Kamis, 03 April 2014

ROTI, MANNA, DAN ROTI HIDUP

Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

Yoh 6:1-15,25-35 - “(1) Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. (2) Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakanNya terhadap orang-orang sakit. (3) Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-muridNya. (4) Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. (5) Ketika Yesus memandang sekelilingNya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya, berkatalah Ia kepada Filipus: ‘Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?’ (6) Hal itu dikatakanNya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukanNya. (7) Jawab Filipus kepadaNya: ‘Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.’ (8) Seorang dari murid-muridNya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepadaNya: (9) ‘Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?’ (10) Kata Yesus: ‘Suruhlah orang-orang itu duduk.’ Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. (11) Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuatNya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. (12) Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.’ (13) Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. (14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakanNya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.’ (15) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. ... (25) Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepadaNya: ‘Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?’ (26) Yesus menjawab mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. (27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’ (28) Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’ (30) Maka kata mereka kepadaNya: ‘Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepadaMu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? (31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberiNya makan roti dari sorga.’ (32) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan BapaKu yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’ (34) Maka kata mereka kepadaNya: ‘Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.’ (35) Kata Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi”.

I) Roti.


Yoh 6 ini dimulai dengan cerita tentang mujijat pelipat-gandaan 5 roti dan 2 ikan untuk lebih dari 5.000 orang.

1)   Dari ay 2 terlihat bahwa orang banyak itu mengikut Yesus dengan motivasi yang salah.
Ay 2: “Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakanNya terhadap orang-orang sakit”.

2)   Ada beberapa hal yang ingin saya bahas tentang ‘roti’:

a)   Di sana, roti merupakan makanan utama (sama seperti nasi di Indonesia), sedangkan makanan lain hanya merupakan makanan tambahan / extra.

b)   Kata-kata lima roti jelai’ (ay 9,13), dalam KJV diterjemahkan ‘five barley loaves’.

1.   Kata ‘barley’ (= jelai) menunjukkan bahan dari mana roti itu dibuat.
Roti yang bagus dibuat dari ‘wheat’ (= gandum), sedangkan roti yang kasar / murah dibuat dari barley (= jelai) - Unger’s Bible Dictionary.
Dari Wah 6:6 bisa dilihat bahwa harga jelai hanya 1/3 dari harga gandum.
Wah 6:6 - “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: ‘Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.’”.
Dari sini terlihat bahwa Yesus tidak memberi mereka makanan yang mewah, tetapi makanan yang sederhana. Ini menunjukkan gaya hidup sederhana dari Yesus dan murid-muridNya.
Tetapi dari Yoh 2:1-11 yang menceritakan bahwa pada saat Yesus mengubah air menjadi anggur, ternyata anggur yang dihasilkan adalah anggur yang sangat baik, Matthew Henry menduga bahwa di sini juga terjadi hal yang sama. Biarpun bahan awalnya adalah 5 roti jelai, yang merupakan makanan kasar / sederhana, tetapi mujijat Yesus membuatnya menjadi makanan yang sangat enak. Mungkin karena itu, orang banyak itu terus mencarinya (ay 26).

2.   Kata ‘loaves’ dalam bahasa Inggris menunjuk pada bentuk roti di sini yang bentuknya seperti mobil station. Ini memberikan pengertian yang salah, karena roti di sana sama sekali tidak berbentuk seperti itu.
International Standard Bible Encyclopedia mengatakan bahwa roti di sana berbentuk bundar dan tipis, dengan diameter sekitar 7 inci, dan ketebalan antara ½ sampai 1 inci.

3.   Juga roti di sana tidak flexible / lembek seperti roti di sini, dan karena itu tidak pernah dipotong / diiris, tetapi selalu dipecah-pecahkan (Unger’s Bible Dictionary).

c)   Dengan hanya 5 roti seperti ini dan 2 ikan, Yesus memberi makan lebih dari 5.000 orang.
Matthew Henry: “He that could make one man chase a thousand could make one loaf feed a thousand” (= Ia yang bisa membuat satu orang mengejar 1000 orang, bisa membuat satu roti untuk memberi makan 1000 orang).
Bdk. Yos 23:10 - Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikanNya kepadamu”.

3)   Setelah orang banyak itu makan dan kenyang, Yesus menyuruh mengumpulkan sisanya, dan ternyata didapatkan 12 bakul.
Ay 12-13: “(12) Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.’ (13) Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan”.

Di sini Yesus mengajar kita untuk tidak membuang-buang makanan. Sekalipun Ia mempunyai kuasa untuk melakukan mujijat, tetapi tak berarti hasil mujijatNya itu boleh dibuang-buang.

Penerapan:
a)   Dalam pesta makan, atau pada saat acara makan keluarga biasa, ajar anak saudara untuk tidak membuang-buang makanan, misalnya dengan mengambil banyak, tetapi tidak menghabiskan.
b)   Kalau roti / makanan jasmani saja tak boleh dibuang-buang, apalagi makanan rohani.

4)   Tanggapan yang salah terhadap mujijat tentang roti ini.

a)   Mereka tahu bahwa Yesus adalah nabi yang akan datang / Mesias.
Ay 14: “Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakanNya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.’”.
Bdk. Ul 18:15-19 - “(15) Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. (16) Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. (17) Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; (18) seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. (19) Orang yang tidak mendengarkan segala firmanKu yang akan diucapkan nabi itu demi namaKu, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban”.

Adam Clarke: “‘This is of a truth that prophet.’ Spoken of, Deut; 18:15, namely, the Messiah. How near were these people at this time to the kingdom of heaven!” (= ‘Dia ini adalah benar-benar nabi itu’. Yang dibicarakan dalam Ul 18:15, yaitu sang Mesias. Alangkah dekatnya orang-orang ini pada saat itu dengan kerajaan surga!).

b)   Mereka mau menjadikan Yesus sebagai raja duniawi.
Ay 15: “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri”.
Seharusnya, setelah mereka melihat mujijat itu, dan mengetahui bahwa Yesus adalah betul-betul seorang hamba Allah, bahkan Mesias itu sendiri, mereka melanjutkannya dengan mendengar ajaranNya dan lalu mempercayaiNya. Tetapi ternyata bukan itu yang terjadi! Mereka berpikir secara egois dan duniawi! Mereka beranggapan bahwa kalau Yesus mempunyai kuasa seperti itu, dan Yesus menjadi raja mereka, maka mereka bukan saja akan bebas dari penjajahan Romawi, tetapi juga bahwa mereka pasti tidak akan kekurangan makanan. Ini membuat mereka mau memaksa Yesus menjadi raja (duniawi) atas mereka. Tetapi Yesus menolak, dan Ia menyiingkir. Bandingkan ini dengan adanya hamba-hamba Tuhan / pendeta-pendeta yang berhenti dari pelayanan untuk menjadi tokoh politik!

Ada seseorang yang berkata: “If God calls you to be a preacher, do not stoop down to be a king!” (= Jika Allah memanggilmu menjadi seorang pengkhotbah, janganlah merendahkan diri dengan menjadi seorang raja!).

c)   Mereka mencari Yesus demi roti / makanan!
Ay 25-26: “(25) Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepadaNya: ‘Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?’ (26) Yesus menjawab mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang”.

Yesus tak menjawab pertanyaan mereka, tetapi Ia menjawab dengan suatu teguran karena Ia tahu akan motivasi mereka yang salah / buruk.
Sudah cukup buruk kalau mereka mencariNya hanya karena mujijat-mujijat yang Ia lakukan (ay 2), tetapi lebih buruk lagi kalau mereka mencariNya hanya karena Ia bisa mengenyangkan mereka (ay 26)!

Leon Morris (NICNT): “They were moved not by full hearts, but by full bellies” (= Mereka digerakkan bukan oleh hati yang penuh, tetapi oleh perut yang kenyang) - hal 358.

Kata ‘kenyang’ pada ay 26 itu dalam bahasa Yunaninya adalah EKHORTASTHETE. Ini sebetulnya menunjukkan kenyangnya seekor hewan yang makan rumput (bandingkan kata Yunani itu dengan kata bahasa Yunani KHORTOS, yang artinya adalah ‘rumput’). Memang kata itu juga digunakan untuk kenyangnya manusia (Mat 14:20), tetapi dalam Yoh 6:12 (paralel dari Mat 14:20) tidak digunakan kata itu. Mendadak dalam Yoh 6:26 lalu digunakan kata itu. Perubahan ini menunjukkan adanya kemungkinan sindiran dalam ay 26 ini. Orang yang ikut Yesus karena makanan, sebetulnya tidak beda dengan binatang, yang mau ikut kalau diberi makan.

Penerapan: Dalam kebanyakan gereja, hanya sedikit sekali orang yang datang dalam acara Pemahaman Alkitab. Tetapi anehnya, kalau ada acara pesta, seperti perayaan HUT gereja / pesta Natal / Tahun Baru, banyak sekali yang datang. Apakah mereka datang karena ada makanannya?
Ingat, saya tidak melarang saudara makan di pesta nanti, tetapi yang saya tekankan adalah: jangan datang ke gereja hanya demi makanan!

Perhatikan ayat-ayat yang berkenaan dengan makanan di bawah ini:
·         Ro 16:18 - “Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya”.
·       1Kor 6:13a - “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah”.
·         Fil 3:19 - “Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi”.
·       1Kor 10:31 - “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.
·      1Kor 11:20-22 - “(20) Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. (21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. (22) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji”.
Tentang text terakhir ini ada beberapa hal yang perlu dijelaskan:
1.  Latar belakang dari semua ini adalah: orang-orang kristen di Korintus itu menggabungkan Perjamuan Kudus dengan AGAPAE / ‘love feast’ (= perjamuan kasih - bdk. Yudas 12). Perjamuan kasih ini adalah suatu pesta makan dimana tiap-tiap orang harus membawa makanan ke gereja.
2.   Mula-mula tujuan mereka mengadakan perjamuan kasih itu baik, yaitu supaya si miskin bisa ikut makan. Tetapi dalam faktanya yang terjadi adalah:
a.   Tiap orang makan makanannya sendiri.
Karena itu, si kaya yang membawa banyak, menjadi mabuk, dan si miskin yang membawa sedikit / tidak membawa apa-apa, tetap lapar.
b.   Mereka tidak mulai makan bersama-sama / yang seorang tidak menunggu yang lain (ay 21 bdk. ay 33: “Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain).
Inilah wujud perpecahan yang Paulus katakan dalam ay 18! Dan ini terjadi dalam acara Perjamuan Kudus, dimana satu roti menggambarkan kesatuan tubuh Kristus / gereja (bdk. 1Kor 10:17)!
3.   Paulus mengatakan bahwa mereka berkumpul bukan untuk melakukan Perjamuan Tuhan / Perjamuan Kudus (ay 20), karena praktek dan motivasi mereka salah!

II) Manna.


Ay 30-33: “(29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’ (30) Maka kata mereka kepadaNya: ‘Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepadaMu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? (31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberiNya makan roti dari sorga.’ (32) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan BapaKu yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’.

1)   Dalam ay 29 Yesus mengatakan bahwa mereka harus percaya kepada Dia. Ini sama dengan suatu claim (= tuntutan / pernyataan / penegasan) sebagai Mesias. Karena itu orang-orang Yahudi itu lalu meminta tanda lagi (ay 30-31). Mereka betul-betul sangat tidak konsisten. Tadi mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias karena adanya tanda dalam Yoh 6:1-15; tetapi sekarang mereka tidak percaya dan minta tanda lagi. Mengapa? Karena Kristus tidak menuruti keinginan mereka (keinginan untuk menjadikan Kristus sebagai raja dunia dalam ay 15,  dan juga keinginan mereka akan roti dalam ay 26).

Calvin: “As soon as Christ does not grant their prayers, he is no longer their master” (= Begitu Kristus tidak mengabulkan doa-doa mereka, Ia bukan lagi tuan mereka).

Penerapan: Apakah saudara juga sering menjadi jengkel kepada Tuhan dan tidak mau menjadikanNya sebagai Tuhan dalam hidup saudara, kalau Ia tidak mengabulkan doa / keinginan saudara?

2)   Tanda yang mereka minta ini berhubungan dengan Musa dan manna (ay 31-32).
Dalam pikiran mereka ada beberapa keunggulan Musa atas Yesus:
a)   Yesus memberi makan hanya sekitar 5000 orang, sedangkan Musa memberi makan sekitar 2-3 juta orang.
b)   Yesus memberi makan hanya 1 x, sedangkan Musa memberi makan selama 40 tahun.
c) Yesus melakukan mujijat itu dengan adanya 5 roti dan 2 ikan, sedangkan Musa tanpa menggunakan apa-apa.
d)   Yesus memberi mereka makan roti biasa, sedangkan Musa memberi mereka makan manna / roti dari surga.
Adalah suatu ketololan yang luar biasa untuk berpikir bahwa ada manusia yang bisa lebih hebat / unggul dari Yesus, yang adalah Allah sendiri!

3)   Jawaban Yesus dalam ay 32-33.
Ay 32-33: “(32) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan BapaKu yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’”.

a)   Ada 2 penafsiran tentang kata-kata Yesus dalam ay 32:
1.   Yang memberikan manna itu bukan Musa tetapi Allah.
2.   Musa hanya memberimu manna, bukan roti dari surga / roti yang benar. Yang terakhir ini hanya Allah yang bisa memberikannya kepadamu.

b)   Dalam ay 32-33, Yesus mengkontraskan manna dengan:
1.   ‘roti yang benar dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia’.
2.   ‘roti yang dari Allah’.
3.   ‘roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia’.

Pengkontrasan ini menunjukkan bahwa sekalipun manna itu turun dari sorga, tetapi itu tetap merupakan makanan jasmani belaka, dan tidak bisa memberikan hidup yang kekal. Ini berbeda dengan ‘roti yang benar yang turun dari sorga’, karena yang ini bisa memberi hidup (rohani dan kekal) kepada dunia.
Bdk. Yoh 6:58 - “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.’”.

III) Roti hidup.


Yesus menekankan keselamatan / hidup kekal, dan Ia lalu menyatakan diriNya sebagai Roti Hidup.

Ay 27-29,35: “(27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’ (28) Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’ ... (35) Kata Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi”.

Mari kita membahas ayat-ayat ini:

1)  Ay 27: Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’.

a)   ‘makanan yang akan dapat binasa’ vs ‘makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal’.
Baik roti maupun manna termasuk dalam kelompok ‘makanan yang akan dapat binasa’. Ini tidak boleh diartikan:
1.  Seakan-akan makanan jasmani sama sekali tidak berguna. Makanan jasmani ada gunanya, tetapi hanya dalam hidup ini, kontras dengan makanan rohani (= Yesus) yang bertahan sampai pada hidup yang kekal.
2.  Bahwa kita dilarang bekerja untuk mencari makan, karena kalau ditafsirkan begitu akan bertentangan dengan ayat-ayat seperti Kej 3:17-19  Amsal 6:6-11  1Tim 5:8  2Tes 3:10.
Arti yang benar: jangan hanya mencari makanan yang bisa binasa. Kita memang harus bekerja untuk mencari makanan jasmani, tetapi kita harus lebih mengutamakan hal-hal untuk rohani / jiwa kita. Bahkan kalau kita mencari makanan jasmani, semua itu harus ditujukan untuk kepentingan rohani. Tujuan utama dan akhir adalah rohani / jiwa kita!

b) Kata ‘bekerjalah’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk present imperative (kata perintah yang ada dalam bentuk present). Berbeda dengan aorist imperative (= kata perintah yang ada dalam bentuk lampau) yang berarti bahwa perintah itu hanya perlu dilakukan 1 x saja, maka present imperative ini adalah perintah yang harus dilakukan terus menerus.

Penerapan: Kalau kadang-kadang kita mengutamakan makanan yang bisa binasa, dan kadang-kadang menekankan makanan yang bertahan sampai pada hidup yang kekal, maka itu tetap salah! Kita harus terus menerus mengutamakan makanan yang bertahan sampai pada hidup yang kekal.

c)   ‘melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’

Adam Clarke: “He who labours not, in the work of his salvation, is never likely to enter into the kingdom of God. Though our labour cannot purchase it, either in whole or in part, yet it is the way in which God chooses to give salvation; and he that will have heaven must strive for it. Everything that can be possessed, except the salvation of God, is a perishing thing: this is its essential character: it can last to us no longer than the body lasts. But, when the earth and its produce are burnt up, this bread of Christ, his grace and salvation, will be found remaining unto eternal life. This is the portion after which an immortal spirit should seek” (= Ia yang tidak bekerja dalam pekerjaan keselamatannya ini, rasanya tidak akan pernah masuk ke dalam kerajaan Allah. Sekalipun pekerjaan kita tidak bisa membelinya, baik seluruhnya atau sebagian, tetapi itu merupakan jalan / cara dalam mana Allah memilih untuk memberikan keselamatan; dan ia yang ingin mendapatkan surga harus berjuang untuknya. Segala sesuatu yang bisa dimiliki, kecuali keselamatan dari Allah, adalah hal-hal yang sedang binasa: ini adalah karakternya yang hakiki: itu tidak bisa bertahan lebih lama dari bertahannya tubuh. Tetapi pada saat bumi dan semua hasilnya terbakar habis, roti Kristus ini, kasih karunia dan keselamatanNya, akan didapati tetap tinggal sampai hidup yang kekal. Inilah bagian yang harus dicari oleh roh yang tidak bisa mati).

2)   Ay 28: Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’.

a)  Karena Yesus berbicara tentang ‘bekerja / work’ (ay 27), maka orang-orang Yahudi itu langsung berpikir tentang ‘good works’ (= ketaatan / perbuatan-perbuatan baik).
Ini memang cukup logis dan natural, tetapi ini tetap menunjukkan ketidak-mengertian mereka tentang konsep Yesus bahwa keselamatan / hidup kekal adalah suatu free gift (= pemberian cuma-cuma / gra­tis).
Bandingkan dengan: Ro 3:24 - “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”. (bdk. Yes 55:1-2).

b)  Selamat karena perbuatan baik / ketaatan adalah suatu doktrin yang dipercaya oleh sebagian besar manusia di bumi ini, dan juga diajarkan oleh semua agama di luar kristen. Tetapi ini jelas tidak bisa terjadi, karena:
1.   Manusia berdosa (di luar Kristus) tidak bisa berbuat baik (Tit 1:15).
2.   Kebaikan tidak bisa menutupi / menghapus dosa (Gal 2:16,21).

Martin Luther: “The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of man was the idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-holy God” (= Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah mengganggu pikiran manusia adalah gagasan bahwa dengan cara tertentu ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang maha suci).

3)  Ay 29: Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’.

a)  Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak (ERGA = works), tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal (ERGON = work). Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang Allah kehendaki untuk kamu lakukan, yaitu percaya kepada Yesus!

b)  Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus menyebut iman sebagai work / pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan akurasi yang ketat. Tentu bukan maksud Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus salah bicara! Maksudnya ia menggunakan kata itu bukan dalam arti teologis yang ketat.
Alasan Calvin adalah: Ro 3:27-28 mengatakan bahwa iman tidak termasuk sebagai work / pekerjaan.
Ro 3:27-28 - “(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”.
Dengan demikian, kalau kristen menekankan ‘keselamatan karena iman’, maka ini tidak bisa disamakan dengan ‘keselamatan karena pekerjaan / perbuatan baik’ dengan alasan bahwa iman merupakan pekerjaan.
Perlu juga diingat bahwa iman kita juga adalah pemberian Allah (Fil 1:29  Kis 11:18  Yoh 6:65  Yer 24:7  1Kor 12:3), sehingga keselamatan tetap bukan hasil usaha kita tetapi pemberian cuma-cuma dalam Yesus Kristus (Ef 2:8-9  Ro 3:24).

4)   Ay 35: Kata Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.
Bdk. Yoh 4:13-14 - “(13) Jawab Yesus kepadanya: ‘Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.’”.

a)  Penekanan semua ini adalah: makanan / minuman / hal-hal jasmani / duniawi tidak akan memberikan kepuasan, atau hanya akan memberikan kepuasan sementara dan semu. Hanya Yesus yang bisa memberikan kepuasan sejati dan kekal!

b)  Bdk. ay 33: Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’.
Roti yang memberi hidup itu dikatakan ‘turun dari sorga’ (ay 33).
Ini menunjukkan bahwa untuk bisa mendapatkan hidup yang kekal, manusia tidak perlu bersusah payah / mencari jauh-jauh (Ro 10:6-8  Ul 30:12-13). Kristus tahu bahwa tidak ada orang yang bisa naik ke atas untuk mendapatkan hidup kekal itu, dan karenanya Ia telah turun dari surga, sehingga sekarang manusia dengan mudah bisa mendapatkan hidup yang kekal dengan percaya kepada Dia.

c)  Yesus menyatakan diriNya sebagai roti hidup, dan untuk bisa mendapatkan roti hidup itu, kita harus datang dan percaya kepada Kristus (ay 35).
Perhatikan beberapa hal ini:
1.   Yesus baru melipat-gandakan 5 roti dan 2 ikan, tetapi Ia tidak menyatakan diriNya sebagai ‘ikan hidup’, tetapi sebagai ‘roti hidup’. Mengapa? Ingat, bahwa roti itu yang merupakan kebutuhan pokok, sedangkan ikan tidak. Jadi, dengan ini terlihat bahwa Yesus adalah kebutuhan pokok kita!
2.   Ay 35 berbicara tentang ‘datang’ dan ‘percaya’ kepada Yesus. Kedua hal ini sebetulnya tidak perlu dibedakan. Datang kepada Kristus sebetulnya sama saja dengan percaya kepada Kristus. Kalau saudara melakukan ini, saudara akan diselamatkan / mendapatkan hidup kekal.
3.   Kalau seseorang melakukan ini, Yesus berkata bahwa orang itu ‘tidak akan lapar lagi dan tidak akan haus lagi’ (ay 35b). Artinya: mereka akan dipuaskan.




-AMIN-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar