Kamis, 03 April 2014

KESELAMATAN & PELAYANAN

Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

2Kor 5:15-21 - “(15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian. (17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

I) Keadaan manusia di luar Kristus.


1)   Musuh Allah.
Ay 18-20: “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah”.
Istilah ‘mendamaikan’ / ‘didamaikan’ (ay 18,19,20) menunjukkan adanya permusuhan antara manusia dengan Allah.
Bdk. Ro 5:10 - “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.

Bandingkan dengan juga dengan ayat-ayat ini:
a)   Mat 12:30a - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku.
b)   Kol 1:21 - “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat”.
c)   Maz 37:20 - “Sesungguhnya, orang-orang fasik akan binasa; musuh TUHAN seperti keindahan padang rumput: mereka habis lenyap, habis lenyap bagaikan asap”.
d)  Mat 22:44 - “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu”.

Jangan menganggap bahwa kalau saudara sudah ada dalam gereja, sudah dibaptis, dsb, maka saudara pasti bukan lagi musuh Allah / Kristus. Perhatikan ayat di bawah ini.
Fil 3:18 - “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus”.
Dalam ayat ini Paulus tidak berbicara tentang orang-orang non kristen / orang kafir, tetapi tentang orang-orang kristen yang hidup secara daging, dan karena itu ia sebut sebagai ‘seteru salib Kristus’.

2)   Melanggar.
Ay 19a: “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka”.
Bandingkan dengan:
a)   1Yoh 3:4 - “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah”.
b) Yak 2:11 - Sebab Ia yang mengatakan: ‘Jangan berzinah’, Ia mengatakan juga: ‘Jangan membunuh’. Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga”.

3)   Tidak benar.
Ay 21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Kata ‘dibenarkan’ (ay 21) menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang tidak benar, atau dengan kata lain, kita adalah manusia berdosa.

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
a)   1Pet 3:18a - “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah”.
b)   Ro 3:10-12 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak”.
c)   1Kor 6:1 - “Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?”.
Dalam ayat di atas ini, kata-kata ‘orang-orang yang tidak benar’ jelas dikontraskan dengan ‘orang-orang kudus’ (= orang-orang kristen), dan karena itu jelas menunjuk kepada ‘orang-orang non kristen’.

Apakah saudara sadar bahwa diri saudara adalah orang yang berdosa, bahkan sangat berdosa? Kalau saudara harus menggambarkan kehidupan saudara, bagaimana saudara menggambarkannya? Seperti kertas yang putih bersih, atau kertas putih dengan bintik-bintik hitam, atau kertas abu-abu? Atau seperti kertas yang hitam legam?

II) Apa yang harus dialami oleh manusia.


1)   Mati secara jasmani.
Ay 1,8: “(1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. ... (8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.

Kata-kata ‘kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar’ maupun kata-kata ‘beralih dari tubuh ini’ artinya sama, yaitu ‘mati’. Itu terlihat dengan membandingkannya dengan ayat-ayat di bawah ini:
a)  Yes 38:9-12 - “(9) Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh dari penyakitnya: (10) Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku. (11) Aku berkata: aku tidak akan melihat TUHAN lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia. (12) Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; TUHAN memutus nyawaku dari benang hidup”.
b)   2Pet 1:13-15 - “(13) Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. (14) Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (15) Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu”.

Kematian ini bisa datang setiap saat, dan tidak akan bisa dihindari. Setiap kali saya memimpin kebaktian penghiburan, saya selalu meniru kata-kata yang diucapkan pendeta saya sebagai berikut: ‘Sekarang ini kita mengelilingi si A yang sudah dipanggil Tuhan, tetapi akan datang saatnya dimana kita yang berbaring dalam peti dan kita yang dikelilingi orang banyak’. Kematian pasti terjadi, dan kalau memang sudah saatnya, kematian tidak bisa dihindari!

Illustrasi: ada dongeng kuno tentang seorang pedagang di Bagdad. Suatu hari ia suruh pelayannya pergi ke pasar. Pelayan itu kembali dengan muka pucat ketakutan. Tuannya bertanya: Ada apa?’. Pelayan itu menjawab: ‘Tuan, aku bertemu dengan maut. Maut itu melihat aku, lalu menggerak-gerakkan tangannya secara menakutkan. Tuan, aku takut sekali, tolong pinjami aku kuda, supaya aku bisa lari’. Tuan itu bertanya: ‘Kamu mau lari kemana?’. ‘Aku mau lari ke kota Samarra. Tuan itu kasihan dan lalu meminjamkan kudanya dan pelayan itu lari ke kota Samarra. Tuan itu lalu merasa penasaran, dan ia lalu pergi ke kota untuk mencari maut itu. Waktu bertemu dengan maut, ia lalu bertanya: ‘Hai maut, mengapa kamu menakut-nakuti pelayanku?’. Maut menjawab: ‘Aku tidak menakut-nakuti dia. Aku hanya heran melihat dia di pasar di kota Bagdad ini, karena aku mempunyai perjanjian untuk bertemu dengan dia malam ini di kota Samarra.
Kalau kematian datang pada saudara malam ini, siapkah saudara?

2)   Menghadap takhta pengadilan Kristus.
Ay 10: “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.

Kedua hal di atas ini tercakup dalam 1 ayat, yaitu Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

Jadi, yang ada di depan kita bukan hanya kematian. Seandainya yang ada di depan kita hanya kematian, dan setelah itu tidak ada apa-apa lagi, maka mungkin kita tak perlu takut. Tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa setelah kematian, ada penghakiman. Semua kita harus menghadap takhta pengadilan Kristus!

Kalau kita punya hubungan yang baik dengan Allah, atau kalau kita adalah orang suci, benar dsb, maka kita tak perlu takut terhadap penghakiman Kristus ini. Tetapi tadi telah kita lihat bahwa bukan demikian keadaan kita. Kita adalah musuh Allah, orang-orang yang tidak benar, pelanggar hukum, dan sebagainya. Ini membuat kita semua seharusnya akan masuk neraka! Jangan anggap enteng / remeh neraka; itu adalah tempat yang sangat mengerikan!

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

Siapa dari kita yang tidak termasuk dalam daftar di atas? Kalaupun kita tidak pernah membunuh secara fisik, Kitab Suci mengatakan bahwa membenci adalah membunuh (1Yoh 3:15), dan demikian juga dengan marah / mencaci maki (Mat 5:21-22). Kalaupun kita tidak pernah berzinah secara fisik, kita pasti sering berzinah dalam hati / pikiran (Mat 5:28). Dan semua kita pasti pernah berdusta. Jadi, tidak mungkin ada satupun dari kita yang terhindar dari daftar orang-orang yang akan masuk ke neraka ini!

Selanjutnya Kitab Suci menggambarkan neraka sebagai lautan yang menyala-nyala dengan api dan belerang. Ini menunjukkan bahwa masuk neraka pasti merupakan suatu penderitaan yang hebat!

Bdk. Luk 16:23-25 - “(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita”.

Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa  mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.

Bdk. Mark 9:43-48 - “(43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan berma­ta satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) dimana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
Catatan: Perhatikan bahwa sekalipun Mark 9:44,46 ada dalam tanda kurung, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diperdebatkan keaslian­nya, tetapi Mark 9:48 tidak ada dalam tanda kurung. Bandingkan juga dengan Yes 66:24.

2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan­Nya”.

III) Apa yang Allah lakukan bagi manusia.


1)   Memberikan Kristus sebagai Penebus kita, menggantikan kita.

a)   Mati untuk semua orang.
Ay 14-15: “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

Kata yang diterjemahkan ‘untuk’ adalah HUPER, yang artinya adalah ‘instead of’ (= sebagai ganti) atau ‘for the sake of’ (= demi). Ini menunjukkan Kristus sebagai substitute / pengganti kita. Ia menderita dan mati bukan sebagai tindakan solidaritas, seperti yang banyak diajarkan oleh orang-orang Liberal! Ia menderita dan mati sebagai pengganti kita!

Kristus mati, supaya kita bisa hidup. Perhatikan bagian yang saya cetak miring dari ay 15 di atas. Juga bandingkan dengan Yoh 10:10b - “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

b)   Menjadi dosa karena kita.
Ay 21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

Ini untuk menangani kondisi manusia yang berdosa / melanggar dan tidak benar. Seharusnya manusia itu dihukum, tetapi Allah memberikan Kristus sebagai pengganti kita.

2)   Mengutus orang untuk memberitakan Injil kepada kita supaya kita bisa didamaikan dengan Dia oleh Kristus.
Mengapa? Karena tanpa ada orang yang diutus untuk memberitakan Injil, tak ada orang yang bisa mendengar Injil, dan tanpa mendengar Injil, tak ada orang yang bisa percaya.

Bdk. Ro 10:13-15 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!’”.

IV) Apa tanggapan kita seharusnya.


1)   Ada 2 macam tanggapan terhadap diri Kristus dan apa yang telah Ia lakukan.

a)   Tidak percaya kepada Kristus / mengabaikan Kristus dan bahkan menentang Kristus.
Kalau saudara tidak percaya, apa yang Kristus telah lakukan tidak ada gunanya sama sekali bagi saudara. Saudara tetap akan menjadi musuh Allah, dan karena itu saudara akan masuk ke neraka selama-lamanya.

Luk 19:11-27 - “(11) Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataanNya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. (12) Maka Ia berkata: ‘Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. (13) Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. (14) Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. (15) Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. (16) Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. (17) Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. (18) Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. (19) Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. (20) Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. (21) Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. (22) Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. (23) Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. (24) Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. (25) Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. (26) Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. (27) Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.’”.

Yoh 8:24 - “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.’”.

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

b)   Percaya kepada Kristus.
‘Menilai Kristus menurut ukuran manusia’ (ay 16). Apa artinya? Ada 2 penafsiran yang memungkinkan tentang ayat ini:
1.   ‘Menilai Kristus menurut daging’ artinya menilainya sesuai dengan pengertian agama Yahudi pada jaman itu, dimana Mesias dianggap sebagai raja duniawi yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Sebaliknya menilai Kristus secara rohani, berarti menerima / mempercayai Dia sebagai Raja dan Juruselamat secara rohani.
2.   ‘Menilai Kristus menurut daging’ artinya menganggap Dia hanya sebagai manusia saja. Sedangkan menilai Kristus secara rohani artinya menilaiNya sesuai dengan ajaran Kitab Suci, yang menyatakan Kristus bukan hanya sebagai manusia tetapi juga sebagai Allah, Juruselamat, Mesias, dsb.

Apa yang terjadi kalau kita percaya?

1.   Kita diperdamaikan dengan Allah.
Ay 18-20: “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Ef 2:13-18 - “(13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

Damai dengan Allah ini yang menyebabkan adanya damai / sukacita yang sejati dalam hati.

2.   Pelanggaran kita tidak diperhitungkan.
Ay 19a: “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.

Maz 32:1,2,5 - “(1) Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (2) Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! ... (5) Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela”.

Ro 4:4-8 - “(4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. (5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. (6) Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: (7) ‘Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; (8) berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.’”.

3.   Dibenarkan oleh Allah.
Ay 21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

Ro 4:1-5 - “(1) Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? (2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. (3) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ‘Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ (4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. (5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran”.

Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.

Ro 9:30-10:3 - “(9:30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (9:31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (9:32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, (9:33) seperti ada tertulis: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (10:1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. (10:2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (10:3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah”.

Yak 2:23 - “Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: ‘Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ Karena itu Abraham disebut: ‘Sahabat Allah.’”.

Yes 61:10 - “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya”.

4.   Kita dipastikan masuk surga.

a.   Ay 1: “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia”.
NIV/NASB: ‘we have a building from God’.
Perhatikan kata ‘have’ yang ada dalam ‘present tense’ (= bentuk sekarang), bukan ‘future tense’ (= bentuk yang akan datang). Ini menunjukkan bahwa begitu kita mati, kita langsung mendapatkan rumah itu.
Charles Hodge: “The present tense, EKHOMEN, is used because the one event immediately follows the other; there is no perceptible interval between the dissolution of the earthly tabernacle and entering on the heavenly house. As soon as the soul leaves the body it is in heaven. ... The soul therefore at death enters a house whose builder is God” (= Present tense, EKHOMEN, digunakan karena peristiwa yang satu langsung mengikuti yang lain; di sana tidak ada selang waktu yang terlihat di antara hancurnya kemah duniawi dan masuknya ke rumah surgawi. Begitu jiwa meninggalkan tubuh, jiwa itu ada di surga. ... Karena itu pada saat mati, jiwa memasuki rumah yang pembangunnya adalah Allah) - hal 489.

b.   Ay 8b: ‘terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan’.
NASB: ‘to be at home with the Lord’ (= ada di rumah bersama Tuhan).
NIV: ‘at home with the Lord’ (= di rumah bersama Tuhan).
Literal / hurufiah: ‘to come home to the Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan).
Ini menunjukkan bahwa bagi Paulus ‘mati’ sama dengan ‘pulang ke rumah Bapa’ dan ini menunjukkan bahwa begitu seorang kristen mati ia langsung masuk surga.

Bdk. Yoh 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”.

2)   Ada 2 macam tanggapan berkenaan dengan bagaimana kita, sebagai orang Kristen, hidup .

a)   Hidup untuk diri sendiri.

b)   Hidup untuk Kristus.
Ay 15: “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

Ro 14:7-8 - “(7) Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. (8) Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”.

1Pet 2:24 - “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh”.

Ro 6:10-13 - “(10) Sebab kematianNya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupanNya adalah kehidupan bagi Allah. (11) Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. (12) Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. (13) Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran”.

Kalau saudara memang mau hidup untuk Kristus, jelas bahwa saudara harus mentaati Dia, dan melayani Dia, dan menggunakan segala sesuatu yang ada pada saudara untuk menyenangkan dan memuliakan Dia.

Kesimpulan / penutup.


Bagaimana tanggapan saudara? Maukah saudara percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, dan maukah saudara hidup, bukan untuk diri saudara sendiri, tetapi untuk Kristus, yang telah mati dan bangkit untuk saudara?


-AMIN-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar