Minggu, 13 April 2014

IBRANI 6:4-10 (1)

Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div



Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.

Kalau dalam Ibr 5:11-6:3 penulis surat Ibrani menyatakan kelambanan mereka dalam hal mendengar Firman Tuhan dan betapa kurangnya kemajuan mereka, maka sekarang ia memberikan suatu peringatan akan bahayanya jika mereka terus ada dalam keadaan seperti itu. Ia lalu menceritakan suatu kasus, dimana orang yang setelah mengaku percaya, akhirnya murtad.

John Owen: “The Apostle had told them to whom he is writing that they were slow as to making progress in knowledge and in a suitable practice; he now lets them know the danger that there was in continuing in that slothful condition. That they might be acquainted with their danger, and stirred up to avoid it, he gives them an account of those who, after a profession of the gospel, beginning with a non-proficiency in it, do end in apostasy from it” (= Sang Rasul telah memberitahu mereka, kepada siapa ia sedang menulis, bahwa mereka lamban berkenaan dengan membuat kemajuan dalam pengetahuan dan dalam praktek yang bersesuaian; sekarang ia memberitahu mereka bahaya yang ada kalau terus ada dalam kondisi lamban tersebut. Supaya mereka bisa memahami bahaya mereka, dan digerakkan untuk menghindarinya, ia memberi mereka cerita tentang mereka yang, setelah mengakui Injil, dimulai dengan ketidak-ahlian di dalamnya, berakhir dengan kemurtadan darinya) - ‘Hebrews, abridged’, hal 96.

John Owen: “The connection of the words is included in the causal conjunction, ga<r, ‘for.’ It respects the introduction of a reason, for what had been before discoursed, ... And whereas he had manifested that they were slow as to the making of a progress in knowledge and a suitable practice, he lets them here know the danger that there was in continuing in that slothful condition. For not to proceed in the ways of the gospel, and obedience thereunto, is an untoward entrance into a total relinquishment of the one and the other. That therefore they might be acquainted with the danger hereof, and be stirred up to avoid that danger, he gives them an account of those who, after a profession of the gospel, beginning at a non-proficiency under it, do end in apostasy from it” (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 72.
Catatan: ini tidak saya terjemahkan karena artinya kurang lebih sama dengan kutipan dari Owen di atas.

Ada 5 hal yang merupakan penggambaran dari orang-orang itu:

1)   diterangi hatinya’.
Ada yang mengartikan ini sebagai baptisan, karena dalam terjemahan Syria, ini diterjemahkan ‘dibaptis’. Ini jelas salah; dan tentang bagaimana mungkin terjemahan Syria bisa menterjemahkan seperti itu, dan penjelasan tentang kesalahan terjemahan ini diberikan oleh John Owen di bawah ini, tetapi saya anggap tidak terlalu penting untuk dibahas.

John Owen: “The first thing in the description is, that they were a[pax fwtisqe>ntev, ‘once enlightened;’ saith the Syriac translation, as we observed, ‘once baptized.’ It is very certain that, early in the church, baptism was called fwtismo>v, ‘illumination;’ and fwti>zein, ‘to enlighten,’ was used for ‘to baptize.’ And the set times wherein they solemnly administered that ordinance were called hJme>rai tw~n fwtw~n, ‘the days of light.’ Hereunto the Syriac interpreter seems to have had respect. And the word a[pax, ‘once,’ may give countenance hereunto. Baptism was once only to be celebrated, according to the constant faith of the churches in all ages. And they called baptism ‘illumination,’ because it being one ordinance of the initiation of persons into a participation of all the mysteries of the church, they were thereby translated out of the kingdom of darkness into that of grace and light. And it seems to give further countenance hereunto, in that baptism really was the beginning and foundation of a participation of all the other spiritual privileges that are mentioned afterwards. For it was usual in those times, that upon the baptizing of persons, the Holy Ghost came upon them, and endowed them with extraordinary gifts, peculiar to the days of the gospel, as we have showed in our consideration of the order between ‘baptism’ and ‘imposition of hands.’ And this opinion hath so much of probability in it, having nothing therewithal unsuited to the analogy of faith or design of the place, that I should embrace it, if the word itself, as here used, did not require another interpretation. For it was a good while after the writing of this epistle, and all other parts of the New Testament, at least an age or two, if not more, before this word was used mystically to express baptism. In the whole Scripture it hath another sense, denoting an inward operation of the Spirit, and not the outward administration of an ordinance. And it is too much boldness, to take a word in a peculiar sense in one single place, diverse from its proper signification and constant use, if there be no circumstances in the text forcing us thereunto, as here are not. And for the word a[pax, ‘once,’ it is not to be restrained unto this particular, but refers equally unto all the instances that follow, signifying no more but that those mentioned were really and truly partakers of them” (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 73-74.

John Owen: “Wherefore, to be ‘enlightened’ in this place is to be instructed in the doctrine of the gospel, so as to have a spiritual apprehension thereof” (= Karena itu, ‘diterangi’ di tempat ini adalah diajar dalam doktrin / ajaran dari Injil, sehingga mempunyai pengertian / kepandaian tentangnya) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 74.
Catatan: dalam 2 kutipan dari Owen di bawah (yang saya letakkan dalam kotak), Owen menunjukkan alasan yang sangat kuat mengapa ia mengambil pandangan seperti ini atau menafsir seperti ini.

John Owen: Fwti>zomai, is ‘to give light or knowledge by teaching;’ - the same with hr,wOh, which, therefore, is so translated ofttimes by the Greeks; as by Aquila, Exodus 4:12; Psalm 119:33; Proverbs 4:4; Isaiah 27:11, as Drusius observes. And it is so by the LXX., Judges 13:8; 2 Kings 12:2, 17:27. Our apostle useth it for ‘to make manifest;’ that is, ‘bring to light,’ 1 Corinthians 4:5, 2 Timothy 1:10. And the meaning of it, John 1:9, where we render it ‘lighteth,’ is to teach. And fwtismo>v is ‘knowledge upon instruction:’ 2 Corinthians 4:4, Eijv to< mh< aujga>sai aujtoi~v to<n fwtismo<n tou~ eujaggeli>ou, - ‘That the light of the gospel should not shine into them;’ that is, the knowledge of it. So verse 6, Pro<v fwtismo<n th~v gnw>sewv, - ‘The light of the knowledge.’” (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 74.

John Owen: “Of the object, or the things known and apprehended. For ‘life and immortality are brought to light by the gospel,’ 2 Timothy 1:10. Hence it is called ‘light;’ ‘the inheritance of the saints in light.’ And the state which men are thereby brought into is so called in opposition to the darkness that is in the world without it, 1 Peter 2:9. The world without the gospel is the kingdom of Satan: JO ko>smov o[lov ejn tw~| ponhrw~| kei~tai, 1 John 5:19. The whole of the world, and all that belongs unto it, in distinction and opposition unto the new creation, is under the power of the wicked one, the prince of the power of darkness, and so is full of darkness. It is to>pov aujcmhro>v, 2 Peter 1:19; - ‘a dark place,’ wherein ignorance, folly, error, and superstition do dwell and reign. By the power and efficacy of this darkness are men kept at a distance from God, and know not whither they go. This is called ‘walking in darkness,’ 1 John 1:6; whereunto ‘walking in the light,’ that is, the knowledge of God in Christ by the gospel, is opposed, verse 7. On this account is our instruction in the knowledge of the gospel called ‘illumination,’ because itself is light” (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 74.

John Owen mengatakan bahwa mereka diterangi oleh ajaran injil dan pekerjaan Roh Kudus. Ini merupakan pekerjaan umum dari Roh Kudus.
Ini tidak harus menunjukkan bahwa orangnya sudah selamat, karena kata ini bisa digunakan terhadap seseorang yang bukan kristen sejati, misalnya dalam Yoh 1:9.
Yoh 1:9 - “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia”.
Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan ‘diterangi’ dalam Ibr 6:4 adalah PHOTISTHENTAS (fwtisqentaj), sedangkan kata Yunani yang diterjemahkan ‘menerangi’ dalam Yoh 1:9 adalah PHOTIZEI (fwtizei), yang jelas berasal dari kata dasar yang sama.

John Owen: “This is the first property whereby the persons intended are described; they are such as were ‘illuminated’ by the instruction they had received in the doctrine of the gospel, and the impression made thereby on their minds by the Holy Ghost; for this is a common work of his, and is here so reckoned. And the apostle would have us know that, - Obs. 1. It is a great mercy, a great privilege, to be enlightened with the doctrine of the gospel, by the effectual working of the Holy Ghost. But, - Obs. 2. It is such a privilege as may be lost, and end in the aggravation of the sin, and condemnation of those who were made partakers of it. And, - Obs. 3. Where there is a total neglect of the due improvement of this privilege and mercy, the condition of such persons is hazardous, as inclining towards apostasy” (= Ini adalah milik yang pertama dengan mana orang-orang yang dimaksudkan digambarkan; mereka adalah sedemikian rupa sebagai telah ‘diterangi’ oleh instruksi / ajaran yang telah mereka terima dalam doktrin dari Injil, dan dengan demikian kesan / pengaruh telah dibuat pada pikiran mereka oleh Roh Kudus; karena ini adalah pekerjaanNya yang umum, dan di sini begitu diperhitungkan. Dan sang rasul ingin kita tahu bahwa, - Pengamatan 1. Merupakan suatu belas kasihan yang besar, hak yang besar, untuk diterangi dengan doktrin dari Injil, oleh pekerjaan yang efektif dari Roh Kudus. Tetapi, - Pengamatan 2. Itu adalah suatu hak yang bisa hilang, dan berakhir dalam bertembahnya dosa, dan penghukuman dari mereka yang telah dibuat menjadi pengambil bagian darinya. Dan, - Pengamatan 3. Dimana ada suatu pengabaian total tentang kemajuan yang seharusnya dari hak dan belas kasihan ini, kondisi dari orang-orang seperti itu adalah berbahaya, karena condong pada kemurtadan) - ‘The Works of John Owen’, vol 5, hal 75.

Untuk lebih memperjelas tentang kasus dimana seseorang mendapatkan pencerahan dan pengetahuan, tetapi ia sendiri tetap terhilang, John Owen memberikan penjelasan tentang 3 macam pengetahuan:

a)   Pengetahuan tentang hal-hal rohani yang semata-mata bersifat alamiah (natural) - Owen, ‘Hebrews’, vol 5, hal 75.
Ini didapatkan oleh orangnya sekedar dengan belajar, tanpa pertolongan khusus apapun dari Roh Kudus. Orang yang dengan rajin dan tekun mempelajari Alkitab, sama seperti mereka mempelajari ilmu pengetahuan yang lain, bisa mendapatkan pengetahuan jenis ini, tetapi mereka sama sekali asing terhadap semua karunia rohani.

Pertanyaan: apakah pandangan Owen ini tidak bertentangan dengan 1Kor 2:14?
1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”.

Jawab: tidak bertentangan. Mengapa? Karena yang dikatakan sebagai ‘ia tidak dapat memahaminya’ dalam 1Kor 2:14 ini bukanlah tidak bisa mengertinya secara intelektual. Tentu kita bisa mengajarkan Injil kepada orang kafir, dan ia bisa mengertinya semata-mata secara intelektual. Adalah mustahil bahwa kalau kita hanya mengajar bahwa Allah telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, lalu mati disalib untuk dosa-dosa kita, sehingga sekarang orang yang percaya akan diselamatkan, dan orang kafir itu sama sekali tidak bisa mengertinya secara intelektual. Jadi, yang dimaksudkan oleh ayat ini dengan kata-kata ‘ia tidak dapat memahaminya’ adalah bahwa ia tidak bisa mengerti / melihat keunggulan atau keindahan dari Injil itu. Sebaliknya, ia bahkan menganggapnya sebagai ‘suatu kebodohan’.
Bdk. 1Kor 1:18,22-23 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. ... (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.
Bahwa seseorang bisa menilai Injil sebagai ‘suatu kebodohan’, mensyaratkan bahwa ia mengerti (secara intelektual) tentang Injil itu. Kalau secara intelektual ia tidak mengertinya sama sekali, ia tidak bisa memberikan penilaian apapun.

b)   Pengetahuan yang didapatkan seseorang dengan belajar Firman Tuhan dengan pencerahan dari Roh Kudus.
Owen mengatakan bahwa berbeda dengan orang yang hanya belajar Firman Tuhan secara alamiah (point a di atas), yang hanya akan menganggap Injil sebagai kebodohan, maka orang yang di sini akan mendapatkan kepuasan tertentu dari pengertian tentang Injil.
John Owen: “this spiritual illumination gives the mind some satisfaction, with delight and joy, in the things that are known. By that beam whereby it shines into darkness, although it be not fully comprehended, yet it represents the way of the gospel as a way of righteousness, 2 Peter 2:21, which reflects peculiar regard of it on the mind” (= pencerahan rohani ini memberi pikiran suatu kepuasan, dengan kesenangan dan sukacita, dalam hal-hal yang diketahui. Oleh sinar itu dengan mana itu bersinar ke dalam kegelapan, sekalipun itu tidak sepenuhnya dimengerti, tetapi itu menggambarkan / menunjukkan Injil sebagai suatu jalan kebenaran, 2Pet 2:21) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 76.
2Pet 2:21 - “Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka”.

Saya juga berpendapat bahwa ayat-ayat di bawah ini berkenaan dengan orang yang mendapat pengertian dengan pencerahan Roh Kudus seperti yang dibicarakan Owen di sini.
·         Mat 13:20-21 - “(20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad”.
·         Mat 19:16-22 - “(16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ (17) Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.’ (18) Kata orang itu kepadaNya: ‘Perintah yang mana?’ Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (20) Kata orang muda itu kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’ (21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
·         Mark 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
·         Kis 24:24-25 - “(24) Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. (25) Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.’”.

c)   Pengetahuan yang menyelamatkan dan menguduskan. Ini jelas juga didapatkan dari pencerahan Roh Kudus, tetapi dalam hal ini Ia menambahkan kasih karunia sehingga orang itu diselamatkan.
John Owen: “There is a saving, sanctifying light and knowledge, which this spiritual illumination riseth not up unto; for though it transiently affects the mind with some glances of the beauty, glory, and excellency of spiritual things, yet it doth not give that direct, steady, intuitive insight into them which is obtained by grace. See 2 Corinthians 3:18, 4:4,6. Neither doth it renew, change, or transform the soul into a conformity unto the things known, by planting of them in the will and affections, as a gracious saving light doth, 2 Corinthians 3:18; Romans 6:17, 12:2” [= Di sana ada suatu terang dan pengetahuan yang menyelamatkan dan menguduskan, yang tidak dicapai oleh pencerahan rohani ini (pengetahuan karena pencerahan Roh Kudus pada point b di atas); karena sekalipun itu secara sementara mempengaruhi pikiran dengan beberapa pandangan sekilas dari keindahan, kemuliaan dan keunggulan dari hal-hal rohani, tetapi itu tidak memberikan pengetahuan / pengertian yang langsung, menetap / kokoh / mantap, intuitif ke dalam hal-hal rohani itu, yang didapatkan oleh kasih karunia. Lihat 2Kor 3:18; 4:4,6. Juga itu tidak memperbaharui, mengubah, atau membentuk jiwa ke dalam suatu penyesuaian dengan hal-hal yang diketahui, dengan menanamkan mereka dalam kehendak dan perasaan, seperti yang dilakukan oleh terang yang menyelamatkan, 2Kor 3:18; Ro 6:17; 12:2] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 76.
Catatan:
1.   Kata ‘intuition’ berarti ‘the immediate knowing or learning of something without the conscious use of reasoning; instantaneous apprehension’ (= pengenalan atau pengetahuan langsung tentang sesuatu tanpa penggunaan sadar dari pemikiran / pertimbangan; pengertian yang segera / seketika itu juga) - Webster’s New World Dictionary.
2.   Saya tak memberikan ayat-ayat referensinya karena tak terlalu penting.

Dari perbandingan point b dan point c di atas, harus disimpulkan bahwa adalah mungkin bagi seseorang untuk bisa belajar Firman Tuhan, dan mendapatkan pengertian karena pencerahan Roh Kudus, tetapi tetap tidak diselamatkan!

Bdk. 2Pet 1:19 - “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa sekalipun firman / Injil menyinari seseorang, tetapi ia harus memperhatikannya, untuk bisa mendapatkan manfaat darinya.

Calvin (tentang 2Pet 1:19): “This is a remarkable passage: we learn from it how God guides us. The Papists have ever and anon in their mouth, that the Church cannot err. Though the word is neglected, they yet imagine that it is guided by the Spirit. But Peter, on the contrary, intimates that all are immersed in darkness who do not attend to the light of the word. Therefore, except thou art resolved wilfully to cast thyself into a labyrinth, especially beware of departing even in the least thing from the rule and direction of the word” [= Ini merupakan suatu text yang luar biasa: kita belajar darinya bagaimana Allah membimbing kita. Para pengikut Paus (orang Katolik) selalu dan segera mengatakan bahwa Gereja (Katolik) tidak bisa salah. Sekalipun firman diabaikan, tetapi mereka mengkhayalkan bahwa Gereja itu dipimpin oleh Roh. Tetapi sebaliknya, Petrus menyatakan bahwa semua yang tidak memperhatikan / mengikuti terang dari firman tenggelam dalam kegelapan. Karena itu, kecuali engkau memutuskan dengan sengaja untuk melemparkan dirimu sendiri ke dalam suatu struktur yang membingungkan, hati-hatilah secara khusus untuk tidak menyimpang bahkan dalam hal yang terkecil dari peraturan dan pengarahan dari firman].


 
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.

2)   mengecap karunia sorgawi’.

a)   Owen menganggap bahwa ‘karunia surgawi’ ini menunjuk kepada Roh Kudus.
Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Catatan: kata-kata ‘karunia Roh Kudus’ bukan berarti ‘karunia dari Roh Kudus’, tetapi ‘karunia berupa Roh Kudus’.

Bagaimana mungkin kata-kata ‘karunia surgawi’ bisa menunjuk kepada Roh Kudus? Perhatikan jawaban Owen di bawah ini.

John Owen: “And he is said to be ejpoura>niov, ‘heavenly,’ or from heaven. ... The promise of him was, that he should be sent ‘from heaven,’ or ‘from above;’ ... He, therefore, is this hJ dwrea< hJ ejpoura>niov, the ‘heavenly gift’ here intended, though not absolutely, but with respect to an especial work. ... That which riseth up against this interpretation is, that the Holy Ghost is expressly mentioned in the next clause, ‘And were made partakers of the Holy Ghost.’ It is not therefore probable that he should be here also intended. ... The Holy Ghost is here mentioned as the great gift of the gospel times, as coming down from heaven, not absolutely, not as unto his person, but with respect unto an especial work, namely, the change of the whole state of religious worship in the church of God; whereas we shall see in the next words he is spoken of only with respect unto external, actual operations. But he was the great, the promised heavenly gift, to be bestowed under the new testament, by whom God would institute and ordain a new way, and new rites of worship, upon the revelation of himself and will in Christ. ... The Spirit of God, therefore, as bestowed for the introduction of the new gospel-state, in truth and worship, is ‘the heavenly gift’ here intended (= Dan Ia dikatakan sebagai EPOURANIOS, ‘surgawi’, atau ‘dari surga’. ... JanjiNya adalah bahwa Ia dikirim ‘dari surga’, atau ‘dari atas’; ... Karena itu, Ia adalah HE DOREA HE EPOURANIOS ini, ‘karunia surgawi’ yang dimaksudkan di sini, sekalipun bukan secara mutlak, tetapi berkenaan dengan suatu pekerjaan khusus. ... Apa yang muncul terhadap / menentang penafsiran ini adalah, bahwa Roh Kudus disebutkan secara explicit dalam anak kalimat berikutnya, ‘Dan dibuat menjadi pengambil bagian dari Roh Kudus’. Karena itu tidaklah mungkin bahwa di sini Ia juga yang dimaksudkan. ... Roh Kudus disebutkan di sini sebagai karunia yang besar dari jaman injil, sebagai turun dari surga, bukan secara mutlak, bukan berkenaan dengan diri / pribadiNya, tetapi berkenaan dengan suatu pekerjaan khusus, yaitu perubahan dari seluruh keadaan dari penyembahan / ibadah agamawi dalam gereja Allah; sedangkan kita akan melihat dalam kata-kata berikutnya Ia dibicarakan hanya berkenaan dengan operasi luar / lahiriah yang sungguh-sungguh. Tetapi Ia adalah karunia surgawi yang dijanjikan dan besar, untuk diberikan di bawah perjanjian baru, dengan mana Allah akan mengadakan dan menentukan suatu cara yang baru, dan upacara-upacara baru dari penyembahan / ibadah, pada penyataan / wahyu dari diriNya sendiri dan kehendak dalam Kristus. ... Karena itu, Roh Allah sebagai yang diberikan untuk perkenalan / pendahuluan dari keadaan injil yang baru, dalam kebenaran dan penyembahan / ibadah, adalah ‘karunia surgawi’ yang dimaksudkan di sini) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 77,78,79.
Catatan: kata ‘surgawi’ diterjemahkan dari kata Yunani EPOURANIOU yang ada dalam kasus genitive (Owen menuliskan kasus nominative-nya yaitu EPOURANIOS), sehingga memang bisa diterjemahkan ‘of heaven / from heaven’.
Kis 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.
Yoh 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Kis 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
Kis 2:33 - “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.

b)   Kata ‘mengecap’ (Inggris: ‘taste’).
Beberapa penafsir mengatakan  bahwa kata ‘taste’ (= mengecap), tidak bisa diartikan ‘mencicipi sedikit’, tetapi berarti ‘makan’ dan di sini artinya adalah ‘mengetahui / mengenal, mengetahui dari pengalaman / mengalami, ikut ambil bagian, memiliki, merasakan, menikmati’.
Memang ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ‘mengecap’ betul-betul berarti ‘memakan’ seperti dalam 2Sam 3:35 dan 1Sam 14:29.
1Sam 14:29 - “Lalu kata Yonatan: ‘Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘tasted’ (= mengecap).
2Sam 3:35 - “Seluruh rakyat datang menawarkan kepada Daud untuk makan roti selagi hari siang, tetapi Daud bersumpah, katanya: ‘Kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika sebelum matahari terbenam aku mengecap roti atau apapun.’”.

Tetapi Owen menjawab bahwa dalam Kitab Suci kata ‘taste’ (= mengecap) bisa mencicipi sedikit dan lalu memutuskan untuk memakan atau menolaknya, seperti dalam kasus dari Yesus yang mencicipi anggur bercampur empedu / mur, dan lalu menolak untuk meminumnya (Mat 27:34).
Mat 27:34 - “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.

Owen menganggap ini sebagai kiasan. Kita mengecap sesuatu, dan lalu kita bisa menerimanya atau menolaknya.

John Owen: We may inquire what it is to ‘taste’ of this heavenly gift. The expression of tasting is metaphorical, and signifies no more but to make a trial or experiment; for so we do by tasting, naturally and properly, of that which is tendered unto us to eat. We taste such things by the sense given us naturally to discern our food; and then either receive or refuse them, as we find occasion. It doth not, therefore, include eating, much less digestion and turning into nourishment of what is so tasted; for its nature being only thereby discerned, it may be refused, yea, though we like its relish and savor, upon some other consideration. Some have observed, that to taste is as much as to eat; as 2Samuel 2:35, ‘I will not taste bread, or ought else.’ But the meaning is, ‘I will not so much as taste it;’ whence it was impossible he should eat it. And when Jonathan says he only tasted a little of the honey, 1Samuel 14:29, it was an excuse and extenuation of what he had done. But it is unquestionably used for some kind of experience of the nature of things: Proverbs 31:18, ‘She tasteth that her merchandise is good;’ or hath experience of it, from its increase. Psalm 34:8, ‘O taste and see that the LORD is good:’ which Peter respects, 1Peter 2:3, ‘If so be that ye have tasted that the Lord is gracious,’ or found it so by experience. It is therefore properly to make an experiment or trial of any thing, whether it be received or refused; and is sometimes opposed to eating and digestion, as Matthew 27:34. That, therefore, which is ascribed unto these persons, is, that they had an experience of the power of the Holy Ghost, that gift of God, in the dispensation of the gospel, the revelation of the truth, and institution of the spiritual worship of it; of this state, and of the excellency of it, they had made some trial, and had some experience; - a privilege which all men were not made partakers of. And by this taste they were convinced that it was far more excellent than what they had been before accustomed unto; although now they had a mind to leave the finest wheat for their old acorns. Wherefore, although tasting contains a diminution in it, if compared with that spiritual eating and drinking, with that digestion of gospel truths, turning them into nourishment, which are in true believers; yet, absolutely considered, it denotes that apprehension and experience of the excellency of the gospel as administered by the Spirit, which is a great privilege and spiritual advantage, the contempt whereof will prove an unspeakable aggravation of the sin, and the remediless ruin of apostates. The meaning, then, of this character given concerning these apostates is, that they had some experience of the power and efficacy of the Holy Spirit from heaven, in gospel administrations and worship. For what some say of faith, it hath here no place; and what others affirm of Christ, and his being the gift of God, comes in the issue unto what we have proposed (= ) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 79-80.
Catatan: Owen memberikan penjelasan tentang kata ‘mengecap’ itu dengan sangat terperinci dan panjang dan karena itu saya hanya memberikan ringkasan dan hal-hal terpentingnya saja.

Owen menyimpulkan bahwa orang-orang ini mencicipi dan mengalami, dalam tingkat tertentu, pemberian surgawi ini, tetapi tidak pernah betul-betul menerimanya dalam hidupnya.

3)   mendapat bagian dalam Roh Kudus’.
Owen mengatakan bahwa Roh Kudus hadir dengan banyak orang berkenaan dengan pekerjaanNya yang berkuasa, tetapi Ia tidak tinggal dalam diri orang itu.

John Owen: “the Holy Ghost is present with many as unto powerful operations, with whom He is not present as to gracious inhabitation; many are made partakers of Him in spiritual gifts, who are never made partakers of Him in His saving grace” (= Roh Kudus hadir dengan banyak orang berkenaan dengan pekerjaan-pekerjaan yang berkuasa, dengan siapa Ia tidak hadir dalam arti ‘tinggal secara murah hati’; banyak orang ambil bagian dalam Roh Kudus dalam pemberian-pemberian rohani, yang tidak pernah ambil bagian dari Dia dalam kasih karunia yang menyelamatkan) - ‘Hebrews, abridged’, hal 97.

John Owen: “to partake of him is to have a share, part, or portion, in what he distributes by way of spiritual gifts; ... So Peter told Simon the magician, that he had no part in spiritual gifts, he was not partaker of the Holy Ghost, Acts 8:21. Wherefore to be ‘partaker of the Holy Ghost,’ is to have a share in and benefit of his spiritual operations. ... It is one thing for a man to have a share in and benefit by the gifts of the church, another to be personally himself endowed with them” (= mengambil bagian dari Dia artinya mendapatkan bagian dalam apa yang Ia distribusikan melalui karunia-karunia rohani; ... Demikianlah Petrus memberitahu Simon tukang sihir bahwa ia tidak mendapat bagian dalam karunia-karunia rohani, ia bukanlah pengambil bagian dari Roh Kudus, Kis 8:21. Karena itu menjadi ‘pengambil bagian dari Roh Kudus’ berarti mendapat suatu bagian dalam, dan manfaat dari, operasi-operasi rohaniNya. ... Bahwa seseorang ‘mendapatkan suatu bagian dalam, dan manfaat oleh, karunia-karunia dari gereja’, merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan ‘dirinya sendiri diberi secara pribadi dengan hal-hal itu’) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 80-81.

Bdk. Kis 8:17-23 - “(17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. (18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19) serta berkata: ‘Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.’ (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: ‘Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.’”.

Catatan: bahwa ‘Roh Kudus’ diartikan menunjuk bukan kepada diri / pribadi Roh Kudus tetapi pada karunia-karunia dari Roh Kudus, juga terjadi dalam Ibr 2:4.
Ibr 2:4 - Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘gifts of the Holy Ghost / Spirit’ (= karunia-karunia dari Roh Kudus).
Catatan: dalam bahasa Yunaninya kata ‘gifts’ (= karunia-karunia) itu tidak ada.

Barnes’ Notes (tentang Ibr 2:4): The various influences of the Holy Spirit enabling them to speak different languages, and to perform works beyond the power of man; see notes on 1 Cor 12:4-11 (= Pengaruh-pengaruh yang bermacam-macam dari Roh Kudus yang memampukan mereka untuk berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda, dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di luar kemampuan manusia; lihat catatan tentang 1Kor 12:4-11).

4)   mengecap firman yang baik dari Allah’.

a)         Kata-kata ‘firman yang baik dari Allah’ artinya adalah ‘janji-janji dari injil’.
Owen mengatakan bahwa dalam Yudaisme / Perjanjian Lama mereka juga mengecap Firman Allah (Ro 3:2), tetapi ia menambahkan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah Firman Tuhan dalam arti ‘Injil’.

John Owen: “it is the word of God as preached in the dispensation of the gospel that is eminently thus called, and concerning which such excellent things are spoken, Rom. 1:16; Acts 20:32; James 1:21” (= adalah firman Allah seperti yang diberitakan dalam jaman Injil yang secara nyata disebut demikian, dan tentang mana hal-hal yang sangat bagus seperti itu diucapkan, Ro 1:16; Kis 20:32; Yak 1:21) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.

b)         ‘Mengecap’.
Sama seperti dalam point no 2) di atas, penulis surat Ibrani menggunakan kata ‘mengecap’ atau ‘mencicipi’.

John Owen: Hereof they are said to ‘taste,’ as they were before of the heavenly gift. The apostle as it were studiously keeps himself to this expression, on purpose to manifest that he intendeth not those who by faith do really receive, feed, and live on Jesus Christ, as tendered in the word of the gospel, John 6:35, 49-51, 54-56. It is as if he had said, ‘I speak not of those who have received and digested the spiritual food of their souls, and turned it into spiritual nourishment; but of such as have so far tasted of it, as that they ought to have desired it as ‘sincere milk, to have grown thereby.’’ But they had received such an experiment of its divine truth and power, as that it had various effects upon them (= Tentang ini mereka dikatakan ‘mengecap / mencicipi’ seperti mereka sebelumnya tentang karunia surgawi. Seakan-akan sang rasul dengan sangat berhati-hati menjaga dirinya sendiri pada ungkapan ini, dengan tujuan untuk menyatakan bahwa ia bukan memaksudkan mereka yang dengan iman betul-betul menerima, memakan, dan hidup dengan Yesus Kristus, sebagaimana ditawarkan dalam firman dari injil, Yoh 6:35,49-51,54-56. Seakan-akan ia berkata, “Aku berbicara bukan tentang mereka yang telah menerima dan mencerna makanan rohani dari jiwa-jiwa mereka, dan mengubahnya menjadi nutrisi rohani; tetapi tentang orang-orang sejauh yang telah mencicipinya, pada saat mereka seharusnya menginginkannya sebagai ‘susu yang murni, supaya bertumbuh olehnya’”. Tetapi mereka telah menerima itu sebagai suatu percobaan tentang kebenaran dan kuasa ilahinya, karena itu mempunyai bermacam-macam hasil / akibat pada diri mereka) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.
Bdk. 1Pet 2:2 - “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”.

Owen mengatakan bahwa ada hal-hal yang baik dalam Firman Tuhan, sehingga ada orang-orang yang tertarik dan dipengaruhi pikirannya, tetapi yang tidak pernah sampai pada ketaatan yang sungguh-sungguh terhadap Firman Tuhan itu.

John Owen: “Observe, there is a goodness and excellency in the word of God, able to attract and affect the minds of men, who yet never arrive at sincere obedience unto it” (= Perhatikan bahwa ada kebaikan dalam Firman Allah, yang bisa menarik dan mempengaruhi pikiran manusia, yang tidak pernah sampai pada ketaatan yang sungguh-sungguh kepadanya) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 82.

Kata ‘mengecap’ (atau ‘mencicipi’) ini kontras dengan kata-kata ‘makan’ dan ‘minum’ yang digunakan oleh Yesus dalam Yoh 6:50-58 - “(50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’ (52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: ‘Bagaimana Ia ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan.’ (53) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (54) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (55) Sebab dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman. (56) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.’”.

Beberapa contoh dimana orang non kristen senang mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak betul-betul menerimanya / mentaatinya, adalah:
1.   Orang-orang yang termasuk dalam golongan tanah berbatu.
Mat 13:20-21 - “(20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad”.
2.   Herodes yang senang mendengar ajaran Yohanes Pembaptis (Mark 6:20b).
Mark 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
3.   Orang-orang Yahudi yang mendengar Yohanes Pembaptis (Yoh 5:35).
Yoh 5:35 - “Ia (Yohanes Pembaptis) adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.

5)   karunia-karunia dunia yang akan datang’.
KJV: the powers of the world to come (= kuasa-kuasa dunia yang akan datang).
NIV: the powers of the coming age (= kuasa-kuasa dari jaman yang mendatang).
TB2-LAI: ‘kuasa-kuasa dunia yang akan datang’.
Tetapi dalam penafsirannya, kelihatannya Owen justru sesuai dengan terjemahan dari Kitab Suci Indonesia.

John Owen: “the mighty, great, miraculous operations and works of the Holy Ghost” (= operasi-operasi dan pekerjaan-pekerjaan yang hebat, besar, bersifat mujijat dari Roh Kudus) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

John Owen: “by ‘the world to come,’ our apostle in this epistle intends the days of the Messiah, that being the usual name of it in the church at that time, as the new world which God had promised to create” (= dengan ‘dunia yang akan datang’, rasul kita dalam surat ini memaksudkan hari-hari / jaman dari Mesias, karena itu merupakan sebutan yang umum darinya dalam gereja pada saat itu, seperti dunia / alam semesta yang baru yang Allah telah janjikan untuk ciptakan) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

John Owen: “Wherefore these ‘powers of the world to come,’ were the gifts whereby those signs, wonders, and mighty works, were then wrought by the Holy Ghost, according as it was foretold by the prophets that they should be so” (= Karena itu / maka ‘kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang’ ini, adalah karunia-karunia dengan mana tanda-tanda, mujijat-mujijat, dan pekerjaan-pekerjaan hebat itu, yang pada saat itu dilakukan oleh Roh Kudus, sesuai dengan yang diramalkan oleh nabi-nabi bahwa harus terjadi seperti itu) - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

Kata ‘mengecap’ dalam point no 4) di atas oleh Owen juga diberlakukan untuk point ke 5) ini, dan dari kalimat dalam ay 5 terlihat dengan jelas bahwa itu memang benar. Perhatikan kalimat dari ay 5 sekali lagi.
Ay 5: dan yang mengecap (Yunani: GEUSAMENOUS) firman yang baik dari Allah dan (Yunani: TE) karunia-karunia dunia yang akan datang.
Jelas bahwa kata ‘mengecap’ itu berlaku baik untuk ‘firman yang baik dari Allah’ maupun untuk ‘karunia-karunia dunia yang akan datang’.

John Owen: “These the persons spoken of are supposed to have ‘tasted;’ for the particle te refers to geusame>nouv foregoing. Either they had been wrought in and by themselves, or by others in their sight, whereby they had an experience of the glorious and powerful working of the Holy Ghost in the confirmation of the gospel” [= Orang-orang yang dibicarakan ini dianggap telah ‘mengecap’; karena partikel TE (dan) menunjuk pada GEUSAMENOUS (mengecap) yang mendahuluinya. Atau hal-hal itu telah dilakukan dalam dan oleh diri mereka sendiri, atau oleh orang-orang lain dalam pandangan mereka, dengan mana mereka mempunyai suatu pengalaman tentang pekerjaan yang mulia dan berkuasa dari Roh Kudus dalam peneguhan dari injil] - ‘Hebrews’, vol 5, hal 83.

Setelah melihat pembahasan dari John Owen tentang kelima hal yang merupakan penggambaran dari orang-orang yang dibicarakan dalam Ibr 6:4-6 ini, marilah kita melihat bagaimana penafsiran Adam Clarke, seorang Arminian keras, tentang kelima hal ini.

Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.

1)   Tentang hal-hal no 1-3.

Adam Clarke (tentang Ibr 6:4): “‘Once enlightened.’ - Thoroughly instructed in the nature and design of the Christian religion, having received the knowledge of the truth, Heb 10:32; and being convinced of sin, righteousness, and judgment, and led to Jesus the Saviour of sinners. ‘Tasted of the heavenly gift.’ Having received the knowledge of salvation by the forgiveness of sins, through the Day Spring which from on high had visited them; such having received Christ, the heavenly gift of God’s infinite love, John 3:16; the living bread that came down from heaven, John 6:51; and thus tasting that the Lord is gracious; 1Peter 2:3, and witnessing the full effects of the Christian religion. ‘Partakers of the Holy Spirit.’ The Spirit himself witnessing with their spirits that they were the children of God, and thus assuring them of God’s mercy toward them, and of the efficacy of the atonement through which they had received such blessings” (= ‘Pernah diterangi’. - Diajar secara sepenuhnya / lengkap dalam sifat dan rancangan dari agama Kristen, telah menerima pengetahuan tentang kebenaran, Ibr 10:32; dan diyakinkan tentang dosa, kebenaran dan penghakiman, dan dibimbing kepada Yesus Kristus sang Juruselamat orang-orang berdosa. ‘Mengecap karunia surgawi’. Telah menerima pengetahuan keselamatan oleh pengampunan dosa-dosa, melalui ‘the Day Spring’ yang dari atas telah mengunjungi mereka; orang-orang yang telah menerima Kristus, karunia surgawi dari kasih yang tak terbatas dari Allah, Yoh 3:16; roti hidup yang turun dari surga, Yoh 6:51; dan dengan demikian mengecap bahwa Tuhan itu baik / murah hati / bersifat kasih karunia; 1Pet 2:3, dan menyaksikan akibat penuh dari agama Kristen. ‘Pengambil bagian dari Roh Kudus’. Roh sendiri bersaksi dengan roh mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah, dan dengan demikian memastikan / menjamin mereka tentang belas kasihan Allah terhadap mereka, dan tentang kemujaraban dari penebusan melalui mana mereka telah menerima berkat-berkat seperti itu).
Catatan:
·         Saya tak mengerti apa yang ia maksud dengan ‘the Day Spring’.
·    Bdk. Ro 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.

2)   Tentang hal-hal no 4-5.
Adam Clarke: “‘And have tasted the good word of God.’ Have had this proof of the excellence of the promise of God in sending the Gospel, the Gospel being itself the good word of a good God, the reading and preaching of which they find sweet to the taste of their souls. Genuine believers have an appetite for the word of God; they taste it, and then their relish for it is the more abundantly increased. The more they get, the more they wish to have. ‘The powers of the world to come.’ ‎Dunameis ‎‎te ‎‎mellontos ‎‎aioonos‎. These words are understood two ways: 1. The powers of the world to come may refer to the stupendous miracles performed in confirmation of the Gospel, the Gospel dispensation being the world to come in the Jewish phraseology, as we have often seen; and that ‎dunamis ‎is often taken for a mighty work or miracle, is plain from various parts of the gospels. The prophets had declared that the Messiah, when he came, should work many miracles, and should be as mighty in word and deed as was Moses; see Deut 18:15-19. And they particularly specify the giving sight to the blind, hearing to the deaf, strength to the lame, and speech to the dumb; Isa 35:5-6. All these miracles Jesus Christ did in the sight of this very people; and thus they had the highest evidence they could have that Jesus was this promised Messiah, and could have no pretence to doubt his mission, or apostatize from the Christian faith which they had received; and hence, it is no wonder that the apostle denounces the most awful judgments of God against those who had apostatized from the faith, which they had seen thus confirmed” [= ‘Dan telah mengecap firman yang baik dari Allah’. Telah mendapatkan bukti ini tentang keunggulan / keindahan / kebagusan dari janji Allah dalam mengirimkan Injil, Injil itu sendiri adalah firman yang baik dari Allah yang baik, pembacaan dan pemberitaannya mereka dapati manis bagi selera / cita rasa dari jiwa mereka. Orang-orang percaya sejati mempunyai nafsu / selera makan untuk firman Allah; mereka mengecapnya, dan lalu kesenangan mereka untuknya meningkat dengan makin berlimpah-limpah. Makin banyak mereka dapatkan, makin banyak mereka ingin dapatkan. ‘Kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang’. ‎Dunameis ‎‎te ‎‎mellontos ‎‎aioonos. Kata-kata ini dimengerti dengan dua cara: 1. Kuasa-kuasa dari dunia yang akan datang bisa menunjuk pada mujijat-mujijat yang besar sekali / mengagumkan yang dilakukan dalam peneguhan dari Injil, jaman Injil adalah ‘dunia yang akan datang’ dalam cara menggunakan kata-kata Yahudi, seperti yang telah sering kita lihat; dan bahwa DUNAMIS (kuasa) sering diartikan sebagai suatu pekerjaan yang hebat atau mujijat, adalah jelas dari bermacam-macam bagian dari injil-injil. Nabi-nabi telah menyatakan bahwa sang Mesias, pada waktu Ia datang, akan mengerjakan banyak mujijat-mujijat, dan akan sama hebatnya dalam kata-kata dan tindakan seperti Musa; lihat Ul 18:15-19. Dan mereka secara khusus menyebutkan secara terperinci pemberian penglihatan kepada orang buta, pendengaran kepada orang tuli, kekuatan kepada orang lumpuh, dan ucapan kepada orang bisu; Yes 35:5-6. Semua mujijat-mujijat ini Yesus Kristus lakukan dalam pandangan dari orang-orang ini; dan dengan demikian mereka mempunyai bukti yang tertinggi yang bisa mereka dapatkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan ini, dan tidak bisa mempunyai dalih untuk meragukan missiNya, atau untuk murtad dari iman Kristen, yang telah mereka terima; dan karena itu, tidaklah mengherankan bahwa sang rasul mengumumkan penghakiman-penghakiman yang paling menakutkan dari Allah terhadap mereka yang telah murtad dari iman, yang telah mereka lihat diteguhkan seperti itu].
Catatan: saya tak memberikan pandangan Clarke yang kedua dalam hal yang kelima ini karena akhirnya ia mengatakan bahwa pandangan pertama inilah yang benar.

Dengan membandingkan John Owen dan penafsirannya tentang Ibr 6:4-6 dengan Adam Clarke, saya kira saya telah berlaku fair / adil, karena kedua orang ini sama-sama adalah orang-orang hebat dalam Calvinisme dan Arminianisme. Dan dari perbandingan ini sangat terlihat betapa terperinci Owen membahas text ini (membahas pandangan pro dan kontra lengkap dengan ayat-ayatnya, kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang berbeda dsb) dibandingkan dengan Clarke yang membahas dengan begitu subyektif, tanpa memberikan penafsiran lain yang memungkinkan.
Catatan: perlu diketahui bahwa dalam memberikan pandangan Owen saya tidak memberikannya secara lengkap karena panjangnya pembahasan yang ia berikan, sedangkan dalam memberikan pandangan Clarke saya memberikan semua yang ia berikan. Sekalipun demikian pembahasan Owen tetap jauh lebih banyak, terperinci, dan fair (karena membahas pandangan-pandangan yang pro dan kontra, memberikan kemungkinan-kemungkinan lain dsb).
Catatan: hal yang sama terlihat kalau saudara membandingkan tulisan-tulisan saya dengan tulisan-tulisan dari Steven Liauw, Suhento Liauw, Pdt. Jusuf B. S., dan Guy Duty.

Dan dari perbandingan ini saya sendiri jauh lebih setuju dengan pandangan Owen, yang menafsirkan bahwa kelima penggambaran tentang orang-orang yang ‘murtad’ ini belum tentu merupakan penggambaran dari orang kristen yang sejati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar