, tentu saja dengan penafsiran bahwa kata-kata ‘all men’ (= semua orang) tidak dimutlakkan, maka ayat ini tidak menentang kedua doktrin Reformed / Calvinisme ini!

Lenski: Here is the universality of this saving grace, which is in direct contradiction to Calvin’s limited grace (= Di sini ada ke-universal-an dari kasih karunia yang menyelamatkan, yang ada dalam kontradiksi langsung dengan kasih karunia yang terbatas dari Calvin).

Padahal di bagian awal dari tafsirannya tentang ayat ini Lenski mengakui bahwa text dari ayat ini membicarakan golongan-golongan manusia.
Lenski: This summary of ‘the teaching’ presents the salvation purchased and won for all men, ... Paul reserves this summary until the last because it is not pertinent only to ‘slaves’ (v. 9), for he admonishes all the different classes of Christians to do good works. He speaks of slaves only as being one of these classes; nor can this gospel summary be restricted to slaves [= Ringkasan dari ‘pengajaran’ ini menyajikan keselamatan yang telah dibeli dan dimenangkan untuk semua orang, ... Paulus mencadangkan ringkasan ini sampai akhir karena itu berhubungan bukan hanya dengan ‘budak-budak / hamba-hamba’ (ay 9), karena ia menasehati semua golongan-golongan yang berbeda dari orang-orang Kristen untuk melakukan perbuatan / pekerjaan baik. Ia berbicara tentang budak-budak / hamba-hamba sebagai salah satu dari golongan-golongan ini; juga ringkasan Injil ini tidak bisa dibatasi kepada budak-budak / hamba-hamba].



Tidak ada komentar:

Posting Komentar